Sijunjung - Sawahlunto LD 2007 - Compressed PDF
Sijunjung - Sawahlunto LD 2007 - Compressed PDF
LEMBARAN DAERAH
SAWAHLUNTO / SIJUNJUNG
KABUPATEN
BUKU PERTAMA
1
4
rsusun Oleh
2 BAGIAN HUKUM 6 HAM
“.
-SEKRETARIAT3DAERAH. |
: KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
TAHUN 2007.
|
Kata Pengantar
Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah Tahun 2001.
sebagai perwujudan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemenntah
Kabupaten Sawahlunto/S ijunjun g sesuai dengan kewenangan
yang dimiliki telah menetapkan beberapa Peraturan Daerah
Yang Telah ada, disamping menetapkan Peraturan —Peraturan
lainya.
K3
Untuk Tahun Anggaran 2007 im
Bagian Hukum & HAM
Sekretariat Daerah Kabupaten Sawah lunto/Sijunjung
menerbitkan Buku Lembaran Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2007 yang merupakan saiah satu
upaya untuk memudahkan Dinas/ Badan/Kantor/ Bagian maupu
n
Instansi lainnya mencari dan
memperoleh Informasi mengenai
kebijakan Pemerintah Daerah yang telah dilaksanakan selama
Tahun 2007.
Harapan kami dengan diterbitkannya Buku Lembaran
Daerah ini seluruh Dinas/
Badar/Kantor/Bagian dan Instansi
lainnya yang membutuhkan dapat mengetahui dan memanfaatkan
buku ini sebaik-baiknya, terima kasih.
Muaro Sijunjung, 19 September 2007
Bagian Hukum & HAM Sekretariat Daerah
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung
7
4
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
NOMOR 3 TAHUN 2007
nd
hang En
TENTANG
PELAYANAN PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
DAFTAR ISI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG TAHUN 2007
Fr T
IFMRARAN
LEMBARAN —1
PERDA
|
No DAERAH TENTANG HAI
NOMOR SERI NOMOR ! TAHUN
2 4 $ 6
»
» 2007
Pelayanan Pendidikan
I
!
Perubahan Kedua Atas
Peraturan Daerah
Kabuypaten
Sawahlunto/Sijunjung
Nomer ! Tahun 2005 :
Tentang Kedudukan
Protokoler dan
Keuangan” Pimpinan
dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijanjung
2007 Pemerintahan Nagari 60-163
L L
L ZVI DA EBH
SA
NOMOR URUT 1 TAHUN N 2007
«
TA M B TIALIATas N LEMBARAN DAERAH BET h. na
Adat 4
Ind
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SJUNJUNG
OMOR 3 TAHUN 2007
4
TENTANG
PELAYANAN PENDIDIKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SAWAH LUNTOSIJUNJUNG.
Menimbang : 2 bahwa berdasarkan pasal 11 Undang
Undang Nomor 20 Tahun 2003 ciia
Sistem Pendidikan , Pem
Nasiona
3.
dan Pemenntah Daerah waj! bh memberikan
Ann A
Anam
kemud
Sr
layanan Gani
mendukungan terselenggaranya pen
yang bermutu bagi setiap wargandidikan
tanpa diskriminasi :
kb bahwa guna mewujudkan
masarakat
ia
Kabupaten Sawahlunto/Syuryun
maju, sejahtera, berbudaya, dan
maka kepada anak usia Gidik
uS
lu
diberikan pelayanan pendidikan van
memadai:
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
dimaksudhuru'a dan Irya
1
: b diatas
sebagaimana
perlu menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Cman
rn Sawahlunto/Sijunjung
dikan
Peendidikari.
Pelayanan
3
Mengingat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pembentukan Daerah Otonom tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Negara ReRepublik Indonesia Tahun 2004
Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Negara Tahun 1956 Nomor 25 ): Republik Indonesia Nomor 4437),
7
Undang-Undang Nomer 28 Tahun 1999 1 Undang-Undang Nomer 355 Tahun 2004
tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Nepotisme ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 ( Lembaran Negara Republik indonesia
Nomer 75, Tahun 2004 Nomor 126. Tambahan
Tambahan Lembaran Negara Republik
Lembaran Negara RepublikIndonesia
Indonesia Nomor 3851 ): Nomor 4458 NY ,
man
AAIG -
tg
Xx
.
dengan besaran yang telah ditentukan. . Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan
15. Pendidik merupakan tenaga professional iugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
yang bertusas Negeni Sipil atas prestasi kerjanya yang tertinggi.
merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan dan
pembimbingan 21. Jabatan Fungsiona! adalah kedudukan vang menunjukan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
masarakat.
Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam
14. Tenaga.
pelaxsanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau
Kependidikan adalah yang betugas
orang keterampilan tertentu serta bersifat mandir dan untuk
melaksanakan administrasi. pengelolaan, pengembangan, kenaikan pangkainya disyaratkan angka kredit.
pengawasan dan pelayanan .eknis untuk menunjang
proses
pendidikan pada satuan pendidikan. BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
18. Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, Pasal2
menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah. Maksud Peraturan Daerah ini adalah “untuk meningkatkan
Kesempatan memperoleh akses dan kualitas pelayanan
16. Bea siswa adalah bantuan
vang diberikan kepada peserta pendidikan di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
didik sebagai bantuan biaya belajar atau
sebagai penghargaan
terhadap prestasi yang dicapai. Pasal 3
Peraturan Daerah ini bertujuan untuk mengatur penyelenggaraan
17. Daerah terisolir adalah daerah terpencil
yang sulit dijangkau -
pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas ariak didik dan/atau
dengan alat transportasi: lulusan, tenaga pengajar, pemenuhan sarana dan
prasarana
pendidikan serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam dunia
18. Dewan Guru adalah majelis guru.
pendidikan.
6
(2) Kebutuhan pokok pendidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 17
ayat (1) adalah keperluan yang terkait dengan pendidikan
yang jika tidak tersedia dapat menghambat proses belajar (1)Bea siswa diberikan kepada siswa yang berprestasi, haik
mengajar di sekolah. , secara akademik maupun non akademik di sekolah/madrasah
negeri dan swasta dan siswa kurang mampu.
Pasal 13
(2) Bea siswa juga diberikan kepada siswa tamatan SLTA yang
Subsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 diberikan mulai Iolos masuk Perguruan Tinggi Negeri tavorit termasuk
dan SDN/MIN, SMPN/MTsN, SMAN/SMKN/MAN, termasuk perguruan tinggi luar negeri dan mahasiswa berprestas: di
Paket A, B dan C. perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 14 Pasal 18
(3) Untuk sekolah swasta diberikan subdidi khusus sesuai dengan (I) Sekolah mengadakan seleksi kepada calon penerima bea
IIX
kemampuan keuangan daerah. siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1).
(2) Subsidi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Bupati dengan persetujuan DPRD. (2) Pemerintah Daerah mengadakan seleksi terhadap Mahasiswa
yang berprestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
Pasal 15 2)
(I) Subsidi biaya pendidikan dapat berbentuk uang maupun |
kolem 6 dibuktikan me
| belajar ”—————— : “seleksi n
-
Memahami -
JPernah
“11
UPT Dinas —
IMinimalS1 Kependidikan Pernah menjabat sebagai Pernah :
mengikuti ddan memi visi dan misi Persyaratan umum sesu
Labor Komputer | IKomputer atau S1 Kepen guru bidang komputer/TI 2. Iliki STTPL salah satu pendi pendidikan luar sekolah dengan 100 tah:
PP No. 0
didikan dengan keteram dikan dan pelatihan penge 2 Memiliki komitmen mengem| '
tentang PengangkatanF
|
—
Ipilan Komputer” lolaan atau teknis pendidikan . bangkan pendidikannluar | dalam jabatan Struktur:
sekolah |-
8 Memiliki kepekaan terhadap
perkembangan kelompok
-
Kemampuan1khusus pa
kolom 6 dibuktikan mel
|
belajar oo
seleksi
Muaro Sijunjung, 16 Apnl 2007
BUPATI SAWAHLUNTO'SYUNJUNG,
Dto
DARIUS APAN
LAMPIRAN Il : PERATURAN DAR AUPATE SAWHLUNTO/SIJUNJUNG
NOMOR 3 TAHUN 2007
TANGGAL 16 Aprl 2007
TENTNG EANA EDDIK
'
PERSYARATAN PDIDIK, PALA SEKOLAH, PENGAWAS DAN PENILIK
NO. ENANG KUALIFIKASI JURUSAN SERTIFIKASI STATUS LAINNYA
| 2 3 4 5 6 7
TAN
INN
A. IPENDIDIK Na
0
TAN | |
1IPAUD/TK . ISUDIV 0 PAUD/ Kependidikann./ 0 Sertifiikasi Guru iPAUD/ Kan : Ka
PN
— MEN
01 Psikologi, TK/RA/BA TK/RA/BA . Maa
2 SD/MI/PakeA —
0 — —
|
Na
Ne
0 S/DIV Guru Kelas/Kependidikan/ Sertifikasi Guru
SD/MI .0
0
Tan
KI
In Me
EN PEN
Psikologi/BK/Guru Agama' |” an PN
PEN
— Ka
(Guru Olahraga” EN PEN TN
ISwiv ||
—
3ISMP/MTsPaketB””——”—”' ”——
(Sesuaimatapelajaran (Sertifikasi Guru SMPMTs
Ka TA
Mn Kan
—. Iyang1gdiajarkan/ BK KI PN : .
