Anda di halaman 1dari 4

PENGUJIAN ASAM SIANIDA SECARA KUALITATIF

Windi Riyadi1, Annisa Septiana2, Noor Syifa Inayah3*), Nur Azizah4, Bayu Aji Satrio5

Prodi Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ,
Jl. Ir. H. Juanda No.95, Ciputat 15412 Jakarta, Indonesia. Telp.(62-21) 7493606
*)Email: syifa.inayah9511@gmail.com

Abstrak

Asam sianida adalah zat molekular yang kovalen, namun mampu terdisosiasi dalam larutan air, merupakan gas yang
sangat beracun (meskipun kurang beracun dari H2S), tidak bewarna dan terbentuk bila sianida direaksikan dengan
sianida. Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui kandungan HCN pada sampel yang digunakan. Asam
sianida (HCN) merupakan suatu senyawa alami yang terdapat dalam bahan pangan seperti singkong, jengkol, umbi
gadung, dan keluwak. Asam sianida dibentuk secara enzimatis dari dua senyawa precursor (pembentuk racun) yaitu
linamarin dan mertil linamarin. Linamarin dan mertil linamarin akan bereaksi dengan enzim linamarase dari oksigen
dari lingkungan yang kemudian mengubahnya menjadi glukosa, aseton dan asam sianida. Analisis HCN dapat
dilakukan dengan 2 metode, yaitu Metode Spektrofotometri dan Metode Argentometri. Dari hasil percobaan telah
diperoleh pada daun singkong, daun bayam, ubi dan singkong tidak mengandung HCN. Sedangkan untuk kontrol
positif (KSCN) mengalami perubahan warna dari keruh menjadi warna merah pada kertas asam pikrat yang di
gantung pada leher labu Erlenmeyer.

