Aktualisasi Pretest Dan Postest
Aktualisasi Pretest Dan Postest
Abstrak
Kasus penderita Hipertensi yang melalukan perawatan di PUSKESMAS Balerejo
Kabupaten Madiun masuk kategori Tinggi. Pasien dengan keluhan dan diagnose
Hipertensi masuk dalam kriteria 2 dari daftar 10 penyakit yang ditangani di
PUSKESMAS Balejero selama periode Januari-Juni 2021. Salah satu upaya
pencegahan dapat dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi secara rutin kepada
pengunjung puskesma. Sosialiasi yang dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan
Leaflet yang isinya terkait dengan pengetahuan diet seimbang. Berdasarkan hasil
analisis terdapat peningkatan pengetahuan pasien mengenai diet seimbang setelah
mendapatkan sosialisasi dari dokter dan media leaflet diet seimbang. Impletementasi
pola hidup sehat dan diet seimbang diharapkan menjadi gaya hidup masyarakat
sehingga terjadi penuruan kasus penyakit hipertensi di Puskesmas Balerejo
Kata kunci: Diet Seimbang; Hipertensi; Leaflet Sosialisasi
PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Menurut Kemenkes (2013) prevalensi penderita hipertensi diprediksikan tahun 2025
sebanyak 29% didunia, 31,7% di Indonesia. Kemenkes (2013) menyatakan bahwa
hipertensi merupakan faktor resiko utama kematian akibat Penyakit Tidak Menular di
dunia dan meningkat dari 41,7% menjadi 60%. Hipertensi disebut sebagai “sillent killer”
karena terjadi tanpa tanda dan gejala (Seke dkk., 2016). Sebanyak 76,1% populasi tidak
sadar telah menderita hipertensi. Apabila hipertensi tidak segera diobati akan
mengakibatkan komplikasi penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan.
Prevalensi hipertensi di Indonesian berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 yang
didapat melalui pengukuran tekanan darah pada penduduk umur 18 tahun ke atas yaitu
sebesar 25,8% (Kemenkes, 2013). 31,7% atau 1 dari 3 orang mengalami hipertensi. Sekitar
75% penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi. (Djohan,
2004) Mereka baru menyadari jika telah terjadi komplikasi. Meningkatnya prevalensi
hipertensi dikaitkan denganpertumbuhan penduduk, penuaan dan faktor risiko perilaku,
seperti diet tidak sehat, merokok, mengkonsumsi alkohol, kurangnya aktivitas fisik,
kelebihan berat badan dan stress yang terus-menerus. (Alfian dkk., 2017; Yonata &
Pratama, 2016).
Kasus hipertensi di Puskesmas Balerejo tergolong masih tinggi. Dalam daftar 10
besar penyakit, Hipertensi menempati peringkat ke-2. Jumlah total pasien Hipertensi yang
berkunjung ke pelayanan rawat jalan Puskesmas Balerejo Kabupaten Madiun selama Bulan
Januari - Juni 2021 adalah 1028 pasien (21,8%) dari total kunjungan sebanyak 4710
pasien. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal atau optimal
yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Penyakit ini dikategorikan
sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi
sebelum memeriksakan tekanan darahnya (Agrina dkk., 2011).
Untuk menangani kasus hipertensi, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi
perlu terapi dietetik dan perubahan gaya hidup yang sehat seperti diet yang seimbang baik
dari gizi makanan yang dikonsumsi dan menjaga stamina tubuh dengan rutin berolahraga
(Suprayitno & Wahid, 2019). Diet seimbang merupakan penerapan pola konsumsi yang
terdiri dari kombinasi makanan dengan komposisi seimbang dan beragam, mulai dari
sumber karbohidrat, protein, lemak baik, vitamin, mineral, serat dan air (Agrina dkk.,
2011). Hanya saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang
merepotkan dan tidak menyenangkan. Karena hal yang tidak menyenangkan maka
kepatuhan pasien hipertensi terhadap program dietnya yang mayoritas adalah patuh
memang lebih besar karena keinginan untuk kesembuhan sangat dipengaruhi karena
adanya dukungan keluarga seperti yang terlihat saat peneliti berkunjung bahwa sebagian
besar pasien ditemani olah pihak keluarga.
Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah
dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan
untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, penyakit
kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke, serta menurunkan tingginya kadar
lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif
lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus. Pengetahuan
akan diet seimbang, baik melalui konseling dan media sosialiasi perlu disampaikak kepada
para pasien. Dengan memiliki pengetahuan yang memadai, dan kepatuhan untuk
menjalankannya diharapkan dapat meningkatan kualitas dari kehidupan pasien.
METODE
Tahapan awal dimulai dengan melakukan analisis permasalahan, kemudian
dilanjutkan dengan menentukan alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Draf leafel yang telah disusun dikonsultasikan dengan dengan ahli dalam hal ini kepala
puskesmas dan rekan sejawat. Setelah leaflet mendapatkan persetujuan maka selanjutnya
di produksi untuk di gunakan dalam tahapan sosialisasi kepada para pasien di
PUSKESMAS Balejerjo.
Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka penelitidapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Adapun penentuan jumlah sampel yang dikembangkan (Sugiyono, 2012) adalah ukuran
sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Pengetahuan
tentang diet seimbag pada kegiatan ini dilakukan dengan pretest dan postest. Sampel
responden yang diambil dalam kegiatan aktualisasi disini sebanyak 30 responden yang
memenuhi dalam kriteria inklusi.
Tabel 1. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi.
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
1. Pasien dengan tekanan darah lebih dari 1. Pasien dengan tekanan darah kurang dari
140/90 mmHg 140/90 mmHg
2. Pasien yang datang ke ruang pelayanan 2. Pasien yang datang ke ruang pelayanan
dengan kondisi baik dalam kondisi buru atau gejala akut berat
3. Pasien bersedia menjadi responden 3. Pasien tidak bersedia jadi responden
Soal pretest dan postest yang digunakan untuk insturmen pada penelitian ini beresta
media leaflet yang digunakan untuk kegiatan sosialiasi telah dikonsultasikan kepada
Kepala Puskesmas, di mintakan saran dan pendapat dari teman sejawat. Beberapa masukan
yang diberikan oleh sejawat dan atasan dalam penyusunan media leafet diantaranya:
a. Pembuatan leaflet harus memperhatian isi materi
b. Kontek dibuat semenarik mungkin dan tidak mengandung unsur sara
Leaflet yang digunakan untuk sosialiasi seperti pada gambar 3 dan gambar 4.
Diet hipertensi dalam variabel ini makan makanan yang direkomendasikan dan
menghindari makanan atau minuman yang dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah,
dengan penekanan peningkatan makan buah dan sayuran setiap hari (Suyoto dkk., 2020).
Menurut Nita (2018) hipertensi dapat diatasi dengan beberapa cara, salah satunya diet.
Pengetahuan akan diet seimbang bagi pasien hipertensi merupakan sebuah keharusan.
Pasien yang memiliki penyakit Hipertensi di wilayah Puskesmas Balerejo diharapkan
benar-benar mengimplementasikan pola hidup yang sehat dengan diet seimbang.
Implementasi dan kepatuhan pasien dengan pola diet seimbang perlu dukungan penuh dari
anggota keluarga, agar pasien segera dapat mendapatkan kesembuhan.
SIMPULAN
Media Leaflet dapat dijadikan alternatif sumber penambah pengetahuan masyarakat
dan untuk meningkatkan perilaku masyarakat terutama orang yang memiliki penyakit
Hipertensi agar lebih memperhatikan pola hidup sehat dengan diet seimbang. Sosialisasi
diet seimbang pada pasien dengan hipertensi di Puskesmas diharapkan untuk senantiasa
terus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan agar pengetahuan pasien dapat
meningkat dan dengan meningkatnya pengetahuan pasien diharapkan meningkatkan
kualitas pola hidup sehat dengan menerapkan diet seimbang pada masyarakat pada
umumnya dan pada pasien dengan hipertensi pada khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Balerejo.
DAFTAR PUSTAKA
Agrina, A., Rini, S. S., & Hairitama, R. (2011). Kepatuhan lansia penderita hipertensi
dalam pemenuhan diet hipertensi. Sorot, 6(1), 46-53.
Alfian, R., Susanto, Y., & Khadizah, S. (2017). Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Dengan
Penyakit Penyerta Di Poli Jantung RSUD Ratu Zalecha Martapura. Jurnal
Pharmascience, 4(1).
Djohan, T. B. A. (2004). Penyakit Jantung Koroner dan Hipertensi. Ahli Penyakit Jantung
Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara, 1-7.
Nita, Y. (2018). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien hipertensi di
Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru Tahun 2017. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(1),
90-97.
Seke, P. A., Bidjuni, H., & Lolong, J. (2016). Hubungan kejadian stres dengan penyakit
hipertensi pada lansia di balai penyantunan lanjut usia senjah cerah kecamatan
mapanget kota manado. Jurnal Keperawatan, 4(2).
Suprayitno, E., & Wahid, A. (2019). Pendampingan Tentang Penyakit Hipertensi Dan
Perawatan Keluarga Dengan Hipertensi. Seminar Nasional Hasil Pengabdian
Kepada Masyarakat,
Suyoto, S., Agushybana, F., & Suryoputro, A. (2020). Pengaruh Penggunaan Aplikasi
Patuh Terhadap Kepatuhan Melakukan Diet Hipertensi pada Pasien Hipertensi di
Kabupaten Wonosobo. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UNSIQ, 7(1), 31-37.
Utami, A. P. D., Kurdanti, W., & Suryani, I. (2020). Boodidash (Booklet Diet DASH)
Dapat Memperbaiki Pengetahuan, Asupan Serat, dan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi di Puskesmas Gamping I. Jurnal Nutrisia, 22(2), 69-77.
Yonata, A., & Pratama, A. S. P. (2016). Hipertensi sebagai faktor pencetus terjadinya
stroke. Jurnal Majority, 5(3), 17-21.