Anda di halaman 1dari 6
a PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU, JI. Lintas Barat Pekon Fajar Agung Barat Kecamatan Pringsewu 38373 (0729) 29582 Ext.100 Email: rsud@pringsewukeh.go.idWebsite: Teuspangsenukeb. 90. LAPORAN BENCHMARK INDIKATOR MUTU PELAYANAN TW Il DENGAN SUMBER ILMIAH PROFESIONAL ‘TAHUN 2023 ‘Sesuai dengan misi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu untuk dapat memberikan pelayanan bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien, maka Tumah sekit umum daerah pringsewu melakukan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang sesuai dengan standar akreditasi kementrian keschatan 2023. Kegiatan ini dilakukan di setiap unit kena/instalasi terkait untuk mengukur kinerja pelayenan rumah sakit dan sebagai managemen control untuk mendukung engambilan keputusan, Tyjuan umum pelaporan peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah Melakukan proses pembelajaran dari database eksternal terhadap indicator mutu pelayanan yang ada di rumah sakit uum doerah pringsevu, Berdasarkan Cata taporn dari PMIKP Komite mutu tahun 2022, terdapat beberapa indicator mutu yang belum mencapai standar. Indicator mutu tersebut adalah: Kepatuhan kebersihan tangan 80,21% dari target 85% Kepatuhan penggunaen APD 82.85% dari target 100% Kepatuhan identfikasi pasien €3,33% dari target 100% Waktu tunggu rawat jalan 58.54% dari target 80% Has krtis laboratorium 93.75% dari target 100% Dari data tersebut dilakukan agregrasi hasil untuk menetukan perioritas Perbaiken pelayanan untuk kemudian dipilih sebagei data base proses pembelajeran ‘ekstemal melalui cara perbandingan dengan sumer ilmiahprofesional yang abjektit Terhadap indicator mutu TW Il. Sumber ilmiah professional kami ambil melalui aplikasi pencarian google dengan kalimat pencarian kata kunci sesuai indicator Perioritas perbaikan terpllh dengan batasan waktu publikasi jumnal antara tahun 2020 ~ 2022, sumber ilmiah hasil pencarian tersebut kemudian akan menjadi data base extemal proses pembelajaran. Demikian laporan perbandingan data Extemal indicator mutu dengan sumber iimiah professional ini, kami susun untuk dapat menjadi bahan masuken dan proses Perbaikan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD Pringsewu, ates bantuan dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih Pringsewu, 13 Oktober 2022 20 KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Jun 2016, 4(1), 20-25 prISSN 2334-6565 /e-ISSN 2502-3438 EVALUASI PELAKSANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) FARMAST KATEGORIE LAMA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SALATIGA 'Hidayab Karusiawpti, “Ika Gilar Hapsari, ' Mariani Arum, ' Adiva Tantyas Aurora, "Nungky Asmaraning Wahyono "alkalis Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakara, *RSUD Kova Salatiga Corresponding author email: hk170@ums.3¢-id ABSTRAK Salah satu standar pelayarian farmasi di rurmah sakit adatah waktu tunggu, Waktu tunggu pelayanan obat adalah tenggang wakth mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerims obatt. Wakta ‘unggu berpengarun Fada [hualitas pelayanen dan kepuasin pasien, Penelitian ini betujuan untuk mmengevaluasi pelaksarraan|Stndar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit dengan jenis peleyanan ‘armasi kategori lama walu canggu pelayanan resep rawat jalan di RSUD Kots Salatiga. Peneligian inj merupakan penelitin ng eksperimental dengan rancangan deskriptif (peneltian survey) terhadap pasien rawat jalan yang menebus resep di Insialasi Farmasi RSUD Solatiga dan pengambilan same! dengan menggunakhn metode purposive sampling. Waktu penelitian yaita pada bulan Januari = Maret 2016, Dilakukan benghitungan waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan obat racikan Kemodian dilalakan analisfs erhadap kesesuaian