Anda di halaman 1dari 13
Dy PPPS coresnan PETUNJUK TEKNIS. FASILITAS] PENYELENGGARAAN PROGRAM PERLINDUNGAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN BAG! PEMERINTAH DESA BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang menjelaskan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial pada pasal 14 menjelaskan bahwa setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program Jaminan Sosial. Hal ini sebagai dasar bahwa jaminan sosial merupakan instrumen yang penting untuk menjamin kesejahteraan sosial dan perlindungan dari risiko-risiko bagi seluruh pekerja di Indonesia. Dalam rangka menjamin kesejahteraan masyarakat Indonesia dan meningkatkan perlindungan sosial melalui Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS), Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang menginstruksikan kepada 26 Kementerian/Lembaga untuk melakukan upaya dalam melakukan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan pada masing- masing Kementerian/Lembaga, yang salah satunya ialah Kementerian Dalam Negeri. Dalam Inpres tersebut, Kementerian Dalam Negeri melaksanakan tugas melakukan sinkronisasi regulasi terkait norma, standar, prosedur dan kriteria pelayanan publik di daerah dalam rangka memastikan setiap orang terdaftar menjadi peserta aktif Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, mendorong dan meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota agar seluruh pekerja termasuk pegawai pemerintah dengan status Non Aparatur Sipil Negara di wilayahnya menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan mengalokasikan anggaran dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Selanjutnya Inpres tersebut juga memerintahkan Gubernur, Bupati/Walikota untuk menyusun dan menetapkan regulasi serta mengalokasikan anggaran untuk mendukung pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan di wilayahnya, mengambil langkah-langkah agar seluruh pekerja baik penerima upah maupun bukan penerima upah termasuk pegawai pemerintah dengan status Non Aparatur Sipil Negara dan penyelenggara pemilu di wilayahnya terdaftar sebagai peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Sebagai tindakianjutnya, Menteri Dalam Negeri telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan ‘Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023. Berikutnya telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Dalam Negeri dengan BPJS Ketenagakerjaan Nomor: 119/6753/SJ dan Nomor: MoU/10/122020 tanggal 14 Desember 2020 tentang Koordinasi tugas dan fungsi lingkup Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang di tindaklanjuti pada tingkat Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa dengan adanya Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa dengan Badan Penyelenggaraan Jamina Sosial Ketenagakerjaan Nomor: 117/1762/BPD dan Nomor: PER/103/042022 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Program Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Bagi Pemerintah Desa. ‘Atas dasar kebijakan tersebut serta_ dalam rangka —menjamin terselenggaranya pelaksanaan program —perlindungan jaminan _sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa, maka perlu dibuat Petunjuk Teknis Fasilitasi Penyelenggaraan Program Perlindungan Jaminan —_Sosial Ketenagakerjaan Bagi Pemerintah Desa. B, Maksud dan Tujuan 4. Maksud dari Fasilitasi Program Penyelenggaraan Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Aparat Pemerintah Desa adalah memberikan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa 2. Tujuan: a. Terfasilitasinya peningkatkan kesejahteraan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa: b. Terfasiltasinya penyediaan anggaran dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam jaminan sosial ketenagakerjaan Kepala Desa dan Perangkat Desa; ©. Terfasiltasinya penyelenggaraan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa; dan d. Terfasilitasinya penyediaan data pemerintah Desa yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. C. Tim Fasilitasi Program Tim Fasilitasi Program Penyelenggaraan Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa adalah: 1. Pemerintah Pusat melalui Tim Fasilitasi Program Pusat; 2. Pemerintah Daerah Provinsi melalui Tim Fasilitasi Program Provinsi, dan 3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Tim Fasilitasi Program Kabupaten/Kota. D. Dasar Hukum 1. Undang — Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional menyebutkan bahwa Jaminan Sosial meliputi Jaminan Pensiun, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); . Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6841); 2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negar Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321); 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 253); 7. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; 8. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023, (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 972); 40.Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI Nomor 842.2/5193/SJ tentang Implementasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Pemerintah Daerah; 11.Perarturan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor: 22/PERDIR.02/072022 tentang Pedoman Kepesertaan; 12.Nota Kesepahaman antara Kementerian Dalam Negeri dengan BPJS Ketenagakerjaan Nomor: 119/6753/SJ dan Nomor: MoU/10/122020 tanggal 14 Desember 2020 tentang Koordinasi tugas dan fungsi lingkup Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan 43.Perjanjian Kerja Sama Nomor: 117/1762/BPD dan Nomor: PER/103/042022 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Program Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa. E. Pengertian 1. Kementerian Dalam Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara; 2. Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa mempunyai _tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pemerintahan desa sesuai dengan peraturan perundang undangan; 3. Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah merupakan Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu; 4. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom; 5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 6. Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa uang tunai dan/ atau pelayanan Kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja; 7. Jaminan Kematian yang selanjutnya disingkat JKM adalah manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan kecelakaan kerja; 8. Jaminan Hari Tua yang selanjutnya disingkat JHT adalah manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap; 9. Jaminan Pensiun yang selanjutnya disingkat JP adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai pengganti penghasilan apabila peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia; 40, Jaminan Kehilangan Pekerjaan yang selanjutnya disingkat JKP adalah Jaminan sosial yang diberikan kepada kepala desa dan perangkat desa yang megalami pemutusan hubungan kerja berupa manfaat uang tunai, akses informasi pasar kerja dan pelatihan kerja; 41.Tim Fasilitasi Program adalah Tim Fasilitasi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan tingkat Provinsi, dan Kabupaten/Kota; 12. Peserta adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa; 13. Kepala Desa dan Perangkat Desa adalah pekerja Kategori pegawai pemerintah Non-ASN sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 yang wajib menjadi peserta aktif dan mendapatkan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan. 44.luran adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta dan/atau Pemerintah yang bersumber dari APBD dan/atau APBDesa serta sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 15.Fasilitasi adalah upaya untuk pemberian pedoman petunjuk, arahan bimbingan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelakasanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa. F. Ruang Lingkup Ruang lingkup Fasilitasi Program Penyelenggaraan Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa adalah: 4. Fasilitasi Pemerintah Daerah dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; 2. Pembinaan dan Pengawasan Program Penyelenggaraan Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; 3. Optimalisasi Pelayanan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; 4. Pertukaran data dan/atau informasi terkait data Pemerintah Desa peserta Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan 5. Pembiayaan, Monitoring, dan Evaluasi serta Pelaporan Fasilitasi Program Penyelenggaraan Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa. BAB II TATA CARA FASILITAS| PENYELENGGARAAN PROGRAM PERLINDUNGAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN BAGI PEMERINTAH DESA ‘A. Pembinaan dan Pengawasan Peyelenggaraan Pelayanan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa Woujud nyata peran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pelayanan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah melalui beberapa langkah kebijakan pembinaan yang dilaksanakan oleh tim fasiltasi program yang berasal dari Pemerintah Daerah terkait bersama BPJS Ketenagakerjaan pada masing-masing tingkatan wilayah serta melakukan kegiatan pengawasan sebagai berikut: 4. Kegiatan Pembinaan meliput: a, Koordinasi pelaksanaan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa melalui BPJS Ketenagakerjaan; . Sosialisasi peraturan perundang-undangan dibidang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa melalui sinergi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan BPJS Ketenagakerjaan; . Pembinaan kepesertaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa oleh BPJS Ketenagakerjaan dalam hal pembiayaan dan pendaftaran program jaminan sosial ketenagakerjaan; Melakukan inventarisasi permasalahan dan penyelesaian kasus didaerah; Para pihak berkewajiban melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; Evaluasi pelaksanaan jaminan Sosial bagi Pemerintah Desa melalui BPUS Ketenagakerjaan secara berkala setiap 6 (enam) bulan dan/atau berdasarkan kebutuhan; . Monitoring dan pendampingan bersama BPJS Ketenagakerjaan ke Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa antara lain penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat desa dalam APBDesa, Dukungan APBD, tunggakan luran, serta sengketa dan penyelesaian permasalahan tersebut; dan Pembinaan dilakukan secara terpadu baik ditingkat pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh masing-masing pembina. 2. Susunan keanggotaan Tim Fasilitasi Program terdiri atas: a. Tingkat Pusat Pengarah | Pengarah II Ketua Wakil Ketua | Wakil Ketua II Sekretaris | Sekretaris I! Anggota b, Tingkat Provinsi Pengarah | Pengarah I! Ketua Wakil Ketua Sekretaris | Sekretaris II Anggota Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Direktur Fasilitasi Perencanaan, Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa Deputi Direktur Bidang Kepesertaan Korporasi dan Institusi BPS Ketenagakerjaan Direktur Fasilitasi Penataan dan Administrasi Pemerintahan Desa Kasubdit Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa Asisten Deputi Kepesertaan Skala Menengah Pejabatistaff terkait pada Ditjen Bina Pemerintahan Desa dan Ditjen Bina Keuangan Daerah Sekretaris Daerah Provinsi Deputi Direktur Wilayah/ Kepala Kantor Cabang Provinsi BPJS Ketenagakerjaan Kepala Dinas PMD Provinsi atau sebutan lain Asisten Deputi Wilayah Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Kepala Bidang Pemdes pada Dinas PMD Provinsi Asisten Deputi Wilayah Bidang Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan Pejabat/staff terkait pada Dinas PMD atau OPD Terkait c. Tingkat Kabupaten/Kota Pengarah | Pengarah I! Ketua Wakil Ketua Sekretaris | Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kepala Dinas PMD Kabupaten/Kota Kepala Bidang Kepesertaan BPUS Ketenagakerajaan Kabid Pemdes pada Dinas PMD Kab/Kota Sekretaris || : Kepala Bidang Umum BPJS Ketenagakerjaan Anggota : Pejabat/Staff terkait pada Dinas PMD atau OPD terkait 3. Kegiatan Pengawasan meliputi: a. Pengawasan dilaksanakan oleh Pengawas dan Pemeriksa BPJS Ketenagakerjaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan b. Pengawasan dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan B. Fasilitasi Pemerintah Dz bagi Pemerintah Desa. rah dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Pemerintah Daerah dalam mendukung Program Jaminan —_Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa berdasarkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan sebagai berikut: 1. Dalam implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem sesuai arahan kebijakan tugas Kepala Daerah dalam penangananya di daerah masing-masing; 2. Sehubungan Program Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi para perangkat pegawai Non-ASN di jajaran Pemerintahan Daerah maka program JKK dan JKM diberikan bagi Pemerintah Desa yaitu Kepala Desa dan Perangkat Desa, dan dalam hal kemampuan keuangan desa mencukupi maka dapat menganggarkan iuran JHT dan JP; 3. Tindaklanjut Peraturan Presiden diatas, Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menetapkan regulasi dukungan dan penganggaran program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa pada daerah masing-masing; 4, Bagi Pemerintah Desa yang tidak memiliki kemampuan keuangan untuk penganggaran jaminan sosial ketenagakerjaan dapat dibantu penganggarannya melalui APBD Pemerintah Daerah; 5. Pembayaran luran yang bersumber dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota dapat dikombinasikan dengan luran yang bersumber dari APBDesa sesuai kesepakatan yang ditetapkan oleh Gubernur untuk Daerah Provinsi dan Bupati/Wali Kota dengan Peraturan Kepala Daerah, sedangkan oleh Desa dengan Keputusan Kepala Desa; 6. Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa agar melakukan koordinasi pelaksanaan pendaftaran dan pembayaran secara bersama-sama dengan Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan setempat; 7. Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi kepesertaan Kepala Desa dan Perangkat Desa dan/atau bersama Pemerintah Desa melaksanakan pendaftaran program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi perangkat desa melalui Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan setempatiterdekat; 8. Tata cara pendaftaran sebagaimana dimaksud diatas dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan; 9. Berdasarkan pengajuan pendaftaran, Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan menetapkan besamya luaran dan memberitahukan besamya luran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Pemerintah Desa yang harus dibayarkan; dan 10.Tata cara pembayaran luran dan besaran tarif pelayanan peserta Jaminan Sosial Ketengakerjaan bagi Kepala Desa ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. ©. Optimalisasi Pelayanan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa Dalam rangka mewujudkan optimalisasi pelayanan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa, dilakukan pembagian tugas dan fungsi sebagai berikut: 4. Tugas dan Fungsi Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa a. Memfasilitasi pelaksanaan perlindungan program jaminan _sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; b. Memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan regulasi dalam optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; . Menghimbau kepada Gubermur/BupatiWalikota dan Desa untuk dapat memberikan Program Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada Pemerintahan Desa dengan 4 (empat) Program yaitu JKK, JKM, JHT dan JP; dan d. Melakukan sosialisasi bersama BPJS Ketenagakerjaan di tingkat Pusat untuk Program Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada seluruh Pemerintah Desa 2. Tugas dan Fungsi BPJS Ketenagakerjaan a. Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa menjadi prioritas Nasional; b. Memfasilitasi pelaksanaan Program Perlindungan Jaminan —_Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; c. Melakukan koordinasi hingga tingkat Wilayah/Cabang untuk dapat memfasilitasi dan meningkatkan pelayanan program jaminan _sosial ketenagakerjaan kepada Pemerintah Desa; dan d. Memfasilitasi Kantor BPJS Keteenagakerjaan Wilayah atau Cabang dalam menangani permasalahan pembayaran kepada peserta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan melalui Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia pada masing-masing daerah wilayah kerja. 