Untitled
Untitled
Tim Penulis:
Handayani, Afkar, Ulinniam, Sri Maya, Sumario, Dewi Asriani Ridzal,
Dharma Gyta Sari Harahap, Swastika Oktavia, Nastiti Intan Permata Sari,
Kasmawati & Muh. Rafi’y, Syamsul Bachry. H & Febri Ayu, Ria Ceriana.
Desain Cover:
Fawwaz Abyan
Tata Letak:
Handarini Rohana
Editor:
Handayani
ISBN:
978-623-459-359-4
Cetakan Pertama:
Februari, 2023
PENERBIT:
WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG
(Grup CV. Widina Media Utama)
Komplek Puri Melia Asri Blok C3 No. 17 Desa Bojong Emas
Kec. Solokan Jeruk Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
Rasa syukur yang teramat dalam dan tiada kata lain yang patut kami
ucapkan selain rasa syukur, karena berkat rahmat dan karunia-Nya buku
yang berjudul struktur dan perkembangan hewan ini telah dapat di
terbitkan untuk dapat dikonsumsi oleh khalayak banyak.
Semua makhluk hidup mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan pada hewan ditandai dari bertambahnya
ukuran, seperti tinggi, berat, panjang serta bentuk tubuh yang sifatnya
tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula). Secara umum,
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan tidak besa jauh dengan
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pertumbuhan dan
perkembangan pada hewan terjadi pada seluruh bagian tubuhnya, diawali
dari proses fertilisasi, yaitu proses terjadinya pembuahan sel telur dengan
sel sperma. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dibagi menjadi
dua fase utama, yaitu fase embrionik dan fase pasca-embrionik. SPH
(Struktur & Perkembangan Hewan) adalah ilmu yang berperan sebagai
dasar untuk ilmu-ilmu lain dalam bidang hewan antara lain: fisiologi
hewan, taksonomi hewan, biokimia hewan, genetika hewan, anatomi
hewan, mikroteknik hewan, dan lain-lain. Disini dipelajari struktur
makroanatomi dan mikroanatomi suatu organ, ontogeni organ dan
perkembangan mulai dari gametogenesis sampai dengan terbentuknya
embrio. Selain itu Struktur Hewan memberikan pengetahuan dan
penjelasan tentang ciri-ciri hewan vertebrata, pola perkembangan tubuh
vertebrata, struktur anatomi mikroskopis dari berbagai jaringan dasar
tubuh vertebrata serta struktur morfologi, makroanatomi dan fungsi dari
sistem integumen (kulit), sistem skelet (rangka), sistem muskulus (otot),
sistem sirkulasi (peredaran darah), sistem respirasi (pernafasan), sistem
digesti (pencernaan), sistem ekskresi, sistem genitalia (reproduksi), organ-
organ indera, sistem saraf dan sistem endokrin. Melalui buku SPH ini,
diharapkan pembaca mampu menjelaskan morfologi dan topografi sistem
organ pada tubuh hewan, baik secara makrokopis maupun mikrokopis,
serta dapat membandingkan berbagai sistem organ dari beberapa kelas.
iii
Oleh karena itu buku yang berjudul struktur dan perkembangan
hewan ini hadir sebagai bagian dari upaya untuk menambah khazanah,
diskusi sekaligus penguatan di bidang struktur dan perkembangan hewan.
Akan tetapi pada akhirnya kami mengakui bahwa tulisan ini terdapat
beberapa kekurangan dan jauh dari kata sempurna, karena sejatinya
kesempurnaan hanyalah milik tuhan semata. Maka dari itu, kami dengan
senang hati secara terbuka untuk menerima berbagai kritik dan saran dari
para pembaca sekalian, hal tersebut tentu sangat diperlukan sebagai
bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan dan
penyempurnaan karya selanjutnya di masa yang akan datang.
Terakhir, ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh pihak
yang telah mendukung dan turut andil dalam seluruh rangkaian proses
penyusunan dan penerbitan buku ini, sehingga buku ini bisa hadir di
hadapan sidang pembaca. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak
dan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ilmu pengetahuan
di Indonesia, khususnya terkait struktur dan perkembangan hewan.
