Makalah Pembenihan Ikan Nila Akroma Hadi
Makalah Pembenihan Ikan Nila Akroma Hadi
AKROMA HADI
Fakultas Perikanan Universitas Airlangga Surabaya
E-mail: sulistiyarto@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to develop a simple, inexpensive and suitable Nile tilapia (Oreochromis niloticus) hatchery
technology for low-income communities.. This study evaluated the effectiveness of Nile tilapia hatchery in small
tarpaulin tanks with different brood fish sex ratios. The study used a completely randomized design with 3
treatments and 3 replications. The treatment of this study was the ratio male-female of Nile tilapia broods, which
included A (1:1), B (1:3), and C (1:5). Fish nursery used small tarpaulin tanks measuring 100 x 100 cm and a depth
of 50 cm. The results showed that the average production of fry/female brood was significantly affected by the sex
ratio of brood fish. The average production of fry/female was highest in the 1:1 ratio treatment (80.67 fry/female),
while the treatment of 1:3 ratio (56.0 fish/female) and 1:5 ratio (49.67 fry/female) were not significantly different.
The ratio male-female brood of 1:1 is the best for Nile tilapia fry production in small tarpaulin tanks. The condition
of water quality in small tarpaulin tanks was still be tolerated by Nile tilapia, but the water quality was not optimal
for Nile tilapia spawning. Water temperature ranges from 25 – 33 OC, dissolved oxygen 1.6 – 5.6 mg/L, and pH 5.59
– 7.68.
Keywords : Nile tilapia (Oreochromis niloticus), sex ratio, brood fish, tarpaulin tank.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengembangkan teknologi pembenihan ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang sederhana,
murah dan cocok diterapkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini mengevaluasi efektifitas
pembenihan ikan Nila di bak terpal kecil dengan rasio kelamin induk yang berbeda. Penelitian menggunakan
rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan penelitian ini adalah rasio jantan - betina
induk ikan Nila, yang meliputi A (1:1), B (1:3), dan C (1:5). Pembenihan ikan menggunakan bak terpal kecil
berukuran 100 x 100 cm dan kedalaman 50 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata produksi benih ikan
/induk betina dipengaruhi secara signifikan oleh rasio kelamin induk ikan. Rata rata produksi benih ikan/betina
tertinggi pada perlakuan rasio 1:1 (80,67 ekor/betina), sedangkan perlakuan rasio 1:3 (56,0 ekor/betina) dan
perlakuan rasio 1:5 (49,67 ekor/betina) tidak berbeda nyata. Rasio induk jantan betina 1:1 merupakan yang terbaik
untuk produksi benih ikan Nila di bak terpal kecil. Kondisi kualitas air di bak terpal kecil masih dapat ditoleransi
oleh ikan Nila, namun kualitas air tersebut kurang optimal untuk pemijahan ikan Nila. Suhu air berkisar antara 25 –
33 OC, oksigen terlarut 1,6 – 5,6 mg/L, dan pH 5,59 – 7,68.
Kata kunci : Ikan Nila (Oreochromis niloticus), rasio kelamin, induk ikan, bak terpal.
ketahanan pangan bagi masyarakat miskin di
PENDAHULUAN pedesaan atau di pinggiran kota
(Kawarazuka & Béné, 2010). Budidaya
Pengembangan budidaya ikan dengan ikan telah berperan dalam mengurangi
teknologi yang sederhana dan murah sangat kemiskinan diberbagai negara hingga saaat
diperlukan untuk masyarakat, terutama yang ini, seperti di China, Indonesia, dan Vietnam
di pedesaan dan tergolong miskin. Budidaya (Edwards, 2000).
ikan memiliki peran penting untuk
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
@LPPM UNKRIP 16 Sulistiyarto dkk
. Pembenihan ikan Nila di bak terpal kecil
Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 10. No. 1. Juni 2021 ISSN : 2301-7783
Laman : unkripjournal.com
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebanyak 9 buah. Sumber air yang digunakan
merupakan ikan yang sangat diminati oleh berasal dari air tanah. Air bak diendapkan
masyarakat, karena mudah dibudidayakan dan selama 3 hari terlebih dahulu sebelum induk
memiliki toleransi tinggi terhadap berbagai jenis ikan nila ditebar. Induk ikan Nila yang
lingkungan perairan. Ikan Nila ditetapkan sebagai digunakan dalam penelitian ini berukuran
salah satu spesies ikan air tawar komoditas sekitar 250 – 300 gr/ekor yang diambil dari BBI
unggulan, karena teknologi budidayanya relatif Dinas Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah
mudah dan harganya terjangkau oleh masyarakat di Tangkiling Palangka Raya. Selama penelitian,
(Aliah 2017). pakan ikan yang digunakan adalah pellet
Ketersediaan benih merupakan faktor yang komersial dengan kadar protein 32% yang
mempengaruhi keberlanjutan budidaya ikan diberikan sebanyak 3 % dari bobot induk ikan
Nila. Pembenihan ikan Nila pada umumnya per hari. Sesuai dengan Costache et al. (2011)
melalui pemijahan secara alami. Ikan ini dapat dan Al Ghozali (2021) yang menyatakan bahwa
bertelur sepanjang tahun, terutama pada musim pakan induk ikan Nila sebaiknya mengandung
hujan. (Al Ghozali et al. 2021). Ikan Nila dapat protein 28 – 33%.
dibudidayakan dalam skala industry dan skala Penelitian menggunakan rancangan acak
rumah tangga. lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan.
Kolam pemijahan ikan Nila biasanya Perlakuan dalam penelitian ini adalah rasio
menggunakan kolam tanah atau bak beton yang kelamin (sex ratio) induk ikan Nila. Rasio
cukup besar. Seperti di UPT PBAT Pasuruan kelamin induk yang akan diuji dalam penelitian
menggunakan bak beton berukuran 2 x 4 meter ini adalah Perlakuan A : rasio jantan betina 1 : 1,
dan 4 x 8 meter (Al Ghozali et al. 2021), perlakuan B : rasio jantan betina 1 : 3, dan
sedangkan di Unit Kerja Budidaya Air Tawar perlakuan C : rasio jantan betina 1 : 5. Induk
(UKBAT) Cangkringan menggunakan kolam ikan Nila dipelihara dalam bak pembenihan
400 m2 (Iskandar dkk. 2021), yang tentunya tersebut selama 30 hari. Mulai hari ke 21 hingga
memerlukan investasi yang cukup besar. ke 30, benih ikan yang dihasilkan dipanen dan
Mahalnya investasi bak pembenihan akan dihitung jumlahnya. Panen benih dilakukan
menjadi hambatan bagi masyarakat tergolong dengan menggunakan scoopnet hingga seluruh
miskin. Teknologi yang sederhana dan murah benih ikan tertangkap. Selanjutnya benih ikan
diperlukan untuk masyarakat yang tergolong dipindah ke bak yang terpisah untuk
miskin. Penggunaan bak terpal yang berukuran pemeliharaan benih. Untuk mempertahankan
kecil (ukuran 100 x100 cm) untuk tempat kualitas air yang baik, maka setiap minggu
pemijahan ikan Nila merupakan teknologi dilakukan pergantian air sebanyak 20 %.
sederhana dan murah. Konsekuensi penggunaan Kualitas air yang diamati selama penelitian yaitu
bak yang kecil adalah jumlah induk yang oksigen terlarut (DO) menggunakan DO-meter,
digunakan harus lebih sedikit. Bak yang kecil pH air menggunakan pH-meter, dan suhu air
memiliki risiko meningkatnya kanibalisme menggunakan thermometer digital.
dimana ikan yang belum memijah akan Produksi benih ikan tiap perlakuan dianalisis
memakan anak ikan Nila. Penelitian ini menggunakan analisis keragaman (ANOVA). Uji
bertujuan untuk mengembangkan teknologi lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil atau
pembenihan ikan Nila yang sederhana dan BNT untuk mengetahui perlakuan yang terbaik
murah yang cocok untuk masyarakat yang memberikan hasil produksi benih terbanyak.
berpenghasilan rendah. Penelitian ini Analisis statistic dilakukan dengan bantuan
mengevaluasi efektifitas pembenihan ikan Nila software Microsoft Excel.
menggunakan bak terpal kecil dengan rasio
induk jantan dan betina 1:1; 1:3; dan 1:5. HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam pembenihan pada umumnya 1: mengawini satu induk betina. Ikan Nila
3 (Al Ghozali, 2021). Induk ikan nila ditebar merupakan ikan mouth brooder yaitu telur yang
dengan kepadatan 1 ekor/m 2 (Iskandar dkk, dilepaskan ketika memijah akan diinkubasi
2021). Pada masyarakat yang melaksanakan dalam rongga mulut induk betina, hingga anak
pembenihan skala kecil atau skala rumah tangga, ikan mampu berenang bebas (Pullin &
metode ini sulit dilaksanakan, karena LoweMcConnell, 1982). Dengan demikian pada
keterbatasan lahan maupun dana. pembenihan ikan Nila dimungkinkan dengan
Penggunaan bak terpal kecil berukuran 100 menempatkan 1 pasang induk jantan betina
x100 cm, konsekuensinya jumlah induk harus dalam 1 bak seperti perlakuan A. Sedangkan
sedikit. Sempitnya bak dan sedikitnya jumlah pada perlakuan B dan C, pemijahan akan
induk ikan akan mempengaruhi interaksi sosial berlangsung secara bergantian dari 3 - 5 induk
antar induk ikan seperti tingkat agresifitas betina yang ada.
territorial, demikian juga dimungkinkan Data rata rata produksi benih/betina
terjadinya kanibalisme induk terhadap benih ikan. disajikan pada Tabel 1. Produksi benih ikan
Hal ini menyebabkan produksi benih ikan akan Nila/betina berkisar antara 47 – 90 ekor/betina.
berbeda antara pembenihan secara masal dengan Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan yang
pembenihan di bak yang kecil dengan jumlah diperoleh Costache et al. (2011) yaitu 38 – 55
induk yang sedikit. benih/betina dengan perlakuan kepadatan induk
Tabel 1 menyajikan jumlah produksi benih 5 – 12 ekor/m2. Hasil analisis menunjukkan
ikan Nila di bak terpal kecil dengan komposisi bahwa rata rata produksi benih ikan Nila/induk
rasio induk jantan betina yang berbeda. betina berbeda sangat nyata antar perlakuan
(Fhitung = 11,8). Berdasarkan uji lanjut BNT
Tabel 1. Jumlah produksi benih ikan Nila menunjukkan bahwa rata rata produksi benih
ikan Nila/betina tertinggi pada perlakuan A,
sedangkan perlakuan B dengan C tidak berbeda
Perlakuan rasio jantan betina nyata (Nilai BNT0,05 = 13,08335).
Parameter Induk ikan Nila Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
A(1:1) B(1:3) C(1:5) rasio jantan betina 1:1 merupakan yang terbaik
untuk produksi benih ikan di bak terpal ukuran
Rata rata produksi kecil 1 x 1 meter, karena menghasilkan
benih tiap bak 80,67c 168,67b 248,67a benih/betina yang paling tinggi. Ikan nila yang
(ekor/bak) hidup di alam memiliki rasio kelamin sekitar
Rata rata produksi 1:1,16 (Teame et al. 2018). Dengan demikian
benih tiap induk secara alami rasio kelamin mendekati 1:1.
80,67a 56,00b 49,67b
betina Sinaga dkk (2020) menyatakan bahwa rasio
(ekor/betina) jantan betina induk pada saat pemijahan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kuantitas
Rata rata produksi benih ikan Nila tiap bak benih ikan nila yang dihasilkan.
terpal berbeda sangat nyata antar perlakuan Laporan penelitian rasio kelamin induk
(nilai Fhitung = 132,4). Berdasarkan uji lanjut memberikan hasil yang beragam. Adel (2012)
BNT menunjukkan bahwa rata rata produksi dan Sinaga dkk (2020) menemukan bahwa rasio
benih ikan Nila tiap bak terpal yang tertinggi jantan betina induk 1:3 memberikan hasil benih
adalah perlakuan C, diikuti perlakuan B, dan yang terbanyak. Sedangkan Muntaziana et al.
terendah perlakuan A (Nilai BNT 0,05 = (2011) tidak memperoleh perbedaan jumlah
20,03623). Dengan demikian rata rata produksi benih yang signifikan antara rasio jantan betina
benih ikan Nila tiap bak meningkat dengan induk 1:1 dengan 1:3. Pada jenis Nila yang
meningkatnya jumlah induk betina. Hal ini berbeda menunjukkan hasil yang berbeda.
menunjukkan bahwa induk betina pada tiap Nyanchiri et al. (2017) menyatakan induk ikan
perlakuan dapat memijah. Oreochromis esculentus memiliki performa
Ikan Nila termasuk dalam family Cichlidae. reproduksi yang optimum bila menggunakan
Pemijahan ikan Cichlidae menggunakan strategi rasio 1:1. Sedangkan ikan Oreochromis aureus,
berpasangan, yaitu satu induk jantan akan rasio jantan betina yang menghasilkan benih
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
@LPPM UNKRIP 18 Sulistiyarto dkk
. Pembenihan ikan Nila di bak terpal kecil
Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 10. No. 1. Juni 2021 ISSN : 2301-7783
Laman : unkripjournal.com
namun kualitas air tersebut kurang optimal untuk Red Tilapia (Oreochromis niloticus) at
pemijahan ikan Nila. UPT of Freshwater Aquaculture Fisheries
(PBAT), Pasuruan. Journal of Marine
KESIMPULAN Resources & Coastal Management 2 (1):
20-24.
Rata rata produksi benih ikan nila/induk Aliah RS. 2017. Rekayasa Produksi Ikan Nila
betina dipengaruhi secara signifikan oleh rasio Salin untuk Perairan Payau di Wilayah
jantan betina induk ikan . Rata rata produksi Pesisir. Jurnal Rekayasa Lingkungan 10
benih ikan nila/betina tertinggi pada perlakuan (1)
rasio 1:1 (80,67 ekor/betina), sedangkan : 17 – 24
perlakuan rasio 1:3 (56,0 ekor/betina) dengan Costache M, Oprea D, Radu D, Bucur C. 2011.
perlakuan rasio 1:5 (49,67 ekor/betina) tidak Testing the Reproductive Potential of Nile
berbeda nyata. Rata rata produksi benih ikan nila Tilapia (Oreochromis niloticus) under Eco
/betina cenderung menurun dengan meningkatnya Technological Conditions from Nucet.
jumlah induk betina, atau meningkatnya rasio Bulletin UASVM Animal Science and
jantan betina induk ikan nila. Hasil penelitian ini Biotechnologies 68: 1-2.
menunjukkan bahwa rasio jantan betina 1:1 Hadie LE, Dewi SPS, Hadie W. 2013.
merupakan yang terbaik untuk produksi benih Efektivitas strain ikan nila srikandi
ikan di bak terpal ukuran kecil 1 x 1 meter, (Oreochromis niloticus) dalam perbenihan
karena menghasilkan benih/betina yang paling skala massal. Jurnal Iktiologi Indonesia 13
tinggi. (1) : 13-23.
Kondisi kualitas air di bak terpal ukuran Edwards, P. 2000. Aquaculture, Poverty
kecil masih dapat ditoleransi oleh ikan nila, Impacts and Livelihoods; Overseas
namun kualitas air tersebut kurang optimal untuk Development Institute: London, UK Iskandar,
pemijahan ikan nila. Suhu air berkisar antara 25 – A., Islamay, R, S., Kasmono, Y. 2021.
33 OC, oksigen terlarut 1,6 – 5,6 mg/L, dan pH Optimalisasi Pembenihan Ikan Nila Merah
5,59 – 7,68. Nilasa oreochromis sp. Di Ukbat Cangkringan,
Tabel 2. Nilai rata rata hasil pengamatan
A(1:1)
kualitas B(1:3)
air selama penelitian
C(1:5)
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
@LPPM UNKRIP 21 Sulistiyarto dkk
. Pembenihan ikan Nila di bak terpal kecil