Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang: Universitas Sumatera Utara
Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang: Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
suatu epidemi di negara maju dan berkembang (WHO, 2003). Obesitas merupakan
ancaman bagi kesehatan masyarakat umum dan banyak studi telah menunjukkan
dewasa (Takeshita & Morimoto, 2000; Florentino, 2002). Obesitas yang tidak
harapan hidup serta mengurangi produktifitas pada saat usia produktif. Bagi wanita
lingkungan dan 30% dipengaruhi oleh genetik. Faktor perilaku dan lingkungan
meliputi pola makan dan aktifitas fisik merupakan hal yang paling berpengaruh
untuk terjadinya obesitas. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dari pola makan
antara lain : kuantitas, porsi makan, kepadatan energi dari makanan yang dimakan,
frekuensi makan dan jenis makanan (Nugraha, 2009). Sedangkan Barasi (2007)
kalori di dalam tubuh, yakni kalori yang masuk melebihi kalori yang dikeluarkan
dalam bentuk energi (tenaga) dan kelebihan ini ditimbun dalam lemak tubuh dalam
jangka waktu tertentu. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut
energi dengan kejadian obesitas. Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas
karbohidrat, protein, lemak dan pola makan lemak dengan prevalensi obesitas. Hasil
obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas (Yussac et al,
2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Frisna dan Hamid (2008) membuktikan juga
bahwa asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak dan aktivitas fisik berkaitan
erat dengan resiko seseorang menderita obesitas central. Seseorang yang memiliki
asupan energi dan lemak lebih tinggi dari kebutuhan yang dianjurkan memiliki resiko
lebih tinggi menderita obesitas sentral daripada seseorang dengan asupan energi dan
Asupan energi yang tinggi ada kaitannya dengan kebiasaan makan fast food.
Fast food umumnya mengandung kalori, lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi
2004). Penelitian yang dilakukan oleh Risnaningsih dan Woro (2008) membuktikan
bahwa ada hubungan yang nyata antara kebiasaan makan fast food dengan kejadian
obesitas. Jumlah kalori fast food yang dikonsumsi berpengaruh terhadap kejadian
obesitas.
diikuti oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Pola makan di kota-kota
besar telah bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak
karbohidrat, serat dan sayuran, ke pola makanan barat seperti fast food yang
komposisinya banyak mengandung protein, lemak, gula, dan garam tetapi miskin gizi
(Sjarif, 2003).
di negara maju menunjukkan bahwa individu dengan aktivitas fisik yang rendah
mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar > 5 kg. Berbagai penelitian juga
peningkatan. Pada tahun 2000 diperkirakan ada sekitar 300 juta orang dewasa
obesitas dan angka ini masih terus meningkat. Di United State of America (USA),
lebih 60% populasi dewasa mengalami overweight dan obesitas, pada anak remaja 20
Control (CDC), prevalensi obesitas mulai meningkat secara dramatis sejak 1980.
Peningkatan prevalensi secara cepat juga dilihat pada kelompok minoritas, seperti
etnis Maori di Selandia Baru, suku Indian di Inggris (UK), Malaysia dan Singapura,
prevalensi overweight sebesar 25.9% (n=114) dan obesitas 17% (n=75). Masalah
obesitas secara nyata ditemukan lebih tinggi pada perempuan khususnya ibu
rumahtangga (Narayan dan Khan, 2007). Hal yang sama juga ditemukan dalam
dan obesitas pada perempuan lebih tinggi (11,4% dan 15,5% ) dibandingkan
prevalensi overweight dan obesitas pada laiki-laki (8,5% dan 7,8%). Beberapa faktor
perempuan, antara lain adalah: (1) Konsumsi makanan berlemak yang mungkin lebih
sering dibandingkan dengan laki-laki; (2) Aktivitas olahraga yang jarang dilakukan;
mengalami pertambahan berat badan di kemudian hari (4) Pemakaian alat kontasepsi
hormonal seperti: susuk, pil, dan suntikan dapat menimbulkan efek samping
bertambahnya berat badan (Sandjaja & Sudikno, 2005) serta penggunaan alat
prevalensi obesitas, namun penelitian yang dilakukan oleh Soegih, et al tahun 2004
kelompok umur (20 s/d lebih dari 55 tahun) dapat menjadi gambaran dari jumlah
sebanyak 41,2% pada pria dan 53,3% pada wanita. Apabila digunakan klasifikasi
obesitas untuk orang Asia yang indeks massa tubuhnya lebih 25 kg/m2, maka
20,9%, yaitu pada penduduk berumur 15 tahun ke atas. Masalah overweight dan
obesitas lebih banyak pada responden yang tinggal di daerah kota daripada pedesaan.
sebesar 25,4%, berarti terjadi peningkatan obesitas di Sumatera Utara sebesar 4,5%.
Kedokteran USU cukup tinggi. Hasil survey pendahuluan terhadap 327 mahasiswa
menemukan 20,1% (66) mahasiswa menderita overweigh dan obesitas (IMT ≥ 25).
1.2. Permasalahan
yaitu: faktor risiko apa saja yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berpengaruh
Sumatera Utara.
1.4. Hipotesis
lemak, serat), aktivitas fisik, dan uang saku dengan kejadian obesitas pada
Ho : Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik, dengan kejadian obesitas pada
Ho : Tidak ada hubungan antara uang saku dengan kejadian obesitas pada
degeneratif.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan .menjadi masukan untuk menyusun program
Kota Medan.
3. Bagi pengembangan ilmu gizi dapat dijadikan bahan masukan untuk melakukan
degeneratif.