Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583

Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

Strategi Pemasaran Layanan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat II Udayana
Denpasar Tahun 2020

I Nyoman Linggih
Universitas Respati Indonesia
linggih.nyoman@yahoo.co.id

ABSTRACT
Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan
dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya (Kotler dan Keller, 2006). Saat ini rumah sakit
sudah bergeser ke arah profit oriented, hal ini karena masuknya Indonesia dalam persaingan pasar
bebas yang mengharuskan kita merubah cara pandang terhadap rumah sakit. Jumlah rumah sakit yang
semakin meningkat membuat rumah sakit bersaing untuk meningkatkan BOR. Tujuan penelitian
menyusun strategi pemasaran layanan rawat inap dalam upaya meningkatkan penjualan ruang rawat
inap Rumah Sakit Tk II Udayana. Metode Penelitian ini adalah Operational Research, menggunakan
metode kualitatif dengan informan penelitian terdiri dari direktur, manajemen SDM, kepala instalasi
rawat inap, kepala keperawatan, humas, dokter, perawat, dan 40 orang pasien rawat inap RS Tk II
Udayana. Dalam penelitian ini dipakai teknik wawancara menggunakan pedoman wawancara.
Selanjutnya ditetapkan faktor-faktor kritis untuk dianalisa melalui FGD (Focus Group Discussion) untuk
menentukan bobot (weight) dan rating dari setiap faktor-faktor kritis, sehingga dapat dilakukan analisa
dengan menggunakan EFE Matrix dan IFE Matrix selanjutnya dengan QSPM Hasil sesuai dengan hasil
analisa penelitian untuk prioritas strategi pemasaran bagi layanan rawat inap Rumah Sakit Tk II Udayana
adalah dengan Penetrasi Pasar (Market Penetration).
Kata kunci : Strategi Pemasaran, QSPM, Penetrasi Pasar

ABSTRACT
Marketing is an organizational function and set of processes for creating, communicating and delivering
value to customers and managing customer relationships in ways that benefit the organization and its
shareholders (Kotler and Keller, 2006). Nowadays, the hospital has shifted towards profit-oriented, it is
because of Indonesia's participation in free market competition which requires us to change our
perspective on hospitals. This research purpose was to develop marketing strategies for inpatient
services in an effort to increase sales of inpatient rooms at Udayana Hospital. Method for this research
is an Operational Research, using qualitative methods with research informants consisting of Director,
HR Management, Head of Inpatient Installation, Head of Nursing, Public Relations, doctors, nurses, and
40 inpatients at Udayana Hospital. Furthermore, critical factors are determined to be analyzed through
FGD (Focus Group Discussion) to determine the weight and rating of each critical factors, so that analysis
can be done using the EFE Matrix and the next IFE Matrix with QSPM. Results in accordance with the
results of the research analysis for the priority of marketing strategies for inpatient services at Udayana
Hospital is the Market Penetration.
Keywords: Marketing Strategy, QSPM, Market Penetration.

