3620-Article Text-7427-1-10-20141002
3620-Article Text-7427-1-10-20141002
Abstract
The research was conducted based on empirical findings that showed the career maturity level of XI grade
students of SMAN 1 Paguyangan academic year 2012/2013 had not been sufficiently high. This re-
search aimed to produce a model of career information service to increase students learning. The research
results showed that the model of career information service multimedia-assisted effectively increased the
career maturity of the students. In fact, the hypothesis test showed that all the indicators of students’
career maturity had increased significantly after intervention a career information service multimedia-
assisted intervention. The results of processing the data showed that all indicators of the career maturity
gained the significance value or the probability value of < 0.05. It means that between the mean of
students’ career maturity before and after the intervention there is a difference or in other words, the career
maturity increased.
17
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)
Dari beberapa pengertian di atas dapat di- berikut. Kemudian subjek dipilih secara acak
simpulkan layanan informasi karir berbantuan dengan teknik simple random sampling. Subjek
multimedia adalah pemberian bantuan layanan yang diambil adalah siswa-siswa kelas XI sebany-
yang direncanakan tentang informasi karir un- ak 40 orang siswa.
tuk memahami diri, pendidikan dan dunia kerja Ada dua jenis data yang diperoleh dalam
dalam mempersiapkan pilihan pekerjaan atau ja- penelitian ini, yaitu data primer dan data skun-
batan tertentu dan menyesuaikan dirinya dengan der. Data primer dalam penelitian ini digali dan
tuntutan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk diperoleh dari sumber pertama: yaitu melalui ska-
video pembelajaran berbentuk lembaran (slide), la kematangan karir sebagai instrument utama
audio dan video, animasi berbentuk dua dimensi. untuk mengetahui tingkat kematangan karir sis-
Selanjutnya menurut Zunker (2008: 81) wa dan wawancara dengan guru bimbingan dan
kematangan karir adalah keberhasilan seseorang konseling dan kepala sekolah untuk mengetahui
dalam tugas perkembangan dengan menyediakan kondisi objektif di sekolah tentang pelaksanaan
informasi yang relevan untuk latihan perkemban- layanan informasi karir dan observasi proses uji
gan karir. Pendapat Zunker menekankan perlu lapangan sebagai bahan penyempurnaan model.
adanya informasi yang dibutuhkan siswa dalam Sedang data skunder digali melalui karangan
mencapai karir yang dibutuhkan, maka ketersedi- ilmiah yang ditulis para pakar pendidikan khu-
aan informasi karir perlu diusahakan oleh kon- susnya pakar bimbingan konseling, jurnal, dan
selor. publikasi dari berbagai media guna menganalisis
Dapat disimpulkan kematangan karir yang kematangan karir dan layanan informasi karir.
dimaksud dalam penelitian ini adalah individu Sejalan dengan prosedur penelitian ini,
yang memiliki pertimbangan komprehensif un- maka analisis data dalam penelitian ini diarah-
tuk menentukan pilihan karirnya. Dengan memi- kan dalam tiga tahap penelitian sebagai berikut:
liki pertimbangan memilih pekerjaan/karir yang Analisis Data Penelitian Tahap Pertama
sesuai dengan kondisi dirinya, individu memiliki Analisis data penelitian pada tahap ini
keajegan terhadap pilihan karirnya. dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pro-
sedur kuantitatif dilakukan dengan menghitung
Metode prosentase tingkat kematangan karir siswa. Pro-
sedur kualitatif dilakukan untuk memaknai des-
Penelitian ini menggunakan pendekatan kripsi kondisi obyektif tentang (a) Kebutuhan
penelitian dan pengembangan (research and deve- akan peningkatan kematangan karir siswa, (b)
lopment). Menurut Sukmadinata (2010: 169) pen- Pelaksanaan layanan informasi karir di sekolah.
elitian dan Analisis Data Tahap Kedua
pengembangan memiliki sepuluh lang- Analisis data pada tahapan ini menggu-
kah. Kesepuluh langkah tersebut adalah (1) po- nakan prosedur kualitatif. Bentuk analisisnya
tensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) de- adalah menelaah kondisi obyektif: kebutuhan
sain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, siswa akan peningkatan kematangan karir, dan
(6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pelaksanaan layanan informasi karir sebagai das-
pemakaian, (9) revisi produk dan (10) disseminati- ar untuk merumuskan model “awal” layanan in-
on and implementation. Langkah-langkah tersebut, formasi karir berbantuan multimedia di SMAN 1
menurut Samsudi (2009: 89) seringkali dikelom- Paguyangan
pokan menjadi tiga kelompok utama, yaitu: studi Analisis Data Tahap Ketiga
pendahuluan, tahap pengembangan, dan tahap Data Penelitian Tahapan ketiga dianali-
validasi. sis dengan prosedur kualitataif dan kuantitatif.
