Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR MANAJEMEN MODEL

ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL

Disusun Oleh:

Derminawati Siahaan (190204031)


Kesya Marbun (190204030)
Lovian Sinambela (190204029)
Desni Zai (190204047)
Riston Damanik (190204035)
Pauliza (190204036)
Hutari Wan Peristiwa (190204034)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam

menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Keperawatan merupakan suatu

bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk

pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komperhensif serta ditujukan kepada

individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas

Menejemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf

untuk memberikan asuahan keperawatan secara profesional. Proses

manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu

metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga

diharapkan keduanya saling menopang dan berkesinambungan.

Banyaknya tuntutan dalam pengembangan pelayanan kesehatan di masyarakat

umum, termasuk didalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang

harus dipahami dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat

mampu bekerja secara nyata dan diterima dalam memberikan pelayanan yang

berkemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah

satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam

pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan

1
harapan, adanya pengelolaan yang sesuai dan mampu mengefektifkan

pembagian pelayanan keperawatan dengan lebih menjamin kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.

Namun perlu disadari, tanpa adanya kerjasama dalam mewujudkan dan

mengelolanya, maka tulisan ini hanyalah menjadi teori semata. Untuk itu,

penyusun tertarik untuk membahas Konsep Dasar Manajemen Model Asuhan

Keperawatan Profesional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perumusan masalah dalam

penulisan ini adalah:

1. Bagaimana definisi asuhan keperawatan profesional MAKP?

2. Apa saja faktor yang berhubungan dalam perubahan MAKP?

3. Bagaimana metode pengelolaan sistem pemberian asuhan keperawatan

professional dan metode penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan?

4. Bagaimana cara penghitungan beban kerja serta aplikasi MAKP?

C. Tujuan Makalah

Makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan definisi metode asuhan keperawatan profesional

(MAKP).

2
2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan

MAKP.

3. Untuk menjelaskan metode pengelolaan sistem pemberian asuhan

keperawatan professional dan metode penghitungan kebutuhan tenaga

keperawatan.

4. Untuk menjelaskan cara penghitungan beban kerja serta aplikasi

MAKP.

D. Manfaat Makalah

Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu untuk memberikan wawasan pada setiap
pembaca khususnya perawat tentang konsep dasar manajemen model asuhan
keperawatan profesional dengan harapan bisa menerapkannya dalam dunia pekerjaan
sesuai dengan teori yang diuraikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem


(struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut.
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah sebuah
sistem yang meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
dan mengatur lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan sebagai suatu
model berarti sebuah ruang rawat dapat menjadi contoh dalam praktik
keperawatan profesional di Rumah Sakit (Sitorus, 2006).
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
empat unsur, yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan,
dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu model, keempat hal tersebut
harus menjadi bahan pertimbangan karena merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai
yang diyakini dan akan menentukan kualitas produk/ jasa layanan
keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu
pengambilan keputusan yang independen (mandiri), maka tujuan pelayanan
kesehatan/ keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat
terwujud (Nursalam, 2014).

4
B. Faktor-faktor yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP
1. Kualitas Pelayanan Kesehatan
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan, selalu
bicara mengenai kualitas. Kualitas amat diperlukan untuk:
a. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/ konsumen;
b. Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi;
c. Mempertahankan eksistensi institusi;
d. Meningkatkan kepuasan kerja;
e. Meningkatkan kepercayaan konsumen/ pelanggan;
f. Menjalankan kegiatan sesuai aturan/ standar.

2. Standar praktik keperawatan

Standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes RI (1995) yang


terdiri atas beberapa standar. Menurut JCHO: Joint Commission on
Accreditation of Health Care Organisation (1999: 1 ; 4: 249-54) terdapat 8
standar tentang asuhan keperawatan yang meliputi (Novuluri, 1999; 4:
24954):
a. Menghargai hak-hak pasien;
b. Penerimaan sewaktu pasien masuk Rumah Sakit (SPMRS);
c. Observasi keadaan pasien;
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi;
e. Asuhan pada tindakan nonoperatif dan administratif;
f. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasif;
g. Pendidikan kepada pasien dan keluarga;
h. Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan.

3. Model Praktik
a. Praktik keperawatan Rumah Sakit

5
b. Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan tanggung
jawab melaksanakan praktik keperawatan di Rumah Sakit dengan
sikap dan kemampuannya.
c. Praktik keperawatan rumah
d. Bentuk praktik keperawatan rumah diletakkan pada pelaksanaan
pelayanan/ asuhan keperawatan sebagai kelanjutan dari pelayanan
Rumah Sakit.
e. Praktik keperawatan berkelompok
f. Bentuk praktik keperawatan ini dipandang perlu di masa depan, karena
adanya pendapat bahwa rawat Rumah Sakit perlu dipersingkat,
mengingat biaya perawatan di Rumah Sakit diperkirakan akan terus
meningkat.
g. Praktik keperawatan individual
h. Bentuk praktik keperawatan ini sangat diperlukan oleh kelompok/
golongan masyarakat yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas
pelayanan kesehatan, khususnya yang dikembangkan pemerintah.

C. Metode Pengelolaan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan


Profesional
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat
ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem
pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien. Mc Laughin, Thomas, & Barterm (1995) mengidentifikasi delapan
model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di

6
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
keperawatan primer.
Terdapat 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan (Marquis & Huston, 1998: 143).
1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Metode Asuhan Keperawatan
(MAKP):
a. Sesuai visi dan misi institusi
Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus
didasarkan pada visi dan misi rumah sakit.
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan
asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan
keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
c. Efisien dan efektif penggunaan biaya
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan
efektivitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya
suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan
didapat hasil yang sempurna.
d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga, dan masyarakat
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau
pasien terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu,
model yang baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat
menunjang kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan kinerja perawat
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi
dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat meningkatkan
kepuasan perawat, bukan justru menambah beban kerja dan frustasi
dalam pelaksanaanya

7
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dengan tenaga kesehatan
lainnya.

2. Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)

Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan,
yaitu:
a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan


asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia
kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat, maka setiap perawat hanya melakukan satu atau dua jenis
intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan kepada semua pasien
di bangsal.
Kelebihan:
1. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas, dan pengawasan yang baik;
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga;
3. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan pada perawat junior dan/atau belum
berpengalaman.

8
Kekurangan:
1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
2. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan;
3. Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.

b. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri atas tenaga
profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu.

Kelebihan:

1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh;


2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

Kekurangan:

Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi


tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terusmenerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk

9
merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.

Kelebihan:
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif;
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri;
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah
sakit (Gillies, 1989).
4. Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan
yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena
senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbarui dan komprehensif.

Kekurangan:
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai displin
ilmu.

a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus


Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan
hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.

10
Kelebihan:
1. Perawat lebih memahami kasus per kasus; 2) Sistem evaluasi dari
manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangan:
1. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab;
2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar
yang sama.

D. Metode Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan

Berikut ini akan dipaparkan beberapa pedoman dalam penghitungan


kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap.
1. Metode rasio
Metode perhitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat
tidur sebagai pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan dan
sering digunakan karena sederhana dan mudah. Namun, ada
kelemahannya yaitu hanya mengetahui jumlah perawat secara
kuantitas tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas perawat dan kapan
tenaga perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap unit Rumah Sakit.
2. Metode need
Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja.
Untuk menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang
jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien selama di Rumah Sakit.
3. Metode demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang
memang nyata dilakukan oleh perawat.
4. Menghitung tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent ( FTE )

11
Konsep ini didasarkan bahwa seorang perawat bekerja penuh waktu
dalam setahun, artinya bekerja selama 40 jam/minggu atau 2.080 jam
dalam periode 52 minggu. Jumlah waktu tersebut meliputi waktu
produktif maupun nonproduktif, sedangkan yang dipertimbangkan
hanya waktu produktif yang digunakan untuk perawatan pasien yang
didasarkan pada tingkat ketergantungannya karena akan
mempengaruhi jumlah jam perawat yang dibutuhkan.

E. Penghitungan Beban Kerja


Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja
perawat anatara lain :
1. Jumlah pasien yang dirawat setiap hari/ bulan/ tahun di unit tersebut
2. Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien
3. Rata-rata hari perawatan
4. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan
pendidikan kesehatan
5. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien
6. Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan
kesehatan.

Ada tiga cara dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara personel
antara lain sebagai berikut.
1. Work sampling
Teknik ini digunakan pada dunia industri untuk melihat beban kerja
yang dipangku oleh personel pada suatu unit, bidang maupun jenis
tenaga tertentu.
Pada teknik work sampling kita akan mendapatkan ribuan pengamatan
kegiatan dari sejumlah personel yang kita amati. Oleh karena besarnya

12
jumlah pengamatan kegiatan penelitian akan didapatkan sebaran
normal sampel pengamatan kegiatan penelitian. Artinya data cukup
besar dengan sebaran sehingga dapat dianalisis dengan baik. Jumlah
pengamatan dapat dihitung.
2. Time and motion study
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang
kegiatan yang dilakukan oleh peringkat kusonel yang sdang kita amati.
Melalui teknik ini akan didapatkan beban kerja personel dan kualitas
kerjanya.
Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan
yang bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk mengevaluasi
pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu
instansi seperti rumah sakit.
3. Daily log
Daily log atau pencatatan kegiatan kegiatan sendiri merupakan bentuk
sederhana work sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh
personel yang diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan
dan waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu yang diperlukan
merupakan kunci keberhasilan dari pengamatan dengan daily log.

F. Aplikasi Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)

Perubahan model sistem pemberian asuhan keperawatan sejalan dengan


perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia,
model sistem asuhan keperawatan juga harus berubah menuju praktik
keperawatan profesional. Model sistem asuhan keperawatan yang dapat

13
dikembangkan adalah metode tim, primer, kasus dan gabungan (moduler)
(Nursalam, 2014).

Berikut langkah-langkah pengelolaan MAKP:


1. Pengumpulan data
Pengumpulan data bisa didapatkan dari sumber daya manusia (M1-Man) ,
jumlah tenaga di ruangan Rumah Sakit, kebutuhan tenaga, penghitungan BOR
(Bed Occupacy Rate) , diagnosis penyakit terbanyak, dan penghitungan beban
kerja perawat.
2. Analisis SWOT
Pada analisis SWOT ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Pengisian item IFAS dan EFAS.
Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang
ada dalam pengumpulan data. Data tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu IFAS
(internal factors) yang meliputi aspek Weakneses serta Strength dan faktor
EFAS (external factors) yang meliputi aspek Opportunity serta Threatened.
b. Bobot
Pemberian bobot berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi
perusahaan/ Rumah Sakit.
c. Peringkat (Rating)
Data rating didapatkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan
pengukuran langsung.
3. Identifikasi Masalah
Identifikasi setiap masalah berdasarkan ketenangan (M1), sarana dan
prasarana (M2), Metode (M3), prioritas masalah, dan mutu (M5).
4. Perencanaan (rencana strategis)
a. Pengertian

14
Supriyanto dan Damayanti (2007) menjelaskan perencanaan strategis
merupakan bagian dari manajemen strategi, yang memiliki arti suatu
perencanaan sebagai tindakan adaptif atau penyesuaian terhadap tuntutan
atau masalah atau perubahan yang ada di lingkungan organisasi sehingga
organisasi dapat melakukan tindakan adaptif dalam tuntutan perubahan.

b. Penyusunan perencanaan strategis


Proses perencanaan strategis meliputi tiga tahap yaitu:
1) Perumusan yang meliputi pembagian misi, penentuan tujuan utama,
penilaian lingkungan eksternal dan internal dan evaluasi serta pemilihan
alternative;
2) Penerapan; dan
3) Pengendalian.

c. Indikator perencanaan strategis

Supriyono dan Damayanti (2007) menyatakan bahwa perencanaan strategis


yang berhasil efektif dan efisien dapat didasarkan pada:
1. Pemahaman, visi, misi, dan tujuan organisasi;
2. Pemahaman lingkungan eksternal organisasi (peluang dan
ancaman);
3. pemahaman kemampuan sumber daya internal (kekuatan dan
kelemahan);
4. penguasaan manajemen efektif, dan dapat dipengaruhi oleh budaya
organisasi.
d. Faktor yang mempengaruhi perencanaan strategis
Menurut Asmarani (2006) ada tiga faktor yang mempengaruhi perencanaan
strategis, di antaranya:

15
1. Faktor manajerial
2. Faktor lingkungan
3. Budaya organisasi

5. Pelaksanaan
Penerapan MAKP sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sebagaimana tertuang dalam GANN chart.

6. Evaluasi
a. Evaluasi struktur.
b. Evaluasi proses.
c. Evaluasi hasil.

16
21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pemaparan di atas, bahwa model asuhan keperawatan


profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.

Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur,
yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP.
Selain adanya kerangka kerja dalam MAKP juga banyak faktor-faktor yang
berhubungan dalam perubahannya serta ada metode untuk pengelolaan sistem MAKP
tersebut.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan, yaitu supaya perawat ketika
bekerja di Rumah Sakit dapat mengaplikasikan teori yang telah dipaparkan dalam
makalah ini guna untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih
efektif dan efisien.
22
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan


Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan


Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan


Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Sembiring, A. (2015, Maret 23). Scribd., [online]. Tersedia:
https://www.scribd.com/document/259654271/Model-Asuhan-Keperawatan-
Profesional. Diakses: [Oktober 15, 2016]

Anda mungkin juga menyukai