Kata kunci : Sianida, Uji Kualitatif

I. PENDAHULUAN HCN adalah suatu racun kuat yang


menyebabkan asfiksia. Asam ini akan
mengganggu oksidasi (pengakutan O2) ke
Asam sianida adalah zat molekular yang jaringan dengan jalan mengikat enzym sitokrom
kovalen, namun mampu terdisosiasi dalam oksidasi. Oleh karena adanya ikatan ini, 02 tidak
larutan air, merupakan gas yang sangat beracun dapat digunakan oleh jaringan sehingga organ
(meskipun kurang beracun dari H2S), tidak yang sensitif terhadap kekurangan 02 akan
bewarna dan terbentuk bila sianida direaksikan sangat menderita terutama jaringan otak.
dengan sianida. Dalam larutan air, HCN adalah Akibatnya akan terlihat pada permukaan suatu
asam yang sangat lemah, pK25°= 9,21 dan tingkat stimulasi daripada susunan saraf pusat
larutan sianida yang larut terhidrolisis tidak yang disusul oleh tingkat depresi dan akhirnya
terbatas namun cairan murninya adalah asam timbul kejang oleh hypoxia dan kematian oleh
yang kuat. kegagalan pernafasan. Kadang-kadang dapat
timbul detak jantung yang ireguler.
Sifat – sifat murni HCN, yaitu mempunyai 1. Analisis HCN Metode Spektrofotometri
sifat tidak berwarna, mudah menguap pada suhu
kamar dan mempunyai bau khas. HCN Prinsip kerja metode ini adalah cianida dalam
mempunyai berat molekul yang ringan, sukar contoh diubah menjadi cianogen chloride
terionisasi, mudah berdifusi 12 dan cepat diserap (CNCl) karena bereaksi dengan chloramin T
melalui paru – paru, saluran cerna dan kulit pada pH kurang dari 8 terhidrolisa menjadi
cianat. Setelah bereaksi secara sempurna, CNCl
Asam sianida cepat terserap oleh alat membentuk warna merah biru dengan asam
pencernaan dan masuk kedalam aliran darah lalu barbiturat dalam piridin dan warna yang terjadi
bergabung dengan hemoglobin di dalam sel dibaca pada panjang gelombang 578 nanometer.
darah merah. Keadaan ini menyebabkan oksigen
tidak dapat diedarkan dalam sistem badan. 2. Analisis HCN Metode Argentometri
Sehingga dapat menyebabkan sakit atau
kematian dengan dosis mematikan 0,5-3,5 mg Argentometri adalah suatu proses titrimetri
HCN/kg berat badan. Gejala yang timbul mati dengan menggunakan larutan standar sekunder
rasa pada seluruh tubuh dan pusing – pusing. Hal perak nitrat. Sebelum digunakan sebagai titran,
ini diikuti oleh kekacauan mental dan pingsan, larutan ini harus dibakukan dulu dengan larutan
kejang – kejang dan akhirnya koma ( pingsan standar primer. Selain itu juga diperlukan suatu
lama ). Dosis yang lebih rendah dapat indikator untuk melihat parubahan pada titik
mengakibatkan sakit kepala, sesak pada akhir titrasi.
tenggorokan dan dada berdebar – debar serta
kelemahan pada otot – otot.
II. METODE PENELITIAN
HCN dapat menyebabkan tekanan pada
sistem pernafasan saraf pusat sehingga akan
terjadi kelumpuhan dan kegagalan pernafasan,
jika tidak segera ditolong akan menyebabkan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei
kematian. 2016 di Laboratorium Kimia Pusat Laboratorium
Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
HCN dalam bentuk gas maupun cairan
sangat beracun dan dikenal sebagai racun yang
Alat dan Bahan
mematikan. HCN akan menyerang langsung
serta menghambat sistem antar ruang sel, yaitu Alat yang digunakan dalam praktikum ini
menghambat sistem sitokrom oksidase dalam sel adalah Neraca, gelas ukur, erlenmeyer, gelas
– sel, hal ini menyebabkan zat pembakaran ( arloji, penanggas air, mortar, pipet ukur, dan
oksigen ) tidak dapat beredar ke tiap – tiap kertas saring, sedangkan bahan yang digunakan
jaringan sel – sel dalam tubuh. Dengan sistem dalam praktikum ini adalah sampel ( Daun
keracunan itu maka menimbulkan tekanan singkong, singkong, daun bayam, dan ubi),
sistem pernafasan saraf pusat sehingga terjadilah larutan asam tartrat 5%, larutan asam pikrat
kelumpuhan dari alat – alat pernafasan yang jenuh, dan larutan Na2 CO3 8 %
menyebabkan kegagalan pernafasan,
menghentikan pernafasan dan jika tidak Prosedur kerja
tertolong akan menyebabkan kematian. Dosis Pertama sampel ditumbuk halus dimasukkan
HCN yang dapat menyebabkan kematian adalah 25 gram ke dalam erlenmeyer, kemudian
0,5 – 3,5 mg HCN / kg berat badan ( Winarno, ditambahkan asam tartrat 5 % sebanyak 10 ml,
F.G. 1986 : 230 ).13 lalu celupkan kertas saring ke dalam larutan
asam pikrat jenuh, dan keringkan di udara (angi-
Analisis HCN dapat dilakukan dengan 2
angunkan), Setelah itu kertas saring menjadi
metode, yaitu Metode Spektrofotometri dan
kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8%, lalu
Metode Argentometri.
gantungkan kertas saring tersebut pada leher
erlenmeyer yang berisi larutan sampel, Dan dihaluskan dimasukkan ke dalam erlenmeyer,
erlenmeyer ditutup sedemikian rupa sehingga kemudian ditambahkan 5 mL asam tartrat 5% ke
kertas saring tidak bersinggungan dengan dalam masing-masing erlenmayer tersebut.
larutan. Kemudian dipanaskan erlenmeyer yang Penambahan asam tartat bertujuan untuk
berisi campuran diatas penangas air 50oC selama menghasilkan uap HCN. Uap HCN yang
15 menit dan amati perubahan pada kertas saring dihasilkan disebabkan oleh hidrogen dari asam
jika warna pikrat menjadi merah, berarti dalam tartarat (H2.C4H4O6) beraksi dengan ion CN-
bahan terdapat asam sianida. yang terlarut dalam air sehingga dihasilkanlah
uap HCN. Reaksi yang berlangsung adalah :

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 2CN-+ 2H 2HCN

Selanjutnya, kertas saring dicelupkan


kedalam asam pikrat jenuh yang kemudian
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk setelah kering dibasahi dengan Na2CO3 8%.
mengetahui kandungan HCN pada sampel yang Kertas saring yang tercelup asam pikrat
digunakan. Asam sianida (HCN) merupakan menyebabkan kertas saring menjadi
suatu senyawa alami yang terdapat dalam bahan keruh.Percobaan dilanjutkan dengan
pangan seperti singkong, jengkol, umbi gadung, menggantungkan kertas saring pada
dan keluwak. Asam sianida dibentuk secara leher erlenmayer sehingg a kertas tidak terjadi
enzimatis dari dua senyawa precursor ( kontak dengan cairan didalam erlenmayer.Kertas
pembentuk racun ) yaitu linamarin dan mertil saring yang dicelupkan kedalam asam pikrat ini
linamarin. Linamarin dan mertil linamarin akan bertujuan supaya uap HCN terperangkap
bereaksi dengan enzim linamarase dari oksigen didalam asam tersebut sehingga uap HCN yang
dari lingkungan yang kemudian mengubahnya dihasilkan dapat mengubah kertas saring yang
menjadi glukosa, aseton dan asam sianida. semula berwarna keruh menjadi merah.
Asam sianida bersifat cair, tidak berwarna
dan larut dalam air. Didalam air, asam sianida
akan terurai menjadi ammonium formiat dan zat- Tabel 1. Data Uji Kualitatif Sianida
zat amorf yang tak larut dalam air. Oleh
karenanya, salah satu cara untuk mengurangi
kadar asam sianida dalam bahan pangan perlu
Sampel Hasil
dilakukan perendaman atau pencucian.
Daun Singkong -
Kandungan asam sianida dalam satu
komoditi dapat berbeda satu sama lain. Kadar Daun Bayam -
asam sianida dipengaruhi oleh cara pemanenan
serta waktu pemanenan. Sebagai contoh adalah Singkong -
singkong. Pemanenan singkong dilakukan pada
Singkong -
saat pagi hari bukan siang maupun sore hari.
Karena pada siang dan sore hari, singkong sudah Ubi -
melangsungkan fotosintesis sehingga singkong
pun mengalami kenaikan kadar asam sianida. Kentang -

Pada praktikum ini akan dilakukan Kontrol Positif (KSCN) + ( Merah Bata )
pengujian kadar HCN pada singkong, daun
bayam, ubi kuning, daun singkong, kentang dan
kontrol positif dengan perlakuan sama dengan
Dari hasil percobaan pada Tabel 1 telah
sampel. Percobaan diawali dengan menimbang
diperoleh pada daun singkong, daun bayam, ubi
25 gram sampel dan KSCN yang telah
,singkong dan kentang tidak mengandung HCN. racun ) yaitu linamarin dan mertil
Sedangkan untuk kontrol positif (KSCN) linamarin.
mengalami perubahan warna dari keruh menjadi 2) Pada sampel Singkong, daun bayam,
warna merah pada kertas asam pikrat yang di daun singkong, dan ubi tidak
gantung pada leher labu Erlenmeyer. mengandung HCN atau menghasilkan
hasil negative
Menurut literature pada sampel singkong 3) Ubi kuning negatif mengandung HCN .
seharusnya terdapat kandungan HCN hal ini Hal ini karena tingkat kemanisan pada
mungkin dikarenakan sampel tidak dimaserasi, ubi tersebut. Dimana, yang kita ketahui
karena tujuan dari maserasi ini adalah untuk semakin tinggi kemanisan suatu umbi
melakukan penyarian zat aktif yang maka kadar HCN yang terdapat pada
terdapat pada sampel. Dimana cairan penyari umbi semakin sedikit dengan kadar
(pelarut) yang digunakan adalah H2O. HCN rendah <100>100 mg/kg
Cairan penyari akan masuk ke dalam sel
melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan DAFTAR PUSTAKA
yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar
dan diganti oleh cairan penyari dengan Agustini dkk. 2013. Penuntun Pratikum kima
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa pangan.
tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan Sofaratriyani. 2010. Singkong dan Jengkol.
di dalam sel dimana zat glucosida yang Available
at www.sofaratriyani.wordpress.com (
mengandung HCN ini akan larut dalam cairan
penyari. diakses pada tanggal 28 Maret 2011
pukul 23.34 WIB ).

Sudarmadji, Slamet, H.Bambang, Suhardi.2003.


IV. KESIMPULAN Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian.Liberty. Yogyakarta.
1) Asam sianida (HCN) merupakan suatu
senyawa alami yang terdapat dalam Winarno, F.G. 2008. Kimia pangan dan gizi.
bahan pangan seperti singkong, jengkol, Jakarta : Gramedia.
umbi gadung, dan keluwak. Asam
sianida dibentuk secara enzimatis dari
dua senyawa precursor ( pembentuk

Anda mungkin juga menyukai