Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

TAX AVOIDANCE

Nuralifmida Ayu Annisa


Lulus Kurniasih
Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT
This study aims to find out how the influence of the corporate governance of tax avoidance
activity in companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2008. The samples are publicly
traded company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008 as many as 200 companies. This
study uses data analysis and regression analysis of the elements of corporate governance and tax
avoidance. The results of this study show that the elements of corporate governance that consist of
audit quality and audit committee significantly influence the activity of tax avoidance as measured
using proxy book tax gap. Other results show that the tax avoidance activity as measured with
proxy book tax gap are not affected significantly by institutional ownership and board of
commissioners. Limitation of this study is not to use each type of industries as control variable so
can’t identify the direct effect from type of industry on tax avoidance. Another limitation of this
study is use corporate governance’s proxy separately, so it can’t capture the full effect of
corporate governance.

Keywords:corporate governance, ownership structure, board of commissioners, audit committee,


tax avoidance, book tax gap.

PENDAHULUAN struktur corporate governance mempengaruhi cara


sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban
Corporate governance merupakan tata kelola
pajaknya, tetapi di sisi lain perencanaan pajak
perusahaan yang menjelaskan hubungan antara
tergantung pada dinamika corporate governance
berbagai partisipan dalam perusahaan yang me-
dalam suatu perusahaan (Friese, Link dan Mayer,
nentukan arah kinerja perusahaan (Haruman,
2006). Mengukur penghindaran pajak sulit di-
2008). Isu mengenai corporate governance mulai
lakukan dan data untuk pembayaran pajak dalam
mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun
Surat Pemberitahuan Pajak sulit didapat untuk itu
1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
perlu pendekatan untuk menaksir berapa pajak
berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan
yang sebenarnya dibayar perusahaan kepada
lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan
pemerintah, oleh karena itu dalam penelitian
oleh sangat lemahnya corporate governance yang
mereka mengadopsi pendekatan tidak langsung
diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak
untuk mengukur variabel dependen penghindaran
saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai
pajak yaitu dengan memulai menghitung per-
memberikan perhatian yang cukup signifikan
bedaan laba akuntansi dengan penghasilan / laba
dalam praktek corporate governance.
kena pajak (gap between financial and taxable
Sebuah perusahaan merupakan Wajib Pajak income), perbedaan yang dilaporkan ke pemegang
sehingga kenyataannya bahwa suatu aturan saham atau investor menggunakan GAAP/SAK,

  Jurnal Akuntansi & Auditing 123


Volume 8/No. 2/Mei 2012: 95-189
sedangkan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan Pe- kan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari
raturan Perpajakan, perbedan ini terkenal dengan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana
sebutan book tax gap (Desai dan Dharmaphala, pengaruh dari corporate governance terhadap
2007). aktivitas tax avoidance pada perusahaan yang
Aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh terdaftar di BEI tahun 2008.
manajemen suatu perusahaan dalam upaya semata-
mata untuk meminimalisasi kewajiban pajak TINJAUAN PUSTAKA DAN
perusahaan (Khurana dan Moser, 2009). Tax PENGEMBANGAN HIPOTESIS
avoidance merupakan suatu strategi pajak yang Corporate Governance
agresif yang dilakukan oleh perusahaan dalam
Good corporate governance (GCG) menurut
memimalkan beban pajak, sehingga kegiatan ini
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
memunculkan resiko bagi perusahaan antara lain adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar.
denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata Corporate governance berkaitan erat dengan
publik. kepercayaan baik terhadap perusahaan yang me-
Dalam beberapa tahun terakhir otoritas pajak laksanakannya maupun terhadap iklim usaha di
tampaknya telah berusaha dengan semaksimal suatu negara. Penerapan GCG mendorong ter-
mungkin tidak hanya menegakkan batas yang jelas ciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha
antara penghindaran pajak dan penggelapan pajak yang kondusif (Sulistyanto dan Lidyah, 2002).
dalam upaya perencanaan pajak, tetapi juga untuk Good corporate governance secara definitif
mencegah Wajib Pajak masuk kedalam celah merupakan sistem yang mengatur dan mengen-
ambiguitas yang ditimbulkan oleh peraturan per- dalikan perusahaan untuk menciptakan nilai
pajakan (Bovi, 2005). Tujuannya untuk mencegah tambah (value added) untuk semua stockholder
(Desai dan Dharmapala, 2007). Secara singkat, ada
Wajib Pajak menggunakan struktur penilaian
empat komponen utama yang diperlukan dalam
terhadap status hukum yang tampak ambigu ter-
konsep good corporate governance ini, yaitu
sebut sehingga dapat diterima sebagai upaya pe-
fairness, transparancy, accountability, dan res-
rencanaan pajak tetapi ternyata malah melanggar ponsibility. Keempat komponen tersebut penting
peraturan itu sendiri. Dalam upaya mencapai karena penerapan prinsip good corporate gover-
tujuan tersebut maka dilakukan berbagai macam nance secara konsisten terbukti dapat mening-
tindakan antara lain diadakannya audit intensif, katkan kualitas laporan keuangan (Beasly, 1996
tekanan prosedural, publisitas yang mempengaruhi dalam Sulistyanto dan Wibisono, 2003).
reputasi, dll. Penelitian ini merupakan modifikasi
dari penelitian terkait dengan pengaruh corporate Tax Avoidance
governance terhadap tax avoidance. Menggunakan Meminimalisasi beban pajak dapat dilakukan
referensi penelitian yang dilakukan oleh peneliti- dengan berbagai cara, mulai dari yang masih
peneliti sebelumnya. Hal ini dilakukan mengingat berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai
minimnya penelitian terkait dengan corporate dengan yang melanggar peraturan perpajakan.
governance dan tax avoidance yang dilakukan Upaya meminimalkan pajak secara eufimisme
oleh peneliti di Indonesia. sering disebut dengan perencanaan pajak (tax
planning). Umumnya perencanaan pajak merujuk
Atas dasar latar belakang penelitian yang
pada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib
dilakukan oleh beberapa peneliti yang ada di luar Pajak (WP) supaya utang pajak berada dalam
negeri dan di dalam negeri yaitu di Indonesia jumlah minimal tetapi masih dalam bingkai per-
maka masalah yang hendak dijawab melalui pe- aturan perpajakan (Suandy, 2008).
nelitian ini adalah: bagaimana pengaruh corporate
Dalam bukunya Perencanaan Pajak (2008)
governance terhadap aktivitas tax avoidance? Ber- Suandy memaparkan beberapa faktor yang me-
dasarkan perumusan masalah yang telah dipapar-

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE


124  Nuralifmida Ayu Annisa
Lulus Kurniasih
Universitas Sebelas Maret
motivasi Wajib Pajak untuk melakukan peng- Kepemilikan Institusional
hematan pajak dengan ilegal, antara lain:
Penelitian yang dilakukan Shleifer dan
- Jumlah pajak yang harus dibayar. Besarnya Vishney (1986) menyatakan bahwa pemilik ins-
jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib titusional memainkan peran penting dalam me-
Pajak, semakin besar pajak yang harus
mantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi
dibayar, semakin besar pula kecenderungan
manajer. Mereka berpendapat bahwa seharusnya
Wajib Pajak untuk melakukan pelanggaran;
pemilik institusional berdasarkan besar dan hak
- Biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil
suara yang dimiliki, dapat memaksa manajer untuk
biaya untuk menyuap fiskus, semakin besar
berfokus pada kinerja ekonomi dan menghindari
kecenderungan Wajib Pajak untuk melakukan
pelanggaran; peluang untuk perilaku mementingkan diri sendiri.
Adanya tanggung jawab perusahaan kepada fidusia,
- Kemungkinan untuk terdeteksi, semakin kecil
kemungkinan suatu pelanggaran terdeteksi maka pemilik institusional memiliki insentif untuk
maka semakin besar kecenderungan Wajib memastikan bahwa manajemen perusahaan mem-
Pajak untuk melakukan pelanggaran; dan buat keputusan yang akan memaksimalkan ke-
- Besar sanksi, semakin ringan sanksi yang di- sejahteraan pemegang saham.
kenakan terhadap pelanggaran, maka semakin Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khurana
besar kecenderungan Wajib Pajak untuk me- dan Moser (2009) adalah besar kecilnya kon-
lakukan pelanggaran. sentrasi kepemilikan institusional maka akan
mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh
Dalam melakukan penghematan pajak secara
perusahaan, dan semakin besarnya konsentrasi
legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak.
short-term shareholder institusional akan mening-
Meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan
katkan kebijakan pajak agresif, tetapi semakin
dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi
besar konsentrasi kepemilikan long-term share-
ketentuan perpajakan maupun yang melanggar
holder maka akan semakin mengurangi tindakan
peraturan perpajakan. Istilah yang sering diguna-
kebijakan pajak yang agresif.
kan adalah tax evasion dan tax avoidance. Sophar
Lumbantoruan dalam bukunya akuntansi pajak Struktur Dewan Komisaris
(1996: 489) memaparkan definisi terkait dua
Komisaris independen didefinisikan sebagai
istilah tersebut. Tax evasion (penggelapan pajak)
seorang yang tidak terafiliasi dalam segala hal
adalah penghindaran pajak dengan melanggar
dengan pemegang saham pengendali, tidak me-
ketentuan peraturan perpajakan. Tax avoidance
miliki hubungan afiliasi dengan direksi atau dewan
(penghindaran pajak) adalah penghindaran pajak
komisaris serta tidak menjabat sebagai direktur
dengan menuruti peraturan yang ada.
pada suatu perusahaan yang terkait dengan pe-
Pengukuran Corporate Governance rusahaan pemilik menurut peraturan yang dikelur-
kan oleh BEI, jumlah komisaris independen pro-
Di Indonesia Corporate Governance Index
porsional dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
telah dikembangkan oleh Indonesian Institute for
pemegang saham yang tidak berperan sebagai
Corporate Governance (IICG). Pemeringkatan
corporate governance oleh IICG tersebut tidak pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris
dilakukan untuk semua perusahaan yang terdaftar independen sekurang-kurangnya tiga puluh persen
di BEI, sehingga sampel penelitian hanya terbatas (30%) dari seluruh anggota komisaris, disamping
(Kurniasih dan Siregar, 2007). Adanya keter- hal itu komisaris independen memahami undang-
batasan Corporate Governance Index, dalam ber- undang dan peraturan tentang pasar modal serta
bagai penelitian seringkali terkait corporate gover- diusulkan oleh pemegang saham yang bukan me-
nance akan menggunakan proksi sebagai alat ukur rupakan pemegang saham pengendali dalam Rapat
(Arifin, 2003; Khomsiyah, 2003). Umum Pemegang Saham (Pohan, 2008).

