Definisi
Hernia Nukleus Pulposus
(HNP) merupakan
suatu gangguan yang
melibatkan ruptur
annulus fibrosus
sehingga nukleus
pulposus menonjol
(bulging)/ mengalami
herniasi dan menekan
akar saraf spinal,
menimbulkan nyeri
dan defisit neurologis
Epidemiologi
HNP merupakan salah satu dari sekian
banyak Low Back Pain.
Penelitian Community Oriented Program
for Controle of Rheumatic Disease
(COPORD) Indonesia
menunjukan prevalensi nyeri punggung
18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada
wanita.
Anatomi
Vertebra terbagi atas 5
regio:
Cervikal (C1-C7)
Thorakal (T1-T12)
Lumbal (L1-L5)
Sakral (S1-S5)
dan Coccygeus.
Vertebra lumbalis
ukurannya meningkat
dari L1 ke L5, dan lebih
besar dari vertebra
cervikal dan thorakal.
Patomekanisme
Proses degeneratif:
Usia bertambah -> kadar air di diskus
intervertebralis menurun ->fungsi
sebagai shock absorber menurun ->
annulus fibrosus ruptur -> nucleus
pulposus mengalami herniasi ->
menekan nervus.
Proses traumatik:
Discus intervertebralis melemah karena
degenerasi -> terjadi tekanan abnormal
dan besar pada discus (gerekan
repetitive, mengangkat beban)/trauma
->ruptur annulus fibrosus -> herniasi
nucleus pulposus
Penekanan ujung
saraf spinal
menimbulkan:
1.Penurunan Sensasi
berupa rasa tebal,
rasa keram.
2.Nyeri, baik berupa
nyeri mekanik, nyeri
inflamasi, nyeri
neurogenik
3.Penurunan kerja
refleks
Grading HNP
Faktor resiko
Pekerjaan
Post-Trauma
Berat Badan
Merokok
Laki-laki>Perempuan
Gejala klinis :
Herniasi di regio lumbal ( biasanya di L4-L5 dan
L5-S1) menimbulkan nyeri dari pinggang, paha,
betis, hingga kaki.
Dagnosis Klinis
1. Anamnesis:
- Nyeri
- Pekerjaan
- Trauma
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan
pada penderita:
Keterbatasan gerak pada salah satu sisi
atau arah.
Fleksi ke depan (forward flexion) secara
khas akan menyebabkan nyeri pada
tungkai bila ada HNP
Lokasi dari HNP biasanya dapat
ditentukan bila pasien disuruh
membungkuk ke depan ke lateral kanan
dan kiri.
Palpasi :
- Menekan ruangan intervertebralis atau
dengan jalan menggerakkan ke kanan ke
kiri prosesus spinosus sambil melihat
respons pasien
- Penekanan dengan jari jempol pada
prosesus
spinosus
dilakukan
untuk
mencari adanya fraktur pada vertebra.
3. Laseque Test
Tujuan : Untuk
mengetahui adanya
jebakan nervus di
tingkat kolumna
vertebra L5-S1-S2
Hasil: Positif jika tidak
terjadi plantarfleksi
pada kaki
Pemeriksaan Radiologi
X-Ray (foto polos vertebra
AP/lateral): hanya bisa melihat
penyempitan celah dan perubahan
alignment.
MRI: GOLD STANDARD ->identifikasi
letak herniasi
CT-Scan: sarana diagnostik yang
efektif bila vertebra dan level
neurologis telah jelas dan
kemungkinan karena kelainan tulang.
MRI
Penatalaksanaan
Terapi Konservatif:
o Terapi Non-Farmakologis:
TerapiFisikPasif:
a) Kompreshangat/dingin
b)Unit TENS (Transcutaneus
Electrical Nerve Stimulation)
Latihan:
a) Peregangan
b)Penguatan
c) Low Aerobic Low Impact
Curl-up
exercise
Trunk flexion
stretch
Terapi Konservatif:
1. Terapi Non-Farmakologis:
Back Braces:
a)
b)
Rigid Braces
Corset Braces
Traksi pelvis
2. Terapi Farmakologis:
Acetaminophen
NSAID
Muscle Relaxant
Terapi Operatif:
Pilihan terapi operatif yang dapat
diberikan adalah:
1. Disectomy:
Mengangkat fragmen herniasi atau
yang keluar dari diskus intervertebral
2. Laminectomy
Mengangkat lamina untuk
memajankan elemen neural pada
kanalis spinalis, memungkinkan ahli
bedah untuk menginspeksi kanalis
spinalis, mengidentifikasi dan
mengangkat patologi dan
menghilangkan kompresi medula dan
Pencegahan
Hernia nucleus pulposus dapat dicegah terutama
dalam aktivitas fisik dan pola hidup. Hal-hal
berikut ini dapat mengurangi risiko terjadinya
HNP:
1. Olahraga secara teratur untuk
mempertahankan kemampuan otot, seperti
berlari dan berenang.
2. Hindari mengangkat barang yang berat,
edukasi cara mengangkat yang benar.
3. Hindari olahraga/kegiatan yang dapat
menimbulkan trauma
4. Kurangi berat badan.
5. Hindari Merokok