Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Ketertarikan Interpersonal dengan Work Engagement Pegawai Pt.

Salindo Berlian Motor Jakarta

HUBUNGAN KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN WORK


ENGAGEMENT PEGAWAI PT. SALINDO BERLIAN MOTOR JAKARTA
Ayu Yuningsih, Sulis Mariyanti
Fakultas Psikologi, Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
ayuyningsih228@yahoo.co.id

Abstract
Employees who have a work engagement is employees who are willing to fight and diligently do
the work, and feel one with the company. One of the factors that affect the employees tied to his
work is the existence of interpersonal attraction, namely the existence of a positive assessment
against a co-worker, that raises the closeness and togetherness. The purpose of this research
was to know relationship interpersonal attraction and work engagement. The design of this
study is a quantitative non experimental with saturated sampling technique , totaling 60
employees of PT . Salindo Berlian Motors . The coefficient of reliability of the measuring
instrument interpersonal attraction ( α ) = 0.924 with 36 items is valid , and measuring work
engagemet ( α ) = 0,959 with 58 items is valid . The result of Pearson product moment
correlation between interpersonal attraction and work engagement is obtained sig ( p ) = . 000 (
p<0.05) with the value of the correlation ( r ) = . 779. Categorization test results obtained by
the level of interpersonal attraction and work engagement of employees tends to be low , and
the dominant dimensions of work engagement is owned vigor .

Keywords: interpersonal attraction, work engagement, employee

Abstrak
Pegawai yang memiliki work engagement adalah pegawai yang mau berjuang dan tekun
melakukan pekerjaan, serta merasa menyatu dengan perusahaan. Salah satu faktor yang
memengaruhi pegawai terikat dengan pekerjaannya adalah adanya ketertarikan interpersonal,
yaitu adanya penilaian positif terhadap rekan kerja, yang menimbulkan kedekatan dan
kebersamaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan ketertarikan interpersonal
dan work engagement. Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif non eksperimen dengan
teknik sampling jenuh, berjumlah 60 pegawai PT. Salindo Berlian Motor. Koefisien reliabilitas
dari alat ukur interpersonal attraction (α)= 0,924 dengan 36 item valid, dan alat ukur work
engagemet (α)= 0,959 dengan 58 item valid. Hasil uji korelasi pearson product moment antara
ketertarikan interpersonal dan work engagement diperoleh nilai sig (p)=.000 (p<0.05) dengan
nilai korelasi (r)=.779. Hasil uji kategorisasi diperoleh tingkat ketertarikan interpersonal dan
work engagement pegawai cenderung rendah, dan dimensi dominan dari work engagement yang
dimiliki adalah vigor.

Kata kunci: interpersonal attraction, work engagement, pegawai

Pendahuluan Untuk meningkatkan kualitas pelayanan tidak


PT. Salindo Berlian Motor adalah terlepas dari peran pegawai perusahaan itu sendiri.
perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif, Pegawai merupakan pemeran utama dalam
yang merupakan dealer resmi kendaraan Mitsubishi pelayanan langsung kepada konsumen. Seperti yang
di Indonesia. PT. Salindo Berlian Motor dituntut dikatakan Bakker (dalam Kurniawati, 2014) bahwa
untuk mempertahankan kualitas dari produk dan perusahaan tidak lagi hanya mencari calon
layanannya agar tetap bisa bertahan sebagai karyawan yang memiliki kemampuan di atas rata-
penyedia mobil khususnya truck bagi kebutuhan rata, namun mereka juga mencari calon karyawan
masyarakat Indonesia. Tetapi berdasarkan yang mampu terlibat secara penuh dalam pekerjaan,
pengamatan peneliti, upaya untuk memberikan proaktif, dan memiliki komitmen tinggi terhadap
kualitas layanan kepada konsumen belum maksimal standar kualitas kinerja. Kemudian menurut Bakker
dilakukan, masih terdapat keluhan baik dari (dalam Yungsiana, Widyarini, dan Silviandari,
konsumen maupun dari pihak internal perusahaan 2013) karyawan yang memiliki tingkat work
itu sendiri. Keluhan tersebut terjadi karena kualitas engagement yang tinggi akan menunjukkan
pelayanan yang tidak maksimal dari pegawai performa terbaik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kepada konsumen maupun kepada sesama pegawai. dalam meningkatkan kualitas pelayanan, dan

Jurnal Psikologi Volume 13 Nomor 1, Juni 2015   6


Hubungan Ketertarikan Interpersonal dengan Work Engagement Pegawai Pt. Salindo Berlian Motor Jakarta

mendapatkan kepuasan pelanggan, serta Dari uraian tersebut diatas peneliti ingin
mendapatkan produktivitas yang tinggi dari mengetahui hubungan ketertarikan interpersonal
pegawai, maka dibutuhkan pegawai yang memiliki dengan work engangement pegawai Pt. Salindo
ikatan dengan pekerjaannya (work engagement). Berlian motor Jakarta.
Melihat hasil penelitian sebelumnya bahwa
hubungan interpersonal dan pertemanan yang baik Tujuan Penelitian
dapat mendorong seseorang untuk dapat engaged a) Untuk mengetahui hubungan antara
dengan pekerjaannya. ketertarikan interpersonal dengan work
Di lingkungan kerja khususnya di PT. engagement karyawan PT. Salindo Berlian
Salindo Berlian Motor, terlihat ketertarikan Motor.
interpersonal berbeda-beda pada setiap pegawai. b) Untuk mengetahui tinggi rendahnya
Ada yang nyaman memiliki relasi dan ada yang ketertarikan interpersonal (interpersonal
merasa bermasalah dalam memiliki dengan rekan attraction) karyawan PT. Salindo Berlian
kerja dan atasan. Pegawai yang menyukai rekan Motor.
kerjanya dapat bekerjasama dengan baik karena ia c) Untuk mengetahui tinggi rendahnya keterikatan
merasa dekat dengan rekan kerja. Sebaliknya kerja (work engagement) karyawan PT. Salindo
pegawai yang tidak menyukai rekan kerja maupun Berlian Motor.
atasan akan memiliki kesulitan dalam membuat d) Untuk mengetahui faktor dominan dari work
relasi yang mengakibatkan pegawai tersebut malas engagement.
dan tidak bersemangat dalam bekerja.
Selain itu PT. Salindo Berlian Motor Metode Penelitian
cenderung memiliki budaya kerja yang task Rancangan Penelitian
oriented, yaitu yang hanya fokus untuk Penelitian ini merupakan penelitian
menyelesaikan pekerjaannya saja. Hal tersebut kuantitatif non-eksperimental. Metode penelitian ini
membuat beberapa pegawai tidak mampu bekerja adalah metode kuantitatif karena data penelitian
sama dengan rekan kerjanya karena merasakan berupa angka-angka dan analisis menggunakan
ketidaknyaman sehingga tidak dapat memberikan statistik (Sugiyono, 2012).
kinerja terbaik dalam perusahaan. Disisi lain ada Penelitian ini termasuk penelitian
pula pegawai yang memiliki kerjasama dan korelasional karena ingin meneliti hubungan antara
kedekatan yang akrab dengan rekan kerja, yang dua variabel, yaitu variabel ketertarikan
membuat mereka merasa semangat bekerja sehingga interpersonal (interpersonal attraction) dengan
mereka berusaha dengan maksimal untuk kemajuan keterikatan kerja (work engagement). Selain itu
perusahaan. penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif
Dengan adanya interaksi atau hubungan karena ingin mengetahui gambaran tinggi rendahnya
yang baik dengan rekan kerja menumbuhkan variabel interpersonal attraction dan variabel work
ketertarikan secara interpersonal (interpersonal engagement.
attraction). Melalui ketertarikan interpersonal
(interpersonal attraction) berarti ada pegawai Populasi Penelitian
yang menyukai rekan kerjanya, sehingga dapat Populasi dalam penelitian ini adalah
merasa nyaman berelasi yang menimbulkan pegawai yang bekerja di PT. Salindo Berlian Motor,
kedekatan, terbentuk kebersamaan, serta dengan jumlah total karyawan yang bekerja di
terbentuk perasaan saling memiliki yang dapat perusahaan tersebut sebanyak 90 orang. Berikut data
pegawai yang bekerja di PT. Salindo Berlian Motor
mempengaruhi pegawai untuk bekerja secara yang terbagi pada beberapa divisi, yang diperoleh
profesional, merasa semangat bekerja, memiliki dari HRD perusahaan (28 April 2015)
sikap antusiasme dalam bekerja, serta akan
berkontribusi untuk kemajuan perusahaan. Sampel Penelitian
Sebaliknya pegawai yang tidak menyukai rekan Sampel adalah bagian dari jumlah dan
kerjanya akan menimbulkan terjadinya jarak karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
karena lebih memilih untuk mengihindari (Sugiyono, 2012). Sampel yang digunakan dalam
interaksi, sehingga sulit bekerja sama, merasa penelitian ini adalah pegawai PT. Salindo Berlian
malas dan tidak bersemangat bekerja, yang Motor yang berjumlah 60 orang.
pada akhirnya sulit terlibat (engaged) dengan
pekerjaannya.

Jurnal Psikologi Volume 13 Nomor 1, Juni 2015   7


Hubungan Ketertarikan Interpersonal dengan Work Engagement Pegawai Pt. Salindo Berlian Motor Jakarta

Teknik Pengambilan Sampel disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian di PT.


Pengambilan sampel dalam penelitian ini Salindo Berlian Motor adalah mayoritas laki-laki.
adalah menggunakan sampling jenis sampling
jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua Usia
anggota populasi digunakan sebagai sampel Usia sampel penelitian dikelompokkan
(Sugiyono,2012). Berdasarkan teknik sampel yang berdasarkan tahap perkembangan yang
digunakan, karakteristik yang menjadi sampel dikemukakan oleh Hurlock (Papalia, Olds, &
penelitian adalah seluruh pegawai di PT. Salindo Feldman, 2009), yaitu remaja akhir 17-20 tahun,
Berlian Motor. Hal tersebut berarti pula bahwa hasil dewasa awal 21-40 tahun, dan dewasa madya 41-60
penelitian merupakan perwakilan dari populasi yang tahun. Diketahui bahwa dalam tahap perkembangan
ada dan tidak perlu digeneralisasikan lagi. pada remaja akhir terdapat 1 orang (2%) , dewasa
awal sebanyak 56 orang (93%) dan dewasa akhir
Instrumen Penelitian sebanyak 3 orang (5%). Dengan demikian mayoritas
Pada penelitian ini alat pengumpul data responden di PT. Salindo Berlian Motor yang
yang digunakan berbentuk kuesioner. Kuisioner menjadi subjek dalam penelitian ini adalah dewasa
yang digunakan adalah kuisioner interpersonal awal berusia 21-40 tahun.
attraction dengan nilai r = 0,924 dan kuisioner work
engangement dengan nilai r = 0,959, dengan skala Hubungan antara Interpersonal Attraction
Model Likert. dan Work Engagement
Hubungan antara Interpersonal Attraction
Uji Validitas dengan Work Engagement pada pegawai PT.
Dalam uji validitas alat ukur, peneliti Salindo Berlian Motor diketahui melalui
menggunakan jenis validitas yang berupa validitas perhitungan koefisien korelasi Pearson product
konstruk. Artinya, dimana validitas ini mengandung moment menggunakan program SPSS versi 20. yang
pengertian sejauh mana suatu alat ukur mengungkap diperlihatkan pada tabel berikut:
suatu konstruk teoritik yang yang hendak diukur.
Besarnya korelasi untuk dianggap suatu item Tabel 1
dikatakan valid adalah r≥0,3. Jadi, jika korelasi Korelasi Interpersonal Attraction dan Work
antara item pernyataan dengan skor kurang dari 0,3 Engagement
maka item pernyataan tersebut dinyatakan tidak Variabel r Sig. (2- Keterangan
valid (Sugiyono,2012). tailed)
Interpersonal (r) = 0.777 (p) = .000 Terdapat
Attraction hubungan
Uji Reliabilitas dan Work yang
Reliabilitas alat ukur menunjukkan seberapa Engagement signifikan
konsisten hasil pengukuran yang dilakukan pada Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil
waktu yang berlainan (Sugiyono,2012).   analisis correlation product moment diperoleh nilai
Berdasarkan hasil try out, analisis sig (p) = 0,000 (p < 0,05). Artinya terdapat
reliabilitas pada alat ukur interpersonal attraction hubungan yang signifikan antara Interpersonal
setelah dilakukan uji validitas memperoleh koefisien Attraction dengan Work Engagement. Kemudian,
reliabilitas sebesar 0,924, dan alat ukur work nilai koefisien korelasi diperoleh (r) 0,779
engagement sebesar 0,959. Koefisien reliabilitas menunjukan hubungan yang positif antara
dengan hasil mendekati 1 dapat dikatakan memiliki Interpersonal Attraction dengan Work Engagement.
reliabilitas yang tinggi (Sugiyono, 2009). Hal ini Arinya, nilai koefisien korelasi diperoleh (r) 0,779
berarti bahwa kedua skala yang digunakan dalam pada hubungan antara Interpersonal Attraction
penelitian ini adalah reliabel. dengan Work Engagement yaitu kuat. semakin
tinggiInterpersonal Attraction maka menunjukan
Hasil Penelitian semakin tinggi pula Work Engagement. Sebaliknya,
Gambaran umum subjek penelitian semakin rendah Interpersonal Attraction maka
Jenis Kelamin semakin rendah pula Work Engagement.Dengan
Dalam pembahasan mengenai gambaran kata lain dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian
subjek penelitian, peneliti akan menjelaskan ini diterima.
berdasarkan jenis kelamin subjek. Dari 60 subjek Untuk melihat seberapa besar variabel
penelitian, sebagian besar subjek adalah laki-laki Interpersonal Attraction mempengaruhi variabel
sebanyak 42 orang (70%). Sedangkan subjek Work engagementdapat diketahui dengan melihat
perempuan sebanyak 18 orang (30%). Dapat nilai koefisien determinasi (r2). Berdasarkan hasil

Jurnal Psikologi Volume 13 Nomor 1, Juni 2015   8


Hubungan Ketertarikan Interpersonal dengan Work Engagement Pegawai Pt. Salindo Berlian Motor Jakarta

perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi Berdasarkan tabel kategorisasi pada tabel 2
(r2) sebesar 60,68%. Hal ini dapat disimpulkan diketahui bahwa 33 subjek (55%) termasuk dalam
bahwa Work Engagement pada pegawai dipengaruhi kategori Interpersonal Attraction rendah.
oleh Interpersonal Attraction sebesar 60,68% Sedangkan 27 subjek (45%) termasuk dalam
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. kategorisasi Interpersonal Attraction tinggi. Hal ini
dapat dikatakan bahwa sebagian besar subjek
Kategorisasi Interpersonal Attraction dan Work penelitian memiliki kecenderungan tingkat
Engagement Interpersonal Attraction rendah (55%).
Interpersonal Attraction
Kategorisasi skor Interpersonal Attraction Work Engagement
dihitung berdasarkan perhitungan statistik dari data Kategorisasi skor Work Engagement dihitung
yang diperoleh sebagai berikut: berdasarkan perhitungan statistik dari data pada
tabel 3.
Tabel 2 Berdasarkan tabel kategorisasi pada tabel 3
Kategorisasi Interpersonal attraction diketahui bahwa 36 subjek (60%) termasuk dalam
Variab Rentang Kategori Frekue Present Total
el skor sasi nsi ase
kategori Work Engagement rendah. Sedangkan 24
Interpe X <2.95 Sangat 19 32% 55% Renda subjek (40%) termasuk dalam kategorisasi Work
rsonal rendah h Engagement tinggi. Hal ini dapat dikatakan bahwa
attracti 2.95< X Rendah 14 23%
on <3.06 sebagian besar subjek penelitian memiliki
3.06< X Tinggi 12 20% 45% Tinggi kecenderungan tingkat Work Engagement rendah
<3.17 (60%).
X >3.17 Sangat 15 25%
tinggi

Tabel 3
Kategorisasi Work Engagement
Variabel Rentang Kategorisasi Frekuensi Presentase Total
skor
Work X < 2.85 Sangat 19 32%
Engagem rendah
60% Rendah
ent 2.85< X Rendah 17 28%
<2.98
2.98< X Tinggi 9 15%
<3.11
40% Tinggi
X >3.11 Sangat 15 25%
tinggi

Hasil Uji Zscore Dimensi Dominan Work Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
Engagement vigor memiliki presentase sebesar 35%, dedication
Untuk mengetahui dimensi dominan dari sebesar 13.33%, absorption sebesar 20%, dan yang
Work Engagement dilakukan dengan menggunakan tidak terkategori sebesar 31,67%, dengan demikian
uji statistic SPSS versi 20. Dimensi dominan dapat disimpulkan pula bahwa dimensi vigor yang
dilakukan dengan menggunakan nilai Zscore meliputi mampu mencurahkan energi fisik yang
dimensi Work Engagement. Berdasarkan hasil uji kuat selama bekerja, memiliki kondisi mental yang
statistik diperoleh hasil dimensi dominan seperti kuat selama bekerja, memiliki daya juang dalam
pada tabel 4.7 berikut : bekerja, tekun menghadapi kesulitan kerja, kemauan
menginvestasikan segala upaya dalam pekerjaan,
Tabel 4 dan memiliki kekuatan dalam menghadapi kesulitan
Dimensi Dominan Work Engagement merupakan hal yang paling dominan atau lebih
Dimensi Work Jumlah tinggi perilakunya pada pegawai PT. Salindo
Presentase
Engagement responden Berlian Motor.
Vigor 21 35%
Dedication 8 13.33% Pembahasan
Absorption 13 21.67% Berdasarkan hasil analisis correlation
Tidak terkategori 18 30% product moment yang telah dilakukan didapatkan
Total 60 100% nilai sig. 0.000 (p<0.05). Artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara interpersonal attraction

Jurnal Psikologi Volume 13 Nomor 1, Juni 2015   9


Hubungan Ketertarikan Interpersonal dengan Work Engagement Pegawai Pt. Salindo Berlian Motor Jakarta

dengan work engagement pegawai PT. Salindo 1. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam
Berlian Motor. Sedangkan, nilai koefisien korelasi penelitian ini (sig 0,000 ; r = 0,779) maka dapat
diperoleh (r) 0,779 menunjukan hubungan yang disimpulkan terdapat hubungan positif
positif antara interpersonal attraction dengan work signifikan antara interpersonal attraction
engagement pegawai PT. Salindo Berlian Motor. dengan work engagement pegawai (studi pada
Artinya, semakin tinggiinterpersonal attraction pegawai di PT. Salindo Berlian Motor Jakarta).
yaitu semakin tinggi perasaan suka, memiliki Hal ini mengandung pengertian semakin tinggi
penilaian positif terhadap rekan kerja, merasa interpersonal attraction maka semakin tinggi
terjalinnya kedekatan dan kenyamanan dalam pula work engagement pada pegawai dan
berelasi maka akan semakin tinggi pula tingkat work interpersonal attraction memberikan kontribusi
engagement. Sebaliknya, semakin rendah terhadap work engagement pada pegawai
interpersonal attractionya itu tidak adanya perasaan sebesar 60,68%.
suka, memiliki penilaian negative terhadap rekan 2. Dari hasil kategorisasi pada interpersonal
kerja yang dapat menimbukan jarak dan membuat attraction diketahui bahwa responden dengan
relasi menjadi tidak nyaman maka semakin rendah interpersonal attraction rendah (55%) lebih
pula tingkat work engagement. Dengan kata lain banyak bila dibandingkan dengan responden
dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini yang memiliki interpersonal attraction tinggi
diterima. (45%).
Senada dengan penelitian Dachner (2011) 3. Dari hasil kategorisasi work engagement
yang berjudul Personality and Interpersonal diketahui responden memiliki work
Relationsyang telah membuktikan bahwa engagement rendah (60%) lebih banyak
pertemanan dikantor dapat meningkatkan attitude dibandingkan dengan responden yang memiliki
pegawai dimana salah satunya adalah keterikatan work engagement tinggi (40%).
kerja. Selain itu hasil penelitian Nora 4. Dimensi dominan dari work engagement
E.Warshawsky, dkk (2012) yang berjudul“The menunjukkan bahwa responden dengan work
Influence of Interpersonal Relationships on Nurse engagement cenderung dominan pada dimensi
Managers’ Work Engagement and Proactive Work vigor (35%), sedangkan untuk dimensi lainnya
Behavior”menyatakan bahwa budaya organisasi lebih rendah, diketahui dimensi dedication
yang membentuk kualitas hubungan interpersonal (13.33%), absorption (21.67%), dan dimensi
akan mendorong job performance. Selain itu tidak terkategori sebanyak 30%.
dinyatakan pula bahwa kualitas hubungan
interpersonal yang tinggi akan mendorong work Saran
engagement. Sedangkan menurut Gallup (dalam Berdasarkan hasil analisis data dan
Riordan Christine, 2013) menyatakan bahwa orang kesimpulan penelitian, maka terdapat beberapa
dengan teman baik di tempat kerja tujuh kali lebih saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
terikat dengan pekerjaannya. Kemudian menurut pada penelitian berikutnya.
Sarlito (2009) menyatakan bahwa terjalinnya Saran teoritis:
hubungan interpersonal biasanya akan diawali oleh a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkandapat
adanya ketertarikan secara interpersonal melihat faktor budaya organisasi lainnya yang
(interpersonal attraction). Dengan demikian dapat dapat mempengaruhi work engagement.
disimpulkan bahwa kualitas hubungan interpersonal b. Juga diharapkan agar menggunakan sampel
yang tinggi dan pertemanan yang diawali oleh yang lebih banyak mengingat pada penelitian
interpersonal attraction dapat mendorong pegawai ini jumlah sampel yang digunakan masih
memiliki work engagement. Selain itu diperoleh sedikit karena populasi pada perusahaan yang
nilai koefisien determinasi (r²) sebesar 60,68% terbatas.
Artinya, interpersonal attraction memberikan Saran Praktis:
sumbangan yang besar yaitu 60,68% dalam a. Bagi Perusahaan:
membentuk work engagement pada pegawai di PT. a) Berdasarkan temuan penelitian, maka dapat
Salindo Berlian Motor dan 39,32% dipengaruhi oleh dikemukakan beberapa saran praktis dalam
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. rangka meningkatkan interpersonal
attraction dan work engagement pada
Simpulan karyawan PT. Salindo Berlian Motor, yaitu:
Dari hasil analisis yang telah diuraikan serta b) Perusahaan memberikan kesempatan untuk
mengacu pada tujuan penelitian dapat diberikan karyawan dalam mengembangkan
kesimpulan sebagai berikut: pekerjaannya, dengan memberikan ruang

Jurnal Psikologi Volume 13 Nomor 1, Juni 2015   10


Hubungan Ketertarikan Interpersonal dengan Work Engagement Pegawai Pt. Salindo Berlian Motor Jakarta

diskusi, dan membebaskan karyawan dalam May, D., dkk. (2004). The Psychological Conditions
membuat planning dalam pekerjaannya. of Meaningfulness, Safety and Availability
c) Perusahaan mengadakan sharingrutin and The Engagement of The Human Spirit
dengan seluruh karyawan, dan mengadakan at Work. Journal of Occupational and
rotasi bagi karyawan, agar mampu Organizational.
merasakan kondisi karyawan yang lainnya.
b. Bagi Karyawan: Mujiasih, E & Rataningsih, I. Z. (2012).
a) Karyawan diharapkan dapat saling Meningkatkan Work Engagement Melalui
menghargai karyawan yang lainnya. Gaya Kepemimpinan Transformasional dan
b) Karyawan diharapkan dapat menyadari Budaya Organisasi. Jurnal Psikologi.
bahwa produktivitas dan keterlibatan yang Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.
tinggi dari karyawan dapat mengembangkan Semarang.
perusahaan.
Munthe, Sari A. N. (2012). Hubungan Antara Daya
Daftar Pustaka Tarik Interpersonal (Interpersonal
Abdul Rahman, Agus. (2014). Psikologi Sosial Attraction) dan Komitmen Dalam
(Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Berpacaran Pada Mahasiswa Universitas
Pengetahuan Empirik). Jakarta: Rajawali Esa Unggul. Skripsi (tidak dipublikasikan).
Pers. Fakultas Universitas Esa Unggul. Jakarta.

Andamdewi, Sari. (2013). Hubungan Lingkungan Nora E, Warshawsky, dkk. (2012). The Influence of
Kerja dengan Motivasi kerja Pegawai Interpersonal Relationship on Nurse
Bagian Sekretariat Dinas Tenaga Kerja dan Managers’ Work Engagement and
Transmigrasi Provinsi Sumatera Barat. Proactive Work Behavior. Jurnal Psikologi.
Jurnal Administrasi Pendidikan, 1(1). Diunduh dari www.ncbi.nlm.nih.gov.

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi Nurdiani, ND. (2013). Faktor-faktor yang
Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mempengaruhi Keputusan Penerimaan
Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di
Christine, Riordan. (2013) We All Need Friends at Semarang. Skripsi (tidak dipublikasikan).
Work. Harvard Bussines Review. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro. Semarang.
Dachner. (2011). Personality and Interpersonal
Relation. Jurnal Ilmiah Psikologi. Diunduh Nurfitri, Asih. (2008). Pengaruh Interpersonal
dari https://kb.osu.edu. Attraction pada Up-Line terhadap Motivasi
Bergabung Menjadi Anggota MLM. Skripsi
Daryono. (2008). Identifikasi dan Analisis (tidak dipublikasikan) Fakultas Psikologi
Peningkatan Tingkat Engagement. Pegawai Universitas Indonesia. Depok.
PT. X Tidak Diterbitkan Program Magister
Administrasi Bisnis. Jurnal Psikologi. Santoso, A. (2010). Statistik Unutk Psikologi dari
Institut Teknologi Bandung. Bandung, Jawa Blog menjadi Buku. Univesitas Sanata
Barat. Dharma, Yogyakarta.

Indrianti, R. & Hadi, C. (2012). Hubungan antara Sarwono, Sarlito & Meinarno, Eko. (2009).
Modal Psikologis dengan Keterikatan Kerja Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Humanika.
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Jurnal
Psikologi Industri dan Organisasi, 1(2). Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi:
Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan
Kurniawati, I. D. (2014). Masa Kerja dengan Job Prosedur SPSS). Jakarta: PT Elex Media
Engagement pada Karyawan. Jurnal Ilmiah Komputindo.
Psikologi Terapan, 2(2). Universitas
Muhamadiyah Malang. Malang, Jawa Schaefer, Laura. (2015). Signs of Employee
Timur. Disengagement and What To Do It.
www.skilledup.com/insight/signs-employee-
disengagement.

Jurnal Psikologi Volume 13 Nomor 1, Juni 2015   11


Hubungan Ketertarikan Interpersonal dengan Work Engagement Pegawai Pt. Salindo Berlian Motor Jakarta

Schaufeli, W.B., Bakker, A.B. (2003). UWES -


Utrecht Work Engagement Scale: Test
Manual. (Tidak Diterbitkan.) Department of
Psychology Utrecht University.
Netherlands.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D Cetakan 17. Bandung:
Alfabeta.

Susilowati Man, Grace & Hadi, C. (2013).


Hubungan antara Perceived Organizational
Support dengan Work Engagement Pada
Guru SMA Swasta di Surabaya. Jurnal
Psikologi Industri dan Organisasi, 2(2).
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Surabaya.

Wellins, S. Richard. (2006). Employee Engagement


: The Key to Realizing Competitive
Advantage. Development Dimensions
International, Inc.

Widiyanto, M. A. (2007). Metodologi Penelitian


Kuantitatif. Modul atau Diklat. Fakultas
Psikologi Universitas Indonusa Esa Unggul.
Jakarta.

Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam Penelitian


Psikologi & Pendidikan. Malang: Umum
Press.

Yungsiana, I & dkk. (2013). Pengaruh


Psychological Capital dan Organizational-
based Self Esteem terhadap Work
Engagement. Jurnal Psikologi. Universitas
Brawijaya. Malang.

Jurnal Psikologi Volume 13 Nomor 1, Juni 2015   12

Anda mungkin juga menyukai