Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2088-5415 (Print)

ISSN 2355-5777 (Online)


https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/index
https://doi.org/ 10.22146/kawistara.39539

JURNAL KAWISTARA
VOLUME 9 No. 2, 22 Agustus 2019 Halaman 139—149

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI


KABUPATEN CILACAP: KAJIAN STRATEGI
MARKETING HASIL PERTANIAN
THE AGRICULTURAL DEVELOPMENT OF COCONUT SUGAR IN
CILACAP DISTRICT: THE STUDY OF MARKETING STRATEGY OF
AGRICULTURAL PRODUCTS
*Nariswari Novi Pudyastuti, Masyhuri, dan Any Suryantini
Program Studi Magister Manajemen Agribisnis
Submitted: 09-10-2018; Revised: 10-06-2019;  Accepted: 10-06-2019

ABSTRACT
Coconut sugar industry as a part of agroindustry has given significances in regional agriculture
development. However, it has not yet met the businessman needs because of the lack significant
industrial development and marketing efficiency. Therefore, this study aims at identifying both the
external and internal factors influencing the marketing development and formulating the alternative
marketing strategies for coconut sugar products especially in Jeruklegi and Kawunganten District
of Cilacap Regency. This area is chosen based on certain considerations and this study involves 47
respondents. The methods used in this study are instrument test analysis, descriptive analysis to
identify the internal and external factors, and SWOT analysis to formulate the alternative strategies
for coconut sugar industry development. The result shows that generally there is still lack of human
resources quality, and based on validity and reliability tests there are eight internal and ten externals
factors influencing the coconut sugar marketing in Cilacap Regency. The industrial position is in cell
IV which means in a stable phase, meanwhile, the main alternative strategy that can be applied in
coconut sugar marketing development in Cilacap Regency is in quadrant 1 namely the SO (Strengths
Opportunities) strategy, which includes optimizing the production capacity, expanding the sale area,
and increasing the promotional activities. Other supporting alternative strategies that consist of ST
strategies (Strength Threats), WO (Weaknesses Opportunities), and WT (Threats Weaknesses) are
increasing the use of production equipment technology, increasing marketing efficiency, increasing the
market price knowledge, maintaining product quality, choosing managers to form beneficiary group,
cooperating among villages, improving the production cleanliness, looking for funds from cooperatives
in other areas for business capital, and establishing the information service center.

Keywords: Business development; Coconut sugar industry; Marketing strategy; SWOT analysis.

ABSTRAK
Industri gula kelapa sebagai bagian dari agroindustri telah memberikan signifikansi dalam
pengembangan pertanian daerah, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan para pengusaha karena
kurangnya pengembangan industri yang signifikan dan efisiensi pemasaran. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi
pengembangan pemasaran dan merumuskan strategi alternatif pemasaran untuk produk-produk

*Corresponding author: nariswarinv9@gmail.com.


Copyright© 2019 THE AUTHOR(S).This article is distributed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0
International license. Jurnal Kawistara is published by the Graduate School of Universitas Gadjah Mada.

139
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149

gula kelapa khususnya di Kecamatan Jeruklegi adanya ketimpangan pendapatan masyarakat


dan Kawunganten Kabupaten Cilacap. Area (Syahza, 2012). Tanaman kelapa banyak
ini dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu tumbuh di wilayah Pulau Jawa salah satunya
dengan melibatkan 47 responden. Metode terdapat di Kabupaten Cilacap, sehingga
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
agroindustri gula kelapa banyak dijalankan
analisis uji instrumen, analisis deskriptif untuk
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal,
masyarakat pedesaan dan sebagian besar
dan analisis SWOT untuk merumuskan merupakan usaha utama. Usaha sebagai
alternatif strategi pengembangan industri gula perajin gula kelapa belum mampu mencukupi
kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan dan belum terlihat adanya
secara umum jumlah sumber daya manusia perkembangan signifikan karena kurangnya
yang berkualitas masih sangat kurang dan efisiensi pemasaran. Hal ini dilihat dari harga
berdasarkan uji validitas dan reliabilitas terdapat yang diterima perajin relatif rendah dan
delapan faktor internal dan sepuluh faktor jumlah produksi gula yang tidak meningkat,
eksternal yang mempengaruhi pemasaran gula bahkan mengalami penurunan karena tidak
kelapa di Kabupaten Cilacap. Posisi industri
sedikit perajin yang melakukan alih profesi,
terdapat pada sel IV yang berarti dalam fase
stabil, sementara itu alternatif strategi utama
sedangkan permintaan akan kebutuhan gula
yang dapat diterapkan dalam pengembangan kelapa murni semakin tinggi.
pemasaran gula kelapa di Kabupaten Cilacap Pekerjaan sebagai perajin gula kelapa
adalah kuadran 1 yaitu strategi SO (Strengths telah ada secara turun-temurun, tetapi
Opportunities), yang terdiri dari mengoptimalkan berbagai keterbatasan yang dimiliki membuat
kapasitas produksi, memperluas area penjualan, perajin menjalankan usaha secara apa
dan meningkatkan kegiatan promosi. Alternatif adanya serta kurang mempertimbangkan
strategi pendukung lainnya yang mencakup perkembangan jangka panjang. Kendala-
strategi ST (Strengths Threats), WO (Weaknesses kendala pengembangan agroindustri adalah
Opportunities), dan WT (Weaknesses Threats)
kemampuan dalam penggunaan teknologi,
adalah meningkatkan penggunaan teknologi alat
produksi, meningkatkan efisiensi pemasaran,
kualitas sumber daya manusia, cuaca yang tidak
meningkatkan pengetahuan mengenai harga stabil dan infrastruktur pendukung industri
pasar, menjaga kualitas produk, memilih yang masih terbatas, belum berkembangnya
pengurus untuk membentuk kelompok penderes, distribusi (Saputra dkk, 2012). Pemasaran
bekerja sama antardesa, meningkatkan kebersihan menjadi ujung tombak dari sebuah usaha dan
produksi, mencari dana dari koperasi di daerah berpengaruh terhadap pendapatan produsen,
lain untuk modal usaha, dan mendirikan pusat sedangkan dilihat dari sistem pemasaran,
layanan informasi.. sebagian besar perajin hanya menjual gula
Kata Kunci: Analisis SWOT; Industri gula kelapa; pada pengepul dan memiliki kemampuan
Pengembangan usaha; Strategi pemasaran. tawar yang rendah. Hal ini merupakan salah
satu faktor penyebab kurangnya efisiensi
PENGANTAR pemasaran dan perkembangan industri.
Pengembangan daerah khususnya Azhari menyatakan bahwa strategi pemasaran
pedesaan tidak lepas dari adanya sektor produk gula masih berjalan tradisional, yaitu
pertanian karena memiliki peluang untuk pengetahuan informasi pasar diperoleh
terus dimanfaatkan, seperti bertambahnya dari mulut ke mulut, pembuatan produk
jumlah penduduk akan menyebabkan berdasarkan pesanan, jalur pemasaran yang
naiknya kebutuhan pangan. Peningkatan dilakukan hanya dari produsen ke pengepul,
kebutuhan pangan berkualitas sejalan dengan dan produsen bertindak sebagai penerima
meningkatnya pendapatan masyarakat. harga (Azhari dkk., 2013).
Selain itu pengembangan agroindustri akan Berdasarkan latar belakang dan adanya
berdampak pada pertumbuhan ekonomi berbagai faktor yang dapat menjadi kendala
daerah karena pendapatan petani yang dalam jalannya usaha, maka perlu disikapi
meningkat diharapkan akan mengurangi dengan pengembangan strategi pemasaran

140
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran

agar usaha yang dijalakan oleh perajin dapat Kajian mengenai pengembangan
lebih berkembang, efisien dan meningkatkan agroindustri gula kelapa sebelumnya telah
pendapatan. Menurut (Wongkar dan Dumais, dilakukan, seperti yang telah ditunjukkan
2017), strategi pengembangan berpengaruh Irmawati dkk (2015) bahwa posisi industri
dalam menjaga daya saing atau eksistensi gula semut berada pada sel V dengan strategi
usaha, serta mengatasi masalah-masalah konsentrasi melalui integritas horizontal.
yang terjadi pada agroindustri. Gula semut Sama seperti penelitian Malik dkk (2018)
merupakan produk turunan dari gula yang menyatakan bahwa posisi usaha tani
cetak yang memiliki prospek sangat bagus gula kelapa berada pada sel V. Berbagai latar
untuk dikembangkan karena hingga saat belakang yang telah dijelaskan dalam kajian
ini kebutuhan akan gula semut baik ekspor ini, dimungkinkan posisi industri gula kelapa
maupun dalam negeri belum terpenuhi (Evalia, di Kabupaten Cilacap berada pada sel IV yaitu
2015). Berdasarkan informasi yang diperoleh di fase stabil, dan alternatif strategi utama yang
lokasi penelitian, pengembangan usaha gula dapat diterapkan terdapat pada kuadran 1
kelapa cetak kurang mendapatkan perhatian, yaitu strategi Strengths Opportunities. Hal
oleh sebab itu dilakukan kajian terkait strategi ini memberikan indikasi bahwa peluang
pengembangan pemasaran produk gula kelapa pengembangan strategi pemasaran produk
cetak di Kabupaten Cilacap agar menjadi gula berada dalam keadaan menguntungkan,
agroindustri yang dapat meningkatkan selain memiliki kekuatan lebih besar dari pada
kesejahteraan perajin. Tujuan dari kajian kelemahan juga memiliki peluang lebih besar
ini adalah untuk mengidentifikasi faktor dari ancaman (Azhari dkk, 2013).
internal dan eksternal yang mempengaruhi Manajemen strategi merupakan seni
pemasaran, dan menganalisis alternatif dan ilmu untuk memformulasikan, meng­
strategi pengembangan pemasaran gula imple­mentasi, dan mengevaluasi keputusan
kelapa. Kajian bermanfaat dalam menambah lintas fungsi yang memungkinkan suatu
pengetahuan mengenai agroindustri gula usaha dapat mencapai tujuannya. Tujuan
kelapa, dan pelaku agroindustri diharapkan manajemen strategi adalah menciptakan hal
dapat mengembangkan sistem pemasaran baru dan berbeda untuk di masa yang akan
yang semakin efisien. datang (David, 2006). Setiap perusahaan atau
Evaluasi faktor internal dan eksternal akan usaha tentu memerlukan adanya strategi untuk
mempengaruhi pengembangan agroindustri mendukung manajemen yang baik. Strategi
gula, oleh sebab itu dilakukan identifikasi dapat didefinisikan sebagai rangkaian tindakan
terhadap faktor-faktor strategis yang meliputi dengan tujuan untuk mencapai sasaran jangka
aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan panjang. Berdasarkan kajian yang telah di­
ancaman. Analisis Matriks Evaluasi Faktor lakukan mengenai strategi pengembangan
Internal – Analisis Matriks Faktor Eksternal sistem agribisnis kelapa, formulasi efisiensi
(IFE-EFE) dilakukan untuk penilaian terhadap dan integrasi pada setiap subsistem harus
faktor-faktor dalam penentuan strategi dilakukan untuk meningkatkan pendapatan
pengembangan agroindustri (Evalia, 2015). petani (Damanik, 2007).
IFE-EFE adalah alat analisa yang menyajikan Penyusunan alternatif strategi melalui
kondisi internal-eksternal suatu usaha untuk beberapa tahap, mulai dari pengamatan,
menentukan faktor kekuatan-kelemahan dan evaluasi hingga penentuan strategi yang tepat.
peluang-ancaman. Elemen yang terdapat pada Analisis SWOT adalah salah satu cara dalam
faktor internal dan eksternal diperoleh dari penyusunan strategi dengan menganalisis
hasil pengamatan lingkungan agroindustri gula faktor internal eksternal dari suatu usaha.
kelapa di Kabupaten Cilacap. Langkah yang Hal ini bertujuan agar usaha tersebut berjalan
perlu dilakukan yaitu dengan memperhitungkan dan berkembang dengan efektif, efisien, dan
terlebih dahulu kesesuaian antara penilaian berkelanjutan (Rangkuti, 2015).
internal dan eksternal dari hasil kuesioner.

141
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149

Kajian dilaksanakan di Kecamatan alpha dengan nilai alfa pembanding. Apabila


Jeruklegi dan Kawunganten Kabupaten instrumen memiliki nilai cronbach alpha
Cilacap pada bulan Februari-April 2018. lebih besar dari alfa pembanding (0,6) maka
Lokasi kajian dipilih secara sengaja dinyatakan reliabel.
berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu
merupakan daerah yang terdapat banyak Analisis Deskriptif
agroindustri gula kelapa. Sumber data primer Strategi pemasaran menitik beratkan
diperoleh langsung dari responden dengan pada identifikasi faktor-faktor internal dan
teknik wawancara menggunakan bantuan eksternal dalam lingkungan usaha. Informasi
kuesioner. Data sekunder diperoleh dari Dinas yang diperoleh dianalisis dan dideskriptifkan
Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Cilacap secara terperinci, kemudian digunakan
yang digunakan untuk menunjang data primer. untuk menyusun strategi secara tepat agar
Metode analisis yang digunakan dalam kajian menciptakan pemasaran yang lebih efisien
ini antara lain: uji instrumen, analisis deskripsi, sehingga dapat meningkatkan pengembangan
dan analisis SWOT. usaha dan pendapatan perajin.

Uji Instrumen Analisis SWOT


Uji instrumen terdiri dari uji validitas dan Analisis SWOT dilakukan dengan
uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan melihat faktor-faktor internal dan eksternal
tujuan untuk mendapatkan instrumen yang yang dapat mempengaruhi pemasaran gula
valid dan akurat. Tingkat validitas diperoleh kelapa. Tabel IFAS/EFAS yang terdapat pada
dengan cara membandingkan probabilitas nilai Tabel 1 digunakan untuk mengidentifikasi dan
rxy dengan rtabel, rumus yang digunakan adalah merumuskan faktor-faktor strategis dalam
sebagai berikut (Sanusi, 2011) : kerangka kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman, selain itu juga untuk menentukan
posisi usaha. Tahapan penentuan skor dalam
tabel IFAS/EFAS menurut (Rangkuti, 2015)
Keterangan : sebagai berikut.
N = Jumlah sampel a. Pembuatan faktor strategis lingkungan
r = Koefisien korelasi internal mencakup faktor kekuatan
X = Skor indikator yang akan diuji (strength) dan kelemahan (weakness),
Y = Total skor indikator pada konsep sedangkan faktor eksternal mencakup
yang sama faktor peluang (opportunities) dan ancaman
(threats).
Uji reliabilitas dilakukan untuk menge­ b. Penentuan bobot faktor strategis dengan
tahui bahwa instrumen dapat dipercaya sebagai skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai
alat pengumpul data, dengan menghitung 1,0 (sangat penting).
Cronbach Alpha. Adapun rumus yang dapat c. Hitung rating untuk masing-masing faktor
dituliskan sebagai berikut (Sanusi, 2011) : dengan memberikan skala 4,0 jika peluang
besar hingga 1,0 jika peluang semakin kecil,
dan pemberian nilai rating ancaman adalah
kebalikannya.
Keterangan: d. Kalikan bobot dengan rating untuk
rsb = nilai reliabilitas instrumen memperoleh faktor pembobotan (skor).
rpm = nilai korelasi produk e. Jumlahkan skor untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan atau
Hasil uji reliabilitas ditentukan dengan industri yang bersangkutan, dan total skor
cara membandingkan antara nilai cronbach harus bernilai satu.

142
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran

Tabel 1.
IFAS dan EFAS
Faktor Strategi Bobot Rating Bobot x Rating
Faktor Internal
Kekuatan
Ketersediaan bahan baku selalu ada 0,15 3,99 0,58
Pengolahan dilakukan setiap hari 0,14 3,93 0,56
Produk berkualitas super 0,14 3,93 0,56
Cita rasa manis alami 0,14 3,98 0,58
Biaya pemasaran rendah 0,11 2,99 0,33
Kelemahan
Teknologi yang digunakan tradisional 0,11 2,96 0,32
Keterbatasan modal usaha 0,12 3,42 0,43
Informasi pasar kurang merata 0,08 2,28 0,19
Total Skor Faktor Internal 1,00 3,54
Faktor Eksternal
Peluang
Harga gula dapat bersaing 0,13 3,35 0,42
Reward dari pedagang langganan 0,08 2,04 0,16
Pajak usaha rendah 0,04 1,16 0,05
Lokasi penjualan mudah dijangkau 0,12 3,18 0,38
Akses jalan cukup baik 0,12 3,15 0,37
Armada distribusi sudah memadai 0,12 3,11 0,36
Sistem pemasaran mudah 0,10 2,76 0,29
Ancaman
Tidak rutin pengecekan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan 0,10 2,62 0,26
Belum terbentuk kelompok penderes 0,10 2,65 0,26
Belum terbentuk koperasi usaha 0,10 2,61 0,26
Total Skor Faktor Eksternal 1,00 2,81
Sumber: Data Primer, 2018

Penentuan alternatif strategi pengem­ c. Strategi Weaknesses Threats adalah strategi


bangan pemasaran gula kelapa di Kabupaten yang diarahkan untuk meminimalkan
Cilacap dirumuskan berdasarkan data yang kelemahan untuk menghindari atau
diperoleh dari tabel IFAS/EFAS. Berikut mengurangi ancaman.
adalah kemungkinan alternatif strategi yang d. Strategi Weaknesses Opportunities adalah
dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi strategi untuk memperbaiki kelemahan
pemasaran (Rangkuti, 2015) : dengan memanfaatkan peluang.
a. Strategi Strengths Opportunities adalah
strategi dengan menggunakan kekuatan PEMBAHASAN
yang dimiliki, untuk memanfaatkan peluang. Hasil pengujian instrumen berdasarkan
b. Strategi Strengths Threats adalah strategi validitas dan reliabilitas diperoleh bahwa
dengan menggunakan kekuatan yang terdapat 8 (delapan) indikator faktor internal
dimiliki, untuk menghindari atau dan 10 indikator pada faktor eksternal.
mengurangi ancaman.

143
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149

Tabel 2.
Uji Validitas
Indikator r hitung
Faktor Internal
Kekuatan
Ketersediaan bahan baku selalu ada 0,759
Pengolahan dilakukan setiap hari 0,342
Produk berkualitas super 0,580
Cita rasa manis alami 0,759
Biaya pemasaran rendah 0,407
Kelemahan
Teknologi yang digunakan tradisional 0,325
Keterbatasan modal usaha 0,517
Informasi pasar kurang merata 0,629
Faktor Eksternal
Peluang
Harga gula dapat bersaing 0,412
Reward dari pedagang langganan 0,475
Pajak usaha rendah 0,724
Lokasi penjualan mudah dijangkau 0,503
Akses jalan cukup baik 0,592
Armada distribusi sudah memadai 0,584
Sistem pemasaran mudah 0,363
Ancaman
Tidak rutin pengecekan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan 1,000
Belum terbentuk kelompok penderes atau usaha 1,000
Belum terbentuk koperasi usaha 1,000
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 2 merupakan hasil uji validitas Uji reliabilitas bertujuan untuk


yang menunjukkan bahwa setiap pernyataan mengetahui sejauh mana pengukuran dapat
terdapat pada tingkat kepercayaan 95%, dipercaya. Hasil uji reliabilitas menunjukkan
dengan menggunakan N = 47 maka diketahui bahwa pernyataan-pernyataan yang digunakan
nilai r tabel sebesar 0,287. Hasil tersebut dalam penentuan faktor kekuatan, kelemahan,
dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan peluang, dan ancaman sudah reliabel atau
bersifat valid karena memiliki nilai r hitung dapat dipercaya. Dilihat dari nilai cronbach
lebih besar dari nilai r tabel. alpha setiap variabel memiliki nilai yang lebih
besar dari alfa pembanding (0,6) (Tabel 3).
Tabel 3.
Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah Pernyataan Cronbach alpha Alfa Pembading Keterangan
Kekuatan 5 0,664 0,6 Reliabel
Kelemahan 3 0,645 0,6 Reliabel
Peluang 7 0,781 0,6 Reliabel
Ancaman 3 1,000 0,6 Reliabel
Sumber : Data Primer, 2018

144
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran

Analisis SWOT Agroindustri Gula Kelemahan


Kelapa Teknologi merupakan salah satu hal
Strategi pengembangan pemasaran penting dalam menjalankan sebuah usaha,
agro­industri gula kelapa di Kabupaten penggunaan teknologi yang semakin
Cilacap didasarkan pada identifikasi serta modern akan menghasilkan produk yang
evaluasi faktor internal dan eksternal, se­ semakin baik, tetapi penggunaan teknologi
hingga dapat digunakan untuk menyusun dalam kegiatan agroindustri gula kelapa di
strategi pengembangan dan menciptakan Kabupaten Cilacap masih sederhana yaitu
pemasaran yang lebih efisien. Didukung belum menerapkan teknologi pengemasan.
dengan pernyataan (Damanik, 2007) bahwa Pengemasan gula oleh perajin hanya sebatas
pengembangan agribisnis kelapa berperan menggunakan karung dalam bentuk curah.
penting dalam peningkatan pendapatan petani Hal ini dikarenakan sebagian besar perajin gula
karena sebagai penyedia lapangan kerja. kelapa memiliki keterbatasan modal usaha
Berdasarkan analisis SWOT yang di­ khususnya dalam hal finansial. Kelemahan
evaluasi menggunakan IFAS dan EFAS, agro­ berupa keterbatasan modal akan sangat
industri gula kelapa di Kabupaten Cilacap menghambat berkembangnya suatu usaha,
memiliki potensi besar untuk dikem­bang­ karena menyebabkan pelaku usaha (perajin)
kan. Hasil tersebut didasarkan atas pertim­ cenderung bergantung pada pengepul. Hal
bangan faktor kekuatan dan peluang yang serupa juga disebutkan (Umar, 2016) bahwa
lebih dominan dari pada kelemahan dan modal yang cukup sangat dibutuhkan dalam
ancamannya. upaya peningkatan kualitas dan kuantitas
produksi gula kelapa. Faktor kelemahan berupa
Kekuatan keterbatasan modal tersebut menyebabkan
Dua faktor kekuatan yang menjadi kunci perajin berada pada posisi tawar yang lemah.
utama, di antaranya adalah cita rasa khas Lemahnya posisi tawar ini juga didukung
manis alami dan ketersediaan bahan baku dengan aksesibilitas informasi pasar yang
air nira yang selalu ada. Cita rasa khas yang kurang merata khususnya pada pihak perajin
banyak diminati konsumen dan ketersediaan mengenai harga pasar.
bahan baku nira sangat berpengaruh dalam
mendorong peningkatan volume produksi Peluang
serta perkembangan usaha. Didukung Harga gula kelapa di Kabupaten Cilacap
dengan proses pengolahan yang tidak terlalu sudah dikatakan dapat bersaing dengan
lama, sehingga dapat dilakukan setiap hari. daerah lain dan merupakan faktor peluang
Hasil tersebut diperkuat dengan pernyataan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha
Sugiyowati dkk (2014) bahwa ketersediaan untuk meningkatkan penjualan. Azhari dkk
bahan baku yang mudah dinyatakan sebagai (2016) menyatakan bahwa suatu industri
faktor paling penting dalam pengembangan yang memanfaatkan peluang dengan baik
agroindustri gula aren. Produksi yang dapat akan mampu bertahan dalam persaingan
dilakukan hampir setiap hari akan men­ serta mendorong adanya pengembangan.
jaga ketersediaan produk. Bukan hanya Pengembangan usaha juga dipengaruhi oleh
ketersediaan, tetapi gula kelapa di Kabupaten bahan baku dan biaya pemasaran serta pajak
Cilacap ini rata-rata berkualitas super, hal usaha yang murah. Hal ini dibuktikan dengan
tersebut didukung dengan kualitas air nira luasnya penyebaran area penjualan bahkan
serta pengalaman yang dimiliki oleh perajin. hingga luar Pulau Jawa.
Daya tarik akan produk ini dapat menjadi Faktor pemasaran seperti memberikan
suatu kelebihan, selain itu rendahnya biaya reward pada relasi usaha serta menjalin
setiap kegiatan pemasaran menjadi kekuatan hubungan yang semakin baik antara penjual
dalam persaingan pasar. dan pembeli dapat diterapkan untuk
meningkatkan peluang. Selain itu, kemudahan

145
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149

pemasaran seperti penggunaan sistem online untuk mengembangkannya pelaku usaha


juga menunjang jalannya usaha. Didukung perlu memaksimalkan kekuatan dengan
dengan mudahnya jangkauan lokasi penjualan, memanfaatkan peluang. Hal ini dirumuskan
baik lokasi dari perajin ke pengepul maupun sebagai strategi yang sesuai dalam pengem­
hingga konsumen akhir. Hal ini sangat bangan pemasaran.
berpengaruh dalam pendistribusian produk Alternatif strategi paling menonjol yang
dan dapat menghemat biaya transportasi. dapat diterapkan adalah strategi S-O (Strenghts
Terlebih saat ini armada distribusi para pelaku Opportunities), yaitu memanfaatkan kekuatan
usaha serta akses jalan sudah cukup memadai. untuk meningkatkan peluang. Didasarkan hasil
Kemudahan sistem pemasaran menjadikan kajian Karmiati dkk (2016) yang menyebutkan
peluang untuk pengembangan pemasaran dan bahwa penggunaan alternatif strategi untuk
pengoptimalan usaha. mendukung pengembangan agroindustri gula
tumbu adalah strategi S-O yaitu mendukung
Ancaman pertumbuhan agresif.
Hampir seluruh perajin gula kelapa Pengembangan usaha gula kelapa tidak
di Kabupaten Cilacap belum mendapatkan hanya sebatas memanfaatkan kekuatan dan
pembinaan secara rutin dari pihak pemerintah peluang saja, tetapi kelemahan dan ancaman
terkait jalannya usaha, padahal fasilitas juga perlu diatasi dengan strategi W-T,
tersebut sangat erat hubungannya dengan selain itu keberhasilan dalam pengembangan
perkembangan usaha yang dijalankan. pemasaran tentu ditunjang dengan alternatif
Isnaini dkk. (2011) juga menyatakan bahwa strategi lain yang meliputi strategi W-O dan
pembinaan intensif bagi pengusaha gula S-T. Analisis penentuan strategi dengan model
sangat mempengaruhi dalam pengembangan matriks SWOT yang menggunakan data dari
usahanya. Jalannya agroindustri gula kelapa Tabel IFAS dan EFAS terdapat pada tabel 4.
di wilayah ini juga belum ditunjang dengan
adanya kelompok penderes, di mana faktor Strategi (S-O)
tersebut memiliki pengaruhnya paling Berbagai alternatif strategi yang dapat
besar dalam perkembangan usaha karena diterapkan dalam proses pengembangan
menyebabkan perajin menjalankan usahanya agroindustri gula kelapa di Kabupaten
secara individu dan tidak memperoleh bantuan Cilacap didasarkan pada kekuatan dan
modal usaha dari lembaga atau pemerintah pemanfaatan peluang yang ada. Hal tersebut
setempat. Hal lain yang juga menghambat dapat mendorong adanya optimalisasi
berkembangnya usaha gula kelapa di wilayah kapasitas produksi, baik dari segi kuantitas
ini adalah belum terbentuknya koperasi. Peran dan kualitas, terlebih lagi Cilacap merupakan
koperasi memiliki pengaruh besar karena dapat daerah sentra tanaman kelapa sehingga bahan
sebagai penyetara harga dan mendukung baku yang murah mudah didapat. Bukan
perkembangan usaha. Pernyataan tersebut hanya optimalisasi kapasitas produksi, tetapi
didukung oleh Syahza (2012) bahwa peran meningkatkan kegiatan pemasaran dan
koperasi sangat penting dalam pengembangan perluasan area penjualan juga dapat terus
usaha dan kesejahteraan masyarakat. dilakukan, mengingat permintaan konsumen
yang tinggi. Di sisi lain pentingnya kegiatan
Potensi Pengembangan Agroindustri promosi yang baik bertujuan sebagai ajang
Gula Kelapa untuk meningkatkan permintaan akan produk
Hasil evaluasi yang telah dilakukan (Damanik, 2007). Permintaan produk yang
menunjukkan posisi usaha gula kelapa di meningkat tidak menutup kemungkinan bahwa
Kabupaten Cilacap terdapat pada sel IV area penjualan juga semakin luas, perluasan
yaitu fase stabil. Artinya fase ini ada dalam area ini salah satunya dapat dilakukan dengan
keadaan normal dan dapat mempertahankan cara memanfaatkan teknologi informasi berupa
strategi yang telah dijalankan, tetapi internet (Malik dkk., 2018).

146
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran

Tabel 4.
Penentuan Strategi Dengan Model Matriks SWOT
INTERNAL KEKUATAN KELEMAHAN
FAKTOR • Ketersediaan bahan baku • Teknologi masih
selalu ada tradisional
• Pengolahan dilakukan • Keterbatasan modal usaha
setiap hari sehingga bergantung
• Produk berkualitas super pada pengepul
• Cita rasa manis alami • Informasi pasar kurang
EKSTERNAL • Biaya pemasaran rendah merata
FAKTOR
PELUANG SO STRATEGI WO STRATEGI
• Harga gula dapat bersaing • Optimalisasi kapasitas • Meningkatkan
• Reward dari pedagang langganan produksi penggunaan teknologi
• Pajak usaha rendah • Memperluas area penjualan alat produksi
• Lokasi penjualan mudah dijangkau • Meningkatkan kegiatan • Meningkatkan efisiensi
• Akses jalan cukup baik promosi pemasaran
• Armada distribusi memadai • Menambah pengetahuan
• Sistem pemasaran mudah mengenai harga pasar
ANCAMAN ST STRATEGI WT STRATEGI
• Tidak rutin adanya pengecekan dan • Mempertahankan produk • Meningkatkan kebersihan
pembinaan dari Dinas Kesehatan berkualitas saat produksi
• Belum terbentuk kelompok penderes • Pemilihan pengurus untuk • Meminjam uang pada
• Belum adanya koperasi usaha membentuk kelompok koperasi di daerah lain
penderes untuk modal usaha
• Menjalin kerja sama • Membangun pusat
antardesa layanan informasi
Sumber : Data Primer, 2018

Strategi (S-T) Strategi (W-O)


Produk berkualitas baik sangat Peningkatan efisiensi pemasaran
berpengaruh pada penjualan, oleh sebab menjadikan setiap lembaga pemasar atau
itu perajin perlu mempertahankan dan pelaku usaha saling menguntungkan.Strategi
meningkatkan kualitas gula kelapa yang ini dapat dilakukan dengan cara tidak
diproduksi. Peningkatan kualitas produk bergantungnya perajin pada pengepul,
juga bertujuan untuk terbentuknya inovasi sehingga posisi tawar petani dapat lebih kuat.
serta peningkatan kepercayaan konsumen Hal lain yang perlu diterapkan yaitu menambah
(Malik dkk 2018). Hal ini dapat dilakukan wawasan dan pengetahuan mengenai informasi
dengan cara menggunakan bahan penolong pasar khususnya harga. Saat ini sistem
yang tidak berlebihan serta semakin menjaga pemasaran sudah semakin mudah, media
kebersihan bahan baku maupun alat sosial dapat dijadikan peluang besar yang
pengolahan. Tidak hanya kualitas produk harus dimanfaatkan untuk mencari informasi
yang perlu dipertahankan, tetapi pembentukan pasar. Peningkatan informasi pasar juga dapat
kelompok penderes baik dalam desa maupun memperkuat posisi tawar petani (Damanik,
bekerja sama antardesa juga perlu dilakukan 2007). Alternatif strategi lain yang mendorong
sehingga usaha lebih terorganisir dan dapat perkembangan agroindustri gula kelapa adalah
meningkatkan efisiensi pemasaran serta peningkatan penggunaan teknologi, salah
perkembangan usaha yang lebih baik. satunya yaitu teknologi pengemasan yang
lebih rapi akan meningkatkan kualitas produk
sehingga harga jual lebih tinggi. Strategi serupa

147
Kawistara, Vol. 9, No. 2, 22 Agustus 2019: 139-149

dalam meningkatkan penggunaan teknologi meliputi harga gula dapat bersaing, reward
adalah kemasan yang menarik agar respons dari pedagang langganan, pajak usaha
konsumen lebih tinggi (Malik dkk., 2018). rendah, lokasi penjualan mudah dijangkau,
akses jalan cukup baik, armada distribusi
Strategi (W-T) memadai, sistem pemasaran mudah, tidak
Kepuasan konsumen dijadikan rutin adanya pengecekan dan pembinaan dari
landasan untuk mewujudkan perkembangan Dinas Kesehatan, belum terbentuk kelompok
agroindustri gula kelapa yang lebih baik. Oleh penderes, dan koperasi usaha.
karena itu, perlu dilakukannya peningkatan Posisi industri terdapat pada sel IV yaitu
kebersihan saat produksi, baik berupa alat, fase stabil dan alternatif strategi utama yang
ruang produksi maupun bahan baku yang dapat diterapkan adalah strategi SO yang
digunakan. Seperti yang telah dijelaskan terdiri dari optimalisasi kapasitas produksi,
sebelumnya bahwa faktor keterbatasan memperluas area penjualan, dan meningkatkan
modal merupakan kelemahan yang sangat kegiatan promosi. Alternatif strategi lain yang
mempengaruhi pengembangan usaha, dan dapat mendukung pengembangan agroindustri
perajin cenderung menjalankan usahanya adalah meningkatkan penggunaan teknologi
dengan bergantung pada pengepul. Belum alat produksi, meningkatkan efisiensi pe­
terbentuknya koperasi di wilayah ini, maka masaran, menambah pengetahuan mengenai
sebaiknya pelaku usaha meminjam uang pada harga pasar, mempertahankan produk ber­
koperasi di daerah lain untuk mendukung kualitas, pemilihan pengurus untuk mem­
usahanya. Malik dkk (2018) menyatakan bentuk kelompok penderes, menjalin kerja
bahwa strategi yang dapat diterapkan dalam sama antardesa, meningkatkan kebersihan
pengembangan usaha tani gula kelapa adalah saat produksi, meminjam uang pada koperasi
meningkatkan daya saing melalui koperasi di daerah lain untuk modal usaha, dan
atau asosiasi untuk pemasaran bersama. membangun pusat layanan informasi.
Alternatif strategi lain yang dapat diterapkan Perajin gula kelapa dapat menerapkan
yaitu membangun pusat layanan informasi berbagai alternatif strategi pemasaran yang
yang didukung oleh penyuluh atau pemerintah telah dipaparkan agar pemasaran gula kelapa
setempat, sehingga para perajin gula kelapa semakin efisien serta menunjang pengem­
dapat lebih mudah dalam memperoleh bangan usaha yang lebih baik. Diperlukannya
berbagai informasi yang dibutuhkan. Hal pembentukan kelompok penderes, agar posisi
serupa disebutkan oleh Umar (2016) bahwa perajin bisa lebih kuat, selain itu kuatnya
alternatif strategi yang diterapkan dalam peran pemerintah dalam memfasilitasi
pengembangan kelompok usaha gula kelapa pengembangan usaha agroindustri gula kelapa
adalah menyediakan pusat layanan serta di Kabupaten Cilacap juga sangat diperlukan.
sumber daya eksistensi yang lapang, sehingga
dapat menjadi media dalam memberikan DAFTAR PUSTAKA
informasi bagi perajin. Azhari, M. H, M. R. Yantu, dan D. N. Asih. 2013
Pengembangan Strategi Pemasaran
SIMPULAN Produk Gula Tapo (Studi Kasus Di
Pengembangan agroindustri gula kelapa Desa Ambesia Kecamatan Tomini
di Kabupaten Cilacap dipengaruhi oleh faktor- Kabupaten Parigi Moutong),Jurnal
faktor internal, antara lain adalah ketersediaan Agrotekbis, 1: 81–92.
bahan baku selalu ada, pengolahan dilakukan Azhari, S. R., Kartikowati, S. dan Indrawati,
setiap hari, produk berkualitas super, cita H. 2016 Strategi Pengembangan
rasa manis alami, teknologi masih tradisional, Usaha Gula Aren di Desa Rambah
keterbatasan modal usaha sehingga Tengah Barat Kecamatan Rambah
bergantung pada pengepul, dan informasi Kabupaten Rokan Hulu, Jurnal
pasar kurang merata. Faktor eksternal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan

148
Nariswari Novi Pudyastuti -- Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Kabupaten Cilacap
melalui Strategi Pemasaran

dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Malik, W. A., Ferichani, M,dan Widiyanti,
Riau University, 3(2): 1–14. E. 2018 Strategi Pengembangan
Damanik, S. 2007 Strategi Pengembangan Usahatani Gula Kelapa di Kecamatan
Agribisnis Kelapa (Cocos nucifera) Puring Kabupaten Kebumen, SEPA,
untuk Meningkatkan Pendapatan 14(2): 105–113.
Petani di Kabupaten Indragiri Hilir, Rangkuti, F. 2015 Teknik Membedah Kasus
Riau, Perspektif, 6(2): 94–104. Bisnis Analisis SWOT. Jakarta:
Evalia, N. A. 2015 Strategi Pengembangan Gramedia Pustaka Utama.
Agroindustri Gula Semut Aren, Sanusi, A. 2011 Metode Penelitian Bisnis.
Jurnal Manajemen dan Agribisnis, 12(1): Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
57–67. doi: 10.17358/JMA.12.1.57. Saputra. E, L Fitriana, dan E. Bahar 2012
Irmawati, H. Syam, dan Jamaluddin. 2015 Strategi Pengembangan Usaha Gula
Analisis Kelayakan Finansial dan Aren Di Desa Rambah Tengah Barat
Strategi Pengembangan Usaha Kecamatan Rambah Kabupaten
Industri Rumahan Gula Semut (Palm Rokan Hulu, Penelitian Sungkai, 1(1).
Sugar) dari Nira Nipah di Kelurahan Sugiyowati, L, Karno, dan Ekowati, T. 2014
Pallantikang, Jurnal Pendidikan Strategi Pengembangan Agroindustri
teknologi Pertanian, 1: 76–94. Gula Aren Di Kabupaten Kendal.
Isnaini, R., S. Afifuddin, dan S. Lubis. 2011 Jurnal Agromedia, 33(1)
Strategi Pengembangan Usaha Gula Syahza, A. 2012 Ekonomi pembangunan: teori
Aren di Kabupaten Aceh Tenggara, dan kajian empirik pembangunan
Jurnal Agribisnis Sumatera Utara, pedesaan. Pekanbaru: UR PRESS.
(2):55–65.
Umar, Z. A. 2016 The Development Strategy
Karmiati, Vitus Dwi Yunianto, B. W. H. of Coconut Sugar Industry, The
E. Prasetiyono. 2016 Strategi International Journal of Engineering
Pengembangan Agro Industri Gula and Science, 5(3): 58–66.
Tumbu Di Kabupaten Kudus, Jurnal
Litbang Provinsi Jawa Tengah, 14(4): Wongkar. N, J. N. K. Dumais, dan T. M.
25–34. Katiandagho. 2017 Strategi Pe­ngem­
bangan Agroindustri Gula Aren Di
Desa Tondei 1, Agri-SosioEkonomi,
13: 215–226.

149

Anda mungkin juga menyukai