dengan standar pelayanan minimal kategori lama wwakty tunggu, Jumlah resep yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 225 resep dengan 78 resep bat racikan dan 147 mperufakan resep obat jadi atau non racikan, Waktu tunggu rata-rata obat racikan adalah 9,18 menit dan rata-fata waktu tunggu obat jadi alav obat non racikan adalah 5,70 menit. Hal tersebut sudah sesuai denghn standar pelayanan minimal yang dipersyaratkan cich Kepmenkes No 1297 Menkes/SK/11/2008 tdotang pelayanan resep baik obat jadi maupun obat racikan yaita lama ‘waktu tunggu obat jadi <3q menit dan obat racikan <60 menit , dan dari semua sampel yang diteliti tidak ada yang melebihi lama wakta tunggu seperti yang dipersyaratkan Kata Kuneé: sundar pelaygnan minimal, waktu tunggu, obst jadi, cbat racikan ABSTRACT One of the pharmaceuical|care standard in hospital is waiting time. Waiting time is counted from patients give the prescriptiqn until get medicines in pharmacy department. Waiting time influences patients’ satisfy. This research is due 10 evaluate implementation of id at hospital categorize waiting time for concoction medicines and non concoction medicines in oubpatients at RSUD Kota Salatiga. This is a mon experimental experiment with descriptive design. Shmples were collected with purposive sampling method. Research was done on January until Marth 2016. The numbers of samples are 225 prescriptions consist of 78 concoction medicines ard 147 non concoction medicines. Result showed that the average af waiting {ime for concoction medicings was 9.18 minwes and the average of waiting time for non concoction medicines was 5.70 minstes. These were proper the regulation of Indonesian health ministry. No 129/Mertes/SKM1/2008, witch is for concoction medicines is less than or equal 10 60 minutes and tam feoction medicines i es than or equal to 30 mutes. Al ofthe samples were proper tthe Keywords: minimum health care standard, waiting time, concoction medicines, non concoct ‘medicines " " ‘on Karuniawati, kk, Karka J. Yim. Far, Jun 2016, 4(4), 20-25 PENDAHULUAN ‘Menuntt undang-undaag No 129 tahun 2009 menyebutkan bahwa ramah sakit adalah sarana Kesehatan yang menyelinggarckan pelayanan keschatan perorangan | meliputi —pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitauf yang, ‘menyediakan pelayanan wat inap, rawat jalan, dan gawat darural. Supaya tercapai pelayanan yang paripyma di dalam sctiap melakukan elayanan di rumah sakil, diharapkan -mampu layanan dasar_ yang ‘meupakan rasan wajib |daerah yang bechak secara minimal dan badan (Kepmenkes 2008). Salat satu pelayanan fi rumah sakie yang dibarapkan memenuhi | standar —pelayanen rminimmat adalah pelayanar| farmasi. Pelayanan farmasi rumah sakit mequpakan salah saw kegiatan 4 cumah tercapainye pelayanan ke Hal tersebut yang menunjang, Kefarmasian adalah soam jpelaynnan langsong dan bertanggung jawab Kepaca pasien yang berkaitan dengan sediaan frmasi yang meliputi bat, baham obat, obat radigional, dan kosmetika dengan maksud mencapai hsil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidurjan pasien. Untuk ia pperit adanya standar pelayahan kefarmasin yang, Denujuan untuk menngkatkaa mutu pelayanan, menjamin Kepastian hulu bagi tenaga Xefarmasian, dan melingungi pasien dan masyarakat dari pengexnan Obat yang tidak rasional dalam rangka eselamatan —pasien (patient safery) Permenkes 3014) walt mulai pusien menyerghkan resep sampat dengan menerima obat jafi dengan standar minimal yang ditstapkan adalah < 30 menit, sedan pelayanan obat racikan ada ‘mula pasien menyerahkan r¢sep sampai dengan menerima obat ractkan ypith < 60. menit (Kepmenkes 2008). Waktu] tungeu pelayanan esep obat jadi lebih cepat dibandingkan dengan tenggang waktu 1 waktu. pelayanan resep obat ractkan Karena polayanan resep obst