Anda di halaman 1dari 16

Penerapan Teknologi Informasi (IT) dalam Proses Pembelajaran di Prodi

Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry


Oleh: Dra. Muhsinah, M.Ag

Abstrak

Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan
dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, salah satu permasalahan pendidikan
dewasa ini sebagai suatu kecacatan ialah proses belajar mengajar konvensional yang
mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, dan pelatih
dengan peserta latihan. Sistem pendidikan konvensional adalah sangat tidak efektif karena
tidak mengakomodir cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan adanya
yang begitu cepat dalam dunia global saat ini. Sistem konvensional dalam proses
pembelajaran di lembaga pendidikan seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya
media komunikasi multimedia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Prodi KPI Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry, sudah sepatutnya dilakukan modernisasi pada
aspek metodologi pembelajaran, khususnya dalam bidang penggunaan media dan sumber
belajar dalam bentuk pemanfaatan IT untuk mengantisipasi persaingan global dalam dunia
pendidikan. Di samping itu, Prodi KPI dituntut untuk mampu mempersiapkan alumni (out-
put) yang handal dan memiliki kemampuan yang komprehensif baik dari aspek keilmuan
(teoritis) maupun dari aspek praktis, yaitu penguasaan teknologi informasi untuk menunjang
profesinya.

Kata Kunci: Teknologi Informasi, KPI, Proses Pembelajaran

A. Pendahuluan

Secara umum dunia pendidikan belum pernah benar-benar menjadi wacana

yang publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan

baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan.

Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi

perhatian.

Upaya-upaya peningkatan kualitas mutu serta kuantitas yang membawa nama

pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat ini, belum

nampak hasil dari usaha tersebut. Apabila dilihat dari sudut pandang nasional, usaha

yang dilakukan oleh pemerintah masih bersifat konstitusional demi mendapatkan

lulusan dari lembaga pendidikan yang kompetitif dan siap bersaing secara global,

1
seperti penetapan angka batas minimal kelulusan UAN dengan nilai sebesar 4,00

dengan tidak digabung dengan poin pada ujian praktek ditambah lagi tanpa ujian

praktek.

Apabila diamati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti

permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantung

asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang

menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-

jelas dapat ditemukan sebagai suatu kecacatan dalam pendidikan ialah proses belajar

mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen

dengan mahasiswa, dan pelatih dengan peserta latihan. Sistem konvensional seperti ,

merupakan sasaran empuk kritikan yang menghendaki peningkatan kualitas dunia

pendidikan saat ini.

Ketidakefektifan adalah kata yang paling cocok untuk sistem ini, sebab

seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat

dan instan, namun lembaga pendidikan yang masih menggunakan sistem tradisional

ini, dianggap sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan dan kemajuan

teknologi informasi.1 Sistem konvensional dalam proses pembelajaran di lembaga

pendidikan seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi

multimedia. Karena sifat internet yang dapat dihubungi setiap saat, artinya

mahasiswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di

jaringan internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala

ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari sumber belajar dapat teratasi.2

Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi, multimedia,

dan informasi,3 mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah ketinggalan

2
zaman. Lingkungan pendidikan khususnya Prodi KPI sangat memerlukan perubahan

dalam bidang media pembelajaran, agar kehidupan proses kependidikan di institusi

tersebut mengalami peningkatan dan kemajuan secara simultan dan komprehensif

baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Dalam hal ini, sangat diperlukan adanya

restrukturisasi manajemen dan sistem pendidikan sebagaimana yang ditawarkan

H.AR Tilaar4 dengan menyebutkan bahwa di era globalisasi ini, sudah selayaknya

dunia pendidikan baik dari segi metodologi pembelajaran, media dan bahkan sampai

kepada manajemen dan perencanaan pendidikan memerlukan teknologi dan sistem

informasi yang terarah dan maju.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Prodi KPI, sudah

sepatutnya dilakukan modernisasi pada aspek metodologi pembelajaran, khususnya

dalam bidang penggunaan media dan sumber belajar dalam bentuk pemanfaatan IT

untuk mengantisipasi persaingan global dalam dunia pendidikan. Di samping itu,

PRODI KPI FAK. DAKWAH IAIN AR-RANIRY dituntut untuk mampu

mempersiapkan alumni (out-put) yang handal dan memiliki kemampuan yang

komprehensif baik dari aspek keilmuan (teoritis) maupun dari aspek praktis, yaitu

penguasaan teknologi informasi untuk menunjang profesinya.

B. Pemaknaan Konsep IT

Untuk memahami informasi, tidak dapat dipisahkan dengan data. Untuk itu,

sebelum memahami konsep informasi dalam hal ini akan dibahas sepintas tentang

data.5 Pada dasarnya data adalah fakta, kejadian, berita, fenomena dan sejenisnya

yang dapat diolah atau diproses berdasarkan prosedur tertentu yang pada akhirnya

menjadi keluaran dalam bentuk informasi. Data dapat berupa angka, ukuran, kata,

3
kalimat, tulisan-tulisan, uraian cerita, gambar, simbol, tanda, yang belum memiliki

ciri-ciri informatif dan belum diinformasikan keberadaannya, sehingga diperlukan

pengolahan. Dengan demikian untuk dapat memahaminya maka diperlukan prosedur

pengolahan misalnya perhitungan, pengukuran terhadap data-data yang dimilikinya.

Berdasarkan pemahaman terhadap definisi data di atas, maka pada

kenyataannya data bentuknya sangat variatif. Salah satu variasi bentuk data dewasa

ini cenderung sudah bersifat abstrak yaitu bisa dilihat tetapi tidak bisa diraba. Lebih

jauh berdasarkan pengaruh teknologi elektronik sekarang ini banyak dijumpai data

dalam bentuk virtual atau maya yang merupakan hasil rekayasa sistem dan program

aplikasi komputer. Jadi dapat pula dikemukakan bahwa data merupakan bahan

mentah yang posisinya dalam sistem pengolahan data sering dikatakan sebagai input

(informasi).

Dengan demikian informasi dapat dikatakan sebagai sejumlah data yang

sudah diolah atau diproses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji

tingkat kebenarannya, ketercapaiannya sesuai dengan kebutuhan. Secara khusus

definisi informasi adalah hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil

dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi.

Rogers dalam bukunya Communication Technology, Mengemukakan bahwa

teknologi informasi merupakan perangkat keras bersifat organisatoris dan

meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan,

memproses dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak

lain.6 Pendapat tersebut mengisyaratkan bagaimana teknologi informasi dapat

memberikan andil dalam proses komunikasi individu secara efektif khususnya dalam

menembus ruang dan waktu ketika berkomunikasi dengan individu lainnya.

4
Kecenderungannya dalam upaya memperoleh efektivitas komunikasi jarak jauh ini

tidak terlepas dari komponen komunikasi jarak jauh, seperti instrumental tools, atau

dalam konteks teknologi informasi, maka teknologi yang digunakan diantaranya

komputer dan piranti pendukung lainnya.

Sejumlah informasi yang biasa didengarkan atau diperoleh kadang-kadang

memiliki karakteristik yang berbeda, tentunya hal itu disesuaikan dengan sumber

informasi, bentuk dan jenis informasi serta untuk apa informasi itu dicari. Untuk

mengenali bagaimana informasi itu berproses, maka berikut penjelasan mengenai

ciri-ciri informasi. Deni Darmawan menjelaskan 6 ciri dari informasi yang bisa

memberikan makna bagi pengguna, di antaranya: 1) Amount of Information

(kuantitas informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh suatu prosedur

pengolahan informasi mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi. 2) Quality

of Information (kualitas informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh

sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan kualitas informasi. 3)

Recency of Information (informasi aktual), dalam arti bahwa informasi yang diolah

oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi baru. 4)

Relevance of Information (informasi yang relevan atau sesuai), dalam arti bahwa

informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan

informasi. 5) Accuracy of Information (ketepatan informasi), dalam arti bahwa

informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan

informasi. 6) Autehnticity of Information (kebenaran informasi), dalam arti bahwa

informasi yang dikelola oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi

kebutuhan informasi yang benar.7

5
Ciri-ciri informasi idealnya dimiliki oleh informasi yang dibutuhkan ketika

kita akan merumuskan atau membuat kebijakan tertentu, sehingga tindakan atau

aktivitas kependidikan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian

informasi.

Disamping itu, informasi juga memerlukan komponen-komponen pendukung,

karena sebuah informasi bisa bermanfaat, dan memberikan pemahaman bagi orang

yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah

satu komponen dasarnya. Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system,

pada dasarnya ada sekitar 6 komponen. Adapun keenam komponen atau jenis

informasi tersebut adalah sebagai berikut, 1) Root of Information, yaitu komponen

akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebuah proses

pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah

informasi yang disampaikan oleh pihak pertama. 2) Bar of Information, merupakan

komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan

memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa

dipahami. 3) Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami

jika informasi sebelumnya telah dipahami. 4) Stick of Information, yaitu komponen

informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini

merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap

(suplemen) terhadap informasi lain. 5) Bud of Information, yaitu komponen

informasi yang sifatnya semi micro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di

masa yang akan datang, dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan

berkembang dan dicari serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuai kebutuhannya.

6) Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi

6
pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi

itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai

kebutuhan pokok, informasi yang menjelaskan cuaca, atau musim.8

Secara ideal keenam komponen ini sebaiknya dipahami oleh seseorang yang

akan melaksanakan interaksi atau komunikasi. Keenam komponen informasi ini juga

merupakan satu kesatuan dan jika hanya beberapa komponen yang dipahami maka

seseorang tidak akan merasa paham, tentang, dan siap dalam menerapkan atau

memanfaatkan informasi yang diterimanya. Maka keenam komponen informasi

tersebut, satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan memiliki unsur

ketergantungan. Informasi yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan

adalah yang memenuhi paling sedikit enam komponen. Keenam komponen ini

sekaligus menjadi syarat sehingga sebuah informasi menjadi berkualitas, yaitu

berdasarkan data yang valid dan reliable, utuh, sumber pertamanya dapat dipercaya,

mutakhir, akurat, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mendasari pemahaman

seseorang sepanjang waktu seiring perkembangan dan perubahan zaman.9

Sehubungan dengan pemahaman kita tentang informasi, sudah tentu kita

sering mendengar ungkapan bahwa saat ini kita sudah memasuki era informasi.

Artinya semakin disadari oleh banyak pihak bahwa informasi merupakan sumber

daya yang makin penting perannya dalam kehidupan dan penghidupan manusia.

Bahkan dapat dikatakan bahwa informasi telah menyentuh seluruh kehidupan

manusia. Informasi diperlukan bukan hanya oleh individu dan berbagai kelompok

dalam masyarakat, akan tetapi juga oleh semua jenis organisasi, termasuk organisasi

bisnis, organisasi sosial, organisasi politik, birokrasi pemerintahan dan organisasi

nirlaba, termasuk organisasi pendidikan dan keagamaan.

7
Faktor kelengkapan sangat penting karena informasi yang tidak lengkap dapat

berakibat pada kesimpulan yang tidak benar yang pada gilirannya bermuara pada

keputusan yang tidak tepat. Faktor kemutakhiran tidak kalah pentingnya, karena

seperti dimaklumi, suatu keputusan adalah upaya sadar dan sistematis untuk

mengatasi suatu situasi yang kurang menguntungkan atau memecahkan masalah.

Orientasi waktu suatu keputusan adalah masa sekarang dan masa depan. Informasi

yang sudah kadaluarsa tidak akan mendukung proses pengambilan keputusan.

Akurasi informasi merupakan hal mutlak karena informasi yang tidak akurat

justru akan mempersulit proses pengambilan keputusan terutama dalam menganalisis

berbagai alternatif untuk kemudian memilih salah satu di antaranya yang diyakini

merupakan alternatif terbaik. Berkaitan dengan akurasinya, informasi harus dapat

dipercaya. Artinya, data tidak dimanipulasi dalam pengolahannya yang apabila

terjadi akan mengaburkan situasi yang sebenarnya. Seluruh informasi yang telah

terkumpul dan terolah harus disimpan sedemikian rupa sehingga siapa pun yang

memerlukannya dan memang berhak untuk itu dapat memperolehnya dengan

mudah.10

C. Penerapan IT dalam Pendidikan

IT memiliki peran penting bagi dunia pendidikan, yaitu sebagai media saluran

atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Namun

pemanfaatan IT di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari berbagai

kemungkinan pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan memasuki

milenium ketiga ini. Padahal penggunaan IT ini bukanlah suatu wacana yang asing di

negara-negara Eropa, seperti Amerika, Inggris, Canada, dan Jerman. Pemanfaatan IT

8
dalam bidang pendidikan sudah merupakan kelaziman di Amerika Serikat pada

dasawarsa yang telah lalu. Ini merupakan salah satu bukti utama ketertinggalan

bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa di dunia.

Pemakaian IT dalam proses pembelajaran telah sejak lama diterapkan negara-

negara Eropa seperti SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model lain dari

era komputer. Lembaga pendidikan ini memiliki 300 komputer untuk 1200 murid.11

Informasi yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet

sebagai media utamanya telah mampu memberikan kontribusi yang demikian besar

bagi proses pendidikan. Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi terjadinya

perubahan mendasar terhadap peran dosen atau guru, dari informasi ke transformasi.

Setiap sistem pendidikan harus bersifat moderat terhadap teknologi yang menjadikan

mereka mampu belajar dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas. Teknologi

informasi yang menjadi kunci untuk menuju institusi pendidikan masa depan yang

lebih baik.12

Banyak aspek dapat diajukan untuk dijadikan sebagai alasan-alasan untuk

mendukung pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan dalam kaitannya

dengan peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis

Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang terpencar-pencar dan kontur

permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk

menjagokan pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan. IT sangat mampu

dan diterapkan agar menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di

Indonesia, sebab IT yang mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya

tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Demi penggapaian daerah-daerah yang

9
sulit tentunya diharapkan penerapan ini agar dilakukan sesegera mungkin di

Indonesia.

D. Penerapan IT dalam Proses pembelajaran di prodi KPI Fakultas Dakwah

IAIN Ar-Raniry

Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet, memungkinkan

pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan.

Di lingkungan Fakultas Dakwah, pemanfaatan IT dapat diwujudkan dalam suatu

sistem yang disebut electronic university (e-university). Pengembangan e-university

bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga Fakultas

Dakwah dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada

komunitasnya, baik di dalam maupun di luar institut melalui internet. Layanan

pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan

menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses

oleh siapa saja yang membutuhkan termasuk di dalamnya masyarakat umum.

Demikian juga dalam proses pembelajaran, misalnya pada kegiatan

penelitian, mahasiswa dan dosen dapat memanfaatkan internet guna mencari bahan

atau pun data yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari data

pada internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat dosen atau mahasiswa

membutuhkan artikel, jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan dalam suatu tugas

penelitian atau bahan perkuliahan.

Kerjasama antar dosen dan juga dengan mahasiswa yang berjauhan secara

fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dengan pemanfaatan IT ini, maka proses

komunikasi antar dosen dan antar mahasiswa di Prodi KPI dapat dilakukan dari

tempat yang tidak saja berlangsung dalam ruangan kuliah tapi melalui tempat yang

10
berjauhan seperti di rumah. Hal ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas email.

Makalah, jurnal dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data

melalui internet, via email.

Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar

penelitian tidak berulang. Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga

penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses

pengembangan ilmu dan teknologi.

Di samping itu, Prodi KPI juga dapat memanfaatkan Virtual university sebuah

aplikasi baru bagi Internet. Virtual university memiliki karakteristik yang scalable,

yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika

pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, hanya bisa diakses dengan peserta

yang terbatas. Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 - 50 orang, maka Virtual

university dapat diakses oleh siapa saja, dan dari mana saja.

Dengan Virtual University ini dapat menciptakan suatu sistem belajar

mengajar yang efektif dan efisien. Untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran

melalui internet di Prodi KPI maka harus dibarengi dengan kemudahan bagi

mahasiswa dan dosen dalam melakukan akses ke perpustakaan; akses ke dosen

pakar, melaksanakan kegiatan kuliah secara online, menyediakan layanan informasi

akademik suatu institusi pendidikan, menyediakan fasilitas mesin pencari data,

menyediakan fasilitas diskusi, menyediakan fasilitas direktori alumni dan institut,

menyediakan fasilitas kerjasama, dan lain-lain.

Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam pendidikan secara

maksimal di Prodi KPI, maka sangat diperlukan skil khusus bagi semua dosen yang

terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu

11
diperhatikan oleh dosen atau pimpinan institut dalam kerangka pemanfaatan

teknologi informasi tersebut dalam pendidikan, diantaranya:

Pertama, ada sejumlah dosen yang mengaku bahwa mereka belum memiliki

kemampuan untuk menggunakan alat teknologi informasi. Ada dosen, yang sama

sekali tidak memiliki pengetahuan untuk menggunakan komputer. Ada pula dosen

yang sudah memiliki pengetahuan menggunakan komputer tetapi belum memiliki

kemampuan untuk menggunakan internet. Dalam hal ini, perlu ada penekanan

kepada para dosen agar mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi

informasi.

Kedua, para dosen dapat mengikutsertakan keunggulan teknologi informasi

dalam pemberian tugas kepada para mahasiswa. Mahasiswa ditugaskan untuk

memanfaatkan keunggulan teknologi informasi sehingga mereka dapat menghasilkan

pekerjaan yang sempurna. Dosen, misalnya, menugaskan mahasiswa untuk

mengarang atau membuat karya tulis ilmiah dengan menggunakan komputer. Dengan

fasilitas edit yang canggih, dosen dapat menuntut karya mahasiswa yang terus diedit

sampai sempurna.

Ketiga, di bawah pengawasannya secara langsung, dosen dapat menugaskan

para mahasiswa untuk bermain di komputer atau internet sesaat sebelum pelajaran

dimulai berkenaan dengan topik yang akan diajarkan. Misalnya, dosen menyuruh

mahasiswa mencari topik-topik tertentu atau literatur yang berkaitan dengan materi

perkuliahan yang akan disampaikan. Hal ini akan mempermudah mahasiswa

memiliki pengetahuan atau wawasan baru dalam proses pembelajaran terkait dengan

materi yang sedang dipelajari.

12
Keempat, dosen dapat menugaskan para mahasiswa untuk mengumpulkan

sejumlah informasi tertentu dari internet serta menyusun laporan tertulis tentang

kumpulan informasi itu. Lebih baik lagi kalau dosen terlebih dahulu mengakses

informasi itu sehingga mahasiswa ditugasi untuk mengakses informasi yang telah

diakses oleh dosen itu. Dalam rangka ini, dosen dapat juga menugaskan para

mahasiswa untuk mencari sejumlah judul literatur perpustakaan melalui internet pada

website tertentu. Misalnya, dosen memberikan nama pengarang, mahasiswa mencari

judul literatur atau sebaliknya.

Kelima, sejumlah kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan melalui

transparansi, slide, film atau video tape, dapat dilakukan melalui teknologi informasi

yakni komputer. Bahkan pekerjaan rumah dapat juga dikerjakan melalui teknologi

informasi. Di samping berbagai kemungkinan ini, dosen dapat saja secara proaktif

mencari kegiatan pembelajaran lainnya yang dapat memanfaatkan keunggulan

teknologi informasi.

Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa perangkat komputer merupakan

bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dalam interaksi belajar mengajar pada

dewasa ini. Oleh karena itu, sepatutnyalah Prodi KPI fakultas Dakwah sebagai salah

satu unit lembaga pendidikan Islam memodernisasi sistem pendidikannya dengan

melibatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang

dijalankan. Metode alternatif yang digunakan dengan melibatkan teknologi informasi

di Prodi KPI dalam rangka memodernisasikan sistem pendidikannya adalah metode

Cyclops. Metode ini dapat dilakukan dengan model seminar, dimana seorang dosen

atau pakar dapat berkomunikasi baik dengan mahasiswa secara simultan. Dengan

demikian, pengetahuan dosen atau pakar tersebut dapat disebarluaskan tidak hanya

13
pada mahasiswanya saja, tetapi juga bermanfaat bagi audiens lainnya dengan biaya

murah.13

Disamping itu, video interaktif merupakan model lain dalam teknologi

informasi yang sangat sesuai dengan kebutuhan belajar mengajar. Video interaktif

menggunakan teknologi video dan komputer untuk memindahkan informasi,

bertanya, dan melakukan debat argumentasi antar mahasiswa. Video interaktif

memiliki kemampuan untuk memberikan respon bagi pertanyaan-pertanyaan

mahasiswa sehingga pengalaman belajar mahasiswa semakin meningkat.14

Dengan modernisasi sistem pendidikan ini, diharapkan Prodi KPI dapat

menyusun program pelatihan IT bagi para dosen dan staf pegawainya. Program

pelatihan ini harus membekali semua civitas akademika Prodi KPI Fakultas Dakwah

dengan keterampilan yang diperlukan sehingga mereka tidak akan tersesat diantara

limpahan informasi yang telah ada di sekitar mereka. Para Dosen khususnya harus

menjadi pengguna teknologi informasi yang cakap, terampil dan handal. Mereka

harus menyadari akan keampuhan semua jenis media informasi bagi proses

pembelajaran.

Penulis adalah Dra. Muhsinah, M.Ag, Dosen Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry
Banda Aceh

14
Daftar Pustaka

15
1
Penggunaan kata teknologi informasi pada tulisan ini selanjutnya disingkat dengan IT (Information Technology)
2

William J. Brank and Emanuel J. Mason, Computer in Schools, (Me Graw-Hill Book Company, 1985), hal. 4
3

Informasi adalah alat penghubung antara berbagai bagian lembaga pendidikan sehingga menjadi satu kesatuan
yang utuh dalam institusi tersebut. Lembaga pendidikan sangat memerlukan teknologi informasi agar kehidupan
pendidikannya menjadi modern dan terus mengalami kemajuan. Lihat Rosnida Sari, “Konsep Sistem Informasi Manajemen
dalam Pendidikan”, Jurnal Kompetensi Vol. II No. 1, Januari-Juni 2008, hal. 76
4
H.AR Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional. (Bandung Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 5
5
Kriteria data atau fakta yang akan dijadikan bahan untuk informasi ialah relevan, lengkap dan mendetail, baru, sesuai
dengan tempat dan tidak melanggar efisiensi kerja. Lihat Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Nasional, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 5
6

Everett M. Rogers, Communication Technology, (New York: Prentice-Hall Company, 1989)


7

http://e-majalah.com/deni0608.html.
8

http://e-majalah.com/deni0608.html
9
http://e-majalah.com/deni0608.html
10

Sugita Sudrajat, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta; UT, 1988), hal. 42


11
http://e-majalah.com/art05-92.html
12

http://e-majalah.com/art05-92.html

Syarwan Ahmad, “Teknologi Informasi dan Pendidikan di Malaysia”, Jurnal Didaktika Vol. 5. 2 September 2004, hal. 184-
13

185
14

Syarwan Ahmad, “Teknologi Informasi dan, …, hal. 185

Anda mungkin juga menyukai