Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang

Penelitian adalah setiap usaha untuk mencari pengetahuan (ilmiah) baru menurut prosedur
yang sistematis dan terkontrol melalui data empiris (pengalaman), yang artinya dapat beberapa
kali diuji dengan hasil yang sama. Penelitian sangat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi kesejahteraan masyrakat dan
kemajuan bangsa. IPTEK membantu untuk menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan gejala
yang ada di sekeliling kita.

Pengembangan sendiri hendaknya endogen dan bukan merupakan impor teknologi dari luar.
Jadi haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki sendiri dan kultur ilmu pengetahuan
setempat. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang hal tersebut disara sangat
penting. Penelitian terus dikembangkan pemerintah untuk menemukan pemecahan masalah dan
pengelolaan sumber daya yang ada. Untuk itu, penting kiranya masyarakat mempelajari
bagaimana cara menyusun sebuah penelitian yang baik dan benar. Penulis ingin menjabarkan
secara lebih rinci mengenai metodologi penelitian sebagai langkah awal mengenal dan
mempelajari penelitian. Hal ini difokuskan agar masyarakat mengerti bagaimana metodologi
penelitian itu sendiri, yang penulis ambil dari beberapa literatur dan pendapat ahli mengenainya
utamanya mengenai jenis dan desain penelitian. Kedua hal tersebut secara lebih terperinci akan
dijelaskan pada bab pembahasan.[1]

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa saja jenis-jenis penelitian?

2.      Bagaimanakah desain-desain penelitian ?


BAB II

PEMBAHASAN

A.    JENIS-JENIS PENELITIAN

Berikut ini jenis penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian, baik penelitian yang
bersifat akademik (mahasiswa, S1, S2, S3), profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni)
dan institusional (penelitian untuk perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan)

Penelitian akademik merupakan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membuat
skripsi, tesis dan disertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif. Penelitian profesional
merupakan penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti, misalnya
Dosen Perguruan Tinggi, Peneliti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan lain
sebagainya. Sedangkan penelitian institusional adalah penelitian yang bertujuan mendapatkan
informasi yang dapat digunakan untuk kepentingan kelembagaan. Hasil penelitian akan sangat
berguna bagi pimpinan, manajer, direktur untuk pengambilan keputusan.[2]

Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi (level of
explanation) dan analisis dan jenis data.

a.       Penelitian Menurut Tujuan

Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni (pure researh) dan
penelitian terapan (applied research).

1.      Penelitian Murni (pure research), yaitu penelitian yang hasil penemuannya untuk
memperdalam atau mengembangkan pemahaman terhadap suatu masalah tertentu. Tujuan utama
dalam penelitian ini yaitu menghasilkan pengetahuan dan pemahaman terhadap fenomena yang
terjadi dan membangun teori-teori berdasarkan hasil-hasil penelitian. Contoh: Eksperimen GE
berkaitan dengan penerapan energi listrik, bagaimana memperbaiki keefektifitasan sistem
informasi sebuah organisasi dan lain sebagainya.

2.      Penelitian Terapan (applied research), yaitu penelitian yang hasil penemuannya digunakan
untuk memecahkan masalah dalam suatu organisasi. Misalkan sebuah perusahaan menghadapi
tiga alternatif strategi untuk memperbaiki produktifitasnya, yaitu: (1) continuous improvement,
(2) fokus hanya terhadap pengembangan produk dan (3) secara simultan meraih keduanya.
Strategi mana yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan? Mengingat kapabilitas dan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut.[3]

b.      Penelitian Menurut Metode


1.      Penelitian Survey, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, kontribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis
mauun psikologis. Kerlinger (1973).Survey Research provides a quantitive or numeric
descriptionof trends, attitudes, or opinions of a population by studying a sample of that
population. It includes cross-sectional and longitudinal studies using questionnaries or
structured interviews for data collection-with the intent of generalizing from a sample to a
population (Flower, 2008).[4]Penelitian survey umumnya dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Contoh: kualitas SDM masyarakat
Indonesia, pengaruh anggaran pendidikan terhadap kuaitas SDM negara dan lain sebagainya.