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu institusi Tujuan pemasaran rumah sakit adalah
pelayanan kesehatan yang mempunyai peran memperkenalkan rumah sakit pada
penting dalam meningkatkan derajat masyarakat luas, menginformasikan sejelas-
kesehatan masyarakat. Rumah sakit adalah jelasnya mengenai fasilitas dan kemampuan
institusi pelayanan kesehatan yang pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit
menyelenggarakan pelayanan kesehatan pada masyarakat dan segenap warga rumah
perorangan secara paripurna yang sakit, membentuk dan membina citra rumah
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat sakit melalui kepercayaan dan penghargaan
jalan dan gawat darurat”. masyarakat terhadap kemampuan rumah
Saat ini rumah sakit sudah bergeser ke arah sakit, pemanfaatan sumber daya rumah sakit
profit oriented, hal ini disebabkan karena secara optimal dan juga mengharapkan
masuknya Indonesia ke dalam persaingan terjadinya peningkatan penghasilan.
pasar bebas yang mengharuskan kita untuk Pemasaran sebagai salah satu upaya
merubah cara pandang terhadap rumah sakit. mempertahankan rumah sakit agar tetap
Seiring dengan meningkatnya pendidikan eksis dalam kompetisi yang begitu ketat
dan pertumbuhan ekonomi sosial merupakan serangkaian upaya yang harus
masyarakat dan dalam menyambut era dilakukan terus-menerus oleh semua
globalisasi, maka pemahaman akan komponen di rumah sakit.
kesehatanpun meningkat, hal ini ditandai Menurut teori Barber & Johnson, kinerja
dengan semakin kritisnya masyarakat rawat inap dinilai melalui beberapa indikator
terhadap jasa layanan yang diberikan dari antara lain BOR (Bed Occupancy Rate),
suatu rumah sakit, maka perlu upaya LOS (Length Of Stay), TOI (Turn Over
pembenahan, antara lain berorientasi kepada Interval) dan BTO (Bed Turn Over). Dari
pasien termasuk kepuasan pasien terhadap indikator tersebut diatas yang paling tepat
pelayanan rumah sakit. untuk menilai keberhasilan suatu rumah
Menghadapi berbagai perubahan yang sakit dan sekaligus untuk evaluasi maupunn
terjadi, rumah sakit harus dinamis dan bisa perencanaan adalah BOR. Rumah Sakit Tk
menyesuaikan dengan kebutuhan II Udayana merupakan rumah sakit tipe C
masyarakat ditengah berbagai kebijakan dengan 132 tempat tidur, dimana pada tahun
yang ada. Untuk tetap bertahan, rumah sakit 2019 BOR sebesar 52,98 %. Sedangkan
harus dikelola secara efektif dan efisien standar nasional untuk BOR adalah 60-80%.
dengan tetap menghasilkan layanan yang Hal ini menunjukkan kurang optimalnya
bermutu dan mampu memberikan kepuasan pemanfaatan layanan ruang rawat inap di
penuh kepada seluruh konsumennya. Untuk rumah sakit Tk II Udayana dengan melihat
menarik minat konsumen, rumah sakit harus BOR tersebut. Oleh karena itu perlu upaya
memiliki dan melaksanakan program- untuk meningkatkan BOR antara lain
program pemasaran yang efektif. dengan melakukan penelitian tentang

113

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

strategi pemasaran layanan rawat inap di RS rating menunjukan seberapa efektif


Tk II Udayana. respon faktor-faktor kritis terhadap
strategi perusahaan.

METODE
Pendekatan penelitian yang dipergunakan b. Langkah-langkah penelitian
dalam penelitian ini adalah Operational Metodologi penelitian digambarkan
Research, dengan menggunakan metode dalam bentuk langkah-langkah yang akan
kualitatif, dimana dituntut kemampuan dilakukan peneliti yaitu antara lain :
analitik peneliti untuk mendapatkan suatu 1) Observasi dan Studi Literatur
analisis perencanaaan strategi pemasaran Langkah awal yang perlu dilakukan
layanan ruang rawat inap di RS Tk II adalah melakukan pengamatan awal
Udayana. untuk mendapatkan gambaran dari
Dalam penelitian ini, fokus penelitian kondisi sebenarnya objek yang akan
lebih mengarah kepada penjelasan mengenai diteliti. Studi literatur digunakan untuk
kondisi internal dan eksternal perusahaan mempelajari teori dan ilmu
dan juga bauran pemasaran yang ada untuk pengetahuan yang berhubungan
memformulasikan alternatif strategi yang dengan permasalahan yang akan
layak dan sesuai bagi perusahaan. diteliti.
a. Teknik Pengumpulan Data 2) Identifikasi Masalah
Teknik pengumpulan data yang Identifikasi masalah yakni
dilakukan adalah sebagai berikut : mengidentifikasi secara detail ruang
1) Wawancara lingkup permasalahan pada sistem
Melakukan wawancara dengan cara yang akan diteliti. Identifikasi masalah
mengadakan tanya jawab dengan direksi, dilakukan dengan tujuan mencari
staf managemen khususnya kepala penyebab timbulnya masalah dan
keperawatan, manajemen SDM, Humas kemudian mencari permasalahan yang
dan staf pelayanan termasuk dokter dan terjadi.
perawat serta 40 pasien yang di rawat di 3) Perumusan Masalah
RS Tk II Udayana. Setelah mengidentifikasi masalah
2) FGD ( Fokus Gruop Discussion ). dengan seksama dengan BOR pada
Ditetapkan faktor-faktor kritis untuk tahun 2019 sebesar 52,98% maka
salah satu upaya yang penting untuk
dianalisa dan juga menentukan bobot
mengatasi rendahnya tingkat BOR
(weight) dan rating dari setiap faktor- rumah sakit adalah dengan
faktor kritis, sehingga dapat dilakukan mengembangkaan strategi pemasaran
analisa dengan menggunakan EFE yang terstruktur, maka masalah
Matrix dan IFE Matrix. Sejauh mana penelitiannya bagaimana strategi
tingkat kepentingan faktor kritis terhadap pemasaran layanan ruang rawat inap di
RS Tk II Udayana.
organisasi menentukan bobot, sedangkan