3. Tugas dan Fungsi Gubernur a. Memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan regulasi tingkat Provinsi serta menganggarkan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada Pemerintah Desa dengan 4 (empat) Program yaitu JKK, JKM, JHT dan JP melalui APBD Provinsi bagi Desa yang tidak memiliki kemampuan penganggaran sebagai optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; b. Mengkoordinasikan Bupati/Walikota untuk dapat memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada Pemerintahan Desa dengan 4 (empat) Program yaitu JKK, JKM, JHT dan JP; c. Melakukan sosialisasi bersama BPJS Ketenagakerjaan tingkat Wilayah/Cabang di tingkat Provinsi sehubungan dengan pelaksanaan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada Pemerintah Desa; dan d. Menyampaikan laporan Data Kepesertaan yang membayar luran dan manfaat tunai kepesertaan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa. 4, Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan a. Memfasilitasi pelaksanaan perlindungan program —jaminan _sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; b. Melakukan koordinasi hingga tingkat Cabang untuk dapat memfasilitasi dan meningkatkan pelayanan program jaminan sosial ketenagakerjaan kepada Pemerintah Desa: dan ©. Menyampaikan laporan Data Kepesertaan yang membayar luran dan manfaat tunai kepesertaan kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan BPJS Ketenagakerjaan Pusat. 5. Tugas dan Fungsi Bupati/Wali Kota a. Memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan regulasi__tingkat Kabupaten/Kota serta menganggarkan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada Pemerintah Desa dengan 4 (empat) Program yaitu JKK, JKM, JHT dan JP melalui APBD Kabupaten/Kota bagi Desa yang tidak memiliki kemampuan dalam penganggaran dalam optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; b. Memfasilitasi Pemerintah Desa untuk dapat memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dengan 4 (empat) Program yaitu JKK, JKM, JHT dan JP; c. Melakukan sosialisasi bersama BPJS Ketenagakerjaan tingkat Cabang di tingkat Kabupaten/Kota sehubungan dengan pelaksanaan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; dan d. Menyampaikan laporan Data Kepesertaan yang membayar luran dan manfaat tunai kepesertaan kepada Pemerintah Daerah Provinsi. 6. Tugas dan Fungsi Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan a. Memfasilitasi pelaksanaan perlindungan program —jaminan__sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa dalam sosialisasi program dan pembuatan regulasi Peraturan Kepala Daerah; b. Melakukan koordinasi ke Pemerintah Daerah/Desa untuk dapat memfasilitasi dan meningkatkan pelayanan program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa: c. Memberikan layanan pendaftaran dan pelayanan klaim program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa sesuai dengan peraturan perundang- undangan; d. Membayar hasil manfaat berupa uang tunai kepada peserta sebagai penerima manfaat Program Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; dan e. Menyampaikan laporan Data Kepesertaan yang membayar luran dan manfaat tunai kepesertaan kepada Pemerintah Daerah dan Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan 7. Tugas dan Fungsi Pemerintah Desa a. Memberikan dukungan dalam bentuk Peraturan Desa dalam optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa; dan b. Menganggarkan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada Pemerintah Desa dengan 4 (empat) Program yaitu JKK, JKM, JHT dan JP melalui APBDesa dengan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk dianggarkan melalui APBD bagi Desa yang tidak memiliki kemampuan dalam penganggaran. D. PEMBIAYAAN DAN PELAPORAN Untuk menjamin sukses dan berhasilnya program pemerintah dalam memberikan pelayanan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pemerintah Desa, perlu dukungan pembiayaan untuk melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan sebagai berikut: 4. Pembiayaan a. Dukungan Pembiayaan kepesertaan jaminan sosial bagi Pemerintah Desa dapat bersumber dari APBD dan/atau APBDesa serta sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; b, Dukungan pembiayaan pembinaan dan pengawasan bersumber dari APBN, APBD dan BPJS Ketenagakerjaan atau sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. Seluruh pembiayaan kegiatan koordinasi dan sosialisasi yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Petunjuk Teknis ini akan ditanggung dan dibebankan pada APBN dan BPJS Ketenagakerjaan. 2. Pelaporan a. BPJS Ketenagakerjaan wajib menyusun dan menyerahkan laporan pelaksanaan program secara tertulis kepada Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa; dan b. Laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a digunakan sebagai bahan penyusunan laporan, perbaikan dan penyempumaan rencana kerja serta bahan pertimbangan keberianjutan petunjuk teknis ini. BAB Ill PENUTUP Demikian Petunjuk Teknis ini dibuat, sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pemerintah Desa Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan,

Anda mungkin juga menyukai