Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MATA KULIAH

PEMANFAATAN DAN KONSERVASI SDA-B

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH


(PLTSa)

Disusun oleh :
Andang Dwi Prasetyo 14/367068/TK/42320
Ardian Fauzi 14/367112/TK/4235
Hans Jodhie 14/369459/TK/42631
Patricia Wahyuan D 14/363541/TK/41644
Reza Hendy Djoerkaeff 14?363487/TK/41603

Dosen Pengampu:
Rochim Bakti Cahyono, S.T., M.Sc., D.Eng.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
I. LATAR BELAKANG
Jumlah produksi sampah di Indonesia terutama di kota-kota dengan kepadatan
penduduk yang tinggi meningkat secara signifikan seiring pertembuhan populasi
dan perkembangan ekonomi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
NUDS (National Urban Development Strategy, 2003) menunjukan rata-rata
buangan sampah kota adalah 0.5 kg/hari. Dengan mengalikan data jumlah
penduduk maka dapat diketahui prakiraan potensi sampah di Kabupaten Bantul
yaitu sekitar 464.338 kg/hari atau sekitar 464 ton/hari. Jumlah penduduk kota
semarang ini dapat ditunjukan dari data BPS (Badan Pusat Statistik) mengenai
jumlah penduduk kota semarang pada tahun 2016 yaitu sekitar 928.676.
Secara umum Indonesia menerapkan lahan terbuka sebagai tempat
penampungan akhir dari sampah-sampah rumah tangga maupun industri sehingga
muncul permasalahan keterbatasan lahan TPA dan memberikan dampak negatif
terhadap pemukiman di sekitar wilayah tersebut bau ataupun masalah kesehatan.
Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi baru yang dapat diterapkan untuk
mengurangi volume timbunan sampah secara efektif dan efisien. Selanjutnya
teknologi tersebut diharapkan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang
dengan biaya yang minimum.
Waste to Energy adalah salah satu teknologi yang paling efektif dan efisien
untuk mengurangi volume sampah di Indonesia. Energi yang diperoleh dari
pemanfaatan sampah digunakan untuk pembangkit listrik. Pada dasarnya, sampah
dapat klasifikasikan sebagai sampah padat dan sampah cair. Kedua jenis sampah
ini mempunyai kemampuan untuk dapat dimanfaatkan menjadi sumber
pembangkitan listrik yang secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu konversi
biologis dan konversi termal. Koversi biologis melibatkan peran bakteri pengurai
sampah organik untuk menghasilkan gas metan pada kondisi tanpa adanya osigen
(dekomposisi anaerob). Metode yang digunakan pada studi ini adalah Landfill.
Sementara itu, konversi termal adalah proses transformasi sampah menjadi
sumber energi dengan menggunakan biogas yang dihasillkan sebagai bahan
bakar. Metode yang digunakan pada studi ini adalah proses inserator.
Studi kasus ini mempelajari kajian untuk menentukan analisis kelayakan
pembangunan pembangkit listrik dengan bahan baku sampah. Dalam paper ini
akan dibahas secara detail mengenai analisis proses maupun analisis ekonomi
upaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya


suatu proses. Sampah didefinisaikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tiak ada konsep sampah,
yang ada hanyalah produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses
alam berlangsung. Berdasarkan sifat kimianya, sampah dibagi menjadi dua jenis
yaitu sampah organik (terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang berasal dari alam) dan sampah anorganik (berasal dari sumber daya alam ter
terbaharui seperti mineral dan minyak atau dari proses industri. Berdasarkan sift
fisiknya, sampah diklasifikasikan menjadi sampah basah (terdiri dari bahan
organik yang mempunyai sifat mudah membusuk) dan sampah kering (tersusun
dari bahan organik dan anorganik yang sifatnya lambat aau tidak membusuk dan
dapat dibakar).

Komposisi Sampah
Sampah dapat dikelompokkan berdaarkkan komposisinya yang
dinyatakan dalam % berat atau % volume dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik,
logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain (Damanhuri, 2010). Dalam pemilihan
cara pengolahan sampah tentunya ditinjau dari karakteristik dan komposisi dari
sampah tersebut. Karakteristik sampah sangan bervariasi bergantung pada
komponen-komponen sampahnya. Sebagai contoh komponen dan komposisi
sampah kota dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Komponen dan Komposisi Bahan Organik Sampah Kota


Bahan Organik Komposisi
Serat Kasar (%) 4,1-6,0
Lemak (%) 3,0-9,0
Abu (%) 4,0-20,0
Air (%) 30,0-60,0
Amonium (mg/g sampah) 0,5-1,14
N organik (mg/g sampah) 4,8-14,0
Total nitrogen (mg/g sampah) 4,0-17,0
Protein (mg/g sampah) 3,1-9,3
Keasaman (pH) 5,0-8,0
Sumber : Hadiwiyoto (1983)

Di samping itu, suatu penelitian menunjukkan adanya perbedaan komposisi


sampah yang dihasilka dari sumber perumahan yang memiliki tingkat kepadatan
tertentu. Data komposisi sampah dijabarkan dalam bentuk % berat basah untuk
kategori kepadatan penduduk tertentu.
Tabel 2. Tipikal Komposisi Sampah Pemukiman (% Berat Basah)
Komposisi Pemukiman Pemukiman Pemukiman
Low Income Middle Income High Income
Kertas 1-10 15-40 15-40
Kaca, keramik 1-10 1-10 4-10
Logam 1-5 1-5 3-13
Plastik 1-5 2-6 2-10
Kulit, karet 1-5 - -
Kayu 1-5 - -
Tekstil 15 2-10 2-10
Sisa makanan 40-85 20-65 20-50
Lain-lain 1-40 1-30 1-20
Sumber: Cointreau (1982)
Proses konversi termal
Sampah yang berasal dari berbagai tempat dikumpulkan di suatu tempat yang
kemudian dipisahkan antara material yang dapat direcycle dan yang tidak dapat
direcycle. Material yang tiak dapat direcycle selanjutnya dicacah menggunakan
copping machine dan didistribusikan dengan conveyor kering. Sampah
selanjutnya dikeringkan dalam beberapa hari sebelum masuk ke furnace sehingga
kadar air dalam sampah menurun sampai kurang dari 40%. Sampah kering
kemudian dibakar di dalam furnace dengan temperatur di atas 850C. Gas buang
digunakan untuk menghasilkan uap dalam boiler sebagai pembangkit listrik.
Selanjutnya gas buang diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan
sekitar.

Gambar 1. Skema Alat Konversi Termal

Proses konversi sampah menjadi biogas


Konversi dilakukan dengan mengumpulkan sampah pada primary treatment
sehingga diperoleh air lindi dengan kandungan COD tinggi (10.000 ppm). Selanjutnya
air lindi dikonversi dalam reaktor anaerobik. Dalam reaktor anaerobik terjadi 4 reaksi
secara simultan, yaitu hidrolisis, asidogensis, asetogenesis, dan methanogenesis.
Berikut adalah skema proses konversi air lindi menjadi biogas.
Complex Polymer
(Carbohydrates, Fat, Protein)
Hydrolysis

Fermentative Bacteria

Monomers and Oligomers


(Sugar, Fatty Acid, Amino Acid)
Acidogenesis

Fermentative Bacteria Fermentative Bacteria Fermentative Bacteria

Intermediates
(Volatile Fatty Acid such as
propionic acid and butyric acid)
Acetogenesis

Syntrophic Acetogens Syntrophic Acetogens

Acetic Acid Hydrogen + Carbon Dioxide


Homo Acetogens
Methanogenesis

Rate Limiting
Step

Aceticclastic Hydrogenetropic
Methanogens Methanogens
Biogas
(Mainly Methane)

Gambar 2. Flow Diagram dari Produksi Biogas

Sementara reaksi utama (methanogenesis) yang terjadi pada reaktor adalah


sebagai berikut:
i. CH3COOH CH4 + CO2
ii. CH3COOH + 4H2 2CH4 + 2H2O
iii. CO2 + H2O CH4 + H2O
Biogas diproduksi ketiga mikroorganisme, yaitu bakteri mereduksi zat zat organik
dalam reaktor. Dari proses tersebut dihasilkan biogas dengan komposisi methane 50
75%, CO2 25 45%, dan gas gas pengotor lain.
Biogas

Pemilihan Reaktor Anaerobic Digestion


Hasil olahan limbah sampah yang telah dikonversi menjadi air lindi memiliki
kandungan COD hingga 10.000 ppm. Hal ini yang menjadi dasar pemilihan reaktor
biogas. Pada industri PLTBg, terdapat pilihan reaktor seperti Anaerobic Pond,
Anaerobic Fluidized Bed Reactor, CSTR, UASB, dan EGSB (Ahmed, et al.). Dengan
spesifikasi air lindi dari limbah sampah, kandidat utama dari reaktor anaerobic adalah
Anaerobic Pond dan AFBR.
Tabel 3. Ringkasan dari Reaktor Anaerobic Pond dan Fluidized Bed
Reactor Anaerobic Anaerobic Anaerobic UASB EGSB CSTR
Pond Filtration Fludized
Bed
Energy Low Low High High Moderate Low
Consumption
Cost Low Low Moderate Moderate Moderate Moderate
COD 97.8% 94% 78 95% >90% 53 91% 44
removal 90.4%
efficiency
CH4/H2 >60% >63% >42% 48 91% 59 70% 48 69%
Yield
OLR 1.4 4.5 10 2 60 2 20 1.4 60
HRT 20 40 15 4 12 5 20 2 10 2 18
days
Total Solid >3% <3% <3% <3% <3% >3%
Tolerance
Sumber : (Ahmed et al., 2015)

Konversi air lindi menjadi biogas

Biogas

Produced
GF
GE Electricity

Water

SC
HE-01 C-02
Rich Solution
GC-
CO2
V-03

LP-F
V-02
GC-01 Distributed
Electricity

V-01

POME
AD-01

P-01
CP-01
P-02
Water Utility

Gambar 3. Process Engineering Flow Diagram dari PLTBg Air Lindi


Penjelasan Proses

Air lindi yang berasal dari sampah masuk ke reaktor anaerobic fluidized bed untuk
menjalani 4 reaksi simultan (hidrolisis, asidogenesis, acetogenesis, dan
methanogenesis) untuk menghasilkan biogas. Biogas kemudian masuk ke scrubber
untuk menghilangkan gas pengotor CO2 dan H2S dengan bantuan dan beroperasi pada
tekanan 4 bar pada suhu udara. Biogas yang sudah dimurnikan kemudian masuk ke
dalam Gas Engine untuk dikonversi menjadi listrik siap pakai. Flare dalam kasus ini
digunakan untuk menjaga Gas Engine dikala produksi biogas melebihi kapasitas

Penurunan kadar COD dalam air

Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh nilai efisiensi pengurangan COD pada


air lindi antara 85 hingga 95% tergantung ukuran reaktor. Berikut adalah hasil
simulasi dari pengurangan COD pada air lindi dan konversi menjadi biogas.

Gambar 4. Performa Pengurangan COD dan Konversi Air Lindi Menjadi Biogas
III. METODOLOGI PERHITUNGAN

A. Perhitungan produksi listrik dengan konversi termal


Menghitung massa sampah yang dibakar
1
Massa sampah yang dibakar = (1) x massa sampah kering (1)
1
Massa sampah yang dibakar = ( 1 ) x massa sampah basah awal (2)

dengan,
ka = kandungan air pada sampah akhir (sampah yang akan dibakar)
kao = kandungan air awal pada sampah basah

Mencari HHV dan LHV


HHV (MJ/kg) = -1.3675 + 0.3137 C + 0.7009 H + 0.0318 O (3)
LHVwet = HHV*dry (1-W) Ew* (W+H*mH20) (4)
dengan,
C, H, O = persen massa komponen C, H, dan O menurut ultimate analisis
W = kandungan air dalam sampah basah (dalam fraksi massa)
H = kandungan H menurut ultimate analisis (dalam fraksi massa)
Ew = 2.26 MJ/kg
mH20 = 8.94
HHV = higher heating value, MJ/kg
LHV = lower heating value, MJ/kg

Mencari panas pembakaran steam


Qsteam = x LHV x massa sampah total (5)
dengan,
Qsteam = panas pembakaran steam, kJ/hari
= efisiensi boiler = 85 %

Keadaan isentropis turbin


3 3
X3 isen = (6)
3 3

H3 isen = H3 liq + X(H3 vap H3 liq) (7)


Wsisen = H3 H2 (8)
dengan,
X3 isen = fraksi massa gas di titik 3 pada keadaan isentropis
S3 = entropi di titik 3 (turbin) = S2 , kJ/kg.K
S3 liq = entropi cairan di titik 3, kJ/kg.K
S3 vap = entropi gas di titik 3, kJ/kg.K
H3 isen = enthalpi di titik 3 pada keadaan isentropis, kJ/kg
H3 liq = enthalpi cairan di titik 3, kJ/kg
H3 vap = enthalpi gas di titik 3, kJ/kg
Wsisen = kerja turbin pada keadaan isentropis, kJ/kg

Keadaan actual turbin


Wact = x Wsisen (9)
H3 act = Wact + H2 (10)
dengan,
Wact = kerja turbin actual, kJ/kg
= efisiensi turbin
H3 act = enthalpi aktual di titik 3, kJ/kg

Menghitung Qc pada kondenser


Qc= H4 H3 (11)
dengan,
Qc= panas yang dilepaskan oleh condenser, kJ/kg

Pada pompa
Ws pompa = V(P2 x P1) (12)
Wact pompa = x Ws pompa (13)
H1 = Wact pompa + H4 (14)
dengan,
Ws pompa = kerja ideal yang dilakukan oleh pompa, kJ/kg
3
V = specific volume air pada suhu dan keadaan air masuk pompa,

= efisiensi pompa
Wact pompa= kerja aktual yang dilakukan oleh pompa, kJ/kg
Pada boiler
QH = H2 H1 (15)
dengan,
QH = panas yang dibutuhkan oleh boiler, kJ/kg

Menghitung kebutuhan air pendingin



Massa air pendingin = (16)
0

dengan,
T = suhu air pendingin saat keluar kondenser, K
T0 = suhu air pendingin saat masuk kondenser, K

Menghitung kebutuhan umpan air masuk boiler


Umpan air =

(17)

Make up = 5% x umpan air (18)

Pada siklus
Wact siklus = Wact pompa + Wact turbin (19)

= x 100% (20)

dengan,
Wact siklus = kerja bersih siklus total, kJ/kg
= efisiensi thermal

Menghitung daya listrik yang dihasilkan


Power = Wact siklus x umpan air (21)
dengan,
Power = daya listrik yang dihasilkan, kW
Menghitung nilai jual power plant
Nilai jual = Power x Rp1.100,00 (22)
dengan,
Nilai jual = keuntungan yang diperoleh power plant, Rp/[bulan/hari/jam]
B. Perhitungan produksi listrik dengan konversi biologis
Persamaan Simulasi Digester AFBR
Performa dari Digester AFBR dapat disederhanakan dengan diagaram berikut:

Qg, Z

CH4

Qi, Si, Xi Qf, Sf, Xf


V
initial final

Source : (Fedailaine et al., 2015)


Figure . Diagram Proses AFBR
dimana:
Qi, Qf and Qg : Laju input dan output flow dari cairan dan biogas yang
dihasilkan, L/d
Si, Sf : konsentrasi dari substrate pada inlet and the outlet (g/L)
Xi,Xf : konsentrasi biomass pada inlet and the outlet (g/L)
Z : konsentrasi methan pada biogas biogas (g/L)
V : volume digester (L)
i. Mass balance pada biomassa
Input + Growth = Output + Accumulation + Detachement

. + = + + (23)

Dengan mengasumsikan (Qi = Qf = Q) and (Xf = X), bagi persamaan dengan volume
substrat, diperoleh persamaan:

= ( ) + (24)

1
Dengan : = and The Haldane Equation : = .
1+ +

dimana: D : dilution rate (day-1)


Kd : rate of detachment of micoorganisms (hari-1)
: rate of growth of anaerobic microoganisms (hari-1)
max : rate of growth of anaerobic microorganisms (hari-1)
Ks : half saturation constant (g/L)
KI : coefficient of inhibition (g/L)
ii. Mass balance dari substrat
Input New New Cell Prouction Growth Maintenance = Output + Accumulation
+ (CH4+CO2+H2+H2S) production
4 2
= + + + +

2 2
+ (25)

dimana:
Sf=S : Substrat final is substrate instantaneous S
Yx : coefficient of production of new cells (g/g)
Ksx : substrate degradation rate required for the growth of
microorganisms (g/g)
Kmx : substrate degradation rate required to mantain
microorganisms (g/g)
YS : biogas coefficient (g/g)
Bagi persamaan dengan V, diperoleh:

= ( )

1 2 2 2 2
( + + + + ) (26)

iii. Mass balance pada biogas



= + (27)

Produksi methane diawal dan diakhir proses dapat diabaikan, sehingga:



= = 0 and = (28)

Dimana, K adalahorganic substrate conversion dari methane. Dan didapat hubungan


berikut:
= (29)
YP : methane production ratio (g/g).
Sedangkan untuk CO2, H2, NH3, dapat ditulis sebagai berikut:
2
= 2 (30)

2
= 2 (31)

2
= 2 (32)

Perhitungan daya yang dihasilkan dari konversi biologis

Aliran Limbah Cair = massa sampah x % kandungan air x % air lindih (33)


Flow rate Limbah = (34)
densitas cairan

COD Loading =: konsentrasi COD x flow rate (35)

3
Produksi CH4 = COD loading x 95% x 0,5 (36)


Kapasitas = CH4 x 35,7 x 0,42 x (37)
3 4 246060
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi listrik

Diperoleh data bahwa produksi sampah di daerah Piyungan yang dapat


mencapai angka 400 ton/hari sehingga produksi sampah tersebut dapat dimanfaatkan
menjadi sumber pembangkit listrik. Pemanfaatan sampah dengan konversi termal
dapat menghasilkan 1613,887912 kW sementara dengan konversi biologis didapatkan
kapasitas listrik sebesar 300kW. Apabila dibawa ke sektor ekonomi, produksi listrik
dari sampah ini dapat menghasilkan profit sebesar Rp 5.751.896.518 per tahun untuk
produksi dari konversi termal dan sebesar Rp120.600.000 per tahun untuk produksi
dari konversi biologis.

Biaya Investasi
a. Analisis Ekonomi Solid Waste

Fixed Capital Investment


Tes ekstraksi LFG Rp534.040.000
Ladang Pengumpul Rp1.406.594.081
Sarana pendukung dan sistem kontrol Rp170.152.510
Blower Rp90.748.005
Flare Rp260.900.515
Gas Treatment Rp1.898.760.733
Paket Generator Set Rp11.911.543.053
Heat Recovery Rp2.977.885.763
Interkoneksi Rp626.923.319
Material/Tenaga kerja konstruksi Rp3.918.270.741
Manajemen proyek & konstruksi Rp2.350.962.445
Biaya engineering Rp2.350.962.445
Biaya tak terduga Rp4.274.661.541
Total Rp32.772.405.151
Salvage Value Rp3.277.240.515

Working Capital
Collection Gas Rp752.996.400
Gas Treatment Rp178.008.819
Electricity Generation Rp2.766.729.795
Total Rp3.697.735.014

TCI = Fixed Capital + Working Capital Rp36.470.140.165

Indirect Manufacturing Cost


Property Tax Rp327.724.052
Depreciation Rp1.966.344.309
Insurance Rp131.089.621

Sales
Profit Before Tax Rp6.390.996.131
Sales Tax Rp639.099.613
Profit After Tax Rp5.751.896.518

1. Percent Return of Investment (ROI)


ROI adalah kecepatan tahanan pengembalian investasi ( modal ) dari keuntungan.
Persamaan untuk ROI adalah :
.
=

.
=

Dengan:
Prb = ROI sebelum pajak, dinyatakan dalam desimal
Pra = ROI setelah pajak, dinyatakan dalam desimal
Pb = keuntungan sebelum pajak persatuan produksi
Pa = keuntungan setelah pajak persatuan produksi
Ra = kapasitas produksi tahunan
If = fixed capital investment
(Peter, et al., 2003)

Maka,

ROI sebelum pajak = 20%

ROI setelah pajak = 18%

2. Pay Out Time (POT)


POT merupakan jangka waktu pengembalian investasi ( modal ) berdasarkan keuntungan
perusahaan dengan mempertimbangkan depresiasi. Berikut adalah persamaan untuk POT :

=
. + 0,1.


=
. + 0,1.
Maka, (Peter, et al., 2003)

POT sebelum pajak = 3,4


POT setelah pajak = 3,6

b. Analisis Ekonomi untuk Konversi Biogas

Fixed Capital Investment


Reaktor AFBR Rp138.000.000
Scrubber Rp15.000.000
Gas Engine Rp9.120.000
Heat Exchanger Rp9.600.000
Pompa Rp20.640.000
Total Rp192.360.000
Indirect Manufacturing Cost
Property Tax Rp2.060.400
Depreciation Rp12.362.400
Insurance Rp824.160

Sales
Profit BeforeTax Rp134.000.000
Tax Rp13.400.000
Profit After Tax Rp120.600.000

Dilakukan perhitungan POT dan ROI dengan langkah yang sama seperti di atas :

Maka diperoleh hasil perhitungan :

ROI sebelum pajak = 65%

ROI setelah pajak = 59%

Maka diperoleh hasil perhitungan :

POT sebelum pajak = 1,5


POT setelah pajak = 1,3
V. KESIMPULAN

1. Limbah sampah dapat dimanfaatkan untuk sumber pembangkit listrik.


2. Limbah sampah yang terdiri dari zat organik dan anorganik dengan kandungan
zat organik sebesar 60%, berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi bahan baku
produksi biogas.
3. Dengan menggunakan metode anerobic digestion dengan menggunakan
AFBR, air lindi dapat berkurang kadar COD nya dari 85% hingga 95%, dan
dapat terkonversi menjadi 300 kW listrik setiap harinya.
4. Setelah melalui proses digesti, limbah padat yang telah berkurang kadar
CODnya dapat dikonversi secara thermal dengan pembakaran.
5. PLTS di TPA Piyungan dengan mengolah sampah menjadi energi listrik dapat
dikatakan layak untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil ini dibuktikan dengan nilai
POT yang kurang dari 5 tahun dan ROI yang lebih besar dari 11% untuk setiap
proses yang digunakan yaitu dengan metode konversi termal maupun biogas.
Dimana PTLS merupakan pabrik dengn resiko sedang memiliki batasan POT
<5 tahun dan ROI > 11% (Aries & Newton).
DAFTAR PUSTAKA

Contreau. 1982. Environmental Management of Urban Solid Wastes in Developing


Countries. The World Bank

Damanhuri, Enri. 2006. Diktat kuliah TL-3150 Pengelolaan Persampahan. Bandung:


Penerbit ITB.

Hadiwiyoto, Soewedo. 1983 Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: Yayasan Idayu.

Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, M.M., 1996, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 5 ed., Mc.Graw Hill Book Company, Inc., New York.
LAMPIRAN

I. Perhitungan Produksi Listrik dengan Konversi Termal


Menghitung komposisi sampah
Dengan persamaan (1 dan 2) maka komposisi sampah yaitu sebagai berikut:
Air = 60% x 400 ton/hari
= 240 ton/hari
Kering = 400 ton/hari 240 ton/hari
= 160 ton/hari
1
Sampah yang dibakar = (10.2) x 160 ton/hari

= 200 ton/hari = 200000 kg/hari

Menghitung HHV dan LHV


HHV = -1.3675 + (0.3137 x 44.32%) + (0.7009 x 5.68%) + (0.0318 x 42%)
= -1.17530104 MJ/kg

0.2+5.68
LHV = -1.17530104 x (1-0.2) - 2.26 x (1008.94)

= -2.539850752 MJ/kg

Menghitung panas pembakaran


Panas pembakaran total = 200000 kg/hari x -2.539850752 MJ/kg

= -507970.1504 MJ/hari

Dengan efisiensi 85% maka panas pembakaran = 85% x -507970.1504 MJ/hari

= -431774.6278 MJ/hari

= -431774627.8 kJ/hari
Titik 2 (keluar boiler superheated vapor)
Asumsi: P2 = 5000 kPa
T2 = 600oC
Dicari melalui appendix table F.2 superheated steam (Van Ness) diperoleh:
H2 = 3664.5 kJ/kg
S2 = 7.2578 kJ/kg.K

Titik 3 (keluar turbin saturated steam yang terdiri vapor dan liquid)
Asumsi P3 = 15 kPa
T3 = 54oC
Dicari melalui appendix table F.1 saturated steam (Van Ness) diperoleh:
Hliq = 226 kJ/kg Sliq = 0.755 kJ/kg.K
Hvap = 2599.2 kJ/kgSvap = 8.0093 kJ/kg.K

Siklus dalam kondisi isentropis


kJ
7.2578 .K2599.2 kJ/kg
kg
X3 = kJ
8.0093 .K 0.755 kJ/kg.K
kg

= 0.896406269

H3 = (226 kJ/kg + 0.896406269) x (2599.2 kJ/kg - 226 kJ/kg)

= 2353.351359 kJ/kg

Ws turbin = 2353.351359 kJ/kg - 3664.5 KJ/kg

= -1311.148641 kJ/kg

Siklus aktual turbin


Asumsi effisiensi turbin = 85%

Wact turbin = -1311.148641 kJ/kg x 85%

= -1114.476345 kJ/kg

H3act = -1114.476345 kJ/kg + 3664.5 kJ/kg

= 2550.023655 kJ/kg
2550.023655 / 226 /
X3act = kJ
2599.2 226 KJ/kg
kg

= 0.979278466

S3act = (0.755 /. + 0.979278466)x(8.0093 kJ/kg.K-0.755 kJ/kg.K)

= 7.858979774 kJ/kg.K

Titik 4 (keluar kondenser saturated liquid)


P4 = P3 = 15 kPa

T4 = T3 = 54oC

H4 = Hliq = 226 kJ/kg

Q kondenser = 226 kJ/kg - 2353.351359 kJ/kg

= -2127.351359 kJ/kg

Pompa
Diketahui:

3
V = 1014

Pmasuk = 15 kPa
Pkeluar = 5000 kPa
Ws pompa = 1014 (5000 kPa - 15 kPa)
= 5054790 kPa.cm3/kg
= 5.05479 kJ/kg
Effisiensi = 85%
5.05479 kJ/kg
Wact pompa = 85%

= 5.946811765 kJ/kg
Titik 1 (keluar pompa menuju boiler)
H1 = 5.946811765 kJ/kg + 226 kJ/kg

= 231.9468118 kJ/kg

Boiler
Q boiler = 3664.5 kJ/kg - 231.9468118 kJ/kg
= 3432.553188 kJ/kg

Kerja bersih siklus


Wactual siklus = 5.946811765 kJ/kg + (-1114.476345 kJ/kg)

= -1108.529534 kJ/kg

Effisiensi thermal siklus


1108.529534 kJ/kg
Eff = | 3432.553188 kJ/kg | x 100%

= 32%

Jumlah umpan air yang dibutuhkan


431774627.8 kJ/hari
=| |
3432.553188 kJ/kg

= 125788.2 kg/hari

= 1.455882 kg/s

Make up water
= 5% x 1.455882 kg/s

= 0.072794 kg/s

Kebutuhan air pendingin


Tinput = 298 K
Toutput = 313 K

313 K
= 298 K = 1.050336

To = 298 K
Diketahui dari table:

A = 8.712

B = 0.00125

C = 0.00000018

0.00125 0.00000018
/= 8.712 x 298 x (1.050336-1) + x( (298)2 1) + x (298)3 x
2 3

((1.050336)3 -1)
= 136.1560827

2127.351359 KJ/kg
m air pendingin = |8.314 136.1560827 |

= 1.879282877 kg/s

Daya listrik yang dihasilkan


1.455882 kg/s
Power = |1108.529534 kJ/kg|

= 1613.887912 kJ/s

= 1613.887912 kW

= 5809996.482 kWh

Nilai jual = 5,809,996.482 kWh x Rp 1100,00


= Rp 6,390,996,131,00

II. Perhitungan Produksi Listrik dari Koversi Biologis

Dengan sampah yang tersedia di daerah piyungan sebesar 400 ton/hari. Teranlisis
bahwa dapat menghasilkan biogas dan menghasilkan listrik sebesar 300 kW/hari.
Berikut perhitungan produksi listrik secara rinci:


Aliran Limbah Cair : 400 x 60% x 90% =216


192 1000
Flow rate Limbah :


= 216 m3
1000 3

3 1000
COD Loading : 13.000 x 216 x 1.000.000 x = 2808
3

3 3
Produksi CH4 : 2808 x 95% x 0,5 = 1600,56

3
Kapasitas : 1600,56 x 35,7 3 x 0,42 x 246060
4

= 0,3 MW
Dengan menghasilkan listrik sebesar 300 kW, akan diperoleh pendapatan sebesar 10
juta rupiah per bulan dan dengan bunga bank sebesar 2% per bulan akan
menghasilkan 134 juta rupiah per tahun.

Anda mungkin juga menyukai