  Jurnal Akuntansi & Auditing 125


Volume 8/No. 2/Mei 2012: 95-189
Komite Audit memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit
Daniri (2006) dalam Pohan (2008) menyebut-
oleh KAP non The Big Four.
kan sejak direkomendasikan GCG di Bursa Efek
Indonesia tahun 2000, komite audit telah menjadi
Pengukuran Tax Avoidance
komponen umum dalam struktur corporate
governance perusahaan publik. Pada umumnya, Peneitian terkait tax avoidance sebelumnya
komite ini berfungsi sebagai pengawas proses telah dilakukan oleh Desai dan Dharmapala
pembuatan laporan keuangan dan pengawasan (2007); Sartori (2010); Friese, Link dan Mayer
internal, karena BEI mengharuskan semua emiten (2006); Chen dan Chu (2010); Bovi (2005); Chai
untuk untuk membentuk dan memiliki komite dan Liu (2010); Kim, Li dan Li* (2010); Crocker
audit yang diketuai oleh komisaris independen. dan Slemrod (2003); dll. Pengukuran terkait tax
avoidance dilakukan dengan menggunakan proksi
Pohan (2008) dalam penelitiannya memapar-
book tax gap sebagai alat ukur. Book tax gap me-
kan bahwa dewan komisaris wajib membentuk
rupakan kesenjangan atau perbedaan antara laba
komite audit yang beranggotakan sekurang-kurang-
komersial yang dilaporkan dalam laporan laba rugi
nya tiga orang anggota, diangkat dan diberhenti-
menurut peraturan akuntansi dengan laba fiskal
kan serta bertanggung jawab kepada dewan
atau laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi
komisaris. Komite audit yang beranggotakan se-
untuk kepentingan perpajakan yang disusun
dikit, cenderung dapat bertindak lebih efisien,
berdasarkan peraturan perpajakan negara yang
namun juga memililki kelemahan, yakni minim-
bersangkutan Bovi (2005).
nya ragam pengalaman anggota, sehingga anggota
komite audit seharusnya memiliki pemahaman
Pengembangan Hipotesis
memadai tentang pembuatan laporan keuangan
dan prinsip-prinsip pengawasan internal. Kualifikasi Sejumlah penelitian telah dilakukan tentang
terpenting dari anggota komite audit terletak pengaruh corporate governance terhadap tax
pada common sense, kecerdasan dan suatu pan- avoidance kesimpulannya yang sangat meyakin-
dangan yang independen. kan. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh
Sartori (2010); Friese, Link dan Mayer (2006);
Kualitas Audit Chen dan Chu (2010); Bovi (2005); Chai dan Liu;
Kim, Li dan Li* (2010); Crocker dan Slemrod
Salah satu elemen penting dalam corporate
(2003); Khurana dan Moser (2009); Ralf dan Chatelain
governance adalah transparansi. Transparansi ter-
(2010); dll. Beberapa diantaranya menyimpulkan
hadap pemegang saham dapat dicapai dengan
bahwa ada hubungan negatif antara corporate
melaporkan hal-hal terkait perpajakan pada pasar
governance dan tax avoidance. Sesekali lain me-
modal dan pertemuan para pemegang saham. Pe-
nyimpulkan bahwa hubungan yang ada antara
ningkatan transparansi terhadap pemegang saham
corporate governance dan tax avoidance adalah
dalam hal pajak semakin dituntut oleh otoritas
positif jika dan hanya jika diikuti dengan rendah-
publik (Sartori, 2010). Alasannya adalah adanya
nya biaya agensi dan biaya transaksi (Sartori,
asumsi bahwa implikasi dari perilaku pajak yang
2010). Sejumlah penelitian yang dilakukan di luar
agresif, pemegang saham tidak ingin perusahaan
negeri telah menunjukkan bahwa dampak corporate
mereka mengambil posisi agresif dalam hal pajak
governance yang efektif negatif pada aktivitas tax
dan akan mencegah tindakan tersebut jika mereka
avoidance.
tahu sebelumnya.
Tindakan penghematan pajak yang dilakukan
Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
oleh sejumlah perusahaan di Indonesia dimaksud-
KAP The Big Four menurut beberapa referensi
kan bukan untuk menggelapkan pajak, tapi lebih
dipercaya lebih berkualitas sehingga menampilkan
pada tujuan penghematan besarnya beban pajak
nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu
yang dibayar oleh perusahaan dengan cara me-
diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big
manfaatkan celah pada peraturan perpajakan yang
Four (PriceWaterhouseCooper - PWC, Deloitte
ada di Indonesia (Suandy 2008). Beberapa negara
Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young-E&Y)
termasuk Indonesia, celah antara legal dan ilegal-

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE


126  Nuralifmida Ayu Annisa
Lulus Kurniasih
Universitas Sebelas Maret
nya suatu tindakan penghematan pajak ini masih Boediono (2006), variabel yang digunakan sebagai
ambigu, sehingga tidak disarankan bagi Wajib proksi corporate governance secara partial (ter-
Pajak untuk menarik kesimpulan sendiri terkait pisah) untuk struktur kepemilikan yaitu kepemilik-
dengan undang-undang perpajakan. Lebih baik an institusional dan kepemilikan manajerial untuk
jika Wajib Pajak melakukan crossceck terkait pe- struktur dewan digunakan jumlah dewan ko-
mahaman undang-undang dengan otoritas misaris. Fala, (2007) juga menggunakan proksi
perpajakan (Khurana dan Moser, 2009). Sehingga yang sama terkait struktur dewan. Jumlah komite
meminimalkan kemungkinan Wajib Pajak ter- audit juga digunakan sebagai proksi corporate
jerumus dalam lingkaran ambiguitas yang me- governance mengacu pada penelitian yang di-
rugikan di masa yang akan datang. lakukan Mayangsari (2003). Transparansi infor-
Corporate governance secara komperhensif masi dapat diukur dengan kualitas audit. Dalam
(bersama-sama) biasanya diukur menggunakan penelitiannya Mayangsari (2003) mengungkapkan
proksi Corporate Governance Indeks (CGI) bahwa pengukuran kualitas audit dapat dilakukan
seperti yang dilakukan oleh Arifin (2003) dan dengan menggunakan proksi spesialisasi industri
Khomsiyah (2003). Menurut Shen dkk (2006) dan ukuran KAP. Tax avoidance diukur dengan
dalam Kurniasih dan Siregar (2007) menyebutkan menyimpulkan perbedaan terkait laba yang di-
bahwa corporate governance dibagi dalam tiga laporkan ke pasar modal atau laba komersial
area, yaitu: struktur kepemilikan, transparansi dengan laba yang dilaporkan dalam otoritas per-
informasi dan struktur dewan. Banyak penelitian pajakan atau laba fiskal atau book tax gap (Desai
terkait corporate governance diantaranya di- dan Dharmapala, 2007; Bovi 2005; Chai dan Liu,
lakukan oleh Midiastuty dan Machfoedz (2003); 2010; Kim, Li dan Li*, 2010).

Gambar 1 Kerangka Teoritis Hubungan antar Variabel


Variable Independen Variabel Dependen

Corporate Governance:
1. Kepemilikan Institusional
2. Dewan Komisaris
• Prosentase Dewan Komisaris
Independen Tax Avoidance
• Jumlah Dewan Komisaris (Book Tax Gap)
3. Kualitas Audit
4. Komite Audit

Berdasarkan kerangka teoritis hubungan antar H4: Terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel di atas, maka hipotesis yang akan diuji jumlah komite audit terhadap tax avoidance;
dalam penelitian ini adalah: H5: Terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan dari audit terhadap aktivitas tax avoidance.
konsentrasi kepemilikan institusional ter-
hadap aktivitas tax avoidance; METODA PENELITIAN
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan dari pro-
sentase dewan komisaris independen terhadap Sampel Penelitian
tax avoidance; Populasi mengacu pada keseluruhan ke-
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan dari jumlah
lompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin
dewan komisaris terhadap tax avoidance;
diinvestigasi oleh peneliti (Sekaran, 2006). Po-

  Jurnal Akuntansi & Auditing 127


Volume 8/No. 2/Mei 2012: 95-189
pulasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan Sampel adalah sebagian dari populasi (Mustafa,
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2000), artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
tahun 2008. Seluruh data yang digunakan dalam populasi. Ukuran sampel yang digunakan dalam
penelitian merupakan data sekunder dan diambil penelitian ini ditentukan berdasarkan pendapat
dari laporan keuangan (financial report), dan Slovin dalam hal jumlah sampel (Suliyanto, 2006).
laporan tahunan (annual report) perusahaan yang Ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun pendapat Slovin (Suliyanto, 2006) sebagai patokan
2008. dengan perhitungan jumlah sampel. Perhitungan-
nya sebagai berikut:

Pengambilan sampel dalam penelitian ini tersebut mempunyai arti yang signifikan pada
menggunakan teknik disproportionate stratified pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat
random sampling, karena unsur populasi mengambil sampel dengan stratified random
berkarakteristik heterogen dan heterogenitas sampling (Mustafa, 2000).

Tabel 1 Seleksi Pemiihan Sampel


Jumlah
Jumlah
Keterangan Perusahaan di
Sampel
BEI
o Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008 393 393
o Sampel dikeluarkan karena menggunakan
satuan selain Rupiah (11)
o Jenis Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun
2008: 282
1. Agriculture, forestry and fishing
2. Animal feed and husbandry 10 6
3. Mining and mining service 6 4
4. Constructions 14 8
5. Manufacturing 9 7
6. Transportation service 149 62
7. Telecommunication 12 8
8. Whole sale and retail trade 6 5
9. Banking 23 13
10. Credit, agencies other than bank 30 16
11. Securities 16 9
12. Insurance 15 8
13. Real estate and property 10 6
14. Hotel and travel service 46 26
15. Holding and other investment companies 10 7
16. Other 5 3
Total Sampel
20 12
200

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE


128  Nuralifmida Ayu Annisa
Lulus Kurniasih
Universitas Sebelas Maret
Model Penelitian dan Operasionalisasi Variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
BTGit = a0 + a1INSTit + a2INDPit + a3DKit + Statistik Deskriptif
a4KOMITEit + a5AUDITit + ε
Keterangan: Descriptive statistic yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui nilai mean, maksimum, minimum
BTG = Book tax gap.
dan standar deviasi dari variabel-variabel yang
INST = Kepemilikan institusional.
digunakan dalam penelitian ini, seperti ditunjuk-
INDP = Prosentase dewan komisaris independen.
kan dalam tabel berikut.
DK = Jumlah dewan komisaris.
KOMITE = Jumlah komite audit.
AUDIT = Kualitas audit
ε = Error term

Tabel 2 Descriptive Statistics


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BTG 200 -7.243E12 1.0875E13 1.963E11 1.48512E12
INST 200 .00 .99 .6815 .20802
INDP 200 .26 .54 .3877 .07380
DK 200 2.00 10.00 6.0150 2.19519
KOMITE 200 .00 8.00 3.2300 .80019
AUDIT 200 .00 1.00 .4500 .49874
Valid N (listwise) 200

Uji Asumsi Klasik uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Uji
normalitas tersebut ditunjukan pada tabel di bawah
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
ini.
alat uji analisis yang digunakan untuk melakukan
uji coba (parametric atau non parametric) disebut

Tabel 3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 200
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 4.65443155
Most Extreme Absolute .079
Differences Positive .079
Negative -.049
Kolmogorov-Smirnov Z 1.120
Asymp. Sig. (2-tailed) .163
a. Test distribution is Normal.

  Jurnal Akuntansi & Auditing 129


Volume 8/No. 2/Mei 2012: 95-189
Dari tabel dapat dilihat besarnya nilai statistik Melalui tabel uji multikolinieritas di bawah
Kolmogorov-Smirnov untuk variabel book tax gap ini dapat dilihat bahwa, Tolerance variabel bebas >
(BTGit) adalah KS = 1.120 dengan p = 0,163. Jika 0,10 dan VIF variabel bebas < 10, sehingga dapat
digunakan tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05; disimpulkan bahwa variabel bebas tidak saling
ternyata nilai p untuk variabel BTGit yaitu (0,163) berkorelasi secara signifikan. Hasil pengujian ini
adalah lebih besar dari α (0,05); sehingga dapat di- menunjukkan bahwa, data yang dianalisis me-
simpulkan bahwa variabel BTGit memiliki dis- menuhi asumsi multikolinearitas.
tribusi normal.

Tabel 4 Tabel Uji Multikolineritas


Collinierity Statistic
Model Tolerance VIF
INST .938 1.066
INPD .937 1.067
DK .955 1.048
KOMITE .883 1.133
AUDIT .857 1.167

Hasil uji autokorelasi terhadap model regresi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5 Tabel Uji Autokorelasi


Std. Error
of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .393 .154 .133 4.037E11 1.956
a. Predictors: (Constant), AUDIT, INPD, DK, INST, KOMITE
b. Dependent Variable: BTG

Hasil analisis menunjukkan nilai Durbin- Gambar di bawah ini memperlihatkan grafik-
Watson untuk variabel dependen BTGit telah ber- grafik scatterplot dari variabel dependen yaitu
BTGit. Dari grafik scatterplot tersebut dapat dilihat
ada diantara 1,725 (dU) dan 2,275 (4-dU), sehingga
bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah
dapat disimpulkan model regresi terbebas dari
angka 0 pada sumbu Y, hal ini berarti bahwa model
problem autokorelasi dan layak digunakan. penelitian ini telah terbebas dari heteroskedastisitas.

Gambar 2
 

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE


130  Nuralifmida Ayu Annisa
Lulus Kurniasih
Universitas Sebelas Maret
KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel 6 Uji Hipotesis


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 160.381 124.052 1.293 .198
INST -119.244 69.291 -.115 -1.721 .087 .938 1.066
INPD -39.463 195.380 -.014 -.202 .840 .937 1.067
DK 7.507 6.509 .076 1.153 .250 .955 1.048
KOMITE 67.458 18.566 .251 3.633 .000 .883 1.133
AUDIT 119.754 30.235 .277 3.961 .000 .857 1.167
a. Dependent
Variable: BTG

Temuan penelitian ini adalah bahwa variabel Jasen dan Meckling (1976) dalam Sujoko (2006)
kepemilikan institusional (INSTit) tidak ber- memaparkan bahwa hasil temuan penelitian ini
pengaruh signifikan terhadap variabel book tax menjadi tidak mendukung agency theory, karena
gap (BTGit). INSTit memiliki nilai signifikansi berdasarkan agency theory diprediksi terjadi
(0,008) yaitu INSTit > 5%. Keberadaan pemilik pemisahan dengan fungsi pengelolaan, tetapi hasil
institusional tersebut mengindikasikan adanya penemuan menunjukkan peranan pendiri pe-
tekanan dari pihak institusional kepada manajemen rusahaan sangat dominan dalam menentukan ke-
perusahaan untuk melakukan kebijakan pajak yang bijakan perusahaan.
agresif untuk memaksimalkan perolehan laba Nilai signifikansi variabel dewan komisaris
untuk investor institusional (Khurana dan Moser, independen (INDPit) terhadap book tax gap (BTGit)
2009). Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian adalah (0,840), sehingga hipotesis kedua (H2)
terdahulu seperti yang dipaparkan oleh Pohan ditolak karena INDPit > 5%. Temuan penelitian ini
(2008) dalam artikelnya. Hasil penelitian ini adalah semakin besar prosentase variabel INDPit
sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya, antara yang berasal dari luar perusahaan menuntut
lain penelitian Shleifer dan Vishney (1986), dalam manajemen bekerja lebih efektif dalam pengawas-
penelitiannya menyatakan bahwa pemilik institu- an dan pengendalian pengelolaan perusahaan oleh
sional memainkan peran penting dalam memantau, direksi dan manajer, sehingga keberadaan mereka
mendisiplinkan dan mempengaruhi manajer. Se- tidak hanya menjadi simbol semata. Hasilnya ke-
harusnya hal ini dapat memaksa manajemen untuk naikan prosentase dewan komisaris independen
menghindari perilaku mementingkan diri sendiri, terhadap jumlah dewan komisaris secara kese-
tapi pemilik institusional ini juga memiliki insentif luruhan tidak signifikan mempengaruhi kebijakan
untuk memastikan bahwa manajemen membuat tax avoidance yang dilakukan oleh suatu pe-
keputusan yang dapat memaksimalkan kesejah- rusahaan. Penelitian Antonia (2008) menunjukkan
teraan pemegang saham institusional, karena ter- bahwa dewan komisaris independen yang me-
konsentrasinya struktur kepemilikan belum mam- rupakan bagian dari komisaris perseroan tidak
pu memberikan kontrol yang baik terhadap tin- melakukan fungsi pengawasan secara baik ter-
dakan manajemen atas sikap opportunitiesnya hadap manajemen. Hasil penelitian Widianingdyah
dalam melakukan manajemen laba (Isnanta, 2008). (2002) dalam Antonia (2008) juga yang me-

  Jurnal Akuntansi & Auditing 131


Volume 8/No. 2/Mei 2012: 95-189
nyatakan bahwa proporsi dewan komisaris inde- dewan komisaris dalam aktivitas pengendalian ter-
penden tidak signifikan mempengaruhi mana- hadap manajemen.
jemen laba, sehingga adanya manipulasi dalam Hipotesis keempat (H4) ini diterima karena
menyajikan laporan keuangan yang mungkin di- nilai probabilitas KOMITEit < 5% yaitu (0,000).
lakukan manajemen tidak dapat dikendalikan oleh BEI mensyaratkan paling sedikit komite audit
jumlah anggota dewan komisaris independen yang harus tiga orang, kurang dari tiga orang maka tidak
semakin besar. Hal ini memberikan kesempatan sesuai dengan peraturan BEI (Pohan, 2008), jadi
bagi manajer untuk melakukan aktivitas manipulasi jika jumlah komite audit dalam suatu perusahaan
laba dan nantinya akan menguntungkan perusahaan tidak sesuai dengan peraturan BEI maka akan
dalam hal perpajakan. meningkatkan tindakan manajemen dalam me-
Signifikansi variabel jumlah dewan komisaris lakukan minimalisasi laba untuk kepentingan
(DKit) terhadap book tax gap (BTGit) adalah pajak (Pohan, 2008). Komite audit berfungsi mem-
(0,250), yaitu DKit > 5%. Hasil pengujian ini dapat berikan pandangan mengenai masalah-masalah
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis ketiga (H3) yang berhubungan dengan kebijakan keuangan,
ditolak. Hasil data statistik terkait jumlah dewan akuntansi dan pengendalian internal perusahaan
komisaris adalah tidak signifikan menunjukkan (Mayangsari, 2003). Sriwedari (2009) dalam pe-
bahwa banyak sedikitnya jumlah dewan komisaris nelitiannya menjelaskan bahwa keberadaan komite
dalam suatu perusahaan tidak secara signifikan audit yang fungsinya untuk meningkatkan integritas
mempengaruhi penurunan aktivitas tax avoidance. dan kredibilitas pelaporan keuangan tidak dapat
Berdasarkan 200 sampel yang diteliti, 56% peru- berjalan dengan baik apabila tidak ada dukungan
sahaan yaitu 112 perusahaan, sebagian saham dari seluruh elemen dari dalam perusahaan.
yang beredar dimiliki oleh insider ownership yaitu Hipotesis kelima (H5) ini diterima dengan
dewan komisaris. Dewan komisaris yang berperan nilai signifikansi 0,000 di mana nilai probabilitas
sebagai pemegang saham cenderung meng- AUDITit < 5%. Hasil dari penelitian ini adalah
inginkan hasil yang lebih besar, dengan kewajiban signifikan jadi apabila suatu perusahaan diaudit
pajak yang lebih kecil. Dalam penelitian Sefiana oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four
(2010) jumlah dewan komisaris pada perusaha- akan semakin sulit melakukan kebijakan pajak
an sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi agresif. Jika nominal pajak yang harus dibayar
manajemen laba. Hal ini memberikan kesempatan terlalu tinggi biasanya akan memaksa perusahaan
bagi manajer untuk melakukan aktivitas ma- untuk melakukan penggelapan pajak, maka se-
nipulasi laba dan nantinya akan menguntungkan makin berkualitas audit suatu perusahaan, maka
perusahaan dalam hal perpajakan. Penelitian yang perusahaan tersebut cenderung tidak melakukan
dilakukan Nasution dan Setyawan (2007) dalam manipulasi laba untuk kepentingan perpajakan
Sefiana (2010) memaparkan bahwa kondisi ter- (Chai dan Liu, 2010). Penelitian Antonius dalam
sebut dapat disebabkan karena sulitnya koordinasi Luhgiatno (2008) menjelaskan bahwa kredibilitas
antar anggota dewan tersebut dan hal ini meng- pelaporan keuangan eksternal menjadi suatu per-
hambat proses pengawasan yang harusnya men- masalahan bagi para pemakai informasi keuangan
jadi tanggung jawab dewan komisaris. Banyak yang disebabkan oleh audit failures. Contohnya
atau sedikitnya jumlah dewan komisaris dalam pada kasus Enron tahun 2000 yang melaporkan
suatu perusahaan bukanlah menjadi faktor pe- pendapatannya lebih dari yang seharusnya dan
nentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap dibenarkan oleh Arthur Andersen sebagai auditor
manajemen perusahaan, sehingga dapat ditarik eksternalnya. Adanya manipulasi pendapatan yang
garis merah bahwa efektivitas mekanisme pe- dilakukan nantinya juga dapat menguntungkan
ngendalian aktivitas tax avoidance tergantung perusahaan dalam hal pajak yang harus dibayar
pada nilai, norma dan kepercayaan yang di- oleh Enron, sehingga tidak menutup kemungkinan
terima dalam suatu perusahaan serta peran bahwa KAP yang bereputasi baik tidak melakukan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE


132  Nuralifmida Ayu Annisa
Lulus Kurniasih
Universitas Sebelas Maret
suatu tindak kecurangan. Kasus ini menjadi corporate governance secara terpisah (partial)
perhatian karena akibatnya menjatuhkan reputasi terhadap tax avoidance sehingga tidak dapat
Arthur Anderson (Luhgiatno, 2008). menangkap pengaruh komponen corporate
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang governance secara utuh.
dilakukan dalam penelitian ini, terdapat beberapa 3. Pengukuran tax avoidance masih bersifat
kesimpulan sebagai berikut: taksiran dan pendekatan, bukan angka yang
sebenarnya karena alasan untuk mendapatkan
1. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa
data pajak yang dibayar sebenarnya adalah
secara statistik terbukti tidak terdapat pe-
sulit dan pengukuran tersebut dikalangan ahli
ngaruh signifikan kepemilikan institusional
masih diperdebatkan serta oleh para peneliti
terhadap tax avoidance perusahaan yang
masih dicari kemungkinan alternatif proksi
terdaftar di BEI tahun 2008, dengan demikian
untuk ukuran tax avoidance.
berarti H1 ditolak.
Tema pengaruh corporate governance ter-
2. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa
hadap tax avoidance merupakan tema penelitian
secara statistik terbukti tidak terdapat pe-
yang masih jarang dilakukan di Indonesia. Be-
ngaruh signifikan komposisi dewan komisaris
berapa rekomendasi untuk penelitian-penelitian
independen terhadap tax avoidance perusaha-
selanjutnya mengenai pengaruh corporate gover-
an yang terdaftar di BEI tahun 2008, dengan
nance terhadap tax avoidance, antara lain:
demikian berarti H2 ditolak.
3. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memasukan
secara statistik tidak terbukti terdapat pe- variabel jenis industri, sehingga dapat di-
ngaruh signifikan dewan komisaris terhadap ketahui pengaruh corporate governance ter-
tax avoidance perusahaan yang terdaftar di hadap tax avoidance pada tiap-tiap jenis
BEI tahun 2008, dengan demikian berarti H3 industri.
ditolak. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan
4. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa proksi pengukuran corporate governance
secara statistik terbukti terdapat pengaruh secara comprehensive (bersama-sama) ter-
signifikan komite audit terhadap tax avoi- hadap tax avoidance, misalnya menggunakan
dance perusahaan yang terdaftar di BEI tahun corporate governance indeks, sehingga dapat
2008, dengan demikian berarti H4 diterima. dilihat pengaruh corporate governance secara
utuh.
5. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa
secara statistik terbukti terdapat pengaruh 3. Penelitian selanjutnya apabila data pajak
signifikan kualitas audit terhadap tax avoi- penghasilan perusahaan memungkinkan
dance perusahaan yang terdaftar di BEI untuk diperoleh, maka data tersebut dapat
tahun 2008, dengan demikian berarti H5 digunakan sebagai proksi tax avoidance yang
diterima. lebih akurat.
Pada penelitian ini terdapat beberapa keter-
batasan yang perlu diperhatikan oleh peneliti
berikutnya. Beberapa keterbatasan tersebut adalah
DAFTAR PUSTAKA
sebagai berikut ini:
1. Penelitian ini tidak menggunakan variabel
Antonia, Edgina. 2008. Analisis Pengaruh Reputasi
jenis industri sebagai variabel kontrol, se- Auditor, Proporsi Dewan Komisaris Independen,
hingga tidak dapat mengidentifikasi pengaruh Leverage, Kepemilikan Manajerial dan
tiap jenis industri terhadap tax avoidance. Proporsi Komite Audit Independen terhadap
2. Pada penelitian ini pengujian hanya dilakukan Manajemen Laba. http://eprints.undip.ac.id
dengan menguji pengaruh tiap-tiap komponen

Jurnal Akuntansi & Auditing


  Volume 8/No. 2/Mei 2012: 97-189
133
Arifin, Zaenal. 2003. Pengaruh Corporate Desai, M. A. dan D. Dharmapala. 2006. Corporate
Governance terhadap Reaksi Harga dan Tax Avoidance and High Powered Incentives.
Volume Perdagangan pada saat Pengumuman
Journal of Financial Economics, 79, 145-179.
Earnings. Simposium Nasional Akuntansi VI.
16-17 Oktober 2003. Surabaya. Desai, M. A. dan D. Dharmapala. 2006. Earnings
Benson, Davidson, dan Wang. 2009. The Relation Management and Corporate Tax Shelters.
between Stakeholder Management, Firm Working Paper.
Value, and Corporate Governance. www.ssrn.com Fala, D. Y. A. S. 2006. Pengaruh Konservatisme
Boediono, G. S. B. 2006. Kualitas Laba: Studi Akuntansi terhadap Penilaian Ekuitas
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Perusahaan Dimoderasi oleh Good
dan Dampak Manajemen Laba dengan Meng- Corporate Governance. Simposium Nasional
gunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi X. 26-28 Juli 2007. Makassar.
Akuntansi VIII. 15-16 September 2005. Solo. Ferrantino, Liu, dan Wang. 2008. Avoidance
Bovi, Maurizio. 2005. Book-Tax Gap, An Income Behaviors of Exporters and Importers:
Horse Race. Working Paper No. 61, Evidence From the U.S.-China Trade Data
Desember 2005. Discrepancy. Office of Economic Working
Paper.
Chai, H, dan Liu, Q. 2010. Competition and Corporate
Tax Avoidance: Evidence from Chinese Freedman, Loomer, Vella. 2009. Corporate Tax
Industrial Firms. www.ssrn.com Risk and Tax Avoidance: New Approaches.
Legal Reserch Paper Series No.13/2009.
Chen, K. P, dan Chu, C. Y. C. 2010. Internal Control
vs External Manipulation: A Model of Friese, A., S. Link, dan S. Mayer. 2006. Taxation
Corporate Income Tax Evasion. Rand Journal and Corporate Governance. Working Paper.
of Economics. Gaertner, F. B. 2009. CEO After-tax
Chen, S., X. Chen, Q. Cheng, dan T. Shevlin. 2008. Compensation Incentives and Corporate Tax
Are Family Firms More Tax Aggressive than Avoidance. www.ssrn.com
Nonfamily Firms? Working Paper, University Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
of Washington. Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Cooper, D. R., dan P. S. Schindler. 2006. Metoda Keempat. Semarang: Badan Penerbit
Riset Bisnis. Volume 1. Jakarta: PT. Media Universitas Diponegoro.
Global Edukasi. Graham, Lang, Shackelford. 2003. Employee
Crocker, K. J., dan J. Slemrod. 2004. Corporate Stock Options, Corporate Taxes and Debt
Tax Evasion with Agency Costs. www.ssrn.com Policy. Journal of Finance in 2004.

Darmawati, Deni. 2006. Pengaruh Karakteristik Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur
Perusahaan dan Faktor Regulasi terhadap Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan
Kualitas Implementasi Corporate dan Nilai Perusahaan: Survey pada
Governance. Simposium Nasional Akuntansi Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
IX. 24-25 Agustus 2006. Padang. Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi
XI. 23-24 Juli 2008, Pontianak.
Desai, M. A., A. Dyck, dan L. Zingales. 2005.
Theft and Taxes. www.ssrn.com Hogan, Brian. 2010. The Association Between
Changes in Auditor Provided Tax Service
Desai, M. A. dan D. Dharmapala. 2007. Corporate and Corporate Tax Avoidance.
Tax Avoidance and Firm Value. Journal of www.ssrn.com
Financial Economics.

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE


134  Nuralifmida Ayu Annisa
Lulus Kurniasih
Universitas Sebelas Maret
Hoopes, J., D. Mescall, dan J. Pittman. 2010. IRS Martani, D. dan A. E. Persada. 2010. Pengaruh
Monitoring, Corporate Tax Avoidance, and Book Tax Gap terhadap Presistensi Laba.
Governance in Public Firms. www.ssrn.com http://staff.ui.ac.id
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Mayangsari, Sekar. 2003 Analisis Pengaruh
Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007. Independensi, Kualitas Audit, serta
Edisi Update 2008. Jakarta: Salemba Empat. Mekanisme Corporate Governance terhadap
Integritas Laporan Keuangan. Simposium
Ilyas, W. B. dan R. Burton. 2007. Hukum Pajak.
Nasional Akuntansi VI. 16-17 Oktober 2003.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Surabaya.
Isnanta, Rudi. 2008. Pengaruh Corporate
McGee, R. W. 2006. Three View on the Ethics of
Governance dan Struktur Kepemilikan
Tax Evasion. Journal of Business Ethics.
terhadap Manajemen Laba dan Kinerja
Kauangan. UII: Yogyakarta. McGee, R. W., dan M. J. Rossi. 2006. The Ethics
of Tax Evasion: A Survey of Law and
Khomsiah. 2003. Hubungan Corporate
Business Students in Argentina. Sixth Annual
Governance dan Pengungkapan Informasi:
International Business Research Conference.
Pengujian Secara Simultan. Simposium
Nasional Akuntansi VI. 16-17 Oktober 2003. McGee, R. W. dan W. Gelman. 2009. Opinions on
Surabaya. The Ethics of Tax Evasion: A Comparative
Study of The USA and Six Latin American
Khurana, I. K. dan W. J. Moser. 2009.
Countries. www.ssrn.com
Institutional Ownership and Tax
Aggressiveness. www.ssrn.com McGuire, S. T., T. C. Omer, dan D. Wang. 2010.
Tax Avoidance: Do Industry Experts Make a
Kim, Li, Li*. 2010. Corporate Tax Avoidance and
Difference? www.ssrn.com
Bank Loan Contracting. www.ssrn.com
Midiastuty, P. P., dan M. Machfoedz. 2003. Analisis
Kim, Li, dan Zhang. 2010. Corporate Tax
Hubungan Mekanisme Corporate Gover-
Avoidance and Stock Price Crash Risk: Firm-
nance dan Indikasi Manajemen Laba. Sim-
Level Analysis. www.ssrn.com
posium Nasional Akuntansi VI. 16-17 Oktober
Kurniasih, L., dan S. V. Siregar. 2007. Pengaruh 2003. Surabaya.
Langsung dan Moderasi Mekanisme
Mustafa, Hasan. 2000. Teknik Sampling. http://
Corporate Governance terhadap Kinerja
home.unpar.ac.id
Saham Pasca IPO. Seminar Nasional
Ketahanan Ekonomi dan Call for Paper. FE Ohlsson, Henry. 2007. Tax Avoidance - A Natural
UPN “Veteran” Yogyakarta. Experiment. Working Paper 2007:13.
Luhgiatno. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Plesko, G. A. 2004. Corporate Tax Avoidance and
Audit terhadap Manajemen Laba (Studi pada the Properties of Corporate Earnings.
Perusahaan yang Melakukan IPO di National Tax Journal Vol. LVII No.3.
Indonesia). http://eprints.undip.ac.id
Pohan, H. T. 2008. Pengaruh Good Corporate
Lumbantoruan, Sophar. 1996. Akuntansi Pajak. Governance, Rasio Tobin’s q, Perata Laba
Edisi revisi., Jakarta: PT Gramedia terhadap Penghindaran Pajak pada Pe-
Widiasarana Indonesia. rusahaan Publik. http://hotmanpohan. blogspot.
com
Manzon, G. dan G, Plesko. 2002. The Relation
Between Financial and Tax Reporting Praptitorini, M. D., dan I. Januarti. 2007. Analisis
Measures of Income. The Law Review 55: Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default dan
Opinion Shopping terhadap Penerimaan
175-214.

Jurnal Akuntansi & Auditing


  Volume 8/No. 2/Mei 2012: 97-189
135
Opini Going Concern. Simposium Nasional Sujoko. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Akuntansi X. 26-28 Juli 2007. Makassar. Strategi Diversifikasi, Leverage, Faktor
Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Ekuitas
Ralf, K. dan J. B. Chatelain. 2010. Tax Avoidance Vol.11 No.2 Maret 2007.
and Ownership Concentration. www.ssrn.com
Sulistyanto, H. Sri, dan Haris Wibisono. 2003.
Rixen, Thomas. 2010. From Double Tax Avoi- Good Corporate Governance: Berhasilkah
dance to Tax Competition: Explaining the Diterapkan Di Indonesia? Jurnal Widya
Institutional Trajectory of International Tax Warta, No.2 Tahun XXVI/Juli 2003.
Governance. Review of International Political
Economy. Sulistyanto, H. Sri, dan Rika Lidyah, 2002, Good
Governance: Antara Idealisme dan Kenyata-
Sartori, Nicola. 2010. Effect of Strategic Tax Be- an, MODUS, Vol.14 (1), Februari.
haviors on Corporate Governance. www.ssrn.com
Suliyanto. 2006. Metoda Riset Bisnis. Yogyakarta:
Sefiana, Eka. 2010. Pengaruh Penerapan Cor- ANDI.
porate Governance terhadap Manajemen
Laba pada Perusahaan Perbankan. http:// Susiana, dan A. Herawaty. 2007. Analisis Pe-
gunadarma.ac.id ngaruh Independensi, Mekanisme Corporate
Governance dan Kualitas Audit Terhadap
Sekaran, Uma. 2006. Metodaogi Penelitian untuk Integritas Laporan Keuangan. Simposium
Bisnis. Edisi IV. Jakarta: Salemba Empat. Nasional Akuntansi X. 26-28 Juli 2007.
Setyaningrum, Dyah. “Pengaruh Mekanisme Corporate Makassar.
Governance terhadap Peringkat Surat Utang Vann, Richard J. 2010. Discussion of Taxing
Perusahaan di Indonesia”. Jurnal Akuntansi International Business Income: Hard-boiled
dan Keuangan Indonesia, 2005, Vol 2, 73- Wonderland and the End of the World.
102. International Network for Tax Research.
Shafer, William, dan R. Simmons. 2006. Social Wedari, L. K. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi
Responsibility, Machiavellianism and Tax Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite
Avoidance: A Study of Hong Kong Tax Audit terhadap Aktivitas Manajemen Laba.
Professionals. Working Paper No.5. Simposium Nasional Akuntansi VII. 2-3
Shleifer, A., dan Vishney, R. 1986. Large Shareholders Desember 2004. Denpasar, Bali.
and Corporate Control. Journal of Political Widiastuty, E., dan R. Febrianto. 2010. Pengukur-
Economy 94: 461-488. an Kualitas Audit. Sebuah Esai.
Sillagan, H., dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Yuliati. 2004. Kemampuan Beban Pajak Tang-
Corporate Governance, Kualitas Laba dan guhan dalam Memprediksi Manajemen Laba.
Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Simposium Nasional Akuntansi VII. 2-3
Akuntansi IX. 24-25 Agustus 2006. Padang. Desember 2004. Denpasar, Bali.
Sriwedari, Tuti. 2009. Mekanisme Good Corporate Yuniasih, N. W. dan M. G. Wirakusuma. 2010.
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Perusahaan dengan Pengungkapan Cor-
Efek Indonesia. http://eprints.unsut.ac.id porate Social Responsibility dan Good Corporate
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Edisi 4. Governance sebagai Variabel Pemoderasi.
Jakarta: Salemba Empat. http://gunadarma.ac.id

Suartana, I. W. 2007. Upaya Meningkatkan Kualitas Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Perpajakan.
Pertimbangan Audit Melalui Self Review Jakarta: Salemba Empat.
Kasus Going Concern Perusahaan. Sim-
posium Nasional Akuntansi X. 26-28 Juli
2007. Makassar.

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE


136  Nuralifmida Ayu Annisa
Lulus Kurniasih
Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai