01 PANDUAN ICRA CAIRAN RSU GMC-dikonversi
01 PANDUAN ICRA CAIRAN RSU GMC-dikonversi
COVER ........................................................................................... i
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sangat penting untuk dilaksanakan di rumah sakit
sebagai tempat fasilitas pelayanan kesehatan, disamping sebagai tolak ukur mutu pelayanan juga
untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga serta lingkungan dari resiko tertular
penyakit infeksi karena perawatan, bertugas dan berkunjung ke rumah sakit. Rumah Sakit sebagai
salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diharapkan
dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang sudah ditentukan. Pendapat
masyarakat jika di Rumah Sakit pasti di lakukan tindakan infuse dan di injeksi intra vena maka
setiap pasien yang melakukan rawat inap pasti akan di lakukan tindakan tersebut sedangkan tidak
semua Rumah Sakit memiliki standart pelaksanaan tindakan yang ketat terhadap tindakan infuse dan
injeksi intra vena dan pasien dan keluarga pun ikut berperan dalam terjadinya efek samping dari
tindakan infuse dan injeksi..
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Menyiapkan agar RSU Gladish Medical Center dengan sumber daya terbatas dapat menerapkan
pencegahan dari efek samping tindakan infuse dan injeksi intravena , sehingga dapat melindungi
tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat dari efek samping yang tidak di harapkan
Tujuan Khusus :
Membuat standar pelaksanaan Pencegahan dan efek samping dari tindakan infus dan injeksi
intravena bagi pasien di RSU Gladish Medical Center meliputi :
1. Kegunaan infus
2. Efek samping infus dan obat injeksi intravena
3. Ada atau tidaknya kegawatannya di lakukan tindakan infuse dan injeksi intravena
C. Ruang Lingkup
Pedoman ini memberi panduan bagi petugas kesehatan di RSU Gladish Medical Center dalam
melaksanakan pemberian infuse dan injeksi intravena pada pelayanan terhadap pasien yang
dilaksanakan tindakan di RSU Gladish Medical Center.
1
BAB II
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN
A. Pengertian obat
Obat ialah suatu bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosis. Selain itu, obat juga
berfungsi untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit yang berupa luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan. Obat
juga dapat memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat
tradisional.
Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien, keluarkan sebanyak
mengkin pengobatan yang telah diberikan, beritau dokter, dan catat dalam pelaporan. Resiko
kesalahan pengobatan injeksi meningkat secara bermakna dengan semakin tingginya keparahan
sakit pasien, semakin tinggi pelayanan dan semakin banyaknya penyuntikan obat. Resiko lebih
rendah ketika ada sistem pelaporan kejadian kritis.
2
Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotic yang sama dengan yang ada didalam
plasma.
1) Nacl normal 0,9%
2) Ringer Laktat
3) Komponen-komponen darah (albumin 5%, plasma)
4) Dextrose 5% dalam air ( D 5 W )
b. Hipotonik
Suatu larutan yang memiliki osmotic yang lebih kecil dari pada yang ada didalam
plasma darah. Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan
plasma dan mendorong air masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di
Intrasel dan Ekstrasel, sel-sel tersebut akan membesar atau membengkak.
1) Dextrose 2,5% dalam Nacl 0,45%
2) Nacl 0,45%
3) Nacl 0,2%
c. Hipertonik
Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotic yang lebih tinggi dari pada yang ada
dalam plasma darah. Pemberian cairan ini meningkatkan konsentrasi larutan plasma dan
mendorong air masuk kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan osmotic, sel
kemudian akan menyusut.
1) Dextrose 5% dalam Nacl 0,9%
2) Dextrose 5% dalam Nacl 0,45% (hanya sedikit hipertonis karena dextrose
dengan cepat dimetabolisme dan hanya sementara mempengaruhi tekanan
osmotic).
3) Dextrose 10% dalam air
4) Dextrose 20% dalam air
5) Nacl 3% dan 5%
6) Larutan hiperalimentasi
7) Dextrose 5% dalam ringer laktat
8) Albumin 25
3
1) Digunakan untuk menggantikan air (cairan hipotonik) yang hilang, memberikan suplai
kalori, juga dapat dibarengi dengan pemberian obat-obatan atau berfungsi untuk
mempertahankan vena dalam keadaan terbuka dengan infus tersebut
2) Hati-hati terhadap terjadinya intoksikasi cairan (hiponatremia, sindroma pelepasan
hormon antidiuretik yang tidak semestinya). Jangan digunakan dalam waktu yang
bersamaan dengan pemberian transfusi (darah atau komponen darah).
b. Nacl 0,9%
1) Digunakan untuk menggantikan garam(cairan isotonik) yang hilang, diberikan dengan
komponen darah, atau untuk pasien dalam kondisi syok hemodinamik.
