NJ Bi NGU4 Yj ZM OGMy NWEy ODVi OGNj MTY0 MTGX MJ A1 YThm ZJ VK NJ E3 NA

TEOREMA KONVOLUSI UNTUK TRANSFORMASI FOURIER DAN
TRANSFORMASI KANONIK LINIER
SKRIPSI
OLEH :
ZULFAJAR
H 111 08 262
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
TEOREMA KONVOLUSI UNTUK TRANSFORMASI FOURIER
DAN TRANSFORMASI KANONIK LINIER
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains pada
Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
Makassar
OLEH :
ZULFAJAR
H 111 08 262
JURUSAN MATEMATIKA
MAKASSAR
2013
ii
LEMBAR KEOTENTIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguh-

sungguhnya bahwa skripsi yang saya buat dengan judul :
TEOREMA KONVOLUSI UNTUK TRAMSFORMASI FOURIER DAN

adalah benar hasil kerja saya sendiri, bukan hasil plagiat dan belum pernah
dipublikasikan dalam bentuk apapun.
Makassar, 31 Mei 2013
ZULFAJAR
H 111 08262
iii
TEOREMA KONVOLUSI UNTUK TRAMSFORMASI FOURIER DAN
Disetujui oleh:
Pembimbing Utama Pembimbing Pertama
Dr.Eng.Mawardi Bahri,M.Si Muh. Nur, S.Si. M.Si

NIP. 19701231 199802 1 001 NIP. 19850529 200812 1 002
PadaTanggal : 31 Mei 2013
JURUSAN MATEMATIKA
MAKASSAR
2013
iv
Pada hari ini, Jum’at tanggal 31 Mei 2013, Panitia Ujian Skripsi menerima dengan
baik skripsi berjudul :
TEOREMA KONVOLUSI UNTUK TRANSFORMASI FOURIER DAN

yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Sains Program Studi Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.
PANITIA UJIAN SKRIPSI TandaTangan
1. Ketua : Prof.Dr.Moh.Ivan Azis, M.Sc (…………………….)
2. Sekretaris :Andi Galsan Mahie, S.Si, M.Si. (…………………….)
3. Anggota :Prof.Dr.Syamsuddin Toaha, M.Sc. (…………………….)
4. Anggota : Dr.Eng.Mawardi Bahri, M.Si. (…………………….)
5. Anggota : Muh.Nur, S.Si, M.Si. (…………………….)
v
vi
KATA PENGANTAR
ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0
Alhamdulillahi rabbil ‘Alamiin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah
Ta’ala, Dzat yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada rasullullah Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, keluarga dan seluruh sahabatnya .
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperolehi gelar sarjana
dibidang matematika. Perlu perjuangan keras untuk mewujudkan hal ini. Tentunya,
pejuangan ini mustahil terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan serta doa dari
seluruh tim dosen, teman – teman sebaya , kakak dan adik angkatan di jurusan
matematika.
Oleh karena itu, perkenankan penulis untuk mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada yang tercinta ayahanda Mustafa dan ibunda Heriyati, kakek
Caleng dan nenek Sitti, semoga Allah Ta’ala memberikan balasan yang lebih baik di
dunia dan akhirat kelak.
Ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Moh.Ivan Aziz,M.Sc, selaku penasehat akademik yang telah
mengingatkan penulis untuk menyusun skripsi ini secepatnya.
vii
2. Bapak Drs.Muh.Saleh A.F, M.Si selaku supervisor KKN angkatan 82
kecamatan Baroko,kabupaten Enrekang.” Terima kasih, pak atas masukannya
selama KKN”.
3. Bapak Dr.Eng.Mawardi Bahri,M.Si selaku pembimbing utama.
4. Bapak Muh.Nur,S.Si,M.Si selaku pembimbing pertama.
5. Ibu Dr.Hasmawati,M.Si, selaku ketua jurusan Matematika.
6. Bapak Nasir dan Sutamin, S.Sos, selaku administrator jurusan matematika.
“Terimakasih, pak atas pelayanannya selama ini. Lanjutkan untuk pelayanan
yang lebih baik”.
7. Kanda Samsul Basri,S.Si. “Syukran,atas masukan dan nasihat nya”.
8. Sahabat saya, Yusran (Ex sekretaris rohis himatika FMIPA UNHAS periode
2010/2011, sekretaris mushalla Istiqamah FMIPA UNHAS periode 2010/2011,
sekretaris rohis BEM FMIPA UNHAS periode 2011/2012 pada saat itu penulis
menjabat sebagai ketua-nya. Yang juga akan menyelesaikan studi nya di
jurusan matematika). “Syukran,atas kerjasama antum dalam menapaki
perjuangan dakwah di kampus merah. Perjuangan belum berakhir”.
9. Syamsir selaku ketua UKM LDK MPM UNHAS periode 2012/2013.
10. Pengurus mushalla Istiqamah FMIPA UNHAS periode 2010/2011 ikhwah dan
akhawat.” Must keep on clean mushallah Istiqamah”.
11. Koordinator rohis akhawat BEM FMIPA UNHAS periode 2011/2012. “Dakwah
itu adalah iklan. Laku tidaknya tergantung bagaimana desain tiket nya”.
viii
12. Fachrul,S.Si, Ichal,S.Si, Marni,S.Si, Vera,S.Si, Santuo,S.Si,
Penulis
ix
ABSTRAK
Dalam makalah ini kami memperkenalkan teorema konvolusi untuk linear
transformasi kanonik (LCT). Berdasarkan sifat-sifat teorema konvolusi untuk
Transformasi Fourier (FT) kita secara eksplisit menunjukkan beberapa sifat penting
dari hubungan antara LCT dan konvolusi nya. Kami menyediakan alternatif bentuk
definisi baru konvolusi dalam domain LCT. Kami mendirikan sebuah teorema yang
menggambarkan hubungan antara LCT TF. Kami akhirnya membandingkan hasil
kami dengan kasus klasik.
Kata kunci: transformasi kanonik linear, transformasi Fourier, konvolusi.
x
ABSTRACT
In this paper we introduce the convolution theorem for the linear canonical transform
(LCT). Based on the properties of convolution theorem for the Fourier transform (FT)
we explicitly show some important properties of the relationship between the LCT
and its convolution. We provide an alternative form of the new definition of
convolution in the LCT domain. We establish a theorem which describes the
relationship between the LCT and FT. We finally compare our result with the
classical case.
Keywords: linear canonical transform, Fourier transform, convolution.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………vii
ABSTRAK .....………………………………………………………………….x
ABSTRACT .. …………………………………………………………………xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….xii
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
I.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
I.3 Batasan Masalah ........................................................................................2
I.4 Tujuan Penulisan........................................................................................2
I.5 Sistematika Penulisan ................................................................................2
I.6 Alur Kerja ..................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................4
II.1 Transformasi Fourier .................................................................................4
II.2 Invers Transformasi Fourier ....................................................................10
II.3 Teorema Konvolusi Untuk Transformasi Fourier ...................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................21
III.1 Transformasi Kanonik Linier………….…....…………………………….21
III.2 Invers Transformasi Kanonik Linier……………………………………..29
III.3 Teorema Konvolusi Untuk Transformasi Kanonik Linier...……………..31
PENUTUP……………………………………………………………………..40
IV.1 Kesimpulan ..............................................................................................40
IV.2 Saran ........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................41
LAMPIRAN .....................................................................................................42
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................44
xii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Joseph Fourier (1822) mengemukakan bahwa sebuah fungsi periodik dapat
direpresentasikan dengan mengombinasikan penjumlahan tak hingga dari fungsi sinus
dan cosinus. Representasi fungsi ini kemudian dikenal sebagai deret Fourier.Deret
Fourier merupakan cabang analisis fourier yang berfungsi untuk memecahkan
masalah persamaan panas[7]. Beberapa tahun setelah penemuan ini, deret fourier
dikembangkan menjadi bentuk yang lebih umum sehingga dapat diterapkan pada
fungsi yang non-periodik, bentuk yang lebih umum ini yang kemudian dikenal
sebagai transformasi Fourier (TF). Sejak penemuan ini, transformasi Fourier menjadi
metoda yang sangat cocok untuk menganalisis fungsi atau sinyal, karena transformasi
Fourier dapat mengubah fungsi atau sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi.
Salah satu penerapan transformasi Fourier adalah transformasi kanonik linier
(TKL). Transformasi kanonik linier merupakan generalisasi dari transformasi Fourier
yang memiliki banyak aplikasi di beberapa bidang. Salah satu sifat TKL adalah
konvolusi. Banyak penelitian yang mengkaji tentang konvolusi TKL, diantaranya
[2,3]. Namun, eksistensi teorema konvolusi TKL masih belum memiliki bentuk
ekspresi yang dapat diterima secara luas [2].
1
Berdasarkan uraian diatas, maka diangkat tema dalam kajian pustaka ini
mengenai struktur konvolusi untuk transformasi kanonik linier dengan judul
“Teorema Konvolusi Untuk Transformasi Fourier Dan Transformasi Kanonik
Linier ”.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang diangkat dan sedikit uraian pada latar belakang diatas,
maka kajian pustaka ini akan menguraikan tentang generalisasi sifat konvolusi
transformasi Fourier pada transformasi kanonik linier.
I.3 Batasan Masalah
Tugas akhir ini dibatasi pada sifat translasi dan modulasi dari TKL.
I.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah membandingkan sifat konvolusi
transformasi Fourier dan transformasi kanonik linier.
I.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini terbagi menjadi empat bab yang dimulai
dari bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab penutup.
BAB I Pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah ,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka, yang berisi penjelasan tentang mengenai transformasi
Fourier, sifat – sifat transformasi Fourier, konvolusi dan sifat – sifat konvolusi
transformasi Fourier.
2
BAB III Hasil dan Pembahasan, yang berisi penjelasan tentang transformasi kanonik
linier, sifat – sifat transformasi kanonik linier, konvolusi dan sifat – sifat konvolusi
transformasi kanonik linier.
BAB IV Penutup.
I.6 Alur kerja
Definisi dan sifat – sifat

TF
Definisi konvolusi dan sifat-

sifat Konvolusi TF
.
Definisi dan sifat-sifat

TKL
Definisi konvolusi dan sifat-

sifat Konvolusi TKL
Generalisasi dan perbandingan

antara sifat konvolusi TF dan
TKL
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Transformasi Fourier
Transformasi Fourier adalah alat untuk mengubah fungsi dari domain waktu
ke domain frekuensi. Didalam pengolahan citra,transformasi Fourier digunakan untuk
menganalisis frekuensi pada operasi seperti perekaman citra, perbaikan kualitas citra,
restorasi citra, pengodean, dan lain – lain.
Definisi 2.1.1 (Transformasi Fourier) Misalkan diberikan sebuah fungsi ∈ ℝ ,
transformasi Fourier f didefinisikan oleh
ℱ{ } = . (1)
Karena = cos + maka (1) dapat ditulis menjadi
ℱ{ } = cos − sin
= cos − sin . (2)
Sifat – sifat transformasi Fourier sebagai berikut.
a. Linieritas
Misalkan ∈ ℝ dan untuk setiap ω ∈ ℝ maka
ℱ { + #} =ℱ{ } + ℱ {#} . (3)
Bukti. Dari definisi transformasi Fourier (1) diperoleh
ℱ { + #} = +#
4
= + #
=ℱ{ } + ℱ {#} .∎
Jadi, ℱ { + #} =ℱ{ } + ℱ {#} .
b. Perkalian konstanta
Misalkan ∈ ℝ dan untuk setiap & ∈ ℂ maka
ℱ {& } = &ℱ { } . (4)
ℱ {& } = & .
Karena & adalah sebuah konstanta, maka
ℱ {& } =&
= &ℱ { } .∎
Jadi, ℱ {& } = &ℱ { } .
c. Translasi
Misalkan ∈ ℝ dan translasi () = − & , maka
ℱ{() } = )
ℱ{ } . (5)
ℱ{ } = ()
= −& .
5
Misalkan * = −&, = * + +, = *. Sehingga diperoleh
ℱ{ } = * ,-)
*
= * , )
*.
)
Karena adalah sebuah konstanta maka
ℱ{ } = )
* ,
*
= )
ℱ{ } .∎
Jadi, ℱ{() } = )
ℱ{ } .
d. Modulasi
Misalkan ∈ ℝ dan . ∈ ℝ. Jika /0 1

2 = 1 , maka
ℱ 30 1
4 = ℱ{ } − . . (6)
ℱ 30 1
4 = 0 1
= 1
= 1
=ℱ{ } − . .∎
Jadi, ℱ 30 1
4 =ℱ{ } − . .
e. Translasi dan modulasi
Misalkan ∈ ℝ dan &, . ∈ ℝ. Jika 0 1

() = 1 − & maka
ℱ30 1
() 4 = 1 )
ℱ{ } − . . (7)
6
ℱ30 1 () 4 = 1 −&
= −& 1
= 1 )
ℱ{ } − . .∎
Jadi, ℱ30 1 () 4 = 1 )
ℱ{ } − . .
Contoh transformasi Fourier
1, 7 &8 − 1 ≤ ≤ 1,
=5
0, 7 &8 | | > 1.
1. Misalkan
Berdasarkan definisi transformasi Fourier (1) maka transformasi Fourier adalah
ℱ{ } =
= 1 + 0 + 0
= = => −
= => −
= ? − => ?
= @ + => @
= − sin − + => − cos −
= + + => − =>
=
A
.
Jadi, ℱ{ } =
A
.
7
Berikut contoh grafik sebelum di transformasi.
Grafik setelah mengalami transformasi.
, 7 &8 B 0,
=5
0, 7 &8 C 0.
2. Misalkan
Terlebih dahulu perlu untuk pastikan apakah ∈ ℝ .

.
D | | C∞=D − +D =0+D =− @. = 1.
. .
Jadi, ∈ ℝ . Karena ∈ ℝ maka
ℱ{ } =D
= = > + = 0+
. -
. .
=− -
F. =
- -
.
8
Jadi, ℱ{ } = -
.
G H
3. Transormasi Fourier Gauss. Misalkan f (x) = , ∀ A > 0 maka
J H
ℱ{ } = I LG
K
Bukti.
G H
Dari definisi transformasi Fourier diketahui f (x) = maka diperoleh
ℱ{ } =
= G H
N
.
G M H- P
= O
Dengan menggunakan kuadrat sempurna, persamaan menjadi
RN RN H RN H
GQ H - -M P M P S
ℱ{ } = O HO HO
RN RN RN H H
GQ H - -M P S - GM P
= O HO HO
RN RN N H H
GQ H - -M P S – GQ H S
= O HO UO
RN H NH
GM - P Q S
= HO UO
RN H NH
ℱ{ } = .
GM - P
HO UO
NH
Karena UOH adalah sebuah konstanta, maka persamaan diatas ditulis menjadi
NH RN H
ℱ{ } = .
GM - P
UO HO
9
Misalkan * = + , *=
V
AG
NH
ℱ{ } = UO G,H
*
= I , maka
G H W
G
Karena
NH
ℱ{ }
W
= UO IG
G H
Sehingga diperoleh Transformasi Fourier dari f (x) = adalah
NH
ℱ{ } = IG .
W
UO
II.2 Invers Transformasi Fourier
Definisi 2.2.1 (Invers Transformasi Fourier) Misalkan fungsi ∈ ℝ , maka
invers dari transformasi Fourier ditulis sebagai
ℱ Xℱ{ }@ = AW ℱ{ } . (8)
Contoh invers transformasi Fourier
Misalkan gelombang persegi didefinisikan sebagai
1, | | ≤ 8, −8 C C 8,
ΠZ =5
0, | | > 8, > 8 atau C 8.
Berdasarkan definisi invers transformasi Fourier (8), diperoleh
= AW ^
ℱ
= AW _ 0 + 1 + 0 F
Z Z
Z Z
10
Z
= ` ? = ` Z
− Z
?= _ Z
− Z
F.
AW Z AW AW
Dengan aturan Euler, diperoleh
1
= X=> 8 + 8 − => 8 − 8 @
2J
= AW 2 8 =
b cZ
W
.
Jadi, invers transformasi Fourier ΠZ =

b cZ
W
adalah .
II.3 Teorema Konvolusi Untuk Transformasi Fourier
Definisi 2.3.1 (Konvolusi) Diberikan , # ∈ ℝ . Konvolusi dari fungsi dan #
ditulis sebagai ∗ # dan didefinisikan sebagai
∗# = e # −e e. (9)
Sifat – sifat konvolusi sebagai berikut.
a. Komutatif
∗# = #∗ . (10)
Bukti. Dari definisi konvolusi (9) diperoleh
∗# = e # −e e.
Misalkan * = − e ,e = − * , * = − e, e = − *. Maka
∗# = −* # * − * =− −* # * *
= −* # * *= # * −* *.
11
Karena * merupakan variabel dummy, * dapat diganti dengan e. Sehingga
∗# = # e −e e= #∗ .∎
Jadi, ∗# = #∗ .
b. Translasi
Misalkan ∈ ℝ dan translasi () = – & , maka
∗ () = () ∗ . (11)
Bukti. Dari definisi konvolusi (9) diperoleh
∗ () = e () −e e
= e −e−& e
= e / − & − e2 e
= ∗ −&
= () ∗ .∎
Jadi, ∗ () = () ∗ .
c. Konvolusi terhadap delta
∗f = e f −e e= . (12)
Bukti. Dari sifat fungsi f diperoleh
f = 1 dan f = 0 .
0, 7 &8 ≠e
Untuk f −e =5
1, 7 &8 =e
. Sehingga
12
f = 0
f −0 = 0
f −e = e .∎
Karena dan e merupakan variabel dummy maka
e f −e e= .
d. Linieritas
∗ +# + h#A = + ∗# +h ∗ #A dan
+# + h#A ∗ =+ # ∗ + h #A ∗ . (13)
Bukti. Untuk kasus I. Dari definisi konvolusi (9) diperoleh
∗ +# + h#A = e +# + h#A −e e
= / e +# −e + e h#A − e 2 e. (14)
Karena + dan h merupakan konstanta, maka (14) menjadi
∗ +# + h#A = + e # −e e+h e #A −e e
=+ ∗# +h ∗ #A .
Jadi, ∗ +# + h#A = + ∗# +h ∗ #A .
Untuk kasus II. Dari definisi konvolusi (9) diperoleh
+# + h#A ∗ = +# + h#A e −e e
= +# e − e + h#A −e e
= +# e −e e+ h#A −e e. (15)
13
Karena + dan h adalah konstanta real, maka (15) menjadi
+# + h#A ∗ =+ # e −e e+h #A −e e.
=+ # ∗ + h #A ∗ .∎
Jadi, +# + h#A ∗ =+ # ∗ + h #A ∗ .
Teorema 2.3.2 Misalkan , # ∈ ℝ , maka transformasi Fourier dari # dituliskan
sebagai
ℱ{ #} = AW ℱ{ } ∗ ℱ{#} . (16)
Bukti. Misalkan , # ∈ ℝ . Dimana ℱ{ } = i dan ℱ{#} = #j. Berdasarkan
definisi transformasi Fourier (1), maka ℱ{ #} = # .
Selanjutnya, berdasarkan invers transformasi Fourier (8) maka dan # dapat
dituliskan menjadi
= AW i k l
k
# = #j m n
m.
AW
(17)
Sehingga
ℱ{ #} = # . (18)
Masukkan (17) ke (18) sehingga diperoleh
ℱ{ #} = MAW i k l
kP MAW #j m n
mP . (19)
Karena AW merupakan kostanta sehingga (19) menjadi
A
ℱ{ #} = MAWP / i k l
k2 / #j m n
m2
14
A
=M P / / i k l
k2#j m n
m2
AW
A
=M P / / i k l
#j m n
k m 22
AW
A
=M P i k #j m l n
k m
AW
A
=M P i k #j m l-n
k m
AW
A
= MAWP i k #j m l-n
k m (20)
Karena i k dan #j m tidak bergantung pada x, maka (20) dapat ditulis menjadi
A
ℱ{ #} = MAWP i k #j m l-n
k m. (21)
Dari invers transformasi Fourier (8) dan misalkan ℱ{ } ω = 1. Sehingga
= AW 1 = AW 1 =f
atau = AW =f . Ini berarti 2Jf = .
Maka,
l-n
= 2J f k + m − .
Sehingga (21) menjadi

A
ℱ{ #} = MAWP i k #j m 2J f k + m − k m. (22)
Karena 2π adalah konstanta, maka
ℱ{ #} = AW i k #j m f k + m − k m
= AW i k k#j m f k + m − m
15
= AW i k k #j m f k + m − m
no
= AW i k #j m f k + m − m k. (23)
Perhatikan #j m f k + m − m. Dari sifat konvolusi terhadap delta (12)
diperoleh
#j m f k + m − m= #j m f k − +m m = #j k − .
Karena k dan adalah variabel dummy, maka #j k − = #j −k .
ℱ{ #} = i k #j −k k.
AW
(24)
Dari definisi konvolusi (9) diperoleh
ℱ{ #} = AW i ∗ #j (25)
Sehingga
ℱ{ #} / i ∗ #j2 .∎
AW
=
Jadi, ℱ{ #} = AW /ℱ{ } ∗ ℱ{#} 2.
Teorema 2.3.3 Misalkan , # ∈ ℝ . Maka transformasi Fourier dari ∗ # ditulis
sebagai
ℱ{ ∗ #} = ℱ{ } ℱ{#} . (26)
ℱ{ ∗ #} = e # −e e .
Misalkan k = −e, =k+e ⇔ = k. Sehingga
16
ℱ{ ∗ #} = e # k e l-q
k
= e q
e # k l
k
= ℱ{ } ℱ{#} .∎ (27)
Jadi, ℱ{ ∗ #} = ℱ{ } ℱ{#} .
Teorema 2.3.4 (Translasi) Misalkan ,# ∈ ℝ . Jika () = –& maka
transformasi Fourier dari () ∗ # dan ∗ () # dapat dituliskan sebagai
ℱ{() ∗ #} = ℱ{ ∗ () #} = )
ℱ{ } ℱ{#} (28)
Bukti. Untuk kasus I. Dari definisi transformasi Fourier (1) diperoleh
ℱ{() ∗ #} = e−& # −e e .
Misalkan − e = k, = k + e, = k. Sehingga
ℱ{() ∗ #} = e−& # k e l-q

k
= e−& # k l q
e k
= e−& q
e # k l
k. (29)
Misalkan e − & = , e = + & , e = . Sehingga
ℱ{() ∗ #} = b-)
# k l
k
= b )
# k l
k
= ) b
# k l
k
= )
ℱ{ } ℱ{#} .∎ (30)
Jadi, ℱ{() ∗ #} = )
ℱ{ } ℱ{#} .
Untuk kasus II. Dari definisi transformasi Fourier (1) diperoleh
17
ℱ{ ∗ () #} = e # −e−& e .
Misalkan − e − & = k, =k+e+& ⇔ = k. Sehingga
ℱ{ ∗ () #} = e # k e l-q-)
k
= )
e q
e # k l
k
= )
ℱ{ } ℱ{#} .∎ (31)
Jadi, ℱ{ ∗ () #} = )
ℱ{ } ℱ{#} .
Teorema 2.3.5 (Modulasi) Misalkan ,# ∈ ℝ .Jika 0 1

# = 1 #
maka transformasi Fourier dari 0 1

∗ # dan ∗0 1
# dapat dituliskan sebagai
ℱ30 1
∗ #4 = ℱ{ } − . ℱ{#} dan
ℱ3 ∗ 0 1
#4 = ℱ{ } ℱ{#} − . (32)
Bukti. Untuk kasus I. Dari definisi transformasi Fourier (1) diperoleh
ℱ30 1
∗ #4 = 1q e # −e e
= e # −e 1q e . (33)
Misalkan − e = k, =k+e ⇔ = k. Sehingga diperoleh
ℱ30 1
∗ #4 = e # k 1q l-q
e k
= e 1 q
e # k l
k
= ℱ{ } − . ℱ{#} .∎ (34)
Jadi, ℱ30 1
∗ #4 = ℱ{ } − . ℱ{#} .
Untuk kasus II. Dari definisi transformasi Fourier (1) diperoleh
ℱ3 ∗ 0 1
#4 = e 1 q
# −e e
18
= e 1 q
# −e e . (35)
Misalkan − e = k, =k+e, = k. Sehingga
ℱ3 ∗ 0 1
#4 = e 1l # k l-q
e k
= e q
e # k 1 l
k
= ℱ{ } ℱ{#} − . .∎ (36)
Jadi, ℱ3 ∗ 0 1
#4 = ℱ{ } ℱ{#} − . .
Teorema 2.3.6 (Translasi dan Modulasi) Misalkan ,# ∈ ℝ . Jika
0 1
() = 1 −& maka transformasi Fourier dari 0 1
() ∗ # dan
∗0 1
() # dapat dituliskan sebagai
ℱ30 1 () ∗ #4 = 1 )
ℱ{ } − . ℱ{#} dan
ℱ3 ∗ 0 1
() #4 = 1 )
ℱ{ } ℱ{#} − . . (37)
Bukti. Untuk kasus I. Dari definisi konvolusi (9) dan transformasi Fourier (1)
diperoleh
ℱ30 1 () ∗ #4 = 1q e−& # −e e .
ℱ30 1 () ∗ #4 = e−& # k 1q l-q

e k
= e−& 1 q
# k l
e k
= e−& 1 q
e # k l
k
= 1 )
ℱ{ } − . ℱ{#} .∎ (38)
Jadi, ℱ30 1 () ∗ #4 = 1 )
ℱ{ } − . ℱ{#} .
19
Untuk kasus II. Dari definisi konvolusi (9) dan transformasi Fourier (1) diperoleh
ℱ3 ∗ 0 1
() #4 = e 1 q
# −e−& e .
ℱ3 ∗ 0 1
() #4 = e 1l # k−& l-q
e k
= e q
e # k−& 1 l
k
= ℱ{ } 1 )
ℱ{#} − . .∎ (39)
Jadi, ℱ3 ∗ 0 1
() #4 = ℱ{ } 1 )
ℱ{#} − . .
20
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Transformasi Kanonik Linier
Transformasi kanonik linier (TKL) adalah transformasi integral dengan empat
parameter bebas. TKL telah diperkenalkan sejak tahun 1970 dan jenis transformasi
ini diantaranya transformasi Fourier fraksional, transformasi Fresnel, dan penskalaan
koordinat. TKL juga dikenal sebagai generalisasi transformasi Fresnel (Generalized
Fresnel Transform) atau transformasi ABCD, generalisasi integral Huygens formula
Collins dan integral Moshinsky dan Queesne (Collins formula generalized Huygesn
integral and Moshinsky and Queesne integrals).
Aplikasi dari transformasi kanonik linier banyak ditemukan pada bidang
optik, optimal filter, pemisahan sinyal, skema enskripsi optik, filter desain, dan
analisis waktu frekuensi [2].
8 r
Definisi 3.1.1 (Transformasi kanonik linier) Misalkan K = ` ? ∈ ℝA×A adalah
=
sebuah matriks parameter sedemikian sehingga e K = 1. Transformasi kanonik
linier ∈ ℝ didefinisikan sebagai
G{ } = tG , , (40)
dimana
x y H H {
M -
, r ≠ 0,
HP
H z z z
tG , = u√AWw x
√ , r = 0.
(41)
|} H
H
21
Definisi 3.1.2 Misalkan () adalah sebuah operator translasi dimana & ∈ ℝ dan
didefinisikan sebagai
() e = () X @ = −& . (42)
Misalkan 0 1 adalah operator modulasi, didefinisikan sebagai
0 1
= 1q . (43)
Misalkan & dan . adalah konstanta real dan pandang fungsi 0 1

()
sedemikian sehingga
0 1
() = 1q −& . (44)
Sifat – sifat transformasi kanonik linier (TKL)
a. Sifat Linieritas
G{ + #} = G{ } + G {#} (45)
Bukti. Dari definisi TKL (40) diperoleh
G { + #}
x y H H {
= +# M -
r ≠ 0.
HP
H z z z
√AWw
x y H H { x y H H {
= Q M -
+ # S
HP M - HP
H z z z H z z z
√AWw
x y H H { x y H H {
= + #
M - HP M - HP
H z z z H z z z
√AWw √AWw
= G{ } + G {#} .∎
Jadi, G{ + #} = G{ } + G {#} .
b. Sifat Perkalian Konstanta
G {& } =& G{ } (46)
22
1 Z A } H
G {& } = D &
M H - P
A w w w
√2Jr
x y H H {
=&
M - HP
H z z z
√AWw
=& G{ } .∎
Jadi, G {& } =& G{ } .
c. Sifat translasi
G {() } G{ −& } G{ }
x
= = H
Z|) H - |)
− 8& . (47)
G{ −& }
x y H H {
= −& M M P -
, r ≠ 0.
HP
H z z z
√AWw
Misalkan − & = ~, = ~ + &, = ~ maka
G{ −& }
x y H {
= ~ M PM •-) H M P •-) -
~
HP
H z z z
√AWw
x y H H {
= ~ ~
M PM /•H -A•)-) H 2 • ) - HP
H z z z z
√AWw
x y H H { xy H xH€N
= ~ ~.
M • • )Z - HP M ) P M P
H z z z Hz H z
√AWw
(48)
Misalkan − &8 = , = + &8 maka
G{ −& }
x y H H { xy H xH€N
= ~ ~
M • •c- c-)Z H P M ) P M P
H z z z Hz H z
√AWw
x y H H { x{ x y H xH€N
= ~ ~
M • •c- cH P /Ac)Z- )Z H 2 M ) P M P
H z z z Hz H z H z
√AWw
x{ x y H xH€N x y H H {
= ~ ~. (49)
/Ac)Z- )Z H 2 M ) P M P M • •c- cH P
Hz H z H z H z z z
√AWw
Berdasarkan definisi TKL (40) diperoleh
23
G{ −& } G{ }
x{ x y H xH€N
= .
/Ac)Z- )Z H 2 M ) P M P
Hz H z H z
Karena = − &8 sehingga diperoleh
G{ −& } G{ }
x{ x y H xH€N
= Hz
/A )Z )Z- )Z H 2 M ) P
H z
M
H z
P
− &8 . (50)
x{ x y H xH€N
/A )Z )Z- )Z H 2 M ) P M P
Perhatikan Hz H z H z .
} Z A) } Z A)
=
/A )Z )Z- )Z H 2 M )HP M P /A )Z A )Z H - )Z H 2 M )HP M P
Aw A w A w Aw A w A w
{y x x H {y x
= ) M
z z
P
H
) ZM
z z
P
.
Karena matriks memenuhi 8 − r= = 1maka = w sehingga − = =.

Z} w| }Z
w w w
Selanjutnya diperoleh
x{ x y H xH€N y€H
Hz
/A )Z )Z- )Z H 2 M ) P
H z
M
H z
P
= ) | H
|
.
Maka (50) menjadi
G{ −& } G{ }
x
= |) H
Z|) H
− 8& . ∎
G {() } G{ −& } G{ }
x
Jadi, = = H
Z|) H - |)
− 8& .
d. Sifat modulasi
x
G 30 1 4 = G3 4 = G{ } −r . (51)
1 w} 1
H - } 1
H
.
Bukti. Dari definisi TKL (40), diperoleh

x y H H {
G 30 4 = , r ≠ 0.
1 M M P - HP
H z z z
1 √AWw
x y H H {
= M M P - HP
1 H z z z
√AWw
24
x y H H {
= .
M 1w - HP
H z z z
√AWw
(52)
Misalkan − .r = ~. Maka (52) menjadi

x y H H {
G 30 4 = M M P •- •- 1w
HP
H z z z
1 √AWw
x y H H {
= M
H z z
•- •H -A• 1 }-} 1H wP
z
√AWw
x y H H { x
= .
M •- •H P /A• 1 }-}
H
1 w2
H z z z H
√AWw
(53)
x
/A• 1 }-}
H
1 w2
Karena H adalah konstanta, maka
x x y H H {
G 30 4 = .
/A• 1 }-}
H
1 w2 M • - •H P
H H z z z
1 √AWw
Berdasarkan definisi TKL (40), maka
x R{NH1z
G 30 1 4 = G{ } ~ = G{ } ~ .
/A• 1 }-}
H
1 w2 • 1} -
H H (54)
Karena ~ = − .r maka
R{NH1z
G 30 1 4 = G{ } − .r
1w 1} -
H
z{NH
= G{ } − .r .∎
1
1} H
x
G 30 1 4 = G3 4 = G{ } − .r .
w} H - }
1 H 1 1
Jadi,
e. Sifat translasi dan modulasi
G 30 1 () 4 = G3 −& 4
1
G{ }
x
= /Z|) H -w} 1 2-
− 8& − r .
H |)-} 1 w|) 1
H
. (55)
25
x y H H {
G 30 ( 4 = −& , r ≠ 0.
1 M PM M P - HP
H z z z
1 ) √AWw
x y H N {NH
Q QA M 1 PS- z S
= −& H z z
√AWw
x y H H {
= −& .
M 1w - HP
H z z z
√AWw
(56)
Misalkan − .r = ~. Maka (56) menjadi,

x y H H {
G 30 1 () 4 = −&
M M P •- •- 1 w H P
H z z z
√AWw
x y H H { H x
= −& M •- • P /A•
.
H
H z z z H 1 }-} 1 w2
√AWw
(57)
Misalkan −& = , = + & dan = . Maka (57) menjadi

x y H { x
G 30 ( 4 =
M c-) H c-) •- •H P /A• 1 }-}
H
1 w2
H z z z H
1 ) √AWw
x y H H H { x
=
M /c -Ac)-) H 2 c• )• - •H P /A• 1 }- }
H
1 w2
H z z z z H
√AWw
x y H H { x y€H x H x
= M c
H z z
c • Z) - •H P
z
M P
H z
M P )•
H z H
/A• 1} - } 1H w2
. (58)
√AWw
Misalkan ~ − 8& = ‚, ~ = ‚ + 8& maka diperoleh

x y H H {
G 30 1 () 4 =
M c cƒ- ƒ-Z) H P
H z z z
√AWw
x y€H x H x
×
M P M P ) ƒ-Z) /A• 1} - }
H
1 w2
H z H z H
x y H H { x {
=
M c cƒ - ƒH P M P /AƒZ)- Z) H 2
H z z z H z
√AWw
x y€H x H x
× M P
H z
M P ) ƒ-Z)
H z H
/A ƒ-Z) 1} - } 1H w2
. (59)
Berdasarkan definisi TKL (40), diperoleh
26
x { x y€H x H
G 30 1 () 4 =Q S
M P /AƒZ)- Z) H 2 M P M P ) ƒ-Z)
H z H z H z
G{ } ‚ .
x
×M H
/A ƒ-Z) 1} - } 1H w2
P (60)
Karena ~ = ‚ + 8&, ‚ = ~ − 8& dan − .r = ~ serta berdasarkan sifat (a) dan
(b), maka
G{ } ~ − 8&
x x
G 30 ( 4 = )•| M PZ) H | • 1} M Pw} 1H
H H
1 )
G{ } ~ − 8& .
x x
= M PZ) H | M Pw} 1H )•| • 1}
H H
Karena ~ = − .r maka
G{ }
x x
G 30 1 () 4 = − .r − 8&
M PZ) H | M Pw} 1H • )|- 1 }
H H
G{ }
x
= /Z|) H -w} 12 -
− .r − 8& . ∎
H |)-} 1 w|) 1
H (61)
G 30 1 () 4 = G3 −& 4
Jadi, 1
G{ }
x
= /Z|) H -w} 12 -
− .r − 8& .
H |)-} 1 w|) 1
H
Contoh Transformasi Kanonik Linier
Misalkan = ) H
with & > 0. Dari definisi TKL (41) dengan mudah diperoleh
G{ }
x y H H {
= M - HP
H z z z
∞
√AWw
xy H „ x{
=
H
∞ ) H Hz z Hz
√AWw
x{ x N
= A)w Z
H H
Hz Hz z
∞
√AWw
.
Dengan menggunakan TF dari fungsi Gauss
27
NH
ℱ{ } = =I , & > 0.
) H W
U€
)
Sebagai hasil akhir diperoleh
NH
G{ }
x{
=
AWw
I A)w
H
Hz Hz H€z•Ry
√AWw Z
x{ NH
=
AwW
I A)w
H
Hz Hz H€z•Ry
√AWw Z
x{ NH
AwW H
Hz Hz H€z•Ry
AWw A)w Z
=I
NH x
=
M } P
Hz H€z•Ry
√Z-A)w
NH {R H€z•Ry • y{•z•
=
M P
Hz H€z•Ry
√Z-A)w
NH H€z{R‘y{•y{‘z•
M P
Hz H€z•Ry
√Z-A)w
=
1 |-A) }
H
Q S
= A A)w Z .
√8 + 2&r
Jadi, transformasi kanonik linier dari = ) H

adalah
1 |-A) }
H
G{ }
Q S
= A A)w Z .
√8 + 2&r
28
III.2 Invers Transformasi Kanonik Linier
Definisi 3.2.1 (Invers Transformasi Kanonik Linier)
8 r −r
Misalkan K = ` ? dan K =` ? ∈ ℝA×A
= −= 8
adalah sebuah matriks
parameter sedemikian sehingga e K = 1. Invers transformasi kanonik linier
∈ ℝA didefinisikan sebagai
= G{ } tG∗ , , (62)
dimana
x { H -MH P y
, r ≠ 0,
` H?
H z z z
tG∗ , = u√ AWw x
√8 8 , r = 0.
|Z H
H
Teorema 3.2.2 Misalkan , # ∈ ℝA . Maka transformasi kanonik linier dari #
ditulisan sebagai
G{ #} =
√AWw √ AWw G{ } * G {#} −* *. (63)
Bukti. Dari definisi invers TKL (62) diperoleh
# e =
G{ } *
x { H H y x { H H y H
* G {#} k k
M , - q, q H P M l - ql q P
H z z z H z z z
√ AWw √ AWw
A
G{ } * G {#} k
x { H H y x { H H y H
=M P H
M
z
, - q, q H P
z z H
M
z
l - ql
z z
q P
*
√ AWw
(64)
Dari definisi TKL (40) diperoleh
G{ #}
29
G{ } *
x { H H y
=
M , - q, q H P
H z z z
√AWw √ AWw √ AWw
G {#} k
x { H H y x y H {
× * k e
M l - ql – q H P M qH q - HP
H z z z H z z z
A
=
√AWw
M
√ AWw
P G{ } * G {#} k
x { H H y { H H y y H {
× M , - q, q H l - ql – qH qH q -
* k e
HP
H z z z z z z z z z
A
=
√AWw
M
√ AWw
P G{ } * G {#} k
x y H H { H
Q q - q ,-l /, -l H H 2S
× H z z z * k e
A
=
√AWw
M
√ AWw
P G{ } * G {#} k
x y H H { H
’Q q - q ,-l /, -lH H 2S
× H z z z e * k. (65)
Dari invers transformasi kanonik linier, dimana G{ } = 1, sehingga

x y H H {
e = 1 M q - q
=f
HP
H z z z
√ AWw
x y H H {
= M q - q
= √−2Jr f
HP
H z z z .
x y H H { H
Q q - q ,-l /, -l H H 2S
Maka, H z z z e = √−2Jr f * + k − .
G{ #}
A
=
√AWw
M
√ AWw
P G{ } * G {#} k √−2Jr f * + k − * k
=
√AWw √ AWw G{ } * * G {#} k f *+k− k.
=
√AWw √ AWw G{ } * G {#} k f *+k− k *. 66
30
Perhatikan G {#} k f *+k− k. Dari sifat konvolusi terhadap delta (12)
diperoleh
G {#} k f *+k− k= G {#} k f *− +k k= G {#} *− .
Karena * dan adalah variable dummy, maka G {#} *− = G {#} −* .
G{ #} =
√AWw √ AWw G{ } * G {#} −* *.∎
Jadi, G{ #} =
√AWw √ AWw G{ } * G {#} −* *.
III.3 Teorema Konvolusi Untuk Transformasi Kanonik Linier

y
Definisi 3.3.1 Misalkan ,# ∈ ℝA . Dan fungsi ” ,e = z
q q
. Dengan
operasi ⋆ diperoleh
⋆# = e # −e ” ,e e. (67)
Teorema 3.3.2 Misalkan ,# ∈ ℝA . Maka, transformasi kanonik linier dari
⋆ # ditulis sebagai
G{
x{
⋆ #} ω = √2Jr G{ } ω G {#} ω .
H
Hz (68)
Bukti. Dari definisi konvolusi TKL (67) dan definisi TKL (40) diperoleh
G{ ⋆ #} ω
x y H {
M PQM P H M P –-M P–H S
=I e # −e ” ,e H z z z e
AWw
—•„ x y H {
M PQM P H M P –-M P–H S
=I e # −e e
qZM P H z z z
z
AWw
31
—•„
=I e # −e e .
qZM P /Z H /Aw2 –/w }–H /Aw
z
AWw
(69)
Misalkan − e = k, e − = −k, = k + e, = k maka (69) menjadi
G{ ⋆ #} ω
™ y ™‘— H ™‘— š {šH

Q S Q S
=I e # k e k
qZM P Hz M P Hz
z z
AWw
™ y ™H ‘H™—‘—H ™š —š {šH
Q S Q S
= IAWw e # k e k
qZM P Hz M P M P Hz
z z z
y—H —š {šH y™H ™š

Q S Q S Q S
= IAWw e Hz M
z
P Hz e# k Hz M
z
P
k (70)
Kalikan kedua ruas persamaan dengan IAWw

x{ H
Hz sehingga diperoleh
{šH
Q S
G { ⋆ #} ω IAWw
Hz
y—H —š {šH {šH y™H ™š

Q S Q S Q S Q S
= IAWw e Hz M
z
P Hz e IAWw Hz # k Hz M
z
P
k
y—H —š {šH y™H ™š {šH

Q S Q S Q S Q S
= IAWw e e IAWw # k k .(71)
Hz M P Hz Hz M P Hz
z z
Dari definisiTKL (40) diperoleh
G{ ⋆ #} ω IAWw G{ } ω G {#}
x{
= ω .∎
H
Hz
G{ G{ } ω G {#}
x{
⋆ #} ω = √2Jr ω .
H
Jadi, Hz
Teorema 3.3.3 (Translasi) Misalkan , # ∈ ℝA .Jika() = −& maka
transformasi kanonik linier dari () ⋆ # dan ⋆ () # ditulis sebagai
G {() G{ } G {#}
x x{
⋆ #} = √2Jr Z|) H - |)
− 8&
H
H Hz dan
32
G{ G{ } G {#}
x x{
⋆ () #} = √2Jr Z|) H - |)
− 8& .
H
H Hz (72)
Bukti. Untuk kasus I. Dari definisi TKL (40) diperoleh
G {()
y x y H H {
⋆ #} = e−& # −e e
q q M - HP
z H z z z
√AWw
Misalkan − e = k, = k + e, = k.
G {()
y x y H {
⋆ #} = e−& # k e k.
ql M l-q H l-q - HP
z H z z z
yx H xH x{ yx H xH
= e−& q q
e # k l l
k
H
zH Hz Hz zH Hz
√AWw
(73)
x{ H
Hz
√AWw
Kalikan masing – masing ruang dengan dan dari sifat translasi TKL (45)
diperoleh
Ry•€H
G {() ⋆ #} = √2Jr G{ } G {#}
x{
- |)
− 8& .∎
H
H Hz
Untuk kasus II. Dari definisi TKL (40) diperoleh
G{ ⋆ () #} =
y x y H H {
e # −e−& e
M -
.
q q HP
z H z z z
√AWw
G{ ⋆ () #}
y x y H {
= e # k−& e k
ql M l-q H l-q - HP
z H z z z
√AWw
yx H xH x{ yx H xH
= e q q
e # k−& l l
k.
H
zH Hz Hz zH Hz
√AWw
(74)
x{ H
Hz
√AWw
Kalikan masing – masing ruang dengan dan dari sifat translasi TKL (47)
diperoleh
33
}
G{ ⋆ () #} = √2Jr G{ } G {#} − 8&
H Z|) H - |)
Aw A
}
= √2Jr G{ } G {#} − 8& . ∎
Z|) H - |) H
A Aw
G{ G{ } G {#}
x x{
⋆ () #} = √2Jr Z|) H - |)
− 8& .
H
Jadi, H Hz
Teorema 3.3.4 (Modulasi) Misalkan , # ∈ ℝA . Jika 0 1

# = 1 #
maka transformasi kanonik linier dari 0 1

⋆ # dan ⋆0 1
# ditulis sebagai
G{ } G {#}
x x{
G 30 1 ⋆ #4 = √2Jr − .r
w} 1
H - } 1
H
H Hz dan
G{ } G {#}
x x{
G3 ⋆0 #4 = √2Jr − .r .
w} 1
H - } 1
H
H Hz
1
(75)
G 30 1 ⋆ #4
y x y H H {
= e # −e e
1q q q M - HP
z H z z z
√AWw
. (76)
Misalkan − e = k, = k + e, = k maka
G 30 1 ⋆ #4
y x y H {
= e # k
M
e k
1q ql l-q H l-q - HP
z H z z z
√AWw
xy H xH x{ xy H xH
= e q q 1w
e # k l l
k.
H
Hz Hz Hz Hz Hz
√AWw
(77)
x{ H
Hz
√AWw
Selanjutnya, kalikan masing – masing ruas dengan dan dari sifat
modulasi (51) diperoleh
G {#}
x{ x
G 30 1 ⋆ #4 = G{ } −r .∎
H w} 1
H - } 1
Hz H
√AWw .
34
Jadi,
G{ } G {#}
x x{
G 30 ⋆ #4 = √2Jr − .r .
w} 1
H - } 1
H
H Hz
1
G3 ⋆0 1
#4
y x y H H {
= e # −e e .
1 q q q M - HP
z H z z z
√AWw
(78)
G3 ⋆0 1
#4
y x y H {
= e # k e k
1l ql M l-q H l-q - HP
z H z z z
√AWw
y H — x{ xy H ™
= e q
e # k l 1w
k.
H
z z Hz Hz z
√AWw
(79)
x H
H
√AWw
Kalikan masing – masing ruas dengan dan dari sifat modulasi (51)
diperoleh
} H
G3 ⋆0 #4 = √2Jr G{ } G {#} − .r .∎
w} 1 H - }
A 1 Aw
1
Jadi,
} H
G3 ⋆0 #4 = √2Jr G{ } G {#} − .r .
w} 1 H - }
A 1 Aw
1
Teorema 3.3.5 (Translasi dan modulasi) Misalkan ,# ∈ ℝA .Transformasi
kanonik linier dari 0 1