C
Nan PAN
4 SMA/SMK/MA/Paket
| | | |
0 (Sertifikasi
—
Cc — SI/DIV . Sesuai
Ise mata
pelajaran Guru $ SMA! K
0 an 1
. Iyang diajarkan/
BK . ISMK/MA '
SISDLBISMPLB/SMALB”——”” Isupiv”——— (Sesuaimatapelajaran — (Sertifikasi Guru SDLB/
.Iyang diajarkan/ BK . 'SMPLB/SMALB
B. IKEPALASEKOLAH”——
1
PAUD/T K/ RA/BA
|
SI DIV
Ka Tan
'
an
. Sertufikat Guru
Poo 2 3 thn I-Kepemimpinan
BI 3 Guru
-
Kewirausahaan 'pendidil
I-Lulus
Lulus seleksi
2 3 4 7
|
l 5 6
2ISIM——00000..oi SV” 0...
Stkat G ”””””/ (Guru2hn epmpnan
-
- nIPenidil
I
Kewirausahaan
loo
——...0..0.10000——0———0 10000 WtutusSeleksi
ISMP/MTSMA/SMK/””)ISsuoi “IstifikatGuu”————— IGuru2 stm (Kepemimpinan
MA 0 I- Kewirausahaan Pendidil
0
PE
Man PN
En 0001 2000.
oh 05...
n IlulusSeleksi
—
ot.
0000|...
4ISDLB/SMPLB/SMALB”—”— Iswmiv | 0000 ISertifikatGuru ——.——— |GuruzSthn
|-
Kepemimpinan
-
NN
Pengalaman
0
an
TA NN
PN PEN
Pan
0 ho...
- Kewirausahaan Pendidit
Io NN
- Lulus Seleksi
C. IPENGAWAS DAN PENILIK
SI/DIV
|
Sesuai Ikat Pengawas
0 -
.
|
|
Pengawas Satuan Mata Pelajaran — Isertifik 00000 Sebagai guru |'minimal
(Pendidikan Formal Man KN .. Iyangdibina V8 thnatau sebagai Kepal
Sekolah minimal 4 thn
an
Ih...
0.000... 0 Ilulus Seleksi Pengawas
2
PenilikPendidikan
(Non Formal
SI/DIV Tan PLS/Pemuda/Olahraga . Sertifikat Pendidik sebagai
Pemilik | | ng Tn L -
Status Pengawas atau jal
sejenis dilingkungan PLS
. Hn Nan
.0....icooo |
Me
|
: Ba
Haa INN Ia
Ian | Pemuda/Olahraga minir
. . . |. Sthno
0 N
Da PEN PN PE PN Mn ON
NN : 0 I-
tag
Uh
b. bahwa
berdasarkan pertimbangan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2005
sabagaimana dimaksud di atas, perlu tentang Susunan Dan Kedudukan Majelis
menetapkan Peraturan Daerah tentang Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Perwakilan Dewan Perwakilan
Rakya t,
Nomor 1 Tahun 2005 tentang Kedudukan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat
Protokoler dan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Pimpinan dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Nomor 4310 ),
Mengingat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003
Tentang Pembentukan Daerah Otonom tentang Pembentukan Kabupaten
Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan
Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Kabupaten Pasaman Barat di Sumatera Barat
Negara Tahun 1956 Nomor 25 ), (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 153,
“Tambahan Lembaran Negara Nomor 4348),
2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan (Lembaran 1. Undang-lindang Nomor 1 Tahun 2004
Negara Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Lembaran Negara Nomor Negara Tahun 2004 Nomor S, Tambahan
3263).
sebagaimana telah diubah terakhir kali Lembaran Negara Nomor 4355 ),
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2000 (Lembaran Negar Tahun 2000 Nomo
a 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
r
127,Tambahan Lembaran Negar tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
a Nomor
3985). undangan ( Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor $3, Tambahan Lembaran Negara
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 Nomor 4389),
tentang Protokoler (Lembaran Negara Tahun
1987 Nomcr 43, Tambahan 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Lembaran
Negara Nomor 3363 ): tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Lembaran Negara Nomor 4437),
tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4286
).
10 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 . Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Perimbangan Keuangan Antara tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemerintah Pusat Dan Pemenntahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578 ).
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).
16. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1990 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala
tentang Perubahan Batas Wilayah Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kotamadya Dati II Sawahlunto, Kabupaten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
Dati II Sawahlunto/Sijunjung dan Kabupaten
Dati H Solok (Lembaran Negara Tahun 1990 17 . Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005
Nomor 50). tentang Pedoman Pembinaan Dan
Pengawasan
te)
Penyelenggaraan
d & Pemerintahan
12 . Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 “Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005
tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Nomor 4593 ),
Penghormatan (Lembaran Negara Tahun
1990 Nomor 54,. Tambahan Lembaran 13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004
Negara Nomor 3952),
|
tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
3»
. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 Perwakilan Rakyat Daerah (
tentang Pajak Penghasilan bagi Pejabat Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 90,
Negara, Pegawai Negeri Sipil, Angsota Tambahan Lembaran Negara Nomor 4416),
ABRI dan Para Pensiunan atas Penghasilan sebagaimna telah diubah ketiga kalinya
yang dibebankan kepada keuangan Negara dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21
atau keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 (Lembaran Negara Tahun 2007
Tahun 1994 Nomor 74, Tambahan Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Lembaran Negara Nomor 3577), Nomor 47),
14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 19. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004
tentang Kewenangan Pemerintah dan tentang Pedoman Penyusunan Peraturan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Tata Teriib Dewan Perwakilan Rakyat
Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1991, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952), .
Nomor 4417),
18 39
Dengan Persetujuan Bersama
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2007 tentang Pengelompokan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Kemampuan Keuangan Daerah, KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
Penganggaran dan Pertanogungjawaban
Penggunaan Belanja Penunjang Operasional dan
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan
BUPATI SSAWAH LUNTO/SIJUNJ UNG,
Komunikasi Intensif dan Dana Operasional,
MEMUTUSKAN:
21. Peraturan Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung Nomor 26 Tahun Menetapkan PERATURAN DAERAH
2002 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
PERATURAN DAERAH NOMOR 1
(Lembaran Daerah Kabupaten TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2002 Nomor PROTOKOLEF. DAN KEUANGAN
28, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2002 Nomor PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH
»), KABUPATEN
SAWAHLLUNTO/SIJUNJUNG.
22. Peraturan Kabupaten
Daerah
Sawahlunto/Sijunjung Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 1
tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 1 Tahun 2605 tentang Kedudukan
Sawahlunto/Sijunjung (Lembaran Daerah Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Tahun 2005 Nomor 2,Tambahan Lembaran Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Daerah Nomor 1), sebagaimana telah diubah Sawahlunto/Sijunjung
(Lembaran Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2005
dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun Nomor 2 Tambahan Lembaran Daerah
2006 Kabupaten
(Lembaran Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 1), sebagaimana telah diubah
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2006 Nomor dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 ( Lembaran
7,Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Kabupaten Tahun 2006 Nomor 7,
Sawahlunto/Sijunjung
Sawahlunto/Sijunjung Nomor 7), Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung
Nomor 7), diubah sebagai berikut :
41
40
a Diantara angka 22 dan 23 Pasal disisipkan 2 (dua) angka,
1 e. Tunjangan Jabatan,
yakni angka 22a dan 22b, sehingga berbunyi sebagai berikut : f. Tunjangan Panitia Musyawarah,
223. Tunjangan Komunikasi Intensif adalah uang yang 2. Tunjangan Komisi,
diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD setiap h. Tunjangan Panitia Anggaran:
bulan dalam rangka mendorong peningkatan kinerja i. Tunjangan Badan Kehormatan, dan
Pimpinan dan Anggota DPRD, 4. Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya.
22b Belanja Penunjang Operasional Pimpinan adalah dana d. Diantara Pasal 10 dan Pasal 11 disisipkan 1
(satu) pasal,
yang disediakan bagi Pimpinan DPRD setiap bulan yakni Pasa! 10A yang berbunyi sebagai berikut :
untuk menunjang kegiatan operasional yang berkaitan
Pasal 10A
dengan representasi, pelayanan, dan kebutuhan lain
guna melancarkan pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD Selain penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
sehari-hari.
kepada Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan penerimaan lain
berupa Tunjangan Komunikasi Intensif,
b. Ketentuan Pasal 1
angka 25 diubah, sehingga berbunyi
|
sebagai berikut: 5. Ketentuan Pasal 12 dihapus.
25. Tunjangan kesejahteraan adalah tunjangan yang |
disediakan berupa pemberian jaminan pemeliharaan 6. Diantara Pasal 14 dan Pasal 15 disisipkan 4 (empat) pasal,
kesehatan, pakaian dinas kepada Pimpinan dan Anggota yakni Pasal 14A,, 14B, 14C dan Pasal 14D, sehingga
DPRD, penyediaan rumah jabatan Pimpinan DPRD dan berbunyi sebagai berikut :
perlengkapannya, kendaraan dinas jabatan Pimpinan
DPRD, serta rumah dinas bagi Anggota DPRD dan Pasal 14A
perlengkapannya.
Tunjangan Komunikasi Intensif sebagaimana dimaksud dalam
c. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga berbunyi sebagai Pasal 10A diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD
:
berikut dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah,
Pasal 10 Pasal 14 B
(1) Penentuan kelompok kemampuan keuangan daerah
Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD terdiri atas:
a. Uang Representasi, sebagainmana dimaksud Pasal 14A, dihitung dengan
b. Tunjangan Keluarga, menggunakan formula kemampuan keuangan daerah sama
dengan pendapatan urum daerah dikurangi belanja Pegawat
c. Tunjangan Beras,
d. Negeri SipilDaerah (PNSD),
Uang Paket,
42 45
c. Di bawah Rp. 200.000.000.000,- (Dua ratus milyar
(2) Pendapat umum daerah sebagaimana dimaksud ayat (1)
terdiri atas pendapatan asli daerah ditambah dana bagi hasil rupiah) dikelompokan pada kemampuan
dan dana alokasi umum, keuangan daerah rendah,
s
(3) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah tinggi
(3) Belanja PNSD sebagaimana dimaksud ayat (2) terdin atas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, Tunjangan
gaji dan tunjangan PNSD, yang meliputi gaji pokok,
dan Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD
tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan beras,
diberikan paling banyak 3 (tiga) kali uang representasi Ketua
tunjangan pajak penghasilan(PPh Pasal 21),
DPRD,
(4) Data yang digunakan sebagai dasar penghitungan
Pasal (4) Basi daerah dengan kemampuan keuangan daerah sedang
kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hruf b, Tunjangan
14B, adalah data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Komunikasi -Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD.
induk tahun anggaran berjalan yang dilakukan oleh Tim
|
diberikan paling banyak 2 (dua) kali uang representasi Ketua .-
Anggaran Pemerintah Daerah.
DPRD,
Pasal 14 C
(S) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah renuah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hruf c, Tunjangan
(&) Kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD
Pasal 14 A terdiri atas 3 (tiga) kelompok, yaitu : diberikan paling banyak (satu) kali uang representasi Ketua
1
a. Tinggi, DPRD,
b. sedang,
c. rendah. Pasal 14D
(2) Pengelompokan kemampuan keuangan daerah sebagaimana Tunjangan Komunikasi Intensif sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai berikut: Pasal 14 A dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007.
a Di atas Rp. 400.000.000.000,- (Empat ratus milyar
rupiah) dikelompokan pada kemampuan keuangan daerah 7. Ketentuan Pasal 16 diubah, sehingga berbunyi sebagai
tinggi, berikut:
b. Antara Rp. 200.000.000.000,- (Dua ratus milyar rupiah)
Pasal 16
sampai dengan Rp. 400.000.000.000,- (Empat ratus
milyar rupiah) dikelompokan pada kemampuan keuangan
daerah sedang, (1)Pajak Penghasilan Pasal 21 Pimpinan dan Anggota DPRD
atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dibebankan pada APBD,
45
44
(2) Pajak Penghasilan Pasal 21 Pimpinan dan Anggota DPRD Pasal 26 A
atas penerimaan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10A dibebankan kepada yang bersangkutan sesuai (1) Selain belanja penunjang kegiatan sebagaimana dimaksud
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di dalam Pasal 26, kepada pimpinan DPRD disediakan
bidang
perpajakan. Belanja Penunjang Operasional Pimpinan setiap bulan
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah
8. Ketentuan Pasal 24 diubah, sehingga
berbunyi sebagai . sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 A A ayat (2),
berikut:
(2) Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD
Pasal 24 .
dipergunakan untuk :
a Representasi antara lain menyampaikan bebagai
(W) Dalam hal Pimpinan atau Anggota DPRD informasi dan penmasalahan yang ada di masyarakat,
meninggal
dunia tidak dalam menjalankan melaksanakan dan memasyarakatkan Keputusan
tugas, kepada ahli waris
diberikan uang duka sebesar 2: (dua) kali uang DPRD kepada seluruh Anggota DPRD,
representasi, b. Pelayanan antra lain untuk pelayanan keamanan dan
transportasi,
(2) Dalam hal Pimpinan atau Anggota DPRD meninggal c. Kebutuhan lain, antara lain untuk mengikuti Upacara
dunia dalam menjalankan tugas,
kepada ahli waris Peringatan Han Jadi Daerah, pelantikan Pejabat
diberikan uang duka sebesar 6 (enam) kali Daerah, melakukan koordinasi dan konsultasi kepada
uang
representasi, Kepala Daerah, Musyawarah Pimpinan Daerah dan
tohoh-tokoh masyarakat, menjadi juru bicara DPRD
(3) Selain uang duka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pembenan bantuan kepada masyarakat/kelompok
dan ayat (2). kepada ahli waris diberikan bantuan masyarakat yang sifatnya insidentil,
pengurusan jenazah yang ditetapkan dengan Keputusan
Bupati. Pasal 26 B
9
. Diantara 26 dan Pasal 27 disisipkan 6
(enam ) Pasal (1) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah tinggi,
Pasal
baru, yakni Pasal 26 A, Pasal 26 B, Pasal 26 C, Pasal 26 Belanja Penunjang Operasional Pimpinan sebagaimana
D, Pasal 26 E dan Pasal 26 F, sehingga berbunyi sebagai dimaksud dalam Pasal 26 A disediakan paling banyak 6
berikut: (enam) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 4
(empat) kali jumlah uang representasi seluruh Wakil
Ketua DPRD:
46 47
(2) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah sedang, (5) Rincian penggunaan BPO Pimpinan DPRD sebagaimana
Belanja Penunjang Operasional Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat kegiatan, tujuan,
dimaksud dalam Pasal 26 A disediakan paling banyak 4 penerima ( masyarakat/kelompok masyarakat ) dari
(empat) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 2 waktu penggunaan dana yang ditandatangani Pimpinan
1/2 (dua seperdua) kali jumlah uang representasi seluruh DPRD,
Wakil Ketua DPRD,
(4) Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana
(3) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah rendah, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada
Belanja Penunjang Operasional Pimpinan sebagaimana Bendahara Pengeluaran setiap bulan paling lambat
dimaksud dalam Pasal 26 A disediakan paling banyak 2 . tanggal 5 bulan berikutnya.
(dua) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 4 1
(satu seperdua) kali jumlah uang representasi Pasal 26 E
Wakil Ketua DPRD: seluruh
Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan
Pasal 26 C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 A berdasarkan
pertimbangan kebijakan pimpinan DPRD dengan
Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD memperhatikan asas mamfaat dan efisien dalam rangka
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 A disediakan mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan DPRD
terhitung 1 bulan setelah Peraturan Daerah ini ditetapkan. sehari-hari dan tidak untuk keperluan pribadi.
Pasai 26 D Pasal 26 F
() Dalam rangka pertanggungjawaban BPO
Pimpinan Besaran Tunjangan Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan
DPRD, Pimpinan DPRD wajib menandatangani Pakta Anggota DPRD dan Belanja Penunjang Operasional
Integritas yang menjelaskan pengsunaan dana telah sesuai Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 A
dengan peruntukkaniiya, dan Pasal 26A
A ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(2) Pertanggungjawaban penggunaan BPO Pimpinan DPRD
dibuktikan dengan laporan hasil pelaksanaan tugas yang
dilengkapi dengan rincian penggunaan BPO Pimpinan
DPRD,
48 49
16. Pasal 27 diubah, sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai berikut : (5) Penganggaran BPO Pimpinan
DPRD sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dikelompokkan kedalam Belanja
Pasal 27 Tidak Langsung yang diuraikan kedalam jenis Belanja
dan rincian
1 Pegawai, objek belanja penunjang opearsional
Sekretaris DPRD menyusun belanja Pimpinan dan objek belanja petugas operasional pimpinan
DPRD,
(1)
Anggota DPRD yang terdiri atas penghasilan, penerimaan
(6) Sekretaris DPRD mengelola belanja
DPRD sesuai dengan
lam, tunjangan PPh Pasal 21 dan tunjangan kesejahteraan
serta belanja penunjang kegiatan DPRD yang ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
diformulasikan kedalam Rencana Kerja dan Anggaran pengelolaan keuangan daerah.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Sekretariat
baru
DPRD: 11. Diantara Pasal 27A dan Pasal II disisipkann 1 (satu) pasal
berikut :
yaitu pasal 27A, sehingga berbunyi sebagai
(2) Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 10A, Pasal 19 ayat (2) (1) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran Pengguna
BPO
dan ayat (3), Pasal 24 dan Pasal 25 dianggarkan dalam Barang bertanggungjawab atas pengelolaan
DPRD,
pos Pimpinan DPRD,
(3) Tunjangan Kesejahteraan Pimpinan dan Anggota DPRD (2) Sekretaris DPRD selaku pengguna Anggaran/Pengguna
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19 Barang mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM-LS)
ayat (1), dan Pasal 23 serta Belanja Penunjang Kegiatan untuk pencairan BPO Pimpinan DPRD sebesar 1/12 (satu
DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2), per dua belas) dari 1 (satu) pagutahun anggaran kepada
dianggarkan dalam pos Sekretariat DPRD yang diuraikan Bendahara umum daerah dengan melampirkan :
a. Kwitansi sebagai tanda kerja yang ditandatangani
oleh
ke delam jenis belanja sebagai berikut:
a.
Belanja Pegawai, Pengguna Anggaran/Pengguna Barang,
b. Belanja Barang dan Jasa: b. Pakta Integritas yang sudah ditandatangani Pimpinan
c. Belanja Modal. DPRD yang menjelaskan penggunaan dana akan
sesuai dengan peruntukannya,
(4) Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 A dianggarkan (3) Pengajuan Pencairan dana untuk bulan berikutnya dapat
dalam Pos Sekretariat DPRD: dilakukan sepanjang penggunaan dana yang sudah
diterima telah dipertanggungjawabkan.
51
Pasal II PENJELASAN ATAS
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, PERATURAN DAERAH
J KABUPATEN SAWAHHiLUNTO/SIJUNJUNG
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran NOMOR 4 TAHUNN.2007
Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
TENTANG
Ditetapkan di Muaro Sijunjung
pada tanggal 31 Mei 2007 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH
KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 1
BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER
Dto DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
DARIUS APAN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
Diundangkan di Muaro Sijunjung
pada tanggal 31 Mei 2007 L PENJELASAN UMUM
SEKRETARIS DAERAH, Perubahan atas Peraturan
ketiga Pemerintah
Dto Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
'
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Drs. BAKRI Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006, dalam rangka
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG TAHUN 2007NeNOMOR 4
mendorong peningkatan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan menciptakan kondisi sosial ekonomi Daerah
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM & yang baik dan seimbang.
Selain penerimaan penghasilan yang selama ini
diterima oleh Pimpinan dan Anggota DPRD,
dalamPeraturan Daerah ini menetapkan pemberian
FEBRIZ Tunjangan Komunikasi Intensif setiap bulan yang
E
Nip”0700267099,-
SORI,SH
digunakan untuk kegiatan menampung dan menjaring
52
aspirasi masyarakat. Khusus kepada Pimpinan DPRD, Angka 5
secara kolektif discdiakan Belanja Penunjang Operasional Cukup Jelas
Pimpinan setiap bulan guna menunjang kelancaran Angka 6
pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD. Pasal 14A
Cukup Jelas
Pemberian Tunjangan Komunikasi Intensif bagi Pasal 14B
Pimpinan dan Anggota DPRDmempertimbangkan Cukup Jeias
kemampuan keuangan dacrah yang dikelompokkan dalam 3 Pasal 14C
(tiga) kelompok, yakni daerah dengan kemampuan Cukup Jelas
keuangan daerah tinggi, sedang dan rendah. Selain itu Pasal 14D
penyediaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Cukup Jelas
DPRD mempertimbangkan prinsip kesetaraan.
Angka 7
Dengan ditctapkannya Peraturan Pemerintah Cukup Jelas
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Angka 8
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Pasal 24
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, maka terhadap Uang duka wafat dan bantuan
Peraturan Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor pengurusan jenazah dibebankan
1 Tahun 2005 dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2906 dalam APBD dan diberikan
Juga perlu dilakukan perubahan. kepada ahli waris pada saat
Pimpinan atau Anggota DPRD
PASAL DEMI PASAL meninggal dunia.
Angka 9
Pasal I Pasal 26 A
Angka 1 Yang dimaksud dengan
Pasal 22 A ”disediakan” adalah
Cukup Jelas penyediaan anggaran dalam
Angka 2 Pos Sekretariat DPRD yang
Cukup Jelas hanya dapat digunakan
Angka 3 apabila diperlukan untuk
Cukup Jelas kelancaran pelaksanaan tugas
Angka 4 pimpinan DPRD sehari-hari
Cukup Jelas
54
dan tidak untuk keperluan Avat (35)
pribadi. Yang dimaksud dengan
Pasal 76 B “diuraikan ke dalam jenis
: Cukup jelas belanja” adalah sebagai
berikut:
Pasal 26 C a. Belanja Pegawai antara
Cukup jelas lain untuk kebutuhan
belanja Gaji dan
Pasal 26 D Tunjangan PNS
Cukup jelas Sekretariat DPRD sesuai
dengan
Pasal 26 E pangkat/golongan dan
Cukup jeias Jabatan serta
penghasilan lainnya
Pasal 26 F yang ditetapkan sesuai
Cukup jelas dengan ketentuan
perundang-undangan,
Angka 10
Pasal 27 b. Belanja barang dan jasa
Ayatat(1) yaitu untuk
Yang dimaksud dengan pembelian/pengadaan
Rencana Kerja dan barang yang masa
Anggaran Satuan Kerja manfaatnya paling lama
Perangkat Daerah (RKA- 12 (dua belas) bulan dan
SKPD) adalah dokumen pemakaian jasa dalam
perencanaan dan melaksanakan kegiatan
penganggaran yang berisi pemerintahan,
program dan kegiatan SKPD mencakup barang pakai
serta anggaran yang habis, bahan/material,
diperlukan untuk Jasa kantor, pembayaran
melaksanakannya. premi asuransi
kesehatan dan general
Ayat (2) —
o P
Nagari
partisipatif: mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestankan
h. mewakili Nagarinya di dalam dan di luar pengadilan dan
lingkungan hidup.
dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan,
1 melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
75 76
Paragraf 2
Pasal 23 Larangan Wali Nagari
(4) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 22, Wali Pasal 24
Nagari mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan Nagari kepada Bupati, Wali Nagari dilarang :
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada a. menjadi pengurus partai politik:
BPN, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan b. merangkap jabatan sebagai Ketua dan/atau Anggota BPN,
pemerintahan Nagari kepada masyarakat: dan lembaga kemasyarakatan di Nagari bersangkutan:
merangkap jabatan sebaga: Anggota DPRD:
(2) Laporan penyelenggaraan pemerintahan Nagari sebagaimana d teribat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati melalui presiden, dan pemilihan kepala daerah,
Camat 1 (satu) kali dalam satu tahun: e. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok
masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan
.
(3) Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPN masyarakat lain,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan 1 (satu) £ melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang,
kali dalam satu tahun dalam musyawarah BPN: barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
(4) Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan dilakukannya,
Nagari kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat menyalahgunakan wewenang:
(2), dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan melanggar sumpah/janji jabatan,
pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam L Menjadi advokat atau kuasa hukum dalam perkara yang
berbagai pertemuan masyarakat Nagari, radio komunitas atau melibatkan warganya.
media lainnya,
Paragraf 3
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan olch Pemberhentian Wali Nagari
Bupati sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan Nagari dan sebagai bahan pembinaan lebih
|
Pasal 25
lanjut,
(1) Wali Nagari berhenti, karena :
(6) Laporan akhir masa jabatan Wali Nagari disampaikan kepada a. meninggal dunia,
Bupati melalui Camat dan kepada BPN. b. permintaan sendin,
c. diberhentikan.
-
78
1
1"
(2) Wali Nagari diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 26
(4) huruf c karena :
a. berakhir masa jabatannya: Wali Nagari diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau usulan BPN karena berstatus sebagai tersangka melakukan
berhalangan :tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) tindakan pidana korupsi, tindakan pidana terorisme, makar dan
bulan: atau tindakan pidana terhadap keamanan negara.
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Wali Nagari,
dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan, Pasal 27
Sean
po
Nagari, memperoleh tunjangan.
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan Nagari dan peraturan Wali Nagari, Pasal 53
C. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Wali
Nagari, Anggota BPN mempunyai kewajiban :
d. membentuk panitia pemilihan Wali Nagari, a. melaksanakan
mengamalkan Pancasila, Undang-Undang
e. menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati
menyalurkan aspirasi masyarakat: dan segala peraturan perundang-undangan,
—£ menyusun tata tertib BPN. b. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan Nagari,
(2) Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud c. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta
ayat (1), diatur dalam peraturan tata tertib BPN. keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
d. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti
Paragraf 3 aspirasi masyarakat,
Hak dan Kewajiban . e. memproses pemilihan Wali Nagari, .
f. mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi,
Pasal SI kelompok dan golongan,
g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dar adat istiadat
(I) Untuk melaksanakan tugas dan
wewenangnya sebagaimana masyarakat setempat, dan
dimaksud Pasal 50 ayat (1) BPN mempunyai
a. meminta keterangan kepada Pemerintah
:
hak h. menjaga norma dan etika dalam hubungan keria dengan
Nagari: lembaga kemasyarakatan.
b. menyatakan pendapat.
Pasal 54
(2) Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud ayat (2), diatur
dalam Peraturan Tata Tertib BPN. (1) BPN mempunyai kewajiban menyampaikan informasi hasil
kinerjanya kepada masyarakat,
89 90
(2) Penyampaian hasil kinerja BPN disampaikan paling sedikit (3) Unsur-unsur masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (2)
satu kali dalam satu tahun: pasal ini terdiri dari: Ninik Mamak/Tokoh Adat, Alim
Ulama/Tokoh Agama, Cadiek Pandai/Cendikiawan, Bundo
(3) Penyampaian hasil kinerja BPN dapat dilakukan melalui Kanduang/Tokoh Perempuan dan Kelompok Masyarakat
pertemuan atau media cetak. lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam nagari dengan
mempertimbangkan representasi jorong yang ditetapkan
Paragraf 4 dengan cara musyawarah:
Keanggotaan BPN
(4) Masa jabatan anggota BPN adalah 6 (enam) tahun dan
dapat
Pasal SS diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa Jabatan
berikutnya.
(3) Jumlah anggota BPN ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling
sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang, Pasal 56
dengan memperhatikan luas wilayah dan jumlah penduduk
Nagari, dengan ketentuan sebagai berikut : Alokasi kursi Anggota BPN bagi masing-masing unsur
a Jumlah Jorong 1s/d5 dan Jumlah penduduk 2.500 jiwa masyarakat Nagari terdiri dari:
sebanyak s orang:
5 a. Nagari dengan jumlah BPN s
5 orang terdiri dari 1 orang Ninik
b. Jumlah Jorong I s/d 5 dan jumlah penduduk »2.500 Mamak, I orang Alim Ulama, 1 Orang Cadiek Pandai, 1
jiwa
sebanyak 7 orang: orang Bundo Kandung dan 1 orang Generasi Muda:
Cc. Jumlah Jorong 6 s/d 7 dan jumlah penduduk 3.500 jiwa b. Nagari dengan jumlah BPN 7
7 orang terdiri dari 2 orang Ninik
sebanyak 77.orang: Mamak, orang Alim Ulama, 2 orang Cadiek Pandai, 1 orang
1
d. Jumlah Jorong 6 s/d 7 dan jumlah penduduk »3.500 Bundo Kanduang dan orang
jiwa 1
Generasi NMuda,
sebanyak 9 orang, c. Nagari dengan jumlah BPN 9
9 orang terdiri dari 2 orang Ninik
e. Jumlah Jorong 8 s/d 9 dan jumlah penduduk «4.500 Mamak, 2 Alim
jiwa orang Ulama, 2 orang Cadiek Pandai, 2 orang
sebanyak 9 orang: Bundo Kanduang dan |
orang Generasi Muda:
f. Jumlah Jorong 8 s/d 9 penduduk » 4.500 jiwa
dan jumlah
d. Nagari dengan jumlah BPN 11
orang terdiri dari 3 orang
sebanyak 11 orang, Ninik Mamak, 2 orang Alim Ulama, 7
orang Cadiek Pandai, 2
8. Jumlah jorong 10 keatas dan jumlah penduduk » 5.500 orang Bundo Kanduang dan 2 orang Generasi Muda.
jiwa sebanyak 11 orang.
(2) Anggota BPN adalah wakil! dari penduduk Nagari
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah dari unsur-
unsur masyarakat Nagari yang ditetapkan
dengan cara
musyawarah dan mufakat.
al 92
Paragraf 5 Pasal 58
I
Pencalouan, Penetapan Dan Pemberhentian
(1) Calon anggota BPN ditetapkan secara mu
Pasal S7 syawarah dan
mufakat,
Yang dapat dipilih menjadi anggota BPN adalah calon dari unsur
(2) Peserta musyawarah adalah kcterwakilan wila
sebagaimana dimaksud Pasal 55 ayat (3)
yang memenuhi
yah dani unsur
ninik mamak, alim ulama, cadiek
persyaratan sebagai berikut : pandai bundo kandung dan
a generasi muda, |
beragama Islam dan bertagwa kepada Allah
Yang Maha
Kuasa,
b. setia dan taat (3) Yang dapat dipilih menjadi calen anggota BPN adalah
kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar peserta
1945,
musyawarah.
Cc. tidak pernah terlibat
langsung atau tidak langsung dalam
kegiatan yang menghianati Negara Kesatuan Pasal 59
Republik
Indonesia, Pancasila dan UUD 1945 atau
kegiatan organisiasi (1) Peresmian anggota BPN ditetapkan den
terlarang lainnya, gan Keputusan
d. berpendid Bupati,
ikan paling rendah tamat SLTP atau Paket B
benjazah,
e. berumur sekurang-kur (2) Anggota BPN sebelum memangku jabata
angnya 25 Tahun dan setinggi-tinggi 60 nnya mengucapkan
sumpah/janji secara bersama-sama dihada
tahun, pan masyarakat dan
£Sehat jasmani dan rohani, dipandu oleh Bupati,
g berkelakuan baik, Susunan kat
h. tidak per
(3) a-kata sumpah'/janji BPN
sebagai berikut:
nah dihukum penjara karena melakukan tindakan «
Demi Allah'Tuhan, Say
a bersumpah'berjanji bahwa saya
pidana, akan memenuhi kewajib
i. mengenal Nag
arinya dan dikenal oleh masyarakat Nag
an saya sebagai anggota (Ketua atau
ari Wakil Ketua) Badan Per
yang bersangkutan, musyawaratan Nagari dengan
seb
ai
9
(Wo Di Nagari dapat dibentuk Lembaga Pemberdayaan
kepada masyarakat,
Masyarakat, dan
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian
(2) Pembentukan LPM sebagaimana dimaksud ayat (1) pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif,
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi,
ditetapkan dengan Peraturan Nagari,
serta swadaya gotong royong masyarakat,
Pasal 119 f£ pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga,
pemberdayaan hak politik masyarakat.
as
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud
Pasal 122
dalam Pasal 118 ayat (1) mempunyai tugas membantu
Pemerintah Nagari dan merupakan mitra dalam memberdayakan
- Kegiatan LPM di tujukan untuk mempercepat terwujudnya
masyarakat Nagari.
kesejahteraan masyarakat melalui :
Pasal 120 peningkatan pelayanan masyarakat,
peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan,
MO
pengembangan kemitraan,
Tugas LPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 meliputi :
a. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif pemberdayaan masyarakat , dan
pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan
0
b. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara
kondisi masyarakat
dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif,
c. Menggerakan dan mengermbangkan partisipasi gotong rovong
dan swadaya masyarakat,
116
5
-
Fa
Pasal 123 Bagian Kedua
KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN)
(1) Pengurus LPM di pilih secara musyawarah dan anggota
Pasal 127
masyarakat dari anggota masyarakat yang mempunyai
kemauan, kemampuan, dan kepedulian dalam masyarakat:
—
ta
suku dan kaum:
118
117
f. suku dan Pasal 132
Melegalisasikan harta kekayaan Nagari, ulayat
kaum oleh KAN
(WD) Struktur organisasi KAN diatur dan di tetapkan oleh KAN
sesuar dengan kebutuhan berdasarkan pedoman yang
Pasal 129
ditetapkan aleh Pemerintah Daerah Kabupaten:
Fungsi KAN adalah :
a. Sebagai pemegang Adat Nagari,
2) Pimpinan KAN ditetapkan menurut sepanjang Adat berlaku
b. di Nagari,
Sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan adat,
c. Sebagai pembela terhadap perkara perdata Adat yang di
Pasal 133
hadapi oleh masyarakat Nagari,
d. Mengusahakan perdamaian dan memberikan nasehat di
bidang hukum adat terhadap masyarakat yang bersengketa. (4) Wilayah kerja KAN meliputi wilayah kesatuan masyarakat
hukum adat Nagan yang bersangkutan,
Pasai 130
(2 Wilayah kerja KAN tidak mutlak sama dengan wilayah
Pelaksanaan tugas,fungsi dan peran KAN sebagaimana di kerja Pemerintah Nagari,
maksud pasal (28 dan 129 dilakukan oleh KAN sesuai dengan
adat salingka Nagari. Pasal 134
Pasal 131 Hubungan kerja antar KAN dengan Pemerintah Nagan adalah
bersifat konsultatif
Peranan KAN adalah :
Pasal 135
a. Sebagai lembaga kontrol dalam pelaksanaan adat basandi
syarak, syarak basandi kitabuliah di Nagari
b. Jika menurut KAN Pemerintahan Nagari telah menyimpang (1) KAN membuat program kerja tahunan yang disusun Ketua
dari pelaksanaan adat basandi syarak, syarak basandi
bersama anggota KAN dan diajukan dalam sidang
kitabbullah di Nagari, maka KAN dapat memberi saran dan penetapan APB Nagari:
pendapat kepada Pemerintah Nagari, baik diminta maupun
tidak diminta oleh Wali Nagari. (2) Segala biaya yang timbul akibat dilaksanakannya program
kerja ini di bebankan pada APB Nagari sesuai dengan
kemampuan keuangan Nagari,
120
119
Pasal 135 Pasal 139
Ketentuan lebih lanjut tentang KAN akan diatur dalam Peraturan Pembinaan dan pengawasan Pemerintahan Kabupaten
Daerah tersendiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 138 meliputi :
j 2. menetapkan pengaturan kewenangan Kabupaten yang
0 BAB XITI diserahkan pengaturannya kepada Nagari,
PELAKSANAAN, PENEGAKAN DAN SANKSI b. memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari
Pasal 137 Kabupaten ke Nagari,
c. memberikan pedoman penyusunan Peraturan Nagari dan
Peraturan Wali Nagari,
(!) Seluruh warga Masyarakat Anak Nagari mempunyai
d: memberikan pedoman tekhnis pelaksanaan dan
kewajiban dan tanggungjawab untuk menjaga,
mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai syarak, pengembangan lembaga kemasyarakatan,
adat dan budaya di Nagari: e. memberikan pedoman penyusunan perencanaan
pembangunan partisipatif :
(2) Seluruh warga masyarakat Anak Nagari f melakukan penelitian tentang penyelenggaraan
mempunyai
kewajiban dan tanggungjawab dalam hal penegakan untuk Pemerintahan Nagan,
terlaksananya dengan baik nilai-nilai syarak, adat dan melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Nagari,
budaya di Nagari: menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan Nagan
mengawasi pengelolaan keuangan Nagari dan
(5) Pelanggaran terhadap sistem nilai syarak, adat dan budaya pendayagunaan aset Nagari:
yang berlaku diberikan sanksi sesuai dengan adat salingka j- melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Nagari yang diatur dengan Peraturan Nagari: Pemerintahan Nagari dan lembaga kemasyarakatan :
k. memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat,
(Hd
Tatacara pelaksanaan, penegakan dan sanksi sebagaimana nilai adat istiadat, lembaga adat beserta hak-hak
dimaksud ayat (1), ayat (2) dan ayat (5) diatur secara teknis tradisionalnya dalam pelaksanaan pemerintahan Nagari ,
dengan Peraturar Nagari L menyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah
Nagari dan lembaga kemasyarakatan,
BAB XIV m. menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Wali Nagari,
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Perangkat Nagari dan BPN sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat,
Pasal 138 n. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan lembaga
Pemerintah Kabupaten dan Camat kemasyarakatan: dan
wajib membina dan
mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan lembaga
kemasyarakatar:
121 12
memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan
Wali Nagari sebagaimana diatur dalam perundang- kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga,
m—. memfasilitasi bantuan tekhnis dan pendampingan kepada
undangan,
melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi lembaga kemasyarakatan, dan
» memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam
n
pembangunan keNaganan.
pengembangan lembaga kernasyarakatan.
Pasal 140.
BAB XV
Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud Pasal KETENTUAN PERALIHAN
138 meliputi,
2. memfasilitasi penyusunan Peraturan Nagari dan Peraturan Pasal 141
Wali Nagari,
b. memfasilitasi administrasi tata (D Masa jabatan Wali Nagari yang ada pada saat ini tetap
pemerintahan Nagari,
C. memfasilitasi dan berlaku sampai berakhir masa-jabatannya,
pengelolaan keuangan Nagari
pendayagunaan aset Nagari,
d memfasilitasi pelaksanaan urusan otonomi daerah kabupaten (2) Anggota BPAN yang ada pada saat ini tetap berlaku sampai
berakhir masa jabatannya.
yang diserahkan kepada Nagari,
e. memfasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan,
Pasal 142
£ memfasilitasi pelaksanaan tugas Wali Nagari dan Perangkat
(3) Bagi Wali Nagari dan Badan Permusyawaratan Anak Nagari
Nagari ,
8 memfasilitasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan
. yang sudah berakhir masa jabatannya sebelum Perda ini ..
ketertiban umum, ditetapkan dilakukan perpanjangan masa jabatan selama 6
h memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban (enam ) bulan dan/atau sampai dilantiknya Wali Nagari dan
lembaga kemasyarakatan,
BPN definitif:
1 memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif: (2) Bagi Nagari yang telah melaksanakan pemilihan Wali
3 memfasilitsi kerjasama antar Nagari dan kerjasama Nagari Nagari dan BPN sebelum Peraturan Daerah ditetapkan, akan
dilaksanakan pelantikan setelah Peraturan Daerah ini
dengan pihak ketiga, |
k memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyakat Nagari : diundangkan.
123
124
Pasal 143 Pasal 146
Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, Desa yang ada Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
sekarang dapat dijadikan Nagari sesuai ketentuan Perundang-
Undangan yang berlaku,
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
BAB XV dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
KETENTUAN PENUTUP
Ditetapkan di Muaro Sijunjung
Pasal 144
pada tanggal 10 Juli 2007
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku maka Peraturan Daerah
BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG,
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 22 Tahun 2001 tentang |
Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten Dto
Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2001 Nomor 32: Tambahan DARIUS APAN
Lembaran Daerah Kabupaten Nomor 1)
Sawahlunto/Sijunjung
dan ketentuan peraturan lainnya yang Diundangkan di Muaro Sijunjung
mengatur penvelenggaraan
pemerintahan Nagari di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yang pada tanggal 10 Juli 2007
bertentangan dengan Peraturan Daerah ini di cabut dan
dinyatakan tidak berlaku. SEKRETARIS DAERAH,
Pasai 145 Dto
Drs. BAKRI
HIal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,
sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan LEMBARAN DAERAH KABUPATEN
Peraturan Bupati.
SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG TAHUNIN2007 NOMOR 5
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA B N HUKUM & HAM
FEBNZAL ANBORI.SH
Nip 99
125 126
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
SAWAHLUNTOISUUNJUNG
NOMOR 5 TAHUN 2007
TENTANG
PEMERINTAHAN NAGARI
1. UMUM
Beberapa hal yang mendasari perubahan terhadap pengaturan
penyelenggaran pemerintahan Nagari di Kabupaten
Sawahlunto/Syunjung yang dulunya di atur dengan Peraturan
Daerah Nomor 22 tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari
a. Undang —undang Dasar 1945 merupakan landasan yang
kuat untuk menyelengarakan otonomi dengan
memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggung jawab kepada dacrah. Pemerintah. EDaerah
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan rumah
tangganya sendiri menurut asas otonom, dekosentrasi dan
tugas pembantuan.
Pemberian otonomi luas kepada Daerah. Dimaksudkan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu
melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu
meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan keadilan, kekhususan, potensi dan
keanekaragaman daerah dalam sistim negara kesatuan
Republik Indonesia
127
b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
Pemerintahan Daerah telah memberi peluang yang luas asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistim Pemerintahan negara Kesatuan
kepada daerah untuk mengatur Pemerintahan Desa atau
dengan nama lainnya. Sehubungan dengan itu Pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya substansi yang diatur
dalam UU nomor 32 Tahun 2004 yang terkait dengan
Propinsi Surnatera Barat mengambil kebijakan untuk
kembali ke sisitim pemerintahan Nagari dengan desa dan PP nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu
disesuaikan dengan menetapkan Peraturan Daerah yang
menetapkan Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2000
baru sebagai pengganti Peraturan Daerah Nomor 9 tahun
tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari, secara
2000 di Propinsi Sumatera Barat dan Peraturan Daerah
tekhnis operasional di Kabupaten Sawablunto/Sijunjung
Nomor 22 2001 di Kabupaten
di atur melalui Perda Nomor 22 Tahun 2001 tentang Tahun
Pemerintahan Nagari. Sawahlunto/Sijunjung, pada prinsipnya baik Pemerintah
Penyelenggaraan otonomi daerah ditingkat Nagari dalam Propinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung tetap konsisten untuk
Propinsi Sumatera Barat dan Kabupaten
kebijakan penyelenggaraan
Sawahlunto/Siunjung dalam konteks ini di maksudkan mempertahankan
agar otonomi daerah berlandaskan pada kemampuan pemerintahan terdepan dalam bentuk sistim pemerintahan
di dasarkan hak asal
masyarakat di Nagari untuk memiliki kemand:rian dalam Nagari yang memiliki otonomi asli
usul dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada
mengurus kepentingan sendiri. Hal ini sebagai upaya
kearah terwujudnya otonomi masyarakat di Nagari-Nagari masyarakat setempat.
Dengan demikian Pemerintahan Nagari dapat
sebagai basis otonomi daerah melalui tatanan praktek
mengembangkan peran serta seluruh masyarakat secara
penyelenggaraan pemenntahan Nagari sebagai wujud
demokratis dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya
sistem Pemerintahan terendah otonomi di Kabupaten
minangkabau serta peran lembaga adat dan lembaga
Sawahlunto/Sijunjung.
lainnya sebagai mitra kerja dalam rangka pemberdayaan
masyarakat
Dengan berlakunya UU nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagai pengganti UU No. 22
d. Konsckwensi logis dari ditetapkannya UU No. 32 tahun
Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2004 dan PP No 72 Tahun 2005, perubahan mendasar
2005 tentang Desa, maka perlu di lakukan penyesuaian
dan penyempurnaan terhadap pengaturan Pemerintahan yang perlu dilakukan terhadap Peraturan Daerah
kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Nomor 22 Tahun
2001
Nagari. Menurut Pasal 1 angka 12 UU No. 32 Tahun 2004
|
tentang Pemerintahann.Nagari adalah :
tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 1 angka 5 PP No.
72 tahun 2005 tentang Desa, di tegaskan bahwa Desa atau 1) Pengertian Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum
adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu, dan
yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa dan
berwenang untuk mengatur mengurus
adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
batas wilyah, yang berwenang untuk mengatur dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal
129
128
usul adat minangkabau (adat basandi syarak, svarak ce. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan
basandi kitabullah) dan atau berdasarkan asal usul Pemerintahan Nagari di Kabupaten
adat istiadat setempat dalam wilayah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, maka perlu di lakukan
Sawahlunto/Sijunjung penyempurnaan dan penyesuaian berupa substansi
sebagai berikut :
2) Pemerintahan Nagari adalah penyelenggara Kegiatan |) Kewenangan Nagari
Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Dalam rangka efektifitas dan efisisensi
Nagan dan Badan Permusyawaratan Nagari penyelenggaraan pemerintahan daerah, Pemerintahan
berdasarkan asal usul Nagari di wilayah Kabupaten Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung menyerahkan
urusan pemerintahannya kepada
Sawahlunto/Sijunjung yang berada dalam sistim sebagian
Pemerintahan Nagari, yang meliputi urusan-urusan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai berikut :
» - Urusan Pemerintahan yang sudah ada berdasarkan
Istilah Badan Perwakilan Anak Nagari (BPAN) di
hak asal usul Nagari
ganti dengan nama
Badan Permusyawaratan Nagari - Urusan pemerintahan yang
(BPN) menjadi kewenangan
kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada
4 Masa jabatan Anggota Badan Permusyawaratan
-
Nagari
Nagari adalah 6 (enam)-tahun terhitung sejak tanggal Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah
Propinsi Sumatera Barat atau Pemerintah
pelantikan dan hanya dapat di pilih kembali ! (satu)
kali masa jabatan berikutnya Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung
- Urusan Pemerintahan lainnya yang oleh peraturan
5) Masa jabatan wali Nagari adalah 6 (enam) tahun perundang-undangan diserahkan kepada Nagari
terhitung sejak tanggal pelantikan dan hanya dapat di 2) Perencanaan Permbangunan Nagari
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Nagari
pilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan
di susun rancana pembangunan Nagari sebagai satu
berikutnya
kesatuan dalam sistim perencanaan
6) Jumlah Anggota Badan Permusyawaratan Nagari kabupaten, terdir: dan : pembangunan
antara 5 s/d Il orang yang merupakan keterwakilan a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nagari (
dan wilayah Nagari dan unsur
yang ada
RPJP) Nagari
Nagari
dalam b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari
U| Sekretaris Nagari diisi dari Pegawai Negeri Sipil (RPJM) Nagari
(PNS) yang memenuhi persyaratan, dalam rangka c) Rencana Kerja Pemerintah Nagari ( RKPN)
pemantapan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari
pelaksanaan pembangunan dan meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat Nagari
13
130
3) Kewajiban Wali Nagari meliputi :
Pemekaran Nagari di maksudkan untuk peningkatan
a) Menyampaikan Laporan keterangan Pertanggung pelayanan publik guna percepatan terwujudnya
Jawaban (LKPJ) kepada Badan Permusyawaratan kesejahteraan masyarakat
Nagari
b) Memberikan laporan
Ayat (2)
penyelenggaraan
Pemerintahan Nagari (LPPN) kepada Cukup jelas
Bupati
melalui Camat
C) Menginformasikan laporan penyelengggaraan Avat (3)
Pemerintahan Nagari kepada masyarakat Cukup jelas
Nagari
4) Larangan bagi wali Nagari menjadi pengurus partai
politik Ayat (4)
5) Larangan bagi pimpinan dan anggota BPN Cukup jelas
sebagai
pelaksanan proyek di Nagari
—
6) Lembaga-lembaga Nagari Pasal 3
a) Secara tugas di jelaskan keberadaan KAN (KAN) Ayat (1)
karena KAN merupakan mitra Pemerintahan Cukup jelas
Nagari dalam
penyelenggaraan Pemerintahan
Nagari, maka
keberadaanya sangat diperlukan
Ayat (2)
b) Lembaga pemberdayaan masyarakat Nagari Cukup jelas
(LSM) sebagai mitra Pemerintahan Nagari dalam
perencanaan, pelaksanaan dan Ayat (5) yang dimaksud dengan :
pengawasan a. Bakaampek suku, artinya setiap Nagari harus
pembangunan di Nagari
—..
7) Badan Usaha Milik Nagari memiliki suku nan ampek seperti suku koto, suku
Untuk peningkatan pendapatan piliang, suku bodi dan suku caniago
masyarakat Nagari b. Bakaampek jinih artinya setiap suku
maka Nagari dapat mendirikan Badan Usaha milik mempunvai
Nagari (BUM) Nagari panghulu, dubalang, Manti dan Malin
c. Barumah Gadang artinya setiap suku mempunyai
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL ruamh gadang sebagi lambang kebesaran Ninik
mamak
Pasal 1
d. Babalai-bala: bamusajik, Balai-balai artinya
Cukup jelas tempat bermusyawarah guna untuk kepentingan
suatu masyarakat dan menyelesaikan sengketa
P'asal 2 yang terjadi dalam Nagari. Sedangkan musajik
Ayat (1)
»
13
artinya harus ada mesjid tempat beribadah oleh Pasal 8
masyarakat Nagari Cukup jelas
€. Balabuah batapian adalah, labuah artinya jalan
yang menghubungkan antara suku dengan suku Pasal 9
yang fain dalam Nagari tersebut yang dapat dilatui Cukup jelas
oleh setiap orang. Batapian (tapian) artinya sutau
tempat yang digunakan untuk mandi bagi anggota Pasal 10
masyarakat Nagari tesebut. Cukup jelas
kemudian tapian tersebut telah dibedakan antara
tempat mandi laki-laki dan tempat mandi Pasal 11
perempuan, hal ini merupakan lembaga kebersihan Ayat (1)
di alam minangkabau Pembentukan jorong dapat dilakukan apabila
(. Bagalanggang pamedanan, artinya tempat Nagari bersangkutan sangat luas sehingga
perkumpulan generasi untuk mengembangkan memudahkan terselenggaranya pelayanan
bakatnya kearah yang lebih baik Pemerintahan yang efisien dan efektif
Ayat (4)
Cukup Jelas Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 4 |
Cukup jelas Pasal B5
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas Pasal 14
Huruf a
Pasal 6 Kewenangan yang sudah ada berdasarkan asal usul
Cukup jelas Nagan adalah kewenangan yang selama ini ada dan
telah dilaksanakan oleh Nagari serta belum diatur.
Pasal 7 oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan
Cukup jelas Pemerintah Kabupaten
2
134 |
Huruf b Pasal 15
- Pemerintah melakukan identifikasi Ayatti (4)
Kabupa ten
pembahasan dan Dari beberapa bidang kewenangan kabupa ten yang
penetapan jenis-jenis
kewenangan yang diserahkan pengaturannya diserahkan pengaturannya kepada Nagari, Nagari
kepada Nagari menetapkan jenis kewenangannya dengan Peraturan
- Nagari dan dapat berlaku setelah mendapat
Kewenangan yang dimaksud meliputi bidang-
bidang : persetujuan dari Bupati
a) Bidang Pertanian
b) Bidang Pertambangan dan Energi Ayat (2)
c) Bidang Kehutanan dan perkebunan Cukup jelas
d) Bidang Perindustrian dan Perdagangan Ayat (3)
c) Bidang Perkoperasian Cukup jelas
? Bidang Ketenagakerjaan
g) Bidang Kesehatan Ayat (4)
h) Bidang Pendidikan dan Kebudayan Cukup jelas
I) Bidang Sosial
Pasal 16
» Bidang Pekerjaan Umum
k) Bidang Perhubungan Cukup jelas
) Bidang Lingkungan Hidup
m) Bidang Kesbang dan Politik dalam Negeri
n) Bidang Otonomi Nagari Pasal 17 |
0) Bidang Perimbangan Keuangan Cukup jelas
p) Bidang tugas Pembantuan
Pasal 18
g) Bidang Bidang Pariwisata
Cukup jelas
Huruf c
Pasal 19
Cukup jelas
Cukup jelas
Huruf d
Pasal 20
Cukup jelas
Ayat (1)
Cukup jelas
»
| nj
1 5
Ayat (2) Ayat (2)
CukupIpjelas Huruf a
Cukup jelas
Avat (3)
Cukup jelas Huruf b
Cukup jelas
Ayat (4)
Perangkat Nagari lainnya adalah : Huruf c
a) Pelaksanaan tekhnis lapangan terdiri dari Cukup jelas
Kepala Urusan dan Bendahara Nagari
b) Unsur kewilayahan adalah Kepala Jorong Huruf d
yang dibantu oleh Juru Tata Usaha Jorong Cukup jelas
Ayat (5) Huruf e
Cukup jelas Cukup jelas
Pasal 21
Huruf f
Ayatat(1) |
Cukupjelas
- Urusan
Pemerintahan antara !ain
pengaturan
kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan Huruf g
Nagari, seperti pembuatan peraturan Nagari,
Ta
Yang dimaksud dengan menkoordinasikan
-
pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembangunan Nagari secara partisipatif adalah
pembentukan Badan Usaha Milik Nagari, memfasilitasi dalam perencanaan, pelaksanaan,
kerja
sama antar Nagari
- Urusan pemanfaatan dan pelestarian pembangunan di
pembangunan antara lain pemberdayaan Nagari
masyarakat dalam penyerahan sarana
prasarana,
fasilitas umum Nagari seperti jalan Huruf h
Nagari, jembatan
Nagari dan pasar Nagari Cukup jelas
- Urusan
kemasyarakatan antara lain pemberdayaan
kemasyarakatan melalui pembinaan Hurufi
kehidupan
sosial budaya masyarakat Cukup jelas
seperti bidang pendidikan,
kesehatan, adat istiadat
13 159
Pasa! 22 Hurufk
Huruf a Cukup jelas
Cukup jelas
Huruf I
Hurufb CukupIpjelas
Cukup jelas
Huruf m
Huruf c Cukup jelas
Cukup jelas
Huruf n
Huruf d , Cukup jelas
Untuk mendamaikan perselisihan, wali Nagari Huruf
o
dapat dibantu oleh Kerapatan Adat Nagari Cukup jelas
Hunfe Pasal 23
Cukup jelas Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Japeran semua Kegiatan
Huruf f Nagari berdasarkan keweniartgan Nagari yang ada
serta tugas tugas dan keuangan dari pemerintah,
Cukup jelas
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah kabupaten
yang dimaksud dengan memberikan keterangan
Huruf g pertanggung jawaban adalah keterangan seluruh
Cukup jelas proses pelaksanaan peraturan peraturan Nagari
termasuk APB Nagari
Huruf h Yang dimaksud dengan menginformasikan
Cukup jelas laporan penyelengaraan Pemerintahan Nagari
kepada masyarakat adalah meinberikan informasi
Hurufi berupa pokok-pokok kegiatan
Cukup jelas
Ayat (2)
Hurufj Cukup jelas
Cukup jelas
141
140
Avat (3) Huruf c
BPN dapat mengajukan pertanyaan pertanyaaan Cukup jelas
kritis atas laporan keterangan pertanggung
jawaban wali Nagari, tetapi tidak dalam kapasitas Huruf d
menolak atau menerima Pernyataan melanggar sumpah'ianji jabatan
ditetapkan dengan Keputusan Pengadilan
Ayat (4):
Cukup jelas Hurufe
Cukup jelas
Ayat (5)
Yang dimaksud pembinaan dapat berupa Huruf f
pemberian sanksi dan atau penghargaan Cukup jelas
Ayat (6) Ayat 3)
Yang dimaksud dengan laporan: akhir masa Cukup jelas
jabatan adalah laporan penyelenggaraan
pemerintahan Nagari Avat (4)
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas Avat 5)
Yang dimaksud pengesahan pemberhentian adalah
Pasal 25 setelah Bupati melakukan pengujian yang
konprehensif terhadap usulan yang di sampaikan
Ayatat(1) BPN, dan untuk melakukan pengkajian dimaksud
Cukup jelas Bupati dapat membentuk Tim
Ayat (2)
Huruf a Ayat (6)
Cukup jelas Cukup jelas
Huruf b
Tidak dapat melaksanakan tugas secara Pasal 26
berkelanjutan dan atau berhalangan tetap secara Cukup jelas
berturut-turut selama 6 (enam ) bulan tidak
termasuk dalam rangka kegiatan yang berkaitan Pasal 27
dengan pemerintahan Cukup jelas
142
143
Pasal 28 Huruf b
“
Cukup jelas Yang dimaksud dengan Setia” adalah tidak pernah
terlibat gerakan sparatis, tidak melakukan gerakan
Pasal 29 secara secara inkonstitusional atau dengan
' kekerasan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak
Cukupjelas
pernah melanggar UUD 1945. Yang dimaksud
Pasal 50 : “ Setia kepada pemerintah” adalah yang
dengan
Yang dimaksud “penjabat Wali Nagari“ adalah mengakui pemerintahan yang sah menurut UUD
Sekretaris Nagari atau pejabat lain yang ditunjuk dan Negara Republik Indonesia tahun 1945.
diangkat oleh Bupati.
Huruf c
Pasal 31 Tingkatan pendidikan yang bersangkutan di buktikan
Avat (1) dengan jazah/ Surat Tanda Tamat Belajar yang
Cukup jelas dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang.
Ayat (2) Huruf d
Cukup jelas Usia yang bersangkutan di buktikan derrgan foto copy
KTP.
Ayat (3)
Pemberitahuan secara tertulis dapat di dahului Huruf e
dengan pemberitahuan lisan melalui alat komunikasi Cukup jelas
Pasa! 32 Huruf f
Cukup jelas Yang dimaksud dengan penduduk setempat adalah
penduduk yang berdomisili dan memiliki KTP
Pasal 33 Nagari setempat atau memiliki tanda bukti yang sah
Huruf a sebagai penduduk nagari setempat.
Persyaratan beragama islam bagi Calon Wati
Nagari
adalah sesuai dengan filosofi Huruf g
masyakat
minangkabau” adat basandi syarak, syarak basandi Cukup jelas
kitabullah” Huruf h
Cukup jelas
144 145
Hurufi Pasal 42
Cukup jelas Cukup jelas
Hurufj Pasal 43
Cukup jelas Cukup jelas
Hurufk Pasal 44
Cukup jelas Cukup jelas
Huaufl Pasal 45
Cukup jelas Cukup jelas
Pasal 34 Pasal 46
Cukup jelas Cukup jelas
Pasal 35 Pasal 47
Cukup jelas Peraturan Bupati yang mengatur ketentuan lebih
lanjut
mengenai perangkat Nagari sekurang-kurangnya memuat
Pasal 36
AO Tp
Cukup jelas Persyaratan calon
Mekanisme pengangkatan
Pasal 37 Masa jabatan
yu MO
Cukup jelas Kedudukan keuangan
Pasal 38 Urusan tugas
Cukup jelas Larangan
Mekanisme pemberhentian
Pasal 39
Cukup jelas Pasal 48
Cukup jeias
Pasal 40
Cukup jelas Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
146 147
Pasal 50
Huruf g
Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 51
Huruf h
Cukupjelas
Cukup jelas
Pasal 52
Pasal 54
Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 53
Pasal 55
Huruf a
Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 56
Huruf b
Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 57
Huruf c
Huruf a
Cukup Jelas persyaratan beragama islam bagi Wali Nagari
adalah sesuai dengan filosofi masyarakat
Hurufd
minangkabau adat basandi syarak syarak basandi
Cukup jelas kitabullah adat salingka Nagari serta otto daerah di
mano bumi dipijak disitu langik di
Huruf e junjuang
sedangkan yang dimaksud dengan bertagwa dalam
Yang dimaksud dengan memproses ketentuan iru dalam arti taat menjalankan
Wali Nagari adalah membentuk Panitia pemilihan kewajiban
Pemilihan agama
menetapkan calon Wali Nagari yang berhak
dipilih, menetapkan calon Wali Nagari terpilih dan Hurufb
mengusulkan calon Wali Nagari terpilih kepada yang dimaksud setia adalah tidak pernah terlibat
Bupati untuk di syahkan menjadi Wali
Nagari gerakan saparatis, tidak pernah melakukan gerakan
secara inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk
Huruf f
mengubah Dasar Negara serta tidak pemah
Cukup jelas
melanggar Undang-undang dasar 1945
148
149
Huruf c .
Huruf k
unsur -unsur yang
terdapat dalam kalimat tidak
yang dimaksud dengan penduduk Nagari setempat
pernah terlibat langsung atau tidak
langsung dalam adalah penduduk yang berdomisili dan kartu tanda
kegiatan mengkhianati negara kesatuan
negara penduduk Nagari setempat atau memiliki tanda bukti
Republik indonesia, pancasila dan UUD 1945 dan
atau kegiatan organisasi yang sah sebagai penduduk Nagari setempat.
terlarang lainnya. Tidak
dapat diubah/diganti karena peraturan daerah harus HurufI
mengacu dan tidak dapat bertentangan dengan Syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Nagari
Peraturan perundang-undangan yang lebih yang
tinggi bersangkutan adalah syarat-syarat yang menjadi
tingkatnya.
spesifikasi Nagari yang bersangkutan
Huruf d
Pasal 58
yang dimaksud dengan berpendidikan paling rendah Ayat (1)
paling rendah SLTP dan atau sederajat adalah di
buktikan ijasah tamat SMP atau MTS atau Paket Cukup jelas
B
Huruf e | Ayat (2)
Cukup jelas
Cukup jelas
Huruf f Ayat (3)
Mekanisme musyawarah dan mufakat pencalonan
Cukup jelas
anggota BPN diatur dalam peraturan Bupati -
materinya memuat :
|
Huruf g
:
a Persyaratan menjadi calon angggota BPN
Cukup jelas sesuai dengan kondisi sosial budaya
Huruf h masyarakat.
b. Mekanisme musyawarah dan mufakat
Cukup jelas
penetapan anggota
'
Huruf'i Pengesahan dan penetapan anggota
d Fungsi dan wewenang
Cukup jelas C Hak kewajiban dan larangan
ts
£ Pemberhentian dan masa keanggotaan
Hurufj
Pengesahan anggota dan pimpinan
Cukup jelas Tata cara pengucapan
—
h.
sumpah janji
Pengaturan tata tertib dan mekanisme kerja
150
j. Tata cara menggali, menampung dan Pasal 64
menyalurkan aspirasi masya
rakat
k. Hubungan Cukup jelas
kerja dengan wali Nagari dan
lembaga kemasyarakatan
Pasal 65
Il Keuangan dan administartif
Cukup jelas
Pasal 59
Cukup jelas Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 60.
Cukup jelas Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 6t
Ayat (1) Pasal 68
Cukupjelas . . Cukup jelas
Ayat (2) Pa sal 69
Cukup jelas Cukup jelas
Ayat (3) |
Pasal 70
Yang dimaksud dengan tertentu Cukup jelas
adalah rapat BPN
yang akan membahas dan me
mutuskan
yang bersifat prinsip dan kebijakan Pasal 71
strategis bagi kepentin
masyarakat Nagari dan usulan gan Cukup jelas
Wali Nagari dan melalui pemberhentian dan
pemungutan
Pasal 72
Ayat (4) Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 73
Pasal 62 Cukup jelas
Cukup jelas
Pasal 74
Pasal 63 Cukup jelas
Cukup jelas
152
153