Anda di halaman 1dari 28
a os *, MODUL RESMI PRAKTIKUM 8 KIMIA DASAR | NAMA NIM KELOMPOK : LABORATORIUM KIMIA DASAR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA DAFTARISI DAFTAR ISI ‘TATA TERTIB PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT GELAS DAN PENGGUNAANNYA. A. ALAT-ALAT GELAS B. CARA MENGGUNAKAN ALAT GELAS ‘TEKNIK PEKERJAAN DI LABORATORIUM PERCOBAAN 1 : PENENTUAN RUMUS SENYAWA DARI DATA PERCOBAAN PERCOBAAN II: ENTALPI REAKSI PERCOBAAN Il] : ENTROPI SISTEM PERCOBAAN IV : ASAM, BASA DAN KURVA TITRAS! PERCOBAAN V_: SIFAT~SIFAT LARUTAN PERCOBAAN Vi : REAKSI REDUKSI - OKSIDASI 11 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA 13. 20 33 38 ‘TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA. A. Umum 1, Setiap praktikan wajib memenuhi tata tertib praktikum, 2, Setiap praktikan wajib menjaga ketertiban dan keselamatan di laboratorium. 3. Hati-hati menggunakan alat dan bahan kimia, karena alat dan bahan Kimia relative mahal dan berbahaya. 4. Setiap praktikan wajib ikut menjaga kebersihan laboratorium dan lingkungannya, 5. Praktikan dilarang makan-minum selama praktikum dilaksanakan, B, Pelaksanaan praktikum 6. Untuk melaksanakan praktikum praktikan harus _mendaftar praktikum terlebih dahulu dengan menunjukkan KRS dan bukti pembayaran. 7. Praktikan wajib mengikuti asistensi praktikum kimia yang dilaksanakan pada minggu pertama pelaksanaan praktikum. 8 Setiap praktikan diwajibkan datang tepat pada waktunya serta ‘mengisi daftar hadir sebelum mulai praktikum. Terlambat 10 menit tanpa alasan yang sah dianggap absen dan tidak diperkenankan ‘mengikuti praktikum, Apabila berhalangan hadir_harus memberikan surat ijin/keterangan kepada dosen pengampu. 9 Sebelum praktikum praktikan harus sudah mempelajari materi praktikum yang akan dilakukan, karena akan diadakan pretes tertulis. 10, Praktikan diwajibkan memakai jas praktikum yang berwarna putih selama melakukan praktikum. 11. Untuk melakukan praktikum praktikan harus meminjam (bon) alat dengan menggunakan kartu mahasiswa. 2 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS DAN PENGGUNAANNYA A. Alat-alat gelas a Tabung reaksi : digunakan untuk bermacam-macam kegiatan seperti ‘mencampur atau memanaskan larutan dalam jumlah kecil. ‘Tabung Nessler : untuk menentukan konsentrasi larutan berdasarkan ‘kepekaan warna. Gelas piala atau gelas beker : digunakan tempat larutan atau zat cair. Gelas piala pyrex dapat untuk memanaskan. Jangan digunakan untuk. mengukur volum larutan karena kurang teliti, Tidak digunakan untuk membuat larutan NaOH sangat pekat. Labu Erlenmeyer : ukuran 50 ~ 2000 mL, untuk menyimpan larutan atau zat kimia, memanaskan zat cair, untuk menampung destilat pada destilasi dan sebagainya. Bila berisi larutan yang steril, labu harus ditutup. Gelas ukur : ukuran 5 2000 mL, untuk mengukur larutan atau zat cair yang akan diperlukan sesuai dengan kebutuhan. Jangan digunakan untuk melarutkan atau mengencerkan larutan. Corong dan kertas saring : untuk menyaring larutan, Pipet tetes : untuk mengambil larutan atau menambahkan larutan dalam jumlah tetes atau sedikit. Pipet gondok (volumetrik) : 1 - 100 ml, untuk mengambil cairan yang volumenya tetap sesuai dengan yang tertera pada pipetnya, kotoran Jemak dihilangkan dengan asam sulfat kromat. Cara menggunakan Isaplah larutan agar masuk ke dalam pipet dengan mulut ujung yang, rruncing dari pipet harus terendam 2-3 cm di dalam cairan agar waktu diisap tidak terisap ke mulut. Kemudian pipet ditegakkan dan ujung atas pipet ditutup dengan jari telunjuk schingga larutan tidak keluar. Dengan cara menggerakkan {bu jari dan jari tengah yang dipakai memegang pipet, biarkan zat cair dari ujung pipet menetes sampai meniskus dari permukaan cairan menyinggung skala. Setelah cairan dikeluarkan dari pipet, biarkan cairan sisanya mengalir dalam waktu 30 detik. Cairan yang ada pada ujung pipet jangan ditiup tapi biarkan saja karena tetesan tersebut sewaktu pipet ditera tidak dikeluarkan. 3 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA k 4. Pipet ukur : ukuran 1 - 25 ml, untuk memasukkan zat yang ‘yvolumenya perlu diukur, Kotoran lemak dihilangkan dengan asam ‘sulfat kromat. 4, |MODUL PRAKTIKUM KIMIA BEBERAPA TEKNIK PENGERJAAN YANG SERING DILAKUKAN DI LABORATORIUM Mengencerkan asam pekat ‘Tuangkan asam pekat ke dalam air sambil diaduk-aduk, fangan sebaliknya air dituangkan ke asam pekat, Memanaskan tabung reaksi Hadapkan mulut tabung reaksi ke tempat yang aman supaya anda dan orang lain tidak terkena percikan benda panas dan berbahaya Percobaan yang dihasilkan gas yang berbahaya bagi kesehatan, supaya dilakukan di lemari asam. Jika akan memasukkan thermometer atau pipa gelas ke Iubang gabus atau karet, basahi alat tersebut dengan air, pegang dekat bagian yang akan dimasukkan, menggunakan kain bash. Masukkan alat gelas tersebut dengan gelar uli. Buret bocor ‘Tuangkan cairan ke wadah lain. Bukalah keran buret, kemudian lap dengan kertas saring atau tissue seluruh bagian keran, Saluran ‘airan tidak boleh tersumbat oleh benda-benda yang tidak semestinya, Balurlah atau lumuri bagian yang diarsir atau masir, dengan sedikit vaselin. Pasang lagi keran, putar-putarlah agar vaselin benar-benar telah merata, Hanya itu saja. ‘Memipet cairan dengan pipet seukuran (pipet gondok) Ujung pipet harus betul-betul tercelup dalam cairan. Isap sampai sedikit melewati tanda batas berupa garis. Keringkan bagian Iuar ujung pipet yang terkena cairan, dengan kertas saring. Atur agar pipet tegak dan cairan tepat pada tanda batas. Cairan dipindahkan ke dalam wadah. Menimbang ‘Zat yang ditimbang, tidak boleh langsung diletakkan di atas piring neraca, gunakan gelas kimia, botol timbang, kaca arloji, kertas saring atau wadah lain yang sesuai 5 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA PERCOBAAN 1 PENENTUAN RUMUS SENYAWA DARI DATA PERCOBAAN A. Tujuan Percobaan Menentukan rumus senyawa tembaga sulfat B. Dasar Teori Pengetahuan rumus suatu senyawa yang terbentuk apabila unsur bereaksi dengan suatu unsur lain sangat penting bagi ahli kimia. Dengan kata Jain, ahli kimia harus menentukan secara tepat berapa banyak atom suatu unsur bergabung dengan atom unsur lain, Misalnya, magnesium oksida dapat dihasilkan dengan cara mereaksikan logam Mg dengan oksigen melalui pemanasan, Satu gram magnesium akan menghasilkan 1,66 gram magnesium oksida. Berat oksigen dalam oksida tersebut dapat ditentukan secara sederhana melalui pengurangan. Berat magnesium oksida = 1,66 gram Berat magnesium 1,00 gram Berat oksigen = 0,66 gram Oksigen seberat itu akan bereaksi dengan satu. gram magnesium ‘untuk membentuk magnesium oksida. Jika massa atom relatif magnesium dan oksigen diketahui maka jumlah mol setiap unsur dan jumlah relatif atom yang terlibat dalam reaksi pembentukan oksida dapat dihitung, Mol Mg = 1,00 gMg/24 g/mol Mg = 0,04 mol Mol 0 =0,66g0/16g/mol0 = 0,04 mol Dari perhitungan ini, maka rumus empiris senyawa magnesium oksida adalah 6 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA Mg 09+mei 0 o9¢moi = MgO Jika rumus senyawa telah diketahui, maka massa atom relatif magnesium dan oksigen dapat dihitung. Oleh karena MgO adalah rumus senyawa untuk magnesium oksida maka jumlah atom dalam 1,00 g Mg= 0,66 0 Hal ini berarti bahwa perbandingan massa atom relatif atom Mg dan 0 adalah 1,00 g Mg= 0,66 g0= 1,5, Dengan demikian massa atom relatif Mg dan O masing-masing adalah Massa atom Mg = 24 g/mol Massa atom 0 = 24g/mol Rasio massa atom relatif adalah Massa atom Mg/massa atom 0 = 24/16 atau 3/2 Masalah penentuan rumus senyawa dan massa atom relatif suatu unsur tampaknya terkait erat. Jika salah satu diketahui, maka yang ditentukan, dapat Dalam percobaan ini akan ditentukan rumus senyawa yang terbentuk jika suatu logam bereaksi dengan belerang. Sampel logam yang telah ditimbang secara teliti dipanaskan dengan belerang yang berlebihan untuk membentuk suatu logam sulfide. Belerang yang tidak bereaksi dengan logam akan bergabung dengan oksigen di udara untuk menghasilkan suatu gas tertentu, S (9) + O21) > S02) 7 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA Massa belerang yang bereaksi dengan logam dapat ditentukan seperti ‘massa oksigen dalam MgO. C. Alat dan Bahan 1. Kakitiga Kawat segitiga Pembakar spirtus Krus tang Kawat tembaga/serbuk tembaga Serbuk belerang Krus eS ‘Timbangan D. Prosedur Kerja 1. _Krus penutup dipanaskan selama 5 menit untuk membakar kontaminan dan bahan volatile. Mengapa pemanasan pemanasan ini perlu dilakukan? 2. Krus tersebut dipindahkan dengan tang ke asbes dan dibiarkan sampai dingin. Setelah berada pada suhu kamar (15-20 menit), krus bertutup ditimbang dengan timbangan analitik. Krus dipegang dengan tang setelah pemanasan. beratkrusdantuup= —g 3. Saat krus mendingin, timbanglah tembaga sekitar 1g Berat tembaga, krus dan tutup = g 4. Tembaga dalam krus tersebut ditimbang lagi. Sekitar 1,3 g belerang ditambahkan ke krus tersebut. Oleh karena belerang yang ditambahkan berlebihan maka tidak perlu belerang ditimbang secara teliti sampai 0,1 g. krus tersebut ditutup, lalu dipindahkan pada kaki tiga dan dipanaskan dengan nyala rendah sampai belerang berhenti terbakar pada tepi krus. 8 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA, Uap belerang dan sulfur dioksida sangat beracun dan menyebabkan iritasi, Dimana seharusnya pemanasan dilakukan? Mengapa? 5. Apabila nyala biru dari pembakaran belerang tidak terlihat lagi, naikkan nyala dan krus dipanaskan sampai dasar krus berwarna merah pudar. Kemudian pemanasan krus dilanjutkan selama lima menit lagi. Krus bertutup dipindahkan dari kaki tiga, didinginkan sampai temperatur kamar, Krus bertutup yang mengandung logam sulfide tersebut selanjutnya ditimbang Berat krus, tutup dan tembaga sulfida = g Karena sebagian belerang yang berlebihan tersebut masih tetap tinggal dalam krus, krus bertutup itu dipindahkan ke kaki tiga dan dipanaskan kuat selama 5 menit lag 6, Krus itu didinginkan dan ditimbang lagi. Penimbangan ini seharusnya sesuai dengan penimbangan yang pertama sampai + 0,002 g Jika tidak demikian, tambahkan 0,2 gram belerang yang lain ke krus dan ulangi pemanasan, pendinginan dan prosedur penimbangan sampai diperoleh dua penimbangan berturut-turut yang menunjukkan Ketelitian yang diharapkan. Gunakan massa terakhir yang diperoleh dalam perhitungan pada penentuan massa yang kedua seharusnya dibuat menggunakan berat belerang 2,0 g Hal ini dimaksudkan untuk menentukan apakah jumlah belerang yang digunakan dalam reaksi mempengaruhi rumus senyawa yang terbentuk atau tidak Penentuan massa yang kedua dilakukan sama seperti penentuan yang pertama. E, Pertanyaan 1, Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi antar logam tembaga dan belerang! 2. Apakah perbedaan yang teramati dalam percobaan 1 dan 2, dengan jumlah belerang yang berbeda ? Apakab alasan dari perlakuan ini ? 9 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA F. Tugas Setelah Praktikum 1, Hitungiah jumlah mol setiap unsur yang direaksikan dalam setiap percobaan ! 2. Hitung harga rasio mol logam dengan belerang yang ada dalam logam sulfide untuk setiap percobaan ! 3. Ubahlah rasio mol logam dengan mol belerang menjadi rasio bilangan bulat yang paling sederhana ! 110 | MODUL PRAKTIKUM KIMI LEMBAR KERJA PERCOBAAN | PENENTUAN RUMUS SENYAWA DARI DATA PERCOBAAN Nama Kelompok. Jurusan No] Data Percobaan Percobaan ke 1 2 | 1 Berat logam sulfide, krus dan tutup | Berat logam, krus dan tutup 3 Berat krus dan tutup 4 |Berat— logam sulfide terbentuk 5 _| Berat logam bereaksi 6 | Identitas logam 17 | Berat belerang dalam produk Penentuan rumus senyawa Mol logam yang telah bereaksi Perhitungan sampel Mol belerang yang bereaksi 111 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA Rasio nyata mol logam/mol belerang, Rasio bilangan bulat paling sederhana Rumus empirik logam sulfide Pembahasan Kesimpulan Yogyakarta, Mengetahui Asisten Praktikan } ¢ ) C 12 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA PERCOBAAN It ENTALPI REAKSI A, Tujuan Percobaan 1. Menentukan kapasitas panas kalorimeter 2. Menentukan panas netralisasi 3. Menentukan panas pembentukan [Cu(NHs)é]?* B. Dasar Teori Setiap reaksi kimia biasanya disertai perubahan energi yang diserap atau dibebaskan dalam bentuk panas. Energi harus diberikan untuk memecahkan ikatan kimia zat pereaksi (reaktan). Energi ikatan tersebut dibebaskan bila ikatan terbentuk pada zat hasil reaksi (produk). Di laboratorium, reaksi akan mudah dilakukan pada tekanan tetap dalam beker atau labu yang terbuka, Jumlah panas yang diserap atau dibebaskan pada kondisi tersebut dinamakan perubahan entalpi, A H untuk reaksi itu A H=H produk-H reaktan Entalpi H dapat ditinjau sebagai kandungan panas suatu zat. Energy ini disimpan sebagai energi potensial dalam bentuk energi ikat, energy solvasi dan energi yang lain, Perbedaan kandungan panas yang timbul sebagai panas yang diserap atau dibebaskan danbiasanya diungkapkan dalam kalori per mol (kal/mol) zat tertentu. Contoh, dalam percobaan ini akan dipelajari reaksi netralisasi asam-basa dalam larutan berair. H+ (aq) + OH (aq). ——+H.0 Perubahan entropinya dapat dinyatakan sebagi kal/mol H+, kal/mol ONL atau kal/mol 120. perubahan entalpi A H = H produk ~ H reaktan didefinisikan sebagai jika panas diserap (jika H produk > H reaktan). Reaksi tersebut disebut endotermik. Pelepasan panas dikaitkan dengan perubahan entalpi negative (H produk< H reaktan), reaksi ini disebut eksotermik. 113 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA Reaksi ini akan spontan tidak hanya tergantung pada A H tetapi juga pada entropi AS yang menyertai reaksi. Perubahan energi bebas gibbs ‘mempertimbangkan perubahan entalpi dan entropi, AG=AH-TAS ¢. Alatdan Bahan 1. Asbes Klem Stopwatch pengaduk gelas gelas ukur 100 mL. statif calorimeter thermometer larutan CuSOs 0,5 M 10,larutan HCL2 M 11. larutan NaOH 2M 12. larutan NHa 6 M eer aneen D. Prosedur Kerja a, Penentuan Panas Kalorimeter 1. Dipanaskan akuades sebanyak 75 ml. sampai temperatur 60 - 70°C 2. Akuades yang lain sebanyak 50 mL dipindahkan dengan gelas ukur 50 mL, lalu dituangkan ke dalam kalorimeter cur temperaturnya (T:) dengan thermometer 0,1° 4. Akuades yang telah dipanaskan sebanyak 50 mL. dipindahkan, didiamkan sekitar 30 detik, diaduk dan dicatat temperaturnya (Ts) 5. thermometer 0,1° disisipkan ke dalam tutup kalorimeter. Akuades panas dituangkan ke dalam kalorimeter secara cepat dan sesempurna mungkin, Catat waktu penambahan itu sebagai waktu t = 0 untuk pengukuran temperaturnya. Selanjutnya secara cepat letakkan tutup kalorimeter, 114 [MODUL PRAKTIKUM KIMIA thermometer dan pengaduk pada tempatnya. Aduk akuades naik turun beberapa detik dan kemudian catat temperaturnya. 6, Lanjutkan pencatatan temperaturnya pada selang 30 detik selama 3 (tiga) menit 7. Kalorimeter dikeringkan dan ulangi percobaan tersebut! 8. Kalorimeter itu dikeringkan lagi setelah penentuan yang kedua. b. Penetuan Panas Netralisasi 1. Dituangkan 50 mL. HCI2 M ke dalam kalorimeter. Catat temperaturnya! 2, Dituangkan 50 mL NaOH ke dalam beaker, catat temperaturnyal 3. Jika temperatur kedua Jarutan berbeda, diamkan sejenak sampai temperaturnya sama, Catat rata-rata temperatur tersebut sebagai T awal. 4. Dituangkan larutan NaOH ke dalam kalorimeter yang telah berisi HCI, catat waktunya, Dengan cepat letakkan tutup, termometer dan pengaduk pada tempatnya, aduklah campuran itu beberapa detik. Catat temperaturnya dalam selang waktu 30 detik selama 3 menit. 5. Kalorimeter dibersihkan dengan akuades dan keringkan, 6. Ulangi penentuan tersebut. 7. kalorimeter dibersihkan dengan akuades dan keringkan. c. Penentuan Panas Pembentukan [Cu(NHs).J2* 1. Diukur 50 ml CuSOs 0,5 M dan 50 mL NHs 6 M 2, Dituangkan salah satu larutan ini ke dalam kalorimeter yang kering, Catat T awalnya setiap larutan ini maupun rata-rata T kedua larutan, Catat waktu. penambahan larutan kedua ke dalam kalorimeter. Tutup, thermometer dan pengaduk letakkan pada tempatnya, campuran diaduk dan catat temperaturnya pada selang waktu 30 detik selama 3 menit. 3. Kalorimeter dibersihkan dengan akuades dan keringkan serta ulangi penentuan tersebut. 415 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA E, Pertanyaan 1. Anggaplah bahwa setelah penentuan kapasitas panas kalorimeter, anda mempelajari reaksi endotermis dengan temperatur awal 25°C. Gambarkan grafik T lawan t Tunjukkan apakah grafik itu menunjukkan reaksi endotermis. Pada skala T, tandai 25°C untuk meyakinkan bagaimana Tia dibandingkan dengan Tawa. 2, Dua reaksi dalam percobaan ini adalah spontan, Hal ini berarti AG negatif. Untuk setiap reaksi,jelaskan apakah AS positif atau negatif! F, Tugas Setelah Praktikum 1. Gambarkan grafik T lawan t ekstrapolasikan garis Jurus ke t= 0 untuk ‘menentukan Taue di dalam kalorimeter. Hitung panas yang diterima air dingin (Qe) Qe=Vex 1,00 g/mL x 1,00 kal/geC x (Tasaie~ Te) Dengan cara yang sama, hitung panas yang dilepas oleh air panas Qu perbedaan antara Qh dan Qcdiserap oleh calorimeter. Bagitah (Qu~ Qe) dengan perubahan temperatur yang terjadi dalam calorimeter (Tatsir~ TQ jika aur panas dan air dingin dicampur. Hasil ini merupakan ‘kapasitas panas kalorimeter dalam kal/ °C. 2. Gambarlah grafik T lawan t !. Ekstrapolasikan garis lurus t = 0 untuk menentukan Takhir reaksi pembentukan. Panas yang dibebaskan selama reaksi diserap oleh larutan dan kalorimeter, menaikkan temperatur keduanya ‘AH = Qkalorimeter + Qlarutan Setiap parameter ini harus dihitung secara terpisah dengan menggunakan kapasitas panas dari bagian tertentu dari system yang ditinjau dan perubahan temperatur yang dialami, Contoh untuk kalorimeter: Qkalorimeter = C kalorimeter x AT 16 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA. Setelah netralisasi, larutan NaCI diperoleh. Oleh karena itu kapasitas panas didefinisikan untuk 1 gram zat, volum harus dikonversi ke ‘massa untuk menghitung panas yang diserap oleh larutan Qlarutan = Vx kerapatan x Clarutan x AT Kerapatan larutan NaCl dalam percobaan ini adalah 1,06 g/mL. kapasitas larutan ini 0,931 kal/g °C. setelah perhitungan panas reaksi untuk jumlah zat pereaksi yang digunakan, ubahlah panas menjadi kal/mol zat pereaksi! 3. Hitung panas pembentukan [Cu(NH3)4]% dengan cara seperti soal no 2. Kerapatan larutan [Cu(NHs}4]® adalah 1,06 g/mL dan kapasitas Panasnya 1,00 kal/g°C. ungkapkan AH sebagai kal/mol Cu? 117 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA LEMBAR KERJA PERCOBAAN I ENTALPI REAKSI Nama Kelompok Jurusan | Penentuan kapasi Data Pereobaan Percobaan ke iS panas calorimeter ir [Th ‘a |AT air dingin (AT air panas [Qe Ww Qcalorimeter | Calorimeter Ckalorimeter rata-rata ‘Tunjukkkan perhitungan Qe!! ‘Tunjukkkan perhitungan Qu It ‘Tunjukkan perhitungan C kalorimeter untuk percobaan I! Buatlah dua grafik T lawan t serta tabel yang berisi data waktu dan ‘temperatur yang digunakan untuk membuat grafik tersebut | 118 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA Penentuan Panas Netralisasi DATA Percobaan ke i 2 [Tawal Takhir AT Qkalorimeter [ Qlarutan AH ‘AH/mol Ht Rata-rata & H/mol H ‘Tunjukkan perhitungan Q kalorimeter, Q larutan, 4 H dan & H/mol ! Penentuan Panas Pembentukan [Cu(NHs)+] DATA Percobaan ke 1 2 Tawal Takhir aT | Qkalorimeter | Qlarutan AH ‘A H/mol He Rata-rata A H/mol H ‘Tunjukkan perhitungan Q kalorimeter, Q larutan, H dan A H/mol ! 2015 Mengetahui Asisten Praktikan, 19 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA. PERCOBAAN III ENTROPI SISTEM A. Tujuan Percobaan Mempelajari perubahan entropi sistem pada beberapa reaksi B. Dasar Teori Wujud zat dapat digolongkan ke dalam tiga macam yaitu padat, cair ddan gas. Dalam zat padat partikel-partikel tersusun secara teratur. Dalam zat cair, partikel-partikel tersusun kurang teratur dan dalam gas makin tidak teratur. Pada reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang teratur atau sebaliknya, Ukuran ketidakteraturan suatu sistem dinyatakan dengan entropi yang diberi lambang’S. Bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur ‘menjadi Kurang teratur dikatakan perubahan entropinya (A S) positif. Bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan kurang teratur ‘menjadi teratur dikatakan perubahan entropinya (4 S) negatf. ¢. Alat dan Bahan 1 pen ane ey Rak tabung reaksi ‘Tabung reaksi ‘Thermometer 100°C Spatula atau sendok sungu Kotak plastic Ba(OH)2 padat Gelas ukur NaOH padat KNOs padat 10. Larutan HC10,1M TL.NHACL 12. Logam Mg 20 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA. 13. Akuades D. Prosedur Kerja 1, Diisi tiga tabung reaksi berturut-turut dengan 10 ml air, 10 mL air dan 5 mL larutan HCI 0.1 M, lalu ukur suhunya, Pada tabung pertama masukkan sedikit NaOH padat, tabung kedua dengan sedikit KNOs padat dan tabung kketiga dengan beberapa potongan logam Mg. gojok tabung I dan II sampai semua larut. Ukurlah temperatur ketiga tabung tersebut. 2. Ke dalam kotak plastic masukkan setengah sendok Ba(Oll)2 padat dan setengah sendok NHsCl padat, temperaturnya divkur. Kotak plastic ditutup dan gojok agar bercampur sempurna, Tutup kotak plastic dibuka dan cium bau gas yang terjadi, Temperaturnya diukur dan dicatat! E, Pertanyaan 1. Reaksi melarutnya NaOH dalam air NaOH (s)+H:0 ——» Na*(aq) + Cl(aq) Entropi .-(naik/turun). AS = wooo (4/9 Entalpi . (naik/turun). AH = one 2. Reaksi melarutkan KNOs dalam air : KNOa(s) + HzO. ——* K*(aq) + NOr(aq) Entropi aeacossssone (naik/turun). AS = Entalpi (naik/turun). AH= 3. Reaksi Mg dengan HCL Mg(s) + #20. ——> a Entropi soe (naik/tUrUN). BS = seonone CF) Entalpi nosso (naik/turun), 4) GA 4, Reaksi Ba(OH)2 dengan NHsCl ——® snewowe Entropi . (naik/turun). BS = sess (4/9 Entalpi .. (naik/turun). AH CA 5, Pada reaksi manakah terjadi kenaikan entropi dan kenaikan entalpi ? 21 [MODUL PRAKTIKUM KIMIA 6. Pada reaksi manakah terjadi kenaikan entropi dan penurunan entalpi 7. Apakah kenaikan entropi hanya terjadi pada reaksi eksoterm, atau juga pada real i emdoterm? 8. Dapatkah entropi suatu sistem dihitung ? jelaskan jawaban anda! F. Tugas Setelah Praktikum Se Mg(s) = 33 J/mol S® Ho{g) = 131 |/mol S® NHo(g) = 70 |/mol $° HCI(aq) = 56 }/mol SeBa(OH)2(s) = 427 |/mol Se NHACI (s) = 95 ]/mol CaCl (aq) = -53 |/mol Se MgCl: (aq) = -138 J/mol Hitunglah a § dari reaksi: a. Mg(s) + HCl (aq) 22 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA, b. Ba(OH)a(s) + NH«Cl (s) LEMBAR KERJA PERCOBAAN III Nama Kelompok Jurusan Hari/tanggal Asisten ENTROPI SISTEM [No | Reaksi ‘NaOH + H20 ‘Suhu Co) awla Suhu eo, akhir Pengamatan lain | it 2 | KNOs + HO 3. | Mg + H20 4 NHC BaOH e+] PEMBAHASAN KESIMPULAN 23 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA, Yogyakarta, Mengetahui Asisten Praktikan 24 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA, PERCOBAAN IV ASAM, BASA DAN KURVA TITRASI A. Tujuan Percobaan Menentukan pH suatu larutan dan membuat kurva titrasi asam basa. B. Dasar Teori ‘Asam dan Basa Konsep asam dan basa didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh ahli kimia berikut Pertama, Svante August Arrhenius (1859 - 1927) dari Swedia mengusulkan teori dissosiasi elektrolitik pada tahun 1884 dengan mengatakan bahwa zat-zat tertentu akan mengalami jonisast jika dilarutkan dalam air. Zat-zat tersebut disebut sebagai zat elektrolit. Asam dan basa termasuk golongan zat-zat elektrolit. Asam merupakan senyawa yang mengandung hidrogen dan menghasilkan ion HO" jika dilarutkan dalam air, Basa merupakan suatu senyawa yang mengandung grup OH dan ‘menghasilkan ion OH jika dilarutkan dalam air. Kelemahan teor! ini terletak pada keterbatasan pelarut air. Kedua, Brdsted-Lowry pada tahun 1923 mendefinisikan asam dan basa berdasarkan pada reaksi protonasinya, Asam merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan H* (donor proton). Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menerima ion H- (akseptor proton). Ketiga, Lewis mendifinisikan asam dan basa berdasarkan reaksi transfer electron, Asam merupakan senyawa yang berfungsi sebagai akseptor electron dan basa merupakan senyawa yang berfungsi sebagai donor proton. Dari ketiga konsep tersebut, dalam medium air (aqueous), Konsep asam-basa menurut Brdsted-Lowry adalah yang paling banyak digunakan. Secara umum, reaksi protonasi dari Brdsted-Lowry dapat dituliskan sebagai berikut: 25 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA PERCOBAAN V. SIFAT - SIFAT LARUTAN A, Tujuan Percobaan Menyelidiki penentuan titik beku. B, Dasar Teori 1. Larutan Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen dari dua Komponen atau lebih, komponen tersebut dapat berupa gas, cair ataupun padat. Zat yang berada dalam jumlah banyak disebut sebagai pelarut. Sedangkan komponen yang sedikit disebut terlarut. Proses tenjadinya bentuk larutan dapat melalui cara berikut © Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut membentuk zat yang baru © Zatterlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut ‘+ Terbantuknya larutan hanya berdasarkan disperse saja Reaksi kimia dengan pelarut terjadi bila ada interaksi antara pelarut dan zat terlarut, schingga terjadi pemecahan ikatan kimia, Contoh : P20s + 3H20 ——> 2 HsPOs Dalam hal ini terjadi perubahan kimia dari zat tersebut. Bentuk larutan yang membentuk zat tersolvasi masih menunjukkan interaksi antara zat terlarut dengan pelarut, namun tidak sekuat interaksi pada kasus yang pertama. Pada bentuk larutan yang kedua ini, tidak terjadi perubahan sifat zat terlarutnya. Interaksi yang terjadi adalah solvasi dan khusus pada pelarut air disebut hidratasi. Solvasi pada umumnya terjadi antara pelarut polar dan zat terlarut polar, misalnya garam dapur (NaCl) dilarutkan dalam air (120). 33 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA PERCOBAAN VI REAKSI REDUKSI - OKSIDASI A. Tujuan Percobaan Mempelajari beberapa reaksi reduksi - oksidasi (redoks). B. Dasar Teori Suatu reaksi digolongkan ke dalam reaksi reduksi ~ oksidasi, apabila dalam reaksi tersebut terjadi perubahan bilangan oksidasi, Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menyebabkan kenaikan bilangan oksidasi atau dapat juga ilthat sebagai kenaikan muatan positif (penurunan muatan negative). Sebaliknya reaksi reduksi adalah reaksi yang menurunkan bilangan oksidasi atau menurunkan muatan positif (kenaikan muatan negative). Di dalam Feaksi redoks, sebenarnya yang dioksidasi atau direduksi adalah unsur ‘ertentu yang terdapat di dalam persenyawaan tersebut, misalnya dalam reaksi berikut Fe+S <=> Fes terjadi perubahan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2 untuk besi dan dari O ‘menjadi -2 untuk belerang, Dengan demikian besi mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut reduktor atau pereduksi, sedangkan belerang ‘mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut oksidator atau pengoksidasi Apabila dalam suatu reaksi kimla sebagai oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama, bahkam unsur yang sama dengan bilangan oksidasi yang sama pula, maka reaksi ini atau autookssidasi-reduksi. Contoh untuk reaksi ini adalah : ‘but reaksi disproporsionasi HgeCl+NHsOH <=> Hg(s) + HgNH2Cl+ HCL + H20 38 | MODUL PRAKTIKUM KIMIA

Anda mungkin juga menyukai