Dongeng Uning Hafifah Fiks
Dongeng Uning Hafifah Fiks
Pada suatu hari, terdapat dua hewan yang saling berjuang untuk
bertahan hidup yaitu tikus dan cicak. Mereka sama-sama tinggal diatas plafon
atap rumah yang setiap hari selalu bertemu dan saling membantu. Selama
makanan untuk disantapnya yang didapatkan dari dapur seperti beras ataupun
padi.
Hingga suatu hari, pemilik rumah itu pergi dan pindah rumah ke tempat
yang jauh dari rumah sebelumnya itu. Lalu pemilik rumah mengosongkan seisi
rumahnya termasuk bahan makanan yang ada di rumah itu. Seketika semua
makanan habis dan tikus kelaparan karena tidak menemukan bahan makanan
makanan untuk disantapnya hari itu, namun tetap saja tidak sedikitpun ia
sangat banyak bahkan lebih banyak karena rumah itu kosong dan nyamuk
disantapnya sehari-hari karena nyamuk akan semakin banyak jika rumah itu
kosong. Cicak justru sangat merasa bahagia dan bergembira karena hal itu.
Sementara itu, tikus masih muram dan kembali ke atap rumah dengan
pada cicak lalu dengan tidak berpikir panjang si tikus bertanya pada cicak.
seharusnya kamu merasa sedih karena pemilik rumah ini pergi mengosongkan
rumah yang kita tinggali?” Ucap si tikus kepada cicak. “sedih? Mengapa harus
sedih? Justru aku sangat bahagia jika rumah ini kosong. Karena dengan begitu
nyamuk-nyamuk di rumah ini akan semakin banyak dan aku tidak akan merasa
kepada tikus.
Tikuspun kecewa atas ucapan cicak itu dan berkata “Lalu bagaimana
dengan nasibku? Rumah ini kosong, dan isinya pun kosong. Tidak ada satu butir
caranya aku makan untuk bertahan hidup?”. Dengan lantang pun si cicak
menjawab “Mengapa kau tidak makan nyamuk saja? Sama denganku dan aku
rela berbagi bahan santapanku padamu. Jangan terlalu sedih tikus, kita ini
sudah hidup berdampingan sejak lama. Aku akan selalu membantumu. Percaya
menyuruhku untuk memakan nyamuk? Itu tidak akan cukup. Aku ini lebih besar
darimu dan aku tidak akan merasa kenyang bahkan aku bisa kelaparan setiap
sahabatnya merasa kebingungan. Lalu cicak berkata “Lalu kau mau apa? Mau
bagaimana? Aku bersedia membantumu mencari bahan makanan untukmu
setiap hari”. Mendengar ucapan cicak, tikuspun berpikir dan menjawab “Aku
tidak tahu, aku pun bingung dengan nasibku sekarang. Di rumah ini hanya ada
aku, kau, dan nyamuk. Sedangkan aku tidak akan bisa bertahan hidup jika
hanya memakan nyamuk saja”. Lalu cicak menjawab “Apa maksudmu? Kau ingin
semua saudaraku di rumah ini sebagai bahan santapanmu?”. Tikus dengan sigap
ucapan tikus, cicakpun kecewa dengan sikap sahabatnya lalu berkata “Aku
sangat kecewa denganmu tikus. Kau rela memakan semua keluargaku? Kau tega
bagaimana nasibku? Aku tidak rela hal itu terjadi”. Tikus menjawab “Kau tidak
akan sendiri, ada aku yang menemanimu. Aku tidak akan memakanmu”. Lalu
cicak menjawab dengan cepat “Lalu, jika suatu hari semua keluargaku kau
habisi dan kau merasa lapar, apa yang akan kau lakukan selain memakanku?
Suatu hari kau pasti akan tega menghabisi aku. Aku yakin itu, kau memang
jahat tikus”. Tikuspun tidak bisa menjawab apa-apa, tikus hanya diam dan
pindah dari rumah itu meninggalkan si tikus. Keluarganya pun setuju dan
merasa kecewa pada tikus yang selama ini sudah dianggap kerabat dekat
kosong dan tikus itu secara diam-diam tanpa sepengetahuan tikus. Dan
tikuspun sadar setelah semalaman ia tidak melihat satupun cicak dirumah itu,
bahkan tikus merasa sangat kelaparan hingga akhirnya ia mati dan menjadi
Pesan moral yang dapat kita pelajari dari cerita dongeng di atas adalah ketika
kita hidup berdampingan dalam satu atap dengan orang lain ataupun keluarga
kita sendiri, maka berhati-hatilah dalam berbicara dan bertindak. Dan juga
jangan sampai kita tega menghabisi keluarga kita sendiri demi kesenangan diri
sendiri, hal ini sangat tidak baik justru akan membuat kita ditinggalkan oleh
keluarga kita. Dan jangan menganggap sepele hal sekecil apapun, karena kita
tidak ada yang tahu bagaimana nasib kita kedepannya. Hargailah hal-hal
sederhana di dalam hidup kita, maka kita akan hidup damai dan bahagia.
~TAMAT~