Anda di halaman 1dari 167

Tazkiyah ialah menyucikan

jiwa dari segala macam


bentuk kemusyrikan dengan
menghayati/meyakini makna
syahadatain dan
mengucapkannya dengan
penuh kesadaran dan
keinsafan, bahwa semua yang
dikerjakan hanya untuk
menyembah Allah SWT. yang
membentuk niat
di dalam untuk menyembah
Allah. Niat setiap pekerjaan
yang didasarkan untuk
menyembah Allah
SWT. adalah rukun pertama
dari setiap ibadah, baik ibadah
khusus maupun ibadah
mu9amalah. Apapun
bentuk pekerjaan akan bernilai
ibadah apabila niyatnya hanya
menyembah Allah SWT.
semata (lillahi
ta9ala), maka Tazkiyah
berfungsi meyucikan hati dari
syirik beserta sifat-sifat buruk
yang melekat di
hati, sebagaimana yang
diisyaratan dalam QS.91:7-9
(Baca artinya dalam al-
Qur9andan
Terjemahannya.
Tazkiyah ialah menyucikan
jiwa dari segala macam
bentuk kemusyrikan dengan
menghayati/meyakini makna
syahadatain dan
mengucapkannya dengan
penuh kesadaran dan
keinsafan, bahwa semua yang
dikerjakan hanya untuk
menyembah Allah SWT. yang
membentuk niat
di dalam untuk menyembah
Allah. Niat setiap pekerjaan
yang didasarkan untuk
menyembah Allah
SWT. adalah rukun pertama
dari setiap ibadah, baik ibadah
khusus maupun ibadah
mu9amalah. Apapun
bentuk pekerjaan akan bernilai
ibadah apabila niyatnya hanya
menyembah Allah SWT.
semata (lillahi
ta9ala), maka Tazkiyah
berfungsi meyucikan hati dari
syirik beserta sifat-sifat buruk
yang melekat di
hati, sebagaimana yang
diisyaratan dalam QS.91:7-9
(Baca artinya dalam al-
Qur9andan
Terjemahannya.
Tazkiyah ialah menyucikan
jiwa dari segala macam
bentuk kemusyrikan dengan
menghayati/meyakini makna
syahadatain dan
mengucapkannya dengan
penuh kesadaran dan
keinsafan, bahwa semua yang
dikerjakan hanya untuk
menyembah Allah SWT. yang
membentuk niat
di dalam untuk menyembah
Allah. Niat setiap pekerjaan
yang didasarkan untuk
menyembah Allah
SWT. adalah rukun pertama
dari setiap ibadah, baik ibadah
khusus maupun ibadah
mu9amalah. Apapun
bentuk pekerjaan akan bernilai
ibadah apabila niyatnya hanya
menyembah Allah SWT.
semata (lillahi
ta9ala), maka Tazkiyah
berfungsi meyucikan hati dari
syirik beserta sifat-sifat buruk
yang melekat di
IBADAH KHUSUS
1. Pengertian Ibadah Khusus Ibadah khusus ialah ibadah langsung manusia
kepada Allah SWT. sebagai ibadah hubungan manusia dengan Allah SWT. ( hablum
minallah ), sebagaimana yang terkandung dalam rukun Islam sebagai ibadah pokok
atau sebagai tiang untuk tegaknya bangunan Islam sebagaimana dijelaskan oleh
Rasulullah SAW. dalam Hadits, artinya: Dari Abu Hurairah, ra., Rasulullah SAW.
bersabda: Islam dibangun di atas lima tiang pokok, yaitu hendaklah engkau
bersyahadat bahwa tidak ada ilah yang haq (tuhan yang berhak disembah) kecuali
Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, Menegakkan shalat, Menunaikan
zakat, Shaum Ramadhan dan Berhaji ke Baitullah jika kamu kuasa menempuh
perjalanannya (HR. Muslim). Berdasarkan kepada Hadis inilah urutan rukum Islam
dirumuskan, yaitu:
1. Mengucapkan Syahadatain (dua kalimat Syahadat).
2. Mendirikan shalat.
3. Menunaikan zakat.
4. Perpuasa (Shaum) pada bulan Ramadhan
5. Berhaji ke Baitullah bagi yang mampu. Pembahasan tentang ibadah khusus pada
bab ini seharusnya dimulai dari pembahasan tentang syahadatain (dua kalimah
syahadat). Syahadatain adalah merupakan kristalisasi dari rukun iman, pembahasan
tentang syahadatin ini telah dibahas pada bab 8Aqidah Islamiyah, maka
Kompetensi Ibadah Khusus Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memehami
pengertian ibadah khusus, fungsi tazkiyah dan tharah dalam ibadah dan dalam
kehidupan, pengertian shalat, fungsi dan hikmahnya dalam kehidupan dan cara
mencapai shalat khusyu9, pengertian zakat, macam-macam zakat dan fungsi dan
hikmahnyan dalam kehidupan, cara meghitung nisab zakal mal serta hubungan
zakat dan pajak, pengertian puasa, macam-macam puasa serta fungsi dan
hikmahnya dalam kehidupan, pengertian haji, macam-macamnya dan fungsi dan
hikmahnya dalam kehudupan, serta mampu melaksanakannya fungsi ibadah khusus
dalam kehidupannya menurut kesanggupan masing-masing dalam kehidupan
sehari-hari.
pembahasan tentang Syahadatain lebih difokuskan kepada hakekat dua kalimah
syahadat tersebut yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan ibadah khusus,
yaitu tazkiyah dan thaharah. 

2. Tazkiyah dan Thaharah 2. Tazkiyah Tazkiyah ialah menyucikan jiwa dari segala


macam bentuk kemusyrikan dengan menghayati/meyakini makna syahadatain dan
mengucapkannya dengan penuh kesadaran dan keinsafan, bahwa semua yang
dikerjakan hanya untuk menyembah Allah SWT. yang membentuk niat di dalam
untuk menyembah Allah. Niat setiap pekerjaan yang didasarkan untuk menyembah
Allah SWT. adalah rukun pertama dari setiap ibadah, baik ibadah khusus maupun
ibadah mu9amalah. Apapun bentuk pekerjaan akan bernilai ibadah apabila niyatnya
hanya menyembah Allah SWT. semata ( lillahi ta9ala) , maka Tazkiyah berfungsi
meyucikan hati dari syirik beserta sifat-sifat buruk yang melekat di hati, sebagaimana
yang diisyaratan dalam QS:7-9 (Baca artinya dalam al-Qur9andan Terjemahannya.
Niat adalah rukun yang menempati posisi pertama dari setiap rukun ibadah yang
mutlak ada pada setiap perbuatan dapat diterima Allah SWT. sebagai ibadah.
Tempat niat di hati, maka niyat ibadah ialah menyengaja dalam hati untuk
melakukan sesuatu ibadah karena Allah SWT. semata yang diikuti dengan
pelaksanaannya. Misalnya niyat shalat subuh, yaitu menyengaja di dalam hati untuk
mendirikan shalat subuh dua raka9at, fardu karena Allah SWT. Contoh lain dalam
ibadah mu9amalah, misalnya niyat menikah, yaitu menyengaja di dalam hati untuk
menikah karena Allah SWT., maka menikah yang diniyatkan karena Allah akan
bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Niyat karena Allah SWT. berfungsi
sebagai tazkiyah di dalam hati, karena niyat pada hakekatnya inti sari dari syahadat
tauhid ౫ 残 g' HF' g K' /G 039#&‫;ش‬ (Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah). Disini niat mengembalikan posisi motivasi kecintaan hati kepada
motovasi hidup hanya untuk mencintai Allah SWT. semata, hanya untuk mencari
ridha Allah SWT. semata. Dan hanya untuk menyembah Allah SWT. semata.
Dengan niyat diawal pekerjaan, berarti seorang Muslim telah mensucikan batinnya,
perasaannya, pikirannya, dan hawa nafsunya dari segala yang mengotorinya,
puncak tertinggi yang mengotori batin itu ialah syirik. Orang yang ber-syahadat
disebut orang yang memiliki kesucian rohani/kesucian hati, yaitu hatinya hanya diisi
dengan motivasi hanya untuk menyembah Allah SWT. semata, sebagaimana yang
diajarkan dan dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW..
Syahadat tauhid merupakan bagian pertama dari dua kalimah syahadat. Syahadat
yang pertama: ౫ 残 g' HF' g K' /G 039#&‫;ش‬ , disebut syahadat
tauhid, Syahadat yang kedua: ౫ 残 FI77F' /J/I K' /G039#&‫;ش‬H ,
disebut syahadat rasul. Gabungan kedua syahadat itulah yang disebut syahadatain.
Secara etimologi kata syahadat berarti pernyataan jiwa ( al - 8 ilanu ), janji ( al-
wa9du ) dan juga berarti sumpah ( al-Qasmu ) ialah aku menyatakan, aku berjanji
dan aku bersumpah, tiada ilah (Tuhan) yang pantas disembah, kecuali hanya Allah,
dan bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah. Syahadatain merupakan dasar
terpenting untuk tegaknya totalotas dari rukun Islam. Islam tidak akan tegak kalau
shalat tidak tegak, karena Syahadatain ada di dalam bacaan shalat pada bacaan
tahyat, dan rukun yang empat lainnya tidak akan tegak, jika shalat tidak tegak
dengan sempurna. Bahkan tidak akan ada Islam tanpa syahadatain yang selalu
diikrarkan pada setiap mendirikan shalat_._ Makas syahadatain yang sah adalah
yang diikrarkan di dalam shalat. pada waktu tahyat. karena syahadatain merupakan
salah satu dari rukun shalat. Sedangkan Shalat itu tiangnya Agama. Barang siapa
yang mendirikan shalat berarti ia telah mendirikan Agama, jika ia tidak mendirikan
shalat berarti ia telah meruntuh Agamanya (Islam) HR. Thabrani. Begitulah
keterkaitan antara syahadatain dengan shalat dan din al- Islam (Agama Islam).
Syahadatain melambangkan jiwa totalitas Islam. Ia laksana ruh (juwa) yang
merupakan nadi di dalam seluruh tubuh manusia. Seluruh anggota tubuh manusia
tidak berfungsi sebagai seorang manusia yang hidup, jika ruhnya telah tiada. Begitu
pula syahadatain yang merupakan ruhnya setiap aspek ajaran Islam. Setiap amal
ibadah manusia yang bukan karena Allah SWT. dikerjakan, ibarat menanam benih
yang mati, sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam QS:25:23 (Baca artinya dalam
al-Qur9an dan Terjemahannya). Kedua kalimah syahadah itu satu sama lainnya
saling berkaitan bagaikan dua sisi mata uang. Syahadah Rasul merupakan
kelengkapan dari syahadah tauhid. Syahadah tauhid menuntut konsekwensi adanya
pengamalan seluruh ajaran Islam sebagaimana yang dipraktekan oleh Rasulullah
SAW. Makna yang terkandung di dalamnya bahwa Allah SWT. mempunyai hak
untuk disembah dan yang mengucapkannya berkewajiban hanya untuk menyembah
Allah SWT. saja. Siapa yang komitmen melaksnakan kewajiban itu akan selamat
hidupnya di dunia dan di akhirat, dan siapa yang berpaling dari kewajiban itu akan
sengsara hidupnya di dunia dan akhirat. Syahadatain dikrarkan di dalam shalat,
sebagai proklamasi kemerdekaan diri atas segala macam bentuk penghambaan
kepada selain Allah SWT. Kini dan seterusnya diri hanya menjadi hamba Allah SWT.
saja sebagai seorang mukmin. Juga proklamasi diri sebagai seorang muslim, karena
syahadatain fundamen dari rukun Islam yang lainnya. Maka syahadatain pada
hakekatnya adalah
berfungsi tazkiyah yaitu untuk menyucikan jiwa dari segala macam bentuk
kemusyrikan, maka hakekat syahadatain ada dalam bentuk niyat karena Allah SWT.
( lillahi ta9ala ) dalam setiap ibadah sebagai rukun prtama dari setiap
ibadah. 2. Thaharah Thaharah berarti membersihkan sedangkan Tazkiyah berarti
menyucikan. Maka pemakaian kata thaharah dalam konteks pembahasan ini adalah
berkaitan dengan ibadah mahdhah (ibadah khususu), khusunya ibadah shalat yang
wajib dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim sebelcum mendirikan shalat yaitu
mandi wajib jika berhadas besar, dan berwudhu9 jika berhadas kecil, dengan
menggunakan air yang suci, air itu suci zatnya; menyucikan benda lainnya. Dalam
rasa bahasa, thaharah artinya bersih yang diucapkan terhadap jasmani,
dan tazkiyah artinya suci yang diucapkan terhadap ruhani. Sebagaimana dalam
ungkapan: Pakaiannya bersih dan Hatinya suci. Kebersihan tubuh membawa
kepada kesehatan badan. Sedangakn kesucian jiwa membawa kepada kesehatan
jiwa. Maka kebersihan lahir dan kesucian batin membawa kepada keselamatan dan
kebahagiaan, yang diistilahkan dengan Islam dan salam. Allah SWT. itu Maha Suci,
maka mendekati-Nya mestilah dengan jalan membersihkan jasmani menyucikan
rohani, sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Q. 74:4-5 dan Q. 9:103 (Baca
artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). Rasulullah SAW menjelaskan dalam
sabdanya, artinya: Adapun kebersihan itu ialah sebagian dari Iman (HR. Ahmad,
Tarmuzi dan Muslim). Hakekat thaharah ialah menjauhi segala yang kotor, dan
mendekati kebersihan dan kesucian dalam segala aspek kehidupan. Kebersihan
tubuh yang lahir adalah suatu syarat mutlak untuk memperoleh kesucian batin.
Perkembangan ilmu kesehatan telah membuktikan kebenaran ajaran Islam tentang
kebersihan lahir. Suatu barang yang tidak bersih mestilah dibersihkan dengan air.
Meningkatkan badan dari keadaan tak bersih (berhadas besar/kecil) kepada status
bersih, menurut Islam juga dengan membergunakan air. Air itu haruslah bersih, yaitu
air yang bersih lagi mebersihkan. Dalam fikih Islam dikenal dengan Air mutlak , yaitu
air yang bersih zatnya dan membersihkan bagi benda-benda yang lainnya.
Thaharah merupakan syarat mutlak sahnya shalat. 2. Fungsi Thaharah dan
tazkiyah dalam ibadah shalat Thaharah , ialah membersihkan badan dari hadas
besar dan hadas kecil dengan menggunakan air yang bersih (air yang zatnya bersih,
membersihkan benda lainnya) yang di awali dengan niyat untuk mendirikan shalat
karena Allah SWT. sesuai dengan rukun dan syarat-syarat tertentu menurut hukum
Islam, karena dengan thaharah itu tergantung sahnya ibadah shalat seseorang,
karena dharurat, dapat
diganti dengan tayamum, yaitu manyapu muka dan tangan hingga dua mata siku
dengan tanah yang bersih , sebagaimana dalam QS. 5:6 (Baca artinya dalam al-
Qur9an dan Terjemahannya). Thaharah dan tazkiyah dalam ibadah shalat bagaikan
mata uang yang bermuka dua, thaharah tanpa tazkiyah shalat tidak sah; karena
hakekat tazkiyah adalah niyat; niyat adalah rukun pertama dari ibadah
shalat, tazkiyah tanpa thaharah shalat tidak sah ; kerana tharah adalah perbuatan
membersihkan diri dari hadas besar dan hadas kecil dengan air yang suci; tentu jika
tidak melakukan taharah tidaklah berbentuk ibadah tazkiyah itu.
3. Shalat 3. Pengertian shalat Secara etimologis, arti kata shalat mengandung
berbagai arti, yaitu: Shalat berarti Shillah, yaitu hubungan langsung dengan Allah
SWT. Shalat berarti zikir, yaitu mengingat Allah SWT. Shalat berarti do9,a, yaitu
mermohon kepada Allah SWT. Shalat berarti mi9raj, yaitu naik jiwa menghadap
langsung kepada Allah SWT. Shalat berarti tazkiyah dengan syahadah yaitu
menyucikan hati (jiwa) dari segala bentuk kemusyrikan yang melekat di
hati. Shalat berarti memperkukuh dan memperkuat rohani, melahirkan rasa percaya
diri. Shalat berarti meningkatkan daya konsentrasi, melatih disiplin diri. Shalat berarti
melatih keseimbangan antara spritual, emosional, intelektual dan nafsu biologis di
bawah kontrol iman. Secara terminologis pengertian shalat menurut hukum Islam
ialah beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan niyat yang disertai
takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah SWT.
menurut rukun dan syarat yang telah ditentukan. Shalat tidak hanya berarti
beribadah (menyembah) kepada Allah SWT., tetapi pada hakekatnya shalat adalah
pernyataan dan permintaan yang disampaikan dalam bahasa bacaan shalat dari
hamba kepada Allah SWT. sebagai kebutuhan hidup. Shalat merupakan ibadah
yang mengandung komunikasi langsung seorang Muslim dengan Allah SWT, yang
melibatakan ruhani dan jasmani, yang disebut juga dengan istilah ibadah ruhaniyah
dan badaniyah , sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam, QS:14 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). Mendirikan shalat melibatkan jasmani dan
rohani diri seseorang muslim secara utuh dan total, yang mencakup unsur ruhani,
seperti niat, mengerti setiap yang dibaca pada bacaan shalat, serta memahami
maknanya, dan gerakan fisik yang sempurna, sehingga shalat disebut juga dengan
istilah ibadah ruhaniyah dan ibadah badaniyah , yang berdampak langsung terhadap
tingkah laku, hingga
membentuk kemampuan untuk menghindari setiap perbuatan keji dan mungkar,
sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam firman-Nya dalam QS. 29:45 (Baca
artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). 3. Fungsi Shalat dalam
Kehidupan Fungsi shalat dalam kehidupan dapat dilihat dari anatomi shalat, bacaan
shalat dan memahami dan menghayati arti dan makna bacaan shalat serta gerakan
shalat secara sempurna. 3.2. Fungsi Bacaan Shalat Sebagai Media Berzikir
Sebagian bacaan shalat adalah bermuatan zikir, yang berfungsi untuk memperolah
ketengan jiwa dan relaksasi. Untuk berzikir inilah salah satu dari fungsi shalat yang
dapat dinikmati oleh setiap manusia yang membutuhkan ketengan jiwa (ketengan
nafsu/syahwat, ketengan perasaan dan ketengan pikiran), sebagaimana dijelaskan
Allah SWT. dalam QS. 20:14 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya).
Ingatlah! hanya dengan berzikir di dalam shalat hati (perasaan, pikiran dan nafsu)
bisa menjadi tenang, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS:28 (Baca
artinya dalam al- Qur9an dan Terjemahannya). Shalat adalah zikir yang paling besar
nilainya di sisi Allah SWT. sehingga orang yang mendirikan shalat dengan khusyu9
akan diberi kemampuan oleh Allah SWT. untuk menginggalkan semua perbuatan
keji dan mungkar, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS:45 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). Secara teoritis zikir berarti menyebut dan
mengingat. Secara praktis antara zikir menyebut dan zikir mengingat itu terdapat
hubungan langsung dalam satu paket zikir, karena setiap yang disebut pasti diingat,
sebutan tanpa ingatan adalah ucapan orang gila. Akan tetapi sesuatu yang diingat
belum tentu pasti disebut dan tidak mesti selalu disebut, karena setiap sebutan atau
ucapan disesuaikan dengan kebutuhan. Sebab, tidak setiap yang diingat itu mesti
dikatakan, tetapi setiap yang dikatakan mestilah diingat dan dipikirkan terlebuh
dahulu. Berangkat dari pengertian bahwa zikir itu adalah menyebut, maka bacaan
shalat yang mengandung zikir adalah bermakna zikir secara praktis, karena bacaan
zikir di dalam shalat tidak denga mengingat Allah, akan tetapi mengucapkan bacaan
shalat secara berbisik(sir) kalimat zikir pada bacaan shalat pada shalat sendiri dan
sebagai makmum. Sedangkan pada shalat malam, shalat jum9at, shalat hari raya
dan shalat gerhana bacaan al-fartihah dan ayat imam dikeraskan suaranya
(dijaharkan), dan aamiin bagi laki-laki diakhir al-fatihah iman mengikuti Aamiinnya
Imam. Secara teoritis dan praktis zikir itu mempunyai dua bentuk, yaitu zikir dalam
bentuk yang diucapkan di dalam shalat, zikir yang diucapkan dalam bentuk yang
diprogramkan sesudah shalat dan
zikir yang Bersifat Situasional dan Kasuistik. Zikir di dalam Shalat mempunyai tiga
aspek zikir, yaitu zikir qauli, zikir qalbi dan zikir fi’li. Zikir qauli ialah bacaan shalat
dalam bentuk zikir. Pertama, zikir takiratul-ihram di awal shalat: 7' ౫ 残 (Allah
Maha Besar), yang diucapkan pada setiap perpindahan gerak di dalam shalat. Pada
setiap rakaat shalat terdapat 5 x zikir takbir. Kedua, zikir tahmid: LFNJF?F' (7
䒋/ ‫ل‬J/F' (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), pada al-Fatihah yang
dibaca setiap rakaat shalat. Ketiga, zikir tasbih, G/J/ H?‫ظ‬F' N '/ (Maha
suci Allah Yang Maha Besar dan dengan memuji-Nya) dibaca 3 x ketika ruku9, dan
yang dibaca 3 x ketika sujud myaitu G/J/ NF?g' N K'/ (Maha suci Allah
Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya). Ketiga bentuk zikir di dalam shalat itu
yang diwiridkan terprogram setelah shalat, yaitu sebanyak 33 x masing-
masingnya. Zikir qalbi. Menghayati arti bacaan shalat, seperti 7' ౫ 残  yaitu
Allah maha Besar, bahwa kita sangat kecil di hadapan Allah SWT., LFNJF?F'
(7 䒋 / ‫ل‬J/F' yaitu Segala puji hanyalah milik Allah, bahwa kita tidak berhak
untuk dipuji, karena kita adalah makhluk yang hina di hadapan Allah SWT.(Lihat arti
ayat QS:8 dalam al-Qur9an dan Terjemahannya), menghayati arti G/J/ H?‫ظ‬F'
N K'/ yaitu Maha suci Allah Yang Maha Besar, dan menghayati arti G/J/ NF?
g' N K'/ yaitu Maha suci Allah Yang Maha Tinggi, bahwa kita hanyalah
makhluk yang sangat kecil dan rendah di hadapaan Allah SWT. Dengan zikir qalbi
kita merasakan berhadapan langsung dengan Allah SWT, sehingga kita akan
memperoleh khusyu9 di dalam shalat, yaitu ketenangan jiwa dan kesehatan mental,
kita menikmatai lezatnya shalat, karena shalat tidak lagi sekedar sebagai suatu
beban kewajiban, akan tetapi telah menjadi kebutuhan. Zikir fi’li ialah gerakan
shalat berfungsi sebagai zikir aktif pada fisik kita, berupa gerakan mengikuti zikir
lisani dan zikir qalbi. Ketika tubuh telah berdiri tegak lurus, nafas (oksigen) di tarik
dalam-dalam lewat hidung, di dalam qalbu telah terperogram niyat shalat yang akan
di dirikan, sambil mengangkat tangan sampai batas daun telinga, mulut
mengucapkan takbiratul-ihram 7' ౫ 残 secara pelan-pelan melepaskan nafas
(carbon dioksida) dari rongga lambung kita, begitu pula ketika rukuk, bangkit dari
rukuk, sujud, bangkit dari sujud, dan seterusnya, sampai salam, kepala diputar ke
kanan 45 derjat dan ke kiri 45 derjat ketika kita mengucapkan salam penutup shalat.
Seluruh gerakkan itu jika kita kerjakan dengan khusyu9 (perhatian terpusat)
memahami dan menghayati ari bacaan dan gerakan shalat degan sepenuh hati dan
mengerti, memberikan efek ketengan jiwa dan kesehatan tubuh kita. Zikir yang
diucapkan di dalam shalat secara khusyu9 akan mempengaruhi jiwa kita untuk tetap
terbiasa berzikir di luar shalat. Zikir di luar shalat ini terbagi pula kepada tiga bentuk,
yaitu zikir yang terprogram, zikir situasional kasuistik dan zikir setiap saat.
Zikir yang terprogram, ialah zikir yang telah diperogamkan, yaitu zikir sesudah shalat
yang disunnahkan, yaitu membaca tasbih: ౫ 残 H'/.‫( س‬Maha Suci Allah),
membaca tahmid: 䒋 ‫ل د‬G/F' (Segala puji hanya milik Allah), membaca takbir :
7' ౫ 残 (Allah Maha Besar) dan membaca tahlil: ౫ 残 䐧 ‫; ه‬039#&‫ل‬F' 䐧 ‫ل‬
(Tiada Tuhan yang disembah, kecuali Allah), yang dilaksanakan sendiri-sendiri
sebanyak 33 x masing- masingnya. Sebagian ulama berpendapat boleh secara
berjamaah dengan mengeraskan suara dipimpin oleh imam shalat, dan sebagian
ulama berpendapat dilaksanakan sendiri-sendiri, dengan suara berbisik sekedar
didengar oleh telinga kita sendiri untuk mencapai penghayatan dan kekhusyu9an
dalam berzikir, tidak dengan suara keras, dalilnya adalah: QS:205 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). Zikir yang bersifat situasional, ialah zikir yang
diucapkan sesuai dengan situasi yang kita alami dan kita hadapi dalam kehidupan
sehari-hari, yang disunnahkan Rasulullah SAW megucaknanya, seperti membaca al-
Qur9an yang kita wiridkan, dan membaca al-Qur9an ketika kita mengalami
keresahan hati, kekacauan pikiran, ketika kita sedang ditimpa musibah, karena
bacaan ayat- ayat al-Qur9an itu adalah zikir dan obat hati, sebagaimana diisyaratan
dalam QS: 15:9 dan QS: (Baca artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya).
Mengucapkan hawqalah ketika kita mengalami suatu keadaan yang diluar perkiraan
dan kemampuan kita, seperti terkejut, mendengar suara petir, gempa dan
sebagainya, maka kita ucapkan: ‫ل‬䐧/I‫ل‬H 䐧 ‫ل‬䐧 ‫ق‬I/'‫ل‬䐧.'‫ل‬䒋 'F?F‫ي‬
‫;?ظيم‬039#& (Tiada daya upaya, tidak ada kekuatan, kecualai hanya milik Allah SWT
yang Maha Perkasa). Membaca basmalah ketika memulai suatu pekerjaan,
basmalah ketika kita mau tidur dan ketika mau pergi dari rumah dan hamdalah
ketika pekerjaan kita telah selesai dan ketika bangun dari tidur, zikir tasbih pagi dan
sore sebagaimana diisyaratkan dalam QS:42 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya), dan sebagainya. Zikir terus menurus, ialah zikir dengan mengingat
Allah dalam hati saja setiap detik di dalam hati kita, zikir dengan mengikuti irama
gerak denyut jantung kita dengan kalimah: ౫ 残, ౫ 残, ౫ 残 atau mengingat sifat-sifat
Allah dalam asma-ul-husna, dan seterusnya dirasakan bahwa Allah SWT. itu selalu
menyertai kita, melihat perbuatan kita, mendengan ucapan kita dan melindungi diri
kita. Zikir seperti ini sangat berguna untuk mengontrol emosi, pikiran dan nafsu kita,
agar tidak berbuat keji dan mungkar, akan menumbuhkan percaya diri karena
merasa setiap detik dilindungi oleh Allah SWT. sebagaimana diisyaratkan dalam
QS:41, QS. 3:191dan QS:7:205 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya). Mengingat perintah dan larangan Allah, ingat kepada janji-janji dan
pertolongan-Nya, baik janji kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, mengingat Allah
harap masuk surga dan takut masuk neraka juga termasuk dalam kategori zikir.
Tidak ada yang dapat menghalangi manusia bezikir, kecuali
gila dan mati. Karena itu biasakanlah berzikir, baik di waktu malam ataupun siang,
berdiri, duduk, berbaring, ketika sedang belajar, ketika bekerja, di darat, di laut, di
atas mobil, ketika musafir atau ketika sendiri atau di tempat keramaian, tanpa
dibatasi oleh ruang/tempat dan waktu, zikir haruslah dibiasakan olah setiap hamba
Allah SWT, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS:3:191 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). Zikir terakhir yang diucapkan seorang
mukmin ketika mengahadapi kematian ( sakratulmaut ), zikir itu amatlah penting
sebagaimana sabda Rasulullah saw.: 0F' F./ ౫ 残 g' HF'g
HIgG7.' K 'G LI (Barang siapa yang mengucapkan ౫ 残 g'
HF'g di akhir hayatnya dijamin Allah SWT. masuk sorga). Dengan demikian
tentu orang yang selalu mendirikan shalat yang akan mampu mengucapkan
kalimah ౫ 残 g' HF'g , karena dia telah terlatih mengucapkan
kalimah ౫ 残 g' HF'g pada setiap mengucapkan dua kalimah syahadat
dalam tahyat ketika shalat. Dengan memahami dan menghayati arti dan makna zikir
di dalam shalat kita akan memperoleh shalat yang khusyu9 dan ketenangan jiwa.
3.2. Fungsi Bacaan Shalat Sebagai Media Berdo9a Do9a di dalam bacaan shalat
untuk bertaubat, membentuk motivasi dan harapan hidup. Maka shalat sebagai
media berdo9a dengan khusyu9, memohon pertolongan kepada Allah SWT. tentang
problematika kehidupan yang tengah di alami, atau sebagai media untuk
mengadukan, menyampaikan setiap keluhan dan semua muatan dan beban
kehidupan kepada Allah SWT., QS:186 (Baca artinya dalam al-Quran dan
Terjemahannya), sebagaimana sabda Rasulullah
SAW.: ''?/F' /g7F' (Shalat itu adalah media untuk do9a),
sebagamana dijelaskan oleh Allah SWT. dalam QS:45 dan 153 Baca artinya dalam
al-Quran dan Terjemahannya). Secara etimologis kata do9a berarti berharap,
memohon, dan meminta. Terminologi do9a dalam ajaran Islam ialah memohon dan
berharap sesuatu yang diinginkan dan diharapkan kepada Allah SWT.. Do9a
sebagai ruh (jiwa), puncak dan otaknya ibadah. Sebagaimana Sabda (hadis)
Rasulullah SAW.: // '.?F' /H7 ''?/F' (Do9a itu
ruhnya ibadah), dan // '.?F' .I ''?/F' (Do9a itu
otaknya ibadah). Sebagian dari bacaan shalat mengandung do9a dan sebagian lagi
mengandung zikir, dan sebagian lagi mengandung pernyataan ( syahadah ) atau
kesaksian dan komitmen. Dalam terminologi hadis, shalat berarti berarti hubungan
langsung seorang muslim dengan Tuhannya (Allah SWT.) dan juga berarti mi9rajnya
seorang muslim kepada Tuhannya (Allah SWT.), dan berarti do9a (permohonan)
seorang muslim kepada Allah SWT., sebagamana dijelaskan oleh Allah SWT. dalam
QS:45 dan 153 (Baca artinya dalam al-Quran dan Terjemahannya). Dengan
berhadap hati (jiwa) kepada Allah SWT. yang menimbulkan rasa tunduk dan taat
kepada-Nya, takut kepada azab-Nya serta menumbuhkan di
dalam jiwa untuk merasakan kebesaran-Nya, sehingga kita merasa sangat kecil di
hadapan-Nya dan hanya memohon dan meminta keperluan dan hajat hidup kita
kepada Allah SWT. semata. Pada lahirnya shalat itu ialah ucapan bibir dan gerakan
anggota badan, pada hakikatnya shalat ialah menghadap hati kepada Allah SWT.
dengan sepenuh jiwa dengan penuh kekhusyu9an dan keikhlasan dalam berzikir,
berdo9a, bertahmid, bertasbih dan bertahlil kepada Allah SWT. di dalam shalat.
Diantara do9a-do9a yang langsung dikabulkan Allah SWT. adalah do9a di dalam
shalat. Di dalam bacaan shalat terdapat bacaan yang bermuatan do9a memohon
kepada Allah SWT., yaitu do9a pada bacaan iftitah, do9a pada bacaan al-fatihah,
pada sebagian bacaan ayat, pada bacaan ruku9, pada bacaan i9tidal, pada bacaan
sujud, pada bacaan duduk antara dua sujud dan do9a pada bacaan tahyat. Do9a
pada bacaan iftitah Jika kita membaca bacaan:
(7GF'H G7‫ش‬GF' I039#& .?‫ي‬. ‫;د ت‬GG ‫خطي‬I.‫ي‬H ‫ي‬K .?‫ي‬. ‫د‬
‫م‬GFF',......
Artinya: Ya Allah! Jauhkanlah antaraku dengan dosa-dosaku, sebagaimana jauhnya
jarak antara timur dan barat! Untuk lengkapnya, silahkan lihat dan baca pada buku
Tuntunan Shalat Lengkap dan Artinya! Do9a pada bacaan al-Fatihah**.** Pada ayat
5-7, QS: 192-194, QS:23, QS: 80, QS:1-5, QS:1-6, QS.:286, (Hafal ayatnya sebagai
do9a dan artinya dalam al-Quran dan Terjemahannya).
Do9a pada bacaan ruku9 dan sujud. Selain tasbih, bacaan ruku9 ada pula yang
disunnahkan
oleh Rasulullah SAW berupa do9a, yaitu : ‫ي‬F7‫; م‬039#&‫ف‬GFF' G‫د‬G/
'K ‫م‬GFF' GJ '/.‫س‬, Artinya: Maha suci
engkau Ya Allah, Ya Tuhan kami! Dan dengan memuji Engkau, Ya Allah! Ampunilah
dosaku! Do9a pada bacaan duduk di antara dua sujud. Delapan macam kebutuhan
hidup yang kita mohonkan kepada Allah SWT., di dalam do9a duduk antara dua
sujud, artinya: 1). Ya Allah! Ampuni dosa-dosaku!, 2), Kasihilah aku!, 3). cukpilah
kekuranganku/ tutupi kesalahanku, 4). Angkat derjatku!, 5). Beri aku rezki, 6).
Tunjuki aku!, 7). Beri aku kesehatan, dan 8) maafkan aku! Do9a pada bacaan
tahyat. Doa pada bacaan tahyat yang mengandung do9a setelah: 1'N/'
䒋 1 039#&‫;ل‬.FNF‫ط‬F' /'Hg7F'
1'G7'.JF' ( segala kebaikan dan segala keberkatan adalah mikik
Allah SWT.), GNF? Gg7F' H.'G7 ౫
残 0J/7H'IN''GN' (semoga keselematan, rahamt dan
keberkatan dilimpahkan Allah SWT kepada engkau semua wahai para
Nabi!) dan LN/F'7F' ౫ 残 /'.? ‫ى‬F?H 'FNF?
Gg7F' (semoga Allah SWT memberikan keselamatan kepada kami
sekeluarga dan orang-orang shaleh seluruhnya) Setelah itu dilanjutkan
dengan syahadatain , ada doa shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. dan
keluarganya, sebagaimana telah diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim AS. dan
keluarganya, di tutup dengan do9a salam ke kanan dan ke kiri.
3.2. Fungsi Bacaan Shaat Sebagai Komitmen atau Janji Setia ( Iqrar ) Fungsi
bacaan shaat sebagai komitmen atau Iqrar (Janji Setia ) kepada Allah SWT. terdapat
pada ketika membaca bacaan Iftitah dengan bacaan QS:6:89 dan 162-163, dan
pada bacaan al-Fatihah ayat 1-5 (Hafal ayatnya sebagai do9a dan artinya dalam al-
Quran dan Terjemahannya). 3. Eksistensi dan Tujuan Ibadah Shalat dalam
Kehidupan Ekskstensi (keberadaan) dan tujuan ibadah shalat dalam kehidupan
ialah untuk menyembah (beribadah kepada) Allah SWT., karena shalat sebagai
tiang Agama., sebagimana dalam Hadis Raslulullah SAW.. yang artinya: Shalat
adalah tiang Agama, Siapa yang mendirikan shalat; berarti dia teleh menegakkan
Agamanya, dan barang siapa yang meninggalkan shalat; berarti dia telah
menruntuhkan Agamanya. (Hadis Shahih). Ibadah shalat yang didirikan dengan
khusyu9 akan menghasilkan keterampilan hidup mempu mencegah diri dari
perbuatan keji (kotor) yang merusak sendi-sendi kehidupan dan perbuatan mungkar
(yang melanggar larangan Allah SWT.), sebagaimana dalam firman Allah SWT.
QS:45 (Baca artinya dalam al-Quran dan Terjemahannya). 3. Shalat
Berjama’ah Setiap muslim wajib hukumnya mendirikan shalat secara berjama9ah di
Masjid, atau di Mushalah terdekat dengan tempat tinggalnya, sebagaima dijelaskan
Allah SWT dalam QS. 2: 43 dan QS. 9:18 (Baca artinya dalam al-Quran dan
Terjemahannya). Khusus bagi wanta, yang kearena sesutu hal yang menyebabkan
dia tidak dapat datang ke masjid untuk mendirikan shalat berjamaah, seperti wanita
yang hamil, wanita yang menuyusui bayinya dan mengasuh/mendidik anaknya yang
berusia di bawah usia 7 tahun, wanita gadis dan janda yang dikhawatirkan akan
terjadi fitnah kepada dirinya, dan pada kondisi sosial masyarakat yang berada dalam
pergaulan kejahiliyahan; yang terancam keselamatan diri wanita datang kemasjid,
seperti diganggu, diperkosa atau diculik oleh laki-laki jahil, maka rumahnya adalah
masjid baginya (berdasarkan Hadis shahih) 3. Hikmah Ibadah Shalat dalam
Kehidupan Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. tidak dapat melepaskan
ketergantungan hidupnya dari Allah SWT., karena manusia akan bertanggung jawab
kepada Allah SWT. atas segala amal perbuatannya. Maka manusia selalu butuh
perlindungan Allah SWT. dan hidayah-Nya melalui shalat sebagaimana dicontohkan
dan dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dari seluruh amal perbuatan manusia
dalam hidupnya, shalatlah yang pertama sekali dipertanggung jawabkan kepada
Allah di akhirat kelak. Apabila shlalat kita baik, maka amal kita diterima, dan jika
shalat kita tidak baik, maka amal kita tidak diterima Allah SWT di akhirat
kelak. (Hadis Shahih).
Manusia sebagai makhluk individu membutuhkan kesehatan jasmani dan rohani.
Maka hikmah shalat bagi manusia dilihat sebagai makhluk pribadi akan membentuk
fisik dan jiwa yang sehat, karena gerakan shalat adalah merupakan olah raga untuk
menjaga kesehatan tubuh. Dilihat dari segi kesehatan jiwa, shalat adalah terapi
mental untuk menghilangkan stres dan depresi mental, karena shalat adalah tempat
peristirahatan jiwa (relaksasi) yang diperoleh dengan malaksanakan shalat khusyu9.
Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi, tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya secara sendiri-sendiri, sehingga manusia butuh bekerjasama dengan
orang lain dan melakukan interaksi sosial untuk menyatakan eksistensi
(keberadaan) dirinya di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Maka Shalat
merupakan tindakan preventif terhadap perbuatan keji dan mungkar, yang
berpengaruh kepada hubungan sosial. Shalat berjama9ah, mendidik persatuan dan
kesatuan dalam kepemimpinan yang bertanggung jawab, sebagaimana kekompakan
gerakan dalam shalat berjama9ah, sebagaimana diisyaratkan dalam QS:43 (Baca
artinya dalam al-Quran dan Terjemahannya). Shalat juga mendidik diri agar selalu
berpakaian bersih dan suci, selalu menutup aurat, sopan, sehingga tumbuh dalam
diri rasa malu. Hadis Rasul: Malu itu separohnya iman (Hadis Shahih). Kewajiban
berwudhuk dengan air bersih, disyaratkan suci pakaian dan tempat, diwajibkannya
menutup aurat, diwajibkannya shalat jum9at dan diutamakannya shalat jama9ah di
Masjid/Mushalla, maka shalat memotivasi pertumbuhan ekonomi bidang usaha
industri air bersih dan perdagangan air minum, usaha industri/perdagangan tekstil,
sajadah dan alat pembersih tikar, shalat juga memotivasi pertumbuhan teknologi
bangunan serta usaha industri dan perdagangan bahan bangunan. 3. Hikmah
Gerakan Shalat dalam Kehidupan Apabila diperhatikan dan dianalisa dengan
cermat serta dimaknai gerakan shalat yang dimuali dengan tegak berdiri betul
dengan sikap siap, dilanjutkan dengan takbiratul - ihram dengan mengangkat kedua
tangan, dilanjtkan dengan ruku9, bangkit dari ruku9, sujud, bangkit dari sujud, sujud
lagi yang diteruskan setiap raka9atnya, kemudian tasyahud dan diakhiri dengan dua
salam dengan memutar kepala ke kanan pada salam pertama dan memutar kepala
kekiri pada salam kedua sebagai akhir dari prosesi gerakan shalat. Maka gekarakan
shalat merupakan putaran bolak baik, setengah lingkaran. Dalam lingkaran Gerakan
Shalat terdapat nilai-nilai kehidupan, yaitu disamping bernilai oralah raga, sekaligus
juga merupakan cerminan realitas lingkaran pergerakan kehidupan seorang muslim
yang menggambarkan bentuk sikap hidup selalu ingat akan kebesaran Allah SWT.
dengan mengucapknan zikir: 7' ౫ 残  pada setiap perpindahan gerakannya
membentuk sikap hidup yang tangguh, ulet, shabar, tegar dan pantang menyerah
kepada dinamika (perobahan) kehidupan, hidup hanya menyerah dan
berserah diri kepada Allah SWT. semata. Dapat dimaknai pada gambaran lingkaran
gerakan shalat berikut: Lingkaran Gerakan Shalat: A1= 7' ౫ 残

B1= 039#&7 ‫ ;ر‬౫ 残

B
D3 C1=
7' ౫ 残
D
D2 C
A1 = Kepala di atas = Pada waktu takbiratul ihram. Kaki: Membentuk garis tegak
lurus 180 derajat. Melambangkan diwaktu kita mencapai keberhasilan hidup pada
puncak karir/kejayaan hidupnya, kita tetap merasa kecil dihadapan Allah SWT. kita
selalu bersyukur mengakui kebesaran Allah SWT. = 7' ౫ 残 B1 = Pada waktu
ruku9: Pinggang membentuk garis datar separoh tegak lurus 90 derajat. Ke B2
=kepala pada waktu ruku9, = Melambangkan kita sadar, tidak akan selamanya hidup
jaya, di waktu karir menurun, merasa kecil dihadapan Allah, selalu tawakkal, tidak
frustasi, kita selalu mengakui kebesaran Allah SWT. menuucapkan 7' ౫ 残 C1
= Pada waktu sujud: Panggul membentuk garis menukik 45 derajat ke kepala C2,
melambangkan diwaktu hidup kita jatuh, pekerjaan/karir/kekayaan tidak ada lagi,
bahkan kesehatanpun tidak ada lagi, kita tetap tegar/sabar menghadapinya, selalu
merasa kecil dihadapan Allah swt., justru itu kita selalu menghadapi / menerima
dengan penuh taqwa dan tawakkal kepada Allah SWT. Kita selalu
mengucapkan 7' ౫ 残  , dan kita tidak pernah berputus asa, kecewa dan
frustasi. D1= Pada waktu duduk antara dua sujud dan duduk tasyhud: Kepala di atas
pada possisi tegak lurus setengah lingkaran 45 derjat, D2= Pantat menyangga
badan dengan kokohnya dan D3 = Lutut: Ketika Duduk pada tasyhud, tetap
mengucapkan 7' ౫ 残 . Ini melambangkan keadaan hidup yang didambakan
oleh setiap pribadi Muslim, yaitu hidup pertengahan. Hidup yang penuh keselamatan
dan keberkatan, hidup yang penuh tauhid dan mengikuti gaya hidup Nabi
Muhammad SAW. Sesuai dengan makna bacaan shalat pada duduk tasyhud, yang
diakhiri dengan salam Assalamu
null
D1 ౫ 残 ‫اكبر‬
C1 B
8alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Hidup yang penuh persaudaraan dengan
sesama manusia, sehingga setiap berjumpa dengan manusia lain ia selalu
mengucapkan salam perdamaian Assalamu 8alaikum Warahmatullahi
Wabarakaatuh ke kanan dan kekiri. Walaupun dalam keadaan berada pada puncak
kejayaan, atau berada pada keadaan tidak berjaya, sikap hidup orang yang shalat
selalu dalam keseimbangan dalam kesederhanaan seperti keadaan duduk amtara
dua sujud dan tasyahud dalam shalat. 3. Langkah-Langkah Mencapai Shalat
Khusyu’ 3.7. Sempurnakan thaharah dan tazkiyah. 3.7. Begitu sampai di tikar
sajadah, jangan langsung takbir, tenangkan nafsu dan pikiran agak sesaat sambil
mengingat-ingat hal-hal yang akan mengganggu kita sewaktu shalat, sekiranya ada,
sebaiknya diamankan terlebih dahulu, misalnya sandal atau sepatu yang kita letakan
disembarang di luar masjid karena hendak besegera mendirikan shalat, kalau ingat
bahwa tempatnya tidak aman dari pencuri, sebaiknya diamankan terlebih dahulu
sebelum shalat dimulai, sampai terbentuk rasa berhadapan dengan Allah AWT.
Baca do9a yang terdapat dalam QS:97-98, agar tidak diganggu syetan ketika shalat:
øòò÷ó òò ùõ þ øñòõò øûüÿûõ ÿúô ðÿ
þ øñò ù
Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. dan aku
berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku!
3.7. Setelah merasa berhadapan dengan Allah SWT., silahkan berniyat dan
sekaligus angkat tangan sambil mengucapkan takbir pelan-pelan dengan
penghayatan yang mendalam di dalam hati bahwa Allah SWT, Maha Besar,
sedangkan kita sangat kecil dan sangat lemah. 3.7. Bangun posisi anggota badan
dengan sepurna sesuai dengan penempatannya secara benar sesuai dengan
shalatnya Rasullah SAW., seperti melipat tangan ke dada susudah takbir , dengan
posisi tangan kiri menempel di antara dada dan lambung (tepat di ulu hati) dan
tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri. 3.7. Bacalah bacaan shalat
secara sempurna makhrajil-huruf dan tanda bacanya dengan menghayati makna
(artinya) secara khusyu9. 3.7. Ketahui tempat-tempat berzikir dan berdo9a di dalam
bacaan shalat, jika sedang membaca bacaan zikir rasakan anda sedang berzikir
yang langsung didengar Allah SWT., dan jika sedang membaca bacaan yang
mengandung do9a rasakan bahwa anda sedang berdo9a yang langsung didengar
Allah SWT., ketika anda membaca bacaan pernyataan (syahadah) sperti ketika
mengucapkan ikrar dua kalimah syahadat pada tahyat dengan mengangkat telunjuk,
rasakan pernyataan ikrar dan pengakuan anda bahwa tidak Tuhan yang sembah
selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW utusan Allah, didengar oleh Allah
SWT. 3.7. Rasakan ketika anda membaca bacaan do9a tahyat, bahwa jiwa anda
sedang mi9raj (naik) kepada Allah untuk memohon sesuai dengan isi do9a tahyat
tersebut. 3.7. Sempurnakanlah gerakan shalat dengan tuma9ninahnya (berhenti
dengan tenang sejenak) sambil menghayati bacaan yang dibaca. 3.7. Tutuplah
shalat dengan salam secara sempurna baik lafalnya maupun gerakannya. 3.7.
Sesudah shalat, jangan langsung bangkit atau pergi, berzikirlah terlebih dahulu
secara tenang, dan akhiri dengan do9a secara masing-masing sesuaikan do9a
dengan kebutuhan kita saat itu.
4. Zakat 4. Pengertian Zakat Secara etimologi zakat berarti membersihkan
menyucikan, menyuburkan dan berkah. Menurut terminologi fikih zakat ialah
pemberian sebagian harta yang telah sampai nisabnya, kepada yang berhak sesuai
dengan ketentuan syari9at (hukum Islam). Sedangkan hakikat zakat ialah
membersihkan harta dari hak Allah SWT. dan menyucikan diri dari sifat-sifat, rakus,
serakah, bakhil, kikir dan sombong, sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q. 9:103
(Baca artinya dalam al-Quran dan Terjemahannya). Perintah zakat di dalam al-
Qur9an ditempatkan Allah SWT. mengukuti perintah shalat dalam berbagai bentuk
kalimat ayat al-Qur9an, lebih kurang terdapat sebanayak 29 kali, antara lain
sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam QS:43 (Baca artinya dalam al-Quran
dan Terjemahannya). 4. Bentuk-Bentuk Zakat: 4.2. Zakat Mal (zakat harta), yaitu
zakat hasil pertanian, peternakan, perdagangan, emas, perak, zakat usaha/jasa
(perusahaan), benda purbakala dan zakat tambang. 4.2. Zakat Nafs (zakat fitrah),
yaitu zakat jiwa, yang diberikan berkenaan dengan telah selesai mengerjakan shiam
(puasa) yang difardhukan pada setiap Ramadhan. 4. Klasifikasi Nisab Zakat
Mal Seluruh harta dari hasil usaha manusia yang beriman kepada Allah SWT wajib
dikeluarkan zakatnya, manakala telah memenuhi rukun dan saratnya, berikut ini
dikemukana klasifkasi harta yang wajib dizakatnya; jenisnya, haulnya (batas
waktunya) nisabnya (jumlah minimunnya) dan
prosentase zakatnya (jumlah zakatnya) yang wajib dikeluarkan, sebagimana pada
tabel berikut ini: Klasifikasikan Nisab sebagaimana dalam tabel berikut:  No. Jenis
Harta Haul Zakat Nisab Zakat % Zakat Ket.
1. Hasil pertanian Masa panen 940 liter beras 10% 5%
Air alami Irigasi/dibaiay ai 2. Hasil peternakan 2. Unta,Sapi dan Kerbau 2. Kambing
1 tahun 1 tahun
30 ekor 40 ekor
2,5%
2,5%
1 ekor 1 ekor 3. Hasil Perdagangan, perantaraan/jasa, Industri/ perusahaan dan unit
usaha
1 tahun 85 gram emas 2,5% Modal + laba
4. Emas/perak (harta simpanan)
1 tahun 1 tahun
85 gram emas/ perak
2,5%
2,5%
5.
Hasil tambang Saat tambang 85 gram emas 2,5% 6. Benda purbakala Saat ditemui
85 gram emas 20% Cara menghitung zakat hasil perdagangan,
perantaraan/PNS/swasta, jasa, industri/perusahaan dan unit usaha lainnya.
Rumusnya: 85 (nisab zakat) x harga emas 1 gram pada waktu tutup buku akhir
tahun hisab bulan Qamariah (kalender Islam), dilanjtkan dengan menghitung
modal+laba = batas minimum wajib zakat, manakalah jumlah modal+laba sampai
batas minimum tersebut, seharga 85 gram emas x harga Rp= 1 gram emas, maka
wajib berzakat. Batas minimum hanya untuk menetap wajib zakat, manakala lebih
dari batas minimum tersebut, maka zakatnya 2,5 % dari maksimumnya. Setelah
deketehui batas minimu, maka wajib dikelauarkan zakatnya: 2%. dari jumlah
modal+laba yang diperoleh dari tanggal 1 pada awal bulan pertama buka
usaha/bekerja sesuai dengan kalender tahun Qamariyah. Hasil usaha dihitung pada
tanggal akhir bulan ke 12 kalender Qamariyah. Misalnya dari tanggal 1 bulan Sawal
sampai pada tanggal 30 buan Ramadhan pada tahun usaha. Bagi yang
gajinya/pendapatannya telah tetap perbulan; seperti PNS dan pegawai Swasta,
dapat dikeluarkan zakatnya perbulan, dengan cara membagi 12 dari jumlah satu
tahun hasil usaha yang mencapai nisabnya seharga 85 gram emas, dizakatkan
2,5% dari jumlah perbulan. Contoh: Pada tanggal 1 bulan Sawal si A memulai usaha
perdagangannya dengan modal 30 juta rupiah, atau mulai bekerja. Pada tanggal
terakhir bulan Ramadhan tahun itu, si A menghitung keuntungan hasil
perdagangannya + modal. Rumusnya adalah : modal 30 Juta Rupiah + laba yang
diperoleh. Nisab zakatnya ialah apabila pada saat tutup buku akhir tahun, apabila
modal+ laba setara dengan harga 85
gram emas sat itu, batas minimum wajib berzakat. Zakatnya adalah 2% dari batas
minimum wajib berzakat (modal+ laba setara dengan harga 85 Gram emas sat itu 4.
Mustahik Zakat (yang berhak menerima zakat) Mustahik zakat ialah orang yang
berhak menerima zakat, sebagaimana dijelaskan dalam QS. 9: (Baca artinya dalam
al-Qiur9an dan Terjemahannya) Berdasarkan ayat ini, maka orang yang berhak
menerima zakat adalah sebagai berikut: 4.4. Orang fakir: orang yang amat sengsara
hidupnya, tidak mempunyai harta dan tidak bertenaga untuk memenuhi
penghidupannya, seperti orang tua bangka yang tidak ada keluarga menanggung
kebutuhan pokoknya, orang cacat permanenen yang mengakibat tidak dapat
bekerja. 4.4. Orang miskin: orang yang penghasilannya perhari tidak mencukupi
kebutuhan pokok hidupnya pada harin itu, seperti kebutuhan hidupnya hari ini Rp.
100,-, dia hanya memperoleh penghasilan (rezeki) pada hari itu kurang dari Rp.
100,-, 4.4. Pengurus zakat, ialah orang yang diberi tugas (amanah) oleh pemerintah
atau oleh masyarakat pada lembaga amil zakat untuk mengumpulkan dan
mendistribusikan zakat kepada mustahik zakat, seperti petugas zakat pada Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Padang, berhak mendapatkan gaji atas
profesinya sebagai amil zakat yang diambilkan dari zakat yang terkumpul. 4.4.
Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk
Islam yang imannya masih lemah. 4.4. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk
melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang- orang kafir. 4.4. Orang berhutang:
orang yang berhutang karena untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya yang
bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya, dan orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam, walaupun ia mampu membayarnya. 4.4. Pada
jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin.
di antara mufasirin (ahli tafsir) ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup
juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan
lain-lain. 4.4. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat, yang
mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya, termasuk orang yang sedang dalam
menuntul ilmu pengetahuan yang bermanfaat sesuai dengan syari9at Islam.
4. Penggunaan Zakat: 4.5. Untuk Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat konsumtif,
yaitu penggunaan zakat secara langsung diberikan kepada yang berhak menerima
zakat, seperti fakir dan miskin, untuk mengatasi keadaan sementara, jangka pendek.
4.5. Untuk kebutuhan yang bersifat produktif, yaitu untuk mengatasi keadaan yang
lebih lama, jangka panjang, seperti untuk modal usaha yang dapat mencegah
timbulnya kefakiran dan kemiskinan. Asalkan modal usaha produktif itu tetap berada
pada mustahik (yang berhak) atas zakat tersebut. Pelaksanaan zakat pada lembaga
amil zakat ditentukan oleh para 8amil zakat sebagai salah satu mustahik atau yang
berhak mengumpulkan/menerima zakat, baik menentukan benda-benda apa yang
wajib dizakatkan, berapa jumlah prosentase minimumnya, mendistribusikan zakat
yang terkumpul kepada yang berhak menerima zakat sesuai dengan syari9at Islam.
Di dalam negara Islam di mana syari9ah Islam berlaku secara murni, panitia zakat
ini langsung dipegang oleh negara. Sedangkan di dalam negara bukan Islam maka
lembaga 8amil zakat dibentuk oleh umat Islam sendiri, asalkan memenuhi syarat-
syaratnya 4. Syarat-Syarat Amil Zakat: 4.6. Orang Mukmin yang ta9at. 4.6. Ahli
dan cakap (memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang manajemen dan
akuntasi zakat) 4.6. Amanah (adil dan jujur). 4.6. Ditunjuk dengan cara musyawarah.
4.6. Dapat bekerja semata-mata di atas landasan ikhlas beribadah kepada Allah
SWT.. 4. Fungsi Zakat dalam Kehidupan: 4.7. Zakat berfungsi sebagai bukti iman
kepada Allah SWT. QS:4 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). 4.7.
Zakat sebagai bukti ketaatan kepada perintah Allah.QS:56 (Baca artinya dalam al-
Qur9an dan Terjemahannya). 4.7. Zakat berfungsi thaharah (membersihkan) harta
dari hak Allah SWT. atas rezki (harta) yang diberikan Allah SWT:9:103 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). Karena pada hakekatnya setiap rezeki atau
harta yang diperoleh oleh manusia sebagai hasil usahanya adalah hak milik
berserikat antara manusia dengan Allah SWT, yang diperintahkan Allah SWT.
dikeluarkan kepada mustahiq zakat (yang berhak menerimanya).
4.7. Zakat berfungsi tazkiyah (menyucikan) jiwa sepemilik harta dari sifat-sifat kikir,
pelit, serakah dan budak harta. QS:103 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya). 4. Hikmah Zakat dalam Kehidupan: 4.8. Manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT. adalah sebagai bukti bahwa harta adalah milik
berserikat antara hamba dengan Allah SWT., sehingga dengan mengeluarkan zakat
berarti manusia mengeluarkan hak Allah swt. dari hartanya atas rezki yang diberikan
Alah kepadanya, sebagai ibadah pokok bagi manusia kepada Allah SWT.. 4.8.
Manusia sebagai makhluk individu adalah untuk mensucikan jiwa yang mencakup
potensi spiritual emosional, intelektual dan biologis (nafsu) dari keserakahan,
ketamakan, kesombongan serta sifat materialistis dan individualistis, sekaligus
membersihkan harta dari hak Allah SWT. 4.8. Manusia sebagai makhluk ekonomi
adalah sebagai motivasi kreatifitas ekonomi, dari yang kurang mampu/kurang
sejahtera (tidak berzakat) untuk menjadi manusia yang mampu/sejahtera (mampu
berzakat, berinfaq dan bersedekah). Karena kemampuan berzakat dapat dijadikan
sebagai standar tingkat kesejahteraan hidup. Orang yang telah berzakat dapat di
golongkan kepada kelompok sejahtera dan begitu pula sebaliknya. 4.8. Manusia
sebagai makhluk sosial adalah untuk mengatur pergerakan siklus aliran ekonomi
dari si kaya kepada si miskin, dan begitu pula seterusnya tanpa henti, menimbulkan
rasa kasih sayang, kepedulian sosial dan ukhuwah Islamiyah. Untuk mengatasi
kesenjangan sosial ekonomi umat. Selain zakat masih ada variabel lain ibadah yang
terkait dengan harta seperti infak dan sedekah. Namun suatu ketika dapat pula
merupakan amalan yang diwajibkan, seperti fidyah (tebusan/denda) karena
melanggar salah satu ketentuan hukum Islam, dengan alasan tertentu, misalnya
fidyah pengganti puasa, Q. 2:183-184 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya), denda karena meninggalkan salah satu rukun haji yang
disebabkan alasan tertentu, Q. 2:196 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya), hadiah Q. 2: (Baca artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya),
jizyah (pajak), Q. 9:29 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya), yaitu
pajak yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam
sebagai sumbangan keamanan bagi diri mereka, hiba (pemberian) dan wakaf. Agar
zakat dapat berfungsi dan memiliki hikmah secara efektif, maka perlu diketahui hal-
hal yang berkaitan dengan mustahik zakat, harta yang wajib di zakatkan dan
sebagainya.
4. Hubungan Zakat dengan Pajak Dalam UU No. 38 tahun 1999 tentang wajib
Zakat dan wajib Pajak di Indonsia dijelaskan, bahwa seseorang yang telah
membayar zakatnya melalui badan amil zakat (BAZ) atau lembaga amil zakat (LAZ)
yang legal, maka jumlah uang zakat yang dikeluarkan sebagaimana tercantum
dalam kuitansi bukti pembayaran zakatnya dapat dijadikan untuk mengurangi jumlah
pajak yang akan dibayar ke negara. Baca! DR. Yusuf Qardawi, Fikih Zakat dan
buku-buku yang membahas seputar Zakat, dan UU Nomor 38 tahun 1999 tentang
Zakat dan Pajak.
5. Puasa Puasa dalam bahasa al-Qur9an dan Hadis disebut dengan GI7 ( Shaum ).
Kata GI7 bahasa Arab berarti menahan , dalam bahasa Indonesia disebut
dengan puasa berasal dari bahasa sangsekerta, berarti menahan diri, menurut
terminologi syari9ah Islam puasa ialah menahan diri dari lapar dan haus, bersetubuh
dan menjaga diri dari penglihatan, pendengaran dan ucapan yang tidak baik atau
tidak wajar, dan atau dari segala yang dapat membatalkan dan merusak ibadah
puasa, dari sejak terbit fajar sampai waktu magrib dengan niat beribadah kepada
Allah SWT. Menurut al-Qur9an al-Karim puasa merupakan ibadah universal, artinya
puasa itu merupakan ibadah yang telah diwajibkan Allah SWT. kepada manusia
sejak Nabi Adam as. Sampai Nabi Muahmmad SAW.. 5. Klasifikasi Puasa Secara
teoritis dan praktis ibadah puasa dapat diklasifikasikan kepada dua bentuk, yaitu
puasa wajib dan puasa sunat. 5.1. Puasa wajib antara lain adalah : 5.1. Puasa di
bulan Ramadhan, sebagaimana dalam Q. 2:183 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya). 5.1. Puasa qadha , yaitu mengganti puasa ramadhan yang
ditinggalkan karena sebab yang dibolehkan, sebagaimana dijelaskan dalam Q.
2:184 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). 5.1. Puasa nazar , yaitu
puasa yang dikerjakan karena suatu nazar mendekatkan diri kepada allah SWT.
Nazar ialah janji untuk melakukan sesuatu kebaktian aau ibadah terhadap Allah s.w.
untuk mendekatkan diri kepada-Nya baik dengan syarat ataupun tidak, sebagaimana
dijelaskan Allah SWT dalam QS:270 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya). 5.1. Puasa kifarat, yaitu puasa disebabkan sebagai akibat suatu
pelanggaran terhadap suatu ketentuan syari9at, seperti sumpah palsu, wajib puasa
3 hari, sebagamana dijelaskan dalam Q.
5:89 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). Melakukan hubungan sex
siang hari bulan ramadhan, dan melakukan zhihar terhadap isteri (mengharamkan
isteri/mempersamakan isteri dengan ibu sendiri), masing-masing wajib puasa 60 hari
berturut-turut., sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS:3 (Baca artinya dalam
al-Qur9an dan Terjemahannya). 5.1. Puasa fidyah, yaitu pengganti dari kewajiban
melaksanakan qurban karena pelanggaran terhadap peraturan ibadah haji, Q. 2:196
(Baca artinya dalam al-Qur9an dan Terjemahannya). 5.1. Puasa sunat antara lain
adalah: Puasa senin kamis, puasa 6 hari bulan syawal, puasa tanggal 9 zulhijjah
(puasa 8arafah), puasa hari8Asyura (9-10, atau 10-11 Muharram), dan puasa tiap
tanggal 13, 14 dan 15 bulan Qamariyah**.** 5.1. Puasa haram, antara lain: Puasa
terus menerus, puasa pada beberapa hari yang diharamkan: antara lain hari tasyri9
(11, 12, dan 13 hajji), dua hari raya (1 Syawal dan 10 hajji) dan puasa wanita yang
sedang haid (menstruasi) dan nifas (habis melahirkan selama 40 hari), dan puasa
sunnat seorang isteri yang tanpa izin suaminya ketika suami ada bersama isterinya.
5.1. Puasa makruh antara lain: Puasa sunat dengan susah payah (sakit, dalam
perjalanan dan lain- lain), puasa sunnat pada hari jum9at saja tanpa hari sabtu,
kecuali jika bertepatan pada hari yang memang disunatkan. 5. Tujuan Puasa Dalam
Kehidupan manusia Berdasarkan pengertian puasa yangbtelah dibahas, maka
tujuan ibadah puasa dalam kehidupan manusia: 5.1. Untuk meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 5.1. Untuk beribadah kepada Allah SWT. 5.1.
Untuk melatih kesucian sikap mental, yaitu kesucian spritual, emosional, intlektual
dan kesucian nafsu makan/minum dan nafsu syahwat 5.1. Untuk melatih kesucian
tingkah laku, seperti kesucian mendengar, melihat, mencium, berbicara,
memakan/meminum, berpakaian, bergaul, bekerja, berjalan dan kesucian perilaku
seksual. 5.1. Untuk melatih diri menjadi hidup hemat. 5.1. Untuk melatih hidup
sederhana dan suka memberi dan menolong orang yang sengsara. 5. Fungsi
Puasa Dalam Kehidupan Manusia Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.
dilihat dari aspek ibadah, puasa merupakan konsekuensi logis dari pada syahadat.
Maka puasa berfungsi untuk merasakan secara langsung dalam waktu yang lama
(30 hari x 24 jam) tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat, merasa sangat dekat
dengan
Allah SWT. setiap saat ( taqarub). Artinya tunduk secara utuh, total dan optimal
beriabadah kepada Allah SWT. Manusia sebagai makhluk individu, dilihat dari aspek
psikologis dan kesehatan, puasa berfungsi membentuk disiplin rohani dan membina
kesehatan mental, serta disiplin moral yang tinggi dan akhlak al-karimah. Puasa
merupakan tindakan prepentif terhadap beberapa penyakit mental. Seperti stres dan
terutama yang berhubungan dengan lambung, menyehatkan alat pencernaan,
memperlancar peredaran darah, memperbaiki organ tubuh, menstabilkan hubungan
saraf dan terapi yang ampuh terhadap beberapa penyakit dalam. Manusia sebagai
makhluk sosial ekonomi, dilihat dari aspek sosial ekonomi, puasa berfungsi
menumbuhkan dan membina rasa cinta kasih dan kepedulian sosial antara sesama
manusia, latihan mengendalikan diri, melahirkan kejujuran, melahirkan disiplin sosial
yang tinggi dan ukhuwah Islamiyah. Secara ekonomis, puasa mendidik seseorang
hidup hemat, bekerja keras, mampu menghadapi tantangan kemiskinan,
menghubungkan antara di kaya dengan si miskin dengan perasaan saling mencintai,
saling ketergantungan dan saling tolong menolog.
6. Haji 6. Pengertian Haji Haji secara etimoloogis ialah pergi ke suatu tempat untuk
mengunjunginya. Menurut terminologi syari9ah hajji ialah pergi ke Baitullah (ka9bah)
untuk melaksanakan ibadah yang telah dijelaskan Allah SWT. secara lengkap dalam
Q. 3:97, QS. 2:196-203, dan QS:26-37 (Baca artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya). 6. Tujuan Ibadah Haji Berdasarkan pengertian ayat al-Qur9an
tentang ibadah haji yang telah dikemukakan di atas, terdapat di dalamnya beberapa
tujuan badah haji dan qurban. Qurban marupakan bagian dari proses ibadah haji,
antara lain tujuan ibadah haji dan qurbann ialah: 6.2. Untuk membuktikan keiman
kepada Allah SWT. 6.2. Untk mebuktikan ketaqwaan kepada Allah SWT. 6.2. Untuk
menycikan hawa nafsu. 6.2. Untuk menyucikan hati (perasaan). 6.2. Untuk
menyucikan menyucikan pikiran (otak) 6.2. Untuk menyucikan perbuatan. 6.2. Untk
menyucikan pergaulan.
6.2. Untuk menyucikann harta. 6. Macam-macam Haji dalam
Pelaksanaannya 6.3. Haji Ifrad yaitu mendahulukan haji dan setelah selesai
hajinya, lalu pergi ketempat halal, selanjutnya berihram dan niat untuk umrah**.**
6.3. Haji Qiran , yaitu menyatukan haji dengan umrah dengan niat haji dan umrah
sekaligus_._ 6.3. Haji Tamattu9 , yaitu mendahulukan umrah sunat dari ibadah haji
dengan melampaui miqad berihram untuk umrah dan bertahallul di Mekkah, terus
tamattu9 dengan meninggalkan semua larangan-larangan ihram sampai tiba waktu
haji, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan ibadah haji. 6. Fungsi Haji dalam
Kehidupan 6.4. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Haji merupakan
konsekuensi logis daripada syahadatain, maka haji berfungsi sebagai bukti tanda
kesyukuran atas nikmat/rezki yang diberikan Allah SWT. 6.4. Manusia sebagai
makhluk individu/aspek psikologis, ibadah haji berfungsi mendidik disiplin rohani,
serta membersihkan diri (bertaubat). 6.4. Manusia sebagai makhluk sosial/aspek
sosial ekonomis dari pada ibadah haji. Dilihat dari segi historis, ibadah haji berfungsi
mengingatkan kembali kepada sejarah umat manusia (bertemunya Adam dan Hawa
di 8Arafah) dan tanah kelahiran Islam, ibadah haji ialah menanamkan rasa
persamaan derajat dan persaudaraan Muslim (ukhuwah Islamiyah). Dilihat dari segi
ekonomi, ibadah haji mendorong umat Islam untuk giat berusaha secara aktif dan
tidak boros, sehingga menjadi golongan aghniya9 (kaya/the have), serta mendorong
pertumbuhan bidang transportasi, industri yang berkaitan dengan keperluan haji,
dan mendorong paristiwa yang ridha Allah SWT.
TUGAS DAN LATIHAN
Tugas Pilihan 1: Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan pemahaman anda
tentang materi yang dibahas dalam bab ini?
1. Jelaskan pengertian iabadah khusus?
2. Jelaskan fungsi tazkiyah dan thahartah dalam ibadah shalat dan dalam kehidupan,
beri contoh?
3. Jelaskan pengakuan ilmu kesehatan tentang kebenaran tazkiyah dan thaharah
dalammkehidupan, beri contoh?
4. Jelaskan arti syahadatain dan fungsinya terhadap pelaksanaan ibadah?
5. Jelaskan pengertian shalat secara etimologis secara terminologis?
6. Jelaskan fungsi shalat sebagai media berzikir, berdo9a, dan untuk menyatakan
komitmen hidup?
7. Jelaskan berbagai hikmah gerakan shalat dalam kehidupan?
8. Jelaskan hikmah shalat bagi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebagai
makhluk individu, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk ekonomi?
9. Jelaskan langkah-langkah mencapai shalat khusyuk9?
10. Jelaskan pengertian zakat menurut terminologi fikih, berdasarkan analisis arti dalil
ayat al-Qur9an?
11. Jelaskan bentuk-bentuk zakat dan pengertian masing-masing, dan manfaatnya bagi
masyarakat?
12. Jelaskan klasifikasi nisab zakat dalam sebuah bagan lengkap?
13. Jelaskan mustahik zakat, beserta pengertian masing-masing berdasarkan QS:60?
14. Buatlah satu contoh cara menghitung zakat mal secara tuntas, dengan menganalisa
sebuah hasil usaha, atau dengan menganalisa gaji PNS/Swasta?
15. Jelaskan bentuk penggunaan zakat dalam mengantaskan kemisikinan?
16. Jelsakan syarat-syarat amil (petugas) zakat?
17. Jelaskan fungsi dan ikmah zakat bagi Manusia?
18. Jelaskan hubungan zakat degan pajak, dengan mengalisis suatu contoh?
19. Jelaskan pengertian puasa berdasarkan al-Qur9an dan hadis?
20. Jelaskan klasifikasi ibadah puasa, pembagian masing-masing dan pengertian
masing-masing, berdasarkan analisis arti dalil ayat al-Qur9an?
21. Jelaskan tujuan ibadah puasa dalam kehidupan manusia?
22. Jelaskan fungsi puasa dalam berbagai aspek kehiduan?
23. Jelaskan pengertian haji berdasarkan analisis arti dalil ayat al-Qur9an?
24. Jelaskan tujuan ibadah haji berdasarkan hasil analisis arti dalil ayat al-Qur9an?
25. Jelaskan macam-macam haji dalam pelaksanaannya?
26. Jelaskan fungsi ibadah haji dalam berbagai aspek kehidupan?
Tugas Pilihan 2 Tulislah makalah dengan judul : FUNGSI IBADAH KHUSUS
DALAM KEHIDUPAN Batasan masalah/Permasalahan:
1. Fungsi dan Hikmah Shalat dalam kehidupan
2. Cara Mencapai Shalat Khusyu9, Problematika dan Solusinya
3. Fungsi dan Hikmah Zakat dalam kehidupan
4. Cara Menghitung dan Mendistribusikan Zakat Mal dan Zakat Fitrah
5. Fungsi dan Hikmah Puasa dalam kehidupan
6. Fungsi dan Hikmah Haji dalam kehidupan
BUATLAH KONTROL DISKUSI/SEMINAR, SEBAGAI BUKTI ANDA TELAH
MEMBUAT
TUGAS BERDASARKAN HASIL BACAAN ANDA TERHADAP SELURUH
MATERI
KULIAH DALAM MODUL INI.
SESUAI DENGAN FORMAT DI BAWAH INI
INTRUKSI:
TULIS PERTANYAAN ANDA TERHADAP MATERI KULIAH YANG BELUM ANDA
PAHAMI PADA MODUL INI DI KOLOM PERTANYAAN SAYA TERHADAP
MATERI
MODUL KULIAH YANG BELUM SAYA PAHAMI. MINIMAL 3 PERTANYAAN
MAKSIMAL 5 PERTANAYAAN
KEMUDIAN DISKUSIKAN PERTANYAAN TERSEBUT DENGAN TEMAN ANDA
DALAM
KELOPOK SEMINAR/DISKUSI ANDA PADA MINGGU INI MELALUI DISKUSI
DARING
YANG DIPIMPIN OLEH SALAH SEORANG ANGGOTA KELOMPOK SECARA
BERGILIR.
KEMUDIAN BUAT PERTANAYAAN TEMAN ANDA RINGKASAN JAWABANYA
PADA
KOLOM YANG TERSDIA
ANGGOTA KELOMPOK SEMINAR/DISKUSI MAKSIMAL 10 ORAMG, MINIMAL 5
ORANG YANG DIBAGI OLEH KETUA KOMTING
LAPORAN KONTROL DISKUSI/SEMINAR INI DALAM LEMBARAN TERPISAH
DENGAN
TUGAS DAN DITEMPATKAN PADA HALAMAN TERAKHIR SETELAH
HALAMAN
TUGAS
JUDUL:
KONTROL DISKUSI/SEMINAR TGL......... NAMA:............... BP..............
PERTANYAAN SAYA TERHADAP MATERI MODUL KULIAH
YANG BELUM SAYA PAHAMI
1.
2.
3. MINIMAL
4.
5. MAKSIMAL
PERTANYAAN PESERTA SEMINAR DAN JAWABANNYA
Moderator Diskusi/Seminar: Nama:................................................................... No N
A M A NO. BP ISI PERTANYAAN IRINGKASAN JAWABAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
KEPUSTAKAAN
Al-Qur9an al-Karim Albani, Nashruddin. Dr., Jilbab dan Hijab , Toha Putra Surabaya,
1990 ___________________, Shalatunnabiy , Yayasan al-Hidayah, 1991 Ali
Maulana Muhammad, MA., LLB., Islamologi , Mutiara Jakarta, 1986 Ash-Shieddieqy,
TM., Hasbi, Prof. DR., Pedoman Shalat , Bulan Bintang Jakarta, 1986
_________________________________, Pedoman Zikir dan Do9a , Bulan Bintang,
Jakarta, 1974 Anshari, Fazlurrahman, DR., Konsepsi Masyarakat Islam Modern ,
Risalah Bandung, 1984 Departemen Agama RI., al-Qur9an dan terjemahnya , PT.
Intermasa, Jakarta, 1978 ___________________, Agama Islam Buku Teks
Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum , Bulan Bintang Jakarta,
1985 Fatah, Abu, Panduan Wanita Shalihah , Asaduddin Press, 1992 Gazalba, Sidi.
Drs., Asas Agama Islam, Seri Islam 2 , Bulan Bintang Jakarta, 1984
_______________, Asas Ajaran Islam, Seri Islam 1 , Bulan Bintang Jakarta 1984
_______________, Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan , Bulan Bintang Jakarta,
1976 Kusumamihardja, supan. Drs., Studia Islamica , Girimukti Pasaka Jakarta,
1985 Majid, Najahi., Drs., Shalat Lengkap dan Mutiara yang Dikandungnya , Aneka
Ilmu Semarang, 1979 Syari9ati, Ali. Dr., Ideologi Kaum Intelekstual Suatu
Wawasan , Mizan Bandung, 1974 Salim, Hadiyah, Mukhtarul Hadis , PT. Al-Ma9arif
Bandung, 1985 Qardawi, M. Yusuf., DR., Hukum Zakat, Lintera Antara Nusa
Jakarta, 1987 _____________________, Halal dan Haram Dalam Islam , Bina Ilmu
surabaya, 1982
Download
SaveShare

2
pembahasan tentang
Syahadatain lebih difokuskan
kepada hakekat dua kalimah
syahadat tersebut
yang berhubungan langsung
dengan pelaksanaan ibadah
khusus, yaitu tazkiyah dan
thaharah.
2. Tazkiyah dan Thaharah
2.1. Tazkiyah
Tazkiyah ialah menyucikan
jiwa dari segala macam
bentuk kemusyrikan dengan
menghayati/meyakini makna
syahadatain dan
mengucapkannya dengan
penuh kesadaran dan
keinsafan, bahwa semua yang
dikerjakan hanya untuk
menyembah Allah SWT. yang
membentuk niat
di dalam untuk menyembah
Allah. Niat setiap pekerjaan
yang didasarkan untuk
menyembah Allah
SWT. adalah rukun pertama
dari setiap ibadah, baik ibadah
khusus maupun ibadah
mu9amalah. Apapun
bentuk pekerjaan akan bernilai
ibadah apabila niyatnya hanya
menyembah Allah SWT.
semata (lillahi
ta9ala), maka Tazkiyah
berfungsi meyucikan hati dari
syirik beserta sifat-sifat buruk
yang melekat di
hati, sebagaimana yang
diisyaratan dalam QS.91:7-9
(Baca artinya dalam al-
Qur9andan
Terjemahannya.
Niat adalah rukun yang
menempati posisi pertama dari
setiap rukun ibadah yang
mutlak ada
pada setiap perbuatan dapat
diterima Allah SWT. sebagai
ibadah. Tempat niat di hati,
maka niyat
ibadah ialah menyengaja
dalam hati untuk melakukan
sesuatu ibadah karena Allah
SWT. semata yang
diikuti dengan
pelaksanaannya. Misalnya
niyat shalat subuh, yaitu
menyengaja di dalam hati
untuk
mendirikan shalat subuh dua
raka9at, fardu karena Allah
SWT. Contoh lain dalam
ibadah mu9amalah,
misalnya niyat menikah,
yaitu menyengaja di dalam
hati untuk menikah karena
Allah SWT., maka
menikah yang diniyatkan
karena Allah akan bernilai
ibadah di sisi Allah SWT.
Niyat karena Allah SWT.
berfungsi sebagai tazkiyah di
dalam hati, karena niyat
pada
hakekatnya inti sari dari
syahadat tauhid ౫ 残 g' HF'
g K' /G‫'ش‬
(Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain
Allah). Disini niat
mengembalikan posisi
motivasi kecintaan hati kepada
motovasi hidup hanya untuk
mencintai Allah SWT.
semata, hanya untuk
mencari ridha Allah SWT.
semata. Dan hanya untuk
menyembah Allah SWT.
semata. Dengan niyat diawal
pekerjaan, berarti seorang
Muslim telah
mensucikan batinnya,
perasaannya, pikirannya, dan
hawa nafsunya dari segala
yang mengotorinya,
puncak tertinggi yang
mengotori batin itu ialah
syirik. Orang yang ber-
syahadat disebut orang yang
memiliki kesucian
rohani/kesucian hati, yaitu
hatinya hanya diisi dengan
motivasi hanya untuk
menyembah Allah SWT.
semata, sebagaimana yang
diajarkan dan dipraktekkan
oleh Nabi Muhammad
Rasulullah SAW..

3
Syahadat tauhid merupakan
bagian pertama dari dua
kalimah syahadat. Syahadat
yang
pertama: ౫ 残 g' HF' g K' /G
‫'ش‬, disebut syahadat tauhid,
Syahadat yang kedua: ౫ 残
FI77F' /J/I K' /G‫'ش‬H,
disebut syahadat rasul.
Gabungan kedua syahadat
itulah yang disebut
syahadatain.
Secara etimologi kata syahadat
berarti pernyataan jiwa (al-
8ilanu ), janji (al-wa9du) dan
juga
berarti sumpah (al-Qasmu)
ialah aku menyatakan, aku
berjanji dan aku bersumpah,
tiada ilah (Tuhan)
yang pantas disembah, kecuali
hanya Allah, dan bahwa Nabi
Muhammad itu adalah utusan
Allah.
Syahadatain merupakan dasar
terpenting untuk tegaknya
totalotas dari rukun Islam.
Islam
tidak akan tegak kalau shalat
tidak tegak, karena
Syahadatain ada di dalam
bacaan shalat pada bacaan
tahyat, dan rukun yang
empat lainnya tidak akan
tegak, jika shalat tidak tegak
dengan sempurna.
Bahkan tidak akan ada Islam
tanpa syahadatain yang selalu
diikrarkan pada setiap
mendirikan shalat.
Makas syahadatain yang sah
adalah yang diikrarkan di
dalam shalat. pada waktu
tahyat.
karena syahadatain
merupakan salah satu dari
rukun shalat. Sedangkan
Shalat itu tiangnya Agama.
Barang siapa yang
mendirikan shalat berarti ia
telah mendirikan Agama,
jika ia tidak mendirikan
shalat berarti ia telah
meruntuh Agamanya (Islam)
HR. Thabrani. Begitulah
keterkaitan antara
syahadatain dengan shalat dan
din al- Islam (Agama Islam).
Syahadatain melambangkan
jiwa totalitas Islam. Ia laksana
ruh (juwa) yang merupakan
nadi
di dalam seluruh tubuh
manusia. Seluruh anggota
tubuh manusia tidak
berfungsi sebagai seorang
manusia yang hidup, jika
ruhnya telah tiada. Begitu
pula syahadatain yang
merupakan ruhnya setiap
aspek ajaran Islam. Setiap
amal ibadah manusia yang
bukan karena Allah SWT.
dikerjakan, ibarat
menanam benih yang mati,
sebagaimana dijelaskan Allah
SWT dalam QS:25:23 (Baca
artinya dalam
al-Qur9an dan
Terjemahannya).
Kedua kalimah syahadah itu
satu sama lainnya saling
berkaitan bagaikan dua sisi
mata uang.
Syahadah Rasul merupakan
kelengkapan dari syahadah
tauhid. Syahadah tauhid
menuntut
konsekwensi adanya
pengamalan seluruh ajaran
Islam sebagaimana yang
dipraktekan oleh Rasulullah
SAW. Makna yang terkandung
di dalamnya bahwa Allah
SWT. mempunyai hak untuk
disembah dan
yang mengucapkannya
berkewajiban hanya untuk
menyembah Allah SWT. saja.
Siapa yang komitmen
melaksnakan kewajiban itu
akan selamat hidupnya di
dunia dan di akhirat, dan
siapa yang berpaling
dari kewajiban itu akan
sengsara hidupnya di dunia
dan akhirat.
Syahadatain dikrarkan di
dalam shalat, sebagai
proklamasi kemerdekaan diri
atas segala
macam bentuk penghambaan
kepada selain Allah SWT. Kini
dan seterusnya diri hanya
menjadi hamba
Allah SWT. saja sebagai
seorang mukmin. Juga
proklamasi diri sebagai
seorang muslim, karena
syahadatain fundamen dari
rukun Islam yang lainnya.
Maka syahadatain pada
hakekatnya adalah

4
berfungsi tazkiyah yaitu untuk
menyucikan jiwa dari segala
macam bentuk kemusyrikan,
maka hakekat
syahadatain ada dalam
bentuk niyat karena Allah
SWT. (lillahi ta9ala) dalam
setiap ibadah sebagai
rukun prtama dari setiap
ibadah.
2.2. Thaharah
Thaharah berarti
membersihkan sedangkan
Tazkiyah berarti menyucikan.
Maka pemakaian
kata thaharah dalam konteks
pembahasan ini adalah
berkaitan dengan ibadah
mahdhah (ibadah
khususu), khusunya ibadah
shalat yang wajib
dilaksanakan oleh setiap
pribadi muslim sebelcum
mendirikan shalat yaitu mandi
wajib jika berhadas besar,
dan berwudhu9 jika berhadas
kecil, dengan
menggunakan air yang suci, air
itu suci zatnya; menyucikan
benda lainnya.
Dalam rasa bahasa, thaharah
artinya bersih yang
diucapkan terhadap jasmani,
dan tazkiyah
artinya suci yang diucapkan
terhadap ruhani.
Sebagaimana dalam
ungkapan: Pakaiannya bersih
dan
Hatinya suci. Kebersihan
tubuh membawa kepada
kesehatan badan. Sedangakn
kesucian jiwa
membawa kepada kesehatan
jiwa. Maka kebersihan lahir
dan kesucian batin
membawa kepada
keselamatan dan kebahagiaan,
yang diistilahkan dengan Islam
dan salam. Allah SWT. itu
Maha Suci,
maka mendekati-Nya mestilah
dengan jalan membersihkan
jasmani menyucikan rohani,
sebagaimana
dijelaskan Allah SWT dalam
Q.S. 74:4-5 dan Q.S. 9:103
(Baca artinya dalam al-
Qur9an dan
Terjemahannya). Rasulullah
SAW menjelaskan dalam
sabdanya, artinya: Adapun
kebersihan itu ialah
sebagian dari Iman (HR.
Ahmad, Tarmuzi dan Muslim).
Hakekat thaharah ialah
menjauhi segala yang kotor,
dan mendekati kebersihan dan
kesucian
dalam segala aspek
kehidupan. Kebersihan tubuh
yang lahir adalah suatu
syarat mutlak untuk
memperoleh kesucian batin.
Perkembangan ilmu kesehatan
telah membuktikan kebenaran
ajaran Islam
tentang kebersihan lahir.
Suatu barang yang tidak
bersih mestilah dibersihkan
dengan air.
Meningkatkan badan dari
keadaan tak bersih (berhadas
besar/kecil) kepada status
bersih, menurut
Islam juga dengan
membergunakan air. Air itu
haruslah bersih, yaitu air yang
bersih lagi mebersihkan.
Dalam fikih Islam dikenal
dengan Air mutlak, yaitu air
yang bersih zatnya dan
membersihkan bagi
benda-benda yang lainnya.
Thaharah merupakan syarat
mutlak sahnya shalat.
2.3. Fungsi Thaharah dan
tazkiyah dalam ibadah shalat
Thaharah, ialah membersihkan
badan dari hadas besar dan
hadas kecil dengan
menggunakan
air yang bersih (air yang
zatnya bersih, membersihkan
benda lainnya) yang di awali
dengan niyat untuk
mendirikan shalat karena Allah
SWT. sesuai dengan rukun dan
syarat-syarat tertentu menurut
hukum
Islam, karena dengan thaharah
itu tergantung sahnya ibadah
shalat seseorang, karena
dharurat, dapat

5
diganti dengan tayamum,
yaitu manyapu muka dan
tangan hingga dua mata siku
dengan tanah yang
bersih , sebagaimana dalam
QS. 5:6 (Baca artinya dalam
al-Qur9an dan
Terjemahannya).
Thaharah dan tazkiyah dalam
ibadah shalat bagaikan mata
uang yang bermuka dua,
thaharah
tanpa tazkiyah shalat tidak sah;
karena hakekat tazkiyah adalah
niyat; niyat adalah rukun
pertama dari
ibadah shalat, tazkiyah tanpa
thaharah shalat tidak sah;
kerana tharah adalah perbuatan
membersihkan
diri dari hadas besar dan hadas
kecil dengan air yang suci;
tentu jika tidak melakukan
taharah tidaklah
berbentuk ibadah tazkiyah itu.
3. Shalat
3.1. Pengertian shalat
Secara etimologis, arti kata
shalat mengandung berbagai
arti, yaitu: Shalat berarti
Shillah,
yaitu hubungan langsung
dengan Allah SWT. Shalat
berarti zikir, yaitu mengingat
Allah SWT. Shalat
berarti do9,a, yaitu
mermohon kepada Allah SWT.
Shalat berarti mi9raj, yaitu
naik jiwa menghadap
langsung kepada Allah SWT.
Shalat berarti tazkiyah dengan
syahadah yaitu menyucikan
hati (jiwa)
dari segala bentuk
kemusyrikan yang melekat
di hati. Shalat berarti
memperkukuh dan
memperkuat
rohani, melahirkan rasa
percaya diri. Shalat berarti
meningkatkan daya
konsentrasi, melatih disiplin
diri. Shalat berarti melatih
keseimbangan antara spritual,
emosional, intelektual dan
nafsu biologis di
bawah kontrol iman.
Secara terminologis
pengertian shalat menurut
hukum Islam ialah beberapa
ucapan dan
perbuatan yang dimulai
dengan niyat yang disertai
takbir, disudahi dengan salam,
yang dengannya kita
beribadah kepada Allah
SWT. menurut rukun dan
syarat yang telah ditentukan.
Shalat tidak hanya
berarti beribadah
(menyembah) kepada Allah
SWT., tetapi pada hakekatnya
shalat adalah pernyataan
dan permintaan yang
disampaikan dalam bahasa
bacaan shalat dari hamba
kepada Allah SWT. sebagai
kebutuhan hidup.
Shalat merupakan ibadah
yang mengandung komunikasi
langsung seorang Muslim
dengan
Allah SWT, yang melibatakan
ruhani dan jasmani, yang
disebut juga dengan istilah
ibadah ruhaniyah
dan badaniyah, sebagaimana
dalam firman Allah SWT
dalam, QS.20:14 (Baca artinya
dalam al-Qur9an
dan Terjemahannya).
Mendirikan shalat melibatkan
jasmani dan rohani diri
seseorang muslim secara
utuh dan
total, yang mencakup unsur
ruhani, seperti niat, mengerti
setiap yang dibaca pada
bacaan shalat, serta
memahami maknanya, dan
gerakan fisik yang sempurna,
sehingga shalat disebut juga
dengan istilah
ibadah ruhaniyah dan ibadah
badaniyah, yang berdampak
langsung terhadap tingkah
laku, hingga

6
membentuk kemampuan
untuk menghindari setiap
perbuatan keji dan mungkar,
sebagaimana
dijelaskan Allah SWT.
dalam firman-Nya dalam
QS. 29:45 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya).
3.2. Fungsi Shalat dalam
Kehidupan
Fungsi shalat dalam
kehidupan dapat dilihat dari
anatomi shalat, bacaan shalat
dan
memahami dan menghayati
arti dan makna bacaan shalat
serta gerakan shalat secara
sempurna.
3.2.1. Fungsi Bacaan Shalat
Sebagai Media Berzikir
Sebagian bacaan shalat adalah
bermuatan zikir, yang
berfungsi untuk memperolah
ketengan
jiwa dan relaksasi. Untuk
berzikir inilah salah satu dari
fungsi shalat yang dapat
dinikmati oleh setiap
manusia yang membutuhkan
ketengan jiwa (ketengan
nafsu/syahwat, ketengan
perasaan dan ketengan
pikiran), sebagaimana
dijelaskan Allah SWT.
dalam QS. 20:14 (Baca
artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya). Ingatlah!
hanya dengan berzikir di
dalam shalat hati (perasaan,
pikiran dan nafsu)
bisa menjadi tenang,
sebagaimana dijelaskan Allah
SWT. dalam QS.13:28 (Baca
artinya dalam al-
Qur9an dan Terjemahannya).
Shalat adalah zikir yang
paling besar nilainya di sisi
Allah SWT. sehingga orang
yang
mendirikan shalat dengan
khusyu9 akan diberi
kemampuan oleh Allah
SWT. untuk menginggalkan
semua perbuatan keji dan
mungkar, sebagaimana
dijelaskan Allah SWT. dalam
QS.29:45 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya).
Secara teoritis zikir berarti
menyebut dan mengingat.
Secara praktis antara zikir
menyebut dan
zikir mengingat itu terdapat
hubungan langsung dalam satu
paket zikir, karena setiap yang
disebut pasti
diingat, sebutan tanpa ingatan
adalah ucapan orang gila.
Akan tetapi sesuatu yang
diingat belum tentu
pasti disebut dan tidak mesti
selalu disebut, karena setiap
sebutan atau ucapan
disesuaikan dengan
kebutuhan. Sebab, tidak setiap
yang diingat itu mesti
dikatakan, tetapi setiap yang
dikatakan mestilah
diingat dan dipikirkan
terlebuh dahulu. Berangkat
dari pengertian bahwa zikir
itu adalah menyebut,
maka bacaan shalat yang
mengandung zikir adalah
bermakna zikir secara praktis,
karena bacaan zikir
di dalam shalat tidak denga
mengingat Allah, akan tetapi
mengucapkan bacaan shalat
secara
berbisik(sir) kalimat zikir
pada bacaan shalat pada
shalat sendiri dan sebagai
makmum. Sedangkan
pada shalat malam, shalat
jum9at, shalat hari raya dan
shalat gerhana bacaan al-
fartihah dan ayat imam
dikeraskan suaranya
(dijaharkan), dan aamiin bagi
laki-laki diakhir al-fatihah
iman mengikuti
Aamiinnya Imam.
Secara teoritis dan praktis
zikir itu mempunyai dua
bentuk, yaitu zikir dalam
bentuk yang
diucapkan di dalam shalat,
zikir yang diucapkan dalam
bentuk yang diprogramkan
sesudah shalat dan
Recommended for you
Document continues below

17

Hubungan Etika DAN Moral Dengan Akhlak


Agama100% (2)

7
zikir yang Bersifat Situasional
dan Kasuistik. Zikir di dalam
Shalat mempunyai tiga aspek
zikir, yaitu
zikir qauli, zikir qalbi dan zikir
fi’li.
Zikir qauli ialah bacaan
shalat dalam bentuk zikir.
Pertama, zikir takiratul-ihram
di awal
shalat: 7.G' ౫ 残 (Allah
Maha Besar), yang
diucapkan pada setiap
perpindahan gerak di dalam
shalat.
Pada setiap rakaat shalat
terdapat 5 x zikir takbir.
Kedua, zikir tahmid: LFNJF?
F' (7 ‫ل‬䒋 /J/F' (Segala puji
bagi Allah Tuhan semesta
alam), pada al-Fatihah yang
dibaca setiap rakaat shalat.
Ketiga, zikir tasbih,
G/J/.H H‫?ظ‬F' N.7 '/.7
(Maha suci Allah Yang Maha
Besar dan dengan memuji-
Nya) dibaca 3 x ketika
ruku9, dan yang dibaca 3 x
ketika sujud myaitu G/J/.H
NF?g' N.7 K'/.7 (Maha suci
Allah Yang Maha
Tinggi dan dengan memuji-
Nya). Ketiga bentuk zikir di
dalam shalat itu yang
diwiridkan terprogram
setelah shalat, yaitu sebanyak
33 x masing-masingnya.
Zikir qalbi. Menghayati arti
bacaan shalat, seperti 7.G' ౫
残 yaitu Allah maha Besar,
bahwa kita
sangat kecil di hadapan Allah
SWT., (7 ‫ل‬䒋 /J/F' LFNJF?F'
yaitu Segala puji hanyalah
milik Allah, bahwa
kita tidak berhak untuk dipuji,
karena kita adalah makhluk
yang hina di hadapan Allah
SWT.(Lihat arti
ayat QS.32:8 dalam al-Qur9an
dan Terjemahannya),
menghayati arti G/J/.H H‫?ظ‬F'
N.7 K'/.7 yaitu Maha
suci Allah Yang Maha Besar,
dan menghayati arti G/J/.H
NF?g' N.7 K'/.7 yaitu Maha
suci Allah Yang
Maha Tinggi, bahwa kita
hanyalah makhluk yang
sangat kecil dan rendah di
hadapaan Allah SWT.
Dengan zikir qalbi kita
merasakan berhadapan
langsung dengan Allah
SWT, sehingga kita akan
memperoleh khusyu9 di
dalam shalat, yaitu
ketenangan jiwa dan
kesehatan mental, kita
menikmatai
lezatnya shalat, karena shalat
tidak lagi sekedar sebagai
suatu beban kewajiban, akan
tetapi telah
menjadi kebutuhan.
Zikir fi’li ialah gerakan
shalat berfungsi sebagai zikir
aktif pada fisik kita, berupa
gerakan
mengikuti zikir lisani dan
zikir qalbi. Ketika tubuh
telah berdiri tegak lurus,
nafas (oksigen) di tarik
dalam-dalam lewat hidung, di
dalam qalbu telah terperogram
niyat shalat yang akan di
dirikan, sambil
mengangkat tangan sampai
batas daun telinga, mulut
mengucapkan takbiratul-
ihram 7.G' ౫ 残 secara
pelan-pelan melepaskan nafas
(carbon dioksida) dari
rongga lambung kita, begitu
pula ketika rukuk,
bangkit dari rukuk, sujud,
bangkit dari sujud, dan
seterusnya, sampai salam,
kepala diputar ke kanan 45
derjat dan ke kiri 45 derjat
ketika kita mengucapkan
salam penutup shalat. Seluruh
gerakkan itu jika
kita kerjakan dengan khusyu9
(perhatian terpusat) memahami
dan menghayati ari bacaan dan
gerakan
shalat degan sepenuh hati
dan mengerti, memberikan
efek ketengan jiwa dan
kesehatan tubuh kita.
Zikir yang diucapkan di dalam
shalat secara khusyu9 akan
mempengaruhi jiwa kita untuk
tetap terbiasa
berzikir di luar shalat. Zikir
di luar shalat ini terbagi
pula kepada tiga bentuk,
yaitu zikir yang
terprogram, zikir situasional
kasuistik dan zikir setiap saat.

8
Zikir yang terprogram, ialah
zikir yang telah diperogamkan,
yaitu zikir sesudah shalat yang
disunnahkan, yaitu membaca
tasbih: ౫ 残 H'/.‫س‬ (Maha
Suci Allah), membaca tahmid:
‫ل‬䒋 ‫د‬G/F' (Segala
puji hanya milik Allah),
membaca takbir : 7.G' ౫ 残
(Allah Maha Besar) dan
membaca tahlil: ౫ 残 ‫ل‬䐧' ‫ه‬F'
‫ل‬䐧
(Tiada Tuhan yang disembah,
kecuali Allah), yang
dilaksanakan sendiri-sendiri
sebanyak 33 x masing-
masingnya. Sebagian ulama
berpendapat boleh secara
berjamaah dengan
mengeraskan suara dipimpin
oleh imam shalat, dan
sebagian ulama berpendapat
dilaksanakan sendiri-sendiri,
dengan suara berbisik
sekedar didengar oleh telinga
kita sendiri untuk mencapai
penghayatan dan
kekhusyu9an dalam
berzikir, tidak dengan suara
keras, dalilnya adalah:
QS.7:205 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya).
Zikir yang bersifat
situasional, ialah zikir yang
diucapkan sesuai dengan
situasi yang kita
alami dan kita hadapi
dalam kehidupan sehari-hari,
yang disunnahkan Rasulullah
SAW
megucaknanya, seperti
membaca al-Qur9an yang
kita wiridkan, dan membaca
al-Qur9an ketika kita
mengalami keresahan hati,
kekacauan pikiran, ketika kita
sedang ditimpa musibah,
karena bacaan ayat-
ayat al-Qur9an itu adalah zikir
dan obat hati, sebagaimana
diisyaratan dalam QS: 15:9
dan QS.10:57
(Baca artinya dalam al-
Qur9an dan Terjemahannya).
Mengucapkan hawqalah
ketika kita mengalami
suatu keadaan yang diluar
perkiraan dan kemampuan
kita, seperti terkejut,
mendengar suara petir,
gempa dan sebagainya, maka
kita ucapkan: ‫ميظ?' ي‬F?F' ‫ل‬
䒋 '.‫ل‬䐧 '/I‫قل‬䐧 H‫ل‬䐧 I/‫ل‬䐧
(Tiada daya upaya, tidak ada
kekuatan, kecualai hanya milik
Allah SWT yang Maha
Perkasa). Membaca basmalah
ketika memulai
suatu pekerjaan, basmalah
ketika kita mau tidur dan
ketika mau pergi dari rumah
dan hamdalah ketika
pekerjaan kita telah selesai
dan ketika bangun dari tidur,
zikir tasbih pagi dan sore
sebagaimana
diisyaratkan dalam QS.33:42
(Baca artinya dalam al-Qur9an
dan Terjemahannya), dan
sebagainya.
Zikir terus menurus, ialah zikir
dengan mengingat Allah dalam
hati saja setiap detik di dalam
hati kita, zikir dengan
mengikuti irama gerak
denyut jantung kita dengan
kalimah: ౫ 残 , ౫ 残 , ౫ 残
atau
mengingat sifat-sifat Allah
dalam asma-ul-husna, dan
seterusnya dirasakan bahwa
Allah SWT. itu
selalu menyertai kita, melihat
perbuatan kita, mendengan
ucapan kita dan melindungi
diri kita. Zikir
seperti ini sangat berguna
untuk mengontrol emosi,
pikiran dan nafsu kita, agar
tidak berbuat keji dan
mungkar, akan
menumbuhkan percaya diri
karena merasa setiap detik
dilindungi oleh Allah SWT.
sebagaimana diisyaratkan
dalam QS.33:41, QS. 3:191dan
QS:7:205 (Baca artinya dalam
al-Qur9an dan
Terjemahannya).
Mengingat perintah dan
larangan Allah, ingat kepada
janji-janji dan pertolongan-
Nya, baik
janji kebahagiaan di dunia
maupun di akhirat,
mengingat Allah harap
masuk surga dan takut
masuk
neraka juga termasuk dalam
kategori zikir. Tidak ada yang
dapat menghalangi manusia
bezikir, kecuali

9
gila dan mati. Karena itu
biasakanlah berzikir, baik di
waktu malam ataupun siang,
berdiri, duduk,
berbaring, ketika sedang
belajar, ketika bekerja, di
darat, di laut, di atas mobil,
ketika musafir atau
ketika sendiri atau di tempat
keramaian, tanpa dibatasi
oleh ruang/tempat dan
waktu, zikir haruslah
dibiasakan olah setiap hamba
Allah SWT, sebagaimana
dijelaskan Allah SWT. dalam
QS:3:191 (Baca
artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya).
Zikir terakhir yang diucapkan
seorang mukmin ketika
mengahadapi kematian
(sakratulmaut),
zikir itu amatlah penting
sebagaimana sabda
Rasulullah saw.: 0F.F' F./ ౫
残 g' HF'g HIgG7.' K 'G LI
(Barang siapa yang
mengucapkan ౫ 残 g' HF'g di
akhir hayatnya dijamin
Allah SWT. masuk sorga).
Dengan demikian tentu orang
yang selalu mendirikan shalat
yang akan mampu
mengucapkan kalimah
౫ 残 g' HF'g, karena dia telah
terlatih mengucapkan kalimah
౫ 残 g' HF'g pada setiap
mengucapkan dua kalimah
syahadat dalam tahyat ketika
shalat. Dengan memahami dan
menghayati arti dan makna
zikir di dalam
shalat kita akan memperoleh
shalat yang khusyu9 dan
ketenangan jiwa.
3.2.2. Fungsi Bacaan Shalat
Sebagai Media Berdo9a
Do9a di dalam bacaan shalat
untuk bertaubat, membentuk
motivasi dan harapan hidup.
Maka
shalat sebagai media berdo9a
dengan khusyu9, memohon
pertolongan kepada Allah
SWT. tentang
problematika kehidupan yang
tengah di alami, atau sebagai
media untuk mengadukan,
menyampaikan
setiap keluhan dan semua
muatan dan beban kehidupan
kepada Allah SWT., QS.2:186
(Baca artinya
dalam al-Quran dan
Terjemahannya), sebagaimana
sabda Rasulullah SAW.:
''?/F' /g7F' (Shalat itu
adalah media untuk do9a),
sebagamana dijelaskan oleh
Allah SWT. dalam QS.2:45
dan 153 Baca
artinya dalam al-Quran dan
Terjemahannya).
Secara etimologis kata do9a
berarti berharap, memohon,
dan meminta. Terminologi
do9a
dalam ajaran Islam ialah
memohon dan berharap
sesuatu yang diinginkan dan
diharapkan kepada Allah
SWT.. Do9a sebagai ruh
(jiwa), puncak dan
otaknya ibadah.
Sebagaimana Sabda
(hadis)
Rasulullah SAW.: // '.?F'
/H7 ''?/F' (Do9a itu ruhnya
ibadah), dan // '.?F' .I ''?/F'
(Do9a itu otaknya
ibadah).
Sebagian dari bacaan shalat
mengandung do9a dan
sebagian lagi mengandung
zikir, dan
sebagian lagi mengandung
pernyataan (syahadah) atau
kesaksian dan komitmen.
Dalam terminologi
hadis, shalat berarti berarti
hubungan langsung seorang
muslim dengan Tuhannya
(Allah SWT.) dan
juga berarti mi9rajnya seorang
muslim kepada Tuhannya
(Allah SWT.), dan berarti do9a
(permohonan)
seorang muslim kepada Allah
SWT., sebagamana dijelaskan
oleh Allah SWT. dalam
QS.2:45 dan 153
(Baca artinya dalam al-Quran
dan Terjemahannya). Dengan
berhadap hati (jiwa) kepada
Allah SWT.
yang menimbulkan rasa
tunduk dan taat kepada-Nya,
takut kepada azab-Nya serta
menumbuhkan di

10
dalam jiwa untuk merasakan
kebesaran-Nya, sehingga kita
merasa sangat kecil di
hadapan-Nya dan
hanya memohon dan meminta
keperluan dan hajat hidup kita
kepada Allah SWT. semata.
Pada lahirnya shalat itu ialah
ucapan bibir dan gerakan
anggota badan, pada
hakikatnya shalat
ialah menghadap hati kepada
Allah SWT. dengan sepenuh
jiwa dengan penuh
kekhusyu9an dan
keikhlasan dalam berzikir,
berdo9a, bertahmid, bertasbih
dan bertahlil kepada Allah
SWT. di dalam
shalat.
Diantara do9a-do9a yang
langsung dikabulkan Allah
SWT. adalah do9a di dalam
shalat. Di
dalam bacaan shalat terdapat
bacaan yang bermuatan do9a
memohon kepada Allah SWT.,
yaitu do9a
pada bacaan iftitah, do9a pada
bacaan al-fatihah, pada
sebagian bacaan ayat, pada
bacaan ruku9, pada
bacaan i9tidal, pada bacaan
sujud, pada bacaan duduk
antara dua sujud dan do9a
pada bacaan tahyat.
Do9a pada bacaan iftitah Jika
kita membaca bacaan:
(7>GF'H G7‫ش‬GF' I ‫ ت‬.‫ي‬
‫?د‬. 'GG ‫ يطخ‬I‫ي‬.H ‫ي‬K.?‫ د‬.‫ي‬
‫م‬GFF',......
Artinya: Ya Allah!
Jauhkanlah antaraku dengan
dosa-dosaku, sebagaimana
jauhnya jarak antara
timur dan barat! Untuk
lengkapnya, silahkan lihat dan
baca pada buku Tuntunan
Shalat Lengkap dan
Artinya! Do9a pada bacaan al-
Fatihah. Pada ayat 5-7, QS.3:
192-194, QS.7:23, QS.17: 80,
QS.113:1-5,
QS.114:1-6, QS.:286, (Hafal
ayatnya sebagai do9a dan
artinya dalam al-Quran dan
Terjemahannya).
Do9a pada bacaan ruku9
dan sujud. Selain tasbih,
bacaan ruku9 ada pula yang
disunnahkan
oleh Rasulullah SAW berupa
do9a, yaitu : ‫ي‬F7 '>‫ف‬
‫م‬GFF' G‫د‬G/.H 'K.7 ‫م‬GFF'
GJ '/.‫س‬, Artinya: Maha suci
engkau Ya Allah, Ya Tuhan
kami! Dan dengan memuji
Engkau, Ya Allah! Ampunilah
dosaku!
Do9a pada bacaan duduk di
antara dua sujud. Delapan
macam kebutuhan hidup
yang kita
mohonkan kepada Allah
SWT., di dalam do9a duduk
antara dua sujud, artinya: 1).
Ya Allah! Ampuni
dosa-dosaku!, 2), Kasihilah
aku!, 3). cukpilah
kekuranganku/ tutupi
kesalahanku, 4). Angkat
derjatku!,
5). Beri aku rezki, 6). Tunjuki
aku!, 7). Beri aku kesehatan,
dan 8) maafkan aku!
Do9a pada bacaan tahyat.
Doa pada bacaan tahyat
yang mengandung do9a
setelah: 1'N/.F'
‫ل‬䒋 1'.FNF‫ط‬F' /'Hg7F'
1'G7'.JF' (segala kebaikan dan
segala keberkatan adalah
mikik Allah SWT.), GNF?
Gg7F'
H.'G7.H ౫
残 0J/7H'IN.FF''GN' (semoga
keselematan, rahamt dan
keberkatan dilimpahkan Allah
SWT kepada
engkau semua wahai para
Nabi!) dan LN/F'7F' ౫ 残 /'.?
‫ى‬F?H 'FNF? Gg7F' (semoga
Allah SWT memberikan
keselamatan kepada kami
sekeluarga dan orang-orang
shaleh seluruhnya) Setelah
itu dilanjutkan
dengan syahadatain, ada doa
shalawat untuk Nabi
Muhammad SAW. dan
keluarganya, sebagaimana
telah diberikan Allah kepada
Nabi Ibrahim AS. dan
keluarganya, di tutup dengan
do9a salam ke kanan
dan ke kiri.

11
3.2.3. Fungsi Bacaan Shaat
Sebagai Komitmen atau Janji
Setia (Iqrar )
Fungsi bacaan shaat sebagai
komitmen atau Iqrar (Janji
Setia) kepada Allah SWT.
terdapat
pada ketika membaca bacaan
Iftitah dengan bacaan QS:6:89
dan 162-163, dan pada bacaan
al-Fatihah
ayat 1-5 (Hafal ayatnya
sebagai do9a dan artinya
dalam al-Quran dan
Terjemahannya).
3.3. Eksistensi dan Tujuan
Ibadah Shalat dalam
Kehidupan
Ekskstensi (keberadaan) dan
tujuan ibadah shalat dalam
kehidupan ialah untuk
menyembah
(beribadah kepada) Allah
SWT., karena shalat sebagai
tiang Agama., sebagimana
dalam Hadis
Raslulullah SAW.. yang
artinya: Shalat adalah tiang
Agama, Siapa yang
mendirikan shalat; berarti
dia teleh menegakkan
Agamanya, dan barang siapa
yang meninggalkan shalat;
berarti dia telah
menruntuhkan Agamanya.
(Hadis Shahih). Ibadah
shalat yang didirikan dengan
khusyu9 akan
menghasilkan keterampilan
hidup mempu mencegah diri
dari perbuatan keji (kotor)
yang merusak
sendi-sendi kehidupan dan
perbuatan mungkar (yang
melanggar larangan Allah
SWT.), sebagaimana
dalam firman Allah SWT.
QS.29:45 (Baca artinya dalam
al-Quran dan Terjemahannya).
3.4. Shalat Berjama’ah
Setiap muslim wajib
hukumnya mendirikan shalat
secara berjama9ah di Masjid,
atau di
Mushalah terdekat dengan
tempat tinggalnya, sebagaima
dijelaskan Allah SWT dalam
QS. 2: 43 dan
QS. 9:18 (Baca artinya dalam
al-Quran dan Terjemahannya).
Khusus bagi wanta, yang
kearena sesutu
hal yang menyebabkan dia
tidak dapat datang ke masjid
untuk mendirikan shalat
berjamaah, seperti
wanita yang hamil, wanita
yang menuyusui bayinya dan
mengasuh/mendidik anaknya
yang berusia di
bawah usia 7 tahun, wanita
gadis dan janda yang
dikhawatirkan akan terjadi
fitnah kepada dirinya, dan
pada kondisi sosial
masyarakat yang berada
dalam pergaulan
kejahiliyahan; yang terancam
keselamatan diri wanita datang
kemasjid, seperti diganggu,
diperkosa atau diculik oleh
laki-laki jahil,
maka rumahnya adalah masjid
baginya (berdasarkan Hadis
shahih)
3.5. Hikmah Ibadah Shalat
dalam Kehidupan
Manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT. tidak
dapat melepaskan
ketergantungan
hidupnya dari Allah SWT.,
karena manusia akan
bertanggung jawab kepada
Allah SWT. atas segala
amal perbuatannya. Maka
manusia selalu butuh
perlindungan Allah SWT.
dan hidayah-Nya melalui
shalat sebagaimana
dicontohkan dan
dipraktekkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Dari
seluruh amal
perbuatan manusia dalam
hidupnya, shalatlah yang
pertama sekali dipertanggung
jawabkan kepada
Allah di akhirat kelak.
Apabila shlalat kita baik,
maka amal kita diterima, dan
jika shalat kita tidak
baik, maka amal kita tidak
diterima Allah SWT di akhirat
kelak. (Hadis Shahih).

12
Manusia sebagai makhluk
individu membutuhkan
kesehatan jasmani dan
rohani. Maka
hikmah shalat bagi manusia
dilihat sebagai makhluk
pribadi akan membentuk
fisik dan jiwa yang
sehat, karena gerakan shalat
adalah merupakan olah raga
untuk menjaga kesehatan
tubuh. Dilihat dari
segi kesehatan jiwa, shalat
adalah terapi mental untuk
menghilangkan stres dan
depresi mental, karena
shalat adalah tempat
peristirahatan jiwa (relaksasi)
yang diperoleh dengan
malaksanakan shalat
khusyu9.
Manusia sebagai makhluk
sosial dan ekonomi, tidak
dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya
secara sendiri-sendiri,
sehingga manusia butuh
bekerjasama dengan orang lain
dan melakukan interaksi
sosial untuk menyatakan
eksistensi (keberadaan)
dirinya di tengah-tengah
lingkungan masyarakat.
Maka Shalat merupakan
tindakan preventif terhadap
perbuatan keji dan mungkar,
yang berpengaruh
kepada hubungan sosial.
Shalat berjama9ah, mendidik
persatuan dan kesatuan
dalam kepemimpinan
yang bertanggung jawab,
sebagaimana kekompakan
gerakan dalam shalat
berjama9ah, sebagaimana
diisyaratkan dalam QS.2:43
(Baca artinya dalam al-Quran
dan Terjemahannya). Shalat
juga mendidik
diri agar selalu berpakaian
bersih dan suci, selalu
menutup aurat, sopan,
sehingga tumbuh dalam diri
rasa malu. Hadis Rasul: Malu
itu separohnya iman (Hadis
Shahih).
Kewajiban berwudhuk dengan
air bersih, disyaratkan suci
pakaian dan tempat,
diwajibkannya
menutup aurat,
diwajibkannya shalat jum9at
dan diutamakannya shalat
jama9ah di Masjid/Mushalla,
maka shalat memotivasi
pertumbuhan ekonomi bidang
usaha industri air bersih dan
perdagangan air
minum, usaha
industri/perdagangan tekstil,
sajadah dan alat pembersih
tikar, shalat juga memotivasi
pertumbuhan teknologi
bangunan serta usaha industri
dan perdagangan bahan
bangunan.
3.6. Hikmah Gerakan Shalat
dalam Kehidupan
Apabila diperhatikan dan
dianalisa dengan cermat serta
dimaknai gerakan shalat yang
dimuali
dengan tegak berdiri betul
dengan sikap siap, dilanjutkan
dengan takbiratul-ihram
dengan mengangkat
kedua tangan, dilanjtkan
dengan ruku9, bangkit dari
ruku9, sujud, bangkit dari
sujud, sujud lagi yang
diteruskan setiap raka9atnya,
kemudian tasyahud dan
diakhiri dengan dua salam
dengan memutar
kepala ke kanan pada salam
pertama dan memutar kepala
kekiri pada salam kedua
sebagai akhir dari
prosesi gerakan shalat.
Maka gekarakan shalat
merupakan putaran bolak
baik, setengah lingkaran.
Dalam lingkaran Gerakan
Shalat terdapat nilai-nilai
kehidupan, yaitu disamping
bernilai oralah raga,
sekaligus juga merupakan
cerminan realitas lingkaran
pergerakan kehidupan
seorang muslim yang
menggambarkan bentuk sikap
hidup selalu ingat akan
kebesaran Allah SWT. dengan
mengucapknan
zikir: 7.G' ౫ 残 pada setiap
perpindahan gerakannya
membentuk sikap hidup yang
tangguh, ulet, shabar,
tegar dan pantang menyerah
kepada dinamika (perobahan)
kehidupan, hidup hanya
menyerah dan

13
berserah diri kepada Allah
SWT. semata. Dapat
dimaknai pada gambaran
lingkaran gerakan shalat
berikut:
Lingkaran Gerakan Shalat:
A
1= 7.G' ౫ 残

sssssssssssss‫ر‬
B1= 7.G' ౫残

B2
D3 C1=
7.G' ౫ 残

D3
D2 C2
A1 = Kepala di atas = Pada
waktu takbiratul ihram. Kaki:
Membentuk garis tegak lurus
180 derajat.
Melambangkan diwaktu kita
mencapai keberhasilan hidup
pada puncak karir/kejayaan
hidupnya,
kita tetap merasa kecil
dihadapan Allah SWT. kita
selalu bersyukur mengakui
kebesaran Allah
SWT. = 7.G' ౫ 残
B1 = Pada waktu ruku9:
Pinggang membentuk garis
datar separoh tegak lurus 90
derajat. Ke B2 =kepala
pada waktu ruku9, =
Melambangkan kita sadar,
tidak akan selamanya hidup
jaya, di waktu
karir menurun, merasa
kecil dihadapan Allah,
selalu tawakkal, tidak
frustasi, kita selalu
mengakui kebesaran Allah
SWT. menuucapkan 7.G' ౫ 残
C1 = Pada waktu sujud:
Panggul membentuk garis
menukik 45 derajat ke kepala
C2, melambangkan
diwaktu hidup kita jatuh,
pekerjaan/karir/kekayaan tidak
ada lagi, bahkan kesehatanpun
tidak ada
lagi, kita tetap tegar/sabar
menghadapinya, selalu merasa
kecil dihadapan Allah swt.,
justru itu
kita selalu menghadapi /
menerima dengan penuh taqwa
dan tawakkal kepada Allah
SWT. Kita
selalu mengucapkan 7.G' ౫ 残,
dan kita tidak pernah berputus
asa, kecewa dan frustasi.
D1= Pada waktu duduk antara
dua sujud dan duduk tasyhud:
Kepala di atas pada possisi
tegak lurus
setengah lingkaran 45 derjat,
D2= Pantat menyangga badan
dengan kokohnya dan D3 =
Lutut:
Ketika Duduk pada tasyhud,
tetap mengucapkan 7.G' ౫ 残.
Ini melambangkan keadaan
hidup yang
didambakan oleh setiap pribadi
Muslim, yaitu hidup
pertengahan. Hidup yang
penuh keselamatan
dan keberkatan, hidup yang
penuh tauhid dan mengikuti
gaya hidup Nabi Muhammad
SAW.
Sesuai dengan makna bacaan
shalat pada duduk tasyhud,
yang diakhiri dengan salam
Assalamu

D1 ‫ ربكا‬౫ 残
C1 B1

14
8alaikum Warahmatullahi
Wabarakaatuh. Hidup yang
penuh persaudaraan dengan
sesama
manusia, sehingga setiap
berjumpa dengan manusia
lain ia selalu mengucapkan
salam
perdamaian Assalamu
8alaikum Warahmatullahi
Wabarakaatuh ke kanan dan
kekiri. Walaupun
dalam keadaan berada pada
puncak kejayaan, atau berada
pada keadaan tidak berjaya,
sikap hidup
orang yang shalat selalu dalam
keseimbangan dalam
kesederhanaan seperti keadaan
duduk amtara
dua sujud dan tasyahud dalam
shalat.
3.7. Langkah-Langkah
Mencapai Shalat Khusyu’
3.7.1. Sempurnakan thaharah
dan tazkiyah.
3.7.2. Begitu sampai di tikar
sajadah, jangan langsung
takbir, tenangkan nafsu dan
pikiran agak sesaat
sambil mengingat-ingat hal-
hal yang akan mengganggu
kita sewaktu shalat,
sekiranya ada,
sebaiknya diamankan terlebih
dahulu, misalnya sandal atau
sepatu yang kita letakan
disembarang di luar masjid
karena hendak besegera
mendirikan shalat, kalau
ingat bahwa
tempatnya tidak aman dari
pencuri, sebaiknya
diamankan terlebih dahulu
sebelum shalat
dimulai, sampai terbentuk rasa
berhadapan dengan Allah
AWT.
Baca do9a yang terdapat
dalam QS.23:97-98, agar tidak
diganggu syetan ketika shalat:
ù øñò þ ðÿ
ÿúô øûüÿûõ
øñòõò þ ùõ òò
øòò÷ó
Ya Tuhanku aku berlindung
kepada Engkau dari bisikan-
bisikan syaitan. dan aku
berlindung
(pula) kepada Engkau Ya
Tuhanku, dari kedatangan
mereka kepadaku!
3.7.3. Setelah merasa
berhadapan dengan Allah
SWT., silahkan berniyat dan
sekaligus angkat tangan
sambil mengucapkan takbir
pelan-pelan dengan
penghayatan yang mendalam
di dalam hati
bahwa Allah SWT, Maha
Besar, sedangkan kita sangat
kecil dan sangat lemah.
3.7.4. Bangun posisi anggota
badan dengan sepurna sesuai
dengan penempatannya secara
benar sesuai
dengan shalatnya Rasullah
SAW., seperti melipat tangan
ke dada susudah takbir, dengan
posisi
tangan kiri menempel di
antara dada dan lambung
(tepat di ulu hati) dan
tangan kanan
memegang pergelangan tangan
kiri.
3.7.5. Bacalah bacaan shalat
secara sempurna makhrajil-
huruf dan tanda bacanya
dengan menghayati
makna (artinya) secara
khusyu9.
3.7.6. Ketahui tempat-tempat
berzikir dan berdo9a di
dalam bacaan shalat, jika
sedang membaca
bacaan zikir rasakan anda
sedang berzikir yang langsung
didengar Allah SWT., dan jika
sedang
membaca bacaan yang
mengandung do9a rasakan
bahwa anda sedang berdo9a
yang langsung
didengar Allah SWT., ketika
anda membaca bacaan
pernyataan (syahadah) sperti
ketika

15
mengucapkan ikrar dua
kalimah syahadat pada
tahyat dengan mengangkat
telunjuk, rasakan
pernyataan ikrar dan
pengakuan anda bahwa tidak
Tuhan yang sembah selain
Allah SWT dan
Nabi Muhammad SAW utusan
Allah, didengar oleh Allah
SWT.
3.7.7. Rasakan ketika anda
membaca bacaan do9a
tahyat, bahwa jiwa anda
sedang mi9raj (naik)
kepada Allah untuk memohon
sesuai dengan isi do9a tahyat
tersebut.
3.7.8. Sempurnakanlah
gerakan shalat dengan
tuma9ninahnya (berhenti
dengan tenang sejenak) sambil
menghayati bacaan yang
dibaca.
3.7.9. Tutuplah shalat dengan
salam secara sempurna baik
lafalnya maupun gerakannya.
3.7.10. Sesudah shalat, jangan
langsung bangkit atau pergi,
berzikirlah terlebih dahulu
secara tenang,
dan akhiri dengan do9a secara
masing-masing sesuaikan do9a
dengan kebutuhan kita saat itu.
4. Zakat
4.1. Pengertian Zakat
Secara etimologi zakat berarti
membersihkan menyucikan,
menyuburkan dan berkah.
Menurut
terminologi fikih zakat
ialah pemberian sebagian
harta yang telah sampai
nisabnya, kepada yang
berhak sesuai dengan
ketentuan syari9at (hukum
Islam). Sedangkan hakikat
zakat ialah membersihkan
harta dari hak Allah SWT.
dan menyucikan diri dari
sifat-sifat, rakus, serakah,
bakhil, kikir dan
sombong, sebagaimana
firman Allah SWT. dalam
Q.S. 9:103 (Baca artinya
dalam al-Quran dan
Terjemahannya).
Perintah zakat di dalam al-
Qur9an ditempatkan Allah
SWT. mengukuti perintah
shalat dalam
berbagai bentuk kalimat ayat
al-Qur9an, lebih kurang
terdapat sebanayak 29 kali,
antara lain
sebagaimana dalam firman
Allah SWT dalam QS.2:43
(Baca artinya dalam al-
Quran dan
Terjemahannya).
4.2. Bentuk-Bentuk Zakat:
4.2.1. Zakat Mal (zakat
harta), yaitu zakat hasil
pertanian, peternakan,
perdagangan, emas, perak,
zakat usaha/jasa (perusahaan),
benda purbakala dan zakat
tambang.
4.2.2. Zakat Nafs (zakat
fitrah), yaitu zakat jiwa,
yang diberikan berkenaan
dengan telah selesai
mengerjakan shiam (puasa)
yang difardhukan pada setiap
Ramadhan.
4.3. Klasifikasi Nisab Zakat
Mal
Seluruh harta dari hasil
usaha manusia yang beriman
kepada Allah SWT wajib
dikeluarkan
zakatnya, manakala telah
memenuhi rukun dan saratnya,
berikut ini dikemukana
klasifkasi harta
yang wajib dizakatnya;
jenisnya, haulnya (batas
waktunya) nisabnya (jumlah
minimunnya) dan

16
prosentase zakatnya (jumlah
zakatnya) yang wajib
dikeluarkan, sebagimana
pada tabel berikut
ini:
Klasifikasikan Nisab
sebagaimana dalam tabel
berikut:
No.
Jenis Harta
Haul Zakat
Nisab Zakat
% Zakat
Ket.
1.
Hasil pertanian
Masa panen
940 liter beras
10%
5%
Air alami
Irigasi/dibaiay
ai
2.
Hasil peternakan
2.1. Unta,Sapi dan Kerbau
2.2. Kambing
1 tahun
1 tahun
30 ekor
40 ekor
2,5%
2,5%
1 ekor
1 ekor
3.
Hasil Perdagangan,
perantaraan/jasa, Industri/
perusahaan dan unit usaha
1 tahun
85 gram emas
2,5%
Modal + laba
4.
Emas/perak (harta
simpanan)
1 tahun
1 tahun
85 gram emas/
perak
2,5%
2,5%
5.
Hasil tambang
Saat tambang
85 gram emas
2,5%
6.
Benda purbakala
Saat ditemui
85 gram emas
20%
Cara menghitung zakat hasil
perdagangan,
perantaraan/PNS/swasta, jasa,
industri/perusahaan
dan unit usaha lainnya.
Rumusnya: 85 (nisab zakat) x
harga emas 1 gram pada waktu
tutup buku akhir
tahun hisab bulan Qamariah
(kalender Islam), dilanjtkan
dengan menghitung
modal+laba = batas
minimum wajib zakat,
manakalah jumlah
modal+laba sampai batas
minimum tersebut, seharga
85
gram emas x harga Rp= 1
gram emas, maka wajib
berzakat.
Batas minimum hanya untuk
menetap wajib zakat,
manakala lebih dari batas
minimum tersebut,
maka zakatnya 2,5 % dari
maksimumnya. Setelah
deketehui batas minimu, maka
wajib dikelauarkan
zakatnya: 2.5%. dari jumlah
modal+laba yang diperoleh
dari tanggal 1 pada awal bulan
pertama buka
usaha/bekerja sesuai dengan
kalender tahun Qamariyah.
Hasil usaha dihitung pada
tanggal akhir bulan
ke 12 kalender Qamariyah.
Misalnya dari tanggal 1
bulan Sawal sampai pada
tanggal 30 buan
Ramadhan pada tahun usaha.
Bagi yang
gajinya/pendapatannya telah
tetap perbulan; seperti PNS
dan
pegawai Swasta, dapat
dikeluarkan zakatnya
perbulan, dengan cara
membagi 12 dari jumlah satu
tahun
hasil usaha yang mencapai
nisabnya seharga 85 gram
emas, dizakatkan 2,5% dari
jumlah perbulan.
Contoh: Pada tanggal 1 bulan
Sawal si A memulai usaha
perdagangannya dengan modal
30 juta rupiah,
atau mulai bekerja. Pada
tanggal terakhir bulan
Ramadhan tahun itu, si A
menghitung keuntungan hasil
perdagangannya + modal.
Rumusnya adalah : modal
30 Juta Rupiah + laba yang
diperoleh. Nisab
zakatnya ialah apabila pada
saat tutup buku akhir tahun,
apabila modal+ laba setara
dengan harga 85
17
gram emas sat itu, batas
minimum wajib berzakat.
Zakatnya adalah 2.5% dari
batas minimum wajib
berzakat (modal+ laba setara
dengan harga 85 Gram emas
sat itu
4.4. Mustahik Zakat (yang
berhak menerima zakat)
Mustahik zakat ialah orang
yang berhak menerima zakat,
sebagaimana dijelaskan dalam
QS. 9:60
(Baca artinya dalam al-
Qiur9an dan Terjemahannya)
Berdasarkan ayat ini, maka
orang yang berhak menerima
zakat adalah sebagai berikut:
4.4.1. Orang fakir: orang
yang amat sengsara hidupnya,
tidak mempunyai harta dan
tidak bertenaga
untuk memenuhi
penghidupannya, seperti
orang tua bangka yang tidak
ada keluarga
menanggung kebutuhan
pokoknya, orang cacat
permanenen yang mengakibat
tidak dapat
bekerja.
4.4.2. Orang miskin: orang
yang penghasilannya perhari
tidak mencukupi kebutuhan
pokok hidupnya
pada harin itu, seperti
kebutuhan hidupnya hari ini
Rp. 100.000,-, dia hanya
memperoleh
penghasilan (rezeki) pada hari
itu kurang dari Rp. 100.000,-,
4.4.3. Pengurus zakat, ialah
orang yang diberi tugas
(amanah) oleh pemerintah atau
oleh masyarakat
pada lembaga amil zakat
untuk mengumpulkan dan
mendistribusikan zakat
kepada mustahik
zakat, seperti petugas zakat
pada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kota
Padang, berhak
mendapatkan gaji atas
profesinya sebagai amil
zakat yang diambilkan dari
zakat yang
terkumpul.
4.4.4. Muallaf: orang kafir
yang ada harapan masuk
Islam dan orang yang baru
masuk Islam yang
imannya masih lemah.
4.4.5. Memerdekakan budak:
mencakup juga untuk
melepaskan Muslim yang
ditawan oleh orang-
orang kafir.
4.4.6. Orang berhutang:
orang yang berhutang karena
untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidupnya
yang bukan maksiat dan
tidak sanggup membayarnya,
dan orang yang berhutang
untuk
memelihara persatuan umat
Islam, walaupun ia mampu
membayarnya.
4.4.7. Pada jalan Allah
(sabilillah): Yaitu untuk
keperluan pertahanan Islam
dan kaum muslimin. di
antara mufasirin (ahli tafsir)
ada yang berpendapat bahwa
fisabilillah itu mencakup
juga
kepentingan-kepentingan
umum seperti mendirikan
sekolah, rumah sakit dan lain-
lain.
4.4.8. Orang yang sedang
dalam perjalanan yang bukan
maksiat, yang mengalami
kesengsaraan dalam
perjalanannya, termasuk orang
yang sedang dalam menuntul
ilmu pengetahuan yang
bermanfaat
sesuai dengan syari9at Islam.

18
4.5. Penggunaan Zakat:
4.5.1. Untuk Kebutuhan-
kebutuhan yang bersifat
konsumtif, yaitu penggunaan
zakat secara langsung
diberikan kepada yang
berhak menerima zakat,
seperti fakir dan miskin,
untuk mengatasi
keadaan sementara, jangka
pendek.
4.5.2. Untuk kebutuhan yang
bersifat produktif, yaitu
untuk mengatasi keadaan
yang lebih lama,
jangka panjang, seperti untuk
modal usaha yang dapat
mencegah timbulnya
kefakiran dan
kemiskinan. Asalkan modal
usaha produktif itu tetap
berada pada mustahik (yang
berhak) atas
zakat tersebut.
Pelaksanaan zakat pada
lembaga amil zakat
ditentukan oleh para 8amil
zakat sebagai salah
satu mustahik atau yang
berhak
mengumpulkan/menerima
zakat, baik menentukan
benda-benda apa
yang wajib dizakatkan, berapa
jumlah prosentase
minimumnya,
mendistribusikan zakat yang
terkumpul
kepada yang berhak
menerima zakat sesuai
dengan syari9at Islam. Di
dalam negara Islam di mana
syari9ah Islam berlaku
secara murni, panitia zakat
ini langsung dipegang oleh
negara. Sedangkan di
dalam negara bukan Islam
maka lembaga 8amil zakat
dibentuk oleh umat Islam
sendiri, asalkan
memenuhi syarat-syaratnya
4.6. Syarat-Syarat Amil
Zakat:
4.6.1. Orang Mukmin yang
ta9at.
4.6.2. Ahli dan cakap
(memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang
manajemen dan akuntasi
zakat)
4.6.3. Amanah (adil dan
jujur).
4.6.4. Ditunjuk dengan cara
musyawarah.
4.6.5. Dapat bekerja semata-
mata di atas landasan ikhlas
beribadah kepada Allah SWT..
4.7. Fungsi Zakat dalam
Kehidupan:
4.7.1. Zakat berfungsi sebagai
bukti iman kepada Allah SWT.
QS.23:4 (Baca artinya dalam
al-Qur9an
dan Terjemahannya).
4.7.2. Zakat sebagai bukti
ketaatan kepada perintah
Allah.QS.24:56 (Baca artinya
dalam al-Qur9an
dan Terjemahannya).
4.7.3. Zakat berfungsi
thaharah (membersihkan)
harta dari hak Allah SWT.
atas rezki (harta) yang
diberikan Allah
SWT.QS:9:103 (Baca artinya
dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya). Karena
pada hakekatnya setiap rezeki
atau harta yang diperoleh oleh
manusia sebagai hasil
usahanya
adalah hak milik berserikat
antara manusia dengan Allah
SWT, yang diperintahkan
Allah SWT.
dikeluarkan kepada mustahiq
zakat (yang berhak
menerimanya).

19
4.7.4. Zakat berfungsi
tazkiyah (menyucikan) jiwa
sepemilik harta dari sifat-sifat
kikir, pelit, serakah
dan budak harta. QS.9:103
(Baca artinya dalam al-Qur9an
dan Terjemahannya).
4.8. Hikmah Zakat dalam
Kehidupan:
4.8.1. Manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT.
adalah sebagai bukti bahwa
harta adalah milik
berserikat antara hamba
dengan Allah SWT.,
sehingga dengan
mengeluarkan zakat berarti
manusia mengeluarkan hak
Allah swt. dari hartanya atas
rezki yang diberikan Alah
kepadanya,
sebagai ibadah pokok bagi
manusia kepada Allah SWT..
4.8.2. Manusia sebagai
makhluk individu adalah
untuk mensucikan jiwa yang
mencakup potensi
spiritual emosional, intelektual
dan biologis (nafsu) dari
keserakahan, ketamakan,
kesombongan
serta sifat materialistis dan
individualistis, sekaligus
membersihkan harta dari hak
Allah SWT.
4.8.3. Manusia sebagai
makhluk ekonomi adalah
sebagai motivasi kreatifitas
ekonomi, dari yang
kurang mampu/kurang
sejahtera (tidak berzakat)
untuk menjadi manusia yang
mampu/sejahtera
(mampu berzakat, berinfaq
dan bersedekah). Karena
kemampuan berzakat dapat
dijadikan
sebagai standar tingkat
kesejahteraan hidup. Orang
yang telah berzakat dapat di
golongkan
kepada kelompok sejahtera
dan begitu pula sebaliknya.
4.8.4. Manusia sebagai
makhluk sosial adalah untuk
mengatur pergerakan siklus
aliran ekonomi dari
si kaya kepada si miskin,
dan begitu pula seterusnya
tanpa henti, menimbulkan
rasa kasih
sayang, kepedulian sosial
dan ukhuwah Islamiyah.
Untuk mengatasi kesenjangan
sosial
ekonomi umat. Selain zakat
masih ada variabel lain
ibadah yang terkait dengan
harta seperti
infak dan sedekah. Namun
suatu ketika dapat pula
merupakan amalan yang
diwajibkan, seperti
fidyah (tebusan/denda)
karena melanggar salah satu
ketentuan hukum Islam,
dengan alasan
tertentu, misalnya fidyah
pengganti puasa, Q.S. 2:183-
184 (Baca artinya dalam al-
Qur9an dan
Terjemahannya), denda
karena meninggalkan salah
satu rukun haji yang
disebabkan alasan
tertentu, Q.S. 2:196 (Baca
artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya), hadiah Q.S.
2:196
(Baca artinya dalam al-
Qur9an dan Terjemahannya),
jizyah (pajak), Q.S. 9:29
(Baca artinya
dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya), yaitu pajak
yang dipungut oleh
pemerintah Islam dari
orang-orang yang bukan
Islam sebagai sumbangan
keamanan bagi diri mereka,
hiba
(pemberian) dan wakaf. Agar
zakat dapat berfungsi dan
memiliki hikmah secara
efektif, maka
perlu diketahui hal-hal yang
berkaitan dengan mustahik
zakat, harta yang wajib di
zakatkan dan
sebagainya.

20
4.9. Hubungan Zakat dengan
Pajak
Dalam UU No. 38 tahun
1999 tentang wajib Zakat
dan wajib Pajak di Indonsia
dijelaskan,
bahwa seseorang yang telah
membayar zakatnya melalui
badan amil zakat (BAZ) atau
lembaga amil
zakat (LAZ) yang legal,
maka jumlah uang zakat
yang dikeluarkan
sebagaimana tercantum
dalam
kuitansi bukti pembayaran
zakatnya dapat dijadikan
untuk mengurangi jumlah
pajak yang akan
dibayar ke negara. Baca!
DR. Yusuf Qardawi, Fikih
Zakat dan buku-buku yang
membahas seputar
Zakat, dan UU Nomor 38
tahun 1999 tentang Zakat dan
Pajak.
5. Puasa
Puasa dalam bahasa al-Qur9an
dan Hadis disebut dengan GI7
(Shaum). Kata GI7 bahasa
Arab
berarti menahan, dalam bahasa
Indonesia disebut dengan
puasa berasal dari bahasa
sangsekerta, berarti
menahan diri, menurut
terminologi syari9ah Islam
puasa ialah menahan diri
dari lapar dan haus,
bersetubuh dan menjaga diri
dari penglihatan,
pendengaran dan ucapan
yang tidak baik atau tidak
wajar, dan atau dari segala
yang dapat membatalkan dan
merusak ibadah puasa, dari
sejak terbit fajar
sampai waktu magrib dengan
niat beribadah kepada Allah
SWT. Menurut al-Qur9an al-
Karim puasa
merupakan ibadah universal,
artinya puasa itu merupakan
ibadah yang telah diwajibkan
Allah SWT.
kepada manusia sejak Nabi
Adam as. Sampai Nabi
Muahmmad SAW..
5.1. Klasifikasi Puasa
Secara teoritis dan praktis
ibadah puasa dapat
diklasifikasikan kepada dua
bentuk, yaitu puasa
wajib dan puasa sunat.
5.1.1. Puasa wajib antara lain
adalah :
5.1.2. Puasa di bulan
Ramadhan, sebagaimana
dalam Q.S. 2:183 (Baca
artinya dalam al-Qur9an dan
Terjemahannya).
5.1.3. Puasa qadha, yaitu
mengganti puasa ramadhan
yang ditinggalkan karena
sebab yang
dibolehkan, sebagaimana
dijelaskan dalam Q.S. 2:184
(Baca artinya dalam al-
Qur9an dan
Terjemahannya).
5.1.4. Puasa nazar, yaitu
puasa yang dikerjakan
karena suatu nazar
mendekatkan diri kepada
allah
SWT. Nazar ialah janji
untuk melakukan sesuatu
kebaktian aau ibadah
terhadap Allah s.w.t.
untuk mendekatkan diri
kepada-Nya baik dengan
syarat ataupun tidak,
sebagaimana dijelaskan
Allah SWT dalam QS.2:270
(Baca artinya dalam al-Qur9an
dan Terjemahannya).
5.1.5. Puasa kifarat, yaitu
puasa disebabkan sebagai
akibat suatu pelanggaran
terhadap suatu
ketentuan syari9at, seperti
sumpah palsu, wajib puasa 3
hari, sebagamana dijelaskan
dalam Q.S.
Company
 About Us
 Studocu Premium
 Studocu World University Ranking 2023
 E-Learning Statistics
 Doing Good
 Academic Integrity
 Jobs
 Blog
 Dutch Website
Contact & Help
 F.A.Q.
 Contact
 Newsroom
Legal
 Terms
 Privacy Policy
 Cookie Statement








English
Indonesia
Copyright © 2023 StudeerSnel B.V., Keizersgracht 424, 1016 GC Amsterdam, KVK: 56829787, BTW:
NL852321363B01
2

out of 27
Download

menghayati/meyakini makna
syahadatain dan
mengucapkannya dengan
penuh kesadaran dan
keinsafan, bahwa semua yang
dikerjakan hanya untuk
menyembah Allah SWT. yang
membentuk niat
di dalam untuk menyembah
Allah. Niat setiap pekerjaan
yang didasarkan untuk
menyembah Allah
SWT. adalah rukun pertama
dari setiap ibadah, baik ibadah
khusus maupun ibadah
mu9amalah. Apapun
bentuk pekerjaan akan bernilai
ibadah apabila niyatnya hanya
menyembah Allah SWT.
semata (lillahi
ta9ala), maka Tazkiyah
berfungsi meyucikan hati dari
syirik beserta sifat-sifat buruk
yang melekat di
hati, sebagaimana yang
diisyaratan dalam QS.91:7-9
(Baca artinya dalam al-
Qur9andan
Terjemahannya.

Anda mungkin juga menyukai