Sejarah Kisah Nabi Daud As
Sejarah Kisah Nabi Daud As
Sepeninggal Nabi Musa dan Harun, kondisi bani Israil menjadi kacau. Negara
mereka dijajah oleh bangsa lain. Rakyat tidak lagi memiliki pembimbing agama.Para
ahli agama sudah muiai menyimpang dari ajaran Taurat. Akibatnya, ajaran Nabi
Musa hampir musnah.
Di tengah kondisi yang kacau tersebut, Allah mengutus seorang nabi. Akan tetapi,
nama nabi ini tidak termasuk ke dalam kelompok 25 nabi yang wajib diketahui. Nama
nabi tersebut adalah Syami’un.
Namun, usul tersebut ditolak oleh rakyat Israil. Mereka menjawab, “Bagaimana
Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan
dari padanya, sedangkan dia tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?”
Nabi mereka terus memberikan penjelasan kepada rakyat Israil. Konon, Nabi Musa
dan Harun memiliki tabut, yaitu peti tempat menyimpan Taurat yang membawa
ketenangan bagi kaum bani Israil apabila terjadi pertengkaran. Peti tersebut hilang
ketika Israil terjajah, sedangkan bangsa Israil masih mengharapkannya.
Nabi mereka berkata, “Sesungguhnya, tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya
tabut kepadamu. Di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari
peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, tabut itu dibawa malaikat.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang
beriman.” Akhirnya, mereka menerima usul tersebut. Thalut pun menjadi pemimpin
Israil.
Kondisi saat itu, bani Israil sedang diserang musuh-musuh tangguh yang dipimpin
oleh Jalut.
Namun, Daud tidak diizinkan karena saat itu masih kecil. la hanya diperbolehkan
menggembala kambing dan mengantarkan susu kepada kakak-kakaknya di medan
perang.
Suatu ketika, Syami’un melihat Nabi Daud. la sangat tertarik kepada Daud karena
mendapatkan petunjuk Allah tentang ciri-ciri orang yang dapat mengalahkan Jalut.
Lalu, Syami’un memberitahukan hal ini pada Thalut, “Wahai Thalut, sesungguhnya
aku melihat pada diri Daud kemampuan untuk mengalahkan Jalut. Oleh karena itu,
ajaklah dia untuk bergabung dalam perang ini.”
Thalut menerima usul tersebut. la mengajak Daud untuk ikut berperang. Tentu saja
Daud sangat senang. la pun mempersiapkan diri untuk terjun di medan pertempuran.
Pada suatu hari, Jalut bersama pasukannya datang menyerang bani Israil. Jalut
dikenal sebagai pemimpin yang ditakuti karena badannya yang besar dan memiliki
kesaktian yang tinggi. Hal ini sangat mengkhawatirkan Thalut dan pasukannya.
Oleh karena itu, Thalut menyusun strategi dan taktik dalam perang. Kemudian,
Thalut dan pasukannya bersiap menuju medan pertempuran. Dalam perjalanan, para
tentaranya merasa kehausan, mereka ingin sekali istirahat untuk minum. Thalut
berkata, “Sesungguhnya, Allah akan menguji kamu dengan adanya suatu sungai.
Siapa diantara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Siapa yang tidak
meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, dia adalah pengikutku.”
Saat melewati sungai yang dikatakan Thalut, pasukan Thalut kemudian meminum
airnya sebanyak yang diperintahkan Thalut. Namun, beberapa orang di antara
mereka tidak mematuhi apa yang diperintahkan oleh pemimpin mereka.
Mereka meminum air melebihi takaran yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika
Thalut dan orang-orang pengikutnya kembali berangkat menuju medan pertempuran.
Orang-orang yang minum melebihi takran berkata berkata, “Kami tidak sanggup
untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Mereka menjadi semakin takut jika mengalami
kekalahan.
Sementara itu, orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah
berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan
yang banyak dengan izin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Melihat Thalut terdesak oleh Jalut, Daud menghadang Jalut. Daud dan Jalut
terlibat perkelahian yang tidak seimbang. Daud masih remaja, bertubuh kecil, dan
hanya bersenjatakan katapel. Sementara itu, Jalut memiliki tubuh besar,
bersenjatakan pedang, dan memiliki sebuah tameng.
Pada awalnya, banyak yang meragukan kemampuan Daud. Namun, di luar dugaan,
Daud berhasil mengalahkan Jalut dengan izin Allah. Lemparan katapelnya terlontar
dengan sangat keras dan tepat mengenai kening Jalut. Saat itu juga, Jalut langsung
jatuh di atas tanah dan kemudian mati.
Setelah Jalut mati terbunuh, nyali pasukannya menjadi ciut. Mereka melarikan diri
dari medan pertempuran. Sementara itu, Thalut dan tentaranya kembali dengan
membawa kemenangan. Sejak saat itu, bangsa Israil terbebas dari penjajahan.
Kemenangan bangsa Israil tidak terlepas dari peran besar Daud. Rakyat Israil
banyak memujinya. Keberhasilan dan kemenangan tersebut juga membawa
kegembiraan dan kekaguman bagi Thalut.
Suatu ketika, bangsa Israil diserang oleh sisa-sisa penjajah yang ingin merebut
kembali Israil. Dalam perang tersebut, Raja Thalut meninggal. Sepeninggal Raja
Thalut, Israil dipimpin oleh salah satu putranya. Namun, dia tidak bisa menjadi
pemimpin yang baik. Kemampuannya tidak sehebat ayahnya. Selain itu, ia sering kali
bertindak tidak adil. Kondisi ini menyebabkan munculnya perpecahan dalam
kerajaan. Dalam perpecahan tersebut terdapat dua kubu. Kubu pertama dipimpin
putra Thalut. Kubu kedua dipimpin oleh Daud. Dalam peperangan antar dua kubu
tersebut, dimenangkan oleh kubu Daud.
Akhirnya, Daudlah yang diangkat menjadi raja Israil untuk menggantikan Raja
Thalut.
Sejarah Nabi Daud AS : Mukjizat dan Keistimewaan
Nabi Daud memiliki beberapa keistimewaan dari Allah. la adalah seorang raja. Daud
mampu memimpin kerajaan dengan jujur dan adil. Daud memiliki kekuatan,
keberanian, dan k kebijaksanaan dalam memimpin.
la diangkat oleh Allah menjadi nabi dan rasul. Daud dikaruniai hikmah kesempurnaan
ilmu, ketelitian amal perbuatan, serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan
perselisihan.
Daud diberi kitab suci bernama Zabur oleh Allah. Kitab suci ini menghimpunkan
tasbih dan pujian-pujian kepada Allah, kisah umat-umat yang dahulu, dan berita
nabi-nabi yang akan datang, di antaranya berita tentang akan datangnya Nabi
Muhammad saw.
Nabi Daud juga diberikan kelebihan mukjizat oleh Allah, yakni dapat menundukkan
gunung-gunung dan memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap
pagi dan senja, bahkan burung-burung pun turut bertasbih. Selain itu, Allah telah
memberinya kekuatan dapat melunakkan besi sehingga ia dapat membuat baju-
baju dan lingkaran-lingkaran besi dengan tangannya tanpa pertolongan api.
Dengan Izin Allah, segala sesuatu dapat terjadi. Contohnya, kemenangan yang
diperoleh Daud (pada masa remaja) berhasil mengalahkan Raja Jalut hanya dengan
sebuah katapel.
Allah akan mengangkat derajat manusia biasa menjadi mulia jika manusia tersebut
taat dan patuh terhadap-Nya.
Sosok Nabi Daud sebagai raja yang adil, bijak sana, berwibawa, dan memiliki
kemampuan tinggi layak dijadikan teladan bagi para pemimpin di seluruh dunia.
Keistimewaan menjadi. raja, nabi, dan rasul sekaligus tidak menjadikan Daud
sombong. Ia tetap rendah hati dan sederhana sehingga ia sangat dicintai oleh Allah.
TUGAS
KELAS VA
KELOMPOK :
1. ZAHIRA
2. NORAH
3. KHANSA KAMILA HIDAYAT
4. DINA
5. ZAM-ZAM
6. RIZKI
7.
TAHUN AJARAN
2022/2023