Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK

USIA 3-4 TAHUN PADA PLAY GROUP TUNAS BANGSA SOOKO MOJOKERTO

ASRI RODIYAH, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI, FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Abstrak
Metode bercerita merupakan metode untuk mengembangkan kemampuan berbahasa
anak, sedangkan fungsi bercerita adalah membantu perkembangan kemampuan bahasa anak
dengan menambah perbendaharaan kosakata, mengucapkan kata-kata, melatih merangkai
kalimat yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Metode bercerita dipilih penulis karena
metode bercerita memiliki keutamaan antara lain mengkomunikasikan nilai-nilai budaya,
mengkomunikasikan nilai-nilai sosial, mengkomunikasikan nilai-nilai agama, membantu
mengembangkan fantasi anak, membantu mengembangkan kognitif anak dan membantu
mengembangkan bahasa anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan kosakata anak pada Play Group
Tunas Bangsa Sooko Mojokerto. Diharapkan kemampuan kosakata anak dapat berkembang
dengan baik/ cepat sesuai usia anak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Action
Reseach) yang bertujuan untuk mendiskripsikan proses pelaksanaan penerapan metode bercerita
untuk meningkatkan kosakata anak pada Play Group Tunas Bangsa Mojokerto, untuk
mendeskripsikan keefektifan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada Play
Group Tunas Bangsa Mojokerto. Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.
Penelitian PTK ini dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Dari
penelitian ini ada peningkatan kemampuan kosakata pada anak. Peningkatan kemampuan
kosakata anak mulai dari siklus I sampai siklus II ini Nampak terlihat pada hasil prosentase pada
masing-masing siklus sebesar 15,4% (80%-64,6%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kemampuan kosakata dapat ditingkatkan melalui metode bercerita

Abstract
Storytelling method is a method to develope children’s language skills which functions
to help improving children’s language skills by increasing vocabulary, pronouncing words,
practicing arrange sentences in accordance with their development stage. The researcher chose
storytelling method has several important roles which are to communicate cultural values,
communicate social and religious values, moreover this method is able to help children
developing ther imagination, cognitive and language. This study aimed to find out how much
storyelling method could enrich the vocabulary of children at play Group Tunas Bangsa
Mojokerto. It was expected that this method could develop children language skills quickly in
accordance with their age. This research was a classroom action reseach that aimed to describe
the implementation of the storytelling method to enrich the vocabulary of children at Play
Group Tunas Bangsa Mojokerto, and to describe the effectiveness of storylling method to enrich
the vocabulary of children at the Play Group Tunas Bangsa Mojokerto. Researcher used
descriptive qualitative data analysis technique. This class action research was conducted in two
cycles and each cycles consisted of two meetings. From the result of the study, there was an
enrichment of vocabulary skills of children. The enrichment of children’s vocabulary skills
ranged from cycle I to cycle II could be seen on the percentage of each cycles which was
15,4%(80%-64,6%). Based on the result of this research can be concluded that vocabulary
skills can be enriched through storytelling method.
PENDAHULUAN oleh guru tentang kosakata, dia hanya
Latar Belakang Masalah diam saja dan waktu diminta maju ke
Masa anak-anak adalah masa depan dia tidak mau atau maju tapi diam
yang penting untuk menyesuaikan diri saja bahkan tidak menjawab, atau ketika
dengan lingkungan bagi perkembangan diminta menjawab dia menangis.
dan pertumbuhan anak. Pada diri anak Selama ini pembelajaran kosakata
memiliki karakteristik yang unik. Karena yang diajarkan dengan menggunakan
pada diri anak mempunyai perbedaan metode ceramah, metode bercakap-cakap,
antara anak yang satu dengan yang lain. dan metode tanya jawab. Sementara
Pendidikan anak usia dini merupakan pembelajaran kosakata jarang digunakan
proses pembelajaran dengan melalui metode bercerita sehingga tidak
menggunakan prinsisp “bermain sambil begitu menarik bagi anak Play Group
belajar atau belajar seraya bermain” yang Tunas Bangsa Sooko Mojokerto. Selain
sesuai dengan karakteristik dan aspek itu media yang digunakan masih
perkembangan anak usia dini. Salah satu sederhana berupa gambar yang tidak
metode pembelajaran yang baik adalah berwarna dan berwarna tetapi gambar
menggunakan metode bercerita. kurang menarik sehingga kurang menarik
Menurut Musfiroh (2008 : 58) bagi anak. Cara guru menerangkan
berpendapat bahwa bercerita dipangang pembelajaran masih monoton. Intonasi
sebagai salah satu metode pengembangan bahasa yang digunakan datar. Guru hanya
kosakata anak yang atepat untuk berdiri di depan kelas, kurang
diterapkan di Paud. Metode bercerita komunikatif dengan anak dan cara
salah satunya untuk mengembangkan menyampaikan kemampuan kosakata
kemampuan berbahasa anak, sedangkan sulit dipahami oleh anak sehingga hasil
fungsi bercerita juga adalah membantu pembelajaran yang diperoleh kurang
perkembangan kemampuan bahasa anak optimal. Dari sekian banyak metode
dengan menambah perbendaharaan pembelajaran yang sesuai untuk peneliti
kosakata, mengucapkan kata-kata, hanya dengan menggunakan metode
melatih merangkai kalimat yang sesuai bercerita. Karena melalui metode
dengan tahap perkembangannya. bercerita guru dapat mengkomunukasikan
Pengaruh metode bercerita juga nilai-nilai budaya, nilai-nilai soSial, nilai-
merupakan suatu pemberian pengalaman nilai agama, membantu mengembangkan
belajar. fantasi anak, kognitif dan
Berdasarkan observasi awal, mengembangkan bahasa anak melalui
kemampuan kosakata anak-anak usia 3-4 perbendaraan kosakatanya.
tahun pada Play Group Tunas Bangsa Berdasarkan observasi
Sooko Mojokerto belum mampu dalam pendahuluan yang dilakukan penulis
kosakata. Dari 15 anak usia 3-4 tahun, terhadap pembelajaran penggunaan
60% (9 anak) belum mampu dalam metode bercerita di Play Group Tunas
kosakata dan 40% (6 anak) sudah mampu Bangsa Sooko Mojokerto untuk
dalam kosakata. Kondisi ini disebabkan mengembangkan kemampuan kosakata
karena kurangnya motivasi anak dalam anak, Karena kondisi di Play Group
belajar, pemilihan metode yang kurang Tunas Bangsa Sooko Mojokerto
sesuai dalam penyampaian pembelajaran mengingat banyaknya metode
tentang kosakata anak, mengganggu pembelajaran yang dipakai penulis yaitu
teman yang sedang mendengarkan/ dengan menggunakan metode
memperhatikan dan dilihat dari tanda- demonstrasi contohnya menyanyi,
tanda anak belum mampu dalam kosakata pemberian tugas contohnya mewarnai,
salah satunya, bisa dilihat dalam perilaku bercakap-cakap contohnya tentang tema,
anak waktu disuruh untuk menceritakan sehingga dalam pencapaian kemampuan
kembali cerita yang telah disampaikan kosakata anak sangat kurang, penulis
kurang efektif dalam metode 1. Penelitian ini hanya diperuntukkan
pembelajaran yang selama ini dipakai saat pada anak Play Group Tunas Bangsa
kegiatan pembelajaran berlangsung dan Sooko Mojokerto.
anak kurang fokus dalam kegiatan 2. Peneliti hanya terbatas untuk
pembelajaran, maka penulis mengetahui metode bercerita yang
menggunakan metode pembelajaran berkaitan dengan perkembangan
bercerita karena melalui metode bercerita bahasa anak.
guru dapat menyampaikan pembelajaran Asumsi
yang dapat mengembangkan bahasa anak Asumsi adalah suatu anggapan
yang salah satunya menambah kosakata dasar yang diyakini kebenarannya oleh
anak. Metode bercerita dipilih penulis peneliti yang dijadikan dasar untuk
karena metode bercerita memiliki langkah penelitian. Dengan judul
keutamaan antara lain penelitian Penggunaan Metode Bercerita
mengkomunikasikan nilai-nilai budaya, Untuk Meningkatkan Kosakata Anak
mengkomunikasikan nilai-nilai sosial, Pada Play Group Tunas Bangsa Sooko
mengkomunikasikan nilai-nilai agama, Mojokerto, maka dapat diasumsikan
membantu mengembangkan fantasi anak, sebagai berikut:
membantu mengembangkan kognitif anak 1. Pada dasarnya anak memiliki
dan membantu mengembangkan bahasa potensi kemampuan bercerita
anak. untuk di kembangkan.
2. Anak dengan menggunakan metode
Perumusan Masalah bercerita bisa menambah kosakata
Rumusan masalah yang diambil adalah: anak.
1. Bagaimanakah penggunaan metode 3. Kemampuan bercerita merupakan
bercerita dapat meningkatkan kemampuan yang penting untuk
kemampuan berbahasa anak? dikembangkan.
2. Apakah kemampuan kosakata anak
dapat meningkat melalui metode KAJIAN PUSTAKA
bercerita? 1. Pengertian Metode Bercerita
Metode berarti cara. Metode
Tujuan merupakan cara melakukan kegiatan
Tujuan penelitian ini untuk Berdasarkan
dengan menggunakan fakta atau
masalah yang telah diuraikan di atas,
konsep-konsep secara sistematis.
maka dalam penelitian ini penulis
Pengertian metode adalah cara
bertujuan untuk mengetahui penggunaan
penyajian bahan / pengorganisasian
metode bercerita dalam meningkatkan
kegiatan belajar mengajar. Pengertian
kemampuan kosakata pada Play Group
lain dari metode adalah cara
Tunas Bangsa Sooko Mojokerto.
penyampean suatu bahan
Manfaat Penelitian pengembangan / kemampuan tertentu
1. Bagi guru penelitian ini bisa menjadi (Depdikbud, 1998 : 14).
rujukan untuk penggunaan metode Sedangkan cerita adalah
bercerita dengan meningkatkan pelajaran penuh makna yang
kemampuan berbahasa. memegang peran penting dalam
2. Bagi anak dapat meningkatkan sosialisasi nilai-nilai baru pada anak.
kemampuan berbahasa dan Menurut Piaget dalam (Tampubolon,
menambah kosakata anak dalam 1991 dalam Dhieni, dkk 2008 : 6.5)
bercerita. “Sejak lahir hingga dewasa pikiran
anak berkembang melalui jenjang-
Keterbatasan jenjang priode sesuai dengan
Karena untuk membatasi penelitian tingkatan kematangan anak itu secara
diperlukan batasan masalah
keseluruhan dengan interaksi- perkembangan bahasa bagi anak usia
interaksinya dengan lingkunganya. dini adalah:
Menurut (Gunarti, 2010 : 5.3) 1) Sebagai alat untuk berkomunikasi
bercerita adalah suatu kegiatan yang dengan lingkungan.
dilakukan seseorang untuk 2) Sebagai alat untuk
menyampaikan suatu pesan, mengembangkan kemampuan
informasi/ sebuah dongeng belaka intelektual anak.
yang bisa dilakukan secara lisan/ 3) Sebagai alat untuk
tertulis. Jadi dari metode dan mengembangkan ekspresi anak.
bercerita dapat disimpulkan metode 4) Sebagai alat untuk menyatakan
bercerita adalah cara penyajian cerita perasaan dan buah pikir kepada
itu harus menarik perhatian dan salah orang lain
satu cara meneruskan warisan
budaya. Sedangkan metode bercerita 4. Manfaat Metode Becerita
adalah merupakan salah satu Menurut (Dhieni, dkk 2005 :
pemberian pengembangan belajar 6.6) Beberapa metode bercerita bagi
bagi anak PAUD dengan anak yaitu:
membawakan cerita kepada anak 1) Melatih daya serap atau daya
secara lisan dengan bentuk dan buku tangkap anak, Artinya anak dapat
cerita yang harus menarik dan dirangsang untuk mampu
mengundang perhatian anak. memahami isi dalam cerita
tersebut.
2. Tujuan Metode Bercerita 2) Melatih daya konsentrasi anak
Tujuan dari bercerita menurut untuk memusatkan perhatiannya
Musfiroh (2005 : 54) yaitu: kepada keseluruan cerita tersebut.
1) Agar anak mampu mendengarkan 3) Mengembangkan daya imajinasi
dengan seksama terhadap apa yang anak. Dengan bercerita daya
disampaikan guru / orang tua. fantasi anak dapat membayangkan
2) Anak dapat bertanya tentang cerita sesuatu yang berada diluar
yang diceritakan guru. jangkauan indranya, ini berarti
membantu mengembangkan
3. Fungsi metode Bercerita wawasan anak dan bersifat
Menurut (Tampubolon, 1995 fantastik.
dalam Dheini, dkk 2008 : 6.7) 4) Bercerita memberikan pengalaman
”Bercerita kepada anak memainkan belajar untuk melatih
peran penting bukan saja dalam mendengarkan/ pendengaran.
menumbuhkan minat dan kebiasaan 5) Membantu perkembangan
membaca, tetapi juga dalam kemampuan bahasa anak dalam hal
mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
berbahasa dan pikiran anak. 6) Bercerita untuk menanamkan
Fungsi kegiatan bercerita kepada anak tentang kejujuran,
adalah membantu perkembangan keramahan, ketulusan, kebenaran
kemampuan bahasa anak dengan dan perilaku yang positif.
menambah perbendaharaan kosakata,
mengucapkan kata-kata, melatih 5. Pengertian Bahasa
merangkai kalimat sesuai dengan Menurut Departemen
tahap perkembangannya. Kemampuan Pendidikan Nasional Jakarta (2000 :
tersebut adalah hasil dari proses 81), bahasa merupakan alat
menyimak dalam tahap komunikasi utama bagi seorang anak
perkembangan. Menurut Depdiknas untuk mengungkapkan berbagai
2000 dalam susanto 2011: 81, fungsi keinginan maupun kebutuhannya.
Dari pengertian tentang Menurut Petty & Jensen (1980
bahasa yang telah diungkapkan oleh : 21) Perkembangan bahasa
tokoh-tokoh para ahli dapat merupakan proses yang kompleks,
disimpulkan bahwa berbahasa adalah yang melibatkan 4 faktor yang
komunikasi antara pribadi dan semua mempengaruhinya yaitu :
yang berada di sekeliling kita yang 1) Jenis bahasa yang dipelajari anak.
disampaikan berupa pesan secara lisan 2) Bagaimana anak mempelajari
maupun tulisan, dinyatakan dalam bahasa tersebut.
bentuk lambang atau simbol untuk 3) Karakteristik kepribadian anak.
mengungkapkan sesuatu dan alat 4) Lingkungan proses Pembelajaran
untuk berfikir. Bahasa merupakan bahasa itu terjadi.
kemampuan untuk berkomunikasi Hubungan dengan karakteristik
dengan orang lain. Pengunaan bahasa kepribadian anak terdapat perbedaan
sebagai alat komunikasi harus melalui individu yang dapat mendukung dan
tahapan perkembangan. menghambat perkembangan bahasa anak
Pendidikan bahasa pada anak yaitu kecerdasan, jenis kelamin, kondisi
usia dini pada umumnya bertujuan fisik, lingkungan keluarga, kondisi
untuk : ekonomi, lingkungan budaya, dan
1) Mengembangkan penguasan penggunaan dua bahasa / bilingualisme
bahasa aktif dan pasif, sebagai alat (Handayani, 2007 : 11-17). Pada usia 2-3
untuk menyatakan pikiran dan tahun anak belajar mengucapkan kata dan
perasaan dan hubungan antara mulai menggabungkan 2-3 kata menjadi
manusia. kalimat. Anak mulai mampu
2) Mengembangkan kemampuan mempergunakan kata ganti orang “saya”
intelektual , emosional dan sosial. untuk menyebutkan dirinya.
3) Membantu pendidikan moral dan
pendidikan agama. 6. Fungsi Perkembangan Bahasa
Menurut Suyanto 2005 (dalam Anak
Susanto 2011 : 75), Melatih anak Fungsi bahasa anak adalah
belajar bahasa dapat dilakukan dengan sebagai alat komunikasi.
cara berkomunikasi melalui berbagai Pengembangan keterampilan berbicara
setting berikut ini : anak usia dini mengklasifikasikan
1) Kegiatan bermain bersama, bahwa bahasa anak kecil terbabagi
biasanya anak-anak secara menjadi tujuh fungsi yaitu:
otomatis berkomunikasi dengan 1) Fungsi Instrumental dalam
temannya sambil bermain ungkapan bahasa termasuk bahasa
bersama. bayi, yang meminta sesuatu seperti
2) Cerita, baik mendengar cerita makan, minum. Contohnya seorang
maupun menyuruh anak untuk bayi / anak yang sedang lapar anak
bercerita. akan mengucapkan mama makan
3) Bermain peran, seperti dan seorang bayi pada saat lapar
memerankan penjual dan pembeli, akan menangis.
guru dan murid, atau orang tua dan 2) Fungsi menyuruh adalah
anak. ungkapan untuk menyuruh orang
4) Bermain puppet dan boneka lain untuk berbuat sesuatau.
tangan yang dapat dimainkan Contohnya tolong ambilkan
dengan jari (fingerplay), anak mama baju di sana!
berbicara mewakili boneka ini. 3) Fungsi interaksi dalam ungkapan
5) Belajar dan bermain dalam yang menciptakan sesuatu untuk
kelompok (cooperative play dan hubungan antar peribadi.
cooperative learning).
Contohnya “as’salamualikum Anak telah menggunakan kalimat
gimana kabarnya ( melalui telepon) dengan baik dan benar.
4) Fungsi Kepribadian ialah 2) Menguasai 90 persen dari fonem
ungkapan yang dapat menyatakan dan sintaksis bahasa yang
atau mengakhiri partisipasi. digunakannya.
5) Fungsi pemecahan masalah 3) Dapat berpartisipasi dalam suatu
ungkapan yang meminta atau percakapan. Anak sudah dapat
menyatakan jawaban kepada suatu mendengarkan orang lain berbicara
masalah. dan menanggapi pembicaraan
6) Fungsi khayalan ialah ungkapan orang tersebut.
yang mengajak berpura-pura/ Sedangkan menurut Jamaris
keadaan yang dilakukan anak-anak dalam Susanto (2011 : 78)
kalau bermain rumah-rumahan karakteristik kemampuan bahasa pada
7) Fungsi informasi ialah anak usia 5-6 tahun adalah sebagai
memberitahukan sesuatu hal berikut:
(informasi) kepada orang lain 1) Sudah dapat mengucapkan lebih
dari 2.500 kosakata.
7. Tujuan Perkembangan Bahasa 2) Lingkup kosakata yang dapat
Anak diucapkan anak menyangkut
Perkembangan keterampilan warna, ukuran, bentuk, rasa, bau,
bahasa anak sangat penting untuk keindahan, kecepatan, suhu,
komunikasi terutama bagi anak yang perbedaan, perbandingan jarak, dan
sudah masuk ke lingkungan sekolah. permukaan (kasar-halus).
Sehubungan dengan hal ini, Early 3) Anak usia 5-6 tahun sudah dapat
Learning Goals (dalam Susanto 2011 melakukan peran sebagai
: 79) mengemukakan bahwa tujuan pendengar yang baik.
pengembangan bahasa pada usia awal 4) Dapat berpartisipasi dalam suatu
dijabarkan sebagai berikut: percakapan. Anak sudah dapat
1) Menyenangi, mendengarkan, mendengarkan orang lain berbicara
menyimak, menggunakan bahasa dan menanggapi pembicaraan
lisan dan lebih siap dalam bermain. tersebut.
2) Meyelidiki dan mencoba dengan 5) Percakapan yang dilakukan oleh
suara-suara, kata-kata, dan teks. anak 5-6 tahun telah menyangkut
3) Mendengar dengan kesenangan dan berbagai komentarnya terhadap apa
merespon cerita, lagu, irama, dan yang dilakukan oleh dirinya sendiri
sajak-sajak, memperbaiki sendiri dan orang lain, serta apa yang
cerita, lagu, musik dan irama. dilihatnya. Anak pada usia 5-6
4) Menggunakan bahasa untuk tahun ini sudah dapat melakukan
mencipta, melukiskan kembali ekspresi diri, menulis membaca
peran dan pengalaman. dan bahkan berpuisi
5) Mendukung, mendengar dengan
penuh perhatian 9. Tahap Perkembangan Bahasa
Menurut (Guntur, 1988 dalam
8. Karakteristik Perkembangan Susanto 2011 : 75) tahap
Bahasa Anak perkembangan ini sebagai berikut:
Menurut Jamaris dalam 1) Tahap I (pralinguistik), yaitu
Susanto (2011 : 78) karakteristik antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri
kemampuan bahasa anak usia empat dari :
tahun yaitu: a. Tahap meraba-I (praliguistik
1) Terjadi perkembangan yang cepat pertama). Tahap ini dimulai
dalam kemampuan bahasa anak. dari bulan pertama hingga
bulan keenam di mana anak 2. Sintaksis (tata bahasa), walaupun
akan mulai menangis, tertawa, anak belum mempelajari tata
dan menjerit. bahasa akan tetapi melalui
b. Tahap meraba-2 (pralinguistik contoh-contoh berbahasa yang
kedua). Tahap ini pada didengar dan dilihat anak di
dasarnya merupakan tahap lingkungannya, anak telah dapat
kata tanpa makna mulai dari menggunakan bahasa lisan
bulan ke-6 hingga 1 tahun. dengan susunan kalimat yang
2) Tahap II (linguistik). Tahap ini baik. Misalnya Rita memberi
terdiri dari tahap I dan II, yaitu : makan kucing bukan kucing Rita
a. Tahap-1: holafrastik (1 tahun), makan memberi.
ketika anak mulai menyatakan 3. Semantik maksudnya penggunaan
makna keseluruan frase atau kata sesuai dengan tujuannya.
kalimat dalam satu kata. Anak usia dini sudah dapat
Tahap ini juga ditandai dengan mengekspresikan keinginan,
perbendaharaan kata anak penolakan dan pendapatnya
hingga kurang lebih 50 kosa dengan menggunakan kata-kata
kata. dan kalimat yang tepat. Misalnya,
b. Tahap-2: frase (1-2) pada “tidak mau” untuk menyatakan
tahap ini anak sudah mampu penolakan.
mengucapkan dua kata
(ucapan dua kata). Tahap ini 11. Pengertian Kosakata
juga ditandai dengan Kosakata dalam bahasa inggris
perbendaharaan kata anak disebut vocabulary penambahan kosakata
sampai dengan rentang 50-100 anak secara umum dianggap bagian
kosa kata. penting, baik dari proses pembelajaran
3) Tahap III (pengembangan tata suatu bahasa ataupun pengembangan
bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 kemampuan anak dalam suatu bahasa
tahun) pada tahap ini anak sudah yang sudah dikuasai.
dapat membuat kalimat, seperti Pengertian Kosakata Menurut
telegram. Dilihat dari aspek Kridalaksana 1992:446 dalam
pengembangan Http:/repositoriy.upi.edu/Pengertian
4) Tahap IV ( tata bahasa menjelang Kosakata diakses 15 Maret 2012 adalah
dewasa, yaitu 6-8 tahun) tahap ini sebagai berikut:
ditandai dengan kemampuan yang 1) Komponen bahasa yang memuat
mampu menggabungkan kalimat informasi tentang makna dan
sederhana dan kalimat komplek. pemakaian kata dalam bahasa.
2) Kekayaan kata yang dimiliki seorang
10. Aspek perkembangan bahasa anak pembicara, penulis atau suatu bahasa,
Aspek perkembangan bahasa kosakata, perbendaraan kata.
anak Aspek yang berkaitan dengan 3) Daftar kata yang disusun seperti kamus,
perkembangan bahasa anak menurut tetapi dengan penjelasan yang singkat.
Jamaris (2006) dalam Susanto (2011 :
77) dapat dibagi kedalam tiga aspek 12. Jenis Kosakata
yaitu: Berikut ini jenis kosakata yang
1. Kosakata, seiring dengan dikemukakan oleh para ahli yaitu :
perkembangan bahasa dan 1) Kata Abstrak adalah kata yang
pengalamannya berinteraksi mempunyai rujukan berupa konsep
dengan lingkungannya dan atau menurut Soedjito,1992 : 39 dalam
kosakata anak berkembang Http://www. Google.com/ Pembelajaran
dengan pesat. Kosakata., diakses 15 Maret 2012 yang
dimaksud dengan kata abstrak adalah
kata-kata yang melambangkan sebuah METODE YANG DIGUNAKAN
konsep, kata abstrak dapat diartikan Rencana Penelitian
sebagai kata yang tidak mempunyai Rencana dalam penelitian ini meliputi :
rujukan berupa objek yang dapat 1. Pada penelitian ini menggunakan
dilihat, diraba, didengar, dirasakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
atau diraba. Contohnya: kerajinan, sifat penelitiannya yaitu penelitian
kemakmuran dan kemajuan. secara deskriptif kualitatif.
2) Kata Konkrit adalah kata yang 2. Peneltiian ini dilaksanakan di Play
mempunyai rujukan berupa objek Group Tunas Bangsa Sooko
yang dapat diserap oleh panca indera Mojokerto.
(dilihat, diraba, dirasakan, didengar, 3. Subyek penelitian pada PTK ini
atau dicium) kata-kata yang berupa adalah anak usia 3-4 tahun di Play
penandaan bagi sebuah benda. Group Tunas Bangsa Sooko
Contohnya: Rumah merujuk kepada Mojokerto yang berjumlah 15 orang.
objek yang dapat dilihat dan diraba, Terdiri dari 4 laki-laki dan 11
sedangkan kata angin merujuk kepada perempuan.
objek yang dapat dirasakan, kata suara 4. Penelitian direncanakan berlangsung
merujuk kepada objek yang dapat selama dua minggu. Setiap siklus
didengar dan kata bau merujuk kepada berlangsung satu minggu dan siklus
objek yang dapat dicium. dilakukan sebanyak dua kali.
5. Sumber data dalam hal penelitian ini
13. Penerapan Metode Bercerita atas beberapa sumber yaitu anak, dan
Untuk Meningkatkan Kosakata guru.
Anak 6. Siklus penelitian tindakan kelas
Menurut (Dhieni, dkk 2008 : dilaksanakan melalui 2 siklus.
6.4), bercerita adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru kepada anak didik Teknik Pengumpulan Data
untuk menyampaikan materi Secara umum ada empat macam
pembelajaran dengan menarik. Jadi teknik pengumpulan data, yaitu observasi
dari metode dan bercerita dapat dan dokumentasi. Dari keempat teknik
disimpulkan metode bercerita adalah tersebut sesuai dengan variabel yang
cara penyajian cerita itu harus menarik terdapat dalam judul penelitian maka
perhatian dan salah satu cara teknik pengumpulan data yang dipakai
meneruskan warisan budaya. adalah:
Sedangkan metode bercerita adalah 1. Obsevasi memiliki manfaat sebagai
merupakan salah satu pemberian berikut :
pengembangan belajar bagi anak 1) Dengan observasi di lapangan
PAUD dengan membawakan cerita peneliti akan lebih mampu
kepada anak secara lisan dengan memahami konteks data dalam
bentuk dan buku cerita yang keseluruhan situasi sosial, jadi
gambarnya harus menarik dan akan dapat diperoleh pandangan
mengundang perhatian anak. dan holistik.
Pelaksanaan metode bercerita dalam 2) Dengan observasi maka akan
upaya memperkenalkan, memberikan diperoleh pengalaman langsung.
keterangan atau penjelasan tentang hal 3) Dengan observasi, penelitian
baru dalam rangka menyampaikan tidak melihat hal-hal yang kurang
pembelajaran yang dapat atau tidak diamati orang lain.
meningkatkan kosakata anak, karena 4) Dengan observasi, penelitian
bercerita adalah suatu yang memperoleh gambaran yang lebih
mengasyikkan komperhensif dan merasakan
suasana situasi sosial yang dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi
diteliti. belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis
Jenis observasi ini dilakukan secara kualitatif.
karena penelitian terlibat langsung Analisis ini digunakan untuk
dengan kegiatan sehari-hari dengan mengetahui nilai keseluruhan yang
subjek yang sedang diamati atau diperoleh anak yang dinyatakan dengan
yang digunakan sebagai sumber data persentase (%) yang dihitung dengan
penelitian dan dalam observasi ini rumus :
peneliti ikut dan juga terlibat dengan f
subjek. p x100%
n
2. Dokumentasi Keterangan:
Menurut Sugiyono (2010 : P = Persentase
240), mengatakan bahwa dokumen F = Nilai keseluruhan yang diperoleh tiap
merupakan catatan peristiwa yang anak
sudah berlaku. Dokumen bisa N = Skor maksimal dikalikan jumlah
berbentuk tulisan, gambar atau anak
karya-karya monumental dari Untuk mengetahui persentase
seseorang. Dokumen yang berbentuk tersebut digunakan kriteria sebagai
tulisan misalnya catatan harian, berikut :
sejarah kehidupan, ceritera, biografi, 76 % - 100% = Sangat Baik
peraturan, kebijakan. Dokumen yang 56 % - 75 % = Baik
berbentuk gambar, misalnya foto, 41 % - 55 % = Cukup
gambar hidup, sketsa dan lain-lain. 0 % - 40 % = Kurang
Adapun metode dokumentasi Adapun data tentang lembar
yang dipakai dalam penelitian ini aktivitas guru dan anak menggunakan
yaitu dengan cara rumus :
mendokumentasikan kegiatan anak 1 = Kurang 3 = Baik
yang berkaitan dengan penggunaan 2 = Cukup 4 = Sangat Baik
metode bercerita untuk menigkatkan (Arikunto, 2010 : 271).
kosakata anak. Dan juga RKH Keberhasilan : Jika aktivitas guru
peneliti yang berkaitan dengan dan anak mencapai 80 %.
kegiatan bercerita pada anak usia 3-
4 tahun pada Play Goup Tunas Instrumen Penelitian
Bangsa Mojokerto. Menetapkan variabel-variabel yang akan
dilakukan penilaian hasil belajar
Teknik Analisis Data 1) Kemampuan berbahasa anak
Peneliti menggunakan teknik analisis 2) Kegiatan berlajar dengan bercerita
data deskriptif kualitatif, yaitu data yang 3) Menentukan aspek pencapaian
berupa informasi yang berbentuk kalimat Aspek pencapaian untuk
yang memberi gambaran tentang ekspresi penilaian hasil belajar kemampuan
anak berkaitan dengan tingkat berbahasa anak ditinjau dari tiga aspek
pemahaman terhadap suatu materi belajar, yang dominan yaitu aspek sikap anak,
Dalam analisis penilaian kinerja anak penyampaian, kelancaran. Pada penelitian
yang diamati meliputi: aktivitas anak ini penulis mengharapkan ketuntasan
dalam mengajukan pertanyaan, menjawab belajar anak belajar mencapai 80%.
pertanyaan, atau menanggapi, Instrumen yang digunakan dalam
menyampaikan ide atau pendapat, penelitian ini berkaitan dengan proses
mendengarkan secara aktif, pandangan pembelajaran yaitu :
atau sikap anak terhadap strategi belajar
yang baru (afektif), aktivitas anak
mengikuti pelajaran, perhatian, antusias
1. Aktivitas Guru 3. Pembahasan Hasil Penelitian
1) Sikap guru pada saat kegiatan 4. Analisia Data Penelitian
awal, inti dan penutup yang dapat Peneliti memulai survei pada
menarik perhatian anak. bulan 24 Juni 2012 dan telah diijinkan
2) Penyampaian materi yang oleh kepala Play Group Tunas Bangsa
disesuaikan dengan kebutuhan Sooko Mojokerto untuk melakukan
semua anak dalam kelas. penelitian pada tanggal 26 Juni 2012.
3) Kreativitas guru dalam Peneliti bekerja sama dengan guru kelas
menciptakan suasana belajar yang yang lainnya untuk membantu selama
menyenangkan. penelitian yaitu sebagai pengamat peneliti
4) Kesesuaian penjelasan guru dan pengamat kegiatan pembelajaran.
dengan kemampuan anak. Guru mitra/ teman sejawat yang ditunjuk
5) Semangat dan kreativitas guru adalah ibu Azmil yang juga merupakan
dalam memotivasi belajar anak. guru dari Play Group Tunas Bangsa
2. Materi Pembelajaran Sooko Mojokerto. Adapun alasan peneliti
1) Strategi pembelajarannya dalam memilih pembahasan tentang
disesuaikan dengan kurikulum, penggunaan metode bercerita untuk
promes, RKM dan RKH yang meningkatkan kosakata anak di Play
berlaku untuk TK kelompok B. Group Tunas Bangsa Sooko Mojokerto
2) Media pembelajarannya dianggap sebagai media yang menarik
disesuaikan dengan materi yang dan efektif dalam pembelajaran.
menyenangkan dan dapat Sebelum penelitian dimulai,
menarik perhatian anak. peneliti mengadakan stimulasi tentang
3) Media pembelajaran disesuaikan media yang akan digunakan pada proses
dengan materi yang dapat belajar mengajar. Berkaitan dengan
menarik perhatian anak. penelitian yang dilakukan, peneliti
4) Metode penyampaian membuat rencana kegiatan yang berisikan
pembelajaran melalui permainan tentang indikator hasil belajar yang ingin
yang menyenangkan anak dicapai, dan dituangkan dalam bentuk
3. Aktivitas Anak Rencana Kegiatan Harian (RKH). Semua
1) Konsentrasi anak dalam kegiatan yang akan dilakukan oleh
mendengarkan penjelasan guru. peneliti, telah diketahui dan disetujui oleh
2) Kemampuan anak dalam guru mitra.
memahami materi tugas yang Penelitian dimulai tanggal 26 Juni
diberikan guru. 2012 dengan melakukan observasi awal.
3) Respon umpan balik dari anak ke Observasi awal ini diharapkan peneliti
guru dan guru mitra akan mengetahui kondisi
4) Keaktifan anak dalam mengikuti anak untuk memberikan materi sesuai
proses pembelajaran. standar kompetensi dan melihat sejauh
5) Daya kreatif dan motivasi belajar mana anak bisa menguasai bahan materi
anak yang tinggi. yang ada. Setelah itu peneliti dan guru mitra
memulai penelitian ini dengan
Hasil Penelitian menggunakan media buku cerita.
Dalam bab ini dibahas tentang Agar penelitian ini berjalan
laporan penelitian yang dilakukan selama dengan baik, maka peneliti membuat
ini di lapangan dari awal hingga diperoleh jadwal penelitian. Pada tanggal 26 Juni
data penelitian, maka peneliti 2012 peneliti melakukan observasi awal
menggunakan tahap-tahapan ini antara untuk mengetahui kemampuan anak. Dari
lain: hasil observasi awal penulis ingin
1. Tahap Persiapan Penelitian mendapatkan data ketuntasan hasil belajar
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
dengan pencapaian nilai 80% sesuai mengingat kosakata yang diberikan, 2)
ketetapan ketuntasan hasil belajar. Anak sudah memperhatikan dan belum
paham 2-3 kosakata yang diberikan, 3)
Pembahasan Anak sudah memperhatikan dan paham 2-
1. Kemampuan guru dalam aktivitas 3 kosakata yang diberikan, 4) Anak sudah
mengajar paham 2-3 kosakata yang di berikan
Pada waktu kegiatan belajar tetapi belum tahu artinya, 5) Anak sudah
mengajar seorang guru hendaknya paham 2-3 kosakata yang diberikan dan
mempunyai suara yang keras, jelas, dan mengerti artinya.
tegas dalam memberikan apersepsi, Siklus I bersumber dari masalah-
sehingga anak paham dan mengerti masalah yang menghambat pemahaman
tentang kegiatan yang dilakukan, agar anak tentang kosakata anak sehingga
membangkitkan respon anak untuk dapat kemampuan awal dalam pemahaman
berinteraksi dengan guru. anak tentang kemampuan kosakata yang
Pengelolaan kelas di setting relative rendah. Dengan menggunakan
menarik dan menyenangkan agar anak metode bercerita pada penelitian ini,
tertarik belajar dan mau mengikuti diharapkan kemampuan anak dalam
peningkatan kosakata anak melalui berkosakata dapat meningkat/menambah
metode bercerita.Gambar yang bagus dan perbendaraan anak dalam berbahasa.
menarikbagi anak serta intonasi suara Pemahaman tentang kemampuan
sangat diperlukan sekali dalam kosakata anak usia 3-4 tahun yang dicapai
mengawali kegiatan bercerita, agar anak anak telah menunjukkan hasil yang
termotivasi dan memahami cara dan seknifikan, baik yang berhubungan
aturan dalam mendengarkan cerita. dengan aktivitas guru, aktivitas anak
Semakin sering anak maupun ketuntasan belajar yang dicapai
mendengarkan cerita, maka kemampuan anak, keadaan ini menjelaskan dahwa
kosakata anak akan lebih meningkat, dalam proses pembelajaran harus bersifat
kendalanya tidak semua anak mau dinamis dan sangat ditentukan oleh
mendengarkan cerita, untuk itu guru metode pembelajaran yang di pakai.
harus pandai memahami karakteristik dan Dalam arti metode pembelajaran yang di
minat agar anak berani dan mau pakai ialah melalui metode bercerita agar
mengutarakan kosakata dalam kegiatan kemampuan anak dalam kosakata bisa
bercerita. meningkat dalam perkembangan
berbahasa anak sesuai kapasitas yang
2. Peningkatan kemampuan kosakata dimilikinya.
anak usia 3-4 tahun Seperti yang diketahui bahwa anak
Peningkatan kemampuan kosakata belajar dengan media buku cerita
anak usia 3-4 tahun dengan cara anak bergambar yang berwarna karena dapat
diberi kesempatan untuk interaksi dengan menarik perhatian anak, sehingga
taman yaitu anak diberi kesempatan untuk penggunaan media sangat diperlukan
sering maju kedepan kelas pada saat untuk kegiatan bercerita. Karena dalam
proses pembelajaran, sehingga anak penyampaian cerita anak dapat
termotivasi untuk meningkatkan menambah/meningkatkan kosakata anak
keberanian dan rasa percaya diri untuk dalam berbahasa, anak berkembang
menjawab pertanyaan dari guru. kosakatanya dengan baik/ sesuai dengan
Penerapan metode bercerita tahap usia anak, sehingga kemampuan
diharapkan berhasil dan mencapai taraf kosakata anak meningkat.
sesuai harapan dan dapat meningkatkan Kreativatas dan inovasi guru untuk
kemampuan kosakata melalui metode memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
bercerita yaitu pada aspek 1) Anak belum terjadi, baik yang di alami guru maupun
memperhatikan sehingga anak belum yang di alami anak sangat diperlukan
dalam setiap proses pembelajaran. belajar anak sebesar 93%. Karena
Perbaikan metode dan langkah-langkah ketuntasan belajar anak sudah mencapai
tindakan aktivitas proses pembelajaran lebih dari 80%, maka pelaksanaan siklus
yang dilakukan oleh guru, berpengaruh II dirasa cukup dari tujuan yang telah
penting/segnifikan pada aktivitas anak. direncanakan yaitu penggunaan metode
Hal ini tampak dari kualitas bembelajaran bercerita untuk meningkatkan kosakata
dalam tindakan kelas yang berhasil anak dengan variasai media proses
meningkatkan indikator pembelajaran pembelajaran yang melalui metode
pada anak yang semakin meningkat pada bercerita. Pembelajaran dengan
setiap siklus. penerapan metode bercerita dalam
Peningkatan aktivitas guru pada siklus proses pembelajaran dapat
I mencapai 65% sedangkan pada siklus II meningkatkan kosakata anak. Aktivitas
mengalami peningkatan sebesar 87,5% guru yang semakin baik dapat
dalam proses pembelajaran juga diikuti membantu meningkatkan kinerja anak.
peningkatan aktivitas anak. Pada siklus I Dari hasil penelitian tersebut diatas
prosentase aktivitas anak mencapai dapat ditarik kesimpulan bahwa
67,6% dan pada siklus II terjadi penggunaan metode bercerita untuk
peningkatan menjadi 80%. Sedangkan menigkatkan kosakata anak usia 3-4
pada aspek peningkatan kemampuan tahun pada Play Group Tunas Bangsa
kosakata anka usia 3-4 tahun siklus I anak Sooko Mojokerto. Disamping itu
mencapi 64,6% dan juga terjadi penerapan metode bercerita dapat
peningkatan pada siklus II mencapai menanamkan kejujuran, keberanian,
80%. Terbukti sudah dapat dikatakan sikap-sikap positif yang lain dan
bahwa proses pembelajaran pada siklus II memberikan penambahan/perbendaraan
sudah berhasil, sesuai harapan yang di kosakata anak pada perkembangan bahasa
inginkan dan sudah memenuhi kriteria anak dalam berbahasa
keberhasilan.
Saran
Penutup 1. Perlu dilakukannya pengunaan
Simpulan metode bercerita untuk meningkatkan
rata-tara observasi aktivitas guru kosakata anak sebagai salah satu
dalam proses pembelajaran pada siklus I alternative metode pembelajaran.
mencapai 65%, sedangkan data pada 2. Penelitian ini hendaknya dapat
aktivitas anak pada siklus I sebesar menjadi masukan bagi guru bahwa
67,6%, pada observasi perkembangan kegiatan bercerita melalui metode
kosakata anak mencapai 64,6%, dan bercerita dapat dipakai sebagai salah
kemampuan anak yang telah mencapai satu cara meningkatkan perbendaraan
ketuntasan belajar anak masih rendah kosakata anak usia dini.
yaitu sebesar 66%. sehingga dilakukan 3. Hendaknya menjadi pengetahuan
tindakan kelas agar dapat meningkatkan bagi guru karena memilih metode
kosakata anak usia 3-4 tahun melalui pembelajaran salah satunya melalui
kegiatan bercerita. metode bercerita yang efektif,
Siklus II dilaksanakan dengan sehingga dapat meningkatkan
melakukan perbaikan pada rencana kosakata anak usia dini.
pelaksanaan pembelajaran serta pada 4. Anak seharusnya dilibatkan dalam
media yang digunakan untuk bercerita, proses pembelajaran yang
sehingga pada siklus II hasil observasi mengutamakan pengembangan
aktivitas guru sebesar 87,5%, sedangkan kemampuan kosakata anak.
observasi aktivitas anak sebesar 80%, 5. Penerapan penggunaan metode
observasi pada perkembangan kosakata bercerita dalam pembelajaran
anak sebesar 80% dan taraf ketuntasn
hendaknya disesuaikan dengan materi Moeslichaton R, Pd. 2004. Metode
pembelajaran dan karakteristik anak. Pengajaran di TK. Jakarta :
6. Guru selalu perupaya untuk Rineke Cipta.
melakukan perbaikan dalam proses Moleong, lexy J. 2009. Metodologi
pembelajaran agar tujuan dari Penelitian Kualitatif. Bandung
pembelajaran pada hari itu tercapai.
: PT Remaja Rosakarya.
DAFTAR RUJUKAN Mustakim, Nur, Muh. 2005. Peran
Arikunto, Suharsimi. dkk.2006. Cerita dalam Pembentukan
Penelitian Tindakan Kelas. Perkembangan anak TK. Jakarta
Jakarta : Bumi Aksara. : Depdiknas.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Musfiroh, Takdiroatun, M. 2005.
Manajemen Penelitian. Jakarta : Bercerita untuk Anak Usia Din.
Rineka Cipta Jakarta : Depdiknas.
Atika D. K. 2007. Dua Pengguni Petty,W.T. and Julie, M. J. 1980.
Pohon Jambu Air. Mataram : Developing Clildren Language.
Caraka Darma Aksara USA : Allyn and Bacon Inc. 75
Depdiknas, 2000. Permainan Sudijono, Anas. 2009. Pengantar
Membaca Dan Menulis taman Statistik Pendidikan. . PT. Raja
Kanak-Kanak. Jakarta : Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Sojiono, Nurani, Yuliana. 2009.
Nasional. Konsep Dasar Pendidikan Anak
Dhieni, Nurbianii, dkk. 2008. Metode Usia Dini. Jakarta : Indeks.
Pengembangan Bahasa. Jakarta: Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Universitas Terbuka. Kualitatif Kuantitatif Dan R &
Handayani, Eko. 2007. Psikologi D. Bandung : CV. Alfabeta.
Perkembangan Anak. Rini Susanto, Ahmad. 2011.
Hildayani, dkk – cet. 9 - - Perkembangan Anak Usia Dini
Jakarta : Universitas Terbuka Pengantar Dalam Berbagai
Http://Repositoriy.upi.edu/ Pengertian Aspek. Jakarta: Kencana
Kosakata., di akses 15 Maret Tim Penyusun. 2000, Pedoman
20012. Penulisan dan Ujian Skripsi.
Http:// id. Google.com. Pembelajaran Surabaya : Unesa
Kosakata Dengan Teknik., UNIVERSITY PRES.
diakses 17 Januari 2012.
Http:// Badriyadi,upi,edu/ Pengertian
Bahasa, diakses 15 Maret 2012.
Jati, Ardhana. 2007. Kakek Bangau
yang Baik Hati. Mataram :
Caraka Darma Aksara
Krismarsanti, Ermina. 2007. Tersesat
di Hutan. Mataram : Caraka
Darma Aksara
Krismarsanti, Ermina. 2007.
Kembalikan Kalungku.
Mataram : Caraka Darma
Aksara

Anda mungkin juga menyukai