jadi tidak melalui proses eracikan (Nutjanah eal. 2016). Menurut enelitian yang dilakuikan oleh (Esti et al. 2015) menyebutkan bahwa wake tunggu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasin pasien. Waktu ingen yang lama merupalein salah satu komporen yang —_potensial ‘menyebabkan keiidakpussan pasien, Bila walt tupggu lama maka hal tersebut akan mengurangi Kenyamanan pasien dan berpengaruh pada vtiltas pasien di mase_mendatang (Wijono 1999). Hasil dari beberapa —penelitian menunjukkan bahwa wakwu tunggu pelayanan resep masih Tama atau belum sesusi standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh kementetian keschatan seperti penelitian yang dilakukan oleh (Bustani et al. 2015) waktu tanggu yaitu > 60 menit. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Septini 2012) cata-r waktu tunggu untuk resep non racikan sebesar 39 ‘menit dan resep racikan 60,4 menit. RSUD Salatiga merupakan salah satu pusax Tayanan kesehatan di kota Salatiga yang menjadi ojukan pelayanan kesehatan isekitamya. Dari tahun ke talwun jumlah pasien yong berkunjung ke RSUD Kota Salatige semakin meninghat, ‘yang berarti meningkainya Kepadatan jumiah dantrian pendaftaran di rumah sakie dan hal ini ‘akan berdampak pada waktw tunggu pasien ‘menjadi lebih kama, Berdasarkan tatar belakang tersebut di atas ddan sampai saat ini belum ada penelitian tenteng swaktu tunggu pelayanen resep rawat jalan di RSUD Salatiga, maka dipectukan penelitian evaluasi pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) rumsh sakit bidang farmasi Kategori lava waktu tunggu pelayanan cesep pasien rawat jalan baik obat jadi maupun obat rajikan. Harapannya hasil penelitiam ini menjadi Dahan evaluasi untuk memberikan pelayanan yang Yebif baik. METODE PENELITIAN Penelitian ini metupakan peneitigm non elsperimental dengan rancangan — deskeiptit (penelisian survey) techadap pasien eawat jalan yang mencbus recep i Insualati Farmasi RSUD Kota Salatiga dan cara pengambil sampel dengan menggunakan purposive sampling, Waktu peneliian ini yaitu pada bulan Januari — Moret 2016. Penelitian dilakukan dengan menghitung waktu tnggu pelayanan resep obat jadi dan obat rajikan kemudian Karuniawasi, ek. 2 ilalcukan analisis Ketesuaian dengan siandar pelayanan minim4l Kategori lama wake tunggu. Data primer dikumpathan enolatui pengamatan langsung dan poncatatan wake tanga pelayanan resep data formulic pencatatan Waktu tumgzu. Hasil keemadian dianalisis secara deskriptif dan ditandingkan engan standar pelayanan yinimal waktu tungeu cian. Data waktt ‘median, dan seandar devi HASIL DAN PEMB: RSUD Kota Salatiga pemerintah yang memy ddan depo instalas bedah stmval (IBS). Masing musing depo melavani resep baik obat jadi ‘mauptin obatracikan. | Pelayanan resep balk) bac jadi maupen racikan merupakan salah situ benruk pelayanan farmasi Klinik i sakit. Salah sau Indikator yang digunakan juntue mengevalvasi motu pelayanan adalah Ywhanya. wakta tungge pelayanan sesep th | nsilasi—farmas sebagaimana berdasarkan | Peraturan Menteri Kesehatan Repubtik 2014 tentang Standar Pela roman sakit. Wat ‘menyerahkan resep ‘menerima obst (Anonian 20) Jumieh sampel dalam 225 resep. Wakw tunggu |secara umum pada penetitian joi dari tal jaumlah sampel resep yang dianaisis yaitu sebanyak 224 resep dengan range ‘wakty 1 meait sampai 40 meni, standar deviasi adalah 6,79 dengan jumlah total wats congau yyaity 1554 menix dan ratarrata wakeu tungeu sep. Wake tungzu yaita 6.9057 menit sexiap Karurtiawati, dike Karka J, Tim. Far, Jun 2016, 4(1), 20-25 Dari 225 resep, 78 resepy merupakan obat racikan dan 147 recep merupakan obat jadi. Bila data dipisah menurut jenis obst racikan dan non ‘acikan eau obai jadi, maka rerate waktu tangs cobat racikan adalah 9,18 menit sedangkan rersta Waktu tunggu obat non racikan atau obar jadi adalah 5,70 meait, Hasil tersebut dapat diihat tubel 2, gambar 1, gambar 2, dan garnber 3, ‘Tabel2. Rerata, Standar Deviasi, Median, ‘Minimum dan Maksimum Total ‘Waktu ‘Tungga Menurut Tenis Resep Racikan dan Non Racikan Sia ia Jents Rerata Mim Max eran ey (uty (ona) JMMH Petayanan Resep Cram) cig (meat) (ean) me Racker TTR 8792908 SO Ott 570 506 1 29 147 30 mt Jai 9 Total Wats 69) 079 4 40. 225 VW Racitan Non” Total Wakes Racikinbas —Tongeu isi Gambar 1. Rerata total wait tunggu obat racikean dase now racikan/obat jadi 150 100 | EE Se iy aoe Racikanobat fad gumiah Samet oWokte Tange Gambar 2, Jumilah sampel dan waktu tangeu tbat sacikan dan non neikan/obat Jai idapatkan bahwa jumlah sebanyak 147 resep lebih ‘bat racikan yaitw sebanydk 78 resep. Hal Sesuai dengan beberapa penelitian terdahulu yaitu jumish resep obat jatii 60% lebih banyak aripada obat racikan {Yulianthy 2042; Aryani et al. 2014). ‘yang dibutuhkan ‘untuk menyclesaikan obat racikan adalah 9,18 menyelesaikan obat jadi ‘Waktu tunggu pelayanan dlibandingkan dengan pelayanan resep non racikan karena obat racil yang lebih, tidak hanya resep, yaitu jenis fal pelayanan yang ‘menghitung, yang diperlukan sesuai dengan dosis yang ‘ipertukan.serta_hanis wtikan daar ‘mencampus sifat dan jenis baban obat, Bagiamn ini memeclukan tenaga yang memiliki latar belakang racikan dengan cepat Sika dilibat dari standas yang dipersyaratkan oleh bat jadi maupon obat Farmasi rawat jalan RSUD ‘memenuhi standar yaitu lama waktu tunggu obat racikan <60 menit dan obat jadi <30 menit, dan ari semua sampel. yang diteliti tidak ada yang melebihi lama waktu tungeu seperti yang dipersyaratkan. Hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu pelayanan di instalasi farmasi depo/satelit rawat jalan sudah sesuai dengan SOP (Standart Operating Prosedure) yang sudah ditetapkan dimana_tagas dan fungsi utamanya adalah ‘melayani resep-resep yang berasal dari poliklinik resep — ditakukan screening (administrasi dan farmasotis serta farmakologis), resep di-entry, nota pembayaran diserahkan Kepada pasien, sementara pasien membayar ikasir, obat disiapkan atau dilakukan peracikan untuk obat racikam dan tahap terakhir yaitu obat, diserahkan kepada pasien. ‘Petugas yang melakukan screening resep, mengambil obat, menulis etiket, dan menyerahkan obat dilakukan ‘oleh petugas yang berbeda sehingga waktu pelayanan lebih cept’ dan kemungkinan ‘esalahan obat dapat dihindarkan. Petugas di instalasi farmasi juga mendapatkan pelatihan pelayanan secara berkala sehingga pengetahuan dan keterampilan dalam pelayanan Gapat terus ditingkatkan Karena keterampilan ‘mempunyai pengaruh yang signifikan dengan mutu atau kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan ‘akan berpengaruh pada kepuasan _pasien (Rusdiana et al. 2015). Berdasarkan penetitian yang dilakwkan oleh (Dewi 2015) dari hasit ‘enghitungan statistik diperoteh nilai OR (Odd Ratio) sebesar 15,944 yang berarti bahwa waktu funggu yang "lama —-mempunyai__resiko ketidakpuasan pasien 15 ‘ali dibandingkan ‘wakmn tunggu Yang cepat. Menurut penelitian yang dilakukan oteh (Yulianthy 2012), dalam analisis waktu tnggu di rumah sakit St. Carolus, fakior pengetahuan dan keterampitan dalam hal proses membaca resep, menghimng, dan memberi harga bat serta kecepatan dalam mengoperasikan komputer mempersgaruhi wakt ‘ugg pelayanan resep, dan sebaliknya, kurangnya —keterampilan = dan kecepatan pelayanan terttama di tsikettie penerimaan dan peracikan akan berdampak pada Tamanya wale ‘unggs pasien dalam mencbus resep dokter. Berdasarkan penelitian yang ditakukan (Shansf & Sukeri 2003) ada empat faktor yang ‘mempengaruni waktutunggu. Faktor yang pertsma adalah Sumber Daya Manusia. Suinber aya mancsia yang Kurang terampil dan professional akan menyebabkan durasi pelayanan semakin lama. Sebaliknyp, ketersediaan sumber daya manusia yang yang cukup terampit, lama kerja, beban Kerja, dan] pengetahuan pegawai Mempengaruhi lama wak{u tungeu. Pengalaman, ketja mempengaruhi periaku kinerja individu. Semakin lama pengalauhan Kerja seseorang., ‘maka akan semakin teranpil dan semakin lama semakin. menambah dalam melaksanakan Faktor yang kedua tas atau sarana dan Program komputer mengakibatkan jakan secara manval yma Waktu pelayanan tor Yang ketiga yaitu kurang tertib dan lap meningkatnya, adalah petalatan dan f yang belum sempurma beberapa pekerjaan dike roses registrasi artinya. Fesep masuk ke dalam ingtafasi farmasi untuk dlilakukan pelayanan. Peletakan loket yang. banyak dan. kurang tep§t dapat berpotensi merobingungkan pasien dalam hal mencari loket (Puspitasari 2011}. Menufat penelitian yang dilakukan (Wijaya 2012) Jama waktu tunggu dipengaruhi oleh sumber aya manusia, jenis asien, jenis resep, ketersediaan obat, peresepan formularitam obat, Standar Operating Prosedure (SOP) pelayanan Tesep serta faktor proses pelayanan resep yang ‘meliputi : penerimaan resep, pemberian harga obat. pembayaran, penga obat, pemberian etiket obat, Han penyerahan obat kepada pasien, Beberapa model untuk méningkatkan efisiensi waktu sudah diajicobakan,) Salah satu model yang sangat penting dalam —meningkatkan kkualitas pelayanan keschatan untuk mengurangi Jama waktu tunggu yaitu déngan Lean and Six Sigma. Beberapa institusi| Kesehatan sudah mengimplementasikan model tersebut dan hasitnya lama siktus waktu bisa diturunkan (Gijo. et al, 2013), KESIMPULAN Jumlah resep yang diteliti alam penelitian ini ‘adalah sebanyak 225 resep) dengan 78 resep adalah resep racikan dan 14] merupakan resep obat jadi atau non racikan. Waktu tunggu rata: ata obat racikan adatah 9,18 imenit dan rata-rata waktu tunggu obat jadi ata obat non racikan adalah 5,70 menit. Hal tergebut sudah sesuai dengan ‘standar pelayanay minimal yang Karuniawati, dkic. Kartika J. Wm, Far, Sun 2016, 4(1). 20-25 dipersyaratkan oleh Kepmenkenkes No 129/ Menkes/SK/1V/2008 tentang pelayanan resep baik ‘obat jadi snaupun obat racikan yaitu lama waktw tunggn obat racikan <60 menit dan obat non racikan atau obat jadi <30 menit, dan dari semua sampel yang ditetiti tidak ada yang melebihi Jama wakta tunggu seperti yang dipersyaratkan, SARAN 1, Waktu tunggu pelayanan resep baik obat acikan maupun obat jadi sudah sesuai standar yang dipersyartakan oleh pemerintah melalui Kepmenkenkes No 129/ ‘Menkes/SKAV2008, —petugas ——tetap memperiahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan. 2. Menerapkan Lean and Six Sigma untuk lebih smeningkatkan efesiensi wakeu dan kinerja petugas di Instatasi Farmasi 3. Penelitian dengan tema sejenis disaranken untuk mencoba meneliti lama waktu tungeu bendasarkan perbedaan jenis pasien misalnya pasien SKN dan non TKN atau berdasarkan, perbedaan status sosial atau ekonomi pasien, 4. Menambah jumlah sampel saat jam peak hour (am penumpukan resep) pelayanan farmasi dan awal jam buka instalasi farmasi S. Perlu dilakukan penelitian \ebih lanjut tentang kesesuaian resep dengan standar akreditasi RS Kars, DAFTAR PUSTAKA. Anonim, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik ‘Indonesia No 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Aryani, F, Anggraini, D. & Yani, N.P., 2014, Evaluasi Mutu. Pelayanan Kefarmasian Kategori Wakta Tunggu Pelayanan Resep di Depo Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. 3(September), pp.4-9. Bustani, NIM., Ratu, AJ. & Sacrang, J.SM., 2015. Analisis Lama Waktu Tunggu Petayanan Pasien Rawat Propinsi Sulawesi Utara. 3. Dewi. A. 2015. Hubungan Waktu Tunggu Pendafiaran dengan Kepuasan Pasien di ‘Tempat Pendafiaran Pasion Rawat Jalan (TPPR) RSUD Sukoharjo. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai