Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

USULAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI


PENGOLAHAN KELAPA SKALA IKM DI KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR
Khairul Ihwan, Nilda Tri Putri, Jonrinaldi
Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas

Email : ihwanp5@gmail.com, nilda_tp@yahoo.com, jonrinaldi@ft.unand.ac.id

Abstract
The majority of the population in Indragiri Hilir (Inhil) already rely palm plantations as the
main income. They have already sold in the form of coconut oil and copra round with a
relatively low price and is unable to provide a decent life. It is increasing because of the low
level of productivity of coconut plantations and commercial systems that are less profitable
for farmers. While in other areas of the coconut is a commodity that can be processed into a
wide range of high-value products with simple technologies that can be done by small and
medium industries. So, we need development strategies IKM-scale oil processing industry
which is able to increase the income of coconut farmers in the district of Inhil. Based on the
results of research conducted by the method of SWOT analysis produced 23 alternatives
strategy of development of the SME scale oil processing industry in Kabuapten Inhil ie three
strategies from SO, nine strategies from WO, seven strategies from ST, four strategies from
WT. Based on the results of the weighting using Analytical Network Process (ANP) on any
alternative strategy, Strategy SO-2 namely "Guaranteeing the purchase of products
manufactured by the community or the SME by the government and the government must
provide the processing industry continued to improve the quality standards that prompted
the market to products produced by the community / SME "is a priority under the
development strategy pengembangkan IKM-scale oil processing industry in the District Inhil.
Keywords: SME development strategy, Oil Palm, SWOT Analysis, Analytic Network Process
(ANP)
Abstrak

Mayoritas penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengandalkan perkebunan kelapa


sebagai penghasilan utama. Mereka menjual kelapa dalam bentuk kelapa bulat dan kopra
dengan harga yang relatif rendah sehingga tidak mampu memberikan kehidupan yang layak.
Hal ini semakin bertambah karena tingkat produktifitas perkebunan kelapa rendah dan
sistem niaga yang kurang menguntungkan petani. Sementara di daerah lain kelapa
merupakan komuditas yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang bernilai
tinggi dengan teknologi sederhana yang dapat dilakukan oleh industri kecil dan menengah.
Sehingga diperlukan strategi pengembangan industri pengolahan kelapa skala IKM yang
mampu meningkatkan pendapatan petani kelapa di Kabupaten Inhil. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dengan metode Analisis SWOT menghasilkan 23 alternatif strategi
pengembangan industri pengolahan kelapa skala IKM di Kabuapten Inhil yaitu 3 strategi SO,
9 strategi WO, 7 strategi ST, 4 strategi WT. Berdasarkan hasil pembobotan menggunakan
metode Analytical Network Process (ANP) pada setiap alternatif strategi, Strategi SO2 yaitu
“Memberikan jaminan pembelian produk-produk yang diproduksi oleh masyrakat atau IKM
oleh pemerintah dan pemerintah harus menyiapkan industri pengolahan lanjut guna
meningkatkan kualitas atau standar yang diminta pasar terhadap produk yang di hasilkan
oleh masyarakat/ IKM” merupakan strategi perioritas dalam pengembangan pengembangkan
industri pengolahan kelapa skala IKM di Kabupaten Inhil.
Kata Kunci: Strategi pengembangan IKM, Perkebunan Kelapa, Analisis SWOT, Analytic
Network Process (ANP)

Usulan Strategi Pengembangan ... (K. Ihwan et al.) 227


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Selain penelitian diatas upaya lain yang


1. PENDAHULUAN dilakukan oleh pemerintah kepada petani
Kelapa merupakan komoditas yang kelapa seperti pembangunan pabrik mini
diandalkan oleh sebagian besar masyarakat biodiesel, bantuan mesin VCO dan minyak
di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Propinsi kelapa, bantuan bibit kelapa dan sebagainya
Riau sebagai sumber utama penghasilan namun semua itu tidak memberikan hasil
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari- yang signifikan dalam meningkatkan
hari. Pada tahun 2013 Kabupaten Inhil pendapatan petani kelapa.
mampu memproduksi kelapa dalam sebesar Dari penelitian terdahulu yang telah
294.152,12 ton per tahun dengan luas lahan dilakukan lebih fokus pada jenis pengolahan
384.267 Ha (Dinas Perkebunan Kabupaten produk (diversifikasi produk), sedangkan
Inhil, 2013). Dengan potensi tersebut upaya yang dilakukan oleh pemerintah
menjadikan Kabupaten Indragiri Hilir selama ini dinilai tidak efektif karena hanya
tercatat sebagai salah satu daerah penghasil sekedar memberikan alat/ mesin pengolahan
kelapa terbesar di dunia, bahkan dijuluki kelapa dan pelatihan yang sifatnya
sebagai “Tanah Hamparan Kelapa Dunia” seremonial saja dengan tidak adanya
yang menjadi top of mind and interest para evaluasi terhadap kemampuan yang dimiliki
penanam modal. Menurut Kapala Seksi oleh peserta pelatihan. . Oleh karena itu
Perkebunan, Dinas Perkebunan Kabupaten diperlukan strategi-strategi dalam upaya
Indragiri Hilir, Surya Akmal kepada peneliti meningkatkan nilai tambah pada produk
mengatakan bahwa sekitar 75% penduduk kelapa yang memiliki multiguna ini. Menurut
Inhil merupakan petani kelapa rakyat. Hal ini Damanik (2007) untuk meningkatkan
menjadikan harga kelapa sangat pendapatan petani harus dilakukan strategi
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di pengembangan sistem agribisnis yang
Kabupaten Inhil. Menurut bendahara Dinas efisien dan terintegrasi pada subsistem
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten agribisnis diantaranya: strategi pada
Indragiri Hilir, Beny Murdani menjelaskan subsistem hulu, strategi pada subsistem
bahwa kondisi harga kelapa mempengaruhi produksi, strategi pada subsistem
kondisi ekonomi masyarakat di semua pengolahan hasil, strategi pada subsistem
sektor. Saat ini harga beli kelapa rendah pemasaran kelapa, strategi pada subsistem
menyebabkan petani tidak mampu lagi kelembagaan petani.
memenuhi kebutuhan hidup apalagi untuk
sekolah anak-anak mereka. Hal ini amat
bertolak belakang dengan fakta bahwa 2. LANDASAN TEORI
kelapa mempunyai nilai jual tinggi karena
setiap bagian kelapa dapat dijadikan Upaya pengembangan industri kelapa
berbagai produk. skala IKM di Kabupaten Indragiri Hilir
Menurut Damanik (2007) kegagalan diperlukan strategi yang tepat dalam
agribisnis kelapa dalam mendistribusikan merealisasikan rencana tersebut. Salah satu
nilai tambahnya secara optimal dan strategi yang dapat digunakan adalah
proposional tidak berpengaruh signifikan analisis SWOT yang merupakan salah satu
terhadap penambahan pendapatan petani metode analisis yang dapat digunakan untuk
kelapa karena usaha tani kelapa di Indragiri merumuskan alternatif strategi berdasarkan
Hilir pada saat ini belum banyak terkait kondisi internal dan eksternal yang ada di
dengan industri pengolahan, industri Hilir lingkungan industri (Gabriel, 2012) dan
(industri input faktor), industri jasa, Metode Analytical Network Process (ANP)
keuangan, dan pemasaran. salah satu metode yang digunakan untuk
Terdapat dua permasalahan mendasar menyusun prioritas kepentingan dari
perkelapaan di Kabupaten Inhil yaitu tingkat berbagai alternatif strategi yang dihasilkan
produktivitas yang rendah dan tingkat oleh analis SWOT.
pemanfaatan nilai guna yang rendah. Kombinasi dua metode Analisis SWOT
Beberapa penelitian mengenai permasalahan (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
kelapa maupun petani kelapa di Kabupaten dan Metode Analytical Network ProcesS
Inhil telah banyak dilakukan oleh para (ANP) telah banyak dilakukan dalam
peneliti antara lain: Mahmud (2008), Afrizal menyusun strategi bisnis maupun
(2004), Supadi dan Nurmanaf (2006), pengambilan keputusan dalam bisnis.
Damanik (2007), Aris, dkk (2010), dan lain-
lain.

228 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 2, Oktober 2015:227-237


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

2.1. Analisis SWOT 2006). Sementara itu alternatif strategi yang


dihasilkan dari analisis SWOT saling memiliki
Analisis SWOT (Strength, Weakness,
keterkaitan antar alternatif, sehingga perlu
Opportunity, Threat) merupakan alat
pembobotan dengan nilai kepentingan tiap
analisis yang digunakan untuk
alternatif yang berbeda. Salah satu metode
mengidentifikasi berbagai faktor yang
yang dapat digunakan untuk menyusun
berpengaruh dalam merumuskan strategi
prioritas kepentingan dari berbagai alternatif
perusahaan (Rangkuti, 2006). Alternatif
adalah Metode Analytical Network Process
strategi dihasilkan dari formulasi metrik
(ANP).
SWOT yang membandingkan faktor
lingkungan eksternal yang mempengaruhi
perusahaan dibandingkan dengan faktor
internal yang dimiliki perusahaan (Rangkuti,

Tabel 2.1. Matriks SWOT – Interaksi IFAS – EFAS

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang Strategi SO Strategi WO


(O)  Strategi yang memaksimalkan  Strategi yang meminimalkan
kekuatan untuk memanfaatkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang yang ada; peluang;
 Strategi agresif;  Strategi orientasi putar balik;
 Keunggulan omparatif.  Investasi/disvestasi.
Ancaman Strategi ST Strategi WT
(T)  Strategi yang memaksimalkan  Strategi yang meminimalkan
kekuatan untuk mengatasi kelemahan untuk mengatasi
ancaman; ancaman;
 Strategi diversifikasi;  Strategi defensif;
 Mobilisasi.  Kontrol kerusakan/Strategi riskan

2.2. Analytical Network Process (ANP)


Analytical Network Process (ANP)
merupakan salah satu metode Multi
Criteria Decision Making (MCDM) (Saaty,
2006). Metode ini dapat digunakan
untuk merepresentasikan tingkat
kepentingan berbagai alternatif solusi
berdasarkan pertimbangan keterkaitan
antar kriteria dan sub kriteria yang ada
(Saaty, 2006). Pada jaringan ANP, level
disebut sebagai cluster yang dapat
memiliki kriteria dan alternatif
didalamnya. Dalam cluster terdapat node
yang dapat berhubungan dengan node
lainnya (Saaty, 2006).
Gambar 2.1. Perbedaan Struktur AHP
dan ANP (Sumber: Aziz,
2.2.1. Struktur Analytic Network Iwan J., 2003).
Process
Analytic Network Process (ANP) Azis (2003) menyebutkan bahwa
memiliki struktur umpan balik yang lebih terdapat beberapa bentuk jaringan pada
terlihat seperti network daripada hirarki. ANP, yaitu sebagai berikut:
Hal ini lah yang membedakan ANP dengan 1. Hirarki
AHP. Ketika struktur tersebut tidak Bentuk jaringan ini merupakan
memiliki umpan balik, maka struktur ANP jaringan yang paling sederhana.
akan seperti AHP, sehingga dapat Jaringan ini membentuk AHP. Struktur
dikatakan bahwa AHP merupakan contoh yang dimiliki berbentuk hirarki linier
kasus pada ANP. Gambar 2.3 dan memiliki cluster-cluster dengan
menunjukkan perbedaan struktur AHP dan level tertinggi berupa tujuan, lalu
ANP. criteria, dan alternatif sebagai cluster

Usulan Strategi Pengembangan ... (K. Ihwan et al.) 229


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

terendah. Pada bentuk ini tidak


terdapat feedback atau tidak terjadi
hubungan dua arah antar elemen.
Gambar yang menunjukkan bentuk ini
dapat dilihat pada Gambar
sebelumnya, yaitu Gambar 2.4 pada
bagian kiri.
2. Holarki
Bentuk jarigan ini menunjukkan
bahwa elemen tertinggi memiliki
hubungan terhadap elemen
terendah, sehingga terdapat garis
hubungan antara kedua cluster
tersebut. Secara umum, bentuk ini
memiliki skema seperti Gambar 2.4.
3. Jaringan Analisa BCR (Benefit-Costs Gambar 2.3. Bentuk Jaringan BCR
Ratio) Sumber: Azis (2003)
Jaringan ini memiliki bentuk sederhana
berupa jaringan pengaruh. Jaringan
perngaruh memiliki dua jaringan
terpisah untuk pengaruh positif dan
negatif. Setelah dihasilkan masing -
masing bobot pada kedua jaringan,
benefit-cost ratio untuk setiap
alternatif dihitung dengan membagi
bobot pengaruh positif terhadap bobot
pengaruh negatif. Prioritas yang
diusulkan adalah alternative yang
memiliki rasio terbsesar. Secara umum
bentuk jaringan ini dapat dilihat pada
Gambar 2.5.
4. Jaringan umum
Bentuk jaringan ini adalah jaringan
yang tidak memiliki bentuk Gambar 2.4. Bentuk Jaringan Umum
khusus.Bentuk jaringan ini terdiri Sumber : Azis (2003)
dari beberapa cluster yang
didalamnya terdiri dari beberapa
2.2.2. Prinsip ANP
elemen. Hubungan yang terjadi pada
cluster terjadi karena adanya Terdapat 3 prinsip dasar ANP yaitu
hubungan antar elemen. Elemen- dekomposisi, penilaian komparasi
elemen yang homogen dikelompokkan (comparative judgements), dan komposisi
ke dalam cluster yang sama. Bentuk hierarkis atau sintesis dari prioritas.
jaringan ini dapat dilihat pada Gambar 1 . Prinsip dekomposisi, yaitu diterapkan
2.4. untuk menstrukturkan masalah vang
kompleks menjadi kerangka hierarki
atau kerangka ANP yang terdiri dari
jaringan-jaringan cluster.
2 . Prinsip penilaian komparasi diterapkan
untuk membangun pembandingan
pasangan (pairwise comparison) dari
semua kombinasi elemen elemen
dalam cluster dilihat dari cluster
induknya. Pembandingan pasangan ini
digunakan untuk mendapatkan
prioritas lokal dari elemen-elemen di
dalam suatu cluster dilihat dari cluster
Gambar 2.2. Bentuk jaringan holarki induknya.
Sumber: Aziz, Iwan J.
(2003). 3 . Prinsip kompnsisi hirarkis atau sintesis

230 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 2, Oktober 2015:227-237


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

diterapkan untuk mengalikan prioritas terendah (biasanya merupakan


lokal dari elemen-elemen dalam cluster alternatif).
dengan prioritas global dari elemen Penilaian responden atas kuisioner ANP
induk, yang akan menghasilkan dilakukan dengan memberikan penilaian
prioritas global seluruh hirarki dan dari skala 1 s a m p a i 9, dengan
menjumlahkannya untuk menghasilkan penjelasan seperti pada Tabel 3.4.
prioritas global untuk elemen level

Tabel 2.2 Skala Penilaian ANP


Tingkat
Diskriptif Penjelasan
Kepentingan
Mutlak lebih Satu kriteria/ subkriteria dinilaimutlak
penting 9 lebih berpengaruhdibandingkan
kriteria/ subkriteria lainnya
Satu kriteria/ subkriteria dinilai sangat
Sangat lebih
7 lebih berpengaruhdibandingkan
Penting
kriteria/ subkriteria lainnya
5 Satu kriteria/ subkriteria dinilai lebih
Lebih Penting berpengaruhdibandingkan
kriteria/ subkriterialainnya.
Sedikit lebih Satu kriteria/ subkriteria dinilaisedikit
3
penting lebih berpengaruhdibandingkan
kriteria/ subkriteria lainnya
Kedua kriteria/ subkriteria berpengaruh
Sama Penting I
samateradap tujuan.
Nilai yang berada diantar skala-skala
2,4,6,8 Nilai tengah
diatas

penelitian. Studi ini dilakukan untuk


2.2.3. Pemilihan alternatif terbaik
mendapatkan data primer yang
Setelah memperoleh nilai setiap berhubungan dengan penelitian ini. Teknik
elemen pada limit matriks, langkah pengumpulan data ini dilakukan dengan
selanjutnya adalah melakukan perhitungan cara:
tehadap nilai elemenelemen tersebut sesuai Wawancara, yaitu cara pengumpulan
dengan model ANP yang dibuat. Alternatif data melalui wawancara langsung dengan
dengan prioritas global tertinggi adalah pihak-pihak yang terkait. Data yang diambil
alternatif yang tebaik. meliputi: faktor internal maupun eksternal
yang berpengaruh terhadap p e r ke l a p a a n
d i Kabupaten Inhil, Produktivitas kelapa,
3. METODOLOGI PENELITIAN sistem pengolahan hasil turunan kelapa dan
Metodologi berisi penjelasan menganai lain-lain.
penelitian yang meliputi bahan dan alat yang Pengamatan Langsung, yaitu cara
digunakan, waktu, tempat, teknik dan pengumpulan data dengan melakukan
rancangan penilitian. pengamatan langsung terhadap data- data
yang diperlukan dalam menyusun usulan
strategi pengembangan industri pengolahan
kelapa skala IKM.

3.1 Studi Pustaka 3.3 Perumusan Masalah

Studi pustaka dilakukan untuk mencari Setelah menentukan permasalahan,


dan menentukan permasalahan yang akan maka langkah selanjutnya adalah
dijadikan topik dengan menggunakan merumuskan masalah tersebut sehingga
literatur, dan buku ilmiah. dapat berbentuk formulasi sebuah masalah.
Dalam hal ini perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
3.2 Studi Lapangan 1. Bagaimana merancang usulan strategi
Studi ini dilakukan langsung dilapangan pengembangan industri pengolahan
untuk mengadakan pengamatan dan kelapa skala IKM di Kabupaten Indragiri
pengambilan data terhadap obyek Hilir ?

Usulan Strategi Pengembangan ... (K. Ihwan et al.) 231


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

2. Strategi manakah yang sesuai untuk Pemilihan responden ditetapkan secara


pengembangan industri pengolahan purposive, atau ditetapkan langsung
kelapa skala IKM yang tepat di berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
Kabupaten Indragiri Hilir ? mengenai permasalahan yang sedang
diteliti. sebagai berikut:
3.4 Penentuan responden /Expert

Tabel 3.1. Daftar expert/ responden penelitian

No Nama Pendidikan Jabatan Afiliasi


1. Surya S1 Pertanian IPB Kasi Perkebunan Dinas Perkebunan Pemerintahan
Akmal Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
2. Febi Deploma UPT Perkebunan Kecamatan Tempuling Pemerintahan
3. Reti S2 Teknologi Dosen Pertanian Universitas Islam Akademisi
Ningsih Pengolahan hasil Indragiri, Pendamping IKM di Kabupaten
Pertanian Unand Indragiri Hilir.
4 Hermiza S2 Teknologi Dosen Pertanian Universitas Islam Akademisi
Merdesci Pengolahan hasil Indragiri, Pendamping IKM di Kabupaten
Pertanian Unand Indragiri Hilir, Pernah bekerja di PT. Pulau
Sambu Grup.
5 Anwar S1 Teknik Kimia Pengusaha dibidang Kelapa, Punya kebun Pelaku IKM
UAD Yogyakarta Kelapa, anggota Asosiasi Pengusaha Serat
Sabut Indonesia.
6 Badrun SMK Pengusaha IKM Salju Nata Decoco Pelaku IKM
Tembilahan.
7 Zulpuddin SMA Petani, pengumpul kelapa dari petani Petani
kelapa, punya kebun kelapa.
8 Maskur SLTP Petani, pengumpul kelapa dari petani Petani
kelapa, punya kebun kelapa.

benchmark, dikelompokkan sebagai


3.5 Pengumpulan Data
kekuatan (strength), dan faktor internal
Data yang digunakan yaitu data faktor yang nilai rata-ratanya dibawah nilai
eksternal dan faktor internal yang diperoleh benchmark, yang dikelompokkan sebagai
dari wawancara dan penyebaran kuisioner kelemahan (weakness).
kepada expert.
Nilai rata-rata (benchmark) untuk faktor
3.6. Pengolahan Data eksternal adalah 6,44. Faktor-faktor yang
mendapatkan nilai rata-rata diatas nilai
Berdasarkan perhitungan diketahui benchmark akan dikelompokkan menjadi
bahwa nilai benchmark atau rata-rata dari Peluang (Opportunity), sementara yang nilai
seluruh faktor internal adalah sebesar 5,13. rata-ratanya dibawah benchmark
Faktor-faktor internal tersebut kemudian dikelompokkan menjadi ancaman (Threat).
dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor
internal yang nilai rata-ratanya diatas nilai

Tabel 3.2 Faktor Internal

Kekuatan (Strenght) Kelemahan (weakness)


1. Aspek SDM 1. Aspek SDM
a. Ketersedian tenaga kerja lokal a. Kepemimpinan dalam kelompok
2. Aspek SDA: b. Tingkat pendidikan petani
a. Ketersediaan lahan c. Tingkat Keterampilan
b. Status kepemilikan lahan d. Tingkat adopsi teknologi
c. Transfortasi air e. Mentalitas
d. Ketersediaan bahan baku (kelapa) 2. Aspek SDA
3. Aspek usaha/kegiatan/produksi a. Produktifitas rendah
a. Potensi diversifikasi produk turunan kelapa banyak b. Ketersediaan Bibit Unggul

232 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 2, Oktober 2015:227-237


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

4. Aspek geografis c. Transfortasi darat


a. Iklim d. Tanaman kelapa banyak yang sudah tua
b. Geografi 3. Aspek kelembagaan:
c. Lokasi a. Peranan aliansi/ kelompok tani (MAPI, dll)
5. Aspek kebijakan Pemerintah 4. Aspek usaha/kegiatan:
a. Dukungan pemerintah daerah terhadap program a. Nila tambah komoditas kelapa rendah
pengembangan kelapa
b. Jaringan distribusi/ pemasaran
c. Harga jual kelapa fluktuatif
d. Pengolahan kelapa masih tradisional
5. Aspek Hukum/Pemerintahan
a. Program pemerintah tidak tepat sasaran
b. Peranan tenaga penyuluh

Tabel 3.3. Faktor Eksternal

Peluang (opportunities) Ancaman (treaths)


1. Aspek Teknologi 1. Aspek sosial ekonomi dan budaya
a. Teknology hasil pengolahan produk turunan
a. Efek dari MEA, AFTA, CAFTA
kelapa mudah didapat
2. Aspek sosial ekonomi dan budaya b. Ekpansi Lahan Perkebunan Sawit
a. Akses kredit c. Pasar masih dikuasai produk subtitusi lain
b. Daya serap pasar terhadap produk turunan
d. Issu negatif terkait produk olahan turunan kelapa
kelapa
2. Aspek SDA
a. Kebakaran Lahan
b. Luapan air pasang
c. Serangan Hama

Usulan Strategi Pengembangan ... (K. Ihwan et al.) 233


3.5.1. Alternatif Strategy –SWOT akan didapatkan empat macam strategi
yaitu stratesi SO, Strategy WO, Strategy ST,
Analisis SWOT digunakan untuk
Strategy WT seperti terlihat pada Tabel
merumuskan strategi pengembangan
matrik.
industri pengolahan kelapa skala IKM di
Kabupaten Indragiri Hilir. Dari matrik SWOT

Tabel 3.4. Strategi Alternatif pengembangan industri pengolhan kelapa skala IKM di Kabupaten Inhil

Strategi S-O Strategi W-O


1. Menyebarkan Informasi pemasaran, 1. Pemberdayaan penangkar benih kelapa dalam.
pembiayaan, peluang kemitraan, akses kredit, 2. Mengembangkan lembaga/ kelompok tani yang
peraturan daerah maupun pusat dan ada sebagai wadah pengembangan kemitraan
perkembangan teknology pengolahan kelapa terhadap pemerintah maupun swasta seperti FLO
kepada petani melalui media cetak maupun 3. pelatihan keterampilan serta penggunaan
elektronik. alat/teknology dalam pengolahan produk-produk
2. Memeberikan jaminan pembelian produk- turunan kelapa
produk yang diproduksi oleh masyrakat atau 4. Pelatihan manjemen dan kepemimpinan dalam
IKM oleh pemerintah dan pemerintah harus pengelolaan usaha
menyiapkan industri pengolahan lanjut guna 5. Pendampingan secara berkelanjutan terhadap
meningkatkan kualitas atau standar yang para pelaku IKM
diminta pasar terhadap produk yang di 6. Pemerintah menyiapkan road map
hasilkan oleh masyarakat/ IKM pengembangan kelapa yang detil mulai dari hulu
hingga Hilir yang meliputi peningkatan
3. Memperkenalkan produk yang dihasilkan oleh produktifitas hasil panen hingga industri
masyarakat/ IKM melalui event-event pengolahan kelapa secara terpadu.
tertentu seperti bajar, media cetak maupun 7. Menjalin mitra kerja kepada industri pengguna
elektronik dan lain-lain. produk turunan kelapa sebagai bahan baku.
8. Melakukan kajian terhadap tanaman sela yang
cocok untuk perkebunan kelapa di Kabupaten
Indragiri Hilir
9. Memperkuat pendanaan untuk pengembangan
agroidustri Kelapa skala IKM melalui bantuan
dana usaha atau kredit lunak dan peningkatan
sarana dan prasarana pendukungnya
Strategi S-T Strategi W-T
1. Meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi pada 1. Merevitalisasi perkebunan Kelapa melalui
sub sektor perkebunan komoditas kelapa kegiatan peremajaan tanaman kelapa dalam.
dalam.
2. Perbaikan sarana dan prasarana seperti 2. Meningkatkan koordinasi antar lembaga yang
tanggul, kanal dan pintu air, akses jalan terkait dalam fungsi dan tata guna khususnya
3. Meningkatkan kesadaran kepada petani dan lahan kelapa serta penanggulangan banjir,
pengusaha bahwa pengolahan industri kebakaran dan serangan hama tanaman.
perkebunan kelapa haruslah dikelola secara
integratif dan profesional. 3. Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna
4. Penyebaran Informasi secara masif akan melalui bantuan, pembinaan, pendampingan dan
manfaat yang terkandung dalam produk penyuluhan pada sektor industri pengolahan
turunan kelapa. kelapa skala IKM
5. Meningkatkan Kemitraan antara PEMDA,
akademisi, Petani dan swasta dalam 4. Membuat kebijakan kepada PNS di lingkungan
pengembangan industri pengolahan kelapa kabuapten Indragiri Hilir wajib mengkonsumsi
skala IKM produk hasil IKM yaitu Minyak goreng dan setiap
6. Kajian / penelitian terhadap rencana strategis kebutuhan dinas seperi sapu jalan, keset kaki
dalam pengembangan industri kelapa dan kebutuhan lain-lainnya mengutamakan
7. Memberikan kemudah administrasi kepada produk IKM lokal.
swasta dalam perizinan dan bermitra dengan
kelompok tani yang ada.
ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

3.5.2. Menentukan Hubungan antar menentukan ada/tidaknya pengaruh setiap


Subkriteria subkriteria pada subkriteria lainnya melalui
diskusi yang dilakukan kepada expert.
Pengolahan data yang menggukan
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan
metode ANP, diperlukan kriteria dan
dengan expert menyepakati hubungan antar
subkriteria yang akan dinilai bobotnya.
subkriteria adalah sebagai berikut:
Selain itu, diperlukan juga identifikasi
hubungan antar subkriteria bertujuan

Tabel 3.5.. Hubungan saling mempengarui antara Subkriteria

Keterangan :
Kotak berwarna ungu menandakan ada pengaruh dari elemen kiri terhadap elemen atas.

3.5.3. Pemodelan dengan ANP


Setelah diperoleh kriteria dan subkriteria Langkah selanjutnya yang dilakukan untuk
yang dipergunakan untuk menilai performa mnentukan strategy prioritas menggunakan
masing-masing subkriteria, serta hubungan metode ANP dengan merancang model ANP
pengaruhnya. menggunakan Software Super Decision.
Berikut ini adalah konstruksi model yang
dibuat

Gambar 3.1. Model ANP Usulan Strategi pengembangan industri pengolahan kelapa skala
IKM di Kabupaten Inhil.

Usulan Strategi Pengembangan ... (K. Ihwan et al.) 235


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

3.5.4. Perioritas Strategi Alternati f alternatif pengembangan industri


pengolahan kelapa skala IKM di Kabuapten
Setelah ditentukan hubungan
Indragiri Hilir adalah Strategi SO2
keterkaitan diantara tiap alternatif yang
“Memberikan jaminan pembelian produk-
diperoleh, maka dilakukan pembobotan
produk yang diproduksi oleh masyrakat atau
menggunakan metode Analytical Network
IKM oleh pemerintah dan pemerintah harus
Process untuk menentukan nilai prioritas
menyiapkan industri pengolahan lanjut guna
dari setiap alternatif strategi. Setiap
meningkatkan kualitas atau standar yang
alternatif strategi memiliki bobot prioritas
diminta pasar terhadap produk yang di
yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil
hasilkan oleh masyarakat/ IKM” adapun
pembobotan yang telah dilakukan kemudian
urutan selanjutnya dapat di lihat pada
diolah menggunakan software Super
Gambar 4.5.
Decision dapat diketahui urutan strategi

Gambar 3.2. Grafik Perioritas Strategi Alternatif.

3.6. Penutup
3.6.2. Saran
3.6.1. Kesimpulan
Adapun saran-saran yang dapat diajukan
Berdasarkan pengolahan data yang telah
dari hasil pembahasan pada penulisan ini
dilakukan, maka dapat diambil beberapa
antara lain:
kesimpulan, diantaranya:
1. Diperlukan adanya eksplorasi yang lebih
1 . Kombinasi metode SWOT dan ANP
mendalam terhadap faktor internal dan
merupakan kombinasi dua metode yang
eksternal sektor perkebunan kelapa
tepat dalam menyusun strategy
dalam, agar diperoleh alternatif strategi
pengembangan industri pengolaahan
pengembangan industri pengolahan
kelapa skala IKM di Kabupaten Indragiri
kelapa skala IKM yang lebih sistematik,
Hilir
akurat dan aplikatif untuk diterapkan.
2 . Strategi perioritas yang dihasilkan dari
2. Dibutuhkan adanya dukungan
kombinasi metode SWOT dan ANP adalah
Pemerintah Daerah setempat secara
Strategi SO2 yaitu: Memeberikan
sistemik dalam mendukung dan
jaminan pembelian produk-produk yang
memperlancar penerapan alternatif
diproduksi oleh masyrakat atau IKM oleh
strategi pengembangan industri
pemerintah dan pemerintah harus
pengolahan kelapa skala IKM di
menyiapkan industri pengolahan lanjut
Kabuapten Indragiri Hilir.
guna meningkatkan kualitas atau standar
yang diminta pasar terhadap produk
yang di hasilkan oleh masyarakat/ IKM

236 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 2, Oktober 2015:227-237


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

DAFTAR PUSTAKA [11] Mahmud. Zainal. (2008). Modernisasi


Usaha Tani Kelapa Rakyat, Pusat
[1] Aziz, Iwan J. (2003). Analytic Network
Penelitian dan Pengembangan
Process with Feedback Influence: A
Perkebunan, Bogor. Jurnal
New Approach to Impact Study. Paper
Pengembangan Inovasi Pertanian,
for Seminar Organized by Department
1(4), pp. 274-287.
of Urban and Regional Planning,
[12] Mardiantony dan Ciptomulyono.
University of Illinois at Urbana-
(2012). Penerapan Analisis Input
Campaign
Output dan ANP dalam Penentuan
[2] Afrizal. (2004). Analisis Kinerja
Prioritas Pengembangan Sub Sektor
Beberapa Produk Turunan Kelapa di
Industri di Jawa Timur. Jurnal Teknik
Kecamatan Tempuling Kabupaten
ITS, Surabaya.
Indragiri Hilir. Bogor: IPB.
[13] Rangkuti F. (2003). Analisis SWOT
[3] Aris, dkk. (2010). Dampak
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Pengembangan Perkebunan Kelapa
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Rakyat Terhadap Kemiskinan dan
Utama.
Perekonomian di Kabupaten Indragiri
[14] Saaty, T.L. and Vargas L.G.
Hilir. Jurnal Agro Ekonomi, 28(1), pp.
(2006). Decision Making with The
64-69.
Analytic Network Process: Economic,
[4] BPS No. 31/05/ Th. XVI, 1 Mei 2013
Political, Social and Technological
[5] Damanik, S.. (2007) Strategi
Applications with Benefits,
Pengembangan Agribisnis Kelapa
Opportunities, Cost and Risk. RWS
(Cocos nucifera) untuk Meningkatkan
Publications. Pittsburg. USA.
Pendapatan Petani di Kabupaten
[15] Supadi dan Achmad Rozany
Indragiri Hilir, Riau. Perspektif, 6(2)/
Nurmanaf. (2006). Pemberdayaan
Desember 2007.
Petani Kelapa dalam Upaya
[6] David FR. (2003). Strategic
Peningkatan Pendapatan. Pusat
Management. 6thEd. New Jersey,
Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
USA: Pretice Hall Engelewood Cliffs.
Pertanian. Bogor. Jurnal Litbang
[7] Direktorat Jenderal Industri Agro,
Pertanian, 25(1).
Kementerian Perindustrian, Road Map
[16] Valmohammadi, C. (2010). Using the
Industri Pengolahan Kelapa.Jakarta,
Analytic Network Process in Business
2010.
Strategy Selection: a Case Study,
[8] Gabriel, A. A,. Dkk.. (2012).
Australian Journal of Basic and
Perencanaan Strategi Pengembangan
Applied Sciences, 4(10), pp : 5205-
Industri Rumah Tangga Gula Kelapa
5213, ISSN 1991-8178
(Studi Kasus Industri Rumah Tangga
[17] Wahyuningsih, S., Analisis SWOT
Gula Kelapa Desa Gledug Kecamatan
untuk Penentuan Strategi Optimalisasi
Sanan Kulon, Kabupaten Blitar).
Infrastruktur, Puslitbang Sumber Daya
Jurusan Teknologi Industri Pertanian -
dan Perangkat Pos dan Informatika,
Fakultas Teknologi Pertanian –
Jakarta.
Universitas Brawijaya.
[18] www.kemenperin.go.id/kebijakanindus
[9] Hunger, J.D. and Wheelen, T.L.
trinasional diaskses 21 Maret 2014
(2003). Essentials of Strategic
17:39:02
Management. Prentice Hall PTR
[19] Yuksel dan Dagdeiren. (2007). Using
[10] Ismarsudi, dkk. (2011). Kajian
The Analytic Network Proses (ANP) in
Optimasi Produksi dan Strategi
Swot Analysis- A Case Study For
Pengembangan Usaha Produk Fish
Atextile Firm, Elsevier.
Jelly (Studi Kasus pada PT "XP" di
Jakarta). Manajemen IKM, 6(2).

Usulan Strategi Pengembangan ... (K. Ihwan et al.) 237

Anda mungkin juga menyukai