TUGAS SENSOR DAN AKTUATOR - Witaningsih
TUGAS SENSOR DAN AKTUATOR - Witaningsih
TUGAS:
Jelaskan tentang konsep Sensor dan Aktuator (berikan contoh masing-masing 2).
Jelaskan aneka jenis sensor dan contoh penggunaannya. (masing-masing 3 sensor
lengkap dengan rangkaiannya). (Buat dalam bentuk uraian (word) dan ppt untuk
dipresentasikan).
JAWAB:
Dalam sistem tubuh manusia, manusia mempunyai panca indra atau lima sistem
indra, yaitu indra perasa, indra penglihatan, indra pendengaran, indra peraba,
indra penciuman, maka fungsi dari sensor & transduser pada sistem otomasi meng
indra besaran fisis yang penting untuk suatu proses atau sering disebut sebagai
parameter proses. Besaran fisis ini di indra dan diolah oleh level ke 2 dari hirarki
sistem otomasi, yaitu sistem Sensor dan Aktuator/sistem pengendali. Besaran
masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti
besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik
pada sistem pengukuran, sistem pengontrolan,maka biasanya besaran yang bukan
listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang
disebut transducer . Sistem kendali setelah memproses masukan (input) dari
sensor transduser, memberikan keluaran (output) biasanya berupa sinyal
penggerak pada Actuator (penggerak).
1.1. Pengertian Sensor
Sensor adalah suatu komponen atau peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi
gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti
energy listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan
sebagainya. Contoh dari sensor adalah kamera sebagai sensor penglihatan, telinga
sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (Light Dependent
Resistance) sebagai sensor cahaya, dan lainnya. Dalam sebuah sistem pengukuran
atau sistem instrumentasi, sensor adalah elemen sistem yang secara efektif
berhubungan dengan proses di mana suatu variabel sedang diukur dan
menghasilkan suatu keluaran dalam bentuk tertentu tergantung pada variabel
masukannya, dan dapat digunakan oleh bagian sistem pengukuran yang lain untuk
mengenali nilai variabel tersebut. Contoh adalah sensor termokopel yang
memiliki masukan berupa temperatur serta keluaran berupa gaya gerak listrik
(GGL) yang kecil. GGL yang kecil ini oleh bagian sistem pengukuran yang lain
dapat diperkuat sehingga diperoleh pembacaan pada alat ukur.
Saat ini sensor dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer yang
memudahkan pemakaian dan menghemat energy. Sensor adalah komponen listrik
atau elektronik yang sifat atau karakter kelistrikannya diperoleh atau diambil
melalui besaran listrik (contoh: arus listrik, tegangan listrik atau juga bisa
diperoleh dari besaran bukan listrik, contoh: gaya, tekanan yang mempunyai
besaran bersifat mekanis, atau suhu bersifat besaran thermis, dan bisa juga besaran
bersifat kimia, bahkan mungkin bersifat besaran optis).
Aktuator berfungsi mengatur aliran energi kepada system yang dikontrol. Alat ini
disebut sebagai elemen pengontrol akhir ( final control element). Contoh alat yang
termasuk actuator misalnya motor listrik, pompa, pnematik, silinder hidraulik.
Elemen keluaran ini harus mempunyai kemampuan untuk menggerekan beban ke
suatu nilai yang diinginkan.
a. Motor DC magnet permanen
Motor direct current ( DC) adalah peralatan elektromekanik dasar yang
berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang
dirancang dan diperkenalkan oleh Michael Faraday.
b. Motor DC stapper
Prinsip kerja motor DC stepper sama dengan motor DC magnet permanent,
yaitu pembangkitan medan magnet untuk memperoleh gaya tarik ataupun gaya
lawan dengan menggunakan catu tegangan DC pada lilitan / kumparannya.
Motor DC magnet permanent menggunakan gaya lawan untuk menolak atau
mendorong fisik kutub magnet yang dihasilkan, sedangkan pada motor DC
stepper menggunakan gaya tarik untuk menarik fisik kutub magnet yang
berlawanan sedekat mungkin keposisi kutub magnet yang dihasilkan oleh
kumparan. Gerakan motor DC stepper terkendali, karena begitu kutub yang
berlawanan tadi sudah tarik menarik dalam posisi yang paling dekat, gerakan
akan terhenti dan direm.
c. Motor DC servo
Motor DC servo pada dasarnya adalah motor DC magnet permanen dengan
kualifikasi khusus yang sesuai dengan aplikasi servoing di dalam teknik
kontrol. Secara umum dapat didefenisikan bahwa motor DC servo harus
memiliki kemampuan yang baik dalam mengatasi perubahan yang sangat cepat
dalam hal posisi, kecepatan dan akselerasi.
2. Jenis Sensor
Sensor dibedakan sesuai dengan aktifitas sensor yang didasarkan atas konversi
sinyal yang dilakukan dari besaran sinyal bukan listrik (nonelectric signal value)
ke besaran sinyal elektrik (electric signal value) yaitu, sensor aktif (active sensor)
dan pasif sensor (passive sensor).
a. Sensor Aktif (Active Sensor)
Sensor aktif adalah sensor yang memerlukan bantuan sumber energi untuk
mengkonversi suatu besaran bukan listrik ke besaran listrik. Contoh dari sensor
aktif adalah Thermocouple, photodiode, pizzo elektrik, dan generator.
b. Sensor Pasif (Passive Sensor)
Sensor pasif adalah sensor yang tidak memerlukan bantuan sumber energi
untuk mengkonversi sifat-sifat fisik atau kimia ke besaran listrik. Contoh dari
sensor pasif adalah microphone.
Contoh penggunaan
a. Sensor Analog dan Digital
Gambar 2. Sensor Gas (sensor Analog) Monitoring gas pada satuan pembacaan
tertentu
Gambar 3. Sensor PIR (sensor Digital).
2) Sensor mekanik
Sensor mekanik adalah sensor yang mendeteksi perubahan mekanis seperti
perpindahan atau pergeseran, posisi gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran,
level, dan sebagainya Berikut adalah contoh dari sensor mekanik dan prinsip
kerjanya.
a. Strain Gauge
Strain Gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur
tekanan (deformasi atau strain) Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda
berubah, maka foil atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat
ini akan berubah.
b. Bourdon Tubes
Prinsip kerjanya yaitu sejenis pipa pendek lengkung , dan salah satu
ujungnya tertutup. Jika bourdon tubes diberikan tekanan maka ia akan
cenderung untuk “menegang”. Perubahan yang dihasilkan sebanding
dengan besarnya tekanan yang diberikan.
c. LVDT atau (Linear Variable Differential Transformer)
LVDT atau (Linear Variable Differential Transformer) merupakan salah
satu contoh sensor posisi, yang bekerja berdasarkan pada ada tidaknya
medan magnet yang terjadi. Prinsip kerjanya perubahan tekanan dalam
kantung akan mengakibatkan perubahan posisi inti magnet pada kumparan
LVDT, sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada
kumparan sekunder 1 dan 2. Dengan perubahan induksi magnetik pada
kumparan sekunder 1 dan 2 tersebut maka output kumparan 1 dan 2 akan
menghasilkan tegangan induksi magnetic yang besarnya sebanding
perseseran inti magnet LVDT akibat perubahan tekanan pada kantung.
Pergeseran inti magnet (batang magnet) di tengah kumparan tersebut akan
menimbulkan tegangan output pada kumparan yang mendapat induksi dari
inti magnet tersebut.