Cilacap
Cilacap
JURNAL KAWISTARA
VOLUME 9 No. 2, 22 Agustus 2019 Halaman 139—149
ABSTRACT
Coconut sugar industry as a part of agroindustry has given significances in regional agriculture
development. However, it has not yet met the businessman needs because of the lack significant
industrial development and marketing efficiency. Therefore, this study aims at identifying both the
external and internal factors influencing the marketing development and formulating the alternative
marketing strategies for coconut sugar products especially in Jeruklegi and Kawunganten District
of Cilacap Regency. This area is chosen based on certain considerations and this study involves 47
respondents. The methods used in this study are instrument test analysis, descriptive analysis to
identify the internal and external factors, and SWOT analysis to formulate the alternative strategies
for coconut sugar industry development. The result shows that generally there is still lack of human
resources quality, and based on validity and reliability tests there are eight internal and ten externals
factors influencing the coconut sugar marketing in Cilacap Regency. The industrial position is in cell
IV which means in a stable phase, meanwhile, the main alternative strategy that can be applied in
coconut sugar marketing development in Cilacap Regency is in quadrant 1 namely the SO (Strengths
Opportunities) strategy, which includes optimizing the production capacity, expanding the sale area,
and increasing the promotional activities. Other supporting alternative strategies that consist of ST
strategies (Strength Threats), WO (Weaknesses Opportunities), and WT (Threats Weaknesses) are
increasing the use of production equipment technology, increasing marketing efficiency, increasing the
market price knowledge, maintaining product quality, choosing managers to form beneficiary group,
cooperating among villages, improving the production cleanliness, looking for funds from cooperatives
in other areas for business capital, and establishing the information service center.
Keywords: Business development; Coconut sugar industry; Marketing strategy; SWOT analysis.
ABSTRAK
Industri gula kelapa sebagai bagian dari agroindustri telah memberikan signifikansi dalam
pengembangan pertanian daerah, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan para pengusaha karena
kurangnya pengembangan industri yang signifikan dan efisiensi pemasaran. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi
pengembangan pemasaran dan merumuskan strategi alternatif pemasaran untuk produk-produk
139
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149
140
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran
agar usaha yang dijalakan oleh perajin dapat Kajian mengenai pengembangan
lebih berkembang, efisien dan meningkatkan agroindustri gula kelapa sebelumnya telah
pendapatan. Menurut (Wongkar dan Dumais, dilakukan, seperti yang telah ditunjukkan
2017), strategi pengembangan berpengaruh Irmawati dkk (2015) bahwa posisi industri
dalam menjaga daya saing atau eksistensi gula semut berada pada sel V dengan strategi
usaha, serta mengatasi masalah-masalah konsentrasi melalui integritas horizontal.
yang terjadi pada agroindustri. Gula semut Sama seperti penelitian Malik dkk (2018)
merupakan produk turunan dari gula yang menyatakan bahwa posisi usaha tani
cetak yang memiliki prospek sangat bagus gula kelapa berada pada sel V. Berbagai latar
untuk dikembangkan karena hingga saat belakang yang telah dijelaskan dalam kajian
ini kebutuhan akan gula semut baik ekspor ini, dimungkinkan posisi industri gula kelapa
maupun dalam negeri belum terpenuhi (Evalia, di Kabupaten Cilacap berada pada sel IV yaitu
2015). Berdasarkan informasi yang diperoleh di fase stabil, dan alternatif strategi utama yang
lokasi penelitian, pengembangan usaha gula dapat diterapkan terdapat pada kuadran 1
kelapa cetak kurang mendapatkan perhatian, yaitu strategi Strengths Opportunities. Hal
oleh sebab itu dilakukan kajian terkait strategi ini memberikan indikasi bahwa peluang
pengembangan pemasaran produk gula kelapa pengembangan strategi pemasaran produk
cetak di Kabupaten Cilacap agar menjadi gula berada dalam keadaan menguntungkan,
agroindustri yang dapat meningkatkan selain memiliki kekuatan lebih besar dari pada
kesejahteraan perajin. Tujuan dari kajian kelemahan juga memiliki peluang lebih besar
ini adalah untuk mengidentifikasi faktor dari ancaman (Azhari dkk, 2013).
internal dan eksternal yang mempengaruhi Manajemen strategi merupakan seni
pemasaran, dan menganalisis alternatif dan ilmu untuk memformulasikan, meng
strategi pengembangan pemasaran gula implementasi, dan mengevaluasi keputusan
kelapa. Kajian bermanfaat dalam menambah lintas fungsi yang memungkinkan suatu
pengetahuan mengenai agroindustri gula usaha dapat mencapai tujuannya. Tujuan
kelapa, dan pelaku agroindustri diharapkan manajemen strategi adalah menciptakan hal
dapat mengembangkan sistem pemasaran baru dan berbeda untuk di masa yang akan
yang semakin efisien. datang (David, 2006). Setiap perusahaan atau
Evaluasi faktor internal dan eksternal akan usaha tentu memerlukan adanya strategi untuk
mempengaruhi pengembangan agroindustri mendukung manajemen yang baik. Strategi
gula, oleh sebab itu dilakukan identifikasi dapat didefinisikan sebagai rangkaian tindakan
terhadap faktor-faktor strategis yang meliputi dengan tujuan untuk mencapai sasaran jangka
aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan panjang. Berdasarkan kajian yang telah di
ancaman. Analisis Matriks Evaluasi Faktor lakukan mengenai strategi pengembangan
Internal – Analisis Matriks Faktor Eksternal sistem agribisnis kelapa, formulasi efisiensi
(IFE-EFE) dilakukan untuk penilaian terhadap dan integrasi pada setiap subsistem harus
faktor-faktor dalam penentuan strategi dilakukan untuk meningkatkan pendapatan
pengembangan agroindustri (Evalia, 2015). petani (Damanik, 2007).
IFE-EFE adalah alat analisa yang menyajikan Penyusunan alternatif strategi melalui
kondisi internal-eksternal suatu usaha untuk beberapa tahap, mulai dari pengamatan,
menentukan faktor kekuatan-kelemahan dan evaluasi hingga penentuan strategi yang tepat.
peluang-ancaman. Elemen yang terdapat pada Analisis SWOT adalah salah satu cara dalam
faktor internal dan eksternal diperoleh dari penyusunan strategi dengan menganalisis
hasil pengamatan lingkungan agroindustri gula faktor internal eksternal dari suatu usaha.
kelapa di Kabupaten Cilacap. Langkah yang Hal ini bertujuan agar usaha tersebut berjalan
perlu dilakukan yaitu dengan memperhitungkan dan berkembang dengan efektif, efisien, dan
terlebih dahulu kesesuaian antara penilaian berkelanjutan (Rangkuti, 2015).
internal dan eksternal dari hasil kuesioner.
141
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149
142
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran
Tabel 1.
IFAS dan EFAS
Faktor Strategi Bobot Rating Bobot x Rating
Faktor Internal
Kekuatan
Ketersediaan bahan baku selalu ada 0,15 3,99 0,58
Pengolahan dilakukan setiap hari 0,14 3,93 0,56
Produk berkualitas super 0,14 3,93 0,56
Cita rasa manis alami 0,14 3,98 0,58
Biaya pemasaran rendah 0,11 2,99 0,33
Kelemahan
Teknologi yang digunakan tradisional 0,11 2,96 0,32
Keterbatasan modal usaha 0,12 3,42 0,43
Informasi pasar kurang merata 0,08 2,28 0,19
Total Skor Faktor Internal 1,00 3,54
Faktor Eksternal
Peluang
Harga gula dapat bersaing 0,13 3,35 0,42
Reward dari pedagang langganan 0,08 2,04 0,16
Pajak usaha rendah 0,04 1,16 0,05
Lokasi penjualan mudah dijangkau 0,12 3,18 0,38
Akses jalan cukup baik 0,12 3,15 0,37
Armada distribusi sudah memadai 0,12 3,11 0,36
Sistem pemasaran mudah 0,10 2,76 0,29
Ancaman
Tidak rutin pengecekan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan 0,10 2,62 0,26
Belum terbentuk kelompok penderes 0,10 2,65 0,26
Belum terbentuk koperasi usaha 0,10 2,61 0,26
Total Skor Faktor Eksternal 1,00 2,81
Sumber: Data Primer, 2018
143
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149
Tabel 2.
Uji Validitas
Indikator r hitung
Faktor Internal
Kekuatan
Ketersediaan bahan baku selalu ada 0,759
Pengolahan dilakukan setiap hari 0,342
Produk berkualitas super 0,580
Cita rasa manis alami 0,759
Biaya pemasaran rendah 0,407
Kelemahan
Teknologi yang digunakan tradisional 0,325
Keterbatasan modal usaha 0,517
Informasi pasar kurang merata 0,629
Faktor Eksternal
Peluang
Harga gula dapat bersaing 0,412
Reward dari pedagang langganan 0,475
Pajak usaha rendah 0,724
Lokasi penjualan mudah dijangkau 0,503
Akses jalan cukup baik 0,592
Armada distribusi sudah memadai 0,584
Sistem pemasaran mudah 0,363
Ancaman
Tidak rutin pengecekan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan 1,000
Belum terbentuk kelompok penderes atau usaha 1,000
Belum terbentuk koperasi usaha 1,000
Sumber: Data Primer, 2018
144
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran
145
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149
146
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran
Tabel 4.
Penentuan Strategi Dengan Model Matriks SWOT
INTERNAL KEKUATAN KELEMAHAN
FAKTOR • Ketersediaan bahan baku • Teknologi masih
selalu ada tradisional
• Pengolahan dilakukan • Keterbatasan modal usaha
setiap hari sehingga bergantung
• Produk berkualitas super pada pengepul
• Cita rasa manis alami • Informasi pasar kurang
EKSTERNAL • Biaya pemasaran rendah merata
FAKTOR
PELUANG SO STRATEGI WO STRATEGI
• Harga gula dapat bersaing • Optimalisasi kapasitas • Meningkatkan
• Reward dari pedagang langganan produksi penggunaan teknologi
• Pajak usaha rendah • Memperluas area penjualan alat produksi
• Lokasi penjualan mudah dijangkau • Meningkatkan kegiatan • Meningkatkan efisiensi
• Akses jalan cukup baik promosi pemasaran
• Armada distribusi memadai • Menambah pengetahuan
• Sistem pemasaran mudah mengenai harga pasar
ANCAMAN ST STRATEGI WT STRATEGI
• Tidak rutin adanya pengecekan dan • Mempertahankan produk • Meningkatkan kebersihan
pembinaan dari Dinas Kesehatan berkualitas saat produksi
• Belum terbentuk kelompok penderes • Pemilihan pengurus untuk • Meminjam uang pada
• Belum adanya koperasi usaha membentuk kelompok koperasi di daerah lain
penderes untuk modal usaha
• Menjalin kerja sama • Membangun pusat
antardesa layanan informasi
Sumber : Data Primer, 2018
147
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149
dalam meningkatkan penggunaan teknologi meliputi harga gula dapat bersaing, reward
adalah kemasan yang menarik agar respons dari pedagang langganan, pajak usaha
konsumen lebih tinggi (Malik dkk., 2018). rendah, lokasi penjualan mudah dijangkau,
akses jalan cukup baik, armada distribusi
Strategi (W-T) memadai, sistem pemasaran mudah, tidak
Kepuasan konsumen dijadikan rutin adanya pengecekan dan pembinaan dari
landasan untuk mewujudkan perkembangan Dinas Kesehatan, belum terbentuk kelompok
agroindustri gula kelapa yang lebih baik. Oleh penderes, dan koperasi usaha.
karena itu, perlu dilakukannya peningkatan Posisi industri terdapat pada sel IV yaitu
kebersihan saat produksi, baik berupa alat, fase stabil dan alternatif strategi utama yang
ruang produksi maupun bahan baku yang dapat diterapkan adalah strategi SO yang
digunakan. Seperti yang telah dijelaskan terdiri dari optimalisasi kapasitas produksi,
sebelumnya bahwa faktor keterbatasan memperluas area penjualan, dan meningkatkan
modal merupakan kelemahan yang sangat kegiatan promosi. Alternatif strategi lain yang
mempengaruhi pengembangan usaha, dan dapat mendukung pengembangan agroindustri
perajin cenderung menjalankan usahanya adalah meningkatkan penggunaan teknologi
dengan bergantung pada pengepul. Belum alat produksi, meningkatkan efisiensi pe
terbentuknya koperasi di wilayah ini, maka masaran, menambah pengetahuan mengenai
sebaiknya pelaku usaha meminjam uang pada harga pasar, mempertahankan produk ber
koperasi di daerah lain untuk mendukung kualitas, pemilihan pengurus untuk mem
usahanya. Malik dkk (2018) menyatakan bentuk kelompok penderes, menjalin kerja
bahwa strategi yang dapat diterapkan dalam sama antardesa, meningkatkan kebersihan
pengembangan usaha tani gula kelapa adalah saat produksi, meminjam uang pada koperasi
meningkatkan daya saing melalui koperasi di daerah lain untuk modal usaha, dan
atau asosiasi untuk pemasaran bersama. membangun pusat layanan informasi.
Alternatif strategi lain yang dapat diterapkan Perajin gula kelapa dapat menerapkan
yaitu membangun pusat layanan informasi berbagai alternatif strategi pemasaran yang
yang didukung oleh penyuluh atau pemerintah telah dipaparkan agar pemasaran gula kelapa
setempat, sehingga para perajin gula kelapa semakin efisien serta menunjang pengem
dapat lebih mudah dalam memperoleh bangan usaha yang lebih baik. Diperlukannya
berbagai informasi yang dibutuhkan. Hal pembentukan kelompok penderes, agar posisi
serupa disebutkan oleh Umar (2016) bahwa perajin bisa lebih kuat, selain itu kuatnya
alternatif strategi yang diterapkan dalam peran pemerintah dalam memfasilitasi
pengembangan kelompok usaha gula kelapa pengembangan usaha agroindustri gula kelapa
adalah menyediakan pusat layanan serta di Kabupaten Cilacap juga sangat diperlukan.
sumber daya eksistensi yang lapang, sehingga
dapat menjadi media dalam memberikan DAFTAR PUSTAKA
informasi bagi perajin. Azhari, M. H, M. R. Yantu, dan D. N. Asih. 2013
Pengembangan Strategi Pemasaran
SIMPULAN Produk Gula Tapo (Studi Kasus Di
Pengembangan agroindustri gula kelapa Desa Ambesia Kecamatan Tomini
di Kabupaten Cilacap dipengaruhi oleh faktor- Kabupaten Parigi Moutong),Jurnal
faktor internal, antara lain adalah ketersediaan Agrotekbis, 1: 81–92.
bahan baku selalu ada, pengolahan dilakukan Azhari, S. R., Kartikowati, S. dan Indrawati,
setiap hari, produk berkualitas super, cita H. 2016 Strategi Pengembangan
rasa manis alami, teknologi masih tradisional, Usaha Gula Aren di Desa Rambah
keterbatasan modal usaha sehingga Tengah Barat Kecamatan Rambah
bergantung pada pengepul, dan informasi Kabupaten Rokan Hulu, Jurnal
pasar kurang merata. Faktor eksternal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan
148
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran
dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Malik, W. A., Ferichani, M,dan Widiyanti,
Riau University, 3(2): 1–14. E. 2018 Strategi Pengembangan
Damanik, S. 2007 Strategi Pengembangan Usahatani Gula Kelapa di Kecamatan
Agribisnis Kelapa (Cocos nucifera) Puring Kabupaten Kebumen, SEPA,
untuk Meningkatkan Pendapatan 14(2): 105–113.
Petani di Kabupaten Indragiri Hilir, Rangkuti, F. 2015 Teknik Membedah Kasus
Riau, Perspektif, 6(2): 94–104. Bisnis Analisis SWOT. Jakarta:
Evalia, N. A. 2015 Strategi Pengembangan Gramedia Pustaka Utama.
Agroindustri Gula Semut Aren, Sanusi, A. 2011 Metode Penelitian Bisnis.
Jurnal Manajemen dan Agribisnis, 12(1): Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
57–67. doi: 10.17358/JMA.12.1.57. Saputra. E, L Fitriana, dan E. Bahar 2012
Irmawati, H. Syam, dan Jamaluddin. 2015 Strategi Pengembangan Usaha Gula
Analisis Kelayakan Finansial dan Aren Di Desa Rambah Tengah Barat
Strategi Pengembangan Usaha Kecamatan Rambah Kabupaten
Industri Rumahan Gula Semut (Palm Rokan Hulu, Penelitian Sungkai, 1(1).
Sugar) dari Nira Nipah di Kelurahan Sugiyowati, L, Karno, dan Ekowati, T. 2014
Pallantikang, Jurnal Pendidikan Strategi Pengembangan Agroindustri
teknologi Pertanian, 1: 76–94. Gula Aren Di Kabupaten Kendal.
Isnaini, R., S. Afifuddin, dan S. Lubis. 2011 Jurnal Agromedia, 33(1)
Strategi Pengembangan Usaha Gula Syahza, A. 2012 Ekonomi pembangunan: teori
Aren di Kabupaten Aceh Tenggara, dan kajian empirik pembangunan
Jurnal Agribisnis Sumatera Utara, pedesaan. Pekanbaru: UR PRESS.
(2):55–65.
Umar, Z. A. 2016 The Development Strategy
Karmiati, Vitus Dwi Yunianto, B. W. H. of Coconut Sugar Industry, The
E. Prasetiyono. 2016 Strategi International Journal of Engineering
Pengembangan Agro Industri Gula and Science, 5(3): 58–66.
Tumbu Di Kabupaten Kudus, Jurnal
Litbang Provinsi Jawa Tengah, 14(4): Wongkar. N, J. N. K. Dumais, dan T. M.
25–34. Katiandagho. 2017 Strategi Pengem
bangan Agroindustri Gula Aren Di
Desa Tondei 1, Agri-SosioEkonomi,
13: 215–226.
149