Februari, 2023
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
G. Trakhea ···························································································· 71
H. Paru-Paru ························································································· 73
I. Rangkuman Materi ·········································································· 80
BAB 5 SISTEM UROGENITAL MELIPUTI ORGAN DAN FUNGSI SYSTEM
UROGENITAL DAN ORGAN SEKS PADA VERTERBRATA ·················· 85
A. Dasar Pemikiran··············································································· 86
B. Perkembangan Sistem Urogenital ··················································· 87
C. Sistem Reproduksi Pada Vertebrata ················································ 89
D. Reproduksi Vegetatif ······································································ 90
E. Reproduksi Generatif ······································································ 91
F. Reproduksi Pada Vertebrata ··························································· 91
G. Perkembangbiakan Pada Mamalia ·················································· 97
H. Perkembangan Sistem Genital Pada Mamalia ································ 97
I. Rangkuman Materi ······································································· 100
BAB 6 SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA DAN PEMBULUH
DARAH SERTA PERKEMBANGAN VERTEBRATA ····························103
A. Pendahuluan ·················································································· 104
B. Komponen Sistem Peredaran Darah Pada Hewan Vertebrata ······ 105
C. Sistem Limfatik ·············································································· 110
D. Sistem Peredaran Darah Pada Hewan Vertebrata ························ 110
E. Rangkuman Materi ········································································ 120
BAB 7 JARINGAN DASAR PADA HEWAN VERTEBRATA ···························123
A. Pendahuluan ·················································································· 124
B. Struktur dan Jaringan Hewan Vertebrata ······································ 125
C. Rangkuman Materi ········································································ 137
BAB 8 HISTOLOGI DAN STRUKTUR TULANG SERTA FUNGSI TULANG ······139
A. Pendahuluan ·················································································· 140
B. Klasifikasi Tulang············································································ 140
C. Struktur Tulang ·············································································· 143
D. Histologi Tulang ············································································· 146
E. Fungsi Tulang ················································································· 149
F. Rangkuman Materi ········································································ 150
BAB 9 HISTOLOGI DAN STRUKTUR SISTEM OTOT, DAN FUNGSI
SERTA MACAM OTOT ·································································155
A. Pendahuluan ·················································································· 156
vi
B. Otot Rangka ··················································································· 156
C. Otot Polos ······················································································ 159
D. Otot Jantung ·················································································· 160
E. Rangkuman Materi ········································································ 161
BAB 10 HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN SALURAN
DAN KELENJAR PENCERNAAN ···················································163
A. Pendahuluan ·················································································· 164
B. Ruang Lingkup Ilmu Histologi ······················································· 164
C. Histologi Jaringan Tubuh Manusia ················································ 166
D. Rangkuman Materi ······································································· 186
BAB 11 HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN RESPIRASI ·························189
A. Pendahuluan ·················································································· 190
B. Sistem Respirasi Hewan Vertebrata ·············································· 190
C. Rangkuman Materi ········································································ 205
BAB 12 HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN PEREDARAN DARAH,
JANTUNG, PEREDARAN LIMPE DAN SEL DARAH
PADA VERTEBRATA ··································································209
A. Pendahuluan ·················································································· 210
B. Histologi Organ Jantung Vertebrata ·············································· 211
C. Histologi Sel Darah Vertebrata ······················································ 212
D. Organ Jantung ··············································································· 214
E. Pembuluh Limpe Atau Pembuluh Getah Bening ·························· 218
F. Rangkuman Materi ········································································ 220
BAB 13 HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN EKRESI DAN GENITAL
JANTAN ···················································································225
A. Pendahuluan ·················································································· 226
B. Sistem Reproduksi Jantan Internal ················································ 227
C. Sistem Reproduksi Jantan Eksternal ·············································· 244
D. Perkembangan Sistem Reproduksi Jantan ···································· 246
E. Rangkuman Materi ········································································ 252
GLOSARIUM ························································································255
PROFIL PENULIS ···················································································267
vii
STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 1: SISTEM INTEGUMEN PADA
HEWAN VERTEBRATA
A. PENDAHULUAN
Hewan Vertebrata secara anatomi memiliki tulang penyokong tubuh
columna vertebralis. Pada kelompok hewan vertebrata bagian terluar dari
tubuh sudah terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem
integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali merupakan
bagian dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen
mampu memperbaiki dirinya sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak
terlalu parah (self-repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh). Lapisan
kulit dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis dan subkutis
(hipodermis) (Andriyani, Triana & Juliarti, 2015).
Integumen pada hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga
lalu lintas air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara bebas
memisahkan dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya. Salah satu sistem integumen adalah kulit. Kulit merupakan
jaringan yang menutupi permukaan luar tubuh, membentuk penghalang
terhadap lingkungan eksternal. Fungsi lain dari kulit sebagai organ
sensorik, tempat sekresi keringat dan pengaturan termoregulasi. Hal ini
dapat membantu tubuh dalam memonitor lingkungan eksternalnya
(Aspinall & Cappello, 2015).
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan yaitu stratum korneum,
lusidium, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum
germinativum. Dermis pada kulit terdiri atas stratum papilare dan stratum
reticular. Lapisan papilare merupakan bagian utama dari papila dermis
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada kulit terdapat kelenjar minyak,
kelenjar keringat. Kelenjar minyak merupakan kelenjar alveolar bercabang
Abeng, KA, Kalangi SJR, Wangko S. 2016. Gambaran struktur kulit hewan
coba pada beberapa interval waktu postmoterm. J e-Biomedik
(eBm), 4 (1).
Andriyani, R., Triana, A. & Juliarti, W. 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi
dan Perkembangan. Edisi 1. Yogyakarta
de Iuliis and D. Pulera. 2007. The Dissection of Vertebrates, A Laboratory
Manual. San Diego, California: Academic Press, Elsevier Inc.
Gartner PL, Hiatt LJ. Atlas Berwarna Histologi (5th ed). Jakarta: Binarupa
Aksara, 2012; p. 274.
Martini, F. H. 2005. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 7th Edition.
Benjamin Cummings.
Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC, 1995; p. 86. [cited 20156 Jan
5]. Available from: https://books.google.co.id/books.
Standring, S. (2016). Gray's anatomy. 41st ed. Philadelphia: Elsevier
Limited.
Universitas Al Muslim
BAB 2
SISTEM OTOT DAN RANGKA MENGENAI PEMBAGIAN
OTOT, FUNGSI SERTA PERKEMBANGAN
PADA VERTEBRATA
A. SISTEM OTOT
1. Pengertian Otot
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata otot (Muscle)
adalah jaringan kenyal dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi
menggerakkan organ tubuh. Arti lainnya dari otot adalah urat yang keras.
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah suatu
penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah
bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang
panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan rangsangan
maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel oto akan
memendekkan dirinya ke arah tertentu.
Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu
berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem
saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur
filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks,
yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat berkontraksi, filameb-filamen
tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondria di
sekitar miofibril (Manik. 2020. P. 162).
Terdapat pula macam – macam otot yang berbeda pada vertebrata.
Yang pertama ialah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding
jantung. Otot polos terdapat pada dinding semua organ tubuh yang
berlubang (kecuali jantung). Kontraksi otot polos yang umumnya tidak
terkendali, memperkecil ukuran struktur-struktur yang berlubang ini.
Pembuluh darah, usus, kandung kemih dan rahim merupakan beberapa
contoh dari struktur yang dindingnya sebagian besar terdiri atas otot polos.
Ulinniam, M.Pd
A. PENDAHULUAN
Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan
fungsi-fungsi kehidupan tetapi tidak mampu berfikir. Untuk melakukan
aktivitas, hewan juga butuh asupan makanan dan secara tidak langsung
hewan juga mengalami proses pencernaan makanan.
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, terjadi proses pemecahan
makanan berbeda-beda. Sedangkan pada makhluk hidup tingkat rendah,
proses pemecahan makanan terjadi di dalam sel sebaliknya pada makhluk
hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan terjadi di luar sel. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya system pencernaan yang tersusun oleh
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Fungsi utama system pencernaan makanan adalah untuk
menyederhanakan atau memproses suatu bahan-bahan makanan yang
berguna, sehingga dapat di manfaatkan bagi tubuh. Bila di tinjau dari
prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang berhubungan
dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat
makanan serta pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh
mahluk hidup.
System pencernaan makanan dibangun oleh saluran-saluran yang
sangat muskuler, dