Anda di halaman 1dari 116
PERJANJIAN KERJA PT. BINTANI MEGAH INDAH Pulau Taliabu - Maluku Utara PT. MULTI SARANA BHANDA Partria Park Office LG Floor, Jalan DLPanjaitan Kavling 5-7, Kel.,Kee., Kota Adm. Jakarta Timur, Prov.DKI Jakarta PEMBANGUNAN MINING HAULING ROAD (MHR) SEGMEN 1 Nomor Tanggal Harga Pekerjaan Waktu Pelaksanaan Masa Pemeliharaan TALIABU, MALUKU UTARA : 001/BMI-BD/PK/X1/2021 :1 Desember 2021 : Rp. 35.540,026.232,- (Termasuk PPN 10%) : 111 hari kalender (Pelaksanaan Pekerjaan 90 hari kalender & Mobilisasi dan detail engineering drawing 21 hari kalender) :135 hari kalender PERJANJIAN KERJA UNTUK MINING HAULING ROAD (MHR) SEGMEN 1 Antara PT. BINTANI MEGAH INDAH Dengan PT. MULTI SARANA BHANDA Nomor : 001/BMI-BD/PK/X11/2021 Perjanjian Kerja Konstruksi MHR Segmen 1 ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini, Rabu tanggal Satu bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (01 -12 - 2021) oleh dan antara PT. BINTANI MEGAH INDAU, suatu perseroan terbatas, didirikan dan tunduk pada hukum negara Republik Indonesia, berdomisili di Wisma 46, 24* floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta, 10220, dalam hal ini diwakili secara patut oleh Ferry Noviar dalam kapasitas nya sebagai Direktur dan Yoseph CA Swamidharma sebagai Chief Operational Officer (COO), oleh karenanya secara sah bertindak untuk dan atas nama PT BINTANI MEGAH INDAH selanjutnya disebut sebagai PIHIAK PERTAMA ; dan PT. MULTI SARANA BHANDA, suatu perseroan terbatas, didirikan dan tunduk pada hukum negara Republik Indonesia, berdomisili di Partria Park Office LG Floor, Jalan DI.Panjaitan Kavling 5-7, Kel.Kec., Kota Adm. Jakarta Timur, Prov.DKI Jakarta, dalam hal ini diwakili secara patut oleh Tugiman dalam kapasitas nya sebagai Direktur berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 004/MB-QTN-BMI/X/2021, oleh karenanya secara sah bertindak untuk dan atas nama PT MULTISARANA BHANDA selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA ; PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri selanjutnya disebut PIHAK dan secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK. Dengan ini PARA PIHAK terlebih dahulu menjelaskan hal-hal berikut : A. Bahwa PIHAK PERTAMA merupakan suatu perseroan terbatas yang menjalankan bisnisnya dibidang pertambangan mineral bijih besi di Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara. B. Bahwa PIHAK KEDUA merupakan suatu perseroan terbatas yang berpusat di Indonesia, beroperasi sebagai perusahaan jasa konstruksi berdasarkan Izin Usaha Jasa Konstruksi dengan Nomor Induk Berusaha (NIB) : 9120401870011 yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia tertanggal 1 Agustus 2019. C. PIHAK KEDUA telah mengajukan Final Penawaran Harga melalui surat No. 003/MB-QTN- BM/XI/2021 tanggal 30 November 2021 (untuk selanjutnya disebut Surat Penawaran) yang telah diterima dari PIHAK PERTAMA dan telah dipelajari serta dipahami oleh PIHAK KEDUA. D. PIHAK PERTAMA bermaksud untuk memberikan kepercayaan dan menunjuk PIHAK KEDUA berdasarkan Surat Penetapan Kontraktor Terpilih Proyek Pembangunan Mining Hauling Road Segmen 1,234 & Bridge Airwake, Pulau Taliabu ~ Maluku Utara No. 004/EXT/BD-BMI/XII/2021 tanggal 1 Desember 2021 sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini dalam rangka mendukung kegiatan yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA. E. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah menandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) No. 00YSPMK/BMYXI1/2021 Tanggal 1 Desember 2021 Paket Pekerjaan : Mining Hauling Road (MHR) Segmen 1, Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dan dengan itikad baik, maka PARA PIHAK setuju untuk membuat dan menandatangani Perjanjian Kerja ini sesuai dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut: PASAL1 DEEINISI DAN INTERPRETASI Dalam Perjanjian Pekerjaan ini yang dimaksud dengan : 1.1. DEFENISI Dalam Perjanjian ini kata-kata, istilah, dan ungkapan yang digunakan, kecuali dinyatakan lain, akan memiliki arti sebagai berikut: wk Berita Acara Serah Terima ("BAST") Pertama adalah berita acara yang menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah menyelesaikan 100% (seratus persen) Pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja ini dan diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA. yang ditandatangani PARA PIHAK; Berita Acara Serah Terima ("BAST") Akhir adalah berita acara yang menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah menyelesaikan Masa Pemeliharaan Pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja ini dan diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA yang ditandatangani PARA PIHAK Desain adalah semua gambar, hasil perhitungan, dan informasi teknis yang diberikan oleh PARA PIHAK berdasarkan Perjanjian Kerja dan semua desain, pola, model dan informasi teknis yang sesuai yang telah disetujui oleh PARA PIHAK; Wari Kerja adalah hari-hari mulai dari hari Senin sampai Jumat di mana Bank Indonesia beroperasi dan melakukan Kliring, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan/atau Bank Indonesia; Wari Kalender adalah semua hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorian tanpa pengecualian, termasuk hari Sabtu dan Minggu dan hari libur nasional yang dipublikasikan setiap saat oleh Pemerintah Republik Indonesia; Kontraktor Lain adalah Kontraktor selain PIHAK KEDUA yang dipekerjakan oleh PIHAK PERTAMA untuk melakukan kegiatan tertentu atau jasa sehari-hari (termasuk setiap jasa konstruksi di sekitar Lokasi Kerja); Subkontraktor adalah Kontraktor selain PIHAK PERTAMA yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA untuk melakukan kegiatan tertentu atau jasa sehari-hari (termasuk setiap jasa konstruksi di sekitar Lokasi Kerja); Pembukaan Lahan adalah pengolahan dan pembukaan tanah untuk mempersiapkan pekerjaan konstruksi sampai tanah tersebut siap untuk dibangun oleh PIHAK KEDUA, tetapi tidak terbatas pada pembersihan pohon, pohon yang telah lapuk yang tidak dipotong menggunakan gergaji mesin untuk alasan keamanan, dan sisa-sisa material kayu yang telah dipotong yang tersisa setelah penebangan pohon; Ke Lingkup Pekerjaan adalah Lingkup Pekerjaan PIHAK KEDUA sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal 3 Perjanjian Kerja ini; KGL adalah peraturan yang berlaku sesuai ketentuan Pemerintah tentang Keselamatan Kerja, Kesehatan, dan Lingkungan; Perjanjian Kerja adalah kesepakatan bersama antara PARA PIHAK untuk melakukan pekerjaan konstruksi jalan, bersama dengan dokumen lampirannya yang dinyatakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, termasuk addendum/Perubahan Perjanjian yang akan dibuat kemudian; Peralatan adalah semua peralatan, barang bergerak, dan apa pun yang PIHAK KEDUA. perlukan untuk melakukan Pekerjaan sesuai dengan persyaratan sebagaimana yang dimaksud dalam Perjanjian, termasuk semua peralatan yang harus disediakan oleh PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaan ini sebagaimana yang diatur lebih lanjut dalam Lingkup Pekerjaan dan Spesifikasi Teknis; Rp adalah rupiah, mata uang yang sah dan berlaku di Republik Indonesia; Jalur (“Ramp”) adalah akses atau jalan untuk Peralatan PIHAK KEDUA untuk masuk dan keluar dari Lokasi Kerja; Dokumen Perjanjian Kerja adalah dokumen yang disebut di bawah ini yang terdiri dari Perjanjian Kerja dan addendum / perubahannya (bila ada), Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Surat Final Penawaran Harga, Gambar Kerja dan Daftar kuantitas pekerjaan, beserta lampiran lainnya pada Perjanjian Kerja ini. Masa Pemeliharaar/ Masa Garansi adalah tenggang waktu yang ditentukan dalam Perjanjian Kerja ini untuk pemeliharaan pekerjaan terhitung sejak tanggal yang ditetapkan di dalam BAST Pertama untuk seluruh Pekerjaan; Masa Pelaksanaan Pekerjaan adalah tenggang waktu yang ditentukan dalam perjanjian ini untuk melaksanakan Pekerjaan terhitung sejak tanggal Perjanjian Kerja ini.; Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) adalah suatu pernyataan kondisi Pekerjaan A Te We 4 untuk suatu progres tertentu atas prestasi pekerjaan yang telah dicapai oleh PIHAK KEDUA berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan yang telah disetujui oleh PARA PIHAK; Laporan Kemajuan Pekerjaan adalah laporan atas prestasi Pekerjaan yang telah dicapai oleh PIHAK KEDUA pada periode tertentu dan atau setiap bulan, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik secara bersama oleh PARA PIHAK yang disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui sebelumnya; Jadwal Pelaksanaan adalah periode dan lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan seluruh Pekerjaan dalam bentuk “kurva S” yang disepakati PARA PIHAK; Harga Pekerjaan adalah jumlah biaya untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan yang akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Kondisi Laten berarti kondisi fisik di Lokasi Kerja atau sekitarnya, termasuk hal-hal buatan (bukan karena kondisi alam), tetapi tidak termasuk kondisi cuaca dan dampak dari kondisi cuaca tersebut, yang secara materil berbeda dengan kondisi fisik yang seharusnya secara wajar _mampu diantisipasi oleh PIHAK KEDUA jika PIHAK KEDUA telah atau seharusnya telah: (a) mempelajari semua informasi yang diberikan selama survei pendahuluan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebelum dimulainya Perjanjian Kerja ini; (b)_menyelidiki kondisi Lokasi Kerja dan sekitarnya serta karakteristik geoteknik dan sekitarnya (termasuk air, atmosfer dan kondisi atau karakteristik bawah permukaan); kondisi tersebut di atas yang mana tidak bisa ditangani oleh PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Lingkup Pekerjaan, berdasarkan standar industri pertambangan dan konstruksi; 1.2. INTERPRETASI (i) Referensi untuk hari berarti Hari Kalender dan/atau Hari Kerja, sesuai dengan konteks pengaturannya, dan referensi untuk setiap orang harus mencakup individu, firma atau perusahaan, perseroan terbatas atau korporasi; (ii) Judul pasal dan sub-pasal dalam Perjanjian Kerja ini tidak akan digunakan dalam penafsiran Perjanjian Kerja ini, dan judul tersebut tidak akan mempengaruhi penafsiran Perjanjian Kerja; (iii) Komunikasi antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA harus dilakukan dalam Bahasa Indonesia baik untuk dokumen formal yang ditujukan ke kantor pusat PARA. PIHAK maupun yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; (iv) Suatu referensi dalam Perjanjian Kerja ini untuk suatu pasal, lampiran, atau addendum merupakan referensi untuk pasal, lampiran, atau addendum dari atau untuk Perjanjian Kerja inis PASAL2 LOKASI KERJA 2.1. LOKASI KERJA Lokasi Kerja dalam Perjanjian Kerja ini adalah lokasi yang berada pada area segmen 1 Mining Hauling Road dari Blok F menuju Pelabuhan Todoli milik PIHAK PERTAMA yang berlokasi di Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara, Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1 Perjanjian Kerja ini. 2.2. Survey Pendahuluan PARA PIHAK menyatakan telah mempelajari data awal, termasuk dan tidak terbatas pada cuaca dan data meteorologi untuk yang diperlukan pada tujuan Pekerjaan ini. ehee cM PASAL3 LINGKUP PEKERJAAN 3.1. PEKERJAAN PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa penggunaan jasa konstruksi dalam Perjanjian Kerja ini adalah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan pembangunan MHR Segmen 1 yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA untuk tujuan dari dan di bawah koordinasi dan perintah dari PIHAK PERTAMA (selanjutnya disebut sebagai 'Pekerjaan") di Lokasi Kerja 3.2, LINGKUP PEKERJAAN Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanaken oleh PIHAK KEDUA sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3.1 di atas, meliput Mobilisasi dan demobilisasi oP Pembukaan lahan. Perbaikan dan pengupasan lereng ao Pembuatan parit/ drainase Pembuatan Tanggul (safety berm) Penimbunan tanah dengan material agregrat A dan B Penyebaran dan pemadatan tanah/ agregat. pam Pembuatan fasilitas keselamatan dan papan peringatan keamanan terkait dengan peraturan keselamatan yang berlaku; i. Konstruksi dan pemeliharaan fasilitas, yang meliputi tempat penampungan bahan bakar dan minyak pelumas, fasilitas tempat tinggal, bengkel (workshop) dan sebagainya guna mendukung kelancaran pekerjaan PIHAK KEDUA 3.3. Deskripsi Teknis Rincian Lingkup Pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3.2 di atas akan dijelaskan lebih lanjut dalam Lampiran 2 dari Perjanjian Kerja ini. 3.4, Perintah Terkait dengan Pekerjaan 3,4. PIIAK PERTAMA berhak untuk menunjuk perwakilannya, yang sebelumnya telah diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, untuk melakukan pengawasan Pekerjaan yang dilakukan oleh PIH|AK KEDUA ("PERWAKILAN PIHAK PERTAMA'). 3.4.2 PIHAK KEDUA harus mematuhi perintah PIHAK PERTAMA dan PERWAKILAN PIHAK PERTAMA dalam hal apa pun, yang berkaitan dengan Pekerjaan. PIHAK KEDUA hanya harus mematuhi perintah PIHAK PERTAMA atau perwakilannya (selanjutnya disebut "Perintah"). PARA PIHAK sepakat dalam hal dibutuhkannya suatu langkah darurat, suatu Perintah dapat dilakukan secara tertulis dalam format memo cepat yang dikeluarkan oleh PERWAKILAN PIHAK PERTAMA, yang dalam format tersebut terdapat kolom respon yang harus diberikan segera oleh PIHAK KEDUA paling lambat 12 jam. Darurat adalah semua kejadian yang berpotensi mengakibatkan kematian atau cidera berat atau kerusakan besar terhadap aset PARA PIHAK. 3.43. PIHAK KEDUA harus mematuhi semua Perintah dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan Perjanjian Kerja ini dan PIHAK KEDUA harus memberi jawaban atas Perintah tersebut dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam atau akan dianggap menerima Perintah tersebut, Dalam hal PIHAK KEDUA menganggap bahwa Perintah tersebut dapat menyebabkan kondisi berbahaya bagi Pekerja dan Peralatan PIHAK KEDUA, kemudian, PIHIAK KEDUA diwajibkan untuk membuat pemberitahuan tertulis dengan menyebutkan alasannya segera setelah diterimanya Perintah tersebut. PIHAK PERTAMA melalui persetujuan Kepala Teknik Tambang atau wakilnya, berhak untuk menentukan apakah suatu kondisi berbahaya atau tidak bagi Pekerja dan Peralatan PIHAK KEDUA sehubungan dengan Perintah tersebut untuk tujuan Pekerjaan yang mengacu pada K3L dan Good Mining Practice (GMP). 3.4.4. PARA PIHAK setuju bahwa hasil penyelesaian Perintah yang terkait dengan setiap Pekerjaan harus terukur dan dimasukkan dalam berita acara penyelesaian Perintah yang, harus ditandatangani oleh PARA PIHAK, yang mana berita acara tersebut akan dibuat berdasarkan pada survei bersama oleh PARA PIHAK. Dalam hal PIHAK KEDUA telah penar-benar menyelesaikan Perintah dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana yang tercantum dalam berita acara penyelesaian Perintah. 34.5. Dalam melaksanakan Pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib memenuhi peraturan dan standar PIHAK PERTAMA. 41 3.46. Dalam melaksanakan Pekerjaannya, PIHAK KEDUA harus membuat dan menyampaikan laporan tertulis kepada PIHAK PERT AMA dan atau melalui perwakilannya ‘mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam bentuk : a. Laporan harian yang mencakup Kondisi Peralatan PIHAK KEDUA (jam operasi, Standby, kerusakan, dan penjelasannya); Lama waktu yang hilang dan laporan cuaca (yang disebabkan oleh hujan dan sebagainya); laporan kemajuan pekerjaan. b. Laporan mingguan yang mencakup laporan kemajuan pekerjaan yang disertai dengan kurva-S, dokumentasi, laporan status unit operasional dan daftar Peralatan PIHAK KEDUA, laporan K3L ¢. Laporan Bulanan yang mencakup laporan kemajuan pekerjaan yang disertai dengan Peta dan kurva, laporan K3L, laporan status operasional dan daftar Peralatan PIHAK KEDUA; laporan rencana dan aktual penggunaan bahan bakar, dokumentasi jumlah dan jenis bahan berbahaya dan beracun ("B3") yang dihasilkan, Laporan kualitas atau pengujian lapangan/laboratorium, laporan-laporan lain yang diminta oleh PIHAK PERTAMA dan berhubungan dengan Pekerjaan. Perwakilan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA harus membahas laporan tersebut terkait dengan Lingkup Pekerjaan untuk tujuan Pekerjaan dalam setiap pertemuan mingguan. Pertemuan bulanan wajib diselenggarakan untuk mengevaluasi kinerja PIHAK KEDUA sehubungan dengan program kerja dan jadwal konstruksi. Bila dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA, kemudian, PIHAK PERTAMA berhak untuk mengadakan pertemuan tambahan setiap saat. PIHAK KEDUA akan menghadiri pertemuan tambahan tersebut yang akan diberitahukan oleh PIHAK PERTAMA paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya. PASAL4 PEKERJA Pekerja 4.1.1 PIHAK KEDUA, sebelum dimulainya Pekerjaan, harus menyampaikan struktur organisasi dengan nama-nama pekerja PIHAK KEDUA dan informasi dilengkapi dengan riwayat hidup masing-masing, dan sertifikasi yang, dimiliki oleh masing- masing operator PIHAK KEDUA (baik yang mengoperasikan Peralatan PIHAK KEDUA dan orang-orang yang melakukan Pekerjaan) sesuai dengan ketentuan 412 413 ALS 416 hukum yang berlaku untuk PIHAK PERTAMA ("Pekerja"). PIHAK KEDUA menjamin bahwa Pekerja merupakan tenaga ahli dan berkualitas dibidangnya sebagaimana yang disyaratkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk membayar gaji kepada Pekerja dan diwajibkan untuk memastikan bahwa pembayaran gaji tersebut tidak akan lebih rendah dari gaji yang diatur oleh ketentuan hukum yang berlaku. PARA PIHAK tidak akan merekrut atau mencoba untuk merekrut staf atau karyawan dari masing-masing Pihak. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk memastikan bahwa PIHAK KEDUA akan mematuhi setiap peraturan hubungan kerja atau hubungan industri yang berlaku di Indonesia, termasuk Perintah yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA untuk memastikan bahwa karyawan PIHAK KEDUA akan memenuhi ketentuan yang, berlaku di PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA harus secara berkala berkonsultasi dengan PIHAK PERTAMA. selama pelaksanaan Pekerjaan berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan yang mungkin timbul berkaitan dengan Pekerjaan. Konsultasi sebagaimana yang dimaksud di sini tidak dapat dianggap atau diasumsikan atau ditafsirkan bahwa Pekerja memiliki hubungan kerja dengan PIHAK PERTAMA atau PIHAK PERTAMA tidak akan menanggung tanggung jawab untuk _hal-hal ketenagakerjaan dari Pekerja PIHAK KEDUA dan, oleh karena itu, PIHAK KEDUA membebaskan dan melindungi PIHAK PERTAMA dari setiap tuntutan dari Pekerja. PIHAK KEDUA diwajibkan memberikan perlindungan asuransi yang memadai untuk Pekerja yang dipekerjakan dalam kaitannya dengan Perjanjian Kerja ini, setidaknya asuransi sosial bagi pekerja sektor swasta sebagaimana yang diamanatkan oleh ketentuan hukum yang berlaku dan biaya yang timbul atas asuransi tersebut akan ditanggung dan dibayarkan oleh PIHAK KEDUA. eh ne ALT 418 419 4.1.10 4411 PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa PIHAK KEDUA akan melakukan pengadaan porsi kebutuhan Pekerja dari pekerja setempat di sekitar wilayah Lokasi Kerja, tanpa mengurangi standar dan kualifikasi Kerja yang diberikan oleh PIHAK KEDUA dalam Perjanjian ini sebagaimana yang diatur dalam ketentuan hukum yang berlaku. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk membuat semua Pekerja _memiliki pengetahuan dan mampu menggunakan hal-hal sebagai berikut: ( sistem komunikasi yang cepat dan terpercaya yang mampu memberikan nasihat profesional secara cepat yang dapat dengan segera diterima dalam hal terjadinya peristiwa yang mungkin terjadi, terutama dalam kaitannya dengan nasihat medis ketika Pekerja cedera atau terluka. (i) sistem evakuasi/evakuasi darurat untuk setiap Pekerja yang mengalami cedera atau terluka agar bisa mendapatkan perhatian medis dan profesional secepat mungkin, dan, jika memungkinkan, secara langsung di Lokasi Kerja. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk mematuhi, dan memastikan bahwa setiap karyawan dan Pekerja mematuhi prosedur keselamatan yang dibuat dalam Perjanjian Kerja ini, PIHAK KEDUA wajib mengganti atau memindahkan dari Lokasi Kerja setiap Pekerja yang gagal mematuhi prosedur keselamatan tersebut. Untuk menghindari keraguan, PIHAK KEDUA diwajibkan, setiap saat, untuk bertanggung jawab atas keselamatan karyawan dan pekerjanya. Setiap kali melakukan suatu Pekerjaan berdasarkan Perjanjian Kerja ini, PIHAK KEDUA weajib melengkapi Pekerja dengan alat/peralatan yang cukup memadai untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan K3L. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk melengkapi Pekerja dengan alat pelindung diri yang wajib digunakan menurut hukum atau yang layak dan diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka, yaitu namun tidak terbatas pada, helm dan sepatu kesclamatan harus selalu dipakai setiap waktu, sementara perlindungan pendengaran, kacamata pengaman dan masker debu dapat dipakai bila diperlukan. PIHAK KEDUA diwajibkan bertanggung jawab untuk menyediakan ¢ WV a” 4112 4113 Ada 4115 4.1.16 4117 semua alat pelindung diri yang diperlukan untuk masing-masing pekerjanya, dan diwajibkan untuk memberikan instruksi untuk penggunaan yang tepat kepada Pekerja dengan biayanya sendiri. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk melengkapi Pekerja dengan radio komunikasi yang terintegrasi dengan baik ke dalam sistem komunikasi PIHAK PERTAMA. ‘untuk tujuan Pekerjaan. PIHAK KEDUA harus menyediakan setidaknya 1 (satu) personil terlatih dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan untuk masing-masing kelompok kerja Pekerja yang melakukan Pekerjaan. Pekerja dilarang mengkonsumsi minuman beralkohol atau menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang di Lokasi Kerja Dalam hal terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cedera pada orang atau kerusakan atau gangguan terhadap suatu bangunan atau property, PIHAK KEDUA wajib segera, dan dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam, memberitahukan kepada Perwakilan PIHAK PERTAMA secara tertulis dan secara detail tentang kecelakaan tersebut. PIHAK PERTAMA berhak untuk menunda Pekerjaan karena ketidakpatuhan. PIHAK KEDUA tethadap salah satu dari peraturan keselamatan dengan Ketentuan bahwa PIHAK PERTAMA harus memberikan sebuah surat ketidakpatuhan tertulis sebelumnya kepada PIHAK KEDUA. Dalam hal PIHAK KEDUA menolak atau gagal untuk memenuhi salah satu dari ketentuan dan kewajiban keselamatan, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menghentikan sementara Pekerjaan dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA tanpa harus mengeluarkan ganti rugi atau kompensasi dalam bentuk apa pun kepada PIHAK KEDUA. Penghentian sementara Pekerjaan berlaku 24 (dua puluh empat) jam setelah PIHAK KEDUA menerima pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan rencana perbaikan kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam apabila penghentian sementara terjadi. 4.1.48 PIHAK KEDUA diwajibkan, selama jangka waktu berlakunya Perjanjian Kerja ini, membuat dan memelihara sebuah daftar yang berisi data tentang para Pekerja, termasuk kualifikasi mereka, yang mana salinannya akan diberikan kepada PIHAK PERTAMA, termasuk kemajuan dari daftar tersebut, jika ada, termasuk dan tidak terbatas untuk memberikan Pekerja yang memadai untuk melaksanakan Perjanjian ini. 4119 PIHAK PERTAMA berhak untuk menolak pekerja yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA dengan memberikan pemberitahuan tertulis dalam waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) jam untuk mengganti pekerja tersebut dari lokasi kerja berdasarkan Perjanjian Kerja ini, Seluruh biaya yang timbul merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA. PASAL5 EVALUASI PEKERJAAN AKIBAT FAKTOR CUACA PIHAK KEDUA dianggap telah mengetahui Kondisi Laten yang ada dari Lokasi Kerja termasuk kondisi cuaca dimana PIHAK PERTAMA sebelumnya telah memberikan data curah hujan kepada PIHAK KEDUA untuk evaluasi terhadap jadwal konstruksi yang telah dlisepakati oleh PARA PIHAK. Dalam hal terjadi penundaan atau penghentian sementara Kegiatan konstruksi untuk faktor cuaca tersebut, PIHAK PERTAMA tidak terikat untuk ‘mempertimbangkan atau untuk membayar Klaim kepada PIHAK KEDUA karena PIHAK KEDUA dianggap sebelumnya telah mengevaluasi konsekuensi dari cuaca buruk tersebut. Setiap keterlambatan untuk alasan kondisi cuaca tersebut harus dilaporkan kepada PIHAK PERTAMA dalam laporan harian dan apabila berdasarkan investigasi bersama PARA PIHAK keterlambatan disebabkan Karena cuaca buruk maka PARA PIHAK akan menyesuaikan target pekerjaan dimana terlebih dahulu PIHAK KEDUA harus menyusun dan disetujui terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA terhadap perubahan rencana kerja guna mengejar keterlambatan pekerjaan. PASAL6 JANGKA WAKTU Perjanjian Kerja ini berlaku sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan pada tanggal 1 Desember 2021, dimana PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan pekerjaannya selama 111 hari kalender (Pelaksanaan Pekerjaan 90 hari kalender & Mobilisasi dan detail engineering drawing 21 hari kalender) atau paling lambat sampai 22 Maret 2022. Jangka Waktu Perjanjian Kerja ini akan berakhir paling lambat tanggal 30 Agustus 2022 7A PASAL7 PERALATAN PIHAK KEDUA EKSKLUSIVITAS Peralatan PIHAK KEDUA yang disediakan oleh PIHAK KEDUA, ketika peralatan tersebut telah di mobilisasi ke Lokasi Kerja yang telah ditentukan, akan digunakan secara khusus untuk tujuan Pekerjaan dan PIHAK KEDUA tidak akan merelokasi setiap bagian dari Peralatan PIHAK KEDUA tersebut tanpa persetujuan terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA. Untuk memastikan kelanjutan Pekerjaan PIHAK KEDUA, secara terus menerus selama, jangka waktu Perjanjian Kerja ini, maka: () PIHAK PERTAMA berwenang untuk mengontrol keberadaan dan untuk menyelidiki spesifikasi Peralatan PIHAK KEDUA; PIHAK PERTAMA berhak untuk menolak Peralatan PIHAK KEDUA jika Peralatan PIHAK KEDUA tersebut dianggap memiliki potensi membahayakan lingkungan dan kegiatan konstrul (i) PIHAK KEDUA harus memelihara (termasuk untuk membangun penyimpanan bahan bakar dengan kapasitas dan standar yang memenuhi persyaratan Pekerjaan) dan untuk mempersiapkan bahan bakar (pada standar industri yang layak) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di area yang, 72 73 74 layak di Lokasi Kerja yang disepakati oleh PIHAK PERTAMA, dan menjaga volume bahan bakar tersebut untuk tidak kurang dari penggunaan selama 10 (sepuluh) Hari Kalender. PIHAK KEDUA menjamin bahwa bahan bakar yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan hanya berupa bahan bakar industri non- subsidi yang dibeli dari sumber resmi dan sesuai dengan hukum yang berlaku. KEBERADAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA harus, sebelum akuisisi, mobilisasi, atau penggantian baik dengan menyewa atau cara lain atas Peralatan PIHAK KEDUA (seperti alat berat, sebagaimana yang terlampir dalam Lampiran 3 dari Perjanjian Kerja ini), menyerahkan sebuah pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA untuk Tujuan Lingkup Pekerjaan. Pemberitahuan tertulis tersebut setidaknya harus memuat: () _rincian jumlah, model, tahun, dan ukuran; (i) dalam hal Peralatan PIHAK KEDUA akan diambil, direlokasi atau diganti, maka harus mencakup riwayat pemeliharaan Peralatan PIHAK KEDUA tersebut. PIHAK KEDUA juga harus memelihara Peralatan PIHAK KEDUA , termasuk suku cadang mereka untuk memungkinkan operasi yang layak dan berkesinambungan untuk tujuan Perjanjian Kerja ini, dengan biaya sendiri. KERUSAKAN PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan, atau kehilangan atas setiap material atau Peralatan PIHAK KEDUA, selama kerugian atau kerusakan tersebut dapat dibuktikan bukan disebabkan oleh kelalaian, kesalahan, atau kecerobohan PIHAK PERTAMA, dalam hal ini termasuk Perwakilan PIHAK PERTAMA, karyawan, dan kontraktor lain dari PIEIAK PERTAMA. JAMINAN PERALATAN PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA menjamin bahwa Peralatan PIHAK KEDUA telah memenuhi standar kelayakan untuk Pekerjaan dan telah memperoleh sertifikasi dan persetujuan yang diperlukan sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku. PIHAK KEDUA juga menjamin akan mempertahankan kelayakan Peralatan PIHAK KEDUA dan sertifikasi dari Peralatan PIHAK KEDUA tersebut. 75 FASILITAS PIHAK KEDUA CAMP, BENGKEL, DAN LAIN-LAIN Semua fasilitas seperti camp, bengkel (workshop) yang dibangun akan menjadi aset PIHAK PERTAMA, PIHAK PERTAMA berhak untuk membatalkan setiap fasilitas yang direncanakan untuk dibangun oleh PIHAK KEDUA untuk mendirikan fasilitas. Sebelum fasilitas dibangun, PIHAK KEDUA harus menyerahkan konsep desain dan proposal untuk mendapatkan persetujuan dari PIHAK PERTAMA. PASAL8 HARGA PEKERJAAN 8.1 Kontrak Harga Pekerjaan dalam Perjanjian Kerja ini merupakan harga pekerjaan dengan Harga Satuan, dimana harga satuan bersifat tetap selama masa Perjanjian Korja ini dan biaya pekerjaan diukur sesuai kondisi aktual lapangan dengan nilai maksimum sebesar yang ditetapkan pada Pasal 8.2. 8.2 Harga Estimasi Pekerjaan Perjanjian Kerja yang telah disepakati oleh PARA PIHAK untuk pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA sesuai ketentuan Perjanjian Kerja ini adalah maksimum sebesar Rp. 35.540.026.232,- (Tiga Puluh Lima Milyar Lima Ratus Empat Puluh Juta Dua Puluh Enam Ribu Dua Ratus Tiga Puluh Dua Rupiah). Harga pekerjaan ini sudah termasuk PPN 10% . 83 Apabila pada waktu dilakukan pengukuran kuantitas pekerjaan di lapangan ternyata harga pekerjaan dibawah harga pada Pasal 8.2 maka PIHAK PERTAMA. wajib membayar sebesar nilai pengukuran harga satuan yang telah disepakati di Lokasi Kerja berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) yang disetujui PARA. PIHAK, 844 Apabila pada waktu dilakukan pengukuran kuantitas pekerjaan di lapangan ternyata harga pekerjaan berada melebihi nilai pada Pasal 8.2 maka PIHAK PERTAMA wajib membayar sebesar nilai yang tertera pada Pasal 8.2. i 8.5 Harga satuan yang telah disetujui tetap berlaku selama periode masa Perjanjian Kerja inj dan tidak ada eskalasi. Kenaikan harga yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA. 8.6 PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk tunduk pada ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia, sehingga dengan demikian, setiap kewajiban perpajakan yang mungkin timbul sehubungan dengan Perjanjian Kerja ini akan ditanggung oleh masing-masing Pihak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PASAL9 CARA PEMBAYARAN 9.1. Pembayaran Uang Muka : Pembayaran uang muka sebesar 20% ( dua puluh persen ) dari harga Pekerjaan termasuk PPN 10% atau senilai Rp. 7.108.005.246,- (Tujuh Milyar Seratus Delapan Juta Lima Ribu Dua Ratus Empat Puluh Enam Rupiah) dalam jangka waktu 15 (lima elas) Hari Kerja setelah dokumen tagihan wang muka diterima dalam keadaan lengkap, benar dan sah oleh PIHAK PERTAMA yang terdiri dari: ‘a. Perjanjian Kerja yang tertandatangani PARA PIHAK. b. Bank Garansi (Jaminan Pelaksanaan) sebesar 10% dari harga Pekerjaan. . Bank Garansi (Jaminan Uang Muka) sebesar 20% dari harga Pekerjaan. d. Struktur Organisasi Pekerjaan. ® ‘Gambar konstruksi secara lengkap dan tertandatangani. Invoice. g. Faktur Pajak. 9.2. Dalam hal pembayaran tagihan bulanan, PIHAK KEDUA menyerahkan dokumen tagihan dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) yang dilengkapi dengan laporan survei bersama, yang telah ditandatangani sebagai dasar yang sah. Dalam ‘melakukan survei bersama, mekanisme berikut yang berlaku: a. Perwakilan dari masing-masing pihak harus mengukur hasil aktual dari setiap Lingkup Pekerjaan dengan melakukan survei bersama yang dimulai setiap akhir aw Wu “e 93 9.4. 95, wt bulan tanggal 25 dan selesai paling lambat 5 (lima) Hari Kalender setelah akhir bulan tanggal 25. b. Dokumen tersebut harus ditandatangani oleh perwakilan PARA PIHAK di Lokasi Kerja dan diterima oleh perwakilan PARA PIHAK di kantor pusat sejak selesai dilakukannya survei bersama seperti pada point a diatas. c. Semua tagihan bulanan dipotong 20% (dua puluh persen) dari total tagihan bulanan sebagai potongan uang muka. Pada tagihan bulanan akhir masa pekerjaan PIHAK PERTAMA akan memotong tagihan sebesar selisih dari total ang muka Dalam hal terjadi sengketa selama proses rekonsiliasi survei bersama, mekanisme berikut yang berlaku: Jika ada sengketa sampai dengan batas waktu persetujuan survei bersama, PIHAK KEDUA harus menggunakan versi dari PIHAK PERTAMA, perbedaan tersebut harus telah diselesaikan oleh PARA PIHAK paling lambat dalam waktu 15 (Lima belas) Hari Kalender berikutnya. Semua tagihan bulanan harus dikurangi 5% (lima persen) sebagai retensi, dimulai sejak pembayaran pertama kepada PIHAK KEDUA yang akan dibayarkan setelah BAST Akhir. Dalam tagihan bulanan, PIHAK KEDUA wajib menerbitkan tagihan, dan faktur pajak ke PIHAK PERTAMA dengan ketentuan sebagai berikut: a. PIHAK KEDUA menyerahkan dokumen tagihan dengan dokumen pendukung yang diperlukan untuk PIHAK PERTAMA setelah diterimanya dokumen survei bersama yang telah ditandatangani. b. _ Dokumen tagihan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus didukung, dengan dokumen sebagai berikut: - Tagihan invoice (asli); - _ Sertifikat Pembayaran Tertanda Tangan Lengkap (Salinan); Aro 96. 97. faktur pajak (asli); - Salinan bukti setor pajak dan laporan PPN masa (pembayaran sebelumnya); - Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) yang tertandatangani (asli) disertai dengan dokumen pendukung lainnya (asli) telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan Perwakilan-nya. PIHAK PERTAMA akan membayar tagihan bulanan PIHAK KEDUA paling lambat 15 (lima belas) Hari Kerja sejak tanggal diterimanya dokumen lengkap dan sah seperti pada pasal 9.5 oleh PIHAK PERTAMA. PEMBAYARAN RETENSI : Pembayaran Retensi merupakan progress masa pemeliharaan yang dibayarkan sebesar 5% dari harga pekerjaan dibayarkan setelah Berita Acara Serah Terima (BAST) Akhir tertandatangani dan setelah PIHAK PERTAMA menerima invoice, faktur pajak, laporan. pekerjaan, Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, Salinan Sertifikat Pembayaran, Salinan Bukti Setor Pajak, Laporan PPN (pembayaran sebelumnya), dan as built drawing secara Iengkap serta telah disetujui oleh PIH|AK PERTAMA. 9.8. REKENING PEMBAYARAN PIHAK PERTAMA akan membayar setiap tagihan kepada PIHAK KEDUA ke : Nomor Rekening : 125-001-453-0679 Nama Bank: Mandiri Cab. Jakarta Kelapa Gading Hybrida ‘Atas Nama : PT Multisarna Bhanda PASAL 10 ASURANSI 10.1 JENIS ASURANSI Sebelum dimulainya Pekerjaan, PIHAK KEDUA harus memiliki asuransi sebagai berikut: @) (b) © Peralatan PIHAK KEDUA dalam bentuk alat-alat berat perusahaan yang mengambil format asuransi all-risk; asuransi setidaknya jaminan sosial untuk tenaga kerja sektor swasta (BPJS) untuk Pekerja; dan asuransi kecelakaan bagi Pekerja PIHAK KEDUA. 10.2. KEWAJIBAN ASURANSI PIHAK KEDUA. Selama jangka waktu Perjanjian Kerja ini, PIHAK KEDUA harus: @ ®) © @ memelihara Asuransi PIHAK KEDUA dan memenuhi ketentuan di dalamnya; memberikan salinan Asuransi PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA; memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu 15 (lima belas) Hari Kalender dalam hal Asuransi PIHAK KEDUA akan berakhir; memberitahukan dengan segera, tanpa penundaan, Perwakilan PIHAK PERTAMA dalam hal kecelakaan atau kerusakan apa pun yang terjadi yang merupakan subyek Klaim Asuransi PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA harus membebeskan PIHAK PERTAMA dari setiap Klaim yang berkaitan dengan kecelakaan dan kerusakan pada Lokasi Kerja a PASAL 11 KEWAJIBAN PARA PIHAK PARA PIHAK setuju bahwa mereka secara sendiri-sendiri dan / atau secara bersama-sama akan memenuhi kewajiban masing-masing dalam kaitannya dengan Lingkup Pekerjaan sebagaimana yang diatur dalam tabel kewajiban yang dilampirkan dalam Lampiran 4 Perjanjian ini. PASAL 12 INVESTIGASI OLEH PIHAK PERTAMA PIHAK PERTAMA, pada setiap waktu yang wajar, berhak atas akses dan wewenang penuh untuk melakukan penyelidikan, pengukuran, tinjauan, dan/atau audit terhadap hal-hal berikut: @ (b) © (a) Peralatan PIHAK KEDUA. kepatuhan PIHAK KEDUA terhadap peraturan Kesehatan (termasuk vaksin dan protokol Kesehatan penanganan covid-19), keselamatan, dan lingkungan yang berlaku; keberadaan struktur Pekerja, khususnya dalam hal struktur organisasi kesehatan, keselamatan, dan lingkungan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA; pemberlakuan izin, sertifikasi dari lembaga yang berwenang terkait dengan kinerja PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian Kerja ini; dan setiap informasi PIHAK PERTAMA yang dianggap penting dan diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan Pekerjaan PIHAK KEDUA. Dalam hal, dari hasil investigasi, pengukuran dan tinjauan terhadap hal-hal tersebut di atas, ditemukan bahwa ada beberapa kecacatan atau kinerja yang dianggap bertentangan dengan Perjanjian Kerja dan peraturan hukum yang berlaku, maka PIHAK PERTAMA dapat menolak dan untuk sementara menghentikan kegiatan PIHAK KEDUA setelah memberikan pemberitahuan secara tertulis. PIHAK KEDUA wajib dengan segera dan tanpa penundaan, at memperbaiki kecacatan tersebut dan memastikan bahwa hal itu telah sesuai dengan Perjanjian Kerja ini dan atau peraturan hukum yang berlaku. Sehubungan dengan ketentuan di atas, PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan PIHAK KEDUA untuk: @ (b) © (@) 13.1 merelokasi dan mengganti Peralatan PIHAK KEDUA di Lokasi Kerja yang tidak sesuai dengan Perjanjian Kerja; memperbaiki dan memelihara kesesuaian terhadap peraturan kesehatan, keselamatan dan lingkungan; ‘merevisi atau memperbaiki struktur organisasi Pekerja dan / atau organisasi kesehatan, keselamatan dan lingkungan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA, dan memperpanjang atau memperoleh izin yang berkaitan dengan Pekerjaan PIHAK KEDUA, sertifikasi dari instansi yang berwenang sebagaimana yang dipersyaratkan dalam ketentuan hukum yang berlaku untuk tujuan Perjanjian Kerja ini. PASAL 13 AKSES DAN KESELAMATAN LOKASI KERJA AKSES KE LOKASI KERJA. PIHAK PERTAMA harus memberikan kepada PIHAK KEDUA akses ke Lokasi Kerja untuk memulai dan melaksanakan Pekerjaan sebagaimana yang diatur dalam Perjanjian Kerja ini. PIHAK KEDUA dapat membangun fasilitas prasarana lainnya di Lokasi Kerja dan desainnya tunduk pada persetujuan PIHAK PERTAMA berdasarkan survei bersama yang dilakukan oleh PARA PIFIAK, dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. PIHAK PERTAMA membebaskan PIHAK KEDUA apabila dikemudian hari terdapat klaim/gugatan atas kepemilikan lokasi oleh pihak ketiga dan PIHAK PERTAMA bertanggung jawab atas klaim/ gugatan tersebut 13.2 133 LARANGAN DI TEMPAT KERJA PIHAK KEDUA tidak boleh, tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA, melakukan hal-hal sebagai berikut: (2) menggunakan Lokasi Kerja untuk tujuan selain untuk melaksanakan Pekerjaan; (b) melakukan atau membiarkan suatu kegiatan atau kelalaian di Lokasi Kerja yang dapat mengakibatkan pelanggaran atau pencabutan lisensi atau izin dari PIHAK PERTAMA. (©) Apabila point b pada pasal 13.2 terjadi pelanggaran atau pencabutan lisensi atau izin dari PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA bersedia untuk bertanggungjawab alas kelalaian tersebut. KESELAMATAN Sejak dimulainya Perjanjian Kerja ini, PARA PIHAK harus sepenuhnya bertanggung jawab untuk melindungi dan mengendalikan akses ke Lokasi Kerja, dan mengatur keselamatan yang tepat untuk Lokasi Kerja, untuk tujuan memenuhi kewajiban dalam Perjanjian Kerja ini, termasuk setiap bagian yang dapat menderita kerusakan akibat paparan cuaca, memelihara penerangan, dan air yang dibutuhkan untuk melaksanakan Pekerjaan, menyediakan jalan sementara, jalan setapak, penjaga gerbang dan memberikan/ membuat pagar sesuai dengan kebutuhan atau berdasarkan kebijaksanaan untuk alasan keamanan dan pertimbangan Pekerjaan dan untuk membuat pemberitahuan/rambu daripadanya, dan untuk akomodasi dan perlindungan pejalan kaki dan kendaraan, dan untuk melindungi orang dan properti di atau sekitar Lokasi Kerja. PARA PIHAK harus memberikan akses yang aman ke Lokasi Kerja setiap saat selama pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA dan orang lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA (termasuk terhadap Kontraktor Lain). PIHAK KEDUA harus mengambil tindakan pencegahan untuk setiap kerugian atau kerusakan terhadap Pekerjaan yang timbul karena alasan apa pun. 13.4 141 PEMBERSIHAN LOKASI KERJA Paling lambat 14 (empat belas) Hari Kalender setelah berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kerja ini, PIHAK KEDUA harus membersihkan dan merelokasi dari Lokasi Kerja semua Peralatan PIHAK KEDUA, material yang berhubungan dengan pekerjaan PIHAK KEDUA, dan sampah dan sisa-sisa bahan yang digunakan untuk melaksanakan Pekerjaan di Lokasi Kerja dengan biaya PIHAK KEDUA. PASAL14 TRANSPORTASI GANGGUAN TERHADAP LALU LINTAS DAN PROPERTI YANG BERDEKATAN Setiap operasi yang diperlukan dalam kaitannya dengan Lingkup Pekerjaan dan pemulihan dari kecacatan yang ada saat ini atau terjadi di dalamnya, asalkan memenuhi persyaratan dalam Perjanjian Kerja, harus dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: (2) kenyamanan umum di sekitar Lokasi Kerja; () _akses dan penggunaan jalan dan jalur publik atau non-publik baik yang dimiliki oleh PIHAK PERTAMA dan/atau afiliasinya atau tidak. Dalam hal terjadi klaim, gugatan, ganti rugi, dan biaya yang timbul dari hal-hal di atas dalam kaitannya dengan lalu lintas dan properti yang berdekatan dengannya dalam upaya pelaksanaan Pekerjaan akibat kelalaian PIHAK KEDUA, maka, PIHAK KEDUA harus menangani klaim, gugatan, dan ganti rugi tersebut, dengan ongkos dan biaya yang harus ditanggung oleh PIHAK KEDUA. Apabila klaim,gugatan, ganti rugi, dan biaya yang timbul merupakan kelalaian dari PIHAK PERTAMA tidak melakukan pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA secara patut maka penanganan klaim, gugatan, dan gantirugi tersebut, dengan ongkos dan biaya yang ditanggung oleh PIHAK PERTAMA. A i © : i, ee \ 142 143 KERUSAKAN JALAN PIHAK KEDUA harus melakukan upaya terbaik untuk mencegah kerusakan atau kecelakaan di jalan atau jembatan penghubung sebagai akibat dari lalu lintas PIHAK KEDUA dan/atau sub-kontraktornya. PIHAK KEDUA, khususnya, harus membatasi diri dalam mendistribusikan muatan untuk menghindari kerusakan jalan yang tidak perlu dan kecelakaan lalu lintas di jalan atau jembatan penghubung. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas pemeliharaan jalan pengangkutan dari mess/kantor/bengkel ke area pekerjaan, PIHAK KEDUA tidak dapat membuat Klaim akibat masalah yang disebabkan oleh jalan pengangkutan. KECELAKAAN LALU LINTAS Dalam hal terjadi kecelakaan lalu lintas sebagai akibat dari lalu lintas PIHAK KEDUA. maka, dengan segera setelah terjadinya kecelakaan tersebut PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA, atau dengan segera ketika PIHAK KEDUA menerima suatu gugatan dari lembaga yang berwenang atas kecelakaan tersebut. PASAL15 KONTRAKTOR LAIN Sehubungan dengan adanya Kontraktor Lain dalam Lokasi Kerja PIHAK PERTAMA, maka, dengan ini PIHAK KEDUA menyetujui bahwa: fa) ) PIHAK KEDUA mengakui bahwa ada kemungkinan untuk Kontraktor Lain berada di sekitar Lokasi Kerja selama jangka waktu Perjanjian Kerja ini. PIHAK KEDUA wajib bekerja sama dengan Kontraktor Lain dan mengkoordinasikan pekerjaannya dengan Kontraktor Lain tersebut di bawah koordinasi PIHAK PERTAMA ‘untuk meminimalkan setiap keterlambatan pekerjaan PIHAK KEDUA dan Kontraktor Lain. 16.1 16.2 171 172 iol PASAL 16 PEKERJAAN TAMBAHAN KRITERIA PEKERJAAN TAMBAHAN Pekerjaan tambahan merupakan pekerjaan yang berada diluar dari lingkup pekerjaan. Sebelum pelaksanaan Pekerjaan Tambahan terlebih dahulu surat perintah kerja akan dikeluarkan dan/atau disetujui oleh PIHAK PERTAMA. HARGA PEKERJAAN TAMBAHAN Semua Pekerjaan Tambahan harus dimasukkan dalam Berita Acara Pekerjaan ‘Tambahan. PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis mengenai Peralatan PIHAK KEDUA yang akan digunakan dan jangka waktu pekerjaannya yang kaitannya dengan Pekerjaan Tambahan. Biaya pekerjaan tambahan harus mengikuti harga satuan dari lingkup pekerjaan utama. PASAL17 PENGALIHAN DAN SUBKONTRAK PENGALIHAN Setiap Pihak tidak boleh mengalihkan/mentransfer Perjanjian Kerja ini tanpa persetujuan tertulis dari PARA PIHAK. SUB-KONTRAK PIHAK KEDUA tidak boleh melakukan sub-kontrak Lingkup Pekerjaan Perjanjian Kerja ini tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA dengan syarat- syarat sebagai berikut: a) PIHAK KEDUA harus mengatur pembayaran kepada sub-kontraktornya agar bisa melakukan pembayaran secara tepat waktu; Ae b) 4) 173 18.1. PIHAK KEDUA harus mengatur kinerja setiap sub-kontraktornya untuk menjamin kualitas dan ketepatan waktu setiap sub-kontraktornya dalam rangka memenuhi persyaratan Lingkup Pekerjaan berdasarkan Perjanjian Kerja ini; tanggung jawab dan kewajiban PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian Kerja ini tidak akan berkurang atau terpengaruh atas sub-kontrak tersebut; dan PIHAK KEDUA harus memastikan bahwa sub-kontrak dari Perjanjian Kerja ini hanya dengan tujuan Lingkup Pekerjaan terkait. PASAL-PASAL DALAM PERJANJIAN KERJA SUB-KONTRAK PIHAK KEDUA diwajibkan, ketika menandatangani setiap Perjanjian Kerja sub- kontrak untuk Lingkup Pekerjaan, untuk memasukkan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 17.2 di atas ke dalam suatu Perjanjian Kerja sub-kontrak tersebut. Informasi dalam perjanjian sub-kontraktor akan diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA. PASAL 18 PENGHENTIAN PEKERJAAN PENGHENTIAN UNTUK ALASAN BISNIS DAN CUACA PIHAK PERTAMA dapat menghentikan Pekerjaan setiap saat ketika terjadi hal-hal berikut: (a) masalah internal PIHAK PERTAMA seperti blokade oleh karyawan PIHAK PERTAMA; (b)masalah lisensi yang berada di bawah tanggung jawab PIHAK PERTAMA yang membuat Pekerjaan harus dihentikan sampai masalah perizinan tersebut diselesaikan. (© Keadaan Memaksa (force majeur) seperti pada Pasal 19 Perjanjian Kerja ini. wt 19.4 PIHAK KEDUA berhak untuk menegosiasikan perpanjangan periode penghentian tersebut. Penghentian berdasarkan Pasal 18.1 ini tidak akan mengakhiri Perjanjian Kerja. 18.2, PENGHENTIAN KARENA KINERJA PIHAK KEDUA Dalam hal standar K3L yang disebabkan oleh PIHAK KEDUA yang tidak terpenuhi yang menghasilkan dampak yang signifikan terhadap kebijakan PIHAK PERTAMA. dan peraturan hukum yang berlaku dan PIHAK PERTAMA menganggap bahwa tidak ada upaya perbaikan yang layak oleh PIHAK PERTAMA untuk memperbaiki hal tersebut, maka, PIHAK PERTAMA dapat mengeluarkan surat peringatan sesuai dengan ketentuan Pasal 21 Perjanjian ini. PASAL 19 KEADAAN MEMAKSA DEFENISI DARI KEADAAN MEMAKSA. Keadaan Memaksa adalah suatu tindakan, peristiwa atau kondisi di luar kendali normal Pihak terkait yang bukan berasal dari kesalahan dan/atau kelalaian Pihak tersebut terhadap Persetujuan ini dan yang tidak dapat dicegah, dihindari atau dielakkan melalui tindakan normal oleh Pihak terkait yang memberikan dampak materil dalam pelaksanaan kewajiban setiap Pihak. Keadaan Memaksa meliputi namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: (a) _setiapjenis perang (baik yang diumumkan atau tidak), tindakan terorisme, perang, saudara, perang militer atau polisi atau pemberontakan; (6) keributan sipil, bencana, blokade, sabotase, tindakan perusakan, kerusuhan, sengketa agama, kegemparan publik atau serangan kekerasan; 192 (©) ledakan, kebakaran, banjir, gempa bumi, badai, letusan gunung berapi, badai, dan atau kehendak Tuhan lainnya; dan PARA PIHAK setuju bahwa perubahan (i) nilai tukar rupiah, dan (i) harga Bahan Bakar Minyak industri dikecualikan dari Keadaan Memaksa. KONSEKUENSI DARI KEADAAN MEMAKSA. 19.21 PARA PIHAK tidak akan bertanggung jawab atas kegagalan atau keterlambatan dalam melakukan kewajibannya sebagaimana yang diatur dalam Perjanjian Kerja ini yang dihasilkan dari peristiwa Keadaan Memaksa. 19.22 PIHAK PERTAMA dibebaskan dari setiap klaim, penagihan, dan gugatan berdasarkan Perjanjian Kerja ini yang berasal dari suatu peristiwa Keadaan Memaksa. 19.23. Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa, dalam 48 (empat puluh delapan) jam atau sesegera mungkin setelah peristiwa Keadaan Memaksa tersebut, akan memberikan informasi kepada Pihak lain secara tertulis dengan menjelaskan peristiwa tersebut. Kelalaian dari setiap Pihak untuk memberikan pemberitahuan tersebut akan mengakibatkan Pihak lainnya untuk mewajibkan Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa tersebut terus melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian. Kerja ini seolah-olah peristiwa Keadaan Memaksa tersebut tidak pernah terjadi. 19.24 Segera mungkin setelah memberikan informasi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 19.23, PARA PIFAK harus bertemu dan mendiskusikan dampak yang dihasilkan dari Keadaan Memaksa dan menyepakati langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengurangi dampaknya. 19.25 Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secara wajar mencoba untuk in memperbaiki kegagalannya untuk melakukan kewajibannya dan mengurangi dampak dari peristiwa Keadaan Memaksa terhadap kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerja ini. at ¢ 4A b/ Wi, 19.26 Segera setelah Keadaan Memaksa berakhir, Pihak yang mengalami peristiwa Keadaan Memaksa tersebut harus memberikan informasi secara tertulis mengenai hal tersebut di atas kepada pihak Jainnya dan melanjutkan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerja ini; dan 19.2.7 Setiap Pihak tidak akan secara otomatis dibebaskan dari kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerja ini untuk alasan Keadaan Memaksa, apabila kejadian tersebut akibat dari kecelakaan sengaja atau kelalaian atau kesalahan atau tidak dilaksanakannya ewajiban (tindakan yang tidak dikerjakan) dari Pihak tersebut. 19.28 PIHAK KEDUA, sebisa mungkin, dapat tetap berada di Lokasi Kerja apabila penghentian Pekerjaan berlangsung selama periode kurang dari 7 (tujuh) Hari Kalender dan setelah itu PIHAK KEDUA dapat, atas kebijaksanaannya sendiri, ‘memindahkan setiap dan segala asetnya dan/atau sumber daya lainnya yang ada di Lokasi Kerja ke lokasi-lokasi lainnya untuk tujuan keamanan. 192.9 PARA PIHAK menyetujui dan mengakui bahwa dalam hal demobilisasi yang harus 20.1 dilakukan akibat Keadaan Memaksa maka biaya yang timbul akan ditanggung oleh PIHAK KEDUA. PASAL 20 PERNYATAAN DAN JAMINAN PERNYATAAN DAN JAMINAN PARA PIHAK PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa: (2) PARA PIHAK berwenang untuk menandatangani Perjanjian Kerja ini, untuk melaksanakan transaksi yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja ini dan untuk menjalankan bisnisnya. (b) PARA PIHAK melakukan penandatanganan, pengiriman dan pelaksanaan Perjanjian Kerja ini dan transaksi di dalamnya sesuai dengan Anggaran © (a) © o) Perusahaan terbaru milik PARA PIHAK yang dimasukkan dalam Perjanjian Kerja ini dan tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku. PARA PIHAK telah memperoleh semua persetujuan dari internal perusahaan yang diperlukan untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban mereka dalam Perjanjian Kerja ini. PARA PIHAK yang tidak dalam keadaan bangkrut dan / atau tidak sedang melakukan wanprestasi dalam Perjanjian yang mereka buat dengan pihak mana pun yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini, PARA PIHAK telah memiliki atau memperpanjang semua perizinan yang diperlukan dalam pelaksanaan Pekerjaan sebelum penandatanganan Perjanjian Kerja ini. Pekerja PIHAK KEDUA harus memiliki keahlian, pengalaman dan kemampuan, termasuk para pekerja dan/atau karyawan yang handal dalam pelaksanaan Pekerjaan ini. PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin untuk mematuhi peraturan yang berlaku seperti Peraturan internal Perusahaan, Memo, SOP (Standard Operational Procedure), AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) dan K3L dari PIHAK PERTAMA terkait dengan Pekerjaan dan peraturan hukum yang berlaku. PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa Peralatan PIHAK KEDUA yang digunakan dalam Perjanjian Kerja ini layak untuk digunakan untuk jangka waktu Perjanjian Kerja ini, dan peralatan tersebut diperoleh secara legal, dan bebas dari gadai dan penjaminan (incurrence dan underwriting). Pernyataan dalam Perjanjian Kerja ini yang dinyatakan oleh PARA PIHAK adalah akurat dan tidak menyesatkan. 20.3 \ PERLINDUNGAN PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA bertanggung jawab kepada PIHAK PERTAMA, termasuk karyawan, perwakilan, kontraktor lainnya dari PIHAK PERT AMA ("Pihak yang Dilindungi") atas kerugian, kerusakan, gugatan, atau hal-hal yang timbul dalam kaitannya dengan: (a) cedera, cacat yang terjadi atau kematian individu Pihak yang Dilindungi; dan (b) __kerusakan atau kerugian terhadap aset apa pun dari Pihak yang Dilindungi. Semua hal tersebut di atas timbul sehubungan dengan kelalaian pekerjaan dari Pekerja PIHAK KEDUA, perwakilan dan sub-kontraktor PIHAK KEDUA di Lokasi Kerja. Dalam hal ini, kerugian, cedera, cacat dari Pihak yang Dilindungi yang berasal dari kelalaian PIHAK PERTAMA dari Pihak yang Dilindungi tersebut, maka, PIHAK KEDUA dibebaskan dari kewajiban perlindungan dalam Pasal ini dan akan menjadi tanggung jawab PIEH|AK PERTAMA. JAMINAN PELAKSANAAN (BANK GARANSI) ‘Tujuan dari jaminan pelaksanaan adalah untuk menjamin kepada PIHAK PERTAMA. bahwa PIHAK KEDUA akan memobilisasi peralatan dan personil yang ditentukan dalam Perjanjian Kerja ke Lokasi Kerja sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam Perjanjian Kerja ini. Jaminan pelaksanaan tersebut dalam bentuk bank garansi yang, dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA. Jaminan pelaksanaan adalah sebesar 10% dati total harga pekerjaan tidak termasuk PPN atau sebesar Rp. 3.230.911.476,- (Tiga Milyar Dua Ratus Tiga Puluh Juta Sembilan Ratus Sebelas Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Enam Rupiah) berdasarkan Perjanjian Kerja ini dan PIHAK KEDUA harus memberikan kepada PIHAK PERTAMA, paling lambat pada saat penyerahan dokumen tagihan Uang Muka. Jaminan pelaksanaan tersebut berlaku selama 111 hari kalender sejak tanggal SPMK. Apabila pekerjaan konstruksi ternyata terlambat dari waktu yang ditentukan dan belum dilakukan BAST pertama maka PIHAK KEDUA harus memperpanjang jaminan pelaksanaan tersebut dan memberikannya kepada PIHAK PERTAMA. A a ek 204 an Jaminan pelaksanaan sudah harus diperpanjang 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal Jaminan Pelaksanaan tersebut berakhir. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk ‘mengklaim atau mencairkan jaminan tersebut 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya periode Jaminan Pelaksanaan apabila PIHAK KEDUA tidak menanggapi dan memberikan solusi atas pemberitahuan perpanjangan dari PIHAK PERTAMA yang disampaikan paling lambat 5 (lima) Hari Kerja sebelum proses Klaim. Tunduk pada ketentuan Perjanjian kerja ini, PIHAK PERTAMA dapat meminta kepada bank yang menerbitkan jaminan pelaksanaan untuk mencairkan dana yang terdapat dalam jaminan pelaksanaan apabila ketentuan dalam Pasal 21.1.b telah terjadi. JAMINAN ATAS UANG MUKA. 20.4.1 Jaminan atas Uang Muka berupa bank garansi dengan jumlah sebesar maksimum, 20% dari total harga pekerjaan tidak termasuk PPN atau sebesar Rp. 6.461.822.951,- (Enam Milyar Empat Ratus Enam Puluk Satu Juta Delapan Ratus Dua Puluh Dua Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh Satu Rupiah). Jaminan atas Uang Muka (bank garansi) akan dikembalikan setelah pekerjaan mencapai 100% (seratus persen) disertai dengan bukti BAST Pertama yang telah ditandatangani oleh PARA PIHAK. 204.2 Jaminan ang muka tersebut berlaku selama 111 hari kalender sejak tanggal SPMK. Apabila pekerjaan konstruksi ternyata terlambat dari waktu yang ditentukan dan belum dilakukan BAST pertama maka PIHAK KEDUA harus memperpanjang jaminan uang muka tersebut dan memberikannya kepada PIHAK PERTAMA 204.3Jaminan uang muka sudah harus diperpanjang 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal Jaminan wang muka tersebut berakhir. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk mengklaim atau mencairkan jaminan tersebut 7 (tujuh) hari Kerja sebelum berakhirnya periode Jaminan uang muka apabila PIHAK KEDUA tidak menanggapi dan memberikan solusi atas pemberitahuan perpanjangan dari PIHAK PERTAMA yang disampaikan paling lambat 5 (lima) Hari Kerja sebelum proses klaim. 20.4.4 Tunduk pada ketentuan Perjanjian kerja ini, PIHAK PERTAMA dapat meminta kepada bank yang menerbitkan jaminan uang muka untuk mencairkan dana yang terdapat dalam jaminan uang muka apabila ketentuan dalam Pasal 21.1.b telah A (a € k terjadi dan apabila PIHAK KEDUA tidak bisa mengembalikan selisih dari sisa ‘Uang Muka yang telah diterima, PASAL 21 PENGAKHIRAN PERJANJIAN 21.1. DEFENISI Untuk tujuan pasal ini, maka definisi berikut berlaku: (2) "Pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA‘ berarti kegagalan atau penolakan PIHAK PERTAMA untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerja ini, yang meliputi: i) (i) PIHAK PERTAMA mengalami kebangkrutan; dan/atau pemegang saham pengendali utama dari PIHAK PERTAMA mengalami perubahan yang mana perubahan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan PIHAK PERTAMA dalam memenuhi kewajibannya kepada PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian Kerja ini. Dalam hal terjadi Pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA, maka, PIHAK KEDUA harus memberikan surat peringatan secara tertulis dengan tahapan sebagai berikut: - Surat peringatan kepada PIHAK PERTAMA dalam hal terjadi Pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA. - Dalam hal PIHAK PERTAMA dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kalender tidak secara wajar menanggapi surat peringatan tersebut, maka, PIHAK KEDUA harus menerbitkan surat peringatan kedua kepada PIHAK PERTAMA. ~ Dalam kasus PIHAK PERTAMA gagal untuk memperbaiki kegagalan dalam waktu 30 (tiga puluh) Hari Kerja setelah diterimanya surat peringatan kedua dari PIHAK PERTAMA, maka hal tersebut akan dianggap sebagai Pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA dan Perjanjian d fm on (b) Kerja akan diakhiri oleh PIHAK KEDUA karena Pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA wajib menyelesaikan kewajiban yang belum dilaksanakan kepada PIHAK KEDUA Dalam hal suatu Pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA terjadi karena bangkrut atau kebangkrutan, maka surat peringatan-surat peringatan (yakni surat peringatan pertama dan kedua) tersebut dianggap tidak perlu untuk diberikan. "Pelanggaran oleh PIHAK KEDUA berarti setiap kegagalan yang tidak dapat diterima dan berfungsi sebagai alasan untuk menghasilkan hal-hal berikut dalam waktu 37 (tiga puluh tujuh) hari Kalender berturut-turut: (@® _ Kegagalan untuk membayar sub-kontraktor atau vendor dan atau Pekerja PIHAK KEDUA, atau pihak ketiga yang terikat dengan PIHAK KEDUA terkait Pekerjaan dan yang mengakibatkan kerugian kepada PIHAK PERTAMA; (i) Kegagalan untuk memberikan perlindungan kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana yang diatur dalam Pasal 20.2 Perjanjian Kerja ini yang mengakibatkan kerugian kepada PIHAK PERTAMA; (ii) Kegagalan PIHAK KEDUA untuk memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, termasuk memenuhi peraturan lingkungan dan keselamatan yang berlaku yang mengakibatkan kerugian kepada PIHAK PERTAMA; (iv) Kegagalan PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Lingkup Pekerjaan atau ‘kewajiban materil lainnya berdasarkan Perjanjian ini yang mengakibatkan kerugian kepada PIHAK PERTAMA; (%) _ PIHAK KEDUA menolak melaksanakan Pekerjaan MHR Segmen 2,3 dan Segmen 4 serta menetapkan harga melebihi nilai dari harga penawaran yang disampaikan berdasarkan Surat Penawaran surat No. 003/MB-QTN- BM/XI/2021 tanggal 30 November 2021; dan/atau (vi) PIHAK KEDUA menjadi bangkrut atau mengalami kebangkrutan yang mengakibatkan PIHAK KEDUA gagal untuk — melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerja ini. Dalam hal terjadi hal-hal tersebut di atas, maka, PIHAK PERTAMA akan memberikan surat peringatan secara tertulis dengan tahapan sebagai berikut: = Surat Peringatan kepada Kontraktor dalam hal terjadi pelanggaran oleh PIHAK KEDUA; = Dalam hal PIHAK KEDUA dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kalender tidak secara wajar menanggapi surat peringatan tersebut, maka, PIHAK PERTAMA menerbitkan surat peringatan kedua kepada PIHAK KEDUA. = Dalam hal PIHAK KEDUA gagal untuk memperbaiki kegagalan dalam ‘waktu 30 (tiga puluh) Hari Kerja setelah menerima surat peringatan kedua dari PIHAK PERTAMA, maka, hal tersebut akan dianggap sebagai Pelanggaran oleh PIHAK KEDUA. Dalam hal Pelanggaran oleh PIHAK KEDUA terjadi karena bangkrut atau kebangkrutan, maka, surat peringatan tersebut dianggap tidak perlu untuk diberikan. 21.2 PENGAKHIRAN OLEH PIHAK PERTAMA 21.21 PENGAKHIRAN KARENA BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri Perjanjian Kerja ini segera setelah berakhimya jangka waktu Perjanjian Kerja sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6 Perjanjian Kerja ini, di mana PIHAK PERTAMA telah menyampaikan suatu pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, atau tidak ‘kurang dari 15 (lima belas) Hari Kalender sebelum berakhirnya jangka wakta tersebut, A (ee 21.2.2. PEMUTUSAN KARENA ALASAN PELANGGARAN OLEH PIHAK KEDUA. Dalam hal PIHAK PERTAMA mengakhiri Perjanjian Kerja ini karena alasan Pelanggaran oleh PIHAK KEDUA, kecuali karena peristiwa Force Majeure, maka, PIHAK PERTAMA berhak atas dan untuk melakukan hal-hal berikut: (@) PIHAK PERTAMA dapat memberikan pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA untuk menghentikan seluruh atau sebagian dari Lingkup Pekerjaan, dengan menjelaskan alasan dan perkiraan lama waktu penghentian tersebut. PIHAK KEDUA diwajibkan pada saat diterimanya pemberitahuan tersebut untuk mengambil suatu upaya terbaiknya untuk memperbaiki kinerja tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sampai PIHAK PERTAMA menemukan perusahaan lain untuk melanjutkan Pekerjaan tersebut. (b) setiap biaya yang timbul dari Pasal ini harus ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA. () meminta PIHAK KEDUA untuk melakukan demobilisasi Peralatan PIHAK KEDUA dan Pekerja PIHAK KEDUA. 21.3. PENGAKHIRAN OLEH PIHAK KEDUA Dalam hal PIHAK KEDUA mengakhiri Perjanjian Kerja ini karena Pelanggaran oleh PIHAK PERTAMA, maka, PIHAK KEDUA berhak atas hal-hal sebagai berikut: (a) PIHAK KEDUA dapat menarik semua Peralatan PIHAK KEDUA dengan biaya demobilisasi yang ditanggung oleh PIHAK PERTAMA. (b) Pombayaran dari PIHAK PERTAMA atas kewajiban yang belum dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA termasuk setiap biaya/kerugian yang timbul akibat pemutusan Perjanjian Kerja ini karena Pelanggaran PIHAK PERTAMA A | Wf ¢ * 214 KEWAJIBAN PIHAK KEDUA SETELAH PENGAKHIRAN PERJANJIAN KERJA (@) ) © (@) © Setelah pengakhiran Perjanjian Kerja ini, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk: Menghentikan Pekerjaan dalam waktu yang ditentukan dalam surat pengakhrian tersebut; ‘Memastikan bahwa Lokasi Pekerjaan yang ia tinggalkan berada dalam kondisi aman dan terkendali dan dibersihkan dari setiap sampah atau limbah; Menyerahkan semua dokumen pekerjaan dalam kaitannya dengan Pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA; Memberikan semua output Pekerjaan dengan baik kepada PIHAK PERTAMA termasuk penyesuaian desain yang telah disepakati sebelumnya di Lokasi Kerja; Mematuhi semua Perintah dalam kaitannya dengan demobilisasi Peralatan PIHAK KEDUA dan Pekerja dari Lokasi Kerja sehubungan dengan pengakhiran perjanjian tersebut. Dalam hal PIHAK KEDUA belum menyelesaikan salah satu kewajiban PIHAK KEDUA diatas, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menahan tagihan dari PIHAK KEDUA. 215 PENGAKHIRAN PERJANJIAN KERJA OLEH PARA PIHAK ‘Apabila pengakhiran lebih awal daxi Perjanjian Kerja ini diakibatkan oleh kesepakatan bersama diantara PARA PIHAK, PARA PIHAK menyetujui dan mengakui bahwa syarat dan ketentuan pengakhiran akan disepakati bersama oleh PARA PIHAK. Seluruh biaya yang timbul sehubungan dengan pengakhiran ini akan disetujui oleh PARA PIHAK. 21.6 + PENGABAIAN PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia dalam hal pengakhiran Perjanjian Kerja ini asalkan Pihak telah sepakat untuk mengaKhirinya. ir} Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian Kerja ini, PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan satu sama lain setiap hak dan kewajiban serta tanggung jawab dan akan membela dan memberikan ganti rugi kepada Pihak Jainnya dalam hal terjadi gugatan terhadap pihak lainnya dan tidak akan menuntut ganti rugi atas biaya yang dikeluarkan oleh masing- masing Pihak. PASAL 22 DENDA KETERLAMBATAN 1. Bila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda keterlambatan 1 %o (satu per mil) perhari kalender dari total harga pekerjaan (sebelum PPN, 10%) sesuai pada pasal 8 Perjanjian Kerja ini. 2. Denda keterlambatan scbagaimana dimaksud ayat 1 akan diperhitungkan atau dipotongkan dari pembayaran yang menjadi hak PIH|AK KEDUA. 3. Dalam hal denda sebagaimana dimaksud ayat 1 telah mencapai 5% (lima per seratus) dari harga pekerjaan dan PIHAK KEDUA telah menerima 2 (dua) kali surat peringatan, maka PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Perjanjian Kerja ini secara sepihak, tanpa harus dibuktikan dengan cara lain, dan PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena pemutusan tersebut. 4. Bila terjadi keterlambatan pembayaran pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA dikenakan denda keterlambatan pembayaran 1 %e (satu per mil) perhari kalender dari total tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA (sebelum PPN 10%). 5. Dalam hal denda sebagaimana dimaksud ayat 4 telah mencapai 5% (lima per seratus) dari harga pekerjaan dan PIHAK PERTAMA telah menerima 2 (dua) kali surat peringatan, maka PIHAK KEDUA berhak memutuskan Perjanjian Kerja ini secara sepihak, tanpa harus dibuktikan dengan cara lain, dan PIHAK PERTAMA bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena pemutusan tersebut. A sew PASAL 23 SERAH TERIMA DAN PEMELIHARAAN HASIL PEKERJAAN 1. Pada saat pekerjaan telah diselesaikan PIHAK KEDUA dengan baik serta disetujui oleh PIFIAK PERTAMA, maka akan dilakukan serah terima hasil Pekerjaan tahap pertama dari PIHIAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang dituangkan dalam Berita Acara Serah ‘Terima (BAST) Pertama yang ditandatangani PARA PIHAK. 2. PIHAK KEDUA wajib melakukan pemeliharaan pekerjaan selama masa pemeliharaan yaitu 1135 hari kalender setelah Berita Acara Serah Terima (BAST) pertama sesuai dengan pasal 23, ayat 1 diatas. 3, Pemeliharaan yang dimaksud adalah spesifik pemeliharaan longsoran tanah, fasilitas drainase, safety berm dan kualitas jalan (minimal CBR 90%) 4, Pada saat masa pemeliharaan berakhir dan PIHAK KEDUA telah melakukan selurah kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam ayat2, maka akan dilakukan serah terima hasil pekerjaan tahap akhir dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) Akhir yang ditandatangani PARA PIHAK. PASAL 24 KESELURUHAN PERJANJIAN DAN PERUBAHAN Semua Lampiran ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Perjanjian Kerja ini, yang menggantikan semua pernyataan secara lisan dan tertulis, pemahaman atau perjanjian yang berkaitan dengan Perjanjian Kerja ini dan tidak dapat diubah kecuali melalui persetujuan tertulis secara bersama-sama oleh PARA PIHAK dalam bentuk Addendum/ Perubahan Perjanjian Kerja. PASAL 25 HUKUM YANG MENGATUR PARA PIHAK setuju bahwa semua isi Perjanjian Kerja ini bersama dengan semua istilah harus ditafsirkan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik A Indonesia. PASAL 26 PENYELESAIAN SENGKETA 261 Setiap dan segala sengketa, perselisihan, dan konflik di antara PARA PIHAK sehubungan dengan Perjanjian Kerja ini akan, sedapat mungkin, diselesaikan dengan cara damai antara Wakil-wakil dari PARA PIHAK melalui diskusi bersama antara Wakil- wakil dari PARA PIHAK. 26.2 Dalam hal Wakil-wakil dari PARA PIHAK tidak dapat menyelesaikan sengketa, perselisihan atau konflik dengan damai dalam 20 (dua puluh) Hari Kalender sejak tanggal dimulainya diskusi bersama yang dimaksud di atas, sengketa, perselisihan, atau Konflik akan diajukan untuk diselesaikan melalui diskusi bersama antara tingkat manajemen senior dari masing-masing Pihak (misalnya, Direktur Utama atau Chief Executive Officer) dan dituangkan secara tertulis serta ditandatangani oleh PARA PIHAK. 263 Dalam hal diskusi bersama antara tingkat manajemen paling senior dari masing-masing Pihak yang dimaksud di atas tidak mencapai penyelesaian damai, PARA PIHAK dengan ini menyetujui dan mengakui bahwa setiap dan semua sengketa, perselisihan dan konflik yang timbul dari atau sehubungan dengan Perjanjian Kerja ini atau pelaksanaannya, termasuk sengketa mengenai keabsahan, kesimpulan, efek mengikat, pelanggaran, perubahan, berakhimya dan pengakhirannya, akan diajukan untuk diselesaikan oleh dewan arbitrase yang terdiri dari 3 (tiga) orang sesuai dengan Peraturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (“BANI") di Jakarta, Dewan arbitrase akan mengadakan sesi dan mengeluarkan putusannya dalam bahasa Indonesia. 26.4 — Putusan arbitrase yang dibuat dan diberikan oleh para arbiter bersifat final, mengikat dan tidak dapat diganggu gugat dan dapat digunakan sebagai dasar untuk putusan atas hal tersebut di Republik Indonesia atau di tempat lain. Dewan arbitrase berhak untuk memasukkan ke dalam putusannya pertimbangan mengenai pembayaran biaya-biaya dan ongkos-ongkos para arbiter, biaya administratif arbitrase, biaya jasa hukum yang dikeluarkan oleh PARA PIHAK dan seluruh biaya dan ongkos lainnya yang perlu dikeluarkan menurut opini dewan arbiter untuk dapat menyelesaikan sengketa dengan baik. A ow! eX PT BINTANI MEGAH INDAH MAJOR PROJECT MINE INFRA (SEGMEN 1) PROJECT MINING HAULING ROAD Date: DocNo: | Rev 10 July 2021 | PME-R.01) 00 SCOPE OF WORKS REVISION HISTORY REVNO. | REV DATE. REV PAGE, REVISION DESCRIPTION 1|Page PT BINTANI MEGAH INDAH MAJOR PROJECT MINE INFRA. TABLE OF CONTENTS SCOPE OF WORK DESCRIPTION OF WORK - GENERAL DEFINITION COMMUNICATION AND ORGANIZATION WORK RULES AND REGULATIONS DESCRIPTION OF WORK and spesifications 5.1 Drawings IFA & IFC 5.2 HSSE & Traffic Management 5.2.1 Healt, Safety, Security, and Environment (HSSE) 5.2.2 Traffic Management and Maintenance of Traffic Flow 5.3 Report, Documentation and Detail Calculation 5.3.1 Document Report 5.3.2 Schedule of works, works programme and method statement 5. Feld Engineering 5.5 Mobilization, Demobilization, Transportation and Handling 56 ield Offices and Facilities 5.7 Manpower Required (Supervision) 5.8 Land Clearing and Grubbing 5.9 Excavation of earth 5.10 Doze to Fill 5.11 Excavation for Drainage 5,12 Steel Pipe Culvert 5.13 Aggregate Base and Quarry Run Plan 5.14 Rip Rap, 5.15 Quality control and requirement MAKING GOOD DAMAGE STRUCTURE DISPOSAL OF UNNECESSARY ITEM DEFECTS LIABILITY PERIOD RETENTION SUM 10 PRICES SCHEDULE 2[ Page PT BINTANI MEGAH INDAH MAJOR PROJECT MINE INFRA ‘SCOPE OF WORK 1. DESCRIPTION OF WORK - GENERAL Except as otherwise expressly provided herein, Contractor shall supply all equipment, labor, qualified project management/general superintendent and supervisor for production, safety and environment, tools, installed and consumable materials, services, testing and warehousing and each and every item of expense necessary for the Road Construction as defined in the Contract and in accordance with the Scope of Work, Technical Specifications and Drawings defined in the Contract, hereinafter called the ‘Work’. In this contract document PT Bintani Megah Indah will contract out the construction of mining hauling road at Taliabu island, which are : a) 2 3) 4) 5) 6) 7 Owner PT. Bintani Megahindah, Contractor : Awarded Contractor EPC. Date of Commencement £20 July 2021. Date of Completion : 20 October 2021. Defect Liability Period 12 Month, Limit of Retention (34) 5% of Contract Sum. Amount of Liquidated damages _: 1/1000 (one over thousand). 1a) The project location condition as follows: er ~~ 3[ Page PT BINTANI MEGAH INDAH MAJOR PROJECT MINE INFRA, b) Supply stone crusher plants (1 primary crusher plant (AP 150), 1 secondary crusher plant (Ap35) and screening aggregate plant) or as required included the manpower to operate them to produce aggregate AP 150 and AP 35 needed for road construction © Each crew will be self sufficient and able to complete all road construction stages, © All quarry operations will deliver a finished product of AP.150 and AP. 35. )_ The duration of the contract is 3 (Three) month or less based on schedule submitted with tender. All activities will be conducted according to the detail of the scope of works described in this document. All material supplied by Contractor shall be according to the Specification described by owner. 2, DEFINITION contract : Means the documents consist of rates and/or prices, these Terms and Conditions, Specifications and Drawings (and any other documents as may be agreed between both parties). Project Is defined as the EPC Project Processing Plant. Owner Is defined as PT. Bintani Megahindah Contractor : Organization to which OWNER awards the Engineering, Procurement and Construction (EPC) activity Subcontractor : Person or persons, firm, partnership, corporation or combination thereof engaged by CONTRACTOR, (not being the employee of CONTRACTOR) for supplying services to CONTRACTOR, however any responsibility what is still undertaken by CONTRACTOR. Work: Al activities involve to project completion and hand-over of the facilities to the OWNER including engineering, procurement & construction. Site : Project location where the facilities will be installed. Date of Commencement —_ Project Start Time. Date of Completion : Project Completion Time. Defect Liability Period Period project for maintenance guarantee after the completion of works. Liquidated Damages Should the contractor delay in completing the contract Works by the above date of completion, the contractor shall be liable forall loss or damages suffered by owner. 3, COMMUNICATION AND ORGANIZATION All formal communications must be sent via Mine Development Project Manager (subject to change), and issued by this nominated representative. All formal communications must be confirmed in writing. Formal communications may include Field Work Instructions, Contract Instructions, Contract Variations, letters, and memos, Document Transmittals. All communications ‘must be concurred by an authorized signatory. The cost of any work undertaken without his written authority will not be reimbursed. 4|Page PT BINTANI MEGAH INDAH MAJOR PROJECT MINE INFRA. ‘Any change in Project Team will be notified to the Contractor in writing. The Contractor shall define the proposed organizational structure for this Contract. This organizational structure and the formal channels of communication will be verified and approved following award of the Contract. When requested by the Mine Development Project Manager, or nominated by owner, personne! will provide assistance and direction for road construction and road maintenance. This may be available on a work hour basis. 4, WORK RULES AND REGULATIONS: All Contractors working on the Project shall have in effect a safety program and shall abide with all Owner rules and all applicable Regulatory Acts and Laws concerning the Work. Contractor shall mobilize and conduct its operations at Site, and provide, institute and/or implement the following: a). Security Program Contractor is responsible for the security of its workers, tools, Materials and equipment on {and to and from) the jobsite. All small tools and construction equipment belonging to Contractor must be clearly identified as such. Tools including personal tools may be subject to inspection at the security gate (if applicable) on arrival and departure. Contractor is advised that all vehicles are subject to search on arrival and departure from the jobsite. b). Contractor Representative Contractor shall supply Owner's Representative a list ofall ts tools and equipment prior to bringing such tools and equipment on site and prior to demobilizing such tools and equipment from site for verification by Owner's Representative. ©). Personnel identification Contractor shall provide suitable identification for allits employees working either directly ‘or indirectly under its supervision. Employees of the Contractor shall show proof of identification whenever so requested by Owner's Representative. d). Joint Occupancy ‘The roads to the various work sites on the Project will be used jointly by all Contractors and Owner. e). Construction Area Limits Owner will designate the boundary limits of access roads, parking areas, storage areas and construction areas. Contractor shall not trespass in or on areas not so designated. Contractor shall be responsible for keeping all of its personnel out of areas not designated for Contractor's use. In the case of isolated work located within such areas, Owner's Representative will issue permits to specific Contractor personnel to enter and perform the work, 4), Temporary Construction Roads ‘Any temporary construction access road and lay-down areas constructed by Contractor shall be adequate for anticipated traffic loads and to prevent damage to underground services. All temporary roads and access facilities must be removed prior to demobilization unless otherwise directed by Owner's Representative. 5|Page é. hh i). kK. m). ), 6|Page PT BINTANI MEGAH INDAH MAJOR PROJECT MINE INFRA Restricted Roads Next to Contractor's Area Roads other than those mentioned above and the main mine access road are restricted for reasons of security and safety. Contractor will not be permitted access or use of these roads. Contractor's Office at Site of Work During the performance of this Contract, Contractor shall maintain a suitable office at the site of the Work which shall be the headquarters of a representative authorized to receive drawings, instructions or other communications or articles. Any communication given to the said representative or delivered at Contractor's office at the site of the Work in his absence shall be deemed to have been delivered to Contractor. Contractor's Temporary Buildings The location, size(s), quantity and type(s) of temporary buildings shall be subject to Owners’s Representative's review and approval. Radios On Site and Communications The Owner operates voice and data communications by a multi-channel satellite system linked to the Indonesian public telephone system in Jakarta, There is also a cell phone system ‘operating in the local area. Hand held radios may be permitted subject to approval by the Owner's Representative. The Contractor shall use the dedicated frequency which will be advised and allocated by the (Owner under the Owner's operating license. Smoking. ‘Smoking will be allowed in accordance with the Mine Act regulations and Owner plant rules. Personnel Clothing and Equipment Contractor's personnel must wear hard hats clearly marked with employee name and company logo, safety boots, safety glasses and all other necessary and required safety equipment and clothing. Dust Control ‘The Contractor shall perform industrially accepted methods for dust control over the Work ‘Area, including access roads to the Work Area, disposal and borrow pits used in the performance of the Work. Water Pollution ‘The Contractor shall, at its expense, provide suitable facilities to prevent the introduction of any substances of materials into any stream, river, lake or other body of water which ‘may pollute the water or substances or materials deleterious to the environment including fish and wildlife. In particular the following conditions shall apply: 1 Waste waters resulting from sand and gravel washing or from concrete batching shall be pounded outside the channel of any stream and shall be recycled to the greatest extent possible. No wastes shall be discharged into any watercourse without a licence from the appropriate statutory authority to do so; * Internal drainage during construction shall be so arranged as to avo through areas which have been disturbed by construction. large volume of runoff °) ph. ql. %. uw. T\Page PT BINTANI MEGAH INDAH MAJOR PROJECT MINE INFRA = Where practicable, storm water runoff shall be prevented from entering the Work Area by the construction of suitable diversion drainage; = Where dewatering of borrow pits and large excavations and the like result in a highly contaminated discharge, silt traps and/or settlement ponds shall be provided; = Areas set aside for the cleaning and maintenance of equipment shall be located away from ‘watercourses and shall be maintained in a clean condition so as to avoid contamination of surface runoff; = Spoil and debris stockpiles shall be located so as to minimise losses by erosion and/or slumping; Air Pollution ‘The Contractor shall perform the Work so as not to discharge into the atmosphere from any source whatsoever, smoke, dust, or other air contaminants in violation of the laws, rules, regulations, ordinances of governmental and semi-governmental bodies having proper jurisdiction. Where Indonesian standards do not exist, North American standards shall be adopted. Noise Pollution ‘The Contractor shall only use in performance of the Work, such equipment on the Site which will not result in noise pollution by violation of the laws, rules, regulations or ordinances of ‘any governmental or semi-governmental bodies having proper jurisdiction. Where Indonesian standards do not exist, North American standards shall be adopted, Ventilation The Contractor shall meet ventilation requirements as set forth by the applicable Health and Safety regulations. Signs Identification signboards and notices for safety or instruction are permitted only after prior \written approval of Owner for format, size, location and quantity. Drainage Contractor shall provide proper and adequate drainage of its work areas, Temporary drainage facilities shall be removed upon completion of work unless Owner directs to have the facilities left in place, Contractor shall be responsible for providing and operating any temporary pumps for keeping its area drained. Review by Owner Review by Owner of Contractor's rigging, scaffolding and other construction plans shall not constitute or be construed as an assumption of Contractor's responsibility or liability for scaffolding or safety under the Contract or at law and does not relieve Contractor from full compliance with its legal and contractual obligations. ‘Accommodations 'No living accommodation for Contractor's Personnel will be permitted on the Site. Any accommodations provided by the Contractor for its personnel shall meet and exceed the standards required by the local authorities, and the Specifications

Anda mungkin juga menyukai