Anda di halaman 1dari 10

PROFIL MUKA AIR DI HULU GROUNDSILL TIPE AMBANG LEBAR DAN OGEE

Water Surface Profile in Upstream of Groundsill with Type of Broad-crested and Ogee

Wahyu Widiyanto
Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Purwokerto

ABSTRACT
A Groundsill is built with main purpose to control river bed. When groundsill is placed in a river there will
cause water surface raises and creates backwater in upstream of the groundsill. It influences elevation of
flood and inundation. The backwater will inundate riverbank or structures along backwater distance, and
drainage become difficultier as well as cause dangerous spill. D ifferent type of groundsill will give different
inundation impact. Therefore it needs to analyse water surface raises caused by different type of
groundsill.
This study is aimed to analyse water surface profile in upstream of groundsill with two different type, i.e.
broadcrested and ogee. Serang River data is used to analyse. HEC-RAS Version 4 Beta assist the
calculation and analysis.
The calculation result shows that at the same height of sill, Ogee type give higher backwater level than
broadcrested type. Nevertheless, the backwater distance is not different significantly.
Keywords : water surface profile, groundsill, broad-crested, Ogee

PENDAHULUAN banyak daripada yang meninggalkan maka


akan terjadi pengendapan (deposisi) dan dasar
Groundsill atau ambang merupakan
sungai akan naik (agradasi). Sebaliknya jika
salah satu jenis bangunan air yang dibangun
jumlah sedimen yang datang lebih sedikit
menyilang sungai untuk mengendalikan dasar
dibandingkan yang meninggalkan maka akan
sungai. Termasuk dalam usaha pengendalian
terjadi erosi dan dasar sungai akan turun
dasar sungai ini adalah menjaga dasar sungai
(degradasi). Kondisi seimbang akan tercapai
agar tidak turun berlebihan, mengembalikan
bila banyaknya sedimen yang masuk sama
dasar sungai pada elevasi sebelum degradasi,
dengan yang keluar.
atau memperoleh kemiringan dasar sungai
yang baru sesuai kemiringan rencana. Agradasi dan degradasi merupakan
Penurunan dasar sungai yang terlalu peristiwa yang wajar dialami oleh suatu sungai.
berlebihan antara lain disebabkan oleh Hanya saja apabila terjadi secara berlebihan
berkurangnya pasokan sedimen dari sebelah akan mengganggu manfaat suatu sungai.
hulu karena dibangunnya suatu bangunan Sebagai sebuah contoh adalah Sungai Progo.
sungai seperti bendungan, checkdam, krib, Material dasar Sungai Progo bukan
dam sabo, atau bangunan lain. Selain oleh merupakan lapisan tanah keras, tetapi terdiri
bangunan di sebelah hulu, pasokan sedimen dari pasir yang mudah bergerak bila terkena
juga dapat terganggu oleh adanya arus. Beberapa bagian dari sungai tersebut
penambangan pasir atau batu yang berlebihan memiliki kondisi dasar yang mengalami
dari sungai yang bersangkutan. Hal-hal penurunan (degradasi).
tersebut di waktu banjir akan membahayakan
Penurunan dasar sungai Progo secara
atau menyebabkan kerusakan fasilitas-fasilitas
drastis telah mengakibatkan tidak berfungsinya
yang terdapat di sungai seperti fondasi
bangunan pengambilan (intake) Bendung
perkuatan lereng, talud, tanggul, intake irigasi, Sapon. Selain itu juga menyebabkan pilar
pilar-pilar jembatan dan bangunan-bangunan
fondasi jembatan Srandakan turun dan struktur
lain.
di atasnya pun mengikuti turun sehingga lalu
Pada suatu ruas sungai, elevasi lintas terganggu (Bernas, 2007).
dasarnya dipengaruhi oleh jumlah sedimen
Untuk mengatasi masalah yang
yang datang dan meninggalkan ruas yang
menyangkut hajat hidup orang banyak tersebut
ditinjau. Apabila sedimen yang datang lebih
maka dibuat groundsill yang dibangun di

Dinamika Rekayasa Vol. 3 No. 2 Agustus 2007


ISSN 1858-3075
Wahyu Widiyanto
Profil Muka Air Di Hulu Groundsill Tipe Ambang Lebar Dan Ogee : 71- 80

Sungai Progo tepatnya berada 300 meter ke Aliran balik yang terjadi akan
arah hilir jembatan Srandakan. Groundsill menggenangi dataran atau bangunan yang
tersebut berupa bendung beton bertulang yang tercakup dalam jarak aliran balik sehingga
membentang dari sisi kiri hingga kanan kondisi drainasenya menjadi lebih rumit. Pada
sepanjang 300 meter. Karena jarak bentang saat banjir dapat terjadi luapan yang
cukup panjang, groundsill dibagi menjadi 20 berbahaya bagi daerah sekitarnya.
bagian, masing-masing sepanjang 15 meter.
Kajian ini mengulas kenaikan muka air
Sedangkan elevasi puncak groundsill dibangun yang terjadi akibat adanya groundsill. Dalam
setinggi (sejajar) poer pondasi jembatan
hal ini akan dibahas dua tipe groundsill dan
Srandakan, yaitu 0,5 meter di atas dasar
pengaruhnya terhadap profil muka air di
sungai serta bagian yang tertanam 5,5 meter.
hulunya. Dua tipe groundsill tersebut adalah
Bangunan ini juga diperkuat dengan pondasi tipe ambang lebar dan ambang Ogee.
turap (beton bertulang).
Hitungan dilakukan saat sungai dalam kondisi
Penyebab terjadinya penurunan dasar banjir.
sungai Progo adalah akibat penambangan
pasir yang berlebihan. Selain itu juga akibat
berkurangnya pasokan pasir dari daerah hulu HASIL DAN PEMBAHASAN
karena terdapat chekdam atau penangkap Hidraulika
pasir di hulu.
Perubahan kedalaman aliran sepanjang
Pembangunan groundsill dengan fungsi saluran dapat disebabkan oleh satu atau lebih
khusus dilakukan oleh P.T. Freeport Indonesia. alasan-alasan berikut ini : (i) perubahan bentuk
Perusahaan pertambangan yang berlokasi di penampang, (ii) perubahan debit sepanjang
Pulau Irian tersebut melalui Departemen saluran, (iii) adanya penampang kontrol, dan
Tailings & River Management Project (TRMP) (iv) perubahan kemiringan dasar sepanjang
merancang sistem groundsill untuk saluran (Ranga Raju, 1986).
meningkatkan proses pengendapan tailing
atau Pasir Sisa Tambang (SIRSAT) di Modified Groundsill termasuk salah satu
Ajkwa Deposition Area (ModADA) yang bangunan yang dapat dikelompokkan ke
merupakan areal pengendapan yang terletak dalam jenis bangunan kontrol sehingga
di kawasan dataran rendah dan pantai. penampang dimana groundsill berada dapat
Dengan adanya groundsill tersebut disebut sebagai penampang kontrol. Akibat
menyebabkan kekeruhan aliran sungai tailing adanya bangunan groundsill maka kedalaman
atau pasir sisa tambang sangat berkurang air akan berubah. Apabila ketinggian air di atas
sehingga memungkinkan berbagai macam groundsill diketahui maka akan dapat dicari
ikan air tawar dapat hidup dan berkeliaran kedalaman air di bagian hulu pada titik-titik
sehingga mengundang datangnya burung- atau lokasi yang ditinjau. Hal ini perlu dikaji
burung untuk memburu ikan-ikan di kejernihan untuk mengetahui genangan yang timbul
aliran sungai tailings tersebut. Kemajuan akibat adanya groundsill.
aspek lingkungan ini telah dialami setelah Bila sungai memiliki kemiringan subkritis
adanya bangunan groundsill. maka aliran mula-mula bersifat subkritis.
Struktur groundsill di wilayah Dengan adanya groundsill, permukaan air
pertambangan ini terbuat dari rangkaian yang terbendung naik dengan jarak yang
bronjong (gabion groundsill) sepanjang 1,9 km panjang ke hulu dan disebut lengkung air balik
yang membentang dari Tanggul Barat ke (backwater curve). Penambahan air ini
Tanggul Timur kolam pengendapan tailing, diperlukan untuk membentuk tekanan yang
yang diisi dengan batuan yang telah disaring cukup agar kecepatan bertambah dan dapat
dengan ukuran tertentu (P.T. Freeport mendorong air melampaui groundsill. Akibat
Indonesia, 2008). pembendungan air di belakang groundsill ini
disebut akibat air balik (backwater effect).
Apabila sebuah groundsill dibangun Pada bagian hilir lengkung air balik berubah
pada suatu sungai, maka air di bagian hulunya menjadi lengkung penurunan muka air yang
akan naik dan menyebabkan terjadinya aliran melandai, menyerupai air yang melewati
balik (backwater). Hal ini bisa berdampak pada pelimpah.
kenaikan muka air banjir,

72
Dinamika Rekayasa Vol. 3 No. 2 Agustus 2007
ISSN 1858-3075

D M1 C
h

B
l

Gambar 1. Profil muka air M1

Garis AB adalah jarak aliran balik dan Suatu aliran berubah lambat laun dalam
kurva CD adalah kurva aliran balik. Profil muka saluran dapat ditentukan profil muka airnya
air yang terbentuk di hulu suatu bangunan dengan rumus pokok sebagai berikut:
yang menyilang sungai adalah profil M1 atau
disebut garis pembendungan dan termasuk dy I 0 I f
dalam jenis aliran berubah lambat laun = (1)
dx Q 2T
(gradually varied flow). 1
Perhitungan profil aliran berubah lambat gA 3
laun pada dasarnya meliputi penyelesaian Dengan y : tinggi muka air atau
persamaan dinamis dari aliran berubah lambat kedalaman aliran; x : jarak horisontal; I0 :
laun. Sasaran utama dari perhitungan ini ialah kemiringan dasar saluran; If : kemiringan
menentukan bentuk profil aliran. Bila energi; Q : debit aliran; T : lebar saluran; A :
digolongkan secara umum, ada tiga metode luas tampang saluran dan g : percepatan
perhitungan, yakni metode integrasi grafis, gravitasi.
metode integrasi langsung dan metode
pentahapan. Kedalaman aliran di sepanjang saluran
dapat dihitung dengan menyelesaikan
Untuk saluran alam pada umumnya, jika persamaan diferensial untuk aliran beraturan
aliran pada taraf air normal maka profil aliran (Persamaan 1). Hitungan biasanya dimulai dari
pada bagian saluran yang pendek akan suatu tampang di mana hubungan antara
menyerupai aliran seragam, tetapi sedikit elevasi muka air (kedalaman) dan debit
berubah akibat ketidakteraturan setempat dari diketahui. Tampang tersebut dikenal sebagai
saluran. Untuk aliran berubah lambat laun, tampang (titik) kontrol.
dapat dilakukan penyelesaian secara perkiraan
dengan metode integrasi langsung atau Groundsill
metode tahapan langsung, dianggap bahwa Secara umum, terdapat 2 tipe groundsill
saluran prismatik memiliki sifat-sifat geometris yaitu ambang datar dan ambang pelimpah.
dan hidrolik yang sama dengan saluran alam. Ambang datar hampir tidak mempunyai
Namun untuk penyelesaian dalam praktek terjunan atau terjunannya rendah dan elevasi
yang teliti disarankan metode tahapan standar mercunya hampir sama / sedikit di atas
(Chow, 1992). permukaan dasar sungai dan berfungsi untuk
Dalam perhitungan profil aliran, hal-hal menjaga agar permukaan dasar sungai tidak
sebagai berikut ini umumnya diperlukan : (1) turun lagi. Sedang ambang pelimpah
debit di mana profil alirannya dikehendaki; (2) mempunyai terjunan sehingga elevasi
ketinggian muka air di penampang kontrol; (3) permukaan dasar sungai di sebelah hulu
unsur-unsur geometris pada berbagai groundsill lebih tinggi dari elevasi permukaan
penampang di sepanjang saluran untuk setiap dasar sungai di sebelah hilirnya dan tujuannya
kedalaman aliran; (4) kekasaran saluran dan adalah untuk lebih melandaikan kemiringan
kehilangan energi akibat pusaran pada dasar sungai (Sosrodarsono, 1984). Ogee
berbagai penampang. termasuk jenis ambang pelimpah. Groundsill
terdiri atas : badan groundsill, lantai hilir,
pelindung dasar sungai, dinding penahan
tanah, dan tanggul. Konstruksi umum

73
Wahyu Widiyanto
Profil Muka Air Di Hulu Groundsill Tipe Ambang Lebar Dan Ogee : 71- 80

bangunan groundsill dapat dilihat pada groundsill. Piranti lunak yang dimaksud adalah
Gambar 2 (mercu ogee) dan Gambar 3 (mercu HEC-RAS Versi 4 Beta, yang merupakan
ambang lebar / broad crested weir). piranti lunak hasil pengembangan US Army
Corps of Engineers. HEC-RAS (Hydraulic
Engineering Center- River Analysis System)
merupakan software 1-D, yang mempunyai
kemampuan untuk melakukan analisis aliran
satu dimensi, baik untuk aliran permanen
maupun tidak permanen, baik pada saluran
alami maupun buatan. HEC-RAS dapat juga
digunakan, baik untuk analisis aliran sub kritis,
Gambar 2. Bentuk groundsill dengan mercu superkritis maupun gabungan keduanya.
ogee
Data
Untuk analisis menggunakan HEC RAS
diperlukan data masukan sesuai kasus yang
ditinjau. Untuk analisis profil muka air akibat
pembendungan data yang diperlukan
setidaknya adalah data mengenai sistem pola
sungai pada jaringan sistem sungai beserta
anak sungainya, penampang melintang
sungai, serta kondisi batas yang sesuai.
Gambar 3. Bentuk groundsill dengan mercu
Data sebagai bahan hitungan dan
datar
analisis yang dibutuhkan untuk HEC-RAS
diambil dari data Sungai Serang beserta anak-
Di samping Ogee dikenal pula bentuk anak sungainya yaitu Sungai Carik Timur,
ambang pelimpah yang lain seperti ambang Sungai Nagung dan Sungai Pening. Sungai
bulat, USBR, Saf, dan sebagainya. Dalam Serang membelah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan bermuara di Samudera
kajian ini bentuk mercu groundsill yang ditinjau
adalah tipe mercu ambang bulat dan ambang Indonesia.
datar (broad crested weir). Persamaan debit Langkah-langkah Analisis
limpasan diatas mercu ambang bulat adalah
Dalam kajian ini, dilakukan simulasi
sebagai berikut :
tentang analisis profil muka air di hulu
groundsill dengan bantuan software HEC RAS
2 2
Q = Cd. g b h 1 , 5 ...(2) versi 4 Beta, dimana analisisnya
3 3 menggunakan analisis aliran unsteady,
sehingga nantinya akan dapat diketahui profil
Dengan h : tinggi air di atas mercu; Q : debit muka air maksimum yang terjadi dengan kala
limpasan diatas mercu bendung (m3/det); Cd = ulang 25 tahun.
koefisien debit; g = kecepatan gravitasi (9,8
m/det2); b = lebar mercu bendung (m). Selanjutnya dikerjakan langkah-langkah
berikut ini yaitu : (1) penggambaran skema
Sedangkan persamaan debit limpasan di atas jaringan dan anak sungai serta sistem saluran
mercu ambang datar adalah : yang ada; (2) interpretasi data penampang
2 melintang dari sungai utama dan anak sungai
Q = 2 g C d bh1,5 ..........................(3) beserta saluran yang ada; (3) penentuan data
3 penampang melintang yang representatif
dengan: Cd : koefisien debit, diambil 0,578 sebagai input simulasi sistem sungai yang ada;
untuk ambang lebar (Novak, et. al, 2001 dalam (4) penggunaan data hidrologi sebagai kondisi
Puser Bumi, 2007); b: lebar mercu. batas bagian hulu; (5) penentuan gelombang
pasang surut sebagai kondisi batas bagian
HEC RAS Versi 4 Beta hilir.
Dalam analisis ini akan digunakan Kondisi batas yang dipakai adalah flow
bantuan piranti lunak (software) komputer hydrograf di tiap hulu sungai (baik sungai
untuk menghitung profil muka air di hulu utama maupun anak sungainya), serta stage

74
Dinamika Rekayasa Vol. 3 No. 2 Agustus 2007
ISSN 1858-3075

hydrograf pada bagian hilir sungai. Data Dari grafik dapat diketahui elevasi muka
masukan flow hydrograf diambil dari hidrograf air. Pada lokasi dimana groundsill berada
banjir Q25th hasil interpretasi banjir yang dibuat merupakan penampang kontrol. Pada bagian
Sogreah (Sanidhya, 2004). Sedangkan stage ini ketinggian muka air sebelum ada groundsill
hydrograf diambil dari grafik pasang surut semi adalah 7,71. Sedangkan dengan adanya
diurnal tide yang diukur di Pelabuhan Ikan groundsill ambang lebar elevasi naik 8,00
Sadeng Daerah Istimewa Yogyakarta. sehingga ketinggian air di atas ambang adalah
Selain kondisi batas, di tiap titik awal 2,16 m. Untuk groundsill ambang Ogee muka
airnya berada pada elevasi 8,11 sehingga
simulasi juga harus dimasukkan kondisi awal
ketinggian air di atas ambang adalah 2,27 m.
yang berupa debit banjir pada saat t = 0.
Dengan demikian, elevasi muka air oleh akibat
Dua tipe groundsill yang akan dianalisis groundsill ambang Ogee lebih tinggi daripada
ditempatkan pada lokasi yang sekiranya ambang lebar. Untuk titik-titik selanjutnya ke
membutuhkan bangunan groundsill. Dalam hal arah hulu juga demikian, tetapi dengan selisih
ini dipilh diletakkan di salah satu anak Sungai yang semakin mengecil dan berakhir pada titik
Serang yaitu Sungai Nagung (Gambar 4) air balik yang sama yaitu pada stasioning
tepatnya pada Stasioning 49 yang berjarak 3195..
2376 meter dari pertemuan dengan sungai
Jarak aliran balik atau panjang
utama (Sungai Serang). Peletakan groundsill
pembendungan juga dapat diketahui dari grafik.
pada lokasi ini hanya untuk keperluan simulasi
dan kenyataannya tidak ada di lapangan. Bertemunya muka air sebelum dan sesudah
ada grounsill yaitu pada stasioning 3195.
Gambar skema sungai yang lebih lengkap dan
diketahui di depan bahwa stasioning dimana
jelas dapat dilihat pada lampiran.
groundsill berada adalah 2373. dengan
S. Carik Timur S. Nagung S. Pening demikian panjang pembendungan adalah 822
m.
Dalam perencanaan, sepanjang jarak
aliran balik ini perlu ditinjau apakah terdapat
Groundsill
obyek-obyek yang akan terganggu bila
S. Serang groundsill dipasang, seperti outlet drainase,
bantaran banjir, lahan pertanian dan
sebagainya.

Gambar 4. Sketsa Skema Sistem KESIMPULAN


Sungai Serang
Kesimpulan
1. Pada ketinggian ambang yang sama, profil
Grafik profil muka air di hulu groundsill muka air balik (profil M1) yang diakibatkan
pada saat muka air maksimum dapat dilihat oleh bangunan groundsill ambang Ogee
pada lampiran. Grafik tersebut merupakan lebih tinggi dibandingkan dengan ambang
hasil running dengan HEC-RAS. Elevasi dasar lebar.
sungai dimana groundsill ditempatkan adalah
3,34. Ketinggian groundsill dipakai 2,5 m 2. Jarak aliran balik atau panjang
sehingga puncaknya berada pada elevasi pembendungan yang dipengaruhi oleh
5,84. Pemilihan ketinggian 2,5 m ni dengan adanya bangunan groundsill tidak berbeda
alasan agar melebihi kedalaman kritis (hcr). secara signifikan antara tipe ambang lebar
Dari debit dan lebar sungai yang telah dan tipe Ogee.
diketahui maka dapat dihitung kedalaman kritis 3. Profil muka air yang dihasilkan dari suatu
dengan rumus : sistem alur sungai sangat bergantung dari
nilai debit masukan di hulu, pasang surut
di hilir, serta keadaan tampang sungai,
Q2 baik melintang maupun memanjang.
hkr = 3 ..(4) 4. Pemilihan koefisien ambang (koefisien
gB 2 debit) mempengaruhi jalannya running
software dan hasil hitungan profil muka air.

75
Wahyu Widiyanto
Profil Muka Air Di Hulu Groundsill Tipe Ambang Lebar Dan Ogee : 71- 80

DAFTAR PUSTAKA P.T. Freeport Indonesia, Laporan Terbaru


Gabion Groundsill, http:// www.ptfi.co.id
Bernas, Section Groundsil Progo Diper- baiki
diakses pada 5 Mei 2008.
Maret, www.infomedia.com, diakses
tanggal 5 Mei 2008. P.T. Puser Bumi Consultant, 2007,
Perencanaan Detail Desain Sungai Opak
Chow, V.T., 1992, Hidrolika Saluran
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
Terbuka (Terjemahan), Erlangga,
Laporan Proyek
Jakarta
Sanidhya, N.P., 2004, Analisis Banjir Sungai
Hydrologic Engineering Center, 2002, River
Serang Berdasarkan Simulasi Aliran
Analysis System Hydraulic Reference,
Unsteady dengan Menggunakan Software
Davis, California.
HEC-RAS Versi 3.1., Tugas Akhir, Jurusan
Rangaraju, K.G., 1986, Aliran Melalui Teknik Sipil UGM
Saluran Terbuka (Terjemahan),
Sosrodarsono, S., Tominaga, M., 1985,
Erlangga, Jakarta
Perbaikan dan Pengaturan Sungai,
Pradnya Paramita, Jakarta

76
Dinamika Rekayasa Vol. 3 No. 2 Agustus 2007
ISSN 1858-3075

LAMPIRAN

Jurnal ONSOED
UNSOED Plan: 1) brcst 2m 5/15/2008 2) perbaikan04 5/13/2008 3) ogee 2m 5/15/2008
Nagung River Nagung River
16
Legend

Crit Max WS - perbaikan04

M.A. Max Broad crest


14 M.A. Max Ogee

M.A. Max Eksisting

Crit Max WS - brcst 2m

12 Crit Max WS - ogee 2m

Ground
Tebing Kiri

Tebing Kanan
10
Elevation (m)

2
12

16

20

24

28

32

36

40

44

48
49

55

59

63
65

69

73

77

81
83

88

90
93
4
6
8

0
0 1000 2000 3000 4000 5000

Main Channel Distance (m)

Jurnal ONSOED Plan: 1) brcst 2m 5/15/2008 2) perbaikan04 5/13/2008 3) ogee 2m 5/15/2008


Nagung River Nagung River
Legend

Crit Max WS - perbaikan04

10 M.A. Max Broad crest

M.A. Max Ogee

M.A. Max Eksisting

Crit Max WS - brcst 2m

Crit Max WS - ogee 2m

9 Ground

Tebing Kiri

Tebing Kanan
Elevation (m)

6
63

2200 2400 2600 2800 3000 3200

Main Channel Distance (m)

77
Wahyu Widiyanto
Profil Muka Air Di Hulu Groundsill Tipe Ambang Lebar Dan Ogee : 71- 80

UNSOED

142
37
134
36 130
93
35 123
88 P en i
83 116
33 Nagung Riv er ng R
iv 108
32 Carik Tim ur 77 94 100
8690

er
Ca r i k T i

N a gu ng R i v
31 78
69 Pening Riv er
30
63 71
29 59 67
28 55 63
mu r

27 58 50

er
25 54
44
24 50
36 46
23 42
22 32
21 20 18 17 38
28 34
16 Lower Se rang 2
15 Se r 20
14 L owe r 16 2226
ang

53 57 18
2 9 60 65 8 10 14
69 6 Upp er Serang
5 45 73 22
41 B
77
A137 U ppe 109
r Se r a n g
30
23 Lower Serang 1
17
1
136 of e 6137
Geo-Ref
thGe o-Ref
Non
user
XS's
Non
Geo-Ref
interpolated
entered
are
Geo-Ref
notuser
XS
Geo-Ref
XS
interpolated
entered
e renced
XS XS)(
10

River: Carik Timur Reach: Carik Timur RS: 37


60
Leg end

Flow
50

40
Flow (m3/s)

30

20

10

0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Simulation Tim e (day s)

78
Dinamika Rekayasa Vol. 3 No. 2 Agustus 2007
ISSN 1858-3075

River: L ower Seran g 1 Reach: Lower S eran g 1 RS: 1


1.8
Leg end

1.6 Sta ge

Stage (m) 1.4

1.2

1.0

0.8

0.6

0.4
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Simulation Tim e (day s)

Riv er: Nagung Riv er Reach: Nagung River RS: 93


250
Leg end

Flow
200
Flow (m3/s)

150

100

50

0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Simulation Tim e (day s)

79
Wahyu Widiyanto
Profil Muka Air Di Hulu Groundsill Tipe Ambang Lebar Dan Ogee : 71- 80

Riv er: Pening Rive r Reach: Pening Riv er RS: 142


90
Leg end

80 Flow

70

60
Flow (m3/s)

50

40

30

20

10
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Simulation Tim e (day s)

Riv er: Upper Serang Reach: Upper Serang RS: 167


800
Leg end

Flow

600
Flow (m3/s)

400

200

0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Simulation Tim e (day s)

80

Anda mungkin juga menyukai