() ⋆ # dan ⋆0 1
() # ditulis sebagai
x{ x
G 30 ( ⋆#4 = √2Jr
H /Z|) H -w} 1 2-
H |)-} 1 w|) 1
Hz H
1 )
× G{ } − 8& − r . G {#} dan
35
x{ x
G3 ⋆0 () #4 = √2Jr
H /Z|) H -w} 1 2-
H |)-} 1 w|) 1
Hz H
1
× G{ } G {#} − 8& − r . . (80)
G 30 1 () ⋆#4 =
y x y H H {
e−& # −e e
1q q q M - HP
z H z z z
√AWw
(81)
G 30 1 () ⋆#4
1 Z Z A } H
= D D e−& # k e k
ql M l-q H l-q - -A 1 qP
w A w w w
√2Jr
xy H xH x{ xy H xH
= e−& # k q q l l
e k
H
Hz Hz Hz 1q Hz Hz
√AWw
x y H H { x y H H
= e−&
M q q 1w -
e # k k.
HP M l l P
H z z z H z z
√AWw
(82)
x{ H
Hz
√AWw
Kalikan kedua ruas dengan dan sifat translasi dan modulasi TKL (55),
diperoleh
x{ x
G 30 ( ⋆#4 = √2Jr
H /Z|) H -w} 1 2-
H |)-} 1 w|) 1
Hz H
1 )
× G{ } − .r − 8& G {#} .∎
Jadi,
x{ x
G 30 1 () ⋆#4 = √2Jr ×
H /Z|) H -w} 1 2-
H |)-} 1 w|) 1
Hz H
G{ } − .r − 8& G {#}
36
G3 ⋆0 1
() #4
y x y H H {
= e # −e−& e
M -
.
q q HP
1 q z H z z z
√AWw
(83)
G3 ⋆0 1
() #4
y x y H {
= e # k−& M
e k
1l ql l-q H l-q - HP
z H z z z
√AWw
xy H xH x{ xy H xH
= e q q
e # k−& l l 1w
k. (84)
H
Hz Hz Hz Hz Hz
√AWw
x{ H
Hz
√AWw
Kalikan kedua ruas dengan dan dari sifat translasi dan modulasi TKL
(55) diperoleh
x{
G3 ⋆0 ( #4 = √2Jr
H
Hz /Z|) H -w} 1H 2⁄A- |)-} 1 w|) 1
1 )
× G{ } G {#} − 8& − r . .∎
Jadi,
x{
G3 ⋆0 ( #4 = √2Jr
H
Hz /Z|) H -w} 1H 2⁄A- |)-} 1 w|) 1
1 )
× G{ } G {#} − 8& − r . .
37
Tabel perbandingan transformasi Fourier dan transformasi kanonik linier
SIFAT KONVOLUSI
Transformasi Fourier Transformasi Kanonik Linier
Definisi Konvolusi Definisi Konvolusi
∗# = e # −
y
⋆# = e # −e z
q q
e.
e e.
Teorema Konvolusi TKL
Teorema Konvolusi TF G{ ⋆ #} ω =
ℱ{ ∗ #} = } H
√2Jr Aw G{ } ω G {#} ω
ℱ{ } ℱ{#} .
Translasi Konvolusi TF Translasi Konvolusi TKL
ℱ{() ∗ #} = ℱ{ ∗ () #} }
G {() ⋆ #} = √2Jr Z|) H - |) H
A Aw
= )
ℱ{ } ℱ{#} . × G{ } − 8& G {#} dan
}
G { ⋆ () #} = √2Jr
Z|) H - |) H
A Aw
× G{ } G {#} − 8& .
38
Modulasi Konvolusi TF Modulasi Konvolusi TKL
ℱ30 1
∗ #4 = G 30 1 ⋆ #4 =
ℱ{ } − ℱ{#} } H
.
√2Jr A
w} 1 H - } 1 Aw
dan
ℱ3 ∗ 0 #4 =
1 × G{ } − .r G {#} dan
ℱ{ } ℱ{#} − .
G3 ⋆0 #4 =
.
1
} H
√2Jr A
w} 1 H - } 1 Aw
× G{ } G {#} − .r
Translasi dan Modulasi Translasi dan Modulasi Konvolusi TKL
Konvolusi TF G 30 1 () ⋆#4 =
ℱ30 1 () ∗ #4 = x{ x
√2Jr
H /Z|) H -w} 1 2-
H |)-} 1 w|) 1
Hz H
)
ℱ{ } − × G{ } − 8& − r G {#}
1
.
. dan
× ℱ{#}
G3 ⋆0 () #4 =
dan
1
ℱ3 ∗ 0 () #4 = x{ x
√2Jr
1 H /Z|) H -w} 1 2-
H |)-} 1 w|) 1
Hz H
1 )
ℱ{ }
× G{ } G {#} − 8& − r . .
× ℱ{#} − . .
39
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Pada transformasi kanonik linier, definisi konvolusi tidak berlaku secara
luas. Hal ini terlihat pada teorema konvolusi transformasi Fourier yang terbangun,
namun tidak terbangun pada transformasi kanonik linier yaitu
ℱ{ ∗ #} = ℱ{ } ℱ{#} .
Z H Z
G { ∗ #} = G{ } D # k k.
l l lq
Aw w
Dimana ∗# = e # −e e. Dari kasus diatas, maka perlu
pendefinisian untuk konvolusi dengan mengalikan sebuah bobot sehingga definisi
konvolusi yang terbangun menjadi
Z
⋆# =D e # −e w
q q
e.
Sehingga
} H
G { ⋆ #} = √2Jr Aw G{ } G {#} .
IV.2 Saran
Melihat kasus diatas, bagi peneliti yang tertarik untuk mengkaji tentang
konvolusi, disarankan dapat memperoleh definisi konvolusi yang lebih baku sehingga
ekspresi dari konvolusi tersebut dapat diterima secara luas.
40
DAFTAR PUSTAKA
[1] G.Feeman Timothy, The Mathematics of Medical Imaging , A Beginner’s Guide,
Springer – Verlag Newyork Inc,Newyork.
[2] Wei Deyun, Qiwen Ran, Yong Li 2011, New convolution theorem for the linear
canonical transform and its translation invariance property, Optic-International
Journal of Light and Electron Optics, 123(16), 1478-1481, 2012.
[3] B.Deng, R.Tao, Y.Wang, Convolution theorems for the linear canonical
transform and their applications,Sci. China Ser. F-Inform.Sci.49 592 – 603,2006.
[4] Stern, Adrian, Why is the Linear Canonical Transform so little known ? AIP
Conference Proc.,5’th Int. Workshop on Information Optics, Vol.860,pp.225 – 234,
2006.
[5] Wei Deyun, Qiwen Ran, Yuanmin Li 2011, A Convolution and Correlation
Theorem for the Linear Canonical Transform and Its Application, Circuits Syst
Signal Process., 31(1), 301-312, 2012.
[6] Mathworld.wolfram.com, Convolution, diakses 1 Februari 2013, [http://math
world. wolfram.com/Convolution.html].
[7] Id.wikipedia.org, Deret Fourier, diakses 8 Februari 2013, [http://
id.wikipedia.org/wiki/Deret_Fourier].
41
LAMPIRAN
A. Representasi Integral Fourier
Teorema 1 (Representasi Integral Fourier) Misalkan diberikan sebuah fungsi
∈ ℝ dan untuk setiap B 0, representasi integral Fourier dapat dituliskan
sebagai
=D K cos +œ sin 1
.
Dimana K = e cos e e dan œ = e sin e e.

W W
B. Transformasi Fourier dan Invers Transformasi Fourier
Dengan menggunakan teorema 1 (Representasi Integral Fourier) akan diperoleh
pasangan transformasi yaitu transformasi Fourier dan invers transformasi Fourier.
=D K cos +œ sin .
.
1 1
=D • D e cos e e cos + D e sin e e sin ž
. J J
1
= D D e cos e cos + sin e sin e . 2
J .
Dengan menggunakan aturan cosinus, dimana cos 8 − r = cos 8 cos r + sin 8 sin r
maka (2) menjadi
=W .
e cos −e e . (3)
Dan karena cos * = A / ,

+ ,
2, maka
42
1
= D D e / q
+ q
2 e
2J .
1 Ÿ
= D D e q
e + D D ¢ £ ¥ ¦§ ¨ £ ©£©§ . 4
2J . ¡
ª«««««««««¬«««««««««-
¤
Dengan mengganti menjadi – dan batas integral dari −∞ menjadi 0 pada bentuk
kedua pada (4), persamaan menjadi
1
= D D e q
e
2J
1
= D D e q
e 5
2J ª«««««¬«««««-
ℱ{¯}
Dari (5) diketahui bahwa
= AW e q
e merupakan invers transformasi Fourier dan
e q
e merupakan transformasi Fourier.
43
RIWAYAT HIDUP
Nama : Zulfajar
Tempat, Tanggal Lahir : Maros, 29 Januari 1990
Alamat Makassar : Jl.Poros Bantimurung, Maros
Alamat Daerah : Jl.Muh.Hatta, kompleks pasar
Kurik, Merauke, Papua.
Agama : Islam
Suku : Bugis Makassar
Bangsa : Indonesia
Orang Tua :
- Ayah : Mustafa bin Kacong
- Ibu : Heriyati binti Caleng
Riwayat Pendidikan :
1. SD Inpres kurik II Rawasari, kurik, Merauke
2. SD No.24 Inpres Parengki, kec.Bantimurung, kab.Maros, Sul-sel (Luluh tahun 2001)
3. SLTP Negeri 1 Maros, kab.Maros
4. SMPN 4 Merauke (Lulus tahun 2004)
5. SMA Negeri 1 Kurik, Merauke (Lulus tahun 2007)
6. Jurusan sistem Informasi, Fakultas Informatika universitas Musamus Merauke
(Masuk 2007)
7. Jurusan Matematika, Fakultas MIPA universitas Hasanuddin Makassar
44
(Masuk tahun 2008 dan Lulus Jum’at, 31 Mei 2013)
Organisasi :
1. Ketua Bina Akrab “Ekstrim” Himatika FMIPA UNHAS 2009.
2. Koordinator Hub.Masyarakat Mathematics Event tahun 2009.
3. Ketua PMB UKM LDK MPM UNHAS tahun 2009.
4. Koordinator Rohis Himatika FMIPA UNHAS periode 2010/2011.
5. Ketua Mushalla Istiqamah FMIPA UNHAS periode 2010/2011.
6. Koordinator Rohis BEM FMIPA UNHAS periode 2011/2012.
7. Ex- calon ketua UKM LDK MPM UNHAS periode 2012/2013.
Contact Person :
HP : 082343447760 / 08989733911
Email : Zulfajarunhas@gmail.com
45

NJ Bi NGU4 Yj ZM OGMy NWEy ODVi OGNj MTY0 MTGX MJ A1 YThm ZJ VK NJ E3 NA

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

NJ Bi NGU4 Yj ZM OGMy NWEy ODVi OGNj MTY0 MTGX MJ A1 YThm ZJ VK NJ E3 NA

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

TEOREMA KONVOLUSI UNTUK TRANSFORMASI FOURIER DAN

TRANSFORMASI KANONIK LINIER

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguh-

TEOREMA KONVOLUSI UNTUK TRAMSFORMASI FOURIER DAN

Makassar, 31 Mei 2013

Pembimbing Utama Pembimbing Pertama

Dr.Eng.Mawardi Bahri,M.Si Muh. Nur, S.Si. M.Si

PadaTanggal : 31 Mei 2013

baik skripsi berjudul :

TEOREMA KONVOLUSI UNTUK TRANSFORMASI FOURIER DAN

Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.

Makassar, 31 Mei 2013

PANITIA UJIAN SKRIPSI TandaTangan

1. Ketua : Prof.Dr.Moh.Ivan Azis, M.Sc (…………………….)

2. Sekretaris :Andi Galsan Mahie, S.Si, M.Si. (…………………….)

3. Anggota :Prof.Dr.Syamsuddin Toaha, M.Sc. (…………………….)

4. Anggota : Dr.Eng.Mawardi Bahri, M.Si. (…………………….)

5. Anggota : Muh.Nur, S.Si, M.Si. (…………………….)

ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada rasullullah Muhammad

Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, keluarga dan seluruh sahabatnya .

dunia dan akhirat kelak.

Ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Moh.Ivan Aziz,M.Sc, selaku penasehat akademik yang telah

mengingatkan penulis untuk menyusun skripsi ini secepatnya.

kecamatan Baroko,kabupaten Enrekang.” Terima kasih, pak atas masukannya

3. Bapak Dr.Eng.Mawardi Bahri,M.Si selaku pembimbing utama.

4. Bapak Muh.Nur,S.Si,M.Si selaku pembimbing pertama.

5. Ibu Dr.Hasmawati,M.Si, selaku ketua jurusan Matematika.

6. Bapak Nasir dan Sutamin, S.Sos, selaku administrator jurusan matematika.

“Terimakasih, pak atas pelayanannya selama ini. Lanjutkan untuk pelayanan

yang lebih baik”.

7. Kanda Samsul Basri,S.Si. “Syukran,atas masukan dan nasihat nya”.

2010/2011, sekretaris mushalla Istiqamah FMIPA UNHAS periode 2010/2011,

menjabat sebagai ketua-nya. Yang juga akan menyelesaikan studi nya di

jurusan matematika). “Syukran,atas kerjasama antum dalam menapaki

perjuangan dakwah di kampus merah. Perjuangan belum berakhir”.

9. Syamsir selaku ketua UKM LDK MPM UNHAS periode 2012/2013.

akhawat.” Must keep on clean mushallah Istiqamah”.

Makassar, 31 Mei 2013

Dalam makalah ini kami memperkenalkan teorema konvolusi untuk linear

transformasi kanonik (LCT). Berdasarkan sifat-sifat teorema konvolusi untuk

menggambarkan hubungan antara LCT TF. Kami akhirnya membandingkan hasil

kami dengan kasus klasik.

Kata kunci: transformasi kanonik linear, transformasi Fourier, konvolusi.

and its convolution. We provide an alternative form of the new definition of

convolution in the LCT domain. We establish a theorem which describes the

Keywords: linear canonical transform, Fourier transform, convolution.

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

I.1 Latar Belakang

Joseph Fourier (1822) mengemukakan bahwa sebuah fungsi periodik dapat

direpresentasikan dengan mengombinasikan penjumlahan tak hingga dari fungsi sinus

Fourier merupakan cabang analisis fourier yang berfungsi untuk memecahkan

Salah satu penerapan transformasi Fourier adalah transformasi kanonik linier

(TKL). Transformasi kanonik linier merupakan generalisasi dari transformasi Fourier

konvolusi. Banyak penelitian yang mengkaji tentang konvolusi TKL, diantaranya

ekspresi yang dapat diterima secara luas [2].

mengenai struktur konvolusi untuk transformasi kanonik linier dengan judul

“Teorema Konvolusi Untuk Transformasi Fourier Dan Transformasi Kanonik

I.2 Rumusan Masalah

transformasi Fourier pada transformasi kanonik linier.

I.3 Batasan Masalah

I.4 Tujuan Penulisan

ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0