114

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

4) Penentuan Tujuan seberapa efektif respon faktor-faktor


Tujuan penelitian ditentukan kritis terhadap strategi pemasran.
berdasarkan rumusan masalah yang 7) Analisis dan Pembahasan
telah dijabarkan sebelumnya yaitu
Selanjutnya dianalisa dengan
menyusun strategi pemasaran layanan
ruang rawat inap dalam upaya menggunakan IE Matrix dan TOWS
meningatkan penjualan ruang rawat Matrix untuk mengetahui posisi mana
inap di Rumah Sakit Tk II Udayana pelayanan rawat inap dan alternatif
5) Pengumpulan Data strategi yang tepat untuk dijalankan.
Pengumpulan data dilakukan Setelah diketahaui alternatif-alternatif
dengan cara data primer yang berasal strategi terpilih, kemudian dilanjutkan
dari wawancara diperiksa dengan mencocokan beberapa
kelengkapannnya, kemudian data yang alternatif-alternatif strategi terpilih.
telah ada dihitung prosentase dari Tahap terakhir adalah menentukan
masing-masing kelas perawatan. Data prioritas strategi. Melalui FGD (Focus
yang dibutuhkan melalui wawancara Group Discussion), prioritas strategi
dalam penelitian ini meliputi data akan dipilih dengan melakukan
internal dan eksternal Rumah Sakit. penghitungan QSPM (Quantitive
6) Pengolahan Data Strategic Planning Matrix). Di dalam
Setelah data primer terkumpul dari QSPM ditemukan: Total
wawancara, dan diperiksa Atractiveeness Score (TAS) sebagai
kelengkapannnya, kemudian data yang perkalian antara Atractiveeness Score
telah ada dihitung prosentase dari (AS) dari 1 sampai 4 (tidak ada
masing-masing kelas perawatan, keterkaitan sampai sangat terkait)
kemudian dikelompokkan lalu dengan Weight (W) yang menunjukan
dianalisis dan dibandingkan prosentase pengaruh faktor-faktor
berdasarkan teori yang ada. kritis. Strategi dengan jumlah TAS
Selanjutnya ditetapkan faktor-faktor tertinggi merupakan prioritas strategi
kritis untuk dianalisa melalui FGD yang seharusnya dikembangkan.
(Focus Group Discussion). 8) Penarikan Kesimpulan dan Saran
Selanjutnya FGD juga menentukan Penarikan kesimpulan dan saran
bobot (weight) dan rating dari setiap merupakan tahap terakhir penelitian
faktor-faktor kritis, sehingga dapat ini, yang berisi kesimpulan yang
dilakukan analisa dengan diperoleh dari hasil pengumpulan,
menggunakan EFE Matrix dan IFE pengolahan, dan analisis yang
Matrix. Sejauh mana tingkat menjawab tujuan penelitian yang
kepentingan faktor kritis terhadap ditetapkan. Selanjutnya, akan
oraganisasi menentukan bobot, diberikan saran-saran yang dianggap
sedangkan rating menunjukan penting dan mungkin untuk
ditindaklanjuti baik untuk kepentingan

115

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

perusahaan maupun untuk dapat menjadi penghambat bagi


penyempurnaan bagian penelitian perkembangan perusahaan.
selanjutnya. 3) Total skor tertimbang 2,89 yang
diperoleh dari hasil analisis IFE
HASIL menunjukkan bahwa perusahaan
berada pada posisi internal rumah sakit
Tahap Input (Input Stage) Tahap
cukup kuat untuk meminimalisir
Input dalam strategy-formulation
kelemahan
framework terdiri dari Matriks IFE dan
Matriks EFE. Tahap Input ini meringkas
Tabel 1 IFE Matrix Rawat Inap RS Tk II
informasi dasar yang dibutuhkan untuk
Udayana
memformulasikan strategi.
No Key Internal Faktor Weight Rating WR
Strength
Analisis Matriks Internal Faktor
Evalusi (IFE) 1 Rujukan Dokter Intern 0,075 3 0,23

Matriks IFE merupakan rumusan 2


Paket kamar lengkap
0,150 3 0,45
(VIP sampai kelas 3)
analisis lingkungan internal. Matriks ini
3 Harga terjangkau 0,125 4 0,50
memberikan rangkuman dan evaluasi Kerjasama dengan
4 0,070 4 0,28
kekuatan dan kelemahan utama dalam perusahaan/asuransi
Visi dan Misi sudah
berbagai bidang fungsional pada suatu 5
dipahami
0,050 3 0,15

unit usaha. Matriks IFE juga memberikan 7


Poliklinik spesialis
0,250 4 1,00
lengkap
dasar pengenalan dan evaluasi hubungan
2,61
antar bidang-bidang fungsional tersebut.
Weakness
Bobot dan rating pada matriks IFE ini
1 Jumlah SDM kurang 0,04 1 0,04
ditentukan berdasarkan pada hasil FGD
2 Pengalaman perawat
yang di berikan kepada staf manajemen. kurang
0,04 1 0,04

Dari matriks tersebut dapat diambil 3 Kepuasan kerja perawat


0,06 1 0,06
kurang
beberapa kesimpulan yang 4 Perhitungan analisis biaya
0,01 1 0,01
menggambarkan kondisi internal belum spesifik
5 Strategi pemasaran belum
perusahaan, yaitu ; ada
0,09 1 0,09

1) Pada faktor kekuatan, hasil 6 Alokasi dana promosi


0,04 1 0,04
kecil
tertinggi dengan bobot 0,250 dan
0,28
rating 4 dengan skor total 1,00 yaitu
Score 1,000 2,89
kualitas produk yang bagus.
2) Sedangkan pada faktor kelemahan,
faktor strategi pemasaran yang belum
ada yang memiliki bobot 0,09 dan
rating 1 dengan skor total 0,09
menunjukkan bahwa faktor tersebut

116

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

bagi perusahaan yang bergerak dalam


Analisis Matriks External Facttor bidang layanan untuk meningkatkan
Evaluation (EFE) BOR Rumah Sakit.
2) Sedangkan pada faktor ancaman,
Tabel 2. EFE Matrix Rawat Inap RS Rumah Sakit pesaing yang memiliki
Tk II Udayana bobot 0,159 dan rating 4 dengan total
No Key External Faktor Weight Rating WR skor 0,64 menunjukkan bahwa faktor
tersebut berpengaruh bagi rumah sakit
Opportunities
karena dengan banyaknya pesaing
Peningkatan jumlah
1 0,085 2 0,17
penduduk rumah sakit. Informan akan lebih
Peningkatan Pendidikan
2 0.072 1 0,07 mudah memilih rumah sakit yang
masyarakat
Peningkatan pertumbuhan diinginkan.
3 0,059 2 0,12
ekonomi dan PDB
Kebijakan/peraturan
3) Total skor tertimbang 2,82 yang
4 0,055 2 0,11
pemerintah diperoleh dari hasil analisis EFE
Banyaknya fasilitas
5
kesehatan di sekitar
0,125 4 0,50 menunjukkan bahwa perusahaan
6
Pangsa pasar menengah ke
0,135 3 0,41
berada pada kondisi di atas rata-rata
bawah
untuk menghadapi peluang dan
Lokasi strategis
7 0,175 3 0,53
ancaman.
1,91

Threats Analisa Matching Matriks IE


1
Rumah Sakit pesaing
0,159 4 0,64
Berdasarkan kedua total nilai diatas
Undang-undang rumah maka pada tahap berikutnya dilakukan
2 0,135 2 0,27
sakit penetapan posisi rumah sakit dengan
0,91 menggunakan matriks IE seperti terlihat
Score 1,0 2,82 pada gambar di bawah ini
Matriks EFE digunakan untuk
merangkum peluang dan ancaman pada
suatu unit usaha. Analisis matriks EFE
dilakukan perhitungan yang sama dengan
matriks IFE. Dari matriks EFE diambil
beberapa kesimpulan yang
menggambarkan kondisi eksternal
perusahaan, yaitu :
1) Pada faktor peluang, hasil tertinggi
didapat dengan bobot 0,175 dan rating
3 dengan skor total 0,53 yaitu lokasi
Terlihat pada IE Matrix bahwa rawat
strategis yang dimiliki oleh Rumah
inap rumah sakit Tk II Udayana terletak
Sakit Tk II Udayana yang dapat
pada sel V adalah Hold and Maintain
menjadi peluang yang cukup besar
117

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

Strategic. Strategi yang tepat untuk posisi biaya


belum
ini adalah strategi penetrasi pasar (market spesifik
penetration) dan pengembangan produk  Strategi
pemasaran
(product development). belum ada
Strategi market penetration adalah  Alokasi
dana
upaya untuk meningkatkan pangsa pasar promosi
terhadap produk yang sudah ada melalui kecil
External Future Quadrant:
peningkatan pemasaran, sedangkan Opportunities:
product development adalah upaya untuk  Related
 Peningkatan Diversification
meningkatkan penjualan melalui jumlah  Vertical
peningkatan mutu atau memodifikasi penduduk Integration
 Peningkatan  Market
produk layanan yang sudah ada, biasanya Pendidikan Penetration
memerlukan penelitian. masyarakat  Product
 Peningkatan Development
pertumbuhan  Market
TOWS Matrix ekonomi dan Development
PDB
Pada IE Matrix terlihat bahwa nilai  Kebijakan/perat
strength (2,61) lebih tinggi dari uran pemerintah
 Banyaknya
weaknesses (0,28) dan nilai opportunity Fasilitas
(1,91) lebih besar dari threats (0,91), Kesehatan
disekitar
sehingga pada TOWS Matrix alternatif  Pangsa pasar
strategi yang dianjurkan berada pada menengah ke
bawah
Future Quadrant terdiri dari: Vertical  Lokasi strategis
Integration (forward dan backward), External Threats:
Market Development, Product  Rumah sakit
Development, Market Penetration dan pesaing
 Undang –
Related Diversification, yaitu menambah
undang Rumah
produk atau jasa baru yang secara jelas Sakit
masih berhubungan.
Tabel 3 TOWS Matrix Tahap Pengambilan Keputusan dan
Internal Strenghs: Internal
Pemilihan Strategi (Decision Stage)
Weaknesses
 Rujukan Dokter Dari berbagai alternatif strategi yang
Interna  Jumlah
 Paket kamar SDM
telah di dapat, akan dipilih satu strategi
lengkap kurang pilihan yang akan diterapkan pada
 Harga terjangkau  Pengalama
perusahaan. Untuk memilih strategi mana
 Kerjasama n perawat
dengan kurang yang akan digunakan, maka dipakai
perusahaan/asura  Kepuasan
Analisis QSPM (Quantitative Strategic
nsi kerja
 Visi & Misi perawat Planning Matrix) atau disebut juga
sudah dipahami kurang
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif.
 Poliklinik  Perhitunga
spesialis lengkap n analisis QSPM adalah alat yang memungkinkan
118

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

penyusun strategi untuk mengevaluasi  Peningkatan


pertumbuhan 0,059 3 0,18 2 0,12
alternatif strategi secara obyektif, ekonomi dan
berdasarkan keberhasilan kunci internal PDB
 Kebijakan/perat
dan eksternal yang telah diidentifikasi uran 0,055 2 0,11 2 0,11
sebelumnya. Adapun alternatif strategi pemerintah
 Banyaknya
yang akan dipilih untuk dianalisis dengan Fasilitas 0,125 4 0,50 4 0,50
QSPM adalah pengembangan produk Kesehatan
disekitar
serta penetrasi pasar. Dalam QSPM,  Pangsa pasar
pemberian bobot dan nilai AS menengah ke 0,135 3 0,41 4 0,54
bawah
diperhitungkan secara obyektif  Lokasi strategis 0,175 3 0,53 3 0,53
berdasarkan hasil FGD dengan pihak Threats/Ancaman
 Rumah sakit
manajemen Rumah Sakit Tk II Udayana. 0,159 3 0,48 4 0,64
pesaing
Nilai bobot sama dengan pemberian  Undang-
0,135 3 0,41 3 0,41
bobot pada Matriks EFE dan IFE, undang Rumah
Sakit
sedangkan AS merupakan nilai yang Strengths/Kekuatan
menunjukkan keterikatan untuk masing-  Rujukan dokter
intern
masing strategi yang dipilih. Nilai tabel  Paket kamar 0,075 3 0,23 3 0,23
TAS diperoleh dengan cara mengalikan lengkap
 Harga 0,150 3 0,45 4 0,60
bobot dengan nilai AS. Hasil dari analisis terjangkau
QSPM akan ditunjukkan pada Tabel 4 di  Kerjasama 0,125 4 0,50 3 0,38
dengan
bawah ini. Dari hasil QSPM yang telah perusahaan 0,070 3 0,21 3 0,21
dianalisis, diperoleh nilai 6,55 untuk /asuransi
 Visi & Misi
strategi penetrasi pasar, dan nilai 6,15 sudah dipahami
untuk pengembangan produk sehingga  Poliklinik 0,050 3 0,15 4 0,20
Spesialis
dapat disimpulkan bahwa perusahaan lengkap 0,530 2 1,06 2 1,06
lebih baik mempertimbangkan strategi
Weaknesses/Kelema
penetrasi pasar sebagai strategi utama han
yang akan dipilih.  Jumlah SDM
kurang 0.04 3 0,12 3 0,12
 Pengalaman
Tabel 4 QSPM Matriks Rawat Inap RS perawat kurang 0,04 3 0,12 3 0,12
 Kepuasan kerja
Tk II Udayana perawat kurang 0,06 2 0,12 2 0,12
Alternative Strategi  Perhitungan
Bobo
Product Market analisis biaya 0,01 4 0,04 3 0,03
t
Development Penetration belum spesifik
(w)
AS TAS AS TAS  Pemasaran
Opportunities/Pelua belum optimal 0,09 2 0,18 3 0,27
ng:  Alokasi dana
 Peningkatan promosi kelic 0,04 3 0,12 3 0,12
jumlah 0,085 2 0,17 2 0,17
penduduk Total 6,15 6,55
 Peningkatan
Pendidikan 0,072 2 0,14 1 0.07
masyarakat

119

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

Langkah-langkah Strategis dokter dari RS Tk II Udayana


Dari hasil analisis QSPM maka diperoleh sebagai narasumber
strategi penetrasi pasar sebagai strategi d) Menambah jam layanan
e) Menambah fasilitas rawat inap
utama dari dua alternatif strategi yang
dan rawat jalan
ada yaitu strategi penetrasi pasar dan
f) Melaksanakan In House Traning
pengembangan produk. Strategi penetrasi
tentang komunikasi efektif dan
pasar adalah strategi yang memerlukan
sosialisasi kode etik keperawatan
usaha-usaha untuk meningkatkan market
g) Melakukan monitoring mutu
share suatu produk atau jasa melalui
asuhan keperawatan secara berkala.
usaha-usaha pemasaran yang lebih besar.
Dari hasil FGD disepakati beberapa
program yang akan dilaksanakan untuk KESIMPULAN
memajukan Rumah Sakit Tk II Udayana 1) Faktor-faktor internal yang menjadi
adalah : kekuatan adalah rujukan dokter intern
1) Strategi (rawat jalan dan IGD), paket kamar
a) Pengembangan potensi-potensi cukup lengkap, harga kamar yang
yang menjadi kekuatan rumah sakit terjangkau, adanya kerjasama dengan
b) Pengembangan layanan perusahaan/asuransi, visi dan misi
poliklinik rawat jalan rumah sakit yang sudah dipahami, serta poliklinik
c) Pengembangan SDM secara spesialis yang lengkap. Sedangkan
kualitas dan kuantitas faktor-faktor yang menjadi kelemahan
2) Taktik adalah perawat masih ada yang kurang
a) Menambah poliklinik rawat terampil, tingkat kepuasan perawat
jalan diluar empat pelayanan dasar terhadap gaji kurang, belum adanya
rumah sakit tipe C strategi pemasaran, dan minimnya
b) Menambah dokter spesialis baik alokasi dana untuk promosi
untuk empat pelayanan dasar dan 2) Faktor-faktor eksternal yang
diluar pelayanan dasar menjadi peluang adalah peningkatan
c) Memfasilitasi DPJP untuk selalu jumlah penduduk Bali, jumlah
membawa pasien ke rumah sakit pendidikan masyarakat meningkat,
3) Program meningkatnya laju pertumbuhan
a) Melakukan promosi rumah sakit ekonomi dan kebijakan/peraturan
dengan menggunakan website pemerintah yang mendukung,
ataupun penyebaran leaflet banyaknya fasilitas kesehatan di
b) Memperkuat jaringan rujukan sekitar, besarnya pangsa pasar
BPJS dengan menjalin kerjasama
golongan menengah ke bawah dan
dengan Faskes Tingkat I (PPK 1)
BPJS yang berada di sekitar RS lokasi strategis dari rumah sakit.
c) Melakukan siaran di radio dan Sedangkan faktor-faktor yang menjadi
TV lokal seputar kesehatan dengan

120

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit E-ISSN: 2865-6583
Volume 4 no 1, April 2020 P-ISSN: 2865-6298

ancaman adalah rumah sakit pesaing [4] Assauri Sofjan, 2002 Manajemen Pemasaran
disekitarnya. Dasar, Kosep dan Strategi, Jakarta, PT Raja
3) Analisa dari setiap faktor tersebut Grafindo Perkasa.
dilakukan dengan menggunakan IE
[5] Aniroen, S; 1996. Kebijakan Departemen
Matrix dan TOWS Matrix, serta Kesehatan RI Dalam Upaya Peningkatan
dilakukan pencocokan terhadap Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Cermin
alternatif strategi yang disarankan, Dunia Kedokteran Edisi Khusus, 1991
maka menghasilkan dua tipe alternatif
strategi yaitu product development dan [6] Amstrong, G, Kotler, P, 1997 Prinsip-
market penetration, yang kemudian prinsip Pemasaran, Terjemahan, Erlangga,
Edisi Ketiga, Jakarta
dianalisis dengan QSPM sehingga
[7] Boediarso, A.W, 1993Perumusann Strategi
didapatkan strategi prioritas, Dalam Kegiatan Pemasaran Rumah Sakit,
yaitu:market penetration Kumpulan Makalah Manajemen Pamasaran
4) Rencana strategi yang tepat untuk Rumah Sakit, Pasca Kongres PERSI, Jakarta
memasarkan pelayanan rawat inap
Rumah Sakit Tk II Udayana adalah [8] Budi Karmawan, 2016, Penyusunan
menggunakan strategi market Rencana Strategis Rumah Sakit Pertamina
Jaya Tahun 2017-2022,Tesis Program Studi
penetration, yaitu melakukan, promosi
Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah
dan kerjasama baik dengan fasilitas Sakit Indonesia Departemen Administrasi
kesehatan sekitarnya maupun dengan dan Kebijakan Kesehatan Fakultas
perusahaan/asuransi. Kesehatan Masyarakat UI

[9] Broto Wasisto, 1993 Kebijakan


DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Rumah Sakit Salam
Pembangunan Jangka Panjang Tahap II,
[1] Anastasia Yekti Heningnurani, 2019 Strategi Kongres ke IV PERSI dan Hospital Expo ke
Pemasaran RSUD H Abdul VII, Jakarta
Manap Kota Jambi, Program Pasca Sarjana
Kajian Administrasi Rumah Sakit Indonesia [10] Crave David W, 1999 Pemasaran
Departemen Administrasi dan Kebijakan Strategi Edisi ke empat, Jakarta, Penerbit
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Erlangga
Indonesia, Jurnal Administrasi Rumah Sakit
Indonesia [11] Forstyh, 1997 Marketing Profesional
Services, Terjemahan, PT. Gramedia
[2] Aditama Tjandra Yoga, 2006 Manajemen Pustaka Utama, Jakarta
Administrasi Rumah Sakit, Depok, Penerbit
Universitas Indonesia [12] Kertajaya, H, 1997 Marketing Plus,
Pustaka Sinar Harapan Jakarta
[3] Anatasia Diana, Fandy Tjiptono, 2000
Prinsip dan Dinamika Pemasaran, Yogya, J
& J Learning

121

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI

Anda mungkin juga menyukai