Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Jurnal Bimbingan Konseling


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

CAREER INFORMATION SERVICE MODEL MULTIMEDIA-ASSISTED


FOR INCREASING STUDENTS CAREER MATURITY

Ibnu Athiyah, Imam Tadjri, Edy Purwanto

Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan empirik yang menunjukkan bahwa tingkat
Diterima Januari 2014 kematangan karir siswa kelas XI SMAN 1 Paguyangan tahun pelajaran 2012/2013 mayoritas
Disetujui Februari 2014 berada pada kategori sedang. Penelitian ini bertujuan menghasilkan model layanan informasi
Dipublikasikan Juni 2014 karir untuk meningkatkan kematangan karir siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model layanan informasi karir berbantuan multimedia efektif meningkatkan kematangan
Keywords: karir siswa. Faktanya pada uji hipotesis menunjukkan bahwa semua indikator kematangan
karir siswa mengalami peningkatan signifikan setelah mendapatkan intervensi layanan
Career information service,
informasi karir berbantuan multimedia. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa semua
Multimedia,
indikator kematangan karir memperoleh nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05.
Career maturity Artinya rata-rata kematangan karir siswa sebelum dan sesudah intervensi terdapat perbedaan
atau mengalami peningkatan.

Abstract
The research was conducted based on empirical findings that showed the career maturity level of XI grade
students of SMAN 1 Paguyangan academic year 2012/2013 had not been sufficiently high. This re-
search aimed to produce a model of career information service to increase students learning. The research
results showed that the model of career information service multimedia-assisted effectively increased the
career maturity of the students. In fact, the hypothesis test showed that all the indicators of students’
career maturity had increased significantly after intervention a career information service multimedia-
assisted intervention. The results of processing the data showed that all indicators of the career maturity
gained the significance value or the probability value of < 0.05. It means that between the mean of
students’ career maturity before and after the intervention there is a difference or in other words, the career
maturity increased.

© 2014 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: pps@unnes.ac.id
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Pendahuluan mengenai pendidikan, karir dan tujuan tertentu.


Layanan ini memberikan siswa untuk memilih
Perkembangan karir remaja terjadi pada apa yang ingin dipilih dalam pendidikan dan pe-
saat siswa berusia 15-18 tahun yang secara ting- kerjaan supaya memiliki pilihan yang jelas dalam
kat pendidikan berada di Sekolah Menengah mencapai tujuan. Selanjutnya pengertian karir
Atas (SMA). Tahap perkembangan karir rema- menurut Ferguson (2008: 4) mengungkapkan
ja pada tahap ini berada pada tahap ekplorasi bahwa karir merupkan integrasi kerja dalam hi-
di mana individu pada tahap memiliki berbagai dup seseorang yang melekat sepanjang hayat dan
alternatif jabatan tetapi belum ada pilihan yang mempengaruhi dirinya secara psikologi, sosiolo-
mengikat. Hal ini menunjukkan individu masih gi dan ekonomi dimana karir setiap orang itu spe-
mempunyai pilihan-pilihan jabatan lain sesuai sifik dan unik. Berdasarkan pendapat di atas da-
dengan keadaan dirinya. pat disimpulkan karir adalah aktivitas pekerjaan
Lebih lanjut hasil studi pendahuluan ter- tertentu yang dilakukan oleh seseorang dalam
hadap siswa SMAN 1 Paguyangan menunjukkan hidupnya sesuai dengan jabatan dan kompetensi
bahwa aspek kematangan karir siswa masih be- yang dimiliki.
lum menyenangkan, yaitu 15 % ada pada kriteria Menurut Wahyudin dkk (2009: 12) multi-
rendah dan 75 % ada pada kriteria sedang. Mes- media adalah multimedia merupakan suatu kon-
kipun ada yang memiliki tingkat kematangan ka- sep dan teknologi baru dalam bidang teknologi
rir tinggi tetapi prosentasenya kecil yaitu hanya informasi, di mana dalam bentuk teks, gambar,
10%. Faktor yang menjadi penyebab diantaranya suara, animasi dan video disatukan dalam kom-
dari dalam diri pribadi dan dari luar dirinya. Hal puter untuk disimpan, diproses. Pernyataan terse-
ini perlu segera dicari solusinya agar pelaksanaan but mengungkapkan multimedia sebagai hal yang
layanan informasi karir dapat mencapai hasil baru dalam teknologi informasi dari yang sudah
maksimal dalam menangani masalah tersebut. ada yang menggabungkan berbagai media men-
Melihat keadaan riil dari pelaksanaan la- jadi satu bentuk yang bisa disimpan dan diproses
yanan informasi karir yang telah dilakukan oleh melalui komputer. Sedangkan menurut Nursalim
guru BK/ konselor, permasalahan ini menjadi (2010: 20) multimedia adalah suatu sistem pe-
bahan pemikiran peneliti tentang upaya yang da- nyampaian dengan menggunakan berbagai jenis
pat membantu siswa meningkatkan kematangan bahan, yang membentuk suatu unit atau paket.
karirnya, maka dibutuhkan adanya media infor- Elemen multimedia menurut Hofstetter
masi karir yang mudah dipahami, diakses, inter- (Theodorus, at al. 2010: 11-13) meliputi (1) teks
aktif, menyenangkan, praktis dan mudah dibawa merupakan basis informasi yang diberikan kom-
kemana-mana. Beberapa masalah yang perlu puter khususnya komputer pribadi, (2) gambar
diinformasikan kepada para konseli dalam rang- merupakan tampilan diam, tidak ada pergera-
ka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak kan dalam tipe gambar ini, kalaupun terlihat
diharapkan (Depdiknas, 2007: 22). seakan-akan ada pergerakan hal itu karena efek
Hal di atas menggambarkan bahwa ma- yang diberikan pada saat penggabungan semua
salah kematangan karir siswa bukan fenomena elemen dalam programming, (3) suara merupa-
lagi akan tetapi sudah menjadi urgen dan perlu kan elemen yang memberikan informasi dan me-
mendapat perhatian sebagai solusi untuk menga- manjakan pengguna dengan indera pendengaran,
tasinya. Salah satu inovasi yang menarik dalam (4) animasi merupakan kumpulan gambar yang
perkembangan pendidikan yang berbasis tekno- ditampilkan secara bergantian sehingga akan ter-
logi saat ini adalah ditemukan dan diterapkan lihat bergerak, (5) video merupakan elemen yang
multimedia yang menarik dalam layanan infor- menampilkan gambar hidup yang bisa kita lihat
masi. Oleh karena itu diperlukan sebuah teknik di telivisi.
baru serta pendekatan yang tepat untuk mengem- Berdasarkan pengertian beberapa ahli da-
bangkan model layanan layanan informasi karir pat disimpulkan multimedia merupakan kombi-
yang lebih efektif meningkatkan kematangan nasi dari teks, grafik, suara, video dan animasi
karir siswa yaitu layanan informasi karir berban- yang disajikan melalui komputer untuk dipre-
tuan multimedia. Secara umum tujuan penelitian sentasikan sehingga pengguna dapat berinterak-
mengembangkan model layanan informasi karir si dan mengendalikan elemen-elemen tersebut.
berbantuan multimedia yang efektif meningkat- Multimedia dalam penelitian ini dibuat meng-
kan kematangan karir siswa. gunakan program applikasi swishmax. Multime-
Menurut Schmidt (2008: 108) layanan dia disajikan dalam bentuk video pembelajaran
informasi adalah pemberian bantuan informasi berbentuk lembaran (slide), audio, animasi dan
untuk membantu siswa membuat pilihan-pilihan video berbentuk dua dimensi.

17
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Dari beberapa pengertian di atas dapat di- berikut. Kemudian subjek dipilih secara acak
simpulkan layanan informasi karir berbantuan dengan teknik simple random sampling. Subjek
multimedia adalah pemberian bantuan layanan yang diambil adalah siswa-siswa kelas XI sebany-
yang direncanakan tentang informasi karir un- ak 40 orang siswa.
tuk memahami diri, pendidikan dan dunia kerja Ada dua jenis data yang diperoleh dalam
dalam mempersiapkan pilihan pekerjaan atau ja- penelitian ini, yaitu data primer dan data skun-
batan tertentu dan menyesuaikan dirinya dengan der. Data primer dalam penelitian ini digali dan
tuntutan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk diperoleh dari sumber pertama: yaitu melalui ska-
video pembelajaran berbentuk lembaran (slide), la kematangan karir sebagai instrument utama
audio dan video, animasi berbentuk dua dimensi. untuk mengetahui tingkat kematangan karir sis-
Selanjutnya menurut Zunker (2008: 81) wa dan wawancara dengan guru bimbingan dan
kematangan karir adalah keberhasilan seseorang konseling dan kepala sekolah untuk mengetahui
dalam tugas perkembangan dengan menyediakan kondisi objektif di sekolah tentang pelaksanaan
informasi yang relevan untuk latihan perkemban- layanan informasi karir dan observasi proses uji
gan karir. Pendapat Zunker menekankan perlu lapangan sebagai bahan penyempurnaan model.
adanya informasi yang dibutuhkan siswa dalam Sedang data skunder digali melalui karangan
mencapai karir yang dibutuhkan, maka ketersedi- ilmiah yang ditulis para pakar pendidikan khu-
aan informasi karir perlu diusahakan oleh kon- susnya pakar bimbingan konseling, jurnal, dan
selor. publikasi dari berbagai media guna menganalisis
Dapat disimpulkan kematangan karir yang kematangan karir dan layanan informasi karir.
dimaksud dalam penelitian ini adalah individu Sejalan dengan prosedur penelitian ini,
yang memiliki pertimbangan komprehensif un- maka analisis data dalam penelitian ini diarah-
tuk menentukan pilihan karirnya. Dengan memi- kan dalam tiga tahap penelitian sebagai berikut:
liki pertimbangan memilih pekerjaan/karir yang Analisis Data Penelitian Tahap Pertama
sesuai dengan kondisi dirinya, individu memiliki Analisis data penelitian pada tahap ini
keajegan terhadap pilihan karirnya. dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pro-
sedur kuantitatif dilakukan dengan menghitung
Metode prosentase tingkat kematangan karir siswa. Pro-
sedur kualitatif dilakukan untuk memaknai des-
Penelitian ini menggunakan pendekatan kripsi kondisi obyektif tentang (a) Kebutuhan
penelitian dan pengembangan (research and deve- akan peningkatan kematangan karir siswa, (b)
lopment). Menurut Sukmadinata (2010: 169) pen- Pelaksanaan layanan informasi karir di sekolah.
elitian dan Analisis Data Tahap Kedua
pengembangan memiliki sepuluh lang- Analisis data pada tahapan ini menggu-
kah. Kesepuluh langkah tersebut adalah (1) po- nakan prosedur kualitatif. Bentuk analisisnya
tensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) de- adalah menelaah kondisi obyektif: kebutuhan
sain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, siswa akan peningkatan kematangan karir, dan
(6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pelaksanaan layanan informasi karir sebagai das-
pemakaian, (9) revisi produk dan (10) disseminati- ar untuk merumuskan model “awal” layanan in-
on and implementation. Langkah-langkah tersebut, formasi karir berbantuan multimedia di SMAN 1
menurut Samsudi (2009: 89) seringkali dikelom- Paguyangan
pokan menjadi tiga kelompok utama, yaitu: studi Analisis Data Tahap Ketiga
pendahuluan, tahap pengembangan, dan tahap Data Penelitian Tahapan ketiga dianali-
validasi. sis dengan prosedur kualitataif dan kuantitatif.
Produk yang diuji dalam penelitian pen- Bentuk analisis kualitatif yang dilakukan adalah
gembangan ini adalah model layanan informasi menelaah proses implementasi model dan digu-
karir berbantuan multimedia untuk meningkat- nakan sebagai dasar untuk menyusun model “ak-
kan kematangan karir siswa diuji coba sebanyak hir” layanan informasi karir berbantuan multime-
enam kali, pelaksanaan layanan informasi karir dia untuk meningkatkan kematangan karir siswa
dilakukan sendiri oleh peneliti dan secara berko- kelas XI di SMAN 1 Paguyangan Kabupaten
laborasi dengan guru bimbingan konseling. Su- Brebes. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan
byek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa dengan menghitung prosentase tingkat kematan-
kelas XI SMAN 1 Paguyangan yang sebanyak gan karir siswa pada kondisi awal (pre test) dan
196 siswa, Jumlah sampel diambil sebanyak 20% kondisi akhir (post test) setelah intervensi model
dari jumlah populasi berdasarkan pendapat Ari- layanan informasi karir berbantuan multimedia.
kunto (dalam Riduan,2004: 120) yaitu sebagai Serta dengan menggunakan uji Z secara statistik

18
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

dengan 2 sample berkorelasi (related). (3) Tujuan, (4) Asumsi, (5) Target intervensi, (6)
Komponen model, (6) kompetensi konselor (7)
Hasil dan Pembahasan Materi layanan (8) Tahap-tahap pelaksanaan mo-
del, (9) Evaluasi dan indikator keberhasilan, (10)
Pelaksanaan layanan informasi karir di tindak lanjut.
SMA N 1 Paguyangan sesuai hasil wawancara Uji kelayakan model layanan informasi ka-
dapat dianalisis dalam beberapa aspek yaitu: (a) rir berbantuan multimedia untuk meningkatkan
keterlaksanaan layanan informasi karir jarang di- kematangan karir siswa dilakukan melalui peni-
lakukan dan bersifat insidental. Frekuensi kegia- laian pakar di bidang bimbingan dan konseling.
tan layanan informasi karir dalam satu semester pakar yang dipilih dalam uji kelayakam ini ada-
dilakukan sekitar dua kali, (b) Tujuan pelaksa- lah pakar yang berkompeten dalam bidang bim-
naan layanan informasi karir adalah memban- bingan dan konseling, yang berjumlah dua orang
tu siswa dalam mengembangkan wawasan dan dan semuanya berlatar belakang doktor/S3 serta
segenap potensinya terhadap karir dan mandiri satu guru bimbingan konseling.
dalam menentukan masa depan karirnya, (c) Hasil validasi yang dilakukan oleh pakar I
Komponen layanan informasi karir dalam hal ini ialah, bahwa model ini sudah memadai, akan te-
berkaitan dengan siswa sebagai peserta layanan. tapi perlu sedikit perbaikan dalam hal tata bahasa
Pesertanya adalah siswa kelas XI. (d) Perenca- sehingga dapat digunakan. Hasil validasi yang di-
naan layanan informasi karir dalam membuat lakukan oleh pakar II dan III ialah, bahwa model
program bimbingan dan konseling guru BK pada ini baik dan memadai, sehingga dapat digunakan
SMA N 1 Paguyangan melakukan kegiatan (e) akan tetapi perlu sedikit perbaikan dalam hal re-
Tahap-tahap dalam pelaksanaan layanan infor- daksional. Sedangkan dari praktisi, hendaknya
masi karir mengacu pada konsep secara umum tata bahasa lebih komunikatif mudah dan jelas
yaitu terdiri dari tiga tahap dimulai dari tahap dipahami oleh siswa.
pendahuluan, kegiatan inti dan pengakhiran, Pengujian keefektifan model layanan infor-
(f) Faktor penunjang tersedianya fasilitas ruang masi karir berbantuan multimedia untuk mening-
bimbingan konseling, sarana teknologi informa- katkan kematangan karir siswa dilakukan dengan
si yang belum digunakan secara optimal untuk menggunakan statistik uji Z berpasangan (Wija-
meningkatkan layanan bimbingan konseling ya,2010: 2020). Hipotesis penelitian dirumuskan
oleh konselor dan hambatan pelaksanaan laya- sebagai berikut: “model layanan informasi karir
nan informasi karir yaitu kurang berjalan secara berbantuan multimedia efektif meningkatkan ke-
maksimal, diantaranya kendala itu dari beberapa matangan karir siswa“.
aspek yaitu guru BK/konselor, wali kelas, serta Tabel 1 menunjukkan bahwa kematangan
(g) Evaluasi dan tindak lanjut yang sering dilaku- karir siswa pada kelompok eksperimen berbeda
kan setelah pelaksanaan layanan informasi karir secara nyata sebelum dan sesudah diberikan lay-
menggunakan laiseg. anan informasi karir berbantuan multimedia ada
Kemudian mengamati perubahan sikap peningkatan.
dari mulai pelaksanaan layanan informasi karir, Hasil pengujian dalam rangka uji hipotesis
selama proses berlangsung dan setelah kegiatan secara keseluruhan disajikan dalam tabel 2 yang
layanan informasi karir berakhir. Profil kematan- menunjukkan bahwa semua indikator kematan-
gan karir siswa SMAN 1 Paguyangan menun- gan karir mengalami peningkatan sebagai dam-
jukkan bahwa aspek kematangan karir siswa ma- pak intervensi. Peningkatan kematangan karir
sih belum menyenangkan, yaitu rendah 15% ada siswa pasca intervensi model layanan informasi
pada kriteria rendah dan 75% ada pada kriteria karir berbantuan multimedia disajikan dalam ta-
sedang. Meskipun ada yang memiliki tingkat ke- bel 2 berikut ini.
matangan karir tinggi tetapi prosentasenya kecil Tabel 2 menunjukkan bahwa 4 indikator
yaitu hanya 10 %. Dari hasil studi pendahuluan kematangan karir sesudah dilakukan intervensi
di atas, peneliti memandang perlu dikembang- dengan model layanan informasi karir berbantu-
kan model layanan informasi karir berbantuan an multimedia semuanya menunjukkan adanya
multimedia diharapkan dapat membantu para peningkatan. Semua indikator kematangan karir
guru bimbingan dan konseling untuk meningkat- memperoleh nilai signifikansi atau nilai proba-
kan kematangan karir siswa. bilitas < 0,05. Artinya kematangan karir siswa se-
Pengembangan belum dan sesudah intervensi terdapat perbedaan
Model (hipotetik) Layanan informasi ka- atau mengalami peningkatan.
rir berbantuan multimedia untuk meningkatkan Penelitian yang telah dilakukan menun-
kematangan karir siswa meliputi: (1) Rasional, jukkan bahwa implementasi model layanan in-

19
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Tabel 1. Uji Z Berpasangan Pretest dan Posttest Kematangan Karir

No Pengujian Keterangan
1 Uji z berpasangan pretest kelompok kontrol dan Tidak signifikan
eksperimen
2 Uji z berpasangan posttest kelompok kontrol dan Signifikan
eksperimen
3 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Kelom- Signifikan
pok Ekperimen
4 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Indika- Signifikan
tor orientasi Pilihan karir
5 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Indika- Signifikan
tor realism terhadap pilihan karir
6 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Indika- Signifikan
tor mandiri mengambil keputusan karir
7 Uji z berpasangan pretest dan posttest pada Indika- Signifikan
tor rencana pilihan karir

Tabel 2. Peningkatan Kematangan Karir Pasca Intervensi Informasi Karir Berbantuan Multimedia

Indikator Pretest Post % Harga Z Nilai Ket


test
Peningkatan Sig
Orientasi pili- 61% 84% 23% -3.922 0,000 Signifikan
han karir
Realism ter- 57% 82% 25% -3.924 0,000 Signifikan
hadap pilihan
karir
Mandiri men- 59% 83% 24% -3.924 0,000 Signifikan
gambil keputu-
san karir
Rencana pili- 59% 85% 26% -3,923 0,000 Signifikan
han karir

formasi karir berbantuan multimedia di SMAN dengan peneliti, (3) Siswa terlihat antusias keti-
1 Paguyangan memberikan dampak bagi pe- ka mengikuti kegiatan dan menyatakan senang
ningkatan kematangan karir siswa. Memberikan mengikuti proses layanan informasi karir berban-
dampak bagi guru bimbingan konseling merasa tuan multimedia.
senang memperoleh peningkatan pengetahuan, Berdasarkan hasil analisis data menunjuk-
pemahaman dan keterampilan dalam menerap- kan bahwa tujuan dari model layanan informasi
kan model. karir berbantuan multimedia ini tercapai, yaitu
Hasil uji lapangan model layanan infor- dengan adanya peningkatan kematangan karir
masi karir berbantuan multimedia menunjukkan di SMAN 1 Paguyangan setelah mendapat per-
bahwa: (1) Model layanan informasi karir ber- lakuan layanan informasi karir berbantuan mul-
bantuan multimedia ini dapat diterapkan dengan timedia. Terbukti dari uji statistik signifikan atau
baik di SMAN 1 Paguyangan, (2) Guru bimbin- probabilitas < 0,05, hal ini membuktikan bahwa
gan konseling memiliki motivasi untuk ikut ser- layanan informasi karir berbantuan multimedia
ta dalam mengimplementasikan model layanan efektif meningkatkan kematangan karir siswa.
informasi karir berbantuan multimedia bersama

20
Ibnu Athiyah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Simpulan nakan model layanan informasi karir berbantu-


an multimedia secara berkesinambungan dalam
Berdasarkan hasil analisis data, mulai dari upaya meningkatkan kematangan karir siswa
tahap penelitian pendahuluan hingga tahap uji yang dapat diprogramkan secara pariodik, dan
coba model, dapat disimpulkan bahwa (1) hasil (3) dalam menerapkan model layanan informasi
studi pendahuluan terkait dengan gambaran ke- karir berbantuan multimedia untuk meningkat-
matangan karir siswa menunjukkan bahwa ting- kan kematangan karir siswa, guru bimbingan
kat kematangan karir secara umum pada kategori konseling harus memenuhi kompetensi yang di-
sedang, (2) rumusan layanan informasi karir ber- persyaratkan sebagaimana yang telah dipaparkan
bantuan multimedia untuk meningkatkan kema- dalam substansi model.
tangan karir disusun terdiri atas rumusan tentang
rasional, tujuan, asumsi dasar, target intervensi, Daftar Pustaka
kompetensi konselor, produk, materi, tahap-ta-
hap pelaksanaan layanan informasi karir, evalua- Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Rambu-
Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
si dan tindak lanjut, (3) model layanan informasi
Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dep-
karir berbantuan multimedia untuk meningkat- diknas
kan kematangan karir siswa menunjukkan hasil Ferguson. 2008. Encyclopedia of Career and Vocational
yang efektif pada siswa SMAN 1 Paguyangan Guidance. USA: Infobase Publishing
tahun pelajaran 2012/2013. Hasil pengujian Nursalim, M. 2010. Media Bimbingan dan Konseling.
dalam rangka uji hipotesis menunjukkan bahwa Surabaya: Unesa University Press
semua indikator kematangan karir siswa tersebut Schmidt, J.J. 2008. Counseling In Schools; Comprehensive
mengalami peningkatan yang signifikan setelah Program of Responsive Services for All Student.
mendapatkan intervensi layanan informasi karir USA: Pearson Education
Samsudi. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Sema-
berbantuan multimedia.
rang: Unnes Press
Kemudian saran yang dapat disampaikan Sukmadinata, N.S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
dalam penelitian ini yaitu, (1) Guru bimbingan Bandung: Rosdakarya dan UPI
dan konseling seharusnya tidak memandang ren- Wahyudin, at al. 2009. Aplikasi Multimedia. Bandung:
dah masalah kematangan karir siswa tetapi seba- Politeknik Telkom Bandung
liknya harus mendesak dan serius menanganinya, Wijaya, T. 2010. Analisis Data Penelitian Menggunakan
karena masalah kematangan karir siswa bisa ber- SPSS. Jogjakarta: UKI Jogkarta Press
dampak pada terganggunya perkembangan karir Zunker, V.G. 2008. Career Counseling; A Holistic Ap-
siswa, (2) Sehubungan dengan urgennya masalah proach 7th Edition. USA: Thomson Brooks/Cole
Publishing Company.
kematangan karir, guru BK sebaiknya menggu-

21

Anda mungkin juga menyukai