Anda di halaman 1dari 3
BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT Soreang, 11 April 2019 Yang Terhormat : 1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. 3. Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bandung. 4. Kepala Puskesmas se - Kabupaten Bandung. 5. Kepala Sekolah SMP/MTs/ Sederajat se - Kabupaten Bandung. 6. Kepala Sekolah SMA/MA/ SMK/Sederajat se - Kabupaten Bandung. Di Tempat SURAT EDARAN NO: 442 / 888 / DINKES TENTANG PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI DI SEKOLAH SMP, SMA DAN SEDERAJAT DI KABUPATEN BANDUNG A. UMUM Hasil Riskesdas 2013 prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,2%, pada Riskesdas 2018 prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan menjadi 48,9%, Prevalensi anemia ibu hamil terbesar terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun hampir sebesar 50%. Kelompok umur tersebut merupakan kelompok usia remaja dan usia produktif. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan sehingga berpotensi menyebabkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah serta dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak. Salah satu sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah meningkatnya status keschatan dan gizi anak. Sebagai penjabarannya, kementerian keschatan telah menyusun rencana strategis (Renstra) Tahun 2015 - 2019, tercantum di dalamnya sasaran program gizi dan Kesehatan ibu dan anak antara lain meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Salah satu indikator pembinaan gizi masyarakat adalah Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dengan target sebesar 100% pada tahun 2019 untuk wilayah prioritas intervensi stunting, B. Maksud dan Tujuan Meningkatnya status gizi remaja putri dan wanita usia subur sehingga dapat memutus mata rantai terjadinya stunting, mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh sebagi bekal dalam mempersiapkan generasi yang sehat berkualitas dan produktif. C. Dasar 1. Undang - undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang menitikberatkan pada penyelamatan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan); 3. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Sebelum Hamil, Masa Hamil,Persalinan Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Kontrasepsi Serta Pelayanan Kesehatan Sexual. 4. Peraturan bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 6/X/PB/2014; Nomor: 73 tahun 2014; Nomor: 41 tahun 2014; Nomor: 81 tahun 2014 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah; S. Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.03. 03/V/0595/2016 tanggal 20 Juni 2016 Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur; 6. Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor: 440/25/Yanbangsos tentang Dukungan Kebijakan Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur, D. Pelaksanaan 1. Cara pemberian TTD dengan dosis 1 (satu) tablet perminggu sepanjang tahun. 2. Pemberian TTD dilakukan untuk remaja putri usia 12-18 tahun di SMP, ‘SMA dan Sederajat. 3. Pemberian TTD pada remaja putri melalui UKS/M di institusi pendidikan (SMP/SMA dan yang sederajat) dengan menentukan hari minum TTD bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan di wilayah masing-masing. 4. Pemberian TTD bagi remaja putri yang putus sekolah dapat dilakukan pada kegiatan posyandu remaja/karang taruna/perkumpulan remaja lainnya. E, Langkah-langkah a Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama berkoordinasi untuk melakukan: a, Sosialisasi di sekolah tentang pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri di sekolah. b. Kegiatan Pemberian Tablet Tambah Darah di sekolah pada hari yang disepakati bersama, ¢. Mendukung keberlangsungan dan keberhasilan pemberian Tablet Tambah Darah kepada remaja putri, anggota masyarakat, sekolah (guru dan orangtua). . Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pemberian Tablet Tambah Darah secara berkala. Puskesmas mengajukan permohonan alokasi kebutuhan Tablet Tambah Darah sesuai jumlah remaja putri yang ada di wilayahnya ke Dinas Kesehatan, Puskesmas mendistribusikan Tablet Tambah Darah ke sekolah-sekolah, Posyandu remaja dan perkumpulan remaja lainnya. Seksi Kesga Gizi bekoordinasi dengan UPT Obat dan Perbekes dalam hal penyediaan Tablet Tambah Darah. Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kementerian Agama Kabupaten melakukan pendataan jumlah sasaran/siswi. Demikian untuk dilaksanakan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. /BUPATI Banpung LL AY 2

Anda mungkin juga menyukai