Anda di halaman 1dari 31

TEXT BOOK READING

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS

LATHIFA NUR AFUW


FKUPN 2011

Definisi
Hernia Nukleus Pulposus
(HNP) merupakan
suatu gangguan yang
melibatkan ruptur
annulus fibrosus
sehingga nukleus
pulposus menonjol
(bulging)/ mengalami
herniasi dan menekan
akar saraf spinal,
menimbulkan nyeri
dan defisit neurologis

Epidemiologi
HNP merupakan salah satu dari sekian
banyak Low Back Pain.
Penelitian Community Oriented Program
for Controle of Rheumatic Disease
(COPORD) Indonesia
menunjukan prevalensi nyeri punggung
18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada
wanita.

Anatomi
Vertebra terbagi atas 5
regio:
Cervikal (C1-C7)
Thorakal (T1-T12)
Lumbal (L1-L5)
Sakral (S1-S5)
dan Coccygeus.
Vertebra lumbalis
ukurannya meningkat
dari L1 ke L5, dan lebih
besar dari vertebra
cervikal dan thorakal.

Diskus intervertebralis menghubungkan


korpus vertebra satu sama lain dari
servikal sampai sakral. Terdapat 23 diskus
di sepanjang medulla spinalis dan tidak
terdapat diskus intervertabralis pada 2
vertebra
servikalis,
sakrum,
dan
coccyxigeus.

Patomekanisme
Proses degeneratif:
Usia bertambah -> kadar air di diskus
intervertebralis menurun ->fungsi
sebagai shock absorber menurun ->
annulus fibrosus ruptur -> nucleus
pulposus mengalami herniasi ->
menekan nervus.
Proses traumatik:
Discus intervertebralis melemah karena
degenerasi -> terjadi tekanan abnormal
dan besar pada discus (gerekan
repetitive, mengangkat beban)/trauma
->ruptur annulus fibrosus -> herniasi
nucleus pulposus

Bagian tidak peka nyeri:


- Discus intervertebralis
- Anulus vibrosus

Bagian peka nyeri:


- Ligamnetum
longitudinale
- Corpus vertebrae
- Fasia dan otot

Penekanan ujung
saraf spinal
menimbulkan:
1.Penurunan Sensasi
berupa rasa tebal,
rasa keram.
2.Nyeri, baik berupa
nyeri mekanik, nyeri
inflamasi, nyeri
neurogenik
3.Penurunan kerja
refleks

Grading HNP

1. Disc Degeneration: Robekan kecil pada


annulus, belum terjadi penonjolan.
2. Prolaps: Rusaknya bentuk dan posisi discus
dan terbentuk penonjolan kecil, precursor
herniasi.
3. Extrusksi : Nucleus pulposus menembus
annulus fibrosus namun masih berada di
dalam diskus.
4. Sequestrasi: Nukleus pulposus menembus

Faktor resiko

Usia (30-50 tahun)

Pekerjaan
Post-Trauma

Berat Badan

Merokok
Laki-laki>Perempuan

Gejala klinis :
Herniasi di regio lumbal ( biasanya di L4-L5 dan
L5-S1) menimbulkan nyeri dari pinggang, paha,
betis, hingga kaki.

Herniasi di regio cervical (biasanya di C4-C5


dan C6-C7) menimbulkan nyeri dari bahu,
lengan, hingga tangan.
Rasa nyeri yang seperti terbakar, rasa
tebal,atau keram pada dermatom nervus
yang terkena.
Terjadi defisit neurologis, otot-otot
dapatmengalami kelemahan.

Bersin, batuk, dan tertawa dapat


meningkatkan nyeri.

Dagnosis Klinis
1. Anamnesis:
- Nyeri
- Pekerjaan
- Trauma

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan
pada penderita:
Keterbatasan gerak pada salah satu sisi
atau arah.
Fleksi ke depan (forward flexion) secara
khas akan menyebabkan nyeri pada
tungkai bila ada HNP
Lokasi dari HNP biasanya dapat
ditentukan bila pasien disuruh
membungkuk ke depan ke lateral kanan
dan kiri.

Palpasi :
- Menekan ruangan intervertebralis atau
dengan jalan menggerakkan ke kanan ke
kiri prosesus spinosus sambil melihat
respons pasien
- Penekanan dengan jari jempol pada
prosesus
spinosus
dilakukan
untuk
mencari adanya fraktur pada vertebra.

Adapun tes yang dapat dilakukan


untuk diagnosis HNP adalah:
1. FABER (Patrick) Test:
Tes ini positif apabila ada
nyeri pada punggung
atau pada tungkai yang
dites, atau tungkai yang
dites tetap datar di atas
tungkai
yang
berlawanan.
Hal
ini
dapat mengindikasikan
adanya masalah pada
coxae.

2. FABIR (Counter-Patrick) Test

Tes ini positif apabila ada nyeri pada


punggung atau pada tungkai yang dites,
atau tungkai yang dites tetap datar di atas
tungkai yang berlawanan. Hal ini dapat
mengindikasikan adanya masalah pada
articulatio sacroiliaca.

3. Laseque Test

Tes ini positif bila timbul rasa


nyeri pada saat mengangkat kaki
dengan lurus, menandakan ada
kompresi dari nervus ischiadicus.

4. Ankle Jerk Reflex

Tujuan : Untuk
mengetahui adanya
jebakan nervus di
tingkat kolumna
vertebra L5-S1-S2
Hasil: Positif jika tidak
terjadi plantarfleksi
pada kaki

5. Knee jerk reflex


Tujuan : Untuk
mengetahui jebakan
nervus di tingkat
kolumna vertebra L2-L3L4.
Cara pemeriksaan:
Dilakukan pengetukan
pada tendon lutut.
Hasil: Positif jika tidak
terjadi ekstensi pada
lutut.

Pemeriksaan Radiologi
X-Ray (foto polos vertebra
AP/lateral): hanya bisa melihat
penyempitan celah dan perubahan
alignment.
MRI: GOLD STANDARD ->identifikasi
letak herniasi
CT-Scan: sarana diagnostik yang
efektif bila vertebra dan level
neurologis telah jelas dan
kemungkinan karena kelainan tulang.

MRI

Penatalaksanaan
Terapi Konservatif:
o Terapi Non-Farmakologis:
TerapiFisikPasif:
a) Kompreshangat/dingin
b)Unit TENS (Transcutaneus
Electrical Nerve Stimulation)
Latihan:
a) Peregangan
b)Penguatan
c) Low Aerobic Low Impact

Curl-up
exercise

Trunk flexion

Pelvic tilt exercise

stretch

Double knee-to-chest stretch

Contoh-contoh latihan peregangan

Terapi Konservatif:
1. Terapi Non-Farmakologis:
Back Braces:
a)
b)

Rigid Braces
Corset Braces

Traksi pelvis

2. Terapi Farmakologis:
Acetaminophen
NSAID
Muscle Relaxant

INDIKASI TERAPI OPERATIF


Pengobatan farmakologi tidak membaik
Defisit neurologik memburuk.
Gangguan otonom (miksi, defekasi,
seksual).
Paresis otot tungkai bawah.

Terapi Operatif:
Pilihan terapi operatif yang dapat
diberikan adalah:
1. Disectomy:
Mengangkat fragmen herniasi atau
yang keluar dari diskus intervertebral
2. Laminectomy
Mengangkat lamina untuk
memajankan elemen neural pada
kanalis spinalis, memungkinkan ahli
bedah untuk menginspeksi kanalis
spinalis, mengidentifikasi dan
mengangkat patologi dan
menghilangkan kompresi medula dan

Pencegahan
Hernia nucleus pulposus dapat dicegah terutama
dalam aktivitas fisik dan pola hidup. Hal-hal
berikut ini dapat mengurangi risiko terjadinya
HNP:
1. Olahraga secara teratur untuk
mempertahankan kemampuan otot, seperti
berlari dan berenang.
2. Hindari mengangkat barang yang berat,
edukasi cara mengangkat yang benar.
3. Hindari olahraga/kegiatan yang dapat
menimbulkan trauma
4. Kurangi berat badan.
5. Hindari Merokok

Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai