PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG
REPUBLIKINDONESIA
NOMOR36 TAHUN2014
TENTANG
TENAGAKESEHATAN
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
PRESIDENREPUBLIKINDONESIA,
c. bahwa ... -
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2 -
Mengingat 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal
34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
.Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIA
dan
PRESIDENREPUBLIKINDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: UNDANG-UNDANG
TENTANGTENAGAKESEHATAN.
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal 1
4. Upaya ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4 -
18. Penerima . . .
PRESJDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Pasa12
Pasal3 ...
PRESIDEN
REPU8LIK INDONESIA
-7-
Pasa13
BAB II
Pasa14
Pasa15 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Pasa15
Pasa16
e. melakukan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9 -
Pasal 7
BABIII
Pasa18
b. Asisten ...
PRESIDEN
REPUBL.IK INDONESIA
- 10 -
Pasa19
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
Pasal 12
BABIV
PERENCANAAN,PENGADAAN,DANPENDAYAGUNAAN
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 16
Bagian Kedua
Pengadaan
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasa120
(3)Standar ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 -
Pasa121
Bagian Ketiga
Pendayagunaan
Pasa122
Pasa123
"
Pasa124
(2)Penempatan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 -
Pasa125
Pasa126
Pasal 27 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 21 -
Pasa127
Pasal28
(2) Pemerintah : ..
PRESIDEN
REPU8LIK INDONESIA
- 22 -
Pasa129
Pasal 30
(3)Dalam : ..
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 23 -
Pasal31
Pasa132
Pasa133 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
Pasa133
BABV
Pasal34
Pasa135
Pasal 36 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 25 -
Pasa136
Pasa137
c. menyusun ...
PRESIDEN
REPUSLIK INDONESIA
- 26-
Pasa138
Pasa139
Pasa140
Pasa141
Pasal42
Pasa143
BAB VI ...
PRESIDEN
REPU8LIK INDONESIA
- 28 -
BABVI
REGISTRASI DAN PERIZINAN TENAGA KESEHATAN
Bagian Kesatu
Registrasi
Pasa144
d. membuat ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 29 -
Pasa145
Bagian Kedua
Perizinan
Pasal 46
b. Rekomendasi ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 30 -
Pasa147
Bagian Ketiga
Pernbinaan Praktik
Pasa148
Bagian Keempat
Penegakan Disiplin Tenaga Kesehatan
Pasa149
BAB VII
ORGANISASIPROFESI
Pasa150
(2) Setiap. , .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 32 -
Pasa151
BAB VIII
Bagian Kesatu
Pasa152
Bagian Kedua
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing
Pasa153
Pasa154
(4) Penilaian . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 35 -
Pasa155
Pasa156
BAB IX ...
PRESIDEN
R EPUBLIK INDONES IA
- 36 -
BABIX
Pasa157
Pasal58
a. mernberikan ...
PRESIDEN
REPUSLIK INDONESIA
- 37 -
Pasa159
BABX. .'.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 38 -
BABX
PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasa160
Pasal61
Bagian Kedua
Kewenangan
Pasa162
Pasa163
Pasa164
Bagian Ketiga
Pelimpahan Tindakan
Pasa165
Bagian Keempat
Standar Profesi, Stan dar Pelayanan Profesi, dan
Standar Prosedur Operasional
Pasa166
Pasal67
Bagian Kelima
Persetujuan Tindakan Tenaga Kesehatan
Pasa168
Pasa169 ...
PRESIDEN
REPUBLtK INDONESIA
- 43-
Pasa169
Bagian Keenam
Rekam Medis
Pasal70
Pasal 71 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 44 -
Pasal 71
Pasal72
Bagian Ketujuh
Pasa173
Bagian Kedelapan : ..
PRESIDEN
REPU8L1K INDONESIA
- 45 -
Bagian Kedelapan
Pelindungan bagi Tenaga Kesehatan dan
Penerima Pelayananan Kesehatan
Pasa174
Pasal75
Pasal 76
BAB XI
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal77
Pasal 78 ...
PRESIDEN
REPU8LIK INDONESIA
- 46 -
Pasal78
Pasal 79
BAS XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasa180
Pasa181
c. mernberikan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 47 -
BAB XIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal82
d. pencabutan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 48 -
d. pencabutan izin..
(5) Tata cara pengenaan sanksi administratif terhadap
Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XIV
KETENTUAN PI DANA
Pasal 83
Pasa184
Pasa185
(2)Setiap .', .
PRESIDEN
REPUBL.IK INDONESIA
- 49 -
Pasa186
BABXV
KETENTUANPERALIHAN
Pasa187
Pasa188
Pasa189
Pasa190
(3) Sekretariat . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 51 -
BAB XVI
KETENTUANPENUTUP
Pasal91
Pasal92
Pasa193 -, , ,
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 52 -
Pasa193
Pasa194
Pasa195
Pasal96
Agar' ...
PRESIDEN
REPU8LIK INDONESIA
- 53 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG
REPUBLIKINDONESIA
NOMOR 36 TAHUN2014
TENTANG
TENAGAKESEHATAN
1. UMUM
Undang Undang tentang Tenaga Kesehatan ini didasarkan
pada pernikiran bahwa Pembukaan UUD 1945 mencantumkan cita-
cita bangs a Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional
bangsa Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mernajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu
wujud mernajukan kesejahteraan umum adalah Pembangunan
Kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif.
Kesehatan rnerupakan hak asasi manusia, artinya, setiap
orang mempunyai hak yang sarna dalam memperoleh akses
pe1ayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau juga merupakan hak seluruh masyarakat
Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
dalam rangka melakukan upaya kesehatan terse but perlu didukung
dengan sumber daya kesehatan, khususnya Tenaga Kesehatan yang
rnemadai, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun
penyebarannya.
Upaya ...
PRESIDEN
REPU8LIK INDONESIA
-2-
Perencanaan ...
PRESIDEN
REPU8L1K INDONESIA
-3 -
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasa12
Hurufa
Yang dimaksud dengan "asas perikemanusiaan" adalah
bahwa pengaturan Tenaga Kesehatan harus dilandasi
atas perikemanusiaan yang berdasarkan pad a Ketuhanan
Yang Maha Esa dengan tidak membedakan suku, bangsa,
agama, status sosial, dan ras serta tidak membedakan
perlakuan terhadap perempuan dan laki-Iaki.
Hurufb
Yang dimaksud dengan "asas manfaat" adalah bahwa
pengaturan Tenaga Kesehatan harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kernanausiaan dan
perikehidupan yang sehat bagi setiap orang.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "asas pernerataan" adalah bahwa
pengaturan Tenaga Kesehatan dimaksudkan untuk
mernberikan pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Hurufd
Yang dimaksud dengan "asas etika dan profesionalitas"
adalah bahwa pengaturan tenaga kesehatan harus
dapat mencapai dan meningkatkan profesionalisme
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik serta
memiliki etika profesi dan sikap profesional.
Huruf e ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Hurufe
Yang dimaksud dengan "asas penghormatan terhadap
hak dan kewajiban" adalah bahwa pengaturan Tenaga
Kesehatan harus bertujuan untuk menghormati hak dan
kewajiban masyarakat sebagai bentuk kesamaan
kedudukan hukum.
Huruff
Yang dimaksud dengan "asas keadilan" adalah bahwa
pengaturan Tenaga Kesehatan harus dapat memberikan
pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan
masyarakat dengan pembiayaan yang terjangkau.
Hurufg
Yang dimaksud dengan "asas pengabdian" adalah bahwa
pengaturan Tenaga Kesehatan diarahkan agar Tenaga
Kesehatan lebih mengutamakan kepentingan pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat daripada
kepentingan pribadi.
Hurufh
Yang dimaksud dengan "asas norma agama" adalah
bahwa pengaturan Tenaga Kesehatan harus
memperhatikan dan menghorrnati serta tidak
membedakan agama yang dianut masyarakat.
Huruf i
Yang dimaksud dengan "asas pelindungan" adalah bahwa
pengaturan Tenaga Kesehatan harus memberikan
pelindungan yang sebesar-besarnya bagi tenaga
kesehatan dan masyarakat.
Pasa13
Cukup jelas.
Pasa14 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Pasa14
Cukup jelas.
Pasal5
Cukup jelas.
Pasal6
Cukup jelas.
Pasa17
Cukup jelas.
Pasal 8
Huruf a
Cukup jelas.
Hurufb
Pasa19
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup j elas.
Pasal 11
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b ....
PRESIDEN
R EPUBLIK INDONESIA
-7 -
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup jelas.
Hurufd
Cukup jelas.
Hurufe
Cukup jelas.
Huruff
Cukup jelas.
Hurufg
Cukup jelas.
Hurufh
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Hurufj
Cukup jelas.
Hurufk
Cukup jelas.
Hurufl
Tenaga kesehatan tradisional yang termasuk ke
dalam Tenaga Kesehatan adalah yang telah memiliki
body of knowledge, pendidikan formal yang setara
minimum Diploma Tiga dan bekerja di bidang
kesehatan tradisional.
Hurufm ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8 -
Hurufm
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Jenis perawat antara lain perawat kesehatan masyarakat,
perawat kesehatan anak, perawat maternitas, perawat
medikal bedah, perawat geriatri, dan perawat kesehatan
jiwa,
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Cukup jelas.
Ayat (12) .. _.
PRESIOEN
REPUSLIK INDONESIA
-9 -
Ayat (12)
Cukup jelas.
Ayat (13)
Cukup jelas.
Ayat (14)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas,
Pasal14
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "disusun secara berjenjang"
adalah perencanaan yang dimulai dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah
kabupaten/ kota, Pemerintah daerah provinsi, sampai
dengan Pemerintah secara nasional.
Ayat (3)
Pemetaan Tenaga Kesehatan ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang dapat dilakukan dengan
cara pendataan, pengkajian, atau cara lain.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasa117
Cukup jelas,
Pasa118
Ayat (1)
Izin meliputi izin pembentukan institusi pendidikan baru,
penambahan jurusan, dan program studi baru.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "pernbinaan teknis" adalah
pembinaan teknis keprofesian untuk rnencapai standar
profesi atau standar Kompetensi berdasarkan
kurikulum dalam proses pendidikan.
Ayat (4)
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 19 ...
PRES1DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
Pasal19
Cukup jelas.
Pasal20
Cukup jelas.
Pasal21
Cukup jelas.
Pasa122
Ayat (I)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Aspek pemerataan merupakan upaya distribusi Tenaga
Kesehatan sesuai dengan kebutuhan melalui proses
rekrutmen, seleksi, dan penempatan.
Aspek pemanfaatan merupakan proses pemberdayaan
Tenaga Kesehatan sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.
Aspek pengembangan merupakan proses pengembangan
Tenaga Kesehatan yang bersifat multidisiplin dan lintas
sektor serta lintas program untuk meratakan dan
meningkatkan kualitas Tenaga Kesehatan.
Pasal23
Ayat (1)
Penempatan Tenaga Kesehatan dimaksudkan untuk
mendayagunakan Tenaga Kesehatan pada daerah yang
dibutuhkan, terutama daerah terpencil, tertinggal,
perbatasan dan kepulauan, serta daerah bermasalah
kesehatan.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Huruf c
Cuku P j elas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasa124
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat ini dilakukan
dengan memperhatikan berbagai faktor sehingga Tenaga
Kesehatan tersebut dapat memberikan manfaat kepada
masyarakat dan dapat berkembang sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor-faktor
terse but antara lain:
a. kondisi geografis, meliputi daerah terpencil, sangat
terpencil, daerah tertinggal, tidak diminati, serta
perbatasan dan kepulauan;
b. rnasalah kesehatarr/pola penyakit;
c. sarana, prasarana, dan infrastruktur yang tersedia;
d. rasio Tenaga Kesehatan dengan luas wilayah;
e. daerah rawan konflik atau bencana;
f. indeks pembangunan kesehatan masyarakat daerah;
g. kernampuan fiskal daerah; dan
h. lama pengabdian di daerah penempatan.
Pasa125
Cukup jelas.
Pasa126
Cukup jelas.
Pasa127
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "pelind ungan dalam pelaksanaan
tugas" adalah pelindungan terhadap tenaga kesehatan
berupa keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja
dalam menjalankan tugasnya.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasa130
Ayat (1)
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta
mengembangkan .dan menerapkan pola karier Tenaga
Kesehatan yang dilakukan secara transparan dan
terbuka.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasa131
Ayat (I)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal32
Cukup jelas.
Pasal33
Cukup jelas.
Pasa134
Cukup jelas.
Pasal35
Cukup jelas,
Pasa136
Cukup jelas.
Pasal37
Ayat (1)
Cukup jelas.
Pasa138
Cukup jelas.
Pasa139 ...
PRESIDEN
REPU8LIK INDONESIA
- 16 -
Pasa139
Cukup jelas.
Pasa140
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup jelas.
Hurufd
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruff
Pasal41
Cukup jelas.
Pasa142
Cukup jelas,
Pasa143- ...
PRESIDEN
REPUSLIK INDONESIA
- 17 -
Pasa143
Cukup jelas.
Pasa144
Cukup jelas.
Pasa145
Cukup jelas.
Pasa146
Cukup jelas.
Pasa147
Cukup jelas.
Pasa148
Cukup jelas.
Pasa149
Cukup jelas.
Pasa150
Cukup jelas.
Pasa151
Cukup jelas.
Pasa152
Cukup jelas.
Pasal53
Cukup jelas.
Pasal 54 ...
PRESIDEN
REPUBLIK_ 1:Nf_ONESIA
Pasa154
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Pasa155
Cukup jelas.
Pasa156
Cukup jelas.
Pasa157
Cukup jelas.
Pasa158
Cukup jelas.
Pasal59
Cukup jelas.
Pasal 60 ...
PRESIDEN
REPUBL.IK IN_DONESIA
- 19 -
Pasa160
Cukup jelas.
Pasal61
Praktik Tenaga Kesehatan dilaksanakan dengan kesepakatan
berdasarkan hubungan kepercayaan antara Tenaga Kesehatan
dan Penerima Pelayanan Kesehatan dalam bentuk upaya
maksimal (inspanningsverbintenis) pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan sesuai dengan Standar
Pelayanan Profesi, Standar Profesi, Standar Prosedur
Operasional, dan kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan
Kesehatan.
Pasa162
Ayat (1)
Ayat (2) .. :
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal63
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu" adalah suatu
kondisi tidak adanya Tenaga Kesehatan yang memiliki
kewenangan untuk melakukan tindakan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan serta tidak dimungkinkan
untuk dirujuk.
Tenaga Kesehatan yang dapat memberikan pelayanan di
luar kewenangannya, antara lain adalah:
a. perawat atau bidan yang memberikan pelayanan
kedokteran dan/atau kefarmasian dalam batas
tertentu; atau
b. tenaga teknis kefarmasian yang memberikan
pelayanan kefarmasian yang menjadi kewenangan
apoteker dalam batas tertentu.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasa164
Cukup jelas,
Pasa165
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Tenaga Kesehatan dalam
ketentuan ini, antara lain adalah perawat, bidan, penata
anestesi, tenaga keterapian fisik, dan keteknisian medis.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasa166
Cukup jelas.
Pasa167
Cukup jelas.
Pasal68
Ayat (1)
Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan
adalah penerima pelayanan kesehatan yang
bersangkutan. Apabila penerima pelayanan kesehatan
tidak kompeten atau berada di bawah pengampuan
(under curatele), persetujuan atau penolakan .tindakan
pelayanan kesehatan dapat diberikan oleh keluarga
terdekat, antara lain suami/Istri, ayahjibu kandung,
anak kandung, atau saudara kandung yang telah
dewasa.
Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan
nyawa Penerima Pelayanan Kesehatan, tidak diperlukan
persetujuan. Namun, setelah Penerima Pelayanan
Kesehatan sadar atau dalam kondisi yang sudah
memungkinkan segera diberi penjelasan.
Dalam hal Penerima Pelayanan Kesehatan adalah anak-
anak atau orang yang tidak sadar, penjelasan diberikan
kepada keluarganya atau yang mengantar.
Apabila ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 22 -
Pasa169
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "program Pemerintah" adalah
program yang merupakan keharusan untuk
dilaksanakan, antara lain imunisasi dan upaya lain
dalam rangka pengendalian penyakit menular, serta
penanganan bencana, termasuk wabah dan kejadian luar
biasa serta kegiatan surveilans.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 70 ...
PRESIDEN
REPU8LIK INDONESIA
- 23 -
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasa171
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal75
Cukup jelas.
Pasa! 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal79
Cukup jelas.
Pasal80
Cukup jelas.
Pasal81 ...
PRESIDEN
REPU8L1K INDONESIA
- 24 -
Pasa181
Cukup jelas.
Pasa182
Cukup jelas.
Pasal83
Cukup jelas.
Pasa184
Cukup jelas.
Pasa185
Cukup jelas.
Pasa186
Cukup je1as.
Pasa187
Cukup jelas.
Pasa188
Cukup jelas.
Pasa189
Cukup jelas,
Pasa190
Cukup jelas.
Pasa191
Cukup jelas.
Pasa192 ...
PRESIDEN
R EPUBLIK INDONESIA
- 25 -
Pasa192
Cukup jelas.
Pasal93
Cukup jelas.
Pasa194
Cukup jelas.
Pasa195
Cukup jelas.
Pasa196
Cukup jelas.