Produk yang diuji dalam penelitian pen- Bentuk analisis kualitatif yang dilakukan adalah
gembangan ini adalah model layanan informasi menelaah proses implementasi model dan digu-
karir berbantuan multimedia untuk meningkat- nakan sebagai dasar untuk menyusun model “ak-
kan kematangan karir siswa diuji coba sebanyak hir” layanan informasi karir berbantuan multime-
enam kali, pelaksanaan layanan informasi karir dia untuk meningkatkan kematangan karir siswa
dilakukan sendiri oleh peneliti dan secara berko- kelas XI di SMAN 1 Paguyangan Kabupaten
laborasi dengan guru bimbingan konseling. Su- Brebes. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan
byek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa dengan menghitung prosentase tingkat kematan-
kelas XI SMAN 1 Paguyangan yang sebanyak gan karir siswa pada kondisi awal (pre test) dan
196 siswa, Jumlah sampel diambil sebanyak 20% kondisi akhir (post test) setelah intervensi model
dari jumlah populasi berdasarkan pendapat Ari- layanan informasi karir berbantuan multimedia.
kunto (dalam Riduan,2004: 120) yaitu sebagai Serta dengan menggunakan uji Z secara statistik
18
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)
dengan 2 sample berkorelasi (related). (3) Tujuan, (4) Asumsi, (5) Target intervensi, (6)
Komponen model, (6) kompetensi konselor (7)
Hasil dan Pembahasan Materi layanan (8) Tahap-tahap pelaksanaan mo-
del, (9) Evaluasi dan indikator keberhasilan, (10)
Pelaksanaan layanan informasi karir di tindak lanjut.
SMA N 1 Paguyangan sesuai hasil wawancara Uji kelayakan model layanan informasi ka-
dapat dianalisis dalam beberapa aspek yaitu: (a) rir berbantuan multimedia untuk meningkatkan
keterlaksanaan layanan informasi karir jarang di- kematangan karir siswa dilakukan melalui peni-
lakukan dan bersifat insidental. Frekuensi kegia- laian pakar di bidang bimbingan dan konseling.
tan layanan informasi karir dalam satu semester pakar yang dipilih dalam uji kelayakam ini ada-
dilakukan sekitar dua kali, (b) Tujuan pelaksa- lah pakar yang berkompeten dalam bidang bim-
naan layanan informasi karir adalah memban- bingan dan konseling, yang berjumlah dua orang
tu siswa dalam mengembangkan wawasan dan dan semuanya berlatar belakang doktor/S3 serta
segenap potensinya terhadap karir dan mandiri satu guru bimbingan konseling.
dalam menentukan masa depan karirnya, (c) Hasil validasi yang dilakukan oleh pakar I
Komponen layanan informasi karir dalam hal ini ialah, bahwa model ini sudah memadai, akan te-
berkaitan dengan siswa sebagai peserta layanan. tapi perlu sedikit perbaikan dalam hal tata bahasa
Pesertanya adalah siswa kelas XI. (d) Perenca- sehingga dapat digunakan. Hasil validasi yang di-
naan layanan informasi karir dalam membuat lakukan oleh pakar II dan III ialah, bahwa model
program bimbingan dan konseling guru BK pada ini baik dan memadai, sehingga dapat digunakan
SMA N 1 Paguyangan melakukan kegiatan (e) akan tetapi perlu sedikit perbaikan dalam hal re-
Tahap-tahap dalam pelaksanaan layanan infor- daksional. Sedangkan dari praktisi, hendaknya
masi karir mengacu pada konsep secara umum tata bahasa lebih komunikatif mudah dan jelas
yaitu terdiri dari tiga tahap dimulai dari tahap dipahami oleh siswa.
pendahuluan, kegiatan inti dan pengakhiran, Pengujian keefektifan model layanan infor-
(f) Faktor penunjang tersedianya fasilitas ruang masi karir berbantuan multimedia untuk mening-
bimbingan konseling, sarana teknologi informa- katkan kematangan karir siswa dilakukan dengan
si yang belum digunakan secara optimal untuk menggunakan statistik uji Z berpasangan (Wija-
meningkatkan layanan bimbingan konseling ya,2010: 2020). Hipotesis penelitian dirumuskan
oleh konselor dan hambatan pelaksanaan laya- sebagai berikut: “model layanan informasi karir
nan informasi karir yaitu kurang berjalan secara berbantuan multimedia efektif meningkatkan ke-
maksimal, diantaranya kendala itu dari beberapa matangan karir siswa“.
aspek yaitu guru BK/konselor, wali kelas, serta Tabel 1 menunjukkan bahwa kematangan
(g) Evaluasi dan tindak lanjut yang sering dilaku- karir siswa pada kelompok eksperimen berbeda
kan setelah pelaksanaan layanan informasi karir secara nyata sebelum dan sesudah diberikan lay-
menggunakan laiseg. anan informasi karir berbantuan multimedia ada
Kemudian mengamati perubahan sikap peningkatan.
dari mulai pelaksanaan layanan informasi karir, Hasil pengujian dalam rangka uji hipotesis
selama proses berlangsung dan setelah kegiatan secara keseluruhan disajikan dalam tabel 2 yang
layanan informasi karir berakhir. Profil kematan- menunjukkan bahwa semua indikator kematan-
gan karir siswa SMAN 1 Paguyangan menun- gan karir mengalami peningkatan sebagai dam-
jukkan bahwa aspek kematangan karir siswa ma- pak intervensi. Peningkatan kematangan karir
sih belum menyenangkan, yaitu rendah 15% ada siswa pasca intervensi model layanan informasi
pada kriteria rendah dan 75% ada pada kriteria karir berbantuan multimedia disajikan dalam ta-
sedang. Meskipun ada yang memiliki tingkat ke- bel 2 berikut ini.
matangan karir tinggi tetapi prosentasenya kecil Tabel 2 menunjukkan bahwa 4 indikator
yaitu hanya 10 %. Dari hasil studi pendahuluan kematangan karir sesudah dilakukan intervensi
di atas, peneliti memandang perlu dikembang- dengan model layanan informasi karir berbantu-
kan model layanan informasi karir berbantuan an multimedia semuanya menunjukkan adanya
multimedia diharapkan dapat membantu para peningkatan. Semua indikator kematangan karir
guru bimbingan dan konseling untuk meningkat- memperoleh nilai signifikansi atau nilai proba-
kan kematangan karir siswa. bilitas < 0,05. Artinya kematangan karir siswa se-
Pengembangan belum dan sesudah intervensi terdapat perbedaan
Model (hipotetik) Layanan informasi ka- atau mengalami peningkatan.
rir berbantuan multimedia untuk meningkatkan Penelitian yang telah dilakukan menun-
kematangan karir siswa meliputi: (1) Rasional, jukkan bahwa implementasi model layanan in-
19
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)
No Pengujian Keterangan
1 Uji z berpasangan pretest kelompok kontrol dan Tidak signifikan
eksperimen
2 Uji z berpasangan posttest kelompok kontrol dan Signifikan
eksperimen
3 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Kelom- Signifikan
pok Ekperimen
4 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Indika- Signifikan
tor orientasi Pilihan karir
5 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Indika- Signifikan
tor realism terhadap pilihan karir
6 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Indika- Signifikan
tor mandiri mengambil keputusan karir
7 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Indika- Signifikan
tor rencana pilihan karir
Tabel 2. Peningkatan Kematangan Karir Pasca Intervensi Informasi Karir Berbantuan Multimedia
formasi karir berbantuan multimedia di SMAN dengan peneliti, (3) Siswa terlihat antusias keti-
1 Paguyangan memberikan dampak bagi pe- ka mengikuti kegiatan dan menyatakan senang
ningkatan kematangan karir siswa. Memberikan mengikuti proses layanan informasi karir berban-
dampak bagi guru bimbingan konseling merasa tuan multimedia.
senang memperoleh peningkatan pengetahuan, Berdasarkan hasil analisis data menunjuk-
pemahaman dan keterampilan dalam menerap- kan bahwa tujuan dari model layanan informasi
kan model. karir berbantuan multimedia ini tercapai, yaitu
Hasil uji lapangan model layanan infor- dengan adanya peningkatan kematangan karir
masi karir berbantuan multimedia menunjukkan di SMAN 1 Paguyangan setelah mendapat per-
bahwa: (1) Model layanan informasi karir ber- lakuan layanan informasi karir berbantuan mul-
bantuan multimedia ini dapat diterapkan dengan timedia. Terbukti dari uji statistik signifikan atau
baik di SMAN 1 Paguyangan, (2) Guru bimbin- probabilitas < 0,05, hal ini membuktikan bahwa
gan konseling memiliki motivasi untuk ikut ser- layanan informasi karir berbantuan multimedia
ta dalam mengimplementasikan model layanan efektif meningkatkan kematangan karir siswa.
informasi karir berbantuan multimedia bersama
20
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)
21