2.      Penelitian Ex Post Facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kejadian tersebut. Contoh: penelitian untuk mengungkap sebab-sebab terjadinya
kebakaran di gedung suatu lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkap sebab-sebab
terjadinya kerusuhan di suatu daerah dan lain sebagainya.[5]

3.      Penelitian Eksperimen, yaitu penelitian dengan menggunakan pendekatan eksperimen.


Adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian eksperimen ini pada umumnya
dilakukan pada laboratorium. Contoh: penelitian penerapan metode kerja baru terhadap
produktifitas kerja, penelitian pengaruh mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas
dan lain sebagainya.

4.      Penelitian Naturalistik. Sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu penelitian  yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah penelitian
eksperimen). Hasil penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi. Contoh:
penelitian untuk mengungkapkan makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu.

5.      Penelitian Kebijaksanaan (Policy Research), yaitu suatu proses penelityian yang dilakukan
pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temnuannya dapat
direkomendasikan kepada pembuat keoutusan untuk bertindak secara praktis dalam
menyelesaikan masalah. Policy research sangat relevan bagi prerencana dan perencanaan.
Contoh: penelitian untuk membuat undang-undang atau oeraturan tertentu.

6.      Penelitian Tindakan (Action Research), merupakan penelitian yang bertujuan untuk


mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan
produktivitas lembaga akan meningkat. Tujuan utamanya untuk mengubah situasi, perilaku dan
organisasi. Menurut Blum (Cohen Manion, 1980), penelitian tindakan sangat bermanfaat dalam
upaya peningkatan dan perbaikan. Rapoport (1970, dikutip oleh Hopkins, 2008) menyatakan
bahwa: “aims to contribute both to the practical concerns of people in an immidiate
probloematic situation and to the goals of social science joint collaboration within a mutually
acceptable ethical frame work”[6]Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode
kerja dalam pelayanan penyuluhan.

7.      Penelitian Evaluasi, yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena yang merupakan bagian
dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan
produk dari standart yang telah ditetapkan. Penelitian ini digunakan untyuk mendapat feed
back dari suatu aktifitas. Menurut Kidder (1981) ada dua jenis [penelitian dalam penelitian
evaluasi, yaitu penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan penelitian evaluasi
sumatif yang menekankan pada produk. Contoh penelitian evaluasi formatif: penelitian untuk
mengevaluasi proses pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Contoh penelitian evaluasi
sumatif: penelitian hasil dari kebijakan Keluarga Berencana (KB).

8.      Penelitian Sejarah, yaitu penelitian yang berkenaan dengan analisis logis terhadap kejadian
masa lampau, yang tidak mungkin lagi dapat diamati kejadian tersebut. Sumber data primernya
yaitu saksi yang terlibat langsung ataupun sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian
tersebut. Tujuan dari penelitian sejarah ini menuruit Isaac (1981) adalah untuk merekonstruksi
kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif melalui pengumpulan, evaluasi,
verifikasi dan sistesa dari data yang diperoleh sehingga dapat ditemukan fakta-fakta untuk
membuat kesimpulan. Contoh: penelitian untuk menentukan bagaimana manajemen pembuatan
candi Prambanan dan candi Borobudur.

c.       Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasinya

Tingkat eksplanasi menurut David Kline (level of explanation) adalah tingkat penjelasan, yang
berarti bermaksud menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain.

1.      Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara
satu variabel dengan variabel yang lain.[7] Tujuannya untuk menggambarkan suatu kondisi atau
fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.
[8] Contoh: penelitian mengenai bagaimana kualitas SDM di Indonesia.

2.      Penelitian Komparatif, yaitu penelitian yang bersifat membandingkan. Tipe penelitian ini
mirip seperti penelitian Ex Post  Factoyang berarti bahwa data dikumpulkan setelah semua
fenomena /kejadian yang diteliti berlangsung sehingga tidak ada yang dikontrol. Bagaimanapun
juga, dalam penelitian ini diawali mencatat perbedaan diantara dua kelompok dan selanjutnya
mencari kemungkinan penyebab, efek atau konsekuensi.[9] Contoh: penelitian perbedaan
keuntungan antara BUMN dengan Perusahaan Swasta.

3.      Penelitian Asosiatif/hubungan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan


antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi bila dibandingkan
dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun
suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Contoh: penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai.

d.      Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis

Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga hal. Yaitu:

1.      Jenis Data Kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka atau kualitatif yang
diangkakan, misal dalam skala pengukuran. Data kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu
data diskrit/nominal (diperoleh dari hasil menghitung) dan data kontinum (data menurut
tingkatan dari hasil pengukuran)

2.      Jenis Data Kualitatif, yaitu jenis data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

3.      Jenis Data Campuran, yaitu jenis data yang berupa campuran antar data kualitatif dan
kuantitatif. [10]

B.     DESAIN PENELITIAN

a.       Pengertian Desain Penelitian

Sekaran (2003) mengungkapkan pengertian desain penelitian sebagai suatu rencana penelaahan
atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau identifikasi
masalah. Sebagaimana halnya sebuah rencana atau rancangan, maka desain penelitian yang
dibuat oleh seorang peneliti dapat merupakan pilihan-pilihan yang menentukan kegiatan
penelitian tersebut. Misalkan, peneliti dalam merencanakan sebuah penelitian dapat saja
mempunyai rancangan dengan komposisi sebagai berikut: jenis penelitiannya survey, metode
pengambilan datanya wawancara, alat analisisnya chi-square. Atau mempunyai rancangan
dengan komposisi sebagai berikut: jenis penelitiannhya eksperimental, metode pengambilan
datanya menggunakan kuesioner, alat analisisnya adalah uji t.

Beberapa hal yang biasanya dikemukanan dalam desain penelitian, dan satu dengan lainnya
merupakan komposisi yang berkaitan diantaranya adalah: tujuan penelitian, unit analisis, fokus
analisis, metode pengumpulan data, dimensi waktu dan kausalitas atau non kausalitas dan lain
sebagainya.[11]

b.      Desain Penelitian Berdasarkan Tujuan

Hal yang pertama yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam merencanakan penelitiannya adalah
mentukan terlebih dahulu tujuan penelitiannya. Secara umum, tujuan atau jenis penelitian dapat
berupa exploratory, descriptive, explanatory. Sehingga hal pertama yang harus ditetpakan oleh si
peneliti adalah apakah dia akan melakukan penelitian exploratory, descriptive atau explanatory.

Beberapa hal yang dapat dikemukakan sebagai ciri-ciri khusus ditetapkannya tujuan penelitian
eksplanatory, eksploratory, dan diskriptive adalah sebagai berikut:
1.      Eksplanatory dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:

a.       Bertujuan menghubungkan atau menjelaskan antara dua variabel, misalkan penelitian yang
bertema “hubungan antara motivasi dengan loyalitas karyawan”.

b.      Bertujuan membuktikan hipotesis atau menguji sebuah teori, misalkan menguji teori
motivasi Herzberg melalui tema penelitian “pengaruh gaji dan suasana kerja terhadap motivasi”

2.      Eksploratory dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:

a.       Tidak banyak informasi atau penelitian yang sama mengenai situasi yang hendak ditelaah.
Misalnya “pengaruh wanita karir terhadap anak-anak nakal”

b.      Memerlukan in-depth interviewatau variabel yang diteliti belum dikenal luas. Karena


umumnya penelitian eksploratory adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan teori dan
belum ada teori sebelumnya. Maka penelitian ini biasanya tidak ada pedoman dalam menelaah
variabel yang diteliti, sehingga memrlukan in-depth interview.

c.       Cenderung tidak terstruktur, karena tujuannya adalah memunculkan hipotesis untuk


penelitian lebih lanjut.

d.      Relatif lebih ketat dibandingkan deskriptif dan eksplanatory.

3.      Deskriptif dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:

a.       Ketika peneliti hanya ingin menggambarkan satu fenomena saja.

b.      Ketika peneliti tidak menguji teori atau hipotesis.

c.       Cenderung tidak terstruktur karena tujuannya adalah hanya menggambarkan suatu


fenomena saja.

c.       Desain Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu

Peneliti seringkali harus berhadapan dengan pilihan penelitian yang menyangkut dimensi waktu.
Misalkan ketika peneliti tersebut melakukan penelitian eksperimental. Dalam penelitian
eksperimental, peneliti umumnya melakukan pengukuran terhadap objek yang sama lebih dari
satu kali, oleh karenanya peneliti tersebut harus memperhatiakan dimensi waktu yang terlibat
dalam penelitiannya tersebut.

Penelitian yang melakukan pengukuran berulang pada waktu yang berbeda yang dilakukan satu
kali pengukuran saja dinamakan penelitian longitudinal, sedangkan penelitian yang dilkukan satu
kali pengukuran saja pada waktu yang sama dinamakan sebagai penelitian cross section.
Sehingga secara umum jika ditinjau dari dimensi waktu, maka dapat dikatakan bahwa desain
penelitian terbagi menjadi desain penelian longitudinal dan cross section.[12]

d.      Desain Penelitian Berdasarkan Kekuatan Efek Variabel Independen Terhadap Variabel


Dependen

Seorang peneliti dapan mendesain atau merencanakan penelitiannya dengan tujuan untuk
mendapatkan efek variabel independen terhadap variabel dependen sangat kuat atau tidak kuat.
Efek variabel independen terhadap variabel dependen bisa sangat kuat, ketika peneliti
mengontrol variabel-variabel lain yang secara teori dapat mempengaruhi variabel dependen yang
sedang diteliti.

Dalam penelitian perilaku umumnya variabel-variabel yang diteliti baik itu variabel independen
maupun dependen bergerak secara bebas seperti halnya meteor yang tidak beraturan. Misalkan,
seorang peneliti menelaah mengenai hubungan antara “kepuasan konsumen terhadap loyalitas”
ketika peneliti tersebut dapat membuktikan hubungan antara kepuasan konsumen dengan
loyalitas, maka dapat diperkirakan bahwa loyalitas yang terjadi pada konsumen tersebut bukan
hanya karena kepuasan saja, tetapi juga mungkin karena kepercayaan, harga, jarak rumah dengan
toko atau karena keramahan pemilik toko. Hanya saja dalam penelitian tersebut yang ditelaah
oleh penelaah hanya hubungan antara kepuasan dengan loyalitas saja, variabel lain tidak ditelaah.
Untuk hal tersebut peneliti dapat mendesain suatu penelitian yang efek variabel independennya
sangat kuat terhadap variabel dependennya.

e.       Desain Penelitian Berdasarkan Jenis Investigasi

Jenis investigasi adalah hal yang hendak dijelaskan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Jenis
investigasi dapan dibagi menjadi dua kategori, yaitu investigasi kausal dan investigasi non kausal
(Sekaran, 2003)

Penelitian yang beresain kausal adalah ketika peneliti bermaksud menjelaskan penyebab suatu
masalah, dan mempunyai ciri ketika penyebab dihilangkan maka masalah dengan sendirinya
akan terpecahkan. Penelitian yang berdesain non-kausal, (Sekaran, 2003) mengungkaopkan
penelitian ini sebagai penelitian korelasional. Yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskna
beberapa variabel penting yang saling terkait dengan masalah.[13]

f.       Desain Penelitian Berdasarkan Cakupan Penelitian

Cakupan penelitian adalah menyangkut keluasan atau kedalaman peneliti dalam menganalisis
masalah yang diteliti. Terdapat dua jenis desain penelitian jika ditinjau dari cakupan penelitian
yaitu statistical studies dan case studies.

Suatu peneltian dianggap berdesain statistical studies yaitu peneliti melakukan penelitian yang


melebar tapi tidak terlalu mendalam, dalam penelitian ini peneliti berusaha menangkap
karakteristik sampel secara enferensial, dan hipotesis umumnya diuji secara kuantitatif. Misalkan
penelitian “pengaruh merokok terhadap kanker”, dikatakan berdesain statistical studies jika
dilakukan terhadap responden dengan berbagai macam kriteria, misalkan respondenya adalah
tukang sapu jalan, manajer, karyawan, mahasiswa, dan ibu-ibu muda.

Penelitian case studies adalah penelitian yang lebih menekan pada kedalaman analisis (full
contextual analysis) terhadap beberapa kejadian (fewer event) atau kondisi dan keterkaitan
mengenai “pengaruh merokok terhadap kanker” diatas dilakukan pada mahasiswa saja, dan
dengan berbagai macam situasi yang dianalisis. Misalkan analisis dilakukan pada 30 orang
mahasiswa, yang masing-masing dianalisis perilaku merokok mereka dari mulai mahasiswa
tersebut bangun tidur sampai mahasiswa tersebut tidur kembali.

g.      Desain Penelitian Berdasarkan Lingkungan Penelitian

Bedasarkan lingkungan, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penelitian yang
dilakukan dilapangan dan penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium.Penelitian yang
berdesain lingkungan lapangan adalah ketika peneliti melakukanya dalam kondisi yang
sebenarnya. Misalkan penelitian “pengaruh merokok terhadap kanker” dilakukan oleh peneliti
terhadap responden yang memang sehari-harinya merokok, dan dilakukan tanpa mempengaruhi
perokok terlebih dahulu, jadi dilakukan salam kondisi yang tidak sebenarnya (manipulated).
Misalkan dalam penelitian “pengaruh merokok terhadap kanker”, dilakukan terhadap orang-
orang yang merokok maupun yang tidak merokok, lalu dibandingkan hasilnya, atau dilakukan
didalam kondisi yang disengaja, misalkan dalam ruangan yang ber-AC dan tidak ber-AC, lalu
dibandingkan hasil merokok tersebut.[14]
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi (level of
explanation) dan analisis dan jenis data.

a.       Penelitian menurut tujuan. Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi


penelitian murni (pure researh) dan penelitian terapan (applied research).

b.      Penelitian menurut metode. Penelitian survey,  penelitian ex post


facto, penelitian eksperimen, penelitian naturalistik, penelitian kebijaksanaan (policy research),
penelitian tindakan (action research), penelitian evaluasi dan penelitian sejarah.

c.       Penelitian menurut tingkat eksplanasinya. Yaitu penelitian deskriptif, penelitian komparatif


dan penelitian asosiatif/hubungan.

d.      Penelitian menurut jenis data dan analisis. Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat
dikelompokkan menjadi tiga hal. Yaitu: jenis data kuantitatif, jenis data kualitatif dan jenis data
campuran, yaitu jenis data yang berupa campuran antar data kualitatif dan kuantitatif.

Sedangkan desain penelitian yaitu sebagai berikut:

a.       Desain penelitian berdasarkan tujuanadalah apakah dia akan melakukan


penelitian exploratory, descriptive atau explanatory.

b.      Desain penelitian berdasarkan dimensi waktu. Dapat dikatakan bahwa desain penelitian
terbagi menjadi desain penelian longitudinal dan cross section.[15]

c.       Desain penelitian berdasarkan kekuatan efek variabel independen terhadap variabel


dependen. Seorang peneliti dapan mendesain atau merencanakan penelitiannya dengan tujuan
untuk mendapatkan efek variabel independen terhadap variabel dependen sangat kuat atau tidak
kuat.

d.       desain penelitian berdasarkan jenis investigasi. Jenis investigasi adalah hal yang hendak
dijelaskan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Jenis investigasi dapan dibagi menjadi dua
kategori, yaitu investigasi kausal dan investigasi non kausal (sekaran, 2003)

e.       Desain penelitian berdasarkan cakupan penelitian. Cakupan penelitian adalah menyangkut


keluasan atau kedalaman peneliti dalam menganalisis masalah yang diteliti. Terdapat dua jenis
desain penelitian jika ditinjau dari cakupan penelitian yaitu statistical studies dan case studies.
f.       Desain penelitian berdasarkan lingkungan penelitian. Bedasarkan lingkungan, penelitian
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan dan penelitian yang
dilakukan di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Adi,Rianto, 2004, Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.

Creswell, John W., 2014, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixedmethods


Approaches, New Delhi: SAGE Publications Asia-Pacific.

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.

Yusuf, A. Muri, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,


Jakarta: Paramedian Group.

Zulganef, 2008, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai