Anda di halaman 1dari 4

November 2011

Pada waktu itu diberitakan, Nathaniel Rothschild, pemilik 11% saham


Bumi Plc sekaligus mitra kongsian Grup Bakrie, sempat menulis surat
kepada Ari Hudaya. Isinya kurang lebih mempertanyakan penempatan
dana investasi Bumi Resources di sejumlah pihak yang terafiliasi, yakni
Recapital, Bukit Mutiara, dan Chateau, senilai kurang lebih 867 juta
dollar AS.
Rothschild menginginkan agar dana itu dicairkan untuk membayar
sejumlah kewajiban Bumi Resources kepada para krediturnya. Pada
waktu itu, pihak Bumi Resources tidak memberikan tanggapan.
Desember 2011
Bakrie justru menggaet taipan Indonesia lainnya, Samin Tan, untuk
masuk ke Bumi Plc. Samin Tan, kala itu meminjam dana US$ 1 miliar
kepada Standard Chartered dengan bunga 5,6% plus LIBOR. Jangka
waktu pinjaman adalah selama 5 tahun. Hingga akhirnya, Samin Tan
diangkat menjadi Chairman Bumi Plc menggantikan posisi Indra Bakrie,
yang menjadi Co-Chairman. Adapun, Rothschild yang sebelumnya
menjabat Co-Chairman terdepak ke posisi direktur non eksekutif. Hal ini
yang lantas menimbulkan spekulasi bahwa Rothschild sakit hati atas
perlakuan Grup Bakrie.
Belakangan, muncul spekulasi bahwa Samin Tan juga marah lantaran
investasinya di Bumi Plc yang semula 1 miliar dollar AS sudah anjlok
menjadi 140 jutaan dollar AS hanya dalam waktu sembilan bulan. "Ia
sangat marah pada Bakrie, seperti Anda marah jika Anda meminjam 1
miliar dollar AS untuk berinvestasi dan sekarang menjadi kacau," tulis
Reuters mengutip sumbernya.
24 September 2012
Manajemen Bumi Plc menyatakan akan menyelidiki kemungkinan
penyelewengan keuangan pada Bumi Resources dan Berau Coal Energy.
Pada hari yang sama, pasca tudingan penyelewengan keuangan di BUMI
dan BRAU, Ari Hudaya Direktur Utama BUMI mundur dari posisi NonExecutive Director Bumi Plc.

11 Oktober 2012
Grup Bakrie memutuskan untuk bercerai dari kongsi dengan dua
partnernya di Bumi Plc, yakni Nathaniel Rothschild dan Samin Tan. Grup

Bakrie menawarkan proposal untuk melakukan tukar guling sahamnya di


Bumi Plc dengan 29% saham Bumi Resources Tbk (BUMI). Adapun
skenarionya adalah Grup Bakrie yang kini menguasai 23,8% saham
Bumi Plc akan menukarnya dengan sekitar 10,3% saham BUMI.
Selanjutnya sisa saham BUMI yaitu sekitar 18,7% akan dilunasi Grup
Bakrie dengan pembayaran tunai. Penukaran saham Bumi Plc dengan
saham BUMI ditargetkan sudah selesai sebelum natal tahun ini. Selain
mengambil kembali saham BUMI, Grup Bakrie juga berencana untuk
membeli 84,7% saham BRAU yang dikuasai oleh Bumi Plc. Transaksi
ini
ditargetkan
sudah
selesai
sebelum
30
Juni
2013.
"Rencana Grup Bakrie ini merupakan pilihan terbaik untuk
menyelamatkan aset-aset batubara terbesar dan terbaik di Indonesia,"
tegas Fong.

15 Oktober 2012
Rothschild memutuskan untuk keluar dari jajaran direksi Bumi Plc.
Selain itu, Rotschild bersumpah akan terus "melawan dari luar
perusahaan". Dia pun melayangkan surat pengunduran dirinya (15/10)
kepada Samin Tan, Chairman Bumi Plc. Isi surat itu antara lain:
"Saya khawatir bahwa saya telah kehilangan kepercayaan pada
kemampuan jajaran direksi Bumi Plc. Para pemegang saham sudah
diperlakukan tidak adil pada proposal senilai US$ 1,2 miliar yang
diajukan oleh Bakrie untuk membatalkan perjanjian antara perusahaan
yang tercatat di London terhadap dua perusahaan batubara Indonesia,"
jelas Rothschild.
22 Februari 2013
Pertarungan sengit antara Grup Bakrie dan Nathaniel Rothschild
akhirnya menemukan titik temu. Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) Bumi Plc akhirnya memutuskan jika Grup Bakrie yang
jadi
pemenangnya.
Pertemuan pemegang saham itu sepakat menolak usulan Rothschild
merombak jajaran direksi dan komisaris. Dengan demikian, Bumi Plc
siap meneruskan rencana 'cerai' yang diusulkan Grup Bakrie.

Fong mengatakan, jalannya RUPSLB sempat dihujani interupsi dari

pihak Nathaniel Rothschild. Bahkan, dia berkali-kali 'mengganggu'


jalannya
rapat.
"Nat melanjutkan gaya interupsinya yang mengganggu di RUPSLB hari
ini di London yang merupakan alasan mengapa pada tahun lalu dia
sempat dipaksa oleh dewan direksi Bumi plc utk mengundurkan diri,"
ujarnya.
Untungnya, setelah dihitung, sebanyak 60% suara pemegang saham
dalam voting di RUPSLB itu memilih untuk menolak rencana Rothschild
alias
mendukung
Grup
Bakrie.
Direktur Non Eksekutif Bumi Plc Amir Sambodo mengatakan, tawaran
'cerai' alias pembelian kembali saham anak usaha Bumi Plc di Indonesia,
PT Bumi Resources Tbk (BUMI), oleh Grup bakrie sudah disetujui oleh
dewan direksi perusahaan yang dulu bernama Vallar itu.
"Pembelian kembali saham sudah disetujui Board (Dewan Direksi Bumi
Plc). Tidak dibicarakan dalam EGM kali ini," ujar Amri kepada
detikFinance.
Usulan Rothschild yang ditolak adalah perombakan 2 dari total 14 direksi
Bumi Plc terkait dengan memanjang kisruh dengan Grup Bakrie.
Rencana ini dapat dukungan dari salah satu manajer investasi terkenal
Inggris, Richard Buxton, pemimpin Schroders salah satu perusahaan
investasi
terkemuka.
Beberapa direksi yang diminta lengser oleh Rothschild di antaranya CEO
Nick von Schirnding dan Komisaris Utama Samin Tan. Rothschild
mengusulkan mantan bos Leighton Holdings Ltd. (LEI) Wallace King
sebagai
komisaris
utama.
Sementara, Brock Gill ia usulkan menjadi CEO dan Rothschild sendiri
kembali menjadi direktur eksekutif. Ia juga menominasikan adik kandung
kandidat bakal calon presiden RI Prabowo Subianto, Hashim
Djojohadikusumo,
menjadi
salah
satu
direktur.
Calon direksi lain yang diusulkan Rothschild antara lain Roger Davis,
mantan anggota parlemen dan menteri hukum Inggris Jonathan Djanogly,
dan Richard Gozney. Gozney sebelumnya pernah menjabat sebagai duta
besar
Inggris
untuk
Indonesia.
Dengan ditolaknya usulan Rothschild itu, maka perusahaan tambang
yang terdaftar di Bursa London itu akan meneruskan rencana 'cerai' Grup

Bakrie,

yaitu

pemisahan

BUMI

dari

Bumi

Plc.

Grup Bakrie akan melepas kepemilikan tak langsung 57.298.534 saham


di Bumi plc atau setara 23,8% dari total modal ditempatkan Bumi Plc.
Caranya dengan menukar saham-saham itu dengan 2,3 miliar lembar
(10,3%)
saham
BUMI
milik
Bumi
Plc.
Selanjutnya, Bumi Plc akan menjual sisa 3,9 miliar lembar saham BUMI
atau setara 18,9% kepada Grup Bakrie senilai US$ 278 juta (Rp 2,6
triliun)
dibayar
tunai.
Grup Bakrie sudah diminta untuk melakukan pembayaran uang muka
untuk total transaksi sebesar US$ 278 juta itu disimpan dalam rekening
penampung sementara (escrow). Hal ini dilakukan guna memastikan
dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi ada pada
tempatnya sebelum RUPSLB.

Anda mungkin juga menyukai