Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Waktu Karbonisasi pada Pembuatan Karbon aktif Berbahan Baku Sekam Padi dengan Aktivator KOH

(Putri Miftakhul Rohmah, Athiek Sri Redjeki)

PENGARUH WAKTU KARBONISASI PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF BERBAHAN


BAKU SEKAM PADI DENGAN AKTIVATOR KOH

Putri Miftakhul Rohmah 1), Athiek Sri Redjeki 1)


1)
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
athieksri@yahoo.com

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah sekam padi sebagai bahan baku
pembuatan karbon aktif dengan mencari hubungan korelasi antara perbedaan waktu
karbonisasi terhadap daya serap karbon aktif dari sekam padi dengan proses kimia.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan variabel waktu pembakaran 30,45,60,75 dan 90
menit pada suhu pembakaran 600ºC. Dengan menggunakan aktivator KOH 10%. Aktivasi
karbon dilakukan dengan cara aktivasi kimia dan aktivasi basah, bahan baku sekam padi
direndam terlebih dahulu dengan bahan-bahan kimia yang disebut aktivator. Analisa hasil
penelitian terdiri dari uji pengurangan kekeruhan (∆ntu) pada tetes tebu dan bilangan iod,
sedangkan analisa data terdiri atas penentuan persamaan regresi dan penentuan koefisien
korelasi. Dari hasil penelitian didapat kondisi optimum pembakaran pada waktu 90 menit
dengan pengurangan kekeruhan (∆ntu) pada tetes tebu sebesar 25 ntu dengan persamaan
least square yaitu : y = 0.126x + 13.6 dan didapat koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,981.
Sedangkan untuk bilangan iod sebesar 176.391 mg I2/gr dengan persamaan least square
yaitu : y = -5.465x + 658.6 dan didapat koefisien korelasi ( r ) sebesar 0.963.

Kata kunci: Sekam padi, karbon aktif , aktivasi KOH

19
KONVERSI Vol. 3 No. 1 April 2014 ISSN 2252-7311

PENDAHULUAN briket, yaitu sekam yang mengalami proses


pembentukan arang kemudian dipadatkan
Karbon aktif dapat dibuat dari batubara dan dan dikeringkan. Disamping itu sekam juga
bahan berlignoselulosa (Shofa, 2012). bisa digunakan sebagai media tanam, untuk
Bahan yang mengandung lignoselulosa mendorong tumbuhnya mikroba pembusuk.
salah satu diantaranya adalah sekam padi. (Soelaiman, 2013).
Menurut Siahaan, 2013, ketersediaan
sekam padi melimpah dan sampai dengan Karbon aktif banyak digunakan sebagai
saat ini belum banyak pemanfaatannya. adsorben. Karbon aktif dapat menyerap gas
Kegunaan sekam padi selain sebagai dan senyawa kimia dengan daya serap
bahan bakar, bisa juga digunakan sebagai yang cukup tinggi. Tingginya kemampuan
karbon aktif, bahan baku baterai menyerap ini disebabkan karena banyaknya
pori-pori dalam karbon dengan cara
Salah satu produk yang dapat memecahkan ikatan hidrokarbon atau
dikembangkan dari sekam padi dan mengoksidasi molekul permukaan. Aktivasi
memiliki nilai ekonomi tinggi adalah arang dapat dilakukan baik secara kimia maupun
aktif. Arang aktif adalah senyawa karbon fisika. Aktivasi fisika dilakukan untuk
hasil pembakaran bahan alami yang memperluas pori karbon aktif dengan
mengandung karbon dan memiliki ruang bantuan panas, uap dan gas CO2 dan
pori. Pori tersebut berukuran sangat kecil aktivasi kimia yaitu aktivasi menggunakan
dan dapat berbentuk seperti celah panjang. bahan kimia atau activator, seperti
Sekam padi yang telah dibakar hidroksida logam alkali, klorida, sulfat, fosfat
mengandung 20% ruang yang berisi SiO2, dari logam alkali tanah, asam-asam
yang apabila dapat dilarutkan akan anorganik (Triyanto, 2013).
meningkatkan luas permukaan dan
berpotensi sebagai arang aktif. KOH sebagai Aktivator
Pada penelitian ini bahan baku diaktivasi
Tujuan dari penelitian ini adalah terlebih dahulu. Aktivasi dilakukan supaya
Meningkatkan nilai tambah (nilai ekonomi) jumlah pori yang terbentuk lebih banyak
sekam padi, menghasilkan karbon aktif dan luas permukaan kontak menjadi lebih
dengan aktivator Kalium Hidroksida (KOH), besar.
untuk mengetahui pengaruh variasi waktu
pembakaran terhadap daya serap karbon Melania, 2012 menyatakan bahwa pada
dari bahan sekam padi, dan menganalisa proses aktivasi, karbon dicampur dengan
daya serap optimum karbon aktif terhadap larutan kimia dan akan terjadi oksidasi
tetes tebu dan bilangan iod dari sekam sehingga merusak bagian dalam karbon
padi. akibatnya jumlah pori menjadi lebih besar.
Proses aktivasi juga mengakibatkan
Limbah penggilingan padi salah satunya hilangnya karbon karena membentuk gas
adalah sekam padi, yaitu berupa lapisan karbondiokasida/ Salah satu larutan kimia
keras kariopsis yang tersusun dari lemma yang bisa digunakan sebagai aktivator
dan palea yang berikatan. Penggilingan karbon adalah larutan KOH. Reaksi kimia
padi menghasilkan sekam sebanyak 20- yang terjadi mengikuti persamaan 1), 2),
30%, dedak 8-12% dan beras giling 50- dan 3):
63.5% dari berat gabah mula-mula . Sifat 6 KOH + C ↔ 4 K + CO2 + 2 H2O (1)
fisik dan kimia sekam padi adalah sebagai
berikut : densitas 125 kg/m3, mengandung
karbon (zat arang) sebesar 1.33%,
hydrogen 1.54%, oksigen 33.645, silika 6 KOH + C ↔ 2 K + 3H2 + 2 K2CO3 (2)
(SiO2) 16.98%, sulfur <1%, dan kadar
selulosa yang cukup tinggi. (Putro, 2013)

Kandungan selulosa sekam padi cukup


besar sehingga mampu meghasilkan 4 KOH + 2 CO2↔ 2 K2CO3 + 2 H2O (3)
pembakaran yang konstan dan merata.
Salah satu olahan sekam padi adalah
20
Hal ini disebabkan karbon aktif memiliki
luas permukaan yang lebih tinggi dari
Pada saat saat karbonisasi, luas adsorban yang lain sehingga dapat
permukaan telah terbuka tetapi penyerapan mengadsorpsi lebih banyak molekul.
tersebut masih relatif rendah. Hal ini Konsumsi karbon aktif dunia meningkat
diakibatkan oleh adanya residu tar yang setiap tahunnya. Menurut perkiraan sebuah
menutupi pori. Pada aktivasi kimia, tar akan riset, pada tahun 2014, konsumsi karbon
larut saat dilakukan perendaman aktif dunia mencapai 1,7 juta
(Pambayun, 2013). ton.(Sudibandriyo, 2011).

Karbon Aktif Adsoprsi merupakan peristiwa


Karbon aktif adalah karbon yang sudah terakumulasinya partikel pada
mengalami aktivasi, sehingga luas permukaan. Partikel yang terakumulasi
permukaanya menjadi lebih besar karena dan diserap oleh permukaan disebut
jumlah porinya lebih banyak. Karbon aktif adsorbat dan material tempat terjadinya
memiliki struktur amorf dengan luas adsorpsi disebut adsorben atau substrat .
permukaan 300-2000 m2/gr (Surest, 2008). Proses adsorpsi terdiri atas dua tipe,
yaitu adsorpsi kimia dan fisika. Adsorpsi
Pembuatan Karbon Aktif kimia adalah tipe adsorpsi dengan cara
Pembuatan karbon aktif terdiri dari tiga suatu molekul menempel ke permukaan
tahapan yaitu : (1) Penghilangan seluruh melalui pembentukan suatu ikatan kimia.
kandungan air (dehidrasi), bahan Ciri-ciri adsorpsi kimia adalah terjadi
dipanaskan sampai kurang lebih 170ºC pada : (1) suhu yang tinggi; (2)jenis
atau dijemur di terik matahari sampai interaksinya kuat; (3)berikatan kovalen
beberapa lama untuk menghilangkan antara permukaan adsorben dengan
airnya; (2) Konversi bahan organik menjadi adsorbat; (4)entalpinya tinggi (ΔH 400
elemen karbon (karbonisasi / pengarangan kJ/mol); (5)adsorpsi terjadi hanya pada
berfungsi untuk mengubah bahan-bahan suatu lapisan atas (monolayer); (6)
organik menjadi elemen karbon. Setelah energi aktivasinya tinggi.Adsorpsi fisika
karbon dihilangkan airnya, kemudian bahan adalah tipe adsorpsi dengan cara
tersebut dipanaskan lagi sampai diatas adsorbat menempel pada permukaan
170ºC untuk mengeluarkan gas-gas melalui interaksi intermolekuler yang
CO2,CO serta uap asam asetat; (3) lemah. Ciri-ciri dari adsorpsi fisika adalah
Pembakaran tar serta pembesaran pori-pori terjadi pada suhu yang rendah, jenis
(aktivasi). Aktivasi adalah proses interaksinya adalah interaksi
memperbesar luas permukaan dalam intermolekuler (gaya van der Waals),
karbon hasil karbonisasi dengan pelepasan entalpinya rendah (ΔH<20 kJ/mol).
hidrokarbon dan tar yang melekat pada (Beroeh, 2004)
karbon tersebut sehingga daya serapnya
bertambah besar. Aktivasi biasanya
dilakukan pada temperatur 750ºC-900ºC METODOLOGI PENELITIAN
bahkan sampai 1000ºC. Ketiga proses ini
membakar semua pengotor dari bahan Bahan dan Alat
baku dan meninggalkan residu berpori yang Bahan–bahan yang digunakan dalam
memiliki luas permukaan yang cukup besar penelitian ini adalah: sekam padi, KOH,
per unit volum (Beroeh, 2004). aquadest, larutan I2, Na2CO3, kanji.

Alat-alat yang digunakan dalam


Mekanisme Kerja Karbon Aktif penelitian ini adalah : saringan 100
Adsorpsi merupakan salah satu dari proses mesh, furnace, labu ukur dan pipet
pemisahan yang sudah lama dikenal dan ukur, kertas saring, pengaduk kaca,
banyak digunakan dalam industri.Adsorben pengaduk magnetik, tabung sentrifuge,
yang sering digunakan dalam proses corong dan kuvet, oven dan stirrer,
adsorpsi ialah padatan berpori seperti turbidimeter, desikator dan Erlenmeyer.
zeolit, silika gel, dan karbon aktif. Dari
beberapa jenis adsorben tersebut yang Variabel dalam penelitian ini adalah :
paling banyak digunakan ialah karbon aktif.

21
KONVERSI Vol. 3 No. 1 April 2014 ISSN 2252-7311

Variabel Bebas : Waktu dan Suhu tebu disaring dahulu dengan kertas saring
karbonisasi untuk mendapatkan larutan yang bebas dari
bahan pengotor kasar. Dari hasil
penyaringan awal ini diukur kekeruhannya
Metode Penelitian dengan turbidimeter untuk mengetahui
Proses pembuatan karbon aktif dilakukan tingkat kekeruhan mula-mula. Selanjutnya
dengan proses aktivasi Adapun metode diuji dengan karbon aktif, dimana 100 ml
penelitiannya adalah sebagai berikut : filtrat yang dihasilkan dari hasil penyaringan
awal ini diambil. Filtrat tersebut ditambah
1. Sekam padi yang telah dibersihkan dari dengan karbon aktif sebanyak 20 mg yang
pengotor dijemur lalu digrinder sampai sudah dipanaskan sampai 110 °C selama 1
halus, ditimbang sebanyak 150 gram. jam. Campuran filtrat dan karbon aktif
2. Bahan baku direndam dalam konsentrasi diaduk menggunakan magnetic stirrer
KOH 10%selama 2 jam dengan suhu selama 1jam lalu disaring. Filtrat yang
100°C diatas magnetic stirrer. dihasilkan diukur kekeruhannya lagi dengan
3. Setelah direndam dalam larutan KOH, turbidimeter. Pengurangan kekeruhan dapat
sampel dimasukkan dan dipanaskan dihitung dengan mengurangi kekeruhan
dalam “furnace” dengan variasi waktu 30, mula-mula dengan kekeruhan akhir.
45, 60, 75 dan 90 menit.
4. Kemudian karbon yang telah jadi
didinginkan hingga temperatur kamar. Uji Bilangan Iod
5. Lalu karbon diayak hingga menghasilkan Bilangan iod dapat diuji dengan cara
karbon dengan ukuran 100 mesh. sebagai berikut :
6. Karbon dicuci dengan aquadest 1. Karbon aktif dipanaskan pada suhu 110
mendidih sampai mencapai pH = 6-7. C selama 1 jam,
7. Untuk pengujian, karbon dipanaskan 2. Setelah itu didinginkan dalam desikator,
dengan oven temperatur110°C selama 1 3. Karbon ditimbang sebanyak 0,25gram
jam. dan
8. Uji yang dilakukan adalah uji kekeruhan 4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer tutup
tetes tebu dan bilangan iod. asah yang dilapisi kertas karbon,
5. Kedalam Erlenmeyer tersebut
Metode Analisa Data ditambahkan 25 ml larutan I2,
6. Kemudian diaduk dengan pengaduk
Analisa Hasil Penelitian magnetik selama 15 menit dan
Pengurangan kekeruhan dapat dicari didiamkan sejenak,
dengan menghitung selisih antara 7. Setelah itu dipindahkan ke dalam tabung
kekeruhan mula-mula dengan kekeruhan pemusing dan disentrifus selama 6
akhir yang telah diberi karbon aktif, seperti menit,
terdapat pada persamaan 4): 8. Sebanyak 10 ml dipipet dan dititrasi
dengan Na2S2O3 yang telah diketahui
ntu = kekeruhan awal-kekeruhan akhir normalitasnya,
(4) 9. Pada titrasi iodometri ini digunakan
indikator kanji 1%.
Rendemen dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 5): Rumus Bilangan Iod seperti terdapat pada
persamaan 6) di bawah ini:
ntu
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 % 𝑛𝑡𝑢 = × 100% 10−
𝑉𝑥𝑁 1
𝑥 12,69 𝑥 2,5
kekeruhan mula −mula 𝑁2
𝑊
(5) (6)

Uji KekeruhanTetes Tebu Keterangan :


Uji ini dilakukan untuk mengetahui N1 = Normalitas larutan Natrium
kemampuan karbon aktif dalam menyerap Tioulfat standarisasi ( 0,1 N )
bahan yang terlarut dalam tetes tebu. Tetes N2 = Normalitas larutan Iod ( 0,1 N )
22
W = Berat karbon ( 0,25 gram )
V = Volume larutan Natrium Tiosulfat Waktu
No. Ntu
yang diperlukan ( ml ) (Menit)
12,69 = Jumlah iod sesuai dengan 1 ml 1 30 17
larutan iod 0,1 N 2 45 20
2,5 = Perbandingan larutan iod yang 3 60 21
diperlukan dengan yang dititrasi
25 𝑚𝑙 4 75 23
10 𝑚𝑙 5 90 25

Tabel 2 .Pengaruh waktu karbonisasi


Diagram Alir terhadap pengurangan kekeruhan daya
Sekam Padi serap karbon aktif terhadap bilangan iod

Hasil
Ditimbang, Dijemur, dan Waktu perhitungan
No.
digrinder sampai ukuran 100 (Menit) adsorpsi I2
mesh
(mg/g)
1 30 161.163
Proses perendaman dengan 2 45 185.274
activator KOH 10% selama 2 jam
3 60 303.291
4 75 411.156
Proses Karbonisasi: 5 90 458.109
Variasi Waktu : 30,45, 60, 75
dan 90 menit
Karbonisasi dilakukan pada suhu 600 ºC
selama 30, 45, 60, 75 dan 90 menit. Waktu
didinginkan hingga akhir karbonisasi mempengaruhi daya
temperatur kamar adsorpsi karbon aktif yang dibuat seperti
terdapat pada Tabel 2, karena dekomposisi
Karbon di ayak sampai termal dari bahan baku yaitu sekam padi
berukuran 100 mesh akan menghasilkan senyawa-senyawa
volatile yang menyebabkan terbukanya
Aquadest pori-pori karbon aktif.
Netralisasi sampai pH=6-7
mendidih
Pengaruh temperatur dan lama
pembakaran terhadap daya serap karbon
Pengeringan di dalam
o
oven110 C selama 1 jam aktif sangat erat hubungannya dengan
pembentukan pori-pori karbon. Pada tahap
Analisa : Uji awal pembakaran 170º C, senyawa-
Karbon Aktif
kekeruhan, senyawa non karbon seperti hidrogen dan
bilangan iod
uap air mulai dilepaskan dari bahan sebagai
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian gas.
.
Pemanasan lebih lanjut 600 ºC komponen-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN komponen lain termasuk sebagian dari
karbon dalam bahan baku itu sendiri akan
Hasil pengujian daya serap karbon aktif terdegradasi yang diikuti dengan
terhadap kekeruhan tetes tebu dilihat Tabel terbentuknya gas-gas CO2,CO. Setelah
1. Dapat dilihat, bahwa daya serap karbon gas-gas tersebut keluar, mulailah terjadi
aktif pada waktu pembakaran 90 menit proses pembentukan pori-pori karbon.
menghasilkan karbon aktif yang dapat Perlakuan pembakaran pada temperatur
mengurangi kekeruhan tetes tebu sebesar 600 ºC selama 90 menit memberikan hasil
25 ntu (Number of Turbidity Unit) dari nilai yang tertinggi, karena pada kondisi tersebut
kekeruhan tetes tebu awal sebesar 100 ntu. aktivasi berjalan dengan baik.Dalam proses
pembakaran pada temperatur 600º C
Tabel 1. Data pengaruh waktu karbonisasi selama 90 menit berjalan dengan
terhadap pengurangan kekeruhan sempurna. Disini kandungan seperti tar,

23
KONVERSI Vol. 3 No. 1 April 2014 ISSN 2252-7311

asam-asam, dan aldehid-aldehis telah daya serap kekeruhan tetes tebu seperti
keluar semuanya termasuk hidrogen yang terdapat pada Gambar 2.
terikat pada karbon. Dengan keluarnya zat-
zat yang terkandung dalam sekam padi
tersebut, akan menurunkan jumlah arang
yang dihasilkan, akan tetapi dapat
meningkatkan daya peyerapan
(adsorbisivitas) dari karbon aktif tersebut
karena dengan terdegradasinya senyawa-
senyawa tersebut dari komponen sekam
padi yang telah dibakar, akan menghasilkan
pori-pori dengan jumlah dan ukuran
tertentu.
Dari jumlah dan ukuran poriini akan
menghasilkan luas permukaan penyerapan
dari karbon aktif, karena semakin besar luas Gambar 2.Data pengaruh waktu karbonisasi
permukaan penyerapan yang terbentuk terhadap pengurangan kekeruhan
akan menghasilkan daya adsorbsivitas yang tetes tebu dari karbon aktif
tinggi.Arang ini terbentuk serbuk karena
berukuran kurang dari 200 mesh. Setelah Dari Gambar 2 dapat dilihat semakin tinggi
pengayakan, dilanjutkan dengan aktivasi. waktu yang digunakan sebagai waktu
Pada penelitian ini aktivasi yang dilakukan aktivasi maka daya serap terhadap
adalah aktivasi basah. Aktivasi basah yaitu kekeruhan tetes tebu akan semakin tinggi.
bahan baku dicampur dengan larutan kimia Terlihat pada waktu 90 menit penyerapan
terlebih dahulu, setelah itu dipanaskan. terhadap tetes tebu sebesar 25 ntu.
Karbon yang telah diayak tersebut Penyerapan semakin meningkat seiring
dicampurkan dengan larutan aktivator KOH meningkatnya waktu aktivasi karbon. Tetapi
10% dengan perbandingan 1 : 10 yaitu 1 perbedaan penyerapan tidak terlalu
gram serbuk sekam padi dicampurkan signifikan. terutama dari waktu 45 – 90
dengan 10 ml larutan KOH 10%. menit kenaikan penyerapannya tidak
Perbandingan KOH terhadap karbon ini signifikan.
paling umum dilakukan dalam aktivasi
karbon aktif. Garam-garam mineral ini Pengaruh waktu terhadap tetes tebu
mempengaruhi keaktifan arang karena Semakin lama waktu karbonisasi, maka uji
unsur-unsur mineral ini masuk diantara plat- kekeruhan tetes tebu makin meningkat
plat heksagon dari kristalit-kristalit dan dapat dilihat di Gambar 2. Hal ini
membuka serta melapisi permukaan yang disebabkan proses karbonisasi
mula-mula tertutup. Hal ini dapat membutuhkan waktu yang lama agar
menambah luas permukaan karbon aktif. penyerapan kekeruhan lebih
Suhu yang digunakan 600º C dengan waktu maksimal.Pengujian terhadap iod ini
30,45,60,75 dan 90 menit, pemilihan suhu dilakukan untuk mengetahui penyerapan
dan waktu ini berdasarkan percobaan untuk karbon aktif terhadap molekul-molekul kecil.
serbuk gergaji (Beroeh, 2004). Pada Pengujian dilakukan dengan cara titrasi
percobaan tersebut digunakan suhu aktivasi iodometri. Sisa iod yang tidak diserap oleh
600º C dengan waktu 30,45,60,75 dan 90 karbon dititrasi dengan larutan Natrium
menit. Karena bahan sekam padi hampir Tiosulfat. Daya serap/adsorpsi karbon aktif
sama dengan serbuk gergaji kayu jati maka terhadap iodine mengindikasi kemampuan
dicoba dengan suhu sama tetapi dengan karbon aktif untuk mengadsorpsi komponen
variasi waktu aktivasi. Penggunaan variasi dengan berat molekul rendah.
waktu tersebut dimaksudkan, untuk melihat Karbon aktif dengan kemampuan menyerap
waktu aktivasi yang terbaik dalam iodin-nya tinggi berarti memiliki luas
memperbesar daya serap karbon aktif. permukaan yang lebih besar dan juga
memiliki struktur mikro dan mesoporous
Hasil pengujian daya serap terhadap yang lebih besar. Hasil karbon aktif
kekeruhan tetes tebu, dapat dilihat penelitian ini memiliki bilangan iod minimal
hubungan antara pengaruh waktu terhadap 458,109 mg I2/g. Dari percobaan didapat
24
suhu yang paling banyak menyerap iod
adalah aktivasi dengan suhu 600º C waktu Dari hasil penelitian tetes tebu kita dapat
90 menit. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 3 persamaan least square seperti pada
berikut : persamaan 7) di bawah :
Y1 = 0.126x + 13.6
(7)

Dan didapat koefisien korelasi ( r ) sebesar


0,981. Sedangkan untuk bilangan iod
mg/g

persamaan least square dapat dilihat pada


y = 5.4652x - 24.111 persamaan 8),
R² = 0.9638 Y2 = 5,465x – 24,11
(8)
Dan koefisien korelasi (r) pengujian iod
sebesar 0,963, dimana :
waktu (menit)
Dari hasil perhitungan statistik didapat r
Gambar 3. Data pengaruh waktu
korelasi sebasar 0,981 untuk tetes tebu,
karbonisasi terhadap bilangan iod dari
dan 0,963 untuk bilangan iod. Ini
karbon aktif
menunjukan bahwa ada hubungan yang
kuat antara waktu pembakaran terhadap
Pengaruh waktu terhadap bilangan iod
daya penyerapan pada tetes tebu dan daya
Semakin lama waktu karbonisasi, maka
serap iod. Pada persamaan least square
bilangan iod makin turun dapat dilihat di
untuk tetes tebu dapat grafik yang linier ke
Gambar 3. Hal ini disebabkan proses
atas sebab karbon aktif akan menyerap
karbonisasi merupakan reaksi oksidasi
kekeruhan yang terdapat pada air tebu
dimana semakin lama waktu proses
tersebut lain hal nya jika kita bandingkan
tersebut maka zat volatil dan karbon akan
dengan persamaan least squared pada
semakin berkurang dan meninggalkan
penyerapan iod.
residu yang semakin banyak. Tingginya
residu ini maka akan mengurangi
Dari pengujian yang telah dilakukan belum
kemampuan absorpsi karbon aktif terhadap
mendapatkan hasil yang maksimal karena
iod.
grafik yang ditampilkan kita belum
mendapatkan pada suhu dan waktu berapa
Daya serap terhadap iod merupakan suatu
daya serap karbon aktif berkurang setelah
indeks luas permukaan total arang aktif dan
melewati angka tersebut, memang pada
dapat digunakan sebagai petunjuk bahwa
suhu 600°C dan pemanasan selama 90
arang telah aktif. Pada waktu 45-60 menit
menit mendapatkan hasil penyerapan iod
mengalami kenaikan yang signifikan.
dan uji turbidity angka yang maksimal.
Sedangkan pada suhu 600°C dan waktu
90 menit hasil penyerapan iod sudah cukup
KESIMPULAN DAN SARAN
tinggi yaitu 458,109 mg/g. Tetapi hasil ini
belum mencapai yang ditetapkan oleh SNI,
Kesimpulan
yaitu penyerapan minimum untuk karbon
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka
berbentuk serbuk adalah 750 mg/g SNI No
dapat disimpulkan :
0258-79.
1. Kondisi optimum yang diperoleh adalah
karbonisasi pada waktu 90 menit pada
Penyerapan iod ini menunjukan bahwa pori
suhu 600ºC dengan aktivator KOH.
mikro dan meso dari karbon aktif serbuk
2. Pengurangan kekeruhan pada
sekam padi ini masih relatif. Hal ini dapat
pengujian tetes tebu pada waktu 90
dilihat dari penyerapannya. Dari hasil
menit suhu 600ºC sebesar 25 ntu, dan
penelitian ini ternyata semakin tinggi waktu
pengurangan kekeruhan pada pengujian
aktivasi dapat meningkatkan daya serap
bilangan iod sebesar 458,109 mg I2/gr
karbon aktif dari serbuk sekam padi ini. Hal
karbon aktif.
ini menunjukan semakin banyaknya pori
3. Hubungan antara waktu karbonisasi
mikro karbon aktif yang terbentuk dengan
dengan pengurangan kekeruhan tetes
penambahan waktu aktivasi, tetapi mutunya
tebu dapat dilihat dari persamaan least
masih relatif rendah.
25
KONVERSI Vol. 3 No. 1 April 2014 ISSN 2252-7311

square Y= 13,6 + 0,126 x dengan Siahaan, S. Hutapea, M., Hasibuan,


koefisien korelasi (r) sebesar 0,981. R.,2013. Penentuan Kondisi Optimum
4. Sedangkan untuk hubungan antara Suhu dan Waktu Karbonisasi pada
waktu karbonisasi dengan bilangan iod Pembuatan Arang dari Sekam Padi.
dapat dilihat dari persamaan least Jurnal Teknik Kimia USU. 2 (1) : 26.
square Y= -24,11 +5.465 x dengan
koefisien korelasi (r) pengujian iod Soelaiman, J.R. 2013. Perbandingan
sebesar 0,963. Karakteristik antara Briket-Briket
Berbahan Dasar Sekam Padi sebagai
Energi Terbarukan. Skripsi Jurusan
Saran Fisika, Fakultas MIPA, Universitas
1. Perlu dilakukan uji karbon aktif yang Jember.
lain seperti uji daya serap terhadap .
metilen biru serta kekerasan sesuai Sudibandriyo, Mahmud, L, 2011,
dengan SNI. Karakteristik Luas Permukaan Karbon
2. Konsentrasi aktivator KOH perlu Aktif dari Ampas Tebu dengan Aktivasi
divariasikan untuk mengetahui proses Kimia. Jurnal Teknik Kimia,FT UI.
karbonisasi yang lebih baik.

Surest, A.H., Fitri Kasih, J.A. Wisanti,


DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Suhu, Konsentrasi Zat
Aktivator dan Waktu Aktivasi terhadap
Beroeh, Kabiroy, 2004. Pengaruh Suhu Daya Serap Karbon Aktif dari
Karbonisasi terhadap Daya Serap Tempurung Kemiri. Jurnal Teknik Kimia.
Karbon Aktif dengan Aktivator ZnCl2 2(15).
dari serbuk Gergaji Kayu Jati. Tugas
Akhir Sarjana Teknik Kimia, FT Teknik Triyanto, A. 2013. Peningkatan Kualitas
Kimia UMJ. Minyak Goreng Bekas menggunakan
Arang Ampas Tebu Teraktivasi dan
Melania, M.S., 2012. Produksi Karbon Aktif Penetralan dengan NaHSO3. Tugas
dari Bambu dengan Aktivasi Akhir II Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,
menggunakan Kalium Hidroksida. Unnes.
Skri[si. Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, UI.

Pambayun, G.S., Yulianto, R.Y.E.,


Rachimoellah, M., Putri, E.M.M. 2013.
Pembuatan Karbon Aktif dari Arang
Tempurung Kelapa dengan Aktivator
ZnCl2 dan Na2CO3 sebagai Adsorben
untuk Mengurangi Kadar Fenol dalam
Air Limbah. Jurnal Teknik Pomits. 2 (1)
: 117.
Putro,S., Sumarwan. 2013.
Pengembangan Teknologi Tungku
Pembakaran dengan Air Heater Tanpa
Sirip. Media Mesin 14(2) : 75. ISSN :
1411- 4348.

Shofa, 2012. Pembuatan Karbon Aktif


Berbahan Baku Ampas Tebu dengan
Aktivasi Kalium Hidroksida. Skripsi.
Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik,
UI. Depok.

26
27

Anda mungkin juga menyukai