2) Hati-hati terhadap kelebihan volume isotonik (misalnya : gagal jantung dan gagal
ginjal).
c. Ringer laktat
Digunakan untuk menggantikan cairan isotonik yang hilang, elektrolit tertentu, dan
untuk mengatasi asidosis metabolik tingkat sedang.
4
atau kandungan obat. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi.
Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu perawat
mengingat nama obat dan kerjanya.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan
dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur,
spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan
obat benar untuk diberikan kepada pasien.
Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan.
Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan,
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : tersedianya obat dan dosis obaat
yang diresepkan/diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/kgBB/hari), jika ragu-
ragu dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
3. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara
mengidentifikai kebenaran obat dengan mencocokan nama, nomor register, alamat dan
program pengobatan pada pasien.
o Pasien berhak untuk mengetahui alasan obat
o Pasien berhak untuk menolak pengguaan sebuah obat
o Membedakan pasien dengan dua nama yang sama
5. Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan wzktu yzng diprogramkan, karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat
o Pembarian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
o Dosis obt harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua
kali sehari, tiga kali sehari,empat kali sehari, dan 6 kali sehari sehingga kadar obat
dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan
o Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½). Obat yang memiliki
waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu
paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.
o Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
o Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
lambung bersama-sama dengan makanan
o Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat
itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standart prosedur yang berlaku dirumah sakit.
Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengeni obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan.
5
merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-
perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dan
sebagainya.
9. Benar Pengkajian
Petugas selalu memeriksa TTV (Tanda Tanda Vital) sebelum pemberian obat.
G. Logo narkotik
(Opiat=O) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
kehilangan rasa, rangsangan semangat , halusinasi, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dapat menimbulkan ketergantungan. Peredaran produk jadi obat narkotika dikemas dalam
wadah kemasan yang diberi bulatan berwarna hitam mengelilingi palang merah dengan dasar
putih.
Obat Narkotika bersifat adiksi & penggunaannya diawasi dengan sangat ketat, sehingga obat
golongan narkotika hanya dapat diperoleh di Apotek dengan menggunakan resep dokter yang
asli (bukan coppy resep). Bebeerapa contoh dari obat narkotik diantaranya:Morfin,Heroin, Coca,
6
Codein, Methadone, Cannabis/marijuana/ganja. Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika
biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetika/obat penghilang rasa sakit.
Jenis jenis Golongan Obat :
1. ACE inhibitor atau penghambat angiotensin converting enzim (ACE). Penghambat ACE
ini merupakan kelompok obat untuk menurunkan tekanan darah.
2. Antasid dan alginates. Antasid digunakan untuk masalah dyspepsia atau maag. Beberapa
jenis antasid bisa dijumpai tanpa membutuhkan resep.
3. Antibiotika. Juga dikenal sebagai antibakteri, merupakan jenis obat yang digunakan untuk
masalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
4. Antidepresan. Sesuai dengan namanya, obat ini untuk mengatasi depresi. Ada beberapa
jenis obat antidepresan. Namun, dua jenis yang sering digunakan, yaitu obat tricyclic
seperti amitriptiline dan imipramine serta selective serotonin re-uptake inhibitors (SSRIs)
seperti fluoxetine.
5. Antihistamin. Dikenal sebagai obat untuk alergi, seperti demam dan beberapa jenis batuk
dan pengobatan flu.
6. Benzodiazepine. Kelompok obat ini juga dikenal sebagai penenang minor dan sedatif.
Yang banyak dikenal adalah diazepam (dengan nama valium) dan nitrazepam (dengan
nama mogadon).
7. Beta-antagonist. Obat jenis itu misalnya inhaler yang digunakan untuk melegakan
serangan asma, mengandung beta-antagonist.
8. Beta-blocker. Beta-adrenoreceptor sering disebut sebagai beta-blockers, bekerja untuk
jantung dan sistem sirkulasi darah. Fungsinya, mengurangi tekanan darah.
9. Calcium-channel blockers. Obat ini digunakan untuk masalah yang berhubungan dengan
jantung dan sistem peredaran darah, termasuk tekanan darah tinggi dan angina.
10. Kontrasepsi oral kombinasi. Merupakan salah satu dari banyak metode pencegahan
kehamilan. Dinamakan demikian karena obat tersebut merupakan kombinasi dari dua jenis
hormon perempuan, yaitu estrogen dan progesterone.
11. Obat untuk mata. Beberapa kelompok termasuk dalam obat untuk mata, seperti glaukoma.
Ada lima jenis obat yang digunakan untuk pengobatan glaukoma, yaitu miotik,
simpatomimetik, penghambat beta, penghambat karbonik anhydrase, dan latanoprost.
12. H2 antagonist. Ada beberapa jenis obat untuk mengobati luka lambung dan salah cerna.
Satu yang terpenting adalah obat-obatan dari jenis H2 antagonist.
13. Hormone replacement therapy (terapi sulih hormon). Terapi ini direkomendasikan kepada
perempuan saat dan pasca menopause
14. Inhaler steroid. Obat inhaler jenis kortikosteroid atau steroid, digunakan untuk mencedah
terjadinya gejala asma.
15. Laksatif. Terdapat beberapa jenis obat laksatif yang bekerja dengan berbagai cara untuk
meredakan atau mencegah terjadinya konstipasi (sembelit), seperti jenis diuretik.
16. Nonsteroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat nonsteroid antiperadangan. Biasa
digunakan untuk mengurangi peradangan dan meredakan nyeri. Yang biasa digunakan
adalah ibuprofen.
17. Parasetamol. Merupakan pereda nyeri. Kekuatannya hampir sama, tetapi tidak bekerja
sebagai antiperadangan seperti aspirin.
18. Proton pump inhibitor, obat penghambat pompa proton. Merupakan jenis obat yang
digunakan dalam mengobati luka pada lambung dengan menghambat produksi asam
lambung.
19. Statin. Merupakan kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol darah.
20. Steroid topical. Kortikosteroid topical atau dikenal dengan krim steroid, digunakan pada
kulit untuk meredakan eksim dan beberapa gangguan kulit lainnya.
Jumlah obat ( dalam persen terhadap dosis ) yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh
/ aktif.Ketersediaan hayati digunakan untuk memberi gambaran mengenai keadaan dan
kecepatan obat diabsorpsi dari bentuk sediaan. Ketersediaan hayati suatu obat dapat diukur pada
7
pasien ( secara in vivo ) dengan menentukan kadar obat dalam plasma darah dengan interval
setiap jam sampai diperoleh kadar puncak dan kadar obat minimum yang masih berefek Obat
yang menghasilkan kadar obat sama antara kadar dalam darah dan dalam jaringan, disebut
mempunyai bioekivalensi . Bila tidak sama, disebut mempunyai bioinekivalensi. Bila
bioinekivalensinya lebih dari 10 % menimbulkan inekivalensi terapi, terutama obat-obat yang
indeks terapinya sempit ( dosis terapi hampir sama dengan dosis toksik ) Tidak semua jumlah
obat yang diabsorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sistemik. Banyak faktor
yang mempengaruhi bioavailabilitas obat, terutama bila diberikan per oral, kemungkinan obat
dirusak oleh reaksi asam lambung atau oleh enzim-enzim dari saluran gastrointestinal
J. BIOTRANSFORMASI
Biotransformasi atau metabolisme obat, adalah proses perubahan struktur kimia obat yang
terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Pada proses biotransformasi :
molekul obat diubah menjadi lebih polar sehingga mudah diekskresi melalui ginjal
pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga proses biotransformasi sangat berperan
dalam mengakhiri kerja obat
ada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif atau lebih toksik
ada obat yang merupakan calon obat ( pro drug ) yang baru aktif setelah mengalami
biotransformasi oleh enzim tertentu menjadi metabolt aktif yang selanjutnya akan
mengalami biotransformasi lebih lanjut atau diekskresi sehingga kerjanya berakhir
K. FARMAKODINAMIK
Cabang ilmu yang mempelajari efek biokimia dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya
disebut farmakodinamik. ( pengaruh obat terhadap organ-organ tubuh ).
Mekanisme kerja obat yaitu :
Obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal ( fisiologi ) tubuh
Obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah
ada ( ini tidak berlaku bagi terapi gen )