Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PERLINDUNGAN TEBING SUNGAI BAH BOLON SUMATERA UTARA

MENGGUNAKAN BLOK BETON SEGMENTAL DENGAN PERKUATAN GEOSINTETIK

ANALYSIS OF THE PROTECTION OF THE BAH BOLON RIVER, NORTH SUMATRA USING
SEGMENTAL CONCRETE BLOCK WITH GEOSINTHETIC REINFORCEMENT

Novdin Manoktong Sianturi


Program Studi Teknik Sipil, Universitas Simalungun
Jl. Sisingamangaraja Barat, Bah Kabul, Siantar Sitalasari, Kota Pematang Siantar, 21142
Correspondent Email: msnovdin@gmail.com
Diterima: 23 April 2022; Direvisi: 25 April 2022; Disetujui: 07 September 2022

ABSTRACT
The scouring on the riverbed can cause landslides and erosion of riverbanks. Landslides that occur on riverbanks are one
type of landslide caused by river flows. Soil retaining construction can be built to protect riverbanks from scouring on rivers
and maintain soil stability. For this reason, it is necessary to research the design of retaining walls on riverbanks The
purpose of this study was to design a river bank retaining wall that is safe against internal and external stability. The
research method is carried out through the design of retaining soil from segmental concrete blocks with geosynthetic
reinforcement based on soil data at the location of river cliffs, cliff heights, and river bank slopes. The research location is
in the Bah Bolon River, Simalungun Regency, North Sumatra Province. The time of study was carried out from March 2021
to July 2021. The safety factor of the retaining wall is analyzed, for internal and external stability. The results showed that
the value of the shear angle of the soil is an important soil parameter to know in the design of retaining walls. The value of
the wall safety factor is getting higher with the increasing value of the soil shear angle. Geosynthetic reinforcement is more
economical and retaining walls are more stable on soils with higher shear angle values.
Keywords: Riverbanks, retaining wall, geosynthetic reinforcement, stability, segmental concrete.

ABSTRAK
Gerusan di dasar sungai dapat menyebabkan longsor dan pengikisan pada tebing sungai. Longsor yang terjadi pada tebing
sungai merupakan salah satu jenis longsor yang disebabkan oleh derasnya aliran sungai. Konstruksi penahan tanah dapat
dibangun guna melindungi tebing sungai dari gerusan pada sungai dan menjaga stabilitas tanah, untuk itu perlu
penelitian perancangan dinding penahan pada tebing sungai. Tujuan penelitian ini adalah untuk merencanakan dinding
penahan tebing sungai yang aman terhadap stabilitas internal dan stabilitas eksternal. Metode penelitian dilakukan
melalui perancangan penahan tanah dari blok beton segmental dengan perkuatan geosintetik berdasarkan data tanah di
lokasi tebing sungai, tinggi tebing, dan kemiringan tebing sungai. Lokasi penelitian di Sungai Bah Bolon Kabupaten
Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan pada Maret 2021 sampai Juli 2021. Faktor keamanan
dinding penahan dianalisis, baik terhadap stabilitas internal maupun terhadap eksternal. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai sudut geser tanah merupakan parameter tanah yang penting diketahui dalam perancangan dinding penahan.
Nilai faktor keamanan dinding semakin tinggi dengan semakin meningkatnya nilai sudut geser tanah. Perkuatan
geosintetik semakin ekonomis dan dinding penahan tanah semakin stabil pada tanah yang memiliki nilai sudut geser yang
semakin tinggi.
Kata Kunci: Tebing sungai, dinding penahan, perkuatan geosintetik, stabilitas, beton segmental.

DOI: https://doi.org/10.32679/jth.v13i2.691 113


© Bintek SDA, Dirjen SDA, Kementerian PUPR Naskah ini di bawah kebijakan akses terbuka dengan lisensi CC-BY-SA
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 13 No. 2, Desember, 2022 : 113 - 126

PENDAHULUAN akibat erosi atau gerusan pada sungai dan menjaga


stabilitas tanah terhadap guling dan geser pada
Sungai merupakan saluran alami yang dapat
tanah di lokasi sungai itu sendiri. Peningkatan
berfungsi untuk mengalirkan air (Mukhriansyah,
akumulasi curah hujan di daerah aliran sungai
2018). Air yang mengalir melalui sungai dapat
memiliki potensi dalam meruntuhkan tebing sungai
mengakibatkan gerusan pada tanah dasar maupun
(Sukatja et al., 2021). Dinding penahan tanah
tebing sungai. Gerusan yang terjadi terus-menerus
konvensional umumnya berupa dinding gravitasi
akan membentuk lubang-lubang gerusan di dasar
atau dinding kantilever yang terbuat dari pasangan
sungai maupun tebing sungai. Tebing sungai
beton dapat dipertimbangkan untuk penahan pada
merupakan lokasi rawan akan terjadinya longsor
tebing sungai. Dinding penahan tanah merupakan
yang bisa diakibatkan oleh gerusan air pada dinding
konstruksi penting pada pekerjaan sipil yang
sungai. Aliran sungai dapat menyebabkan erosi, hal
mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan lainnya,
ini terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai
dinding penahan berupa struktur yang dirancang
oleh terjangan aliran sungai yang kuat terutama
untuk menahan tekanan lateral (Ishak & Ruwiyo,
pada belokan sungai. Jika batuan penyusun tebing
2018). Konsep tanah bertulang dengan tanah urug
sungai tidak kuat, maka pengikisan tanah sangat
yang diperkuat dengan tulangan lajur–lajur baja
mudah terjadi dan dalam jangka yang panjang dapat
atau lembaran–lembaran geosintetik (geotekstil
mengakibatkan kelongsoran. Longsor tebing sungai
dan geogrid). Grid-grid ini dapat berupa grid bambu
sendiri merupakan salah satu jenis longsor yang
yang terbukti memberikan dampak yang baik pada
disebabkan oleh aliran sungai.
perkuatan tanah (Waruwu et al., 2018, Waruwu, et
Proses kelongsoran tebing ini terjadi akibat al., 2019a; Waruwu et al., 2020). Perkuatan dalam
adanya proses gerusan di dasar tebing, hal ini arah vertikal dapat menggunakan sistem pelat
mengakibatkan pengikisan pada dinding sungai. terpaku dari beton dan tiang dari material bambu
Kelongsoran ini dapat mengakibatkan penurunan (Waruwu et al., 2016; Waruwu et al., 2019a;
permukaan tanah dan meningkatkan sedimen di Waruwu et al., 2019b; Maulana et al., 2019).
dasar sungai (Sianturi et al., 2021). Semakin tinggi
Suatu konstruksi dinding penahan tanah yang
sedimen, debit aliran sungai semakin rendah, untuk
terdiri dari lapisan-lapisan tanah timbunan yang
itu perlu upaya peningkatan kesadaran dan
dipadatkan dan memiliki facing yang terbuat dari
partisipasi masyarakat untuk konservasi sungai
beton precast dengan akurasi tinggi, diperkuat
(Sianturi et al., 2019).
menggunakan sabuk atau disebut friction tie.
Longsor merupakan salah satu jenis gerakan Konstruksi semacam ini dinamakan Geoforce
tanah yang mengakibatkan terganggunya Segmental Retaining Wall (GSRW). Dinding penahan
kestabilan lereng dan menimbulkan bencana alam tanah yang didesain dan dipelihara dengan baik
lainnya (Sianturi et al., 2012). Tanah longsor secara dapat mencegah terjadinya erosi pada tebing dan
garis besar bisa terjadi karena dua faktor yaitu dasar sungai saat terjadi hujan, sehingga dampak
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor bencana alam seperti banjir dan tanah longsor pada
pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi daerah pemukiman dapat dicegah (Rosihun &
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu Endaryanta, 2011).
adalah faktor penyebab bergeraknya tanah
Tipe konstruksi penahan tanah dapat berupa
tersebut. Secara umum faktor yang memicu dan
dinding gravitasi, semi gravitasi, kantilever, dinding
menyebabkan longsor pada tebing sungai adalah
counterfort, dan dinding tanah bertulang atau
tinggi muka air sungai, kemiringan dasar sungai,
dinding tanah diperkuat (Rosihun & Endaryanta,
debit aliran sungai, jenis butiran dasar sungai, dan
2011). Penahan tebing sungai dapat menggunakan
penampang basah sungai (Mukhriansyah, 2018).
bronjong untuk mengatur arah arus sungai,
Aliran sungai yang terganggu dapat berdampak mengurangi kecepatan aliran, dan mengamankan
pada distribusi air bersih untuk kebutuhan tebing sungai (Benyamin et al., 2017). Sedangkan
masyarakat (Damanik & Sianturi, 2018). Longsor untuk penahan tanah dapat menggunakan dinding
tebing sungai dapat dicegah dengan pelindung tanah bertulang yang diberi perkuatan dari bahan
tebing berupa riprap, bronjong, dinding penahan geosintetik maupun dari bahan metal. Pemilihan
beton, dan penahan lainnya (Mukhriansyah, 2018). dinding blok beton segmental yang diperkuat
Perlu penataan sungai yang lebih baik untuk dengan tulangan-tulangan geosintetik yang
meningkatkan kebutuhan air bersih dan merupakan material komposit yang terdiri dari
kesejahteraan masyarakatnya (Sianturi, 2014). blok–blok beton dinding penahan segmental tanah
dan tulangan geosintetik (Sholeh & Yunaefi, 2016).
Perkuatan lereng seperti konstruksi penahan
tanah dibangun guna melindungi tebing sungai

114
Analisis Stabilitas Penahan Tanah Sebagai Pelindung Tebing Sungai.…(Sianturi)

Faktor keamanan tanpa perkuatan didapatkan Tanah Universitas Simalungun. Sifat-sifat fisik
antara 1,2-1,4 sedangkan faktor aman terhadap diketahui melalui uji density, kadar air, Atterberg
gaya guling dengan perkuatan didapatkan sekitar limit, analisa ayak, dan hidrometer, sedangkan sifat
3,5 (Mina et al., 2019). Faktor keamanan stabilitas teknis diketahui melalui uji kuat geser. Uji kuat
penahan tanah dipengaruhi oleh jenis dan tipe geser tanah pada penelitian ini ditentukan dengan
penahan tanah. Dengan demikian nilai faktor menggunakan alat uji geser langsung (Direct Shear
keamanan tidak selalu berlaku umum, tetapi sesuai Test) tipe CD. Data-data tanah yang didapatkan dari
dengan kondisi tertentu. hasil uji geser langsung di antaranya kohesi (c’) dan
sudut geser tanah (ϕ’). Uji ini relevan dengan
Dinding penahan tipe gravitasi memberikan
parameter tanah yang digunakan pada analisis
faktor keamanan yang tinggi terhadap guling dan
dinding penahan tebing.
daya dukung, karena memiliki berat yang signifikan
dan lebar dasar yang cukup besar. Kondisi aman
untuk perancangan tebing dikatakan memuaskan
untuk potongan dan timbunan apabila memiliki
faktor keamanan 1,3-1,4, sedangkan faktor
keamanan 1,5-1,7 tebing dikatakan mantap untuk
tebing dari lereng tubuh bendungan (Yuliana et al.,
2018).
Lokasi penelitian diambil di daerah
Simalungun, karena Pematang Siantar dan
beberapa lokasi lainnya di Simalungun, sering
terjadi longsor. Hal ini disebabkan oleh curah hujan
yang cukup tinggi di daerah ini (Sianturi et al., Sungai Bahbolon
2012). Tujuan penelitian ini adalah melakukan
pengujian tanah pada tebing sungai, merencanakan BH-3
penahan tanah, menganalisis faktor keamanan Sungai Bahbolon
BH-2
terhadap stabilitas internal baik ketahanan tarik BH-1
maupun terhadap cabut, dan stabilitas eksternal
pada tebing sungai khususnya terhadap geser dan (a)
guling.
METODOLOGI Lebar perkuatan 0,2 m

Bahan penelitian diambil dari lokasi pinggir


tebing sungai Bah Bolon di Kabupaten Simalungun Sungai Bahbolon

Provinsi Sumatera Utara. Daerah aliran sungai Rencana


(DAS) Sungai Bahbolon melewati kota dan daerah Dinding penahan
tebing
perkebunan di daerah Simalungun. Perkembangan
pembangunan yang begitu pesat memicu
peningkatan erosi maupun sedimen dan semakin
mengurangi infiltrasi, hal ini dapat berpengaruh Balok segmental

pada morfologi Sungai Bahbolon seperti terlihat


(b)
pada peta di Gambar 1.a dan denah rencana
Gambar 1 (a) DAS Sungai Bahbolon;
tanggul seperti telihat pada Gambar 1.b.
(b) Denah rencana dinding penahan
Tebing sungai yang dianalisis terlihat pada
Gambar 2.a. Dinding penahan segmental tanah
bertulang dengan elemen Segmental Dengan
Diperkuat Geosintetik seperti terlihat pada
Gambar 2.b.
Sampel tanah diambil di 3 (tiga) titik yang
mewakili kondisi tebing dilihat dari ketinggian dan
kemiringannya, yang terdiri atas titik BH-1, BH-2,
dan BH-3 seperti pada Gambar 1a. dan dari setiap (a) (b)
lubang bor diambil sampel terganggu (disturbed) Gambar 2 (a) Lokasi Penelitian Bentuk Tebing Sungai
dan tidak terganggu (undisturbed) pada interval (b) Dinding penahan segmental tanah
kedalaman 2-2,5 m. Masing-masing titik diambil bertulang dengan elemen Segmental
sampel tanah untuk diuji di laboratorium Mekanika Dengan Diperkuat Geosintetik

115
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 13 No. 2, Desember, 2022 : 113 - 126

Pengujian sampel tanah untuk setiap titik diperlukan pada analisis kestabilan dinding
pengujian masing-masing 1 (satu) tabung contoh. penahan tanah yang akan direncanakan.
Jumlah benda uji terdiri dari 3 (tiga) sampel tanah
Tahapan penelitian dimulai dari pengamatan
yang diuji dengan serangkaian uji di laboratorium.
lokasi, pengukuran tebing, pengambilan sampel
Titik-titik uji Bor hole (BH-1, BH-2, dan BH-3)
tanah disturbed dan undisturbed, uji sampel tanah,
seperti terlihat pada Gambar 1.a. Masing-masing
kemudian dilanjutkan dengan perancangan
lubang bor diambil sampel tak terganggu dalam
penahan tanah, dan analisis stabilitas. Prosedur
tabung contoh sebanyak 1 (satu) tabung.
penelitian selengkapnya dapat dilihat pada diagram
Berdasarkan pengujian ini dilakukan analisis hasil
alir penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
untuk mendapatkan parameter tanah yang

Mulai

Persiapan bahan penelitian


1. Survei lokasi penelitian
2. Pengukuran di lokasi tebing sungai
3. Pengambilan sampel tanah undisturbed

Pengujian sampel tanah di


laboratorium untuk menentukan Tidak
parameter tanah c, c’, ϕ, ϕ’, w, γsat,
γb, γd, dan γ’

Ya
Perancangan dinding penahan tanah
1. Penentuan tipe penahan tanah
2. Penentukan jarak dan panjang perkuatan
3. Penentukan dimensi keseluruhan

Analisis stabilitas
Tidak
1. Stabilitas internal
2. Stabilitas eksternal

Faktor Keamanan
Menurut SNI 8460 (2017), FK tarik ≥ 1,5, FK Cabut ≥
1,5, FK Guling ≥ 2 dan FK Geser ≥ 1,5

Ya
Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3 Bagan Alir Penelitian

116
Analisis Stabilitas Penahan Tanah Sebagai Pelindung Tebing Sungai.…(Sianturi)

Tekanan Lateral Tanah 𝜑


Kp = 𝑡𝑎𝑛2 (45∘ + 2 ) ........................................................... (5)
Tekanan lateral dibedakan berdasarkan
keadaan tanah di sekitar konstruksi, di antaranya Pp = 1 .K p . .H 2 + q.H .K p ............................................. (6)
tekanan tanah lateral aktif, tekanan tanah lateral 2
pasif, dan tekanan tanah diam (Ishak & Ruwiyo, 𝑐𝑜𝑠2(𝜑+𝜃)
2018). Nilai tekanan lateral merupakan perkalian Kp = 2 ............ (7)
𝑠𝑖𝑛(𝜑−𝛿).𝑠𝑖𝑛(𝜑+𝛼)
antara tekanan vertikal dengan koefisien tekanan 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃.𝑐𝑜𝑠(𝛿−𝜃)[1−√
𝑐𝑜𝑠(𝛿−𝜃).𝑐𝑜𝑠(𝛼−𝜃)
]
tanah.
Pp = 1 .K p . .H 2 ................................................................... (8)
Tekanan Tanah Lateral Aktif 2
Koefisien tekanan tanah aktif menurut Rankine Dimana:
dan Coulomb seperti diuraikan pada Persamaan (1)
dan Persamaan (3), sedangkan tekanan tanah aktif Kp : Koefisisen tekanan lateral pasif
menurut Rankine dan Coulomb ditunjukkan pada Pp : Tekanan tanah lateral pasif
Persamaan (2) dan Persamaan (4). Persamaan (2)  : Sudut gesek dalam tanah
terjadi pada kondisi khusus, dimana sudut  = 0 o  : Berat isi tanah
dan  = 90o, dengan menggunakan koefisisen
tekanan lateral aktif (Ka) dari Persamaan (1). Stabilitas Internal
Sebaliknya apabila memperhitungkan sudut  dan Stabilitas internal berkaitan dengan dimensi
, maka Persamaan (4) menggunakan nilai K a dari perkuatan pada penahan tanah yang direncanakan.
Persamaan (3). Teori Rankine dan Coulomb dapat Stabilitas internal yang ditinjau terdiri dari tinjauan
digunakan untuk menganalisis faktor keamanan terhadap gaya tarik dan gaya cabut perkuatan atau
pada analisis stabilitas dinding penahan untuk tulangan.
perkuatan tebing (Mina et al., 2019).
𝜑 Tinjauan Terhadap Gaya Tarik
Ka = 𝑡𝑎𝑛2 (45∘ − 2 )............................................................ (1)
Gaya tarik memerlukan parameter koefisien
Pa = 1 .K a . .H 2 + q.H .K a .............................................. (2) tekanan tanah aktif menurut Rankine dan Coulomb
2 yang dapat dihitung dari Persamaan (1) dan
Persamaan (3). Gaya tarik (T) dapat dihitung
𝑐𝑜𝑠2(𝜑−𝜃)
Ka = ............ (3) dengan Persamaan (9) dan faktor keamanan
𝑠𝑖𝑛(𝜎+𝜑).𝑠𝑖𝑛(𝜑−𝛼)2
𝑐𝑜𝑠 2 𝜃.𝑐𝑜𝑠(𝛿+𝜃)[1+√
𝑐𝑜𝑠(𝛿+𝜃).𝑐𝑜𝑠(𝜃−𝛼)
] terhadap gaya tarik seperti pada Persamaan (10),
dimana tebal balok segmental (z) dan lebar balok
Pa = 1 .K a . .H 2 ..................................................................... (4) horizontal (b), seperti terlihat pada Gambar 4.
Panjang
2 overlop
Balok segmental
Balok segmental
40x32x20 cm
1.3 3.90 40 cm x 32 cm x 20 cm

Dimana: Z== 0.40


40 cm
12 Z

11 Zona Aktif

10 LR

Ka : Koefisisen tekanan lateral aktif 9

Pa : Tekanan tanah lateral aktif


8
Le
5.00 7 Zona longsor

 : Sudut gesek dalam tanah 6

 : Berat isi tanah


5

4
Zona pasif
3

Tekanan Tanah Lateral Pasif 1

b
Koefisien tekanan tanah lateral pasif menurut 4.60

Rankine dan Coulomb seperti diuraikan pada Gambar 4 Balok Segmental


Persamaan (6) dan Persamaan (7), sedangkan
tekanan tanah lateral pasif menurut Rankine dan
Coulomb ditunjukkan pada Persamaan (6) dan
T = 1 .K a . .H 2 .b ................................................................. (9)
2
Persamaan (8). Persamaan (6) terjadi pada kondisi
khusus, dimana sudut  = 0 o dan  = 90o, dengan Dimana:
menggunakan koefisisen tekanan lateral pasir (K p) T : Gaya tarik
dari Persamaan (5). Sedangkan apabila Ka : Koefisisen tekanan lateral aktif
memperhitungkan sudut  dan , maka Persamaan  : Berat isi tanah
(8) menggunakan nilai Ka dari Persamaan (7). H : Tinggi tekanan
b : Lebar balok horizontal

117
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 13 No. 2, Desember, 2022 : 113 - 126

T Stabilitas Eksternal
SF = ……………………………………………(10)
K a . .H .dz Stabilitas eksternal yang ditinjau pada
penelitian ini dibatasi pada akibat gaya-gaya luar
Dimana:
yang mengakibatkan guling dan geser. Menurut SNI
SF : Faktor keamanan 8460 (2017), faktor keamanan minimum untuk
Ka : Koefisisen tekanan lateral aktif setiap dinding penahan tanah adalah minimum 2
T : Gaya tarik untuk faktor keamanan terhadap guling dan
 : Sudut gesek dalam tanah minimum 1,5 untuk faktor keamanan terhadap
 : Berat isi tanah geser lateral. Tekanan tanah lateral aktif (Pa)
dihitung menggunakan Persamaan (2) untuk
Tinjauan Terhadap Gaya Cabut Tulangan metode Rankine dan Persamaan (4) untuk metode
Coulomb. Faktor keamanan terhadap bahaya guling
Koefisien tekanan tanah lateral aktif yang lebih besar dari 2 (SNI 8460, 2017).
digunakan dalam perhitungan gaya cabut menurut
Rankine dan Coulomb seperti diuraikan pada Stabilitas guling ditentukan berdasarkan
Persamaan (1) dan Persamaan (3). Mekanisme perbandingan momen pasif (MR) dengan momen
terjadi gaya cabut tulangan dapat dilihat pada aktif pada 1/3 tinggi penahan tanah (MD). Gaya
Gambar 5. Gaya tahanan (DFR) dapat dicari berat dan momen pasif dapat ditentukan dengan
menggunakan Persamaan (11). Dimana Lo = menggunakan Gambar 6.
ketebalan overlap (m), f = koefisien geser bahan
𝑊1 .𝑋1 +𝑊2 .𝑋2 +𝑊𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 +𝑃𝑎 .𝑠𝑖𝑛 𝛿.𝐿
dengan bahan = tan ϕ, s = koefisien geser bahan SF = ............. (14)
dengan tanah = tan , dan gaya maksimum (DFmax) 𝑃𝑎 .𝑐𝑜𝑠 𝛿.𝐻⁄3
seperti pada Persamaan (12). Nilai ϕ didekati dari Dimana:
sudut geser tanah hasil uji kuat geser, sedangkan
nilai  ditentukan dari sudut geser antara dinding SF : Faktor keamanan
dengan tanah (secara praktis biasanya diambil = W : Gaya berat
1/3 ϕ). Faktor keamanan terhadap gaya cabut x : Jarak horizontal
tulangan dicari dengan menggunakan Persamaan Pa : Tekanan tanah lateral aktif
(13). H : Tinggi tekanan
Tekanan tanah lateral aktif (Pa) yang digunakan
DFR = Lo . .(H − dz )(
.  F +  S ) .................................... (11) pada analisis faktor keamanan terhadap gaya geser
sama dengan yang digunakan pada analisis faktor
DFmax = K a . .H .dz ........................................................... (12) keamanan terhadap gaya guling. Faktor keamanan
terhadap bahaya geser lebih besar dari 1,5 (SNI
8460, 2017). Stabilitas geser ditentukan
SF = DFR .......................................................................... (13) berdasarkan perbandingan gaya pasif (FR) dengan
DFmax gaya aktif (FD).
Gaya normal Panjang
Panjang
xi overlap
overlap
overlop
Blok beton segmental
wi
Balok segmental
Gesekan 40 cm x40x32x20
32 cm x 20
cmcm
15
3,50
3.50
m Gaya normal
Gaya cabut Tulangan 14
3,20 m
3.20 Z = 40
Z cm
= 0.40

13 3,00
3.00m
12
ZonaAktif
Zona aktif
Butiran tanah 11 LRLR
10

Le
9
Le
6.00 8
Gaya normal 7
Zona longsor
6
Gambar 6 Sketsa Dinding Penahan Tanah
Gambar 5 Mekanisme Gaya Cabut Tulangan 5

4
𝑊1 +𝑊2 +𝑊𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 +𝑃𝑎 .𝑠𝑖𝑛 𝛿
Dimana:
3 Zona pasif
[𝐶+( ).𝑡𝑎𝑛 𝛿]×𝐿
𝐿
SF =
2

1 (15)
SF : Faktor keamanan 𝑃𝑎 .𝑐𝑜𝑠 𝛿
DFR : Gaya tahanan Dimana: Z = 40 cm
DFmax : Gaya maksimum
3.80

Lo : Ketebalan overlap SF : Faktor keamanan


H : Tinggi tekanan W : Gaya berat
 : Berat isi tanah x : Jarak horizontal
f : Koefisien geser bahan dengan bahan Pa : Tekanan tanah lateral aktif
s : Koefisien geser bahan dengan tanah H : Tinggi tekanan

118
Analisis Stabilitas Penahan Tanah Sebagai Pelindung Tebing Sungai.…(Sianturi)

HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Keamanan Terhadap Gaya Tarik


Pembahasan yang digunakan pada penelitian Faktor keamanan terhadap gaya tarik dianalisis
ini dibatasi pada hasil analisis yang dilakukan menggunakan Persamaan (10). Hasil analisis dapat
berdasarkan Persamaan 1 sampai Persamaan 15 dilihat pada Tabel 1. Faktor keamanan terhadap
dan tidak membahas hasil analisis menggunakan gaya tarik dari metode Rankine dan Coulomb tidak
software tertentu. Hasil Analisis penahan tanah memberikan perbedaan yang berarti. Faktor
pada tebing sungai dilakukan dalam 3 (tiga) tahap keamanan terlihat dipengaruhi oleh nilai sudut
di antaranya analisis tekanan tanah lateral, geser dalam tanah. Nilai sudut geser dalam yang
stabilitas internal, dan stabilitas eksternal untuk semakin tinggi memperlihatkan faktor keamanan
masing-masing titik perancangan dinding penahan yang semakin baik.
di lokasi BH-1, BH-2, dan BH-3. Analisis tekanan
tanah lateral dimaksudkan untuk mendapatkan Tabel 1 Faktor Kekeamananan terhadap Gaya Tarik
nilai koefisien dalam keadaan diam (Ko), koefisien
tekanan tanah lateral aktif (Ka), dan koefisien Sudut Faktor keamanan
Tinggi
geser
tekanan tanah lateral pasif (Kp) seperti terlihat pada (m)
(ϕ) Rankine Coulomb
Persamaan (1), Persamaan (3), Persamaan (5), dan
Persamaan (7). Secara terperinci dapat dilihat 5 9,72 2,00 2,00
dalam buku-buku referensi terkait.
5,7 14,00 2,28 2,28
Koefisien-koefisien ini didapatkan dengan 6 26,50 2,399 2,40
menggunakan metode Rankine dan metode
Coulomb. Berdasarkan koefisien ini didapatkan
tekanan tanah lateral dalam keadaan aktif dan pasif. Salah satu contoh perhitungan faktor
Analisis stabilitas internal mengasumsikan keamanan terhadap gaya tarik pada tinggi lereng H
penggunaan bidang keruntuhan Rankine dan = 6 m, lebar balok horizontal b = 0,32 m, Ka metode
Coulomb. Faktor keamanan untuk stabilitas internal Rankine = 0,383, dan berat volume tanah (γ) = 19,16
yang ditinjau adalah faktor aman terhadap gaya kN/m³.
tarik dan gaya cabut tulangan. Analisis stabilitas 1
eksternal atau disebut juga analisis stabilitas global. T Rankine = 2 . 𝐾𝑎 . 𝛾. 𝐻2 . 𝑏
Analisis ini dilakukan untuk mengecek bahaya 1
= 2 × 0,383 × 19,16 × 62 × 0,32
guling dan geser.
Data-data tanah dari hasil uji laboratorium dan = 42,25 kN
data perancangan penahan tanah yang akan
𝑇
dianalisis diperlihatkan pada Tabel 2. Titik 1 SF Rankine =
direncanakan pada lokasi BH-1, titik 2 𝐾𝑎 .𝛾.𝐻.𝑑𝑧
direncanakan pada lokasi BH-2, dan titik 3 42,25
direncanakan pada lokasi BH-3 (Gambar 1). =
0,383×19,16×6×0,40
Penahan tanah dari blok beton segmental dengan 42,25
perkuatan geosintetik direncanakan di tiga titik =
17,61
pada lokasi penelitian. Hal ini dibedakan
berdasarkan tinggi tebing sungai dan data tanah. = 2,399 > 1,5
Tabel 2 Data Tanah dan Parameter Penahan Tanah

Lokasi Penahan Tanah


Parameter Satuan
Titik 1 Titik 2 Titik 3
Berat isi tanah, γ t/m3 2,163 1,947 1,983
Kohesi, c kg/cm2 0,320 0,267 0,267
Sudut geser, ϕ o 9,72 14,00 26,50
Tinggi tebing sungai, H m 5 5,7 6
Sudut geser antara tanah dan dinding, δ o 6,18 9,33 17,67
Sudut kemiringan permukaan tanah urug, β o 0 0 0
Sudut longsor terhadap horizontal, α o 26,56 26,56 26,56
Kemiringan muka dinding terhadap horizontal, θ 1,80 1,80 1,80
Sudut kemiringan tumpukan dinding segmental, ѱ o 90 90 90

119
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 13 No. 2, Desember, 2022 : 113 - 126

Hubungan tinggi tebing sungai dengan faktor Tabel 3 Faktor Keamanan terhadap Gaya Cabut
keamanan terhadap gaya tarik ditunjukkan pada Tulangan
Gambar 7. Faktor keamanan yang dihitung dari dua Sudut Faktor keamanan
metode terlihat hampir berimpit satu sama lainnya. Tinggi
geser
Ini menunjukkan parameter yang diperlukan dalam (m) Rankine Coulomb
(ϕ)
menentukan gaya tarik antara dua metode tidak 5 9,72 2,26 1,91
jauh berbeda satu sama lainnya. Faktor keamanan 5,7 14,00 3,90 3,47
yang semakin tinggi seiring dengan semakin tinggi 6 26,50 4,99 4,19
tebing menunjukkan hubungan linier. Tinggi tebing
sama dengan tinggi penahan tanah. Hubungan tinggi tebing dengan faktor
keamanan terhadap gaya cabut tulangan
3.0 ditunjukkan pada Gambar 9. Tinggi dinding
penahan mengikuti tinggi tebing sungai. Pada
2.5 umumnya tinggi total dinding penahan dari dasar
2.0 hingga puncak adalah labih tinggi dari tinggi tebing
Faktor aman

sungai karena sebagian konstruksi dinding penahan


1.5 tertanam pada tepi sungai hingga mencapai
Rankine kedalaman yang lebih rendah dari elevasi dasar
1.0 sungai yang tergerus. Kondisi seperti ini agar
Coulomb dipertimbangkan.
0.5
Tinggi tebing (m) Faktor keamanan semakin tinggi seiring
0.0 dengan tinggi dinding penahan, hal ini dapat
4.5 5 5.5 6 6.5 disebabkan karena pada tebing yang lebih tinggi
pada penelitian ini didapatkan nilai sudut geser
Gambar 7 Faktor keamanan terhadap Gaya Tarik tanah yang tinggi pula. Hal ini, jika yang dilihat dari
Berdasarkan Tinggi Tebing nilai faktor sudut geser, faktor lain yang dapat
mempengaruhi faktor keamanan masih dapat
ditinjau dari muka air tanah, nilai kohesi, nilai
3.0 permeabilitas dari material yang mempengaruhi
kestabilan dinding penahan tanah. Ini terlihat jelas
2.5 pada hubungan sudut geser tanah dengan faktor
keamanan terhadap gaya cabut tulangan pada
2.0 Gambar 10. Peningkatan nilai sudut geser dari
Faktor aman

9,72o ke 14o menunjukkan peningkatan faktor


1.5 keamanan yang cukup signifikan dan sedikit
Rankine meningkat pada sudut geser 26,50o. Parameter kuat
1.0 geser yang digunakan pada analisis ini terdiri dari
nilai sudut geser tanah dan nilai kohesi.
0.5 Coulomb
Salah satu contoh perhitungan faktor
Sudut geser tanah (o)
0.0 keamanan tehadap gaya cabut tulangan pada tinggi
5 15 25 35 lereng H = 6 m, lebar balok horizontal b = 0,32 m,
Ka metode Rankine = 0,383, Ka metode Coulomb =
Gambar 8 Faktor Keamanan terhadap Gaya Tarik 0,870, dan berat volume tanah (γ) = 19,16 kN/m³.
Berdasarkan Sudut Geser Tanah
Gaya tahanan DFR
Faktor Keamanan Terhadap Gaya Cabut = 𝐿𝑜 . 𝛾. (𝐻 − 𝑑𝑧). (𝜇𝐹 + 𝜇𝑆 )
Tulangan =1 × 19,16 × (6 − 0,40) × (0,50 + 0,32)
Faktor keamanan terhadap gaya cabut tulangan = 87,98 kN/m
dihitung menggunakan Persamaan (13). Hasil Gaya maksimum pada dasar pada kedalaman Z = H
analisisnya pada masing-masing titik diperlihatkan DFmax Rankine
pada Tabel 3. Faktor keamanan menunjukkan nilai
yang lebih tinggi pada sudut geser tanah yang tinggi. = 𝐾𝑎 . 𝛾. 𝐻. 𝑑𝑧
Faktor keamanan yang menggunakan koefisien = 0,383 × 19,16 × 6 × 0,40
tanah lateral aktif dari metode Rankine sedikit lebih = 17,61 kN/m
tinggi dari pada metode Coulomb. 𝐷𝐹𝑅 87,98
SF Rankine = = = 4,99 > 1,5
𝐷𝐹𝑚𝑎𝑥 17,61

120
Analisis Stabilitas Penahan Tanah Sebagai Pelindung Tebing Sungai.…(Sianturi)

6.0
Tabel 4 Faktor Keamanan terhadap Gaya Guling
5.0
Faktor aman Tinggi Sudut Faktor keamanan
4.0 (m) geser Rankine Coulomb
(ϕ)
3.0 5 9,72 3,00 2,80
Rankine 5,7 14,00 3,70 3,90
2.0 6 26,50 4,00 3,85
1.0 Tinggi tebing (m) Coulomb
Hubungan tinggi tebing sungai dengan faktor
0.0 keamanan terhadap guling ditunjukkan pada
4.5 5 5.5 6 6.5 Gambar 11. Sama seperti faktor keamanan
terhadap gaya tarik dan gaya cabut tulangan, faktor
Gambar 9 Faktor Keamanan terhadap Gaya Cabut keamanan terhadap guling menunjukkan hubungan
Tulangan Berdasarkan Tinggi Tebing yang linier jika ditinjau terhadap tinggi tebing.
Faktor keamanan yang ditentukan berdasarkan
6.0 koefisien tanah lateral aktif metode Rankine tidak
jauh berbeda dengan metode Coulomb. Apabila
5.0 ditinjau dari perbedaan dari sudut geser, maka
4.0 terlihat faktor keamanan yang meningkat cukup
Faktor aman

tinggi pada nilai sudut geser 14o, sedangkan pada


3.0 nilai sudut geser 26,50o tidak menunjukkan
Rankine perubahan faktor keamanan yang berarti (Gambar
2.0
12). Hal ini menunjukkan bahwa faktor keamanan
1.0 Coulomb terhadap guling meningkat signifikan pada nilai
Sudut geser tanah (o) sudut geser sampai 14o. Peningkatan sudut geser di
0.0 atas 14o, tidak signikan karena pengaruh dari tinggi
5 15 25 35 dinding penahan tanah yang menyebabkan gaya
Gambar 10 Faktor Keamanan Terhadap Gaya Cabut guling semakin tinggi dan faktor keamanan semakin
Tulangan Berdasarkan Sudut Geser Tanah berkurang.
5.0
Faktor Keamanan Terhadap Guling
Analisis faktor keamanan terhadap guling 4.0
menggunakan Persamaan (14). Hasil analisis
Faktor aman

3.0
selengkapnya diuraikan pada Tabel 4. Faktor
keamanan dari kedua metode terlihat tidak jauh 2.0 Rankine
berbeda satu sama lainnya. Tinggi rendahnya faktor
keamanan dipengaruhi oleh nilai sudut geser tanah. 1.0
Coulomb
Salah satu contoh perhitungan faktor 0.0 Tinggi tebing (m)
kemanaan terhadap gaya guling pada tinggi lereng 4.5 5 5.5 6 6.5
H = 6 m, lebar balok horizontal b = 0,32 m, Ka
Gambar 11 Faktor Keamanan terhadap Guling
metode Rankine = 0,383, Ka metode Coulomb =
Berdasarkan Tinggi Tebing
0,870, dan berat volume tanah (γ) = 19,16 kN/m³.
Contoh kaktor keamanan untuk metode Rankine.
5.0
∑ 𝑀𝑅
SF =
∑ 𝑀𝐷
⟩2 4.0
Faktor aman

Ditinjau 1/3 dari panjang keseluruhan 3,8 m 3.0


𝑊1 .𝑋1 +𝑊2 .𝑋2 +𝑊𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 +𝑃𝑎.𝑠𝑖𝑛 𝛿.𝐿
SF = 2.0 Rankine
𝑃𝑎 .𝑐𝑜𝑠 𝛿.𝐻⁄3

(1,95×6×2,5×1,25)+(1,95×4×1,3×3,15)+4,6+(15,76×0,30×3,8) 1.0
= Coulomb
15,76×0,95×6⁄3
0.0 Sudut geser tanah (o)
36,56+31,94+4,6+17,96
= 5 15 25 35
29,94

= 3,00 > 2 Gambar 12 Faktor Keamanan terhadap Guling


Berdasarkan Sudut Geser Tanah
121
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 13 No. 2, Desember, 2022 : 113 - 126

Faktor Keamanan Terhadap Geser 3.5


Nilai faktor keamanan terhadap geser dihitung 3.0
dengan menggunakan Persamaan (15). Hasil 2.5
analisis yang ditunjukkan pada Tabel 5, merupakan

Faktor aman
hasil analisis dalam kondisi keamanan. Panjang 2.0
perkuatan 8,3 m untuk dinding penahan dengan 1.5
tinggi 5 m didapatkan faktor keamanan terhadap Rankine
gaya geser masing-masing 1,49 untuk Rankine dan 1.0
1,50 untuk Coulomb. Dinding penahan dengan 0.5 Coulomb
tinggi 5,7 m memerlukan panjang perkuatan 7,7 m Sudut geser tanah (o)
mencapai faktor keamanan di atas 1,5, sedangkan 0.0
untuk dinding penahan dengan tinggi 6 m 5 15 25 35
memerlukan panjang perkuatan 6 m. Ini
menunjukkan bahwa nilai sudut geser tanah Gambar 14 Faktor Keamanan terhadap Geser
memberikan pengaruh pada perancangan penahan Berdasarkan Sudut Geser Tanah
tanah.
Hasil Perancangan Dinding Penahan Tanah
Tabel 5 Faktor Keamanan terhadap Gaya Geser
Hasil perancangan penahan tanah yang
Sudut Faktor keamanan memenuhi syarat keamanan dapat menjaga
Tinggi
geser kestabilan tebing sungai. Dinding penahan tanah
(m) Rankine Coulomb
(ϕ) dikatakan aman apabila faktor keamanan di atas 1,5
5 9,72 1,49 1,50 untuk gaya geser dan di atas 2 untuk gaya guling
5,7 14,00 1,60 1,70
(SNI 8460, 2017). Tinggi penahan tanah harus
6 26,50 2,90 3,00
proporsional dan mudah diaplikasikan pada kaki
tebing (Hamidi & Sadisun, 2021). Perancangan
Hubungan tinggi tebing dengan faktor penahan tanah pada tebing sungai dilakukan pada 3
keamanan terhadap gaya geser terlihat berbeda (tiga) titik dibedakan berdasarkan tinggi tebing dan
dengan tinjauan lainnya (Gambar 13). Faktor kemiringan lerengnya.
keamanan terhadap gaya geser menunjukkan
hubungan non-linier dengan tinggi tebing. Hasil perancangan penahan tanah yang
memenuhi syarat keamanan pada titik satu dengan
Tinggi dinding penahan direncanakan sama tinggi penahan 5 m ditunjukkan pada Gambar 15.
dengan tinggi tebing, Semakin tinggi dinding Panjang perkuatan yang aman adalah 8,3 m dengan
penahan maka gaya berat semakin tinggi juga, jarak antar lapis sebesar 0,4 m. Gambar 16
sehingga gaya perlawanan terhadap geser semakin menunjukkan hasil perancangan penahan tanah
tinggi. Hal ini dapat menjadi penyebab semakin pada titik dua dengan tinggi penahan 5,7 m, panjang
tinggi faktor keamanan pada dinding penahan yang perkuatan yang memenuhi syarat keamanan adalah
tinggi. Faktor keamanan terhadap geser erat 7,7 m, dan jarak antar lapis sebesar 0,4 m.
kaitannya dengan nilai sudut geser dalam tanah.
Peningkatan faktor keamanan terhadap geser Penampang penahan tanah pada titik tiga
memiliki hubungan linier dengan nilai sudut geser diperlihatkan pada Gambar 17. Disain penahan
dalam tanah (Gambar 14). tanah yang aman dan memenuhi syarat didapatkan
pada ketinggian dinding penahan 6 m, Panjang
3.5 perkuatan 6 m, dan jarak antar lapir perkuatan
sebesar 0,4 m.
3.0
2.5 Dinding penahan direncanakan dari blok beton
segmental yang diperkuat dengan tulangan-
Faktor aman

2.0 tulangan geosintetik. Blok beton segmental


1.5 berukuran 40 cm × 32 cm × 20 cm. Tulangan atau
Rankine
perkuatan dari bahan geosintetik direncanakan
1.0
dengan jarak spasi 40 cm. Panjang perkuatan
0.5 Coulomb menyesuaikan dengan hasil perencanaan yang
Tinggi tebing (m)
0.0 dipengaruhi oleh tinggi tebing, kemiringan lereng,
4.5 5 5.5 6 6.5 dan nilai sudut geser tanah. Perkuatan geosintetik
didapatkan semakin panjang pada nilai sudut geser
Gambar 13 Faktor Keamanan terhadap Geser tanah yang semakin rendah.
Berdasarkan Tinggi Tebing

122
Analisis Stabilitas Penahan Tanah Sebagai Pelindung Tebing Sungai.…(Sianturi)

Panjang
Panjang
overlap
overlop
overlap Blok beton segmental
Balok segmental
40 cm x40x32x20
32 cm x 20
cm cm
1.3 3,90
3.90 m

12
ZZ== 40
0.40cm

11 Zona aktif
Zona Aktif

10
LR
LR

8
Le
Le
5,00
5.00 m 7
Zona longsor
Zona longsor
6

4
Zona
Zona pasif
pasif
3

2
1

4,60
4.60 m

Gambar 15 Hasil Perancangan Penahan Tanah pada Titik 1

Panjang
Panjang
ooverlop
verlap
overlap Blok beton segmental
Balok segmental

15
40cm x 32cm x 20cm
40x32x20 cm
1,30
1.30 m 4,10
4.10
m
14
Z =Z40 cm
= 0.40

13 Zona aktif
Zona Aktif

12 LR
LR

11

10
Le
Le
9 Zona longsor
5,70
5.70 m
8 Zona longsor
7

4
Zona pasif
Zona pasif

2
1

5,40
5.40m

Gambar 16 Hasil Perancangan Penahan Tanah pada Titik 2

Selain model dinding penahan yang digunakan dinding kantilever dan turap sebagai metode
pada penelitian ini, beberapa tipe penahan tanah perkuatan tebing sungai, hal ini pernah diterapkan
lainnya didapatkan cukup memberikan dampak pada sungai di Kabupaten Balangan, Provinsi
pada stabilitas tebing sungai. Dinding penahan jenis Kalimantan Selatan (Widhiasari & Prasetia, 2018).
gravity wall menunjukkan kinerja yang baik yang
Hasil perancangan dinding penahan yang
tergantung dari berat sendiri dinding (Sari et al.,
didapatkan merupakan dinding penahan yang stabil
2020). Pemodelan dinding penahan dapat
terhadap bahaya guling dan geser. Menurut Amran
menggunakan jenis retained flexible barriers yang
& Kurniawan (2017), dinding penahan tanah yang
menyesuaikan kondisi lapangan dan ditinggikan
aman terhadap guling dan geser apabila faktor
sesuai tinggi tebing (Hamidi & Sadisun, 2021).
keamanan yang didapatkan > 1,5.
Dinding penahan tanah dapat dirancang dengan
123
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 13 No. 2, Desember, 2022 : 113 - 126

Panjang
Panjang
overlop
o v e r l a p Blok beton segmental
overlap 40cm x 32cm Balok segmental
x 20cm
40x32x20 cm
15 3,50 m
3.50

14 3,20 m
3.20 Z = 40
Z =cm
0.40

13 3,00 m
3.00

12 Zona aktif
Zona Aktif

11 LR LR
10

9
LeLe
6,00
6.00m 8

6
Zona
Zona longsor
longsor

3
Zona pasif
Zona pasif

Gambar 17 Hasil Perancangan Penahan Tanah pada Titik 3


3,80
3.80m

Dinding penahan tebing sungai yang stabil Perancangan dinding penahan menyesuaikan
dapat mengantisipasi tergerusnya tanah di tinggi tebing sungai dan kemiringan lereng. Tipe
sepanjang tebing sungai. Dinding penahan saja tidak dinding penahan yang digunakan pada penelitian
cukup baik untuk mengantisispasi tergerusnya ini merupakan penahan tanah dari blok beton
dasar dan tebing sungai sebaiknya menggunakan segmental yang diperkuat dengan tulangan-
kombinasi dinding penahan (jika tebing relatif tulangan geosintetik. Panjang perkuatan geosintetik
rendah < 8 meter dan turap jika tebing > 8m), dipengaruhi oleh tinggi tebing, kemiringan lereng,
kemudian dikombinasi dengan pengarah arus atau dan nilai sudut geser tanah. Nilai sudut geser tanah
krib. Hal ini dapat mencegah aliran debris dan didapatkan lebih dominan mempengaruhi panjang
mengendalikan sedimen di dasar sungai, sehingga perkuatan geosintetik. Sudut geser tanah yang lebih
bermanfaat pada penanggulangan bencana (Sukatja rendah memperlihatkan perkuatan geosintetik
et al., 2021). Dinding penahan sungai yang aman yang lebih panjang. Tipe geosintetik yang
terhadap pergeseran, penggulingan, dan digunakan adalah bahan lembaran polymeric yang
keruntuhan kapasitas dukung tanah dapat mempunyai kuat tarik yang tinggi. Ujung depan
berkontribusi pada pengendalian banjir (Ishak & tulangan-tulangan geosintetik ini ditindih di antara
Ruwiyo, 2018). elemen-elemen segmental.
Faktor keamanan secara keseluruhan semakin
KESIMPULAN
tinggi pada tebing sungai yang memiliki nilai sudut
Uji tanah yang diperlukan untuk menentukan geser tanah yang lebih tinggi. Terutama pada faktor
parameter tanah dapat menggunakan uji geser keamanan terhadap gaya cabut tulangan dan gaya
langsung atau uji triaksial. Urugan tanah di belakang geser, sedangkan faktor keamanan terhadap gaya
dinding penahan diasumsi delam keadaan tarik dan gaya guling menunjukkan peningkatan
terdrainase, sehingga lebi relevan menggunakan pada nilai sudut geser sampai 14o.
hasil uji gser langsung dalam kondisi terdrainase.
Faktor keamanan erat kaitannya dengan
Berdasarkan uji ini didapatkan nilai sudut geser
koefisien tanah lateral aktif yang dapat ditentukan
yang berbeda satu sama lainnya. Nilai sudut geser
dengan menggunakan metode Rankine dan
pada penelitian ini cukup tinggi pada tebing sungai
Coulomb. Faktor keamanan yang menggunakan
yang lebih rendah. Nilai sudut geser tanah
koefisien tanah dari metode Rankine umumnya
merupakan parameter tanah yang sangat penting
lebih tinggi dari metode Coulomb. Nilai Ka metode
diketahui pada perancangan dinding penahan
Coulomb lebih tinggi daripada Ka metode Rankine,
tanah. Parameter lain yang tidak kalah penting
hal ini berpengaruh pada gaya lateral aktif yang
seperti nilai kohesi dan pengaruh besarnya
semakin tinggi, sehingga faktor keamanan semakin
tegangan air pori akibat adanya muka air baik
rendah.
akibat adanya M.A.T, pengaruh hujan maupun
fluktuasi muka air sungai.

124
Analisis Stabilitas Penahan Tanah Sebagai Pelindung Tebing Sungai.…(Sianturi)

UCAPAN TERIMA KASIH Slope. Journal of Physics: Conference Series,


1444(1), 1–10. https://doi.org/10.1088/1742-
Tim penulis memberikan apresiasi dan
6596/1444/1/012053
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian penelitian ini, Sholeh, M., & Yunaefi. (2016). Penggunaan Blok Beton
baik laboran di Laboratorium Mekanika Tanah Segmental Sebagai Dinding Penahan Dengan
Teknik Sipil maupun staf pengajar lainnya di Diperkuat Geosintetik. Prokons: Jurnal Teknik
Universitas Simalungan. Sipil, 10(2), 120-126.
http://dx.doi.org/10.33795/prokons.v10i2.117
DAFTAR PUSTAKA Sianturi, N. M. (2014). Performance of Clean Water
Amran, Y., & Kurniawan, D. (2017). Perencanaan Reservoir in Pematangsiantar, Indonesia,
Dinding Penahan Tanah Sungai Way Batanghari Affected by Earthquake. Journal of Civil
Kota Metro dengan Metode Revetment Engineering Research, 4(3A), 237–244.
Retaining Wall. Tapak, 6(2), 157–165. http://article.sapub.org/10.5923.c.jce.201402.
Benyamin, E. A., Udiana, I. M., & Utomo, S. (2017). 41.html
Perkuatan Tebing Menggunakan Bronjong Di Sianturi, N. M, Kamarudin, K. M, Demanik, D.R.S
Sungai Manikin. Jurnal Teknik Sipil, VI(2), 187– Damanik, Purba, V.E, Saragih, D.S. (2022).
198. Perilaku Mekanis Tanah Lunak yang
Damanik, D. R. S., & Sianturi, N. M. (2018). Evaluasi Distabilisasi dengan Kapur dan Abu Vulkanik,
Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, 28(1),
Kegunaan Ilmu Teknik dan Manajemen Dalam
118-127,
Kebutuhan Air Bersih Pada Masyarakat di
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/is
Wilayah Kota Raya Kabupaten Simalungun.
sue/view/3320
Jurnal Stindo Profesional, 4(4), 112–128.
Sianturi, N. M, Kamarudin, K. M., Amri, Sudianto, S.,
Hamidi, M. I., & Sadisun, I. A. (2021). Analisis Bahaya,
Khalit, S. I., & Umar, R. (2021). Analysis of the
Lintasan, dan Sistem Proteksi terhadap Potensi
Impact of Surface Volume Reduction on River
Longsoran Tipe Jatuhan Batu pada Lereng
Height Sedimentation Around Pangururan
Bangunan Pelimpah Bendungan Tugu, Jawa
District, Samosir Regency, North Sumatra,
Timur. Jurnal Teknik Hidraulik, 12(2), 65–78.
Indonesia. London Journal of Research in
https://doi.org/10.32679/jth.v12i2.663
Science: Natural and Formal, 21(2), 79–91.
Ishak, I., & Ruwiyo, R. (2018). Kajian Dinding Penahan https://journalspress.com/wp-
Tanah Pada Tebing Sungai Untuk Pengendalian content/uploads/2021/03/Analysis-of-the-
Banjir. Rang Teknik Journal, 1(2), 287–294. Impact-of-Surface-Volume-Reduction-on-
https://doi.org/10.31869/rtj.v1i2.773 River-Height-Sedimentation-Around-
Maulana, M., Hanova, Y., Waruwu, A., & Putra, E. R. Pangururan-District-Samosir-Regency-North-
(2019). Simplified Method for Prediction of Sumatra-Indonesia.pdf
Settlement in Bamboo Piles-Reinforced Peat Sianturi, N. M., Saragih, D. S., Purba, V. E., & Damanik,
under Embankment. Journal of Applied D. R. S. (2021). Bahaya Longsor dan Pencegahan
Engineering Science, 17(1), 35–42. Di Kelurahan Sukadame Kecamatan Siantar
https://doi.org/10.5937/jaes17-18793 Utara Kota Pematangsiantar. Jurnal Publikasi
Mina, E., Fathonah, W., & Sari, F. D. C. (2019). Analisis Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 49–62.
Stabilitas Dinding Penahan Tanah Untuk Sianturi, N. M., Kamarudin, M. K. A., Wahab, N. A., &
Perkuatan Tebing Badan Jalan Suradita - Mohd Saudi, A. S. (2019). The Hydraulic
Kranggan. Jurnal Fondasi, 8(1), 12–21. Modelling on Sediments Ponds in Binanga Aron
https://doi.org/10.36055/jft.v8i1.5397 River, North Sumatera Indonesia. International
Mukhriansyah. (2018). Analisa Stabilitas Perkuatan Journal of Recent Technology and Engineering,
Tebing Sungai Pada Hulu Sungai Amandit. 8(2), 392–404, https://www.ijrte.org/wp-
Buletin Profesi Insinyur, 1(2), 67–69. content/uploads/papers/v8i2/B1497078219.p
https://doi.org/10.20527/bpi.v1i2.23 df
Rosihun, M., & Endaryanta. (2011). Analisis Stabilitas Sholeh, M, Yunaefi, (2016), Penggunaan Blok Beton
Talud Bronjong Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Segmental Sebagai Dinding Penahan Dengan
Inersia, 7(2), 182–201. Perkuatan Geosentetik, Jurnal Teknik Sipil Vol
Sari, U. C., Sholeh, M. N., & Hermanto, I. (2020). The 10, No 2, 120-126.
Stability Analysis Study of Conventional http://prokons.polinema.ac.id/index.php/PRO
Retaining Walls Variation Design in Vertical KONS/article/view/117/115

125
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 13 No. 2, Desember, 2022 : 113 - 126

SNI 8460 (2017). Persyaratan Perancangan Geoteknik. https://doi.org/10.14710/mkts.v25i2.21018


Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. Waruwu, A., Hardiyatmo, H. C., & Rifa’i, A. (2016).
Sukatja, C. B., Banata, W. R., & Bahri, P. (2021). Mitigasi Studi Eksperimental Pembebanan Pelat yang
dan Penanggulangan Bencana Banjir Debris Diperkuat Tiang pada Tanah Gambut. Seminar
Pasca Gempa Palu 2018. Jurnal Teknik Nasional Geoteknik 2016 HATTI Yogyakarta,
Hidraulik, 12(1), 25–38. 53–59.
https://doi.org/10.32679/jth.v12i1.648 Waruwu, A., Susanti, R. D., Endriani, D., & Hutagaol, S.
Waruwu, A., Halim, H., Nasution, T., & Hanova, Y. (2020). Effect of Loading Stage on Peat
(2018). Bamboo Grid Reinforcement on Peat Compression and Deflection of Bamboo Grid
Soil under Repeated Loading. Journal of with Concrete Pile. International Journal of
Engineering and Applied Sciences, 13(8), 2190– GEOMATE, 18(66), 150–155.
2196. https://doi.org/10.21660/2020.66.62072
Waruwu, A., Hardiyatmo, H. C., & Rifa’i, A. (2019a). Widhiasari, P., & Prasetia, I. (2018). Risk Analysis of
The Performance of The Nailed Slab System- Cantilever Wall and Sheet Pile as RIver Cliff
Supported Embankment on Peat Soil. Reinforcement Methods. American Journal of
International Review of Civil Engineering, 10(5), Engineering Research, 7(12), 190–194.
243–248. Yuliana, I., Wahyudi, A. H., & Muttaqien, A. Y. (2018).
https://doi.org/10.15866/irece.v10i5.15757 Analisis Bata Interlock Sebagai Alternatif Bahan
Waruwu, A., Hardiyatmo, H. C., & Rifa’i, A. (2019b). Uji Pelindung Tebing Sungai Yang Ramah
Beban Timbunan yang Diperkuat dengan Lingkungan (Studi Kasus Kali Pepe Surakarta).
Sistem Pelat Terpaku pada Tanah Gambut. Matriks Teknik Sipil, 6(2), 263–271.
Media Komunikasi Teknik Sipil, 25(2), 152–159. https://doi.org/10.20961/mateksi.v6i2.36569.

126

Anda mungkin juga menyukai