2
1. Sumber utama GRK penanganan limbah di
Indonesia
3
2. INVENTARISASI EMISI GRK DARI
PENANGANAN LIMBAH PADAT
1. Penanganan/Pembuangan Limbah Padat Domestik (Kota)
− unmanaged solid waste disposal sites (open dumping)
− managed solid waste disposal sites
− uncategorised solid waste disposal sites
Di Indonesia sebagian besar unmanaged waste disposal sites (kategori “limbah-
padat-dalam” ketebalan > 5m dan/atau water table tinggi)
Penanganan/pengolahan limbah padat industri (termasuk lumpur/sludge dari
WWT) umumnya merupakan managed waste disposal sites
Pengolahan Limbah Padat secara Biologi composting, reaktor/digester anaerob
(fasilitas biogas)
Insinerasi dan open burning: di Indonesia umumnya open burning
Limbah lainnya (other waste)
− Clinical Waste & Hazardous Waste
− Agricultural Waste (tidak dalam pedoman ini tetapi pada AFOLU)
2. Sistem Pengolahan dan Pembuangan Limbah Cair Domestik dan Industri 4
Pengelolaan limbah yang merupakan sumber-sumber utama
emisi GRK yang tercakup dalam IPCC 2006 Guidelines
5
Estimasi Tingkat Emisi GRK Pengelolaan Limbah
Tingkat Emisi GRK = Data Aktiftas (AD) x Faktor Emisi (EF)
10.7% ditimbun,
−
6.2 % lain-lain.
−
(*) Insinerator limbah padat perkotaan tidak digunakan di Indonesia. Data statistik
menunjukkan insinerator untuk pembakaran limbah padat perkotaan. Insinerator
yang dimaksud adalah sistem pembakaran terbuka.
7
4A “Solid Waste Disposal Site”
Emisi GRK berupa metana yang dihasilkan dari proses dekomposisi
bakterial komponen sampah yang biodegradable yang terjadi
dalam kondisi anaerobik
CO2 CH4 CO2
CH4
CO2
CO2
composting
Electric plant
Typical gas di TPA/SWDS:
CH4: 50-60% ; gas lainnya : CO2, O2,N2,H2,CO, H2O
Note: CO2 berasal dari sampah bersifat biogenik sehingga tidak dimasukkan dalam
inventory 8
Limbah padat yang dibuang/DITIMBUN di SWDS
(TPA)
• Sampah padat domestik (sampah kota) atau municipal solid
waste (MSW)
• Limbah padat industri (B3 (bahan berbahaya dan beracun)
maupun non-B3), yaitu misalnya bottom ash pembangkit listrik,
limbah lumpur/sludge instalasi pengolahan limbah (IPAL),
limbah padat industri agro (cangkang sawit/EFB), dan lain-lain,
yang umumnya dibuang pada control landfill (managed SWDS);
• Limbah padat lainnya (other waste), yaitu clinical waste (limbah
padat rumah sakit, laboratorium uji kesehatan, dan lain-lain),
hazardous waste, dan construction and demolition (limbah
konstruksi dan bongkaran bangunan), dan lain-lain;
• Agricultural waste (tidak dikelompokkan dalam sampah ini,
dibahas dalam AFOLU) 9
Limbah Padat PERKOTAAN DI TPA
Inventory emisi GRK diperlukan juga data jumlah sampah yang masuk ke SWDS dalam satuan massa,
Namun apabila tidak tersedia, dapat dalam satuan volume (nantinya memerlukan faktor konversi ke massa)
• Di kota-kota besar, sekitar 60% limbah padat dibawa/dibuang ke
SWDS di area pinggir kota atau kota-kota kecil. Sementara limbah
padat di kota-kota kecil yang dibawa ke SWDS hanya sekitar 30%
(Sumber: Lingkungan Hidup 2000-2007, BPS ).
• Komponen utama limbah padat yang dibuang di SWDS ini adalah
sampah organik. Limbah lain (plastik, logam, dll) biasanya di daur
ulang untuk dimanfaatkan kembali.
14
Penghitungan Tingkat Emisi GRK
Pengelolaan Limbah Padat di TPA
15
16
16
• Tier 1: Estimasi pada metoda FOD Tier 1 menggunakan sebagian besar
data aktivitas dan parameter default (baku) IPCC 2006.
• Tier 2: Metoda FOD Tier 2 menggunakan beberapa parameter default,
tetapi memerlukan kualitas data aktivitas spesifik-negara yang bagus pada
waktu kini dan sejarah pembuangan limbah pada TPA. Data historis
pembuangan limbah untuk 10 tahun atau lebih dengan berdasarkan pada
statistik-statistik spesifik-negara, survey-survey atau sumber-sumber lain
yang sejenis. Data dibutuhkan pada jumlah-jumlah pembuangan di TPA.
• Tier 3: Metoda FOD Tier 3 didasarkan pada data aktivitas spesifik suatu
negara (lihat Tier 2) dan menggunakan metoda FOD dengan parameter
kunci yang dikembangkan secara nasional atau pengukuran yang
diturunkan dari parameter-parameter spesifik-suatu negara.
• Inventarisasi dapat menggunakan metoda spesifik-negara yang setara atau
berkualitas lebih tinggi diatas seperti yang dirumuskan dalam FOD yang
berdasarkan metoda Tier 3. Parameter-parameter kunci termasuk half life
(waktu paruh) dan penghasil metana potensial (Lo) atau kandungan DOC
dalam limbah dan fraksi DOC yang melalui proses dekomposisi (DOCf).
Estimasi Emisi GRK di SWDS dengan Metode FOD
-k
D D O C m d e c o m p T = D D O C m d e c + (D D O C m a T -1 * (1 −e ) )
Total DDOCm yang DDOCm terakumulasi di akhir tahun T-1 dan baru
terdekomposisi pada terdekomposisi selama tahun T, Gg
tahun T, Gg
-k
D D O C m a T = D D O C rem T + (D D O C m a T -1 * e )
DDOCm yang terakumulasi di SWDS DDOCm yang tidak
pada akhir tahun T, Gg terdekomposisi pada tahun T, Gg
DDOCm = W*DOC*DOCf*MCF
massa DOC tersimpan di SWDS
yang dapat terdekomposisi, Gg k =konstanta reaksi, dimana k = ln(2)/t1/2 (y-1)
t1/2= waktu paruh (y)
Metoda FOD (First Order Decay)
(1) Persamaan dasar FOD, pers eskponensial orde-1: DDOCm = DDOCm(0) * e^-kt
(3) Massa DDOC yg terdekomposisi menjadi CH4 dan CO2 : DDOCmdecomp(1) = DDOCm(0) * (1 - e^-k)
Emisi CH4:
Apabila data jumlah sampah yang masuk ke TPA bukan dalam satuan
massa (dalam satuan volume, m3), maka perlu dikalikan dengan
faktor konversi/bulk density sampah (kg/m3)
W [Ggram/tahun] = Vs [m3/tahun] * BD [kg/m3] * 10-6
Volume sampah masuk ke TPA dari logbook TPA
Penentuan DOC masing-masing komponen
sampah dari studi komposisi sampah
Perlu pengukuran
DOC , DOCf dari ultimate analysis
(analisis kandungan elementer C, H, N ,O)
DOC sampah bulk diperkirakan berdasarkan rata-rata DOC komponen-
komponen sampah yang dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut.
24
Default IPCC 2006 MCF untuk berbagai tipe TPA / landfill (SWDS)
25
4B “Biological Treatment of Solid Waste”
•Composting
•Anaerobic digestion (biogas)
26
Metodologi penentuan faktor emisi pada penghitungan CH4
dan N2O :
•Tier-1: EF default IPCC 2006
•Tier-2: EF country specific dari hasil pengukuran
•Tier-3: EF hasil pengukuran site specific (online-periodic)
27
Penghitungan emisi GRK dari Proses Biological Treatment
i i
dimana:
Emisi CH4 = CH4 total pada tahun inventori, Ggram CH4
Emisi N2O = N2O total pada tahun inventori, Ggram N2O
Mi = massa limbah organik yang diolah melalui proses biologi tipe i,
Ggram
EF = faktor emisi untuk pengolahan tipe i, g CH4/kg limbah yang diolah
atau g N2O/ kg limbah yang diolah
i = tipe pengolahan (pengomposan atau digester anaerobik)
R = jumlah CH4 yang dapat direcovery dalam tahun inventori, Ggram
CH4
28
4C “Incineration and Open Burning of Waste”
31
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
32