Anda di halaman 1dari 78

Y

LEMBARAN DAERAH
SAWAHLUNTO / SIJUNJUNG
KABUPATEN
BUKU PERTAMA
1
4
rsusun Oleh
2 BAGIAN HUKUM 6 HAM
“.
-SEKRETARIAT3DAERAH. |
: KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
TAHUN 2007.
|
Kata Pengantar
Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah Tahun 2001.
sebagai perwujudan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemenntah
Kabupaten Sawahlunto/S ijunjun g sesuai dengan kewenangan
yang dimiliki telah menetapkan beberapa Peraturan Daerah
Yang Telah ada, disamping menetapkan Peraturan —Peraturan
lainya.
K3
Untuk Tahun Anggaran 2007 im
Bagian Hukum & HAM
Sekretariat Daerah Kabupaten Sawah lunto/Sijunjung
menerbitkan Buku Lembaran Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2007 yang merupakan saiah satu
upaya untuk memudahkan Dinas/ Badan/Kantor/ Bagian maupu
n
Instansi lainnya mencari dan
memperoleh Informasi mengenai
kebijakan Pemerintah Daerah yang telah dilaksanakan selama
Tahun 2007.
Harapan kami dengan diterbitkannya Buku Lembaran
Daerah ini seluruh Dinas/
Badar/Kantor/Bagian dan Instansi
lainnya yang membutuhkan dapat mengetahui dan memanfaatkan
buku ini sebaik-baiknya, terima kasih.
Muaro Sijunjung, 19 September 2007
Bagian Hukum & HAM Sekretariat Daerah
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung
7
4
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
NOMOR 3 TAHUN 2007
nd
hang En
TENTANG
PELAYANAN PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
DAFTAR ISI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG TAHUN 2007
Fr T
IFMRARAN
LEMBARAN —1
PERDA
|
No DAERAH TENTANG HAI
NOMOR SERI NOMOR ! TAHUN
2 4 $ 6
»
» 2007
Pelayanan Pendidikan
I
!
Perubahan Kedua Atas
Peraturan Daerah
Kabuypaten
Sawahlunto/Sijunjung
Nomer ! Tahun 2005 :
Tentang Kedudukan
Protokoler dan
Keuangan” Pimpinan
dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijanjung
2007 Pemerintahan Nagari 60-163
L L
L ZVI DA EBH
SA
NOMOR URUT 1 TAHUN N 2007
«
TA M B TIALIATas N LEMBARAN DAERAH BET h. na
Adat 4
Ind
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SJUNJUNG
OMOR 3 TAHUN 2007
4
TENTANG
PELAYANAN PENDIDIKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SAWAH LUNTOSIJUNJUNG.
Menimbang : 2 bahwa berdasarkan pasal 11 Undang
Undang Nomor 20 Tahun 2003 ciia
Sistem Pendidikan , Pem
Nasiona

3.
dan Pemenntah Daerah waj! bh memberikan
Ann A
Anam
kemud

Sr
layanan Gani
mendukungan terselenggaranya pen
yang bermutu bagi setiap wargandidikan
tanpa diskriminasi :
kb bahwa guna mewujudkan
masarakat

ia
Kabupaten Sawahlunto/Syuryun
maju, sejahtera, berbudaya, dan
maka kepada anak usia Gidik
uS
lu
diberikan pelayanan pendidikan van
memadai:
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
dimaksudhuru'a dan Irya
1
: b diatas
sebagaimana
perlu menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Cman
rn Sawahlunto/Sijunjung
dikan
Peendidikari.
Pelayanan
3
Mengingat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pembentukan Daerah Otonom tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Negara ReRepublik Indonesia Tahun 2004
Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Negara Tahun 1956 Nomor 25 ): Republik Indonesia Nomor 4437),
7
Undang-Undang Nomer 28 Tahun 1999 1 Undang-Undang Nomer 355 Tahun 2004
tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Nepotisme ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 ( Lembaran Negara Republik indonesia
Nomer 75, Tahun 2004 Nomor 126. Tambahan
Tambahan Lembaran Negara Republik
Lembaran Negara RepublikIndonesia
Indonesia Nomor 3851 ): Nomor 4458 NY ,
man
AAIG -
tg

Undang-Uindang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
( Lembaran Negara Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen ( Lembaran
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4301 ): Republik Indonesia Nomor 4586 ),
4 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
tentang Pembentukan Kabupaten 1990 tentang Pendidikan Dasar ( Lembaran
Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Kabupaten Pasaman B:Barat di Propinsi Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Sumatera Barat Lembaran Negara
(“—
Republik Indonesa Nomor 3512 ),
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Pemerintah Nomor 5 Tahun 1998
Indonesia Nomor 4348 ): ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 1990,Tambahan
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Lembaran Negara Republik Indonesia
ieniang Pembentukan Peraturan Perundang- Nomor 3763) :
Undangan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389 ) :
2
10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun Pemerintah Daerah adalah Bupat: dan perangkat
daerah
2
2005 icntang Siandar Nasiona! Pendidikan ntah Dacrah.
sebagai unsur penyelenggara Pemeri
( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahpn 2005 Nomor 41, Tambahan Bupati adalah Bupati Sawahlunto/Siyunjung
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4496 ): 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebu
t DPRD
adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun Daerah
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah penyelenggara Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Dinas Pendidikan adalah Dinas vang bertanggungjawab di
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan luntoSijunjung
bidang pendidikan di Kabupaten Sawah
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578 ).
6. Unit Pelaksana Teknis Dinas selanjutnya disebut UPTD
adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang bertanggungjawab
Dengan Persetujuan Bersama
dibidang pendidikan di Kabupaten Sawahlunto/Siunjung
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH mandiri yang
1. Dewan Pendidikan adalah lembaga
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG unsur “masyarakat yang peduli
beranggotakan berbagai
dan pendidikan
BUPATI SAWAHLUNTOSSIJUNJU NG 8 Komite Sekolah adalah badan mandiri vang mewadahi peran
serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
disatuan
MEMUTUSKAN pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan
h, jalur
pendidikan, baik pada pendidikan pra sekola
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan
luar sekolah.
PELAYANAN PENDIDIKAN
0 adalah masyarakat Kabupaten
Masyarakat
BAB I
Sawahlunito/Sijunjung
KETENTUAN UMUM
10 Wajib belajar adalah program pendidikan minimal! yang
Pasal 1
harus diikuti oleh seluruh warga masyarakat Kabupaten
bersama antara
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : Sawahlunto'Sjunjung atas tangyung jawab
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
1.
Daerah adalah Kabupaten Sawah) unto/Sijunjung:
4
Tg

Rintisan adalah usaha paling awal


yang dilakukan
| .
untuk 19 Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan
mencapai suatu tujuan. yang
diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai berumur &
3

tahun dan bukan merupakan persyaratan untuk mengikuti


. Subsidi biaya pendidikan adalah
sejumlah uang yang harus pendidikan dasar.
dibayarkan setiap bulan untuk membiayai pendidikan

Xx
.
dengan besaran yang telah ditentukan. . Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan
15. Pendidik merupakan tenaga professional iugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
yang bertusas Negeni Sipil atas prestasi kerjanya yang tertinggi.
merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan dan
pembimbingan 21. Jabatan Fungsiona! adalah kedudukan vang menunjukan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
masarakat.
Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam
14. Tenaga.
pelaxsanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau
Kependidikan adalah yang betugas
orang keterampilan tertentu serta bersifat mandir dan untuk
melaksanakan administrasi. pengelolaan, pengembangan, kenaikan pangkainya disyaratkan angka kredit.
pengawasan dan pelayanan .eknis untuk menunjang
proses
pendidikan pada satuan pendidikan. BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
18. Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, Pasal2
menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah. Maksud Peraturan Daerah ini adalah “untuk meningkatkan
Kesempatan memperoleh akses dan kualitas pelayanan
16. Bea siswa adalah bantuan
vang diberikan kepada peserta pendidikan di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
didik sebagai bantuan biaya belajar atau
sebagai penghargaan
terhadap prestasi yang dicapai. Pasal 3
Peraturan Daerah ini bertujuan untuk mengatur penyelenggaraan
17. Daerah terisolir adalah daerah terpencil
yang sulit dijangkau -
pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas ariak didik dan/atau
dengan alat transportasi: lulusan, tenaga pengajar, pemenuhan sarana dan
prasarana
pendidikan serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam dunia
18. Dewan Guru adalah majelis guru.
pendidikan.
6
(2) Kebutuhan pokok pendidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 17
ayat (1) adalah keperluan yang terkait dengan pendidikan
yang jika tidak tersedia dapat menghambat proses belajar (1)Bea siswa diberikan kepada siswa yang berprestasi, haik
mengajar di sekolah. , secara akademik maupun non akademik di sekolah/madrasah
negeri dan swasta dan siswa kurang mampu.
Pasal 13
(2) Bea siswa juga diberikan kepada siswa tamatan SLTA yang
Subsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 diberikan mulai Iolos masuk Perguruan Tinggi Negeri tavorit termasuk
dan SDN/MIN, SMPN/MTsN, SMAN/SMKN/MAN, termasuk perguruan tinggi luar negeri dan mahasiswa berprestas: di
Paket A, B dan C. perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 14 Pasal 18
(3) Untuk sekolah swasta diberikan subdidi khusus sesuai dengan (I) Sekolah mengadakan seleksi kepada calon penerima bea
IIX
kemampuan keuangan daerah. siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1).
(2) Subsidi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Bupati dengan persetujuan DPRD. (2) Pemerintah Daerah mengadakan seleksi terhadap Mahasiswa
yang berprestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
Pasal 15 2)
(I) Subsidi biaya pendidikan dapat berbentuk uang maupun |

(3) Penyeleksian calon penerima beasiswa berdasarkan prinsip


material pendukung belajar lainnya. keadilan, tranparansi dan akuntabel.
(2) Tata cara pemberian subsidi biaya pendidikan diatur dengan (4) Tata cara pemberian dan besaran bea siswa diatur dengan
Peraturan Bupati Peraturan Bupati.
BAB VI BAB VI
BEA SISWA -
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasai 16
Pasal 19
Pemberian bea siswa bertujuan untuk meningkatkan perluasan
(1) Untuk kelancaran proses belaiar mengajar di sekolah,
kesempatan belajar, peningkatan mutu, mendororg aktifitas dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi jumlah minimal
kreatifitas siswa serta peningkatan relevansi ulusan sesuai dengan
kebutuhan.
19
(2) Pemangku jabatan fungsional pada Dinas dan UPTD, (2)
|
Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pengawasan dan
termasuk kepala sekolah dan penilik sekolah harus memenuhi pengendalian terhadap pengadaan, pemanfaatan dan
kualifikasi akademik dan persyaratan sebagaimana diatur pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan menurut
pada Lampiran Ii yang merupakan bagian tidak terpisahkan ketentuan yang berlaku dan kondisi serta kebutuhan daerah.
Gari Peraturan Daerah ini.
Pasal 29
BAB VIH
KESISWAAN (3) Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat menyediakan lahan
untuk keperluan satuan pendidikan
Pasal 27
(1) Pemerintah Daerah melaksanakan pengaturan pelaksanaan
2) Luas lahan untuk satuan pendidikan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.
proses belajar mengajar, penerimaan siswa baru, mutasi
siswa, naik kelas serta penetapan lulus/tidak lulus dari satuan
(3) Masyarakat yang telah melepaskan haknya atas lahan yang
pendidikan.
diperuntukan bagi satuan pendidikan tidak diperkenankan
menuntut pengembalian hak atas lahan ersebut kembali.
(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara objektif, tranparasan, akuntabel dan tidak
(4) Untuk menghindan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
diskriminatif.
ayat (3) Pemerintah Daerah berkewajiban mensertifikatkan
lahan tersebut.
(3) Pemerintah Daerah menjamin kemandirian sekolah dalam
melaksanakan amanat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tanpa intervensi dari pihak manapun.
BABX
PENGHARGAAN
BAB IX
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Pasal 30
Pasal 28 (3) Pembenan penghargaan dilakukan untuk mendorong lahirnya
prestasi dan kompetisi yang sehat antar guru dan antar
(4) Setiap satuan pendidikan harus memiliki sarana dan prasarana sekolah.
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. Tata cara. mekanisme, kriteria dan bentuk penghargaan diatur
(2)
dengan Peraturan Bupati.
16
BAB XV Pasal 42
PENGAWASAN
Peraturan Daerarh ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
« Pasal 40
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
(1) Pengawasan dilakukan terhadap penyelenggaraan pendidikan
pada semua jenjang, jenis dan jalur pendidikan.
Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Ditetapkan di Muaro Sijunjung
pengawasan kebijakan, fungsional dan teknis. pada tanggal April 2007
BUPATI SAWAHLUNTOSSIJUNJUNG,
(3) Penyimpangan yang ditemui dalam pelaksanaan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dalam hal Dto
pidana harus dilaporkan kepada penegak hukum.
DARIUS APAN
Diundangkan di Muaro Sijunjung
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP pada tanggal April 2007
SEKRETARIS DAERAH
Pasal 41
bto
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,
pelaksanaannya berpedoman ketentuan perundang- Drs. BBAKRI
pada
undangan yang berlaku. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTOOo/
SIJUNJUNG TAHUN 2007 NOMOR 3
4
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM &
FEBWAL ANSORLSH
Nip. 0700267099,
1 23
LAMPIRAN 1 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
NOMOR 3 TAHUN 2007
TANGGAL 16 April 2007
TENTANG PELAYANAN PENDIDIKAN
'
1g
ti SYARATAN KHUSUS PENGANGKAAN PEJABAT STRUKTURAL PENGELOLA PEDIDIKAN TINGKAT KABUPATEN SWL/SIJUNJUNG
sP —— PERSYARATAN YAG DIPERLUKAN
JABATAN PENDIDIKAN DAN KETERANGAN
PENDIDIKAN PENGALAMAN JABATAN KHUSUS
PELATIHAN
2 3 4 5 6 7
-
Kepala Dinas Minimal S1 Kependidikan Pernah menjabat sebagai Pernah mengikuti dan memili 1. . Mampu mengembang Persyaratanumum sesuai
K ||
Eselon Hb pejabat eselon Illa di bidang “Iki STTPL salah satu pendidi kan visi dan misi pendidi | dengan PP no 100 tahun 200
pendidikan sekolah, pendi kan dan pelatihan bidang/ kan nasional. —
| tentang pengangkatan PNS
dikan luar sekolah, pemuda, lmanajemea pendidikan seko 2.
— Mempunyai
komitmen dalam jabatan struktural.
-
dan olahraga lah, pendidikan luar sekolah, memajukan pendidikan——01- | Kemampuann Ikbususpada
pemuda dan olahraga. — nasional. kolom 6 dibuktikan melalui
JB. Mempunyai kemampuan — — seleksi. 3
mengembangkan/
memberdayakan
|
organi
..memberdayakan
'”——
sasi.
4. Mempunyai kemampuan
menjabarkan kebijakan

pendidikan daerahnya.
IS.Memahami bahasa
inggris secara pasif. '
N 0 6. Memahami dan mengem Ta
bangkan manajemen pen
didikari. IT
| 7. Memahami4kurikulum pen
|
didikan nasional.
8. M ampu mengembangkan
dan menerapkan kuriku
Lo SI
lum muatan lokal atau
—.
mampu mengem! angkan “—T
Program pendidikan seko
lah, luar sekolah, pemudaa

| dan olahraga.
(1 3 4 S 6 7
— —
Esclon itla, Minimal S1 Kependidikan
Pernah menjabat sebagai Pernah mengikuti dan memili L.NMampu mengembangkan
Kn 1
-
Persyaratan umum sesuai
Kabag TU, Kabid TK/ . pejabat eselon Ivadi bidang ki STTPL salah satu pendidi visi dan misi pendidikan dengan PP no 100 tahun 20
$D. Kabid SLTP/A, ,
pendidikan sekolah, pendi kan danpelatihan bidang/ nasional tentang pengangkatan PNS
Kabid P3SB dan dikari luar ,
sekolah, pemuda n
manajemen pendidikan $seko 2. Mempunyai komitmen dalam jabatan struktural
kabid Perencanaan. dan olahraga. pendidikan luar sekolah . memajukan pendidikan
nasional
I-- kolom
Kemampuan kkhusus pada
n|
melalui
pemuda. dan Olahraga 6 dibuktikan
13 Mempunyat kemampuan . “seleksi.
. htmengembangkan/mem
berdayakan Organisasi.
H Mempunyar semampuan
cuntuk melaksanakan kebi
Jakan pendidikan didaerah
nya
i

N 5 Memahami bahasa inggris — 1
secara pasif

6 Memahami dan mengem
bangkan manajemen pendi

dikan nasional.
— 7. Memahami kurikulum pen
“didikan nasional.
—. Is
Mampu memahami dan
mene rapkan kurikulum :
atau: mampu
“muatan lokal atau "
mengembangkan pprogram
. pendidikan sekolah. pendi
dikan luar sekolah, pemuda
dan olahraga Kan
Eselon IVa Minimal sarjana Muda/D3 Pemah menjabat sebagai Pernah mengikuti dan memili Memahami visi dann misi -
Persyaratan umum sesuai
kasi dan Kasubag pejabat stiuktural atau fung hi STTPL salah satu pendidi pendidikan nasional | dengan
PP No. 100 tahun 2
stonal dibidang pendidikan. kan dan pelatihan bidang/ 2
Mempunyai komitmen me | . tentang Pengangkatan PNS
manajemen pendidikan seko majukan pendidikan nasIo dalamm.jabatan Struktural
lah, pendidikan luar sekolah. nal
pemuda
dan olahraga
- kolom 6
Memiliki kemampuan teknis | - Kemampuan khusus pada
fungsionalsesuai bidang dibuktikan melalui
tugas seleksi
(——— 2 3 4 5 6 7
|
memi

“IMinimal S1 endidikan menjabt sebagai Memahami visi danmisi -
UPT Dinas SKB Pernah —IPemah mengikutidan |
- Persyaratan umum sesu
Luar Sekolah atau S1 pejabat Struktural atau
Str liki STTPL salah satu pendi pendidikan sekolah dengan PP No. 100 tah
— — luar | —
kependidikan pamong belajar”—— dikan dan pelatihan penge
Jolaan atau teknispendidikan
2 Memiliki komitmen 'mengem tentang PengangkatanI

| 'bangkan pendidikan luar — dalamjabatanStrukturz
sekolah
-- Kemampuan khusus pa

3 Memiliki kepekaan terhadap
perkembangankelompok —

kolem 6 dibuktikan me
| belajar ”—————— : “seleksi n
-
Memahami -
JPernah
“11
UPT Dinas —
IMinimalS1 Kependidikan Pernah menjabat sebagai Pernah :
mengikuti ddan memi visi dan misi Persyaratan umum sesu
Labor Komputer | IKomputer atau S1 Kepen guru bidang komputer/TI 2. Iliki STTPL salah satu pendi pendidikan luar sekolah dengan 100 tah:
PP No. 0
didikan dengan keteram dikan dan pelatihan penge 2 Memiliki komitmen mengem| '
tentang PengangkatanF
|

Ipilan Komputer” lolaan atau teknis pendidikan . bangkan pendidikannluar | dalam jabatan Struktur:
sekolah |-
8 Memiliki kepekaan terhadap
perkembangan kelompok
-
Kemampuan1khusus pa
kolom 6 dibuktikan mel
|
belajar oo

seleksi
Muaro Sijunjung, 16 Apnl 2007
BUPATI SAWAHLUNTO'SYUNJUNG,
Dto
DARIUS APAN
LAMPIRAN Il : PERATURAN DAR AUPATE SAWHLUNTO/SIJUNJUNG
NOMOR 3 TAHUN 2007
TANGGAL 16 Aprl 2007
TENTNG EANA EDDIK
'
PERSYARATAN PDIDIK, PALA SEKOLAH, PENGAWAS DAN PENILIK
NO. ENANG KUALIFIKASI JURUSAN SERTIFIKASI STATUS LAINNYA
| 2 3 4 5 6 7
TAN
INN
A. IPENDIDIK Na
0
TAN | |
1IPAUD/TK . ISUDIV 0 PAUD/ Kependidikann./ 0 Sertifiikasi Guru iPAUD/ Kan : Ka
PN
— MEN
01 Psikologi, TK/RA/BA TK/RA/BA . Maa
2 SD/MI/PakeA —
0 — —
|
Na
Ne
0 S/DIV Guru Kelas/Kependidikan/ Sertifikasi Guru
SD/MI .0
0
Tan
KI
In Me
EN PEN
Psikologi/BK/Guru Agama' |” an PN
PEN
— Ka
(Guru Olahraga” EN PEN TN
ISwiv ||

3ISMP/MTsPaketB””——”—”' ”——
(Sesuaimatapelajaran (Sertifikasi Guru SMPMTs
Ka TA
Mn Kan
—. Iyang1gdiajarkan/ BK KI PN : .
C
Nan PAN
4 SMA/SMK/MA/Paket
| | | |
0 (Sertifikasi

Cc — SI/DIV . Sesuai
Ise mata
pelajaran Guru $ SMA! K
0 an 1
. Iyang diajarkan/
BK . ISMK/MA '
SISDLBISMPLB/SMALB”——”” Isupiv”——— (Sesuaimatapelajaran — (Sertifikasi Guru SDLB/
.Iyang diajarkan/ BK . 'SMPLB/SMALB
B. IKEPALASEKOLAH”——
1
PAUD/T K/ RA/BA
|
SI DIV
Ka Tan
'
an
. Sertufikat Guru
Poo 2 3 thn I-Kepemimpinan
BI 3 Guru
-
Kewirausahaan 'pendidil
I-Lulus

Lulus seleksi
2 3 4 7
|
l 5 6
2ISIM——00000..oi SV” 0...
Stkat G ”””””/ (Guru2hn epmpnan
-
- nIPenidil
I
Kewirausahaan
loo
——...0..0.10000——0———0 10000 WtutusSeleksi
ISMP/MTSMA/SMK/””)ISsuoi “IstifikatGuu”————— IGuru2 stm (Kepemimpinan
MA 0 I- Kewirausahaan Pendidil
0
PE
Man PN
En 0001 2000.
oh 05...
n IlulusSeleksi

ot.
0000|...
4ISDLB/SMPLB/SMALB”—”— Iswmiv | 0000 ISertifikatGuru ——.——— |GuruzSthn
|-
Kepemimpinan
-
NN
Pengalaman
0
an
TA NN
PN PEN
Pan
0 ho...

- Kewirausahaan Pendidit
Io NN
- Lulus Seleksi
C. IPENGAWAS DAN PENILIK
SI/DIV
|
Sesuai Ikat Pengawas
0 -
.
|
|
Pengawas Satuan Mata Pelajaran — Isertifik 00000 Sebagai guru |'minimal
(Pendidikan Formal Man KN .. Iyangdibina V8 thnatau sebagai Kepal
Sekolah minimal 4 thn
an
Ih...
0.000... 0 Ilulus Seleksi Pengawas
2
PenilikPendidikan
(Non Formal
SI/DIV Tan PLS/Pemuda/Olahraga . Sertifikat Pendidik sebagai
Pemilik | | ng Tn L -
Status Pengawas atau jal
sejenis dilingkungan PLS
. Hn Nan
.0....icooo |
Me
|
: Ba
Haa INN Ia
Ian | Pemuda/Olahraga minir
. . . |. Sthno
0 N
Da PEN PN PE PN Mn ON
NN : 0 I-

L Lulus seleksi Penilik 0


Muaro Sijunjung, 16 April 2C
BUPATI SAWAHLUNTOJSIJUN
Dto
DARIUS APAN
|
Pasal II PENJELASAN ATAS
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, PERATURAN DAERAH
! KABUPATEN SAWAHLUNTOSSIJUNJUNG
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran NOMOR 4 TAHUN 2007
Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
TENTANG
Ditetapkan di Muaro Sijunjung
pada tanggal 31 Mei 2007 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 1
BUPATI SAWAHLUNTOSSIJUNJUNG, TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER
Dto DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
DARIUS APAN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
Diundangkan di Muaro Sijunjung
pada tanggal 31 Mei 2007 L PENJELASAN UMUM
SEKRETARIS
" DAERAH? .
Perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah
Dto Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Drs. BAKRI
Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 dan Peraturan
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG TAHUN 2007 NOMOR 4 Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006, dalam rangka
mendorong peningkatan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat
Salinan sesuai dengan aslinya Daerah dan menciptakan kondisi sosial ekonomi Daerah
KEPALA BAGIAN HUKUM & yang baik dan seimbang.
Selain penerimaan penghasilan yang selama ini
diterima oleh Pimpinan dan Anggota DPRD,
dalamPeraturan Daerah ini menetapkan pemberian
FEBRJZ
E SORI,SH
Nip0700267099,-
Tunjangan Komunikasi Intensif setiap bulan yang
digunakan untuk kegiatan menampung dan menjaring
52
LEMBARAN DAERAR KABUPATEN
SAWAHLUNTOSIJUNJUNG
NOMOR URUT 2 TAHUN 2097
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 4
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN SAWA HLUNTO/SIJUNJUNG
NOMOR 4 TAHUN 2007
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTOSSIJUNJUNG NOMOR 1
TAHUNJNI2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER
DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
SAWAHLUNTOSSIJUNJUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG,
Menimbang : 3 bahwa dengan berlakunya Peraturan
Pemenntah Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004
tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakvat Daerah, maka terhadap
Peraturan Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung Nomor !
Tahun 2005 juga perlu dilakukan
penyesuaian,

tag
Uh
b. bahwa
berdasarkan pertimbangan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2005
sabagaimana dimaksud di atas, perlu tentang Susunan Dan Kedudukan Majelis
menetapkan Peraturan Daerah tentang Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Perwakilan Dewan Perwakilan
Rakya t,
Nomor 1 Tahun 2005 tentang Kedudukan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat
Protokoler dan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Pimpinan dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Nomor 4310 ),
Mengingat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003
Tentang Pembentukan Daerah Otonom tentang Pembentukan Kabupaten
Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan
Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Kabupaten Pasaman Barat di Sumatera Barat
Negara Tahun 1956 Nomor 25 ), (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 153,
“Tambahan Lembaran Negara Nomor 4348),
2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan (Lembaran 1. Undang-lindang Nomor 1 Tahun 2004
Negara Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Lembaran Negara Nomor Negara Tahun 2004 Nomor S, Tambahan
3263).
sebagaimana telah diubah terakhir kali Lembaran Negara Nomor 4355 ),
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2000 (Lembaran Negar Tahun 2000 Nomo
a 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
r
127,Tambahan Lembaran Negar tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
a Nomor
3985). undangan ( Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor $3, Tambahan Lembaran Negara
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 Nomor 4389),
tentang Protokoler (Lembaran Negara Tahun
1987 Nomcr 43, Tambahan 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Lembaran
Negara Nomor 3363 ): tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Lembaran Negara Nomor 4437),
tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4286
).
10 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 . Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Perimbangan Keuangan Antara tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemerintah Pusat Dan Pemenntahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578 ).
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).
16. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1990 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala
tentang Perubahan Batas Wilayah Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kotamadya Dati II Sawahlunto, Kabupaten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
Dati II Sawahlunto/Sijunjung dan Kabupaten
Dati H Solok (Lembaran Negara Tahun 1990 17 . Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005
Nomor 50). tentang Pedoman Pembinaan Dan
Pengawasan
te)
Penyelenggaraan
d & Pemerintahan
12 . Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 “Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005
tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Nomor 4593 ),
Penghormatan (Lembaran Negara Tahun
1990 Nomor 54,. Tambahan Lembaran 13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004
Negara Nomor 3952),
|
tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan

. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 Perwakilan Rakyat Daerah (
tentang Pajak Penghasilan bagi Pejabat Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 90,
Negara, Pegawai Negeri Sipil, Angsota Tambahan Lembaran Negara Nomor 4416),
ABRI dan Para Pensiunan atas Penghasilan sebagaimna telah diubah ketiga kalinya
yang dibebankan kepada keuangan Negara dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21
atau keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 (Lembaran Negara Tahun 2007
Tahun 1994 Nomor 74, Tambahan Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Lembaran Negara Nomor 3577), Nomor 47),
14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 19. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004
tentang Kewenangan Pemerintah dan tentang Pedoman Penyusunan Peraturan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Tata Teriib Dewan Perwakilan Rakyat
Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1991, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952), .
Nomor 4417),
18 39
Dengan Persetujuan Bersama
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2007 tentang Pengelompokan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Kemampuan Keuangan Daerah, KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
Penganggaran dan Pertanogungjawaban
Penggunaan Belanja Penunjang Operasional dan
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan
BUPATI SSAWAH LUNTO/SIJUNJ UNG,
Komunikasi Intensif dan Dana Operasional,
MEMUTUSKAN:
21. Peraturan Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung Nomor 26 Tahun Menetapkan PERATURAN DAERAH
2002 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
PERATURAN DAERAH NOMOR 1
(Lembaran Daerah Kabupaten TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2002 Nomor PROTOKOLEF. DAN KEUANGAN
28, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2002 Nomor PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH
»), KABUPATEN
SAWAHLLUNTO/SIJUNJUNG.
22. Peraturan Kabupaten
Daerah
Sawahlunto/Sijunjung Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 1
tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 1 Tahun 2605 tentang Kedudukan
Sawahlunto/Sijunjung (Lembaran Daerah Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Tahun 2005 Nomor 2,Tambahan Lembaran Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Daerah Nomor 1), sebagaimana telah diubah Sawahlunto/Sijunjung
(Lembaran Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2005
dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun Nomor 2 Tambahan Lembaran Daerah
2006 Kabupaten
(Lembaran Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 1), sebagaimana telah diubah
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2006 Nomor dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 ( Lembaran
7,Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Kabupaten Tahun 2006 Nomor 7,
Sawahlunto/Sijunjung
Sawahlunto/Sijunjung Nomor 7), Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung
Nomor 7), diubah sebagai berikut :
41
40
a Diantara angka 22 dan 23 Pasal disisipkan 2 (dua) angka,
1 e. Tunjangan Jabatan,
yakni angka 22a dan 22b, sehingga berbunyi sebagai berikut : f. Tunjangan Panitia Musyawarah,
223. Tunjangan Komunikasi Intensif adalah uang yang 2. Tunjangan Komisi,
diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD setiap h. Tunjangan Panitia Anggaran:
bulan dalam rangka mendorong peningkatan kinerja i. Tunjangan Badan Kehormatan, dan
Pimpinan dan Anggota DPRD, 4. Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya.
22b Belanja Penunjang Operasional Pimpinan adalah dana d. Diantara Pasal 10 dan Pasal 11 disisipkan 1
(satu) pasal,
yang disediakan bagi Pimpinan DPRD setiap bulan yakni Pasa! 10A yang berbunyi sebagai berikut :
untuk menunjang kegiatan operasional yang berkaitan
Pasal 10A
dengan representasi, pelayanan, dan kebutuhan lain
guna melancarkan pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD Selain penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
sehari-hari.
kepada Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan penerimaan lain
berupa Tunjangan Komunikasi Intensif,
b. Ketentuan Pasal 1
angka 25 diubah, sehingga berbunyi
|
sebagai berikut: 5. Ketentuan Pasal 12 dihapus.
25. Tunjangan kesejahteraan adalah tunjangan yang |
disediakan berupa pemberian jaminan pemeliharaan 6. Diantara Pasal 14 dan Pasal 15 disisipkan 4 (empat) pasal,
kesehatan, pakaian dinas kepada Pimpinan dan Anggota yakni Pasal 14A,, 14B, 14C dan Pasal 14D, sehingga
DPRD, penyediaan rumah jabatan Pimpinan DPRD dan berbunyi sebagai berikut :
perlengkapannya, kendaraan dinas jabatan Pimpinan
DPRD, serta rumah dinas bagi Anggota DPRD dan Pasal 14A
perlengkapannya.
Tunjangan Komunikasi Intensif sebagaimana dimaksud dalam
c. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga berbunyi sebagai Pasal 10A diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD
:
berikut dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah,
Pasal 10 Pasal 14 B
(1) Penentuan kelompok kemampuan keuangan daerah
Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD terdiri atas:
a. Uang Representasi, sebagainmana dimaksud Pasal 14A, dihitung dengan
b. Tunjangan Keluarga, menggunakan formula kemampuan keuangan daerah sama
dengan pendapatan urum daerah dikurangi belanja Pegawat
c. Tunjangan Beras,
d. Negeri SipilDaerah (PNSD),
Uang Paket,
42 45
c. Di bawah Rp. 200.000.000.000,- (Dua ratus milyar
(2) Pendapat umum daerah sebagaimana dimaksud ayat (1)
terdiri atas pendapatan asli daerah ditambah dana bagi hasil rupiah) dikelompokan pada kemampuan
dan dana alokasi umum, keuangan daerah rendah,
s
(3) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah tinggi
(3) Belanja PNSD sebagaimana dimaksud ayat (2) terdin atas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, Tunjangan
gaji dan tunjangan PNSD, yang meliputi gaji pokok,
dan Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD
tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan beras,
diberikan paling banyak 3 (tiga) kali uang representasi Ketua
tunjangan pajak penghasilan(PPh Pasal 21),
DPRD,
(4) Data yang digunakan sebagai dasar penghitungan
Pasal (4) Basi daerah dengan kemampuan keuangan daerah sedang
kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hruf b, Tunjangan
14B, adalah data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Komunikasi -Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD.
induk tahun anggaran berjalan yang dilakukan oleh Tim
|
diberikan paling banyak 2 (dua) kali uang representasi Ketua .-
Anggaran Pemerintah Daerah.
DPRD,
Pasal 14 C
(S) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah renuah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hruf c, Tunjangan
(&) Kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD
Pasal 14 A terdiri atas 3 (tiga) kelompok, yaitu : diberikan paling banyak (satu) kali uang representasi Ketua
1
a. Tinggi, DPRD,
b. sedang,
c. rendah. Pasal 14D
(2) Pengelompokan kemampuan keuangan daerah sebagaimana Tunjangan Komunikasi Intensif sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai berikut: Pasal 14 A dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007.
a Di atas Rp. 400.000.000.000,- (Empat ratus milyar
rupiah) dikelompokan pada kemampuan keuangan daerah 7. Ketentuan Pasal 16 diubah, sehingga berbunyi sebagai
tinggi, berikut:
b. Antara Rp. 200.000.000.000,- (Dua ratus milyar rupiah)
Pasal 16
sampai dengan Rp. 400.000.000.000,- (Empat ratus
milyar rupiah) dikelompokan pada kemampuan keuangan
daerah sedang, (1)Pajak Penghasilan Pasal 21 Pimpinan dan Anggota DPRD
atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dibebankan pada APBD,
45
44
(2) Pajak Penghasilan Pasal 21 Pimpinan dan Anggota DPRD Pasal 26 A
atas penerimaan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10A dibebankan kepada yang bersangkutan sesuai (1) Selain belanja penunjang kegiatan sebagaimana dimaksud
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di dalam Pasal 26, kepada pimpinan DPRD disediakan
bidang
perpajakan. Belanja Penunjang Operasional Pimpinan setiap bulan
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah
8. Ketentuan Pasal 24 diubah, sehingga
berbunyi sebagai . sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 A A ayat (2),
berikut:
(2) Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD
Pasal 24 .
dipergunakan untuk :
a Representasi antara lain menyampaikan bebagai
(W) Dalam hal Pimpinan atau Anggota DPRD informasi dan penmasalahan yang ada di masyarakat,
meninggal
dunia tidak dalam menjalankan melaksanakan dan memasyarakatkan Keputusan
tugas, kepada ahli waris
diberikan uang duka sebesar 2: (dua) kali uang DPRD kepada seluruh Anggota DPRD,
representasi, b. Pelayanan antra lain untuk pelayanan keamanan dan
transportasi,
(2) Dalam hal Pimpinan atau Anggota DPRD meninggal c. Kebutuhan lain, antara lain untuk mengikuti Upacara
dunia dalam menjalankan tugas,
kepada ahli waris Peringatan Han Jadi Daerah, pelantikan Pejabat
diberikan uang duka sebesar 6 (enam) kali Daerah, melakukan koordinasi dan konsultasi kepada
uang
representasi, Kepala Daerah, Musyawarah Pimpinan Daerah dan
tohoh-tokoh masyarakat, menjadi juru bicara DPRD
(3) Selain uang duka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pembenan bantuan kepada masyarakat/kelompok
dan ayat (2). kepada ahli waris diberikan bantuan masyarakat yang sifatnya insidentil,
pengurusan jenazah yang ditetapkan dengan Keputusan
Bupati. Pasal 26 B
9
. Diantara 26 dan Pasal 27 disisipkan 6
(enam ) Pasal (1) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah tinggi,
Pasal
baru, yakni Pasal 26 A, Pasal 26 B, Pasal 26 C, Pasal 26 Belanja Penunjang Operasional Pimpinan sebagaimana
D, Pasal 26 E dan Pasal 26 F, sehingga berbunyi sebagai dimaksud dalam Pasal 26 A disediakan paling banyak 6
berikut: (enam) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 4
(empat) kali jumlah uang representasi seluruh Wakil
Ketua DPRD:
46 47
(2) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah sedang, (5) Rincian penggunaan BPO Pimpinan DPRD sebagaimana
Belanja Penunjang Operasional Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat kegiatan, tujuan,
dimaksud dalam Pasal 26 A disediakan paling banyak 4 penerima ( masyarakat/kelompok masyarakat ) dari
(empat) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 2 waktu penggunaan dana yang ditandatangani Pimpinan
1/2 (dua seperdua) kali jumlah uang representasi seluruh DPRD,
Wakil Ketua DPRD,
(4) Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana
(3) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah rendah, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada
Belanja Penunjang Operasional Pimpinan sebagaimana Bendahara Pengeluaran setiap bulan paling lambat
dimaksud dalam Pasal 26 A disediakan paling banyak 2 . tanggal 5 bulan berikutnya.
(dua) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 4 1
(satu seperdua) kali jumlah uang representasi Pasal 26 E
Wakil Ketua DPRD: seluruh
Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan
Pasal 26 C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 A berdasarkan
pertimbangan kebijakan pimpinan DPRD dengan
Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD memperhatikan asas mamfaat dan efisien dalam rangka
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 A disediakan mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan DPRD
terhitung 1 bulan setelah Peraturan Daerah ini ditetapkan. sehari-hari dan tidak untuk keperluan pribadi.
Pasai 26 D Pasal 26 F
() Dalam rangka pertanggungjawaban BPO
Pimpinan Besaran Tunjangan Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan
DPRD, Pimpinan DPRD wajib menandatangani Pakta Anggota DPRD dan Belanja Penunjang Operasional
Integritas yang menjelaskan pengsunaan dana telah sesuai Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 A
dengan peruntukkaniiya, dan Pasal 26A
A ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(2) Pertanggungjawaban penggunaan BPO Pimpinan DPRD
dibuktikan dengan laporan hasil pelaksanaan tugas yang
dilengkapi dengan rincian penggunaan BPO Pimpinan
DPRD,
48 49
16. Pasal 27 diubah, sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai berikut : (5) Penganggaran BPO Pimpinan
DPRD sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dikelompokkan kedalam Belanja
Pasal 27 Tidak Langsung yang diuraikan kedalam jenis Belanja
dan rincian
1 Pegawai, objek belanja penunjang opearsional
Sekretaris DPRD menyusun belanja Pimpinan dan objek belanja petugas operasional pimpinan
DPRD,
(1)
Anggota DPRD yang terdiri atas penghasilan, penerimaan
(6) Sekretaris DPRD mengelola belanja
DPRD sesuai dengan
lam, tunjangan PPh Pasal 21 dan tunjangan kesejahteraan
serta belanja penunjang kegiatan DPRD yang ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
diformulasikan kedalam Rencana Kerja dan Anggaran pengelolaan keuangan daerah.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Sekretariat
baru
DPRD: 11. Diantara Pasal 27A dan Pasal II disisipkann 1 (satu) pasal
berikut :
yaitu pasal 27A, sehingga berbunyi sebagai
(2) Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 10A, Pasal 19 ayat (2) (1) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran Pengguna
BPO
dan ayat (3), Pasal 24 dan Pasal 25 dianggarkan dalam Barang bertanggungjawab atas pengelolaan
DPRD,
pos Pimpinan DPRD,
(3) Tunjangan Kesejahteraan Pimpinan dan Anggota DPRD (2) Sekretaris DPRD selaku pengguna Anggaran/Pengguna
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19 Barang mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM-LS)
ayat (1), dan Pasal 23 serta Belanja Penunjang Kegiatan untuk pencairan BPO Pimpinan DPRD sebesar 1/12 (satu
DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2), per dua belas) dari 1 (satu) pagutahun anggaran kepada
dianggarkan dalam pos Sekretariat DPRD yang diuraikan Bendahara umum daerah dengan melampirkan :
a. Kwitansi sebagai tanda kerja yang ditandatangani
oleh
ke delam jenis belanja sebagai berikut:
a.
Belanja Pegawai, Pengguna Anggaran/Pengguna Barang,
b. Belanja Barang dan Jasa: b. Pakta Integritas yang sudah ditandatangani Pimpinan
c. Belanja Modal. DPRD yang menjelaskan penggunaan dana akan
sesuai dengan peruntukannya,
(4) Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 A dianggarkan (3) Pengajuan Pencairan dana untuk bulan berikutnya dapat
dalam Pos Sekretariat DPRD: dilakukan sepanjang penggunaan dana yang sudah
diterima telah dipertanggungjawabkan.
51
Pasal II PENJELASAN ATAS
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, PERATURAN DAERAH
J KABUPATEN SAWAHHiLUNTO/SIJUNJUNG
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran NOMOR 4 TAHUNN.2007
Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
TENTANG
Ditetapkan di Muaro Sijunjung
pada tanggal 31 Mei 2007 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 1
BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER
Dto DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
DARIUS APAN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
Diundangkan di Muaro Sijunjung
pada tanggal 31 Mei 2007 L PENJELASAN UMUM
SEKRETARIS DAERAH, Perubahan atas Peraturan
ketiga Pemerintah
Dto Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
'
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Drs. BAKRI Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006, dalam rangka
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG TAHUN 2007NeNOMOR 4
mendorong peningkatan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan menciptakan kondisi sosial ekonomi Daerah
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM & yang baik dan seimbang.
Selain penerimaan penghasilan yang selama ini
diterima oleh Pimpinan dan Anggota DPRD,
dalamPeraturan Daerah ini menetapkan pemberian
FEBRIZ Tunjangan Komunikasi Intensif setiap bulan yang
E
Nip”0700267099,-
SORI,SH
digunakan untuk kegiatan menampung dan menjaring
52
aspirasi masyarakat. Khusus kepada Pimpinan DPRD, Angka 5
secara kolektif discdiakan Belanja Penunjang Operasional Cukup Jelas
Pimpinan setiap bulan guna menunjang kelancaran Angka 6
pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD. Pasal 14A
Cukup Jelas
Pemberian Tunjangan Komunikasi Intensif bagi Pasal 14B
Pimpinan dan Anggota DPRDmempertimbangkan Cukup Jeias
kemampuan keuangan dacrah yang dikelompokkan dalam 3 Pasal 14C
(tiga) kelompok, yakni daerah dengan kemampuan Cukup Jelas
keuangan daerah tinggi, sedang dan rendah. Selain itu Pasal 14D
penyediaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Cukup Jelas
DPRD mempertimbangkan prinsip kesetaraan.
Angka 7
Dengan ditctapkannya Peraturan Pemerintah Cukup Jelas
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Angka 8
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Pasal 24
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, maka terhadap Uang duka wafat dan bantuan
Peraturan Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor pengurusan jenazah dibebankan
1 Tahun 2005 dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2906 dalam APBD dan diberikan
Juga perlu dilakukan perubahan. kepada ahli waris pada saat
Pimpinan atau Anggota DPRD
PASAL DEMI PASAL meninggal dunia.
Angka 9
Pasal I Pasal 26 A
Angka 1 Yang dimaksud dengan
Pasal 22 A ”disediakan” adalah
Cukup Jelas penyediaan anggaran dalam
Angka 2 Pos Sekretariat DPRD yang
Cukup Jelas hanya dapat digunakan
Angka 3 apabila diperlukan untuk
Cukup Jelas kelancaran pelaksanaan tugas
Angka 4 pimpinan DPRD sehari-hari
Cukup Jelas
54
dan tidak untuk keperluan Avat (35)
pribadi. Yang dimaksud dengan
Pasal 76 B “diuraikan ke dalam jenis
: Cukup jelas belanja” adalah sebagai
berikut:
Pasal 26 C a. Belanja Pegawai antara
Cukup jelas lain untuk kebutuhan
belanja Gaji dan
Pasal 26 D Tunjangan PNS
Cukup jelas Sekretariat DPRD sesuai
dengan
Pasal 26 E pangkat/golongan dan
Cukup jeias Jabatan serta
penghasilan lainnya
Pasal 26 F yang ditetapkan sesuai
Cukup jelas dengan ketentuan
perundang-undangan,
Angka 10
Pasal 27 b. Belanja barang dan jasa
Ayatat(1) yaitu untuk
Yang dimaksud dengan pembelian/pengadaan
Rencana Kerja dan barang yang masa
Anggaran Satuan Kerja manfaatnya paling lama
Perangkat Daerah (RKA- 12 (dua belas) bulan dan
SKPD) adalah dokumen pemakaian jasa dalam
perencanaan dan melaksanakan kegiatan
penganggaran yang berisi pemerintahan,
program dan kegiatan SKPD mencakup barang pakai
serta anggaran yang habis, bahan/material,
diperlukan untuk Jasa kantor, pembayaran
melaksanakannya. premi asuransi
kesehatan dan general
Ayat (2) —

csheck-up, makanan dan


Cukupjelas minuman, pakaian dinas
56
dan atnbutnya serta dan mesin, gedung dan
perjalanan dinas. bangunan dan aset tetap
lainnya.
Belanja perjalanan dinas
yaitu belanja erjalanan Ayat (4
Pimpinan. dan Anggota Cukup Jelas
DPRD dalam rangka
melaksanakan tugasnya Ayat (5)
alas nama lembaga Cukup jelas
perwakilan rakyat Ayat (6)
daerah baik di dalam Cukup jelas
daerah maupun keluar
daerah yang besarnya Angka Il
disesuaikan dengan Pasal 27A
standar perjalanan dinas Cukup jelas
Pi:gawai Negeri Sipil
Tingkat A yang Pasal JI
ditetapkan dengan Cukup jelas
Peraturan Bupati.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN
Belanja Modal
SAWAHLUNTOSSIJUNJUNG NOMOR 4
merupakan pengeluaran
yang dilakukan dalam
rangka
pembelian/pengadaan
atau pembangunan
sarana dan prasarana
untuk menunjang
kelancaran tugasdan
fungsi DPRD yang
mempunyai masa
manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan,
seperti: tanah, peralatan
58 59
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SSIJUNJUNG
NOMOR S TAHUN 2007
"3
TENTANG
PEMERINTAHAN NAGARI
Disusun Oleh :
BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
NOMOR URUT 3 TAHUN 2007
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 5
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
NOMOR 5 TAHUN 2007
TENTANG
PEMERINTAHAN NAGARI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SAWAHLUNTOSSIJUNJUNG,
Menimbang : a bahwa sesuai dengan Pasal 200 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004, Daerah
mempunya? kewenangan untuk menetapkan
nama dan bentuk pemerintahan terendah
dalam Daerah sebagai subsistem dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang
merupakan kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur.
dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat
istiadat yang diakui dalam sistem
Pemerintahan Nasional:
H3 b. bahwa sesuai dengan perkembangan
Ps
peraturan perundang-undangan yang ada dan
#
$
bi
berdasarkan hasil evaluasi terhadap
60
di 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
penyelenggaraan Pemerintahan Nagari 2004
Sawahlunto/Sijunjung, maka lentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Kabupaten
dan
perlu dilakukan penyempumaan Negara Republik Indonesia Tahun 2004
penyesuaian terhadap Peraturan Daerah
Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Republik Indonesia Nomor 4437),
Pemerintahan Nagari, sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
bahwa berdasarkan pertimbangan Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
sebagaimana dimaksud huruf a, dan b di Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung tentang
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Pemerintahan Nagari. Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4548) :
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956
5..
tentang Pembentukan Daerah Otonom Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Kabupaten dalam lingkungan Daerah tentang Perimbangan Keuangan Antara
Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 25), Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 4438) :
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003
6.. Peraturan Pemerintah Nomor 44
tentang Pembentukan Kabupaten Tahun
1990 tentang Perubahan Batas
Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan Gan Wilayah
Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Kotamadya Daerah Tingkat II Sawahlunto,
Sumatera Barat (Lembaran Negara Republik Kabupaten Daerah Tingkat II Sawahlunto/
Indonesia Tahun 2003 Nomor 153, Sijunjung dan Kabupaten Daerah Tingkat II
Tambahan Lembaran Negara Republik Solok (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4348) : Indonesia Tahun 1990 Nomor 50) :
3.. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 1. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 Tentang Desa (Lembaran
tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Negara
undangan (Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Tambahan Lembaran Negara
Republik
Lembaran Negara Nomor 4389), Indonesia Nomor 4587),
61 62
|
“8 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun
2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan PEMERINTAHAN NAGARI
Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, BABI
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593), KETENTUAN UMUM
9. Peraturan Menteri Dalam Negerh Nomor 29 Pasal 1
Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan
dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud denoan :
Desa,
|. Daerah adalah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung :
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30
Tahun 2006 tentang Tata cara Penyerahan 2 Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah
Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah,
kepada Desa,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut
1. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat DPRD, adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai
Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah,
Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah
Propinsi Sumatera Barat Tahun 2007 Nomor 4. Bupati adalah Bupati Sawahlunto/Sijunjung :
2, Tambahan Lembaran Daerah Namor 2).
5. Camat adalah Camat di Lingkungan Pemenntah Kabupaten
Dengan Persetujuan Bersama Sawahlunto/Sijunjung,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH 6. Nagari adalah wilayah kesatuan masyarakat hukum adat yang
KABUPATEN SAWAHLUNTOSSIJUNJUNG memiliki batas-batas wilayah tertentu, dan berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
dan berdasarkan asal-usul Minangkabau ( Adat Basardi Syarak,
Syarak Basandi Kitabullah) dan/atau berdasarkan asal usul
BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG adat-istiadat '— setempat dalam wilayah Kabupaten
Sawahlunto'Syunjung:,
MEMUTUSKAN :
63 64
15. Suku adalah himpunan beberapa kaum atau
1 Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaraan kegiatan payung
dalamsistem kekerabatan yang berlaku dan tumbuh dalam
pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari dan
Badan Permusyawaratan Nagari berdasarkan asal usul Nagari masyarakat:
di wilayah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yang berada
16. Tugas Pembantuan adalah penugasan oleh Pemerintah Pusat,
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Provinsi, Kabupaten kepada Nagari untuk melaksanakan
tugas tertentu yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan
8 Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari beserta prasarana serta sumber daya manusia, dengan kewajiban
Perangkat
Nagari sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagan, melaporkan pelaksanaan dan mempertanggungjawabkannya
kepada yang menugaskan ,
9 Wali Nagari adalah Pimpinan Pemerintahan Nagari,
17. Alokasi Dana Nagari yang selanjutnya disebut ADN adalah
dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk
10. Badan Permusyawaratan Nagari yang selanjutnya disebut
BPN, adalah Lembaga yang merupakan perwujudan Nagari yang bersumber dari bagian dana perimbangan
demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten,
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari,
18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari, yang
selanjutnya
11. Kerapatan Adat Nagari, yang selanjutnya disebut KAN, disebut APB Nagari, adalah suatu rencana keuangan tahunan
adalah lembaga kerapatan dari niniak mamak yang telah ada Nagari yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Nagari di
dan diwarisi secara turun-temurun sepanjang adat dan bahas dan di setujui bersama oleh Pemerintahan Nagari
yang ditetapkan dengan Peraturan
,
berfungsi memelihara kelestarian adat serta menyelesaikan tentang Anggaran
Penerimaan Nagari: Nagari
perselisihan sako dan pusako :
19. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari,
12. Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama yang
lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai selanjutnya disebut LPPN, adalah laporan semua kegiatan
dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintahan Nagari tugas-tugas dan kewenangan pemerintah, Pemerintah Propinsi
dan Pemerintah Kabupaten di Nagari,
dalam pemberdayaan masyarakat,

1 D . Harta Kekayaan Nagari adalah harta benda yang telah ada
20. Laporan Keterangan Pertangung Jawaban yang selanjutnya
atau yang kemudian menjadi milik dan kekayaan Nagari, baik disebut LKPJ adalah keterangan proses pelaksanaan peraturan
bergerak maupun tidak bergerak : peraturan Nagari termasuk APB Nagari:
14. Jorong adalah bagian dari wilayah Nadari: 21. Peraturan Nagari adalai peraturan perundang-undangan yang
di buat oleh BPN bersama Wali Nagari,
6s 66
22. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan (3) memenuhi ketentuan Nagari menurut adat, yaitu,
perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, 2 bakaampek suku,
pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, b. bakaampek Jini,
pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan Barumah Gadang,
d. Babalai-balai Bamusajik,
penyelenggaraan Pemerintahan Nagari.
e. Balabuah Batapian :
BAB II £ Bagalanggang Pamedanan :
PEMEKARAN DAN PENGGABUNGAN NAGARI
(4) Jumlah penduduk minimal 10000(seribu) jiwa atau 200 (dua
ratus) kepala keluarga:
Bagian Pertama
Umum
(S5) Mempunyai potensi sumberdaya alam yang dapat dikelola
untuk kepentingan masyarakat dengan memperhatikan
Pasal 2
pelestarian lingkungan.
(1) Nagari dimekarkan, digabung, dan/atau ditata atas prakarsa Bagian Ketiga
masyarakat dengan memperhatikan asal-usul Nagari,adat Pemekaran Nagari
istiadat, kondisi geografis, sosial budaya dan ekonomi
Pasal 4
masyarakat setempat,
() Dalam rangka efektifitas penyelenggaraan Pemerintahan
(2) Tujuan pemekaran, penggabungan, dan/atau penataan Nagari Nagari dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Nagari,
adalah unt"k meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap wilayah Nagari dapat dilakukan Pemekaran Nagari:
pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan,
kemasyarakatan, (2) Pemekaran Nagari tidak dapat dilakukan, apabila akan
merusak kesatuan adat-istiadat yang sudah ada serta
Bagian Kedua mengakibatkan salah satu di antara Nagari yang dimekarkan
Persyaratan Pemekaran dan Penggabungan Nagari tidak mampu menjalankan pemerintahan dan pembangunan
Nagari.
Pasal 3
Pasal 5
u secara
(1) mempunyai luas wilayah yang dapat dijangkau (1) Pemekaran Nagan sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1).
berdaya guna dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, harus merupakan hasil musyawarah serta mufakat antara Wali
pembangunan dan kemasyarakatan, Nagari, BPN dan KAN dengan memperhatikan adat istiadat
dan sosial budaya setempat dan keharmonisan
(2) tersedianya sarana dan prasarana pemerintahan Nagan, masyarakatnya:
67 68
ayat (I), Bagian Kelima
(2) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud
disampaikan kepada Bupati untuk pembahasan selanjutnya, Mekanisme Pemekaran dan Penggabungan Nagari
(3) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud Pasal! 2 Pasal 7
ayat (1), Pemekaran Nagari ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. (1) Dengan memperhatikan aspirasi dan kepentingan masyarakat
seria Syarat- syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3,
Bagian Keempat Nagari dapat dimekarkan, digabung, dan atau ditata dalam
Penggabungan Nagari rangka meningkatkan daya guna dan hasi! guna
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
Pasal 6 kemasyarakatan,
(1) Penggabungan Nagari dapat dilaksanakan dalam rangka (2) Pemekaran, penggabungan, dan/atau penataan Nagari
penyelenggaraan pemerintahan Nagari yang efektif dan dilakukan atas usul Wali Nagari dengan
persetujuan BPN dari
efisien serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan Nagari yang terkait,
memperhatikan asal-usul dan adat suatu Nagari atas prakarsa
masyarakat, (3) Untuk melaksanakan pemekaran dan
penggabungan Nagari,
Bupati membentuk panitia, yang terdiri dari unsur
(2) Penggabungan Nagari tidak dapat dilakukan, apabila akan Pemerintahan Daerah:
merusak ketentuan adat-istiadat yang sudah ada:
(4) Dalam Pemekaran Nagari baru, Bupati dapat menetapkan
(3) Penggabungan Nagari sebagaimana dimaksud ayat (1), Nagari persiapan, dengan ketentuan setelah

harus adanya
merupakan hasil musyawarah serta mufakat antara Wali pembinaan paling lama 1. (satu) tahun dan memenuhi syarat-
Nagari, BPN dan KAN: syarat terbentuknya Nagari sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, dibentuk Nagari definitif
(4) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud ayat (3),
disampaikan kepada Bupati untuk dapat ditetapkan dalam
BAB III
suatu Peraturan Daerah. BATAS NAGARI
Pasal! 8
(1) Sebagai tanda pemisah antar wilayah Nagari yang satu
dengan wilayah Nagari yang lain, ditetapkan batas wilayah
Nagari dengan Peraturan Nagari berdasarkan nwayat Nagari
dan atas persetujuan bersama dari
Nagari yang berbatasan:
69 70
Pasal 15 Pasal 18
(!) Nagari menetapkan jenis kewenangannya sebagaimana Tata cara penyerahan urusan Pemerintahan Kabupaten
dimaksud Pasal 14,huruf b dengan Peraturan Nagari, kepada
Nagari lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Bupati.
(2) Jenis urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada
BAB VI
Nagari sebagai mana dimaksud Pasal 14 huruf d harus PENYELENGGARA PEMERINTAHAN NAGARI
berdasarkan persetujuan
Bupati,
Bagian Kesatu
(5) Persetujuan urusan pemerintahan lainnya sebagaimana
Umum
dimaksud ayat (2) berdasarkan:
a.
potensi. Nagari meliputi kondisi geografis, ekonomi, Pasal 19
sosial budaya dan sumber daya manusia:
b. sarana dan Prasarana:
Pemerintahan Nagari terdiri dari Pemerintah Nagari dan Badan
Permusyawaratan Nagari (BPN ).
(4) Kewenangan yang belum ditetapkan sebagai Kewenangan
Nagari menjadi Kewenangan Daerah.
Bagian Kedua
Pemerintah Nagari
Pasal 16
Pasal 20
Untuk melaksanakan kewenangannya, setizp tahun Nagari
mendapat bantuan dana dari Pemerintah Daerah
1) Pemerintah Nagari terdiri dari Wali Nagari dan Perangkat
Nagari,
Pasal 17
2) Perangkat Nagari terdiri dari Sekretaris Nagari dan Perangkat
(1) Penetapan kewenangan Nagari dapat ditinjau kembali Nagari lainnya,
disesuaikan dengan potensi Nagari, sarana dan
prasarana
Nagari, setiap 2 (dua) tahun sekali: 3) Sekretaris Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diisi
(2) Selambat-lambatnya 1 (satu) tahun semenjak diundangkannya dari Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Daerah ini semua Nagari sudah (PNS) yang memenuhi persyaratan,
menetapkan
kewenangan Nagari. 4) Perangkat Nagari lainnya terdiri dari:
a. Sekretariat Nagari:
b. Pelaksana teknis lapangan,
c. Unsur kewilayahan.
73 74
S) Uratan tugas perangkat Nagari sebagaimana dimaksud ayat Pasal 22
(2) ditetapkan dengan peraturan Nagari.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana
Bagian Ketigz dimaksud dalam Pasal 21 Wali Nagari mempunyai kewajiban :
Wali Nagari a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Paragraf 1 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Tugas, Wewenang dan Kewajiban Wali Nagari Negara Kesatuan Renublik Indonesia,
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
Pasal! 2! c. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat,
d. melaksanakan kehidupan demokrasi,
(J) Wali Nagari mempunyai tugas menyelenggarakan urusan e. melaksanakan prinsip tata pemerintahan Nagari yang bersih
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme,
f. menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
pemerintahan Nagari,
(1), Wali Nagari mempunyai wewenang: g. menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-
a. memimpin penyelenggaraan Nagan
pemerintahan undangan,
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPN: h. menyelenggarakan administrasi pemerintahan Nagari yang
b. mengajukan rancangan peraturan Nagari: baik,
C. menetapkan peraturan Nagari yang telah mendapat i. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
persetujuan bersama BPN: keuangan Nagari,
d. menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Nagari melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan Nagari,
mengenai APB Nagari untuk dibahas dan ditetapkan mendamaikan perselisihan masyarakat di Nagari,
bersama BPN, L mengembangkan pendapatan masyarakat dan Nagari,
membina kehidupan masyarakat Nagari: ,
tg Mp

m. membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosia!


membina perekonomian Nagari, budaya dan adat istiadat,
mengkoordinasikan pembangunan secara memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di Nagari dan ,

o P
Nagari
partisipatif: mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestankan
h. mewakili Nagarinya di dalam dan di luar pengadilan dan
lingkungan hidup.
dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan,
1 melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
75 76
Paragraf 2
Pasal 23 Larangan Wali Nagari
(4) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 22, Wali Pasal 24
Nagari mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan Nagari kepada Bupati, Wali Nagari dilarang :
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada a. menjadi pengurus partai politik:
BPN, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan b. merangkap jabatan sebagai Ketua dan/atau Anggota BPN,
pemerintahan Nagari kepada masyarakat: dan lembaga kemasyarakatan di Nagari bersangkutan:
merangkap jabatan sebaga: Anggota DPRD:
(2) Laporan penyelenggaraan pemerintahan Nagari sebagaimana d teribat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati melalui presiden, dan pemilihan kepala daerah,
Camat 1 (satu) kali dalam satu tahun: e. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok
masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan
.
(3) Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPN masyarakat lain,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan 1 (satu) £ melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang,
kali dalam satu tahun dalam musyawarah BPN: barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
(4) Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan dilakukannya,
Nagari kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat menyalahgunakan wewenang:
(2), dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan melanggar sumpah/janji jabatan,
pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam L Menjadi advokat atau kuasa hukum dalam perkara yang
berbagai pertemuan masyarakat Nagari, radio komunitas atau melibatkan warganya.
media lainnya,
Paragraf 3
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan olch Pemberhentian Wali Nagari
Bupati sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan Nagari dan sebagai bahan pembinaan lebih
|

Pasal 25
lanjut,
(1) Wali Nagari berhenti, karena :
(6) Laporan akhir masa jabatan Wali Nagari disampaikan kepada a. meninggal dunia,
Bupati melalui Camat dan kepada BPN. b. permintaan sendin,
c. diberhentikan.
-
78
1
1"
(2) Wali Nagari diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 26
(4) huruf c karena :
a. berakhir masa jabatannya: Wali Nagari diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau usulan BPN karena berstatus sebagai tersangka melakukan
berhalangan :tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) tindakan pidana korupsi, tindakan pidana terorisme, makar dan
bulan: atau tindakan pidana terhadap keamanan negara.
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Wali Nagari,
dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan, Pasal 27
Sean

tidak melaksanakan kewajiban Wali Nagari: dan/atau


melanggar larangan bagi Wali Nagari, (Ih Wali Nagari diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa
. melalui usulan BPN apabila dinyatakan melakukan tindak
(3) Usul pemberhentian Wali Nagari sebagaimana dimaksud pidana yang diancam dengan pidana penjara minimal 5 (lima)
pada ayat (1) huruf a, huruf b dan ayat (2) huruf a dan huruf b tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum
diusulkan oleh Pimpinan BPN kepada Bupati melalui Camat, memperoleh kekuatan hukum tetap,
berdasarkan keputusan musyawarah BPN, :
(2) Wali Nagari diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan
(4) Usal pemberhentian Wali Nagari sebagaimana dimaksud BPN apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana
pada ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang
disampaikan oleh BPN kepada Bupati melalui Camat telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
BPN yang oleh
berdasarkan keputusan musyawarah dihadiri
“4, (dua per dari jumlah anggota BPN: Pasal 28
uga)
(5) Wali (1) Wali Nagari diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud
Pengesahan pemberhentian Nagari sebagaimana
dimaksud pada dan ayat (4) ditetapkan dengan dalam Pasal 27 ayat (1), setelah melalui proses peradilan
ayat (3)
Keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak usu! ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan
diterima, pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan
(6) Setelah dilakukan pemberhentian Wali Nagari sebagaimana pengadilan, Bupati harus merehabilitasi dan/atau
dimaksud pada ayat (5), Bupati/ mengangkat Pejabat mengaktifkan kembali Wali Nagan yang bersangkutan
Sementara Wali Nagari. sampai dengan akhir masa jabatan.
79 80
(2) Apabila Wali Nagari yang diberhentikan sementara Paragraf 4
sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (1) telah berakhir Pemilihan Wali Nagari
masa jabatannya
Bupati hanya merehabilitasi
Wali Nagan
yang bersangkutan. Pasal 32
Pasal 29 (l) BPN Memberitahukan Wali Nagari mengenai akan
berakhirnya masa jabatan Wali Nagari secara tertulis 6
Apabila Wali Nagari diberhentikan sementara sebagaimana (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan,
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), Sekretaris Nagari
melaksanakan tugas dan kewajiban Wali Nagari sampai dengan (2) BPN memproses pemilihan Wali Nagari paling lama 4
adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Wali
hukum tetap. Nagari.
Pasal 33
Pasal 30
Calon Wali Nagari adalah penduduk Nagari Warga Negara
Apabila Wali Nagari diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan:
Pasal 28 ayat (2), Bupat. mengangkat Penjabat Wali Nagar
i a. beragama islam dan bertagwa kepada Allah Yang Maha
dengan tugas pokok menyelenggarakan pemilihan Wali Nagan Kuasa,
paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak putusan pengadilan b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-undang
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah,
Pasal 31 c. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama atau Paket B berijazah,
(I) Tindakan penyidikan terhadap Wali Nagan dilaksanakan d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun dan
setelah adanya persetujuan tertulis dari Bupati,
paling tinggi 65 (enam puluh lima ) tahun,
e. bersedia dicalonkan menjadi Wali Nagari,
(2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana £ penduduk Nagari setempat,
dimaksud pada ayat (1) adalah : tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
g.
a. tertan gkap tangan melakukan tindak pidana kejaha tan, kejahatan dengan hukuman paling sedikit 5 (lima) tahun,
b. diduga telah melakukan tindak pidana kejaha
tan yang h. tidak dicabut hak pilihnya sesuar dengan keputusan
diancam dengan pidana mati.
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap,
i. belum pernah menjabat sebagai Wali Nagan paling tama 16
(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
(sepuluh) tahun atau dua kali masa jabatan,
Giberitahukan secara tertulis oleh atasan
penyidik kepada
Rupati paling lama 3 har.
31 82
j- sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat (2) Bakal calon Wali Nagan yang telah memenuhi persyaratan
Keterangan Kesehatan, ditetapkan sebagai Calon Wali Nagari oleh panitia pemilihan.
k. berkelakuan baik yang dikeluarkan oleh kepolisian,
L memenuhi persyaratan lain yang diatur dalam Peraturan Pasal 37
,
Nagari.
(1) Calon Wali Nagari yang berhak dipilih d'umumkan kepada
Pasal 34 masyarakat ditempat tempat yang terbuka sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat,
() Wal: Nagari di pilih langsung oleh penduduk Nagari dari
calon yang memenuhi syarat,
(2) Calon Wali Nagari dapat melakukan kampanye sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
(2) Pemilihan Wali Nagari bersifat langsung, umum, bebas, jujur
dan adil, Pasal 38
(G3) Pemilihan Wali Nagari di laksanakan melalui tahap (1) Calon Wali Nagari yang dinyatakan terpilih adalah calon
pencalonan dan tahap pemilihan. yang mendapatkan dukungan suara terbanyak,
Pasal 35 (2) Panitia Pemilihan Wali Nagari melaporkan hasil pemilihan
Wali Nagari kepada BPN,
(l) Untuk pencalonan dan pemilihan Wali Nagari, BPN
membentuk Panitia Pemilihan yang terdii dari unsur (3) Calon Wali Nagari terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat
perangkat Nagari, pengurus lembaga kemasyarakatan dan (2), ditetapkan dengan keputusan BPN berdasarkan laporan
tokoh masyarakat, dan Berita Acara pemilihan dari panitia Pemilihan,
(2) Panitia pemilihan sebagaimana di maksud ayat (1) (4) Calon Wali Nagari terpilih disampaikan oleh BPN kepada
melaksanakan pemeriksaan identitas bakal calon berdasarkan Bupati melalui Camat untuk disahkan menjadi Wali Nagari
persyaratan yang dibutuhkan serta melaksanakan pemungutan
|
terpilih,
suara dan melaporkan pelaksanaan pemilihan Wali Nagari
kepada BPN. (5) Bupati menerbitkan Keputusan Bupati tentang pengesahan
pengangkatan Wali Nagari terpilih paling lama 15 (lima
Pasal 36 belas) hari terhitung tanggal diterimanya penyampatan hasi!
pemilihan dari BPN.
(1) Panitia pemilihan melaksanakan penjaringan dan penyaringan
bakal calon Wali Nagari sesuai persyaratan.
1
83 84
Pasal 39 Paragraf 5
Masa Jabatan Wali Nagari
(!) Wali Nagan terpilih dilantik oleh Bupati paling lambat 15
(lima belas) hari/terhitung tanggal penerbitan Keputusan Pasal 41
:
Bupati,
Masa jabatan Wali Nagari adalah 6 (enam) tahun
terhitur: sejak
(2) Pelantikan Wali Nagari dapat dilaksanakan di Nagari tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya unuk satu
bersangkutan dihadapan masyarakat, kali masa jabatan berikutnya,
(5) Sebelum memangku jabatan, Wali Nagari mengucapkan Bagian Keempat
sumpah/janji, Perangkat Nagari
(4) Susunan kata-kata sumpah /janji Wali Nagari dimaksud Paragraf I
adalah sebagai berikut : Sekretaris Nagari
“ Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan
memenuhi kewajiban saya sebagai Wali Nagari dengan Pasal 42
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya-bahwa saya akan
selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Sekretaris Nagari diangkai dan diberhentikan oleh “:- -staris
“Pancasila sebagai dasar negarasbahwa saya akan Daerah Kabupaten atas nama Bupati.
menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan Pasal 43
perundang-undangan dengan selurus-lurusnya- yang
berlaku bagi Nagari, Daerah dan Negara Sekretaris Nagari sebagai mana dimaksud dalam Pasz - 1 dusi
Kesatuan dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi
Republik Indonesia”. persyaratan, va:
- |
a. berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sedexr dan
Pasal 40 berijazah,
b. mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintaha"
Tata Cara Pemilihan, pengesahan, Pengangkatan, pemberhentian C. mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkanu ran:
Wali Nagan lebihh d. mempunyai pengalaman di bidang administrasi keuawan dan
lanjut diatur dengan Peraturan Bupati
di bidang perencanaan:
e. memahami sosial budaya masyarakat
setempat, dan
£ bersedia tinggal di Nagari yang bersangkutan.
85
Pasal 44 berusia sekurang-kurangnya 25 Tahun dan setinggi-tingginya
-
60 Tahun,
(1) Sekretaris Nagari mempunyai tugas dan kewajiban Sehat jasmani dan rohan,
membantu Wali Nagari dalam melaksanakan tugas dan
M0 berkelakuan baik jujur dan adil,
wewenangnya. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindakan
tm
pidana,
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Nagari bertanggung h. mengenal Nagarinya dan dikenal oleh masyarakat Nagari
Jawab kepada Wali Nagari. yang bersangkutan,
1. menetap di Nagari yang bersangkutan.
Paragraf 2
Perangkat Nagari Lainnya Pasal 47
Pasal 45 Ketentuan 'iebih lanjut mengenai Pedoman Organisasi
Pemerintahan Nagari akan diatur dengan Peraturan Bupati.
(1) Perangkat Nagari lainnya terdiri dari:
a. kepala urusan: Bagian Kelima
b. bendahara Nagari: Badan Permusyawaratan Nagari
C. kepala jorong:,
d. juru tata usaha jorong, Paragraf 1
e. pesuruh kantor. Kedudukan dan Fungsi
(2) Pengangkatan Perangkat Nagari sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Wali Nagari. Pasal 48
Pasal 46 BPN berkedudukan sebagai unsur penyelengoara Pemerintahan
Nagari
Perangkat Nagari sebagaimana dimaksud pasal 45 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e harus memenuhi Pasal 49
persyaratan :
a beragama Islam dan bertagwa kepada Allah Yang Maha BPN berfungsi menetapkan Peraturan Nagari bersama Wali
Kuasa: Nagari, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
b.setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Cc.
berpendidikan paling rendah tamat SLTP atau sederajat:
87 88
Paragraf 2 Pasal 52
Tugas dan Wewenang
Anggota BPN mempunyai hak :
Pasal 59 Sp
mengajukan rancangan peraturan Nagari,
menpajukan pertanyaan:
(4) BPN mempunyai tugas dan wewenang: menyampaikan usul dan pendapat,
a. membahas rancangan peraturan Nagari bersama Wali memilih dan dipilih: dan

po
Nagari, memperoleh tunjangan.
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan Nagari dan peraturan Wali Nagari, Pasal 53
C. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Wali
Nagari, Anggota BPN mempunyai kewajiban :
d. membentuk panitia pemilihan Wali Nagari, a. melaksanakan
mengamalkan Pancasila, Undang-Undang
e. menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati
menyalurkan aspirasi masyarakat: dan segala peraturan perundang-undangan,
—£ menyusun tata tertib BPN. b. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan Nagari,
(2) Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud c. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta
ayat (1), diatur dalam peraturan tata tertib BPN. keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
d. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti
Paragraf 3 aspirasi masyarakat,
Hak dan Kewajiban . e. memproses pemilihan Wali Nagari, .
f. mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi,
Pasal SI kelompok dan golongan,
g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dar adat istiadat
(I) Untuk melaksanakan tugas dan
wewenangnya sebagaimana masyarakat setempat, dan
dimaksud Pasal 50 ayat (1) BPN mempunyai
a. meminta keterangan kepada Pemerintah
:
hak h. menjaga norma dan etika dalam hubungan keria dengan
Nagari: lembaga kemasyarakatan.
b. menyatakan pendapat.
Pasal 54
(2) Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud ayat (2), diatur
dalam Peraturan Tata Tertib BPN. (1) BPN mempunyai kewajiban menyampaikan informasi hasil
kinerjanya kepada masyarakat,
89 90
(2) Penyampaian hasil kinerja BPN disampaikan paling sedikit (3) Unsur-unsur masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (2)
satu kali dalam satu tahun: pasal ini terdiri dari: Ninik Mamak/Tokoh Adat, Alim
Ulama/Tokoh Agama, Cadiek Pandai/Cendikiawan, Bundo
(3) Penyampaian hasil kinerja BPN dapat dilakukan melalui Kanduang/Tokoh Perempuan dan Kelompok Masyarakat
pertemuan atau media cetak. lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam nagari dengan
mempertimbangkan representasi jorong yang ditetapkan
Paragraf 4 dengan cara musyawarah:
Keanggotaan BPN
(4) Masa jabatan anggota BPN adalah 6 (enam) tahun dan
dapat
Pasal SS diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa Jabatan
berikutnya.
(3) Jumlah anggota BPN ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling
sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang, Pasal 56
dengan memperhatikan luas wilayah dan jumlah penduduk
Nagari, dengan ketentuan sebagai berikut : Alokasi kursi Anggota BPN bagi masing-masing unsur
a Jumlah Jorong 1s/d5 dan Jumlah penduduk 2.500 jiwa masyarakat Nagari terdiri dari:
sebanyak s orang:
5 a. Nagari dengan jumlah BPN s
5 orang terdiri dari 1 orang Ninik
b. Jumlah Jorong I s/d 5 dan jumlah penduduk »2.500 Mamak, I orang Alim Ulama, 1 Orang Cadiek Pandai, 1
jiwa
sebanyak 7 orang: orang Bundo Kandung dan 1 orang Generasi Muda:
Cc. Jumlah Jorong 6 s/d 7 dan jumlah penduduk 3.500 jiwa b. Nagari dengan jumlah BPN 7
7 orang terdiri dari 2 orang Ninik
sebanyak 77.orang: Mamak, orang Alim Ulama, 2 orang Cadiek Pandai, 1 orang
1
d. Jumlah Jorong 6 s/d 7 dan jumlah penduduk »3.500 Bundo Kanduang dan orang
jiwa 1
Generasi NMuda,
sebanyak 9 orang, c. Nagari dengan jumlah BPN 9
9 orang terdiri dari 2 orang Ninik
e. Jumlah Jorong 8 s/d 9 dan jumlah penduduk «4.500 Mamak, 2 Alim
jiwa orang Ulama, 2 orang Cadiek Pandai, 2 orang
sebanyak 9 orang: Bundo Kanduang dan |
orang Generasi Muda:
f. Jumlah Jorong 8 s/d 9 penduduk » 4.500 jiwa
dan jumlah
d. Nagari dengan jumlah BPN 11
orang terdiri dari 3 orang
sebanyak 11 orang, Ninik Mamak, 2 orang Alim Ulama, 7
orang Cadiek Pandai, 2
8. Jumlah jorong 10 keatas dan jumlah penduduk » 5.500 orang Bundo Kanduang dan 2 orang Generasi Muda.
jiwa sebanyak 11 orang.
(2) Anggota BPN adalah wakil! dari penduduk Nagari
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah dari unsur-
unsur masyarakat Nagari yang ditetapkan
dengan cara
musyawarah dan mufakat.
al 92
Paragraf 5 Pasal 58
I
Pencalouan, Penetapan Dan Pemberhentian
(1) Calon anggota BPN ditetapkan secara mu
Pasal S7 syawarah dan
mufakat,
Yang dapat dipilih menjadi anggota BPN adalah calon dari unsur
(2) Peserta musyawarah adalah kcterwakilan wila
sebagaimana dimaksud Pasal 55 ayat (3)
yang memenuhi
yah dani unsur
ninik mamak, alim ulama, cadiek
persyaratan sebagai berikut : pandai bundo kandung dan
a generasi muda, |
beragama Islam dan bertagwa kepada Allah
Yang Maha
Kuasa,
b. setia dan taat (3) Yang dapat dipilih menjadi calen anggota BPN adalah
kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar peserta
1945,
musyawarah.
Cc. tidak pernah terlibat
langsung atau tidak langsung dalam
kegiatan yang menghianati Negara Kesatuan Pasal 59
Republik
Indonesia, Pancasila dan UUD 1945 atau
kegiatan organisiasi (1) Peresmian anggota BPN ditetapkan den
terlarang lainnya, gan Keputusan
d. berpendid Bupati,
ikan paling rendah tamat SLTP atau Paket B
benjazah,
e. berumur sekurang-kur (2) Anggota BPN sebelum memangku jabata
angnya 25 Tahun dan setinggi-tinggi 60 nnya mengucapkan
sumpah/janji secara bersama-sama dihada
tahun, pan masyarakat dan
£Sehat jasmani dan rohani, dipandu oleh Bupati,
g berkelakuan baik, Susunan kat
h. tidak per
(3) a-kata sumpah'/janji BPN
sebagai berikut:
nah dihukum penjara karena melakukan tindakan «
Demi Allah'Tuhan, Say
a bersumpah'berjanji bahwa saya
pidana, akan memenuhi kewajib
i. mengenal Nag
arinya dan dikenal oleh masyarakat Nag
an saya sebagai anggota (Ketua atau
ari Wakil Ketua) Badan Per
yang bersangkutan, musyawaratan Nagari dengan
seb
ai

bersedia dicalonkan untuk aik- bai kny a


menjadi anggot BPN,
a Bahwa akan
pe

saya memegang teguh Pancasila dan


penduduk Nagari setempat dan bertem
pat tinggai dalam menegakan Undang-undang Dasar 1945 serta
wilayan Nagari yang bersangkutan, perturan
perundang-undangan yang berlaku.
IL syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Bahwa saya akan me
Nagari yang negakan kehidupan demokrasi 'serta
bersangkutan. berbakti kepada ban
gsa dan Negara Kesatuan
Republik
Indonesia, Daerah serta
Nagari “.
93
94
Pasal 69
(2) Tunjangan pimpin an dan anggot a BPN sebaga imana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dalam APB Nagar
(1) Pimpinan BPN terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, i.
1
(satu)
orang Wakil Ketua, dan 1 (satu) orang Sekretaris,
Pasal 63
(2) Pimpinan BPN dipilih dari dan oleh anggota BPN secara
(1) LUntuk kegiatan BPN disediakan biaya operasional sesuai
langsung dalam Rapat BPN yang diadakan secara khusus,
kemampuan keuangan Nagari yang dikelola oleh Sekretans
BPN,
(3) Rapat pemilihan Pimpinan BPN untuk pertama kali
dipimpin
oleh anggota tertua dan dibantu oleh
anggota termuda, (2) Biaya untuk kegiatan BPN ditetapkan setiap tahun dalam
APB Nagari.
Pasal 61
Pasal 64
(1) Rapat BPN dipimpin oleh Pimpinan BPN:
(1) Pimpinan dan Anggota BPN tidak diperbolehkan merangkap
(2) Rapat BPN dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang- jabatan sebagai Wali Nagari dan Perangkat Nagari,
kurangnya "2 (satu per dua) dari jumlah anggo ta BPN, dan
keputusan ditetapkan berdasarkan suara terban
yak: (2) Pimpinan dan Anggota BPN dilarang :
a. sebagai pelaksana proyek
(3) Dalam hal tertentu Rapat BPN Nagari,
dinyat akan sah apabila b. merugikan kepentingan umum, meresahkan
dihadiri oleh sekurang-kur sekelompok
angnya '/, (dua per tiga) dani masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau
jumlah anggota BPN,dan keputusan ditetapkan
dengan golongan masyarakat lain,
persetujuan sekurang-kurangnya "4 (satu per dua) ditambah | 0
c. melakukan korupsi, kolusi, nepoti
(satu) dari jumlah anggota BPN yang hadir, sme dan menerima
uang, barang dan/atzu jasa dari pihak lain yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
4) Hasil rapat
BPN ditetapkan dengan Keputu
san BPN dan dilakukannya,
dilengkapi dengan notulen rapat yang dibuat oleh Sekretaris d. menyalahgunakan wewenang, dan
BPN,
e.
melanggar sumpah'/janji jabatan.
Pasal 62
Pasal 65
(1) Pimpinan dan Anggota BPN menerima
tunjangan sesuai Keanggotaan BPN berhenti atau diberhentikan karena:
dengan kemampuan keuangan Nagan, a. Menminggal dunia,
b. Atas permintaan sendin:
95
96
c. Telah berakhirnya masa
jabatan dan telah dilantiknya anggota Pasal 69
BPN yang baru,
d.
Melanggar sumpah dan janji: (d) Apabila pimpinan BPN berhenti atau diberhentikan sebelum
€. Terdakwa atau
terpidana, masa jabatannya berakhir, diadakan
penggantian pimpinan
f Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma- BPN,
norma adat.
(2) Mekanisme penggantian pimpinan BPN dilakukan dengan
Pasal 66 cara musyawarah dan mufakat:
(1) Pemberhentian anggota BPN diusulkan oleh Ketua BPN (3) Masa jabatan pimpinan BPN pengganti adalah sisa waktu
kepada Bupati melalui Wali Nagari, masa jabatan yang belum dijalani oleh
pimpinan BPN yang
berhenti atau diberhentikan:
:
(2) Anggota BPN yang berhenti karena meninggal dunia dar/atau
atas permintaan sendiri diusulkan oleh BPN:
Pasal 70
(5) Anggota BPN yang diberhentikan harus mendapatkan (1) Dalam melaksanakan tugasnya, BPN dibantu oleh Sekretariat
persetujuan 2/3 jumlah anggota BPN. BPN.
Pasal 67 (2) Sekretariat BPN dipimpin oleh Sekretaris BPN.
(1) Anggota BPN yang berhenti atau diberhentikan sebelum
berakhir masa jabatannya diadakan pergantian:
Pasal 71
(2) Masa jabatan keanggotaan BPN pengganti adalah sisa waktu ) Sekretaris BPN dipilih dan ditetapkan dari anggota BPN:
(1)
yang belum dijalankan oleh anggota BPN yang berhenti atau
diberhentikan:
(2) Alat kelengkapan BPN lainnya seperti komisi atau
panitia
dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan:
(5)Mekanisme penetapan anggota BPN pengganti dilakukan
dengan cara musyawarah dan mufakat. (3) Sekretaris BPN dan alat kelengkapan lainnya ditetapkan
dengan Keputusan Pimpinan BPN.
Pasal 68
Pasal 72
Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
penggantian anggota BPN, Bupati menerbitkan Surat (1) Tindakan penyidikan terhadap anggota dan pimpinan BPN,
Keputusan dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari
Pengesahan. Bupati,
97 98
(2) Hal-hal yang dikecualikan adalah :
(2) RPJP Nagari merupakan dokumen perencanaan Nagari
a) tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan, yang
memuat arah dan kebijakan umum
b) diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang pembangunan Nagari
selama 5 (lima ) tahun yang meng
diancam dengan pidana mati. acu kepada RPJM Daerah
dan RPIP Nagari,
(G) Tindakan penyidikan diberitahukan secara tertulis oleh atasan
penyidik kepada Bupati paling lama 3 han.
(3) RKPN merupakan dokumen perencanaa
n Nagari yang
memuat program dan kegiatan
Pasai 73 Nagan selama | (satu) tahun
yang mengacu kepada hasil musrenbang Nagari dan RPJM
Tata Cara dan mekanisme Musyawar dan Mufakat Pemi Nagari.
ah lihan
Badan Permusyawarata Pasal 76
n Nagari diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati
Tata cara penyusunan RPJP Naga RPJM
ri, Nagari, dan RKPM
Nagari, berpedoman kepada Peraturan Daerah
BAB VII Kabu paten
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NAGARI Sawahlunto/Sijunjung Nomor & tahun 2006 tentan sistim
g
Perencanaan Pembangunan Daerah.
Pasal 74
Pasal 77
(1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Naga disusun
ri (1) RPJP Nagari ditetapkan dengan Peraturan Nagari.
rencana pembangunan
Nagari sebagai satu kesatuan dalam
sistim perencanaan Pemb
angunan Daerah Kabupaten,
. 42) RPJM Nagan ditetapkan dengan Peraturan Wali
Nagan.
2) Rencana Pembangunan Nagari sebagaimana dimaksud
ayat
|
(d) terdiri dari: (3) RKPN ditetapkan dengan peraturan Wa!i Naga
ri.
a. Rencana Pemb
angunan Jangka Panjang Nagari disingkat
RPJP Nagari, (4) RKPN menjadi pedoman penyusunan RAPB Nagari.
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Naga
ri
disingkat RPJM Nagari, Pasal 78
c. Rencana Kerja Pemerintah
Nagari disingkat RKPN.
(1) Perencanan Pembangunan Nagari didasarkan
pada data dan
Pasal! 75 informasi yang akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan,
(3) RPJP Nagan merupakan perencanaan Naga (2) Data dan informasi sebagimana dimaksud
ri yang memuat avat (1)
arah dan kebijakan umum
pembangunan Nagari selama 20
mencakup :
(dua puluh ) tahun yang mengacu a. penyelenggaraan pemerintahan Nagari,
kepada RPJP daerah,
99
169
b. keu
angan Nagari,
KO

profil dan potensi sumber daya Nagari Pasal 82


produk hukum Nagari
:
:
: Ketentuan lebih lanjut
DP

kependudukan mengenai perencanaan, pel


aksanaan
data dan #nformasi lain terkait pembangunan, pem anf aat an dan penday
dengan penyelenggaran agunaan kawasan Nagar!
diatur dengan Peraturan Daerah
pemerintahan Nagari dan pembangun .
an masyarakat.
Pasal 79 BAB VIII
(1) Pengendalian pelaks rencana pem KEUANGAN NAGARI
ana an bangunan Nagari
dilaksakan oleh masing-m
asing Wali Nagari,
Bagian Pertama
(2) Pengendalian Kedudukan Keuang
pelaksanaan rencana pembangunan Nagari an Nagari
dimaksudkan untuk menja
min tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan yang tertuang dalam rencana Pasal 83
pembangunan
Nagari.
(1) Penyelenggaraan urusan
pemerintah an Nag ari yan g me
kewenangan Nagari didanai dari nja di
Pasal 80 anggaran pendap dan
belanja Nagari, bantuan pem atan
enntah dan bantuan pemerin
daerah: tah
(!) Wali Nagari melakukan evaluasi kinerja pel
aksanaan rencana
pembangunan Nagari periode sebelumn
ya, (2) Penyelenggaraan urusan pemerin
tahan daerah yang
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud diselenggarakan oleh Pemerintah Nag
pada ayat (1) menjadi an didanai dari
bahan bagi penyus Anggaran Pendapatan dan Bel
unan rencana Nagari untuk anja Daerah,
penode berikutnya. pembangunan
(3) Penyelengearaan urusan pem
erintahan yang diselenggara
oleh pemerintah kan
Pasal 81 Nagari, didanai dari anggaran
dan belanja neg pendapatan
ara,
(I) Pembangunan kawasan Na
gari yang dilaksanakan oleh
Kabupaten dan/atau (4) Penggunaan dan a sebagaima dimaksud dal
pihak
ketiga na am ayat (1),
Pemerintah Na mengikutsertakan (2) dan avat
gari dan BPN, ayat (3) dilakukan dengan tertib
dan disiplin
anggaran.
(2)dalam perencanaan, pelaksana
an pembangunan, serta
pemanfaatan dan pendayagu
naan kawasan Nagari wajib
mengikutsertakan masyarak
at sebagai upaya pemberday
masyarakat. aan
tot
102
Bagian Kedua .
Kedudukan Keuangan Wali Nagari dan Bagian Ketiga
Perangkat Nagari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari
Pasal 84
Ii Pass! 97
Wali Nagari dan Perangkat Naga diberikan
ri penghasilan tetap
setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai denga (1) APB Nagari terdiri atas bagian pendapatan Nagari, belanja
n
kemampuan keuangan Nagari. Nagari dan pembiayaan,
Pasal 85 (2) Rancangan APB Nagari dibahas dalam musyawarah
perencanaan Pembangunan Nagari,
(WD) Penghasilan tetap Wali Nagari dan perangkat Nagan terdiri:
a. Honor bulanan: . (3) Wali Nagari bersama BPN menetapkan APB Nagari setiap
b. Bantuan dari pemerintah tahun dengan Peraturan Nagari.
, pemerintah propinsi dan
pemerintah kabupaten,
c. Honor kegiatan, Pasal 88
(2) Besarnya penghasilan tetap yang diterima Wali Pedoman penyusunan APB Nagari, perubahan APB
Nagari dan Nagari,
perangkat Nagari, paling sedikit sama perhitungan APB Nagari dan pertanggung jawaban1
dengan Upah
APB Nagari ditetapkan dengan Peraturan Bupati. pelaksanaan
Minimum Regional Kabup
aten.
Pasal 86 ..
Bagian Keempat
Sumber Pendapatan Nagari
Penentuan Penghasilan tunjan
gan lainnya yang diberikan kepada
Wali Nagari dan peran Pasai 89
gkat Nagari, serta tunjangan yang
diberikan kepada Badan
Permu syawaratan Nagari, ditetapkan
berdasarkan Musyawarah (1) Sumber pendapatan Nagari terdiri atas:
Nagari dan dicantumkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari. a. pendapatan Asli Nagari,
yang meliputi: hasil usaha
Nagari, hasil kekayaan Nagari, hasil swadaya dan
partisipasi, hasil gotong royong dan lain pendapatan asli
Nagari yang sah:
b. bagi hasil pajak daerah Kabupaten paling sedikit 10Y6
untuk Nagari dan dan retribusi
kabupaten sebagian
diperuntukan untuk Nagan,
103
104
c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan dacrah C1D) Setiap jenis pungutan dan tarif pendapatan asli Nagari
yang diterima olch kabupaten untuk Nagari paling sedikit sepanjang yang belum diatur oleh peraturan yang lebih tinggi
nya secara proposional yang
1024 yang pembagian ditetankan dengan Peraturan Nagari,
merupakan Alokasi Dana Nagari,
d. bantuan dari pemerintah Pasal 91
, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan, (1) Sumber pendapatan daerah yang berada di Nagari baik pajak
e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh Propinsi atau
mengikat. Kabupaten tidak di benarkan adanya pungutan tambahan
oleh Pemerintahan Nagan,
(2) Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf (2) Pungutan yang diatur oleh peraturan Nagan merupakan hak
d.di salurkan melalui kas Nagan, tidak di benarkan di pungut atau diambil alih Pemerintah
Propinsi atau Pemerintah Kabupaten,
(3) Sumber pendapatan Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disalurkan dan dibukukan melalui buku kas Nagari dan (3) Bagian Nagari dari perolehan pajak dan retribusi daerah
dituangkan dalam APB-Nagani, ditetapkan dengan peraturan Daerah Kabupaten dan
pengalokasiannya ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang Pedoman Alokasi Dana Nagari
(ADN) akan diatur dalam Peraturan Bupati. Pasal 92
Pasal 90 (1)Pemberian hibah dan sumbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 89 ayat (1) huruf e tidak mengurangi kewajiban-
(1) pendapatan asli Nagari sebagimana dimaksud Pasal 89 ayat kewajiban pihak penyumbang kepada Nagari,
(Y) hurufa terdiri dan :
a. Hasil kekayaan nagan, (2) Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang bergerak
b. Hasil usaha nagan, maupun barang tidak bergerak di catat sebagai barang
c. RetribusiNagari, terutama retribusi asli yang sudah ada di inventaris kekayaan untuk Nagari sesuai dengan ketentuan
nagani, Peraturan Perundang-undangan,
G. Hasil swadaya dan sumbangan masyarakat,
e. Hasil gotongroyong, (3!Sumbangan yang berbentuk uang di cantumkan di dalam
f£. Lain-lain pendapatan asli nagari. APB Nagan.
105 106
Bagian Kelima Bagian Keenam
Pengelolaan Anggaran Tanggung jawab Wali Nagari dan BPN terhadap APB Nagari
Pasal 93 Pasal 96
&
.(N Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Nagari adalah
(1) Tugas dan tanggungjawab Wali Nagari dalam APB Nasari:
a. mengkoordinasikan musyawarah antara Pemerintah
Wali Nagari:
Nagari dengan BPN, dan elemen Nagari terkait lainnya
(2) Dalam melaksanakan kekuasaannya sebagaimana dimaksud mengenai rencana penggunaan Alokasi Dana Nagari,
b. Mengkonsultasikan pada publik tentang rencana
pada ayat (1) Wali Nagari dapat melimpahkan sebagian atau
seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan. penggunaan penggunaan Alokasi Dana Nagari,
penatausahaan, pelaporan kepada perangkat Nagari.
C. Menyusun rancangan peraturan Nagari tentang APB
Nagari yang telah mendapat persetujuan BPN untuk
Pasal 94 ditetapkan menjadi peraturan Nagari:
Bertanggung jawab atas penggunaan penggunaan Alokasi
Untuk melakukan penatausahaan keuangan Nagari, Wali Dana Nagan.
Nagari
dapat mengangkat Bendahara Nagari, yang berasal dari warga
(2) Tugas dan tanggung jawab BPN dalam APB Nagari
Nagari yang mempunyai keahlian dibidang penatausahaan a. Bersama-sama Pemerintah Nagari menyusun rancangan
keuangan serta berwatak jujur dan dapat dipercaya.
peraturan Nagari tentang APB Nagari, yang didalamnya
termasuk rencana penggunaan Alokasi Dana Nagari,
Pasai 95 'b. Mengawasi penggunaan penggunaan Alokasi Dana
Nagari baik tertib administrasi maupun pelaksanaan
(1) Penggunan dana ADN dimusyawarahkan antara pemerintah
dilapangan:
Nagari dengan Badan permusyawaratan Nagari (BPN) dan Meminta pertanggung jawaban Wali
Cc.
Nagari atas
dituangkan dalam Peraturan Nagari tentang Anggaran
penggunaan Alokasi Dana Nagari.
Pendapatan dan Belanja Nagari (APB Nagari) tahun yang
bersangkutan: Bagian Ketujuh
Pembinaan dan Pengawasan Penggunaan APB Nagari
(2) Rambu-rambu penggunaan ADN akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Bupati, Pasal 97
(5) Semua penerimaan dan pengeluaran keuangan sebagai akibat
(1) Pembinaan atas penggunaan APB Nagari dilakukan oleh
diberikannya ADN dicatat dan dibukukan dalam buku
Tim Pembina Tingkat Kabupaten dan Tim Pembina Tingkat
administrasi keuangan Nagari oleh bendahara
Nagari. Kecamatan:
107 108
(2) Tim Pembina Pengelolaan APB Nagari di tetapkan
dengan Pasal1 101
Keputusan Bupati.
Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau
Pasal 98 tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan Rancangan
1
Peraturan Nagar:.
Pengawasan atas penggunan APB Nagari dilakukan oleh Badan
Pengawasan Daerah Kabupaten
Pasat 102
Pasal 99 Peraturan Nagari disampaikan oleh Wali Nagari kepada
Bupati
melalui Camat sebagai bahan pengawasan dan pembinaan paling
Ketentuan lebih lanjut menge
nai Pedoman Penyusunan APB lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.
Nagari akan diatur dengan Peraturan Bupati
Pasal 103
BAB IX
PERATURAN NAGARI
(1) Untuk melaksanakan Peraturan Nagari, Wali Nagari
menetapkan Peraturan Wali Nagari dan/atau Keputusan Wali
Pasat 10 Nagari,
(1)Peraturan Nagari ditetapkan oleh Wali Nagari
(2 Peraturan Wali Nagari dan/atau Keputusan Wali

dengan Nagari
persetujuan bersama Badan Permusyawaratan Nagari (BPN).
sebagaimana dimaksud ayat (1) dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum, agama, adat dan peraturan perundang-
(2) Peraturan Nagari dibentuk dalam rangka penyel
enggaraan undangan.
Pemerintahan Nagari,
Pasai 104
(3) Peraturan Nagari sebagaimana dimaksud ayat (1)
merupakan
penjabaran lebih lanjut dari peraturan perund
ang-undangan (1) Peraturan Nagari dan Peraturan Wali Nagari dimuat dalam
yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi sosial Lembaran Nagari,
budaya masyarakat Nagari setempat:
(2) Pemuatan Peraturan Nagari dan Peraturan Wali Nagari
(4) Peraturan Nagari sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak boleh sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh Sekretaris
bertentangan dengan agama, adat, kepentingan umum dan
Nagari,
alau peraturan
perundang-undangan .
(3) Peraturan Nagari dan Peraturan Wali Nagari sebagaimana
dimaksud ayat (1) disebarluaskan oleh Pemerintah Nagan.
109 110
Pasal 195 (3) Bentuk badan Usaha Milik Nagari sebagaimana di maksud
pada ayat (1) harus berbadan hukum,
(1) Rancangan Peraturan Nagari tentang APB Nagari yang telah
Pasal 108
disetuju bersama sebelum ditetapkan oleh Wali Nagari
paling lama 3 “(tiga) hari disampaikan oleh Wali Nagari dalam
kepada Bupati untuk dievaluasi, (Ih Badan Usaha Milik Nagari sebagaimana dimaksud
Pasal 107 ayat (1) adalah usaha Nagari yang di kelola oleh
Pemerintah Nagari:
(2) Hasil evaluasi Bupati terhadap Rancangan Peraturan Nagari
sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan paling lama 20
(2 Permodalan Badan Usaha Milik Nagari dapat berasal dani :
(dua puluh) hari kepada Wali Nagan:
Pemerintah Nagari,
hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) b. Tabungan masyarakat:
(3) Apabila
Bantuan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten,
melampaui batas waktu dimaksud, Wali Nagari dapat
d. Piniaman:dan/atau
menetapkan Rancangan Peraturan Nagari tentang APB hasil
Nagari menjadi Peraturan Nagari.
e. Pernyataan modal pihak lain atau kerjasama bagi
atas dasar saling menguntungkan.
Pasal 106
terdin dari
(3) Kepengurusan Badan Usaha Milik Nagari
Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman Pembentukan dan Pemerintah Nagari dan masyarakat.
mekanisme penyusunan Peraturan Nagari diatur dengan
Pasal 109
Peraturan Bupati dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri.
sesua!
BAB X (1) Badann Usaha Milik Nagari dapat melakukan pinjaman
BADAN USAHA MILIK NAGARI dengan peraturan perundang-undangan,
Pasal 107 (2) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
-
setelah mendapat persetujuan BPN.
(1) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Nagari, Nagari
Pasal 110
dapat mendirikan Badan Usaha Milik Nagari sesuai dengan
kebutuhan dan Potensi Nagari:
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata cara pembentukan dan
dan ketentuan mengenai
(2) Pembentukan Badan Usaha Milik Nagari sebagaimana di pengelolaan Badan Usaha Milik Nagari
maksud ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Nagari sumber-sumber keuangan nagari diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Daerah.
berpedoman pada peraturan perundang-undangan:
12
Iti
£
BAB XI Pasal 13
KERJASAMA DAN PENYELESAIAN
PERSELISIHAN ANTAR NAGARI Untuk pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 111 dan Pasal 113 dapat dibentuk Badan Kerjasama,
Bagian Pertama
Pasal 114
Kerjasama Antar Nagari
Pasal 111 Ketentuan lebih lanjut mengenai Pelaksanaan Kerjasama Antar
Nagari, dan kerja sama Nagari dengan Pihak Ketiga diatur
(1) Nagari dapat mengadakan kerja sama aniar Nagan untuk dengan Peraturan Bupati
,
kepentingan Nagari masing-masing,
Bagian Kedua
Perselisihan Antar Nagari
(2)Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
membebani masyarakat dan Nagari harus mendapat
Pasal 115
persetujuan BPN,
(1) Apabila terjadi perselisihan antar Nagari dalan satu
(3) Kerjasama antar Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan kewenangannya, kecamatan, difasilitasi oleh Camat,
Pasal 112 (2) Apabila perselisihan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal
ini, tidak dapat diselesaikan, penyelesaian lebih lanjut
dilakukan oleh Bupati.
(1) Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111 -ayai (2)
ayat (3) berlaku juga bagi Nagari yang melakukan kerjasama Pasai 116
dengan pihak ketiga,
Apabila terjadi perselisihan antar Nagari pada kecamatan yang
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
berbeda, maka di fasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati.
bidang :
a. peningkatan perekonomian masyarakat Nagari: Pasal 117
b peningkatan pelayanan pendidikan
kesehatan
d. sosial budaya (1) Penyelesaian sebagaimana dimaksud Pasal 115 dan Pasal
dilakukan dengan prinsip musyawarah mufakat,
116,
ketentraman dan ketertiban,dan/atau
f pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
114
15
dimaksud d. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam
(2) Apabila musyawarah dan mufakat sebagaimana
maka penyelesaian selanjutnya rangka pemberdayaan masyarakat.
ayat (1) tidak tercapai,
dilakukan melalui prosedur hukum.
Pasal 121
BAB XII
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
LEMBAGA KKEMASYARA KATAN
120 LPM mempunyaifungsi :
Bagian Pertama
a. penampungan dar penyaluran aspirasi masyarakat dalam
pembangunan,
Lembaga Perberdayaan Masyarakat (LPM)
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan
Pasal 118 masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia,
peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah

9
(Wo Di Nagari dapat dibentuk Lembaga Pemberdayaan
kepada masyarakat,
Masyarakat, dan
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian
(2) Pembentukan LPM sebagaimana dimaksud ayat (1) pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif,
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi,
ditetapkan dengan Peraturan Nagari,
serta swadaya gotong royong masyarakat,
Pasal 119 f£ pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga,
pemberdayaan hak politik masyarakat.

as
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud
Pasal 122
dalam Pasal 118 ayat (1) mempunyai tugas membantu
Pemerintah Nagari dan merupakan mitra dalam memberdayakan
- Kegiatan LPM di tujukan untuk mempercepat terwujudnya
masyarakat Nagari.
kesejahteraan masyarakat melalui :
Pasal 120 peningkatan pelayanan masyarakat,
peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan,

MO
pengembangan kemitraan,
Tugas LPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 meliputi :
a. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif pemberdayaan masyarakat , dan
pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan

0
b. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara
kondisi masyarakat
dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif,
c. Menggerakan dan mengermbangkan partisipasi gotong rovong
dan swadaya masyarakat,
116
5
-

Fa
Pasal 123 Bagian Kedua
KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN)
(1) Pengurus LPM di pilih secara musyawarah dan anggota
Pasal 127
masyarakat dari anggota masyarakat yang mempunyai
kemauan, kemampuan, dan kepedulian dalam masyarakat:

KAN berkedudukan sebagai lembaga Perwakilan


(2) Susunan dan jumlah pengurus LPM sebagaimana dimaksud Permusyawaratan masyarakat adat tertinggi yang telah ada dan
diwansi secara turun temurun.
pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan,
Pasal 128
Pasal 124
KAN mempunyai tugas :
Hubungan kerja antar LPM dengan Pemerintahan Nagari bersifat
a. mengiventarisasikan silisilah kaum dan kedudukan suku
kemitraan, konsultatif dan koordinatif .
menurut barih babalaleh adat, untuk memperjelas pewaris
sako dan pusako melalui legalisasi KAN,
Pasal 125
b. menyelesaikan perkara perdata adat melalui musyawarah dan
Dana kegiatan LPM dapat bersumber dari : mufakat untuk mewujudkan perdamaian yang dilakukan
a. Swadaya masyarakat, secara Bajanjang Naik Batanggo Turun sepanjang adat yang
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari: berlaku dengan mempedomani silsilah'ranj: suku dan kaum
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten atau yang bersangkutan
Cc. membina masyarakat Nagari dalam mamantapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi,
d. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah pengamalan adat istiadat yang didasarkan kepada adat
Ko
basandi syarak, syarak basandi kitabbullah, melalui
Kabupaten,
Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. pendidikan, wind, ceramah-ceramah adat dan agama di
ta

mesjid-mesjid, surau, balai adat/rumah gadang dan tempat


Pasal 126 tempat Jainnya,
d. Memelihara dan melestankan milai-nila budaya adat
lebih lanjut mengenai LPM diatur dengan Peraturan minangkabau dalam memperkaya Khasanah kebudayaan
Ketentuan Nasional sebagai perwujudan ungkapan Adat “Adat dipakai
Bupati dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat.
baru,kain dipakai usang, usang-usang di pabarui, Japuak-
lapuak dikajangi”.
Melakukan inventarisasi harta kekayaan Nagan serta ulayat

ta
suku dan kaum:
118
117
f. suku dan Pasal 132
Melegalisasikan harta kekayaan Nagari, ulayat
kaum oleh KAN
(WD) Struktur organisasi KAN diatur dan di tetapkan oleh KAN
sesuar dengan kebutuhan berdasarkan pedoman yang
Pasal 129
ditetapkan aleh Pemerintah Daerah Kabupaten:
Fungsi KAN adalah :
a. Sebagai pemegang Adat Nagari,
2) Pimpinan KAN ditetapkan menurut sepanjang Adat berlaku
b. di Nagari,
Sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan adat,
c. Sebagai pembela terhadap perkara perdata Adat yang di
Pasal 133
hadapi oleh masyarakat Nagari,
d. Mengusahakan perdamaian dan memberikan nasehat di
bidang hukum adat terhadap masyarakat yang bersengketa. (4) Wilayah kerja KAN meliputi wilayah kesatuan masyarakat
hukum adat Nagan yang bersangkutan,
Pasai 130
(2 Wilayah kerja KAN tidak mutlak sama dengan wilayah
Pelaksanaan tugas,fungsi dan peran KAN sebagaimana di kerja Pemerintah Nagari,
maksud pasal (28 dan 129 dilakukan oleh KAN sesuai dengan
adat salingka Nagari. Pasal 134
Pasal 131 Hubungan kerja antar KAN dengan Pemerintah Nagan adalah
bersifat konsultatif
Peranan KAN adalah :
Pasal 135
a. Sebagai lembaga kontrol dalam pelaksanaan adat basandi
syarak, syarak basandi kitabuliah di Nagari
b. Jika menurut KAN Pemerintahan Nagari telah menyimpang (1) KAN membuat program kerja tahunan yang disusun Ketua
dari pelaksanaan adat basandi syarak, syarak basandi
bersama anggota KAN dan diajukan dalam sidang
kitabbullah di Nagari, maka KAN dapat memberi saran dan penetapan APB Nagari:
pendapat kepada Pemerintah Nagari, baik diminta maupun
tidak diminta oleh Wali Nagari. (2) Segala biaya yang timbul akibat dilaksanakannya program
kerja ini di bebankan pada APB Nagari sesuai dengan
kemampuan keuangan Nagari,
120
119
Pasal 135 Pasal 139
Ketentuan lebih lanjut tentang KAN akan diatur dalam Peraturan Pembinaan dan pengawasan Pemerintahan Kabupaten
Daerah tersendiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 138 meliputi :
j 2. menetapkan pengaturan kewenangan Kabupaten yang
0 BAB XITI diserahkan pengaturannya kepada Nagari,
PELAKSANAAN, PENEGAKAN DAN SANKSI b. memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari
Pasal 137 Kabupaten ke Nagari,
c. memberikan pedoman penyusunan Peraturan Nagari dan
Peraturan Wali Nagari,
(!) Seluruh warga Masyarakat Anak Nagari mempunyai
d: memberikan pedoman tekhnis pelaksanaan dan
kewajiban dan tanggungjawab untuk menjaga,
mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai syarak, pengembangan lembaga kemasyarakatan,
adat dan budaya di Nagari: e. memberikan pedoman penyusunan perencanaan
pembangunan partisipatif :
(2) Seluruh warga masyarakat Anak Nagari f melakukan penelitian tentang penyelenggaraan
mempunyai
kewajiban dan tanggungjawab dalam hal penegakan untuk Pemerintahan Nagan,
terlaksananya dengan baik nilai-nilai syarak, adat dan melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Nagari,
budaya di Nagari: menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan Nagan
mengawasi pengelolaan keuangan Nagari dan
(5) Pelanggaran terhadap sistem nilai syarak, adat dan budaya pendayagunaan aset Nagari:
yang berlaku diberikan sanksi sesuai dengan adat salingka j- melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Nagari yang diatur dengan Peraturan Nagari: Pemerintahan Nagari dan lembaga kemasyarakatan :
k. memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat,
(Hd
Tatacara pelaksanaan, penegakan dan sanksi sebagaimana nilai adat istiadat, lembaga adat beserta hak-hak
dimaksud ayat (1), ayat (2) dan ayat (5) diatur secara teknis tradisionalnya dalam pelaksanaan pemerintahan Nagari ,
dengan Peraturar Nagari L menyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah
Nagari dan lembaga kemasyarakatan,
BAB XIV m. menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Wali Nagari,
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Perangkat Nagari dan BPN sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat,
Pasal 138 n. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan lembaga
Pemerintah Kabupaten dan Camat kemasyarakatan: dan
wajib membina dan
mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan lembaga
kemasyarakatar:
121 12
memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan
Wali Nagari sebagaimana diatur dalam perundang- kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga,
m—. memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan kepada
undangan,
melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi lembaga kemasyarakatan, dan
» memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam
n
pembangunan keNaganan.
pengembangan lembaga kernasyarakatan.
Pasal 140.
BAB XV
Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud Pasal KETENTUAN PERALIHAN
138 meliputi,
2. memfasilitasi penyusunan Peraturan Nagari dan Peraturan Pasal 141
Wali Nagari,
b. memfasilitasi administrasi tata (D Masa jabatan Wali Nagari yang ada pada saat ini tetap
pemerintahan Nagari,
C. memfasilitasi dan berlaku sampai berakhir masa-jabatannya,
pengelolaan keuangan Nagari
pendayagunaan aset Nagari,
d memfasilitasi pelaksanaan urusan otonomi daerah kabupaten (2) Anggota BPAN yang ada pada saat ini tetap berlaku sampai
berakhir masa jabatannya.
yang diserahkan kepada Nagari,
e. memfasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan,
Pasal 142
£ memfasilitasi pelaksanaan tugas Wali Nagari dan Perangkat
(3) Bagi Wali Nagari dan Badan Permusyawaratan Anak Nagari
Nagari ,
8 memfasilitasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan
. yang sudah berakhir masa jabatannya sebelum Perda ini ..
ketertiban umum, ditetapkan dilakukan perpanjangan masa jabatan selama 6
h memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban (enam ) bulan dan/atau sampai dilantiknya Wali Nagari dan
lembaga kemasyarakatan,
BPN definitif:
1 memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif: (2) Bagi Nagari yang telah melaksanakan pemilihan Wali
3 memfasilitsi kerjasama antar Nagari dan kerjasama Nagari Nagari dan BPN sebelum Peraturan Daerah ditetapkan, akan
dilaksanakan pelantikan setelah Peraturan Daerah ini
dengan pihak ketiga, |
k memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyakat Nagari : diundangkan.
123
124
Pasal 143 Pasal 146
Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, Desa yang ada Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
sekarang dapat dijadikan Nagari sesuai ketentuan Perundang-
Undangan yang berlaku,
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
BAB XV dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
KETENTUAN PENUTUP
Ditetapkan di Muaro Sijunjung
Pasal 144
pada tanggal 10 Juli 2007
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku maka Peraturan Daerah
BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG,
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 22 Tahun 2001 tentang |
Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten Dto
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2001 Nomor 32: Tambahan DARIUS APAN
Lembaran Daerah Kabupaten Nomor 1)
Sawahlunto/Sijunjung
dan ketentuan peraturan lainnya yang Diundangkan di Muaro Sijunjung
mengatur penvelenggaraan
pemerintahan Nagari di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yang pada tanggal 10 Juli 2007
bertentangan dengan Peraturan Daerah ini di cabut dan
dinyatakan tidak berlaku. SEKRETARIS DAERAH,
Pasai 145 Dto
Drs. BAKRI
HIal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,
sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan LEMBARAN DAERAH KABUPATEN
Peraturan Bupati.
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG TAHUNIN2007 NOMOR 5
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA B N HUKUM & HAM
FEBNZAL ANBORI.SH
Nip 99
125 126
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
SAWAHLUNTOISUUNJUNG
NOMOR 5 TAHUN 2007
TENTANG
PEMERINTAHAN NAGARI
1. UMUM
Beberapa hal yang mendasari perubahan terhadap pengaturan
penyelenggaran pemerintahan Nagari di Kabupaten
Sawahlunto/Syunjung yang dulunya di atur dengan Peraturan
Daerah Nomor 22 tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari
a. Undang —undang Dasar 1945 merupakan landasan yang
kuat untuk menyelengarakan otonomi dengan
memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggung jawab kepada dacrah. Pemerintah. EDaerah
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan rumah
tangganya sendiri menurut asas otonom, dekosentrasi dan
tugas pembantuan.
Pemberian otonomi luas kepada Daerah. Dimaksudkan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu
melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu
meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan keadilan, kekhususan, potensi dan
keanekaragaman daerah dalam sistim negara kesatuan
Republik Indonesia
127
b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
Pemerintahan Daerah telah memberi peluang yang luas asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistim Pemerintahan negara Kesatuan
kepada daerah untuk mengatur Pemerintahan Desa atau
dengan nama lainnya. Sehubungan dengan itu Pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya substansi yang diatur
dalam UU nomor 32 Tahun 2004 yang terkait dengan
Propinsi Surnatera Barat mengambil kebijakan untuk
kembali ke sisitim pemerintahan Nagari dengan desa dan PP nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu
disesuaikan dengan menetapkan Peraturan Daerah yang
menetapkan Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2000
baru sebagai pengganti Peraturan Daerah Nomor 9 tahun
tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari, secara
2000 di Propinsi Sumatera Barat dan Peraturan Daerah
tekhnis operasional di Kabupaten Sawablunto/Sijunjung
Nomor 22 2001 di Kabupaten
di atur melalui Perda Nomor 22 Tahun 2001 tentang Tahun
Pemerintahan Nagari. Sawahlunto/Sijunjung, pada prinsipnya baik Pemerintah
Penyelenggaraan otonomi daerah ditingkat Nagari dalam Propinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung tetap konsisten untuk
Propinsi Sumatera Barat dan Kabupaten
kebijakan penyelenggaraan
Sawahlunto/Siunjung dalam konteks ini di maksudkan mempertahankan
agar otonomi daerah berlandaskan pada kemampuan pemerintahan terdepan dalam bentuk sistim pemerintahan
di dasarkan hak asal
masyarakat di Nagari untuk memiliki kemand:rian dalam Nagari yang memiliki otonomi asli
usul dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada
mengurus kepentingan sendiri. Hal ini sebagai upaya
kearah terwujudnya otonomi masyarakat di Nagari-Nagari masyarakat setempat.
Dengan demikian Pemerintahan Nagari dapat
sebagai basis otonomi daerah melalui tatanan praktek
mengembangkan peran serta seluruh masyarakat secara
penyelenggaraan pemenntahan Nagari sebagai wujud
demokratis dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya
sistem Pemerintahan terendah otonomi di Kabupaten
minangkabau serta peran lembaga adat dan lembaga
Sawahlunto/Sijunjung.
lainnya sebagai mitra kerja dalam rangka pemberdayaan
masyarakat
Dengan berlakunya UU nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagai pengganti UU No. 22
d. Konsckwensi logis dari ditetapkannya UU No. 32 tahun
Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2004 dan PP No 72 Tahun 2005, perubahan mendasar
2005 tentang Desa, maka perlu di lakukan penyesuaian
dan penyempurnaan terhadap pengaturan Pemerintahan yang perlu dilakukan terhadap Peraturan Daerah
kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 22 Tahun
2001
Nagari. Menurut Pasal 1 angka 12 UU No. 32 Tahun 2004
|
tentang Pemerintahann.Nagari adalah :
tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 1 angka 5 PP No.
72 tahun 2005 tentang Desa, di tegaskan bahwa Desa atau 1) Pengertian Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum
adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu, dan
yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa dan
berwenang untuk mengatur mengurus
adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
batas wilyah, yang berwenang untuk mengatur dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal
129
128
usul adat minangkabau (adat basandi syarak, svarak ce. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan
basandi kitabullah) dan atau berdasarkan asal usul Pemerintahan Nagari di Kabupaten
adat istiadat setempat dalam wilayah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, maka perlu di lakukan
Sawahlunto/Sijunjung penyempurnaan dan penyesuaian berupa substansi
sebagai berikut :
2) Pemerintahan Nagari adalah penyelenggara Kegiatan |) Kewenangan Nagari
Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Dalam rangka efektifitas dan efisisensi
Nagan dan Badan Permusyawaratan Nagari penyelenggaraan pemerintahan daerah, Pemerintahan
berdasarkan asal usul Nagari di wilayah Kabupaten Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung menyerahkan
urusan pemerintahannya kepada
Sawahlunto/Sijunjung yang berada dalam sistim sebagian
Pemerintahan Nagari, yang meliputi urusan-urusan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai berikut :
» - Urusan Pemerintahan yang sudah ada berdasarkan
Istilah Badan Perwakilan Anak Nagari (BPAN) di
hak asal usul Nagari
ganti dengan nama
Badan Permusyawaratan Nagari - Urusan pemerintahan yang
(BPN) menjadi kewenangan
kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada
4 Masa jabatan Anggota Badan Permusyawaratan
-
Nagari
Nagari adalah 6 (enam)-tahun terhitung sejak tanggal Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah
Propinsi Sumatera Barat atau Pemerintah
pelantikan dan hanya dapat di pilih kembali ! (satu)
kali masa jabatan berikutnya Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung
- Urusan Pemerintahan lainnya yang oleh peraturan
5) Masa jabatan wali Nagari adalah 6 (enam) tahun perundang-undangan diserahkan kepada Nagari
terhitung sejak tanggal pelantikan dan hanya dapat di 2) Perencanaan Permbangunan Nagari
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Nagari
pilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan
di susun rancana pembangunan Nagari sebagai satu
berikutnya
kesatuan dalam sistim perencanaan
6) Jumlah Anggota Badan Permusyawaratan Nagari kabupaten, terdir: dan : pembangunan
antara 5 s/d Il orang yang merupakan keterwakilan a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nagari (
dan wilayah Nagari dan unsur
yang ada
RPJP) Nagari
Nagari
dalam b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari
U| Sekretaris Nagari diisi dari Pegawai Negeri Sipil (RPJM) Nagari
(PNS) yang memenuhi persyaratan, dalam rangka c) Rencana Kerja Pemerintah Nagari ( RKPN)
pemantapan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari
pelaksanaan pembangunan dan meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat Nagari
13
130
3) Kewajiban Wali Nagari meliputi :
Pemekaran Nagari di maksudkan untuk peningkatan
a) Menyampaikan Laporan keterangan Pertanggung pelayanan publik guna percepatan terwujudnya
Jawaban (LKPJ) kepada Badan Permusyawaratan kesejahteraan masyarakat
Nagari
b) Memberikan laporan
Ayat (2)
penyelenggaraan
Pemerintahan Nagari (LPPN) kepada Cukup jelas
Bupati
melalui Camat
C) Menginformasikan laporan penyelengggaraan Avat (3)
Pemerintahan Nagari kepada masyarakat Cukup jelas
Nagari
4) Larangan bagi wali Nagari menjadi pengurus partai
politik Ayat (4)
5) Larangan bagi pimpinan dan anggota BPN Cukup jelas
sebagai
pelaksanan proyek di Nagari

6) Lembaga-lembaga Nagari Pasal 3
a) Secara tugas di jelaskan keberadaan KAN (KAN) Ayat (1)
karena KAN merupakan mitra Pemerintahan Cukup jelas
Nagari dalam
penyelenggaraan Pemerintahan
Nagari, maka
keberadaanya sangat diperlukan
Ayat (2)
b) Lembaga pemberdayaan masyarakat Nagari Cukup jelas
(LSM) sebagai mitra Pemerintahan Nagari dalam
perencanaan, pelaksanaan dan Ayat (5) yang dimaksud dengan :
pengawasan a. Bakaampek suku, artinya setiap Nagari harus
pembangunan di Nagari
—..
7) Badan Usaha Milik Nagari memiliki suku nan ampek seperti suku koto, suku
Untuk peningkatan pendapatan piliang, suku bodi dan suku caniago
masyarakat Nagari b. Bakaampek jinih artinya setiap suku
maka Nagari dapat mendirikan Badan Usaha milik mempunvai
Nagari (BUM) Nagari panghulu, dubalang, Manti dan Malin
c. Barumah Gadang artinya setiap suku mempunyai
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL ruamh gadang sebagi lambang kebesaran Ninik
mamak
Pasal 1
d. Babalai-bala: bamusajik, Balai-balai artinya
Cukup jelas tempat bermusyawarah guna untuk kepentingan
suatu masyarakat dan menyelesaikan sengketa
P'asal 2 yang terjadi dalam Nagari. Sedangkan musajik
Ayat (1)
»
13
artinya harus ada mesjid tempat beribadah oleh Pasal 8
masyarakat Nagari Cukup jelas
€. Balabuah batapian adalah, labuah artinya jalan
yang menghubungkan antara suku dengan suku Pasal 9
yang fain dalam Nagari tersebut yang dapat dilatui Cukup jelas
oleh setiap orang. Batapian (tapian) artinya sutau
tempat yang digunakan untuk mandi bagi anggota Pasal 10
masyarakat Nagari tesebut. Cukup jelas
kemudian tapian tersebut telah dibedakan antara
tempat mandi laki-laki dan tempat mandi Pasal 11
perempuan, hal ini merupakan lembaga kebersihan Ayat (1)
di alam minangkabau Pembentukan jorong dapat dilakukan apabila
(. Bagalanggang pamedanan, artinya tempat Nagari bersangkutan sangat luas sehingga
perkumpulan generasi untuk mengembangkan memudahkan terselenggaranya pelayanan
bakatnya kearah yang lebih baik Pemerintahan yang efisien dan efektif
Ayat (4)
Cukup Jelas Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 4 |
Cukup jelas Pasal B5
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas Pasal 14
Huruf a
Pasal 6 Kewenangan yang sudah ada berdasarkan asal usul
Cukup jelas Nagan adalah kewenangan yang selama ini ada dan
telah dilaksanakan oleh Nagari serta belum diatur.
Pasal 7 oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan
Cukup jelas Pemerintah Kabupaten
2
134 |
Huruf b Pasal 15
- Pemerintah melakukan identifikasi Ayatti (4)
Kabupa ten
pembahasan dan Dari beberapa bidang kewenangan kabupa ten yang
penetapan jenis-jenis
kewenangan yang diserahkan pengaturannya diserahkan pengaturannya kepada Nagari, Nagari
kepada Nagari menetapkan jenis kewenangannya dengan Peraturan
- Nagari dan dapat berlaku setelah mendapat
Kewenangan yang dimaksud meliputi bidang-
bidang : persetujuan dari Bupati
a) Bidang Pertanian
b) Bidang Pertambangan dan Energi Ayat (2)
c) Bidang Kehutanan dan perkebunan Cukup jelas
d) Bidang Perindustrian dan Perdagangan Ayat (3)
c) Bidang Perkoperasian Cukup jelas
? Bidang Ketenagakerjaan
g) Bidang Kesehatan Ayat (4)
h) Bidang Pendidikan dan Kebudayan Cukup jelas
I) Bidang Sosial
Pasal 16
» Bidang Pekerjaan Umum
k) Bidang Perhubungan Cukup jelas
) Bidang Lingkungan Hidup
m) Bidang Kesbang dan Politik dalam Negeri
n) Bidang Otonomi Nagari Pasal 17 |
0) Bidang Perimbangan Keuangan Cukup jelas
p) Bidang tugas Pembantuan
Pasal 18
g) Bidang Bidang Pariwisata
Cukup jelas
Huruf c
Pasal 19
Cukup jelas
Cukup jelas
Huruf d
Pasal 20
Cukup jelas
Ayat (1)
Cukup jelas
»
| nj
1 5
Ayat (2) Ayat (2)
CukupIpjelas Huruf a
Cukup jelas
Avat (3)
Cukup jelas Huruf b
Cukup jelas
Ayat (4)
Perangkat Nagari lainnya adalah : Huruf c
a) Pelaksanaan tekhnis lapangan terdiri dari Cukup jelas
Kepala Urusan dan Bendahara Nagari
b) Unsur kewilayahan adalah Kepala Jorong Huruf d
yang dibantu oleh Juru Tata Usaha Jorong Cukup jelas
Ayat (5) Huruf e
Cukup jelas Cukup jelas
Pasal 21
Huruf f
Ayatat(1) |
Cukupjelas
- Urusan
Pemerintahan antara !ain
pengaturan
kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan Huruf g
Nagari, seperti pembuatan peraturan Nagari,
Ta
Yang dimaksud dengan menkoordinasikan
-
pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembangunan Nagari secara partisipatif adalah
pembentukan Badan Usaha Milik Nagari, memfasilitasi dalam perencanaan, pelaksanaan,
kerja
sama antar Nagari
- Urusan pemanfaatan dan pelestarian pembangunan di
pembangunan antara lain pemberdayaan Nagari
masyarakat dalam penyerahan sarana
prasarana,
fasilitas umum Nagari seperti jalan Huruf h
Nagari, jembatan
Nagari dan pasar Nagari Cukup jelas
- Urusan
kemasyarakatan antara lain pemberdayaan
kemasyarakatan melalui pembinaan Hurufi
kehidupan
sosial budaya masyarakat Cukup jelas
seperti bidang pendidikan,
kesehatan, adat istiadat
13 159
Pasa! 22 Hurufk
Huruf a Cukup jelas
Cukup jelas
Huruf I
Hurufb CukupIpjelas
Cukup jelas
Huruf m
Huruf c Cukup jelas
Cukup jelas
Huruf n
Huruf d , Cukup jelas
Untuk mendamaikan perselisihan, wali Nagari Huruf
o
dapat dibantu oleh Kerapatan Adat Nagari Cukup jelas
Hunfe Pasal 23
Cukup jelas Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Japeran semua Kegiatan
Huruf f Nagari berdasarkan keweniartgan Nagari yang ada
serta tugas tugas dan keuangan dari pemerintah,
Cukup jelas
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah kabupaten
yang dimaksud dengan memberikan keterangan
Huruf g pertanggung jawaban adalah keterangan seluruh
Cukup jelas proses pelaksanaan peraturan peraturan Nagari
termasuk APB Nagari
Huruf h Yang dimaksud dengan menginformasikan
Cukup jelas laporan penyelengaraan Pemerintahan Nagari
kepada masyarakat adalah meinberikan informasi
Hurufi berupa pokok-pokok kegiatan
Cukup jelas
Ayat (2)
Hurufj Cukup jelas
Cukup jelas
141
140
Avat (3) Huruf c
BPN dapat mengajukan pertanyaan pertanyaaan Cukup jelas
kritis atas laporan keterangan pertanggung
jawaban wali Nagari, tetapi tidak dalam kapasitas Huruf d
menolak atau menerima Pernyataan melanggar sumpah'ianji jabatan
ditetapkan dengan Keputusan Pengadilan
Ayat (4):
Cukup jelas Hurufe
Cukup jelas
Ayat (5)
Yang dimaksud pembinaan dapat berupa Huruf f
pemberian sanksi dan atau penghargaan Cukup jelas
Ayat (6) Ayat 3)
Yang dimaksud dengan laporan: akhir masa Cukup jelas
jabatan adalah laporan penyelenggaraan
pemerintahan Nagari Avat (4)
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas Avat 5)
Yang dimaksud pengesahan pemberhentian adalah
Pasal 25 setelah Bupati melakukan pengujian yang
konprehensif terhadap usulan yang di sampaikan
Ayatat(1) BPN, dan untuk melakukan pengkajian dimaksud
Cukup jelas Bupati dapat membentuk Tim
Ayat (2)
Huruf a Ayat (6)
Cukup jelas Cukup jelas
Huruf b
Tidak dapat melaksanakan tugas secara Pasal 26
berkelanjutan dan atau berhalangan tetap secara Cukup jelas
berturut-turut selama 6 (enam ) bulan tidak
termasuk dalam rangka kegiatan yang berkaitan Pasal 27
dengan pemerintahan Cukup jelas
142
143
Pasal 28 Huruf b

Cukup jelas Yang dimaksud dengan Setia” adalah tidak pernah
terlibat gerakan sparatis, tidak melakukan gerakan
Pasal 29 secara secara inkonstitusional atau dengan
' kekerasan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak
Cukupjelas
pernah melanggar UUD 1945. Yang dimaksud
Pasal 50 : “ Setia kepada pemerintah” adalah yang
dengan
Yang dimaksud “penjabat Wali Nagari“ adalah mengakui pemerintahan yang sah menurut UUD
Sekretaris Nagari atau pejabat lain yang ditunjuk dan Negara Republik Indonesia tahun 1945.
diangkat oleh Bupati.
Huruf c
Pasal 31 Tingkatan pendidikan yang bersangkutan di buktikan
Avat (1) dengan jazah/ Surat Tanda Tamat Belajar yang
Cukup jelas dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang.
Ayat (2) Huruf d
Cukup jelas Usia yang bersangkutan di buktikan derrgan foto copy
KTP.
Ayat (3)
Pemberitahuan secara tertulis dapat di dahului Huruf e
dengan pemberitahuan lisan melalui alat komunikasi Cukup jelas
Pasa! 32 Huruf f
Cukup jelas Yang dimaksud dengan penduduk setempat adalah
penduduk yang berdomisili dan memiliki KTP
Pasal 33 Nagari setempat atau memiliki tanda bukti yang sah
Huruf a sebagai penduduk nagari setempat.
Persyaratan beragama islam bagi Calon Wati
Nagari
adalah sesuai dengan filosofi Huruf g
masyakat
minangkabau” adat basandi syarak, syarak basandi Cukup jelas
kitabullah” Huruf h
Cukup jelas
144 145
Hurufi Pasal 42
Cukup jelas Cukup jelas
Hurufj Pasal 43
Cukup jelas Cukup jelas
Hurufk Pasal 44
Cukup jelas Cukup jelas
Huaufl Pasal 45
Cukup jelas Cukup jelas
Pasal 34 Pasal 46
Cukup jelas Cukup jelas
Pasal 35 Pasal 47
Cukup jelas Peraturan Bupati yang mengatur ketentuan lebih
lanjut
mengenai perangkat Nagari sekurang-kurangnya memuat
Pasal 36

AO Tp
Cukup jelas Persyaratan calon
Mekanisme pengangkatan
Pasal 37 Masa jabatan

yu MO
Cukup jelas Kedudukan keuangan
Pasal 38 Urusan tugas
Cukup jelas Larangan
Mekanisme pemberhentian
Pasal 39
Cukup jelas Pasal 48
Cukup jeias
Pasal 40
Cukup jelas Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
146 147
Pasal 50
Huruf g
Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 51
Huruf h
Cukupjelas
Cukup jelas
Pasal 52
Pasal 54
Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 53
Pasal 55
Huruf a
Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 56
Huruf b
Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 57
Huruf c
Huruf a
Cukup Jelas persyaratan beragama islam bagi Wali Nagari
adalah sesuai dengan filosofi masyarakat
Hurufd
minangkabau adat basandi syarak syarak basandi
Cukup jelas kitabullah adat salingka Nagari serta otto daerah di
mano bumi dipijak disitu langik di
Huruf e junjuang
sedangkan yang dimaksud dengan bertagwa dalam
Yang dimaksud dengan memproses ketentuan iru dalam arti taat menjalankan
Wali Nagari adalah membentuk Panitia pemilihan kewajiban
Pemilihan agama
menetapkan calon Wali Nagari yang berhak
dipilih, menetapkan calon Wali Nagari terpilih dan Hurufb
mengusulkan calon Wali Nagari terpilih kepada yang dimaksud setia adalah tidak pernah terlibat
Bupati untuk di syahkan menjadi Wali
Nagari gerakan saparatis, tidak pernah melakukan gerakan
secara inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk
Huruf f
mengubah Dasar Negara serta tidak pemah
Cukup jelas
melanggar Undang-undang dasar 1945
148
149
Huruf c .
Huruf k
unsur -unsur yang
terdapat dalam kalimat tidak
yang dimaksud dengan penduduk Nagari setempat
pernah terlibat langsung atau tidak
langsung dalam adalah penduduk yang berdomisili dan kartu tanda
kegiatan mengkhianati negara kesatuan
negara penduduk Nagari setempat atau memiliki tanda bukti
Republik indonesia, pancasila dan UUD 1945 dan
atau kegiatan organisasi yang sah sebagai penduduk Nagari setempat.
terlarang lainnya. Tidak
dapat diubah/diganti karena peraturan daerah harus HurufI
mengacu dan tidak dapat bertentangan dengan Syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Nagari
Peraturan perundang-undangan yang lebih yang
tinggi bersangkutan adalah syarat-syarat yang menjadi
tingkatnya.
spesifikasi Nagari yang bersangkutan
Huruf d
Pasal 58
yang dimaksud dengan berpendidikan paling rendah Ayat (1)
paling rendah SLTP dan atau sederajat adalah di
buktikan ijasah tamat SMP atau MTS atau Paket Cukup jelas
B
Huruf e | Ayat (2)
Cukup jelas
Cukup jelas
Huruf f Ayat (3)
Mekanisme musyawarah dan mufakat pencalonan
Cukup jelas
anggota BPN diatur dalam peraturan Bupati -
materinya memuat :
|
Huruf g
:
a Persyaratan menjadi calon angggota BPN
Cukup jelas sesuai dengan kondisi sosial budaya
Huruf h masyarakat.
b. Mekanisme musyawarah dan mufakat
Cukup jelas
penetapan anggota
'
Huruf'i Pengesahan dan penetapan anggota
d Fungsi dan wewenang
Cukup jelas C Hak kewajiban dan larangan

ts
£ Pemberhentian dan masa keanggotaan
Hurufj
Pengesahan anggota dan pimpinan
Cukup jelas Tata cara pengucapan


h.
sumpah janji
Pengaturan tata tertib dan mekanisme kerja
150
j. Tata cara menggali, menampung dan Pasal 64
menyalurkan aspirasi masya
rakat
k. Hubungan Cukup jelas
kerja dengan wali Nagari dan
lembaga kemasyarakatan
Pasal 65
Il Keuangan dan administartif
Cukup jelas
Pasal 59
Cukup jelas Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 60.
Cukup jelas Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 6t
Ayat (1) Pasal 68
Cukupjelas . . Cukup jelas
Ayat (2) Pa sal 69
Cukup jelas Cukup jelas
Ayat (3) |
Pasal 70
Yang dimaksud dengan tertentu Cukup jelas
adalah rapat BPN
yang akan membahas dan me
mutuskan
yang bersifat prinsip dan kebijakan Pasal 71
strategis bagi kepentin
masyarakat Nagari dan usulan gan Cukup jelas
Wali Nagari dan melalui pemberhentian dan
pemungutan
Pasal 72
Ayat (4) Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 73
Pasal 62 Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 74
Pasal 63 Cukup jelas
Cukup jelas
152
153

Anda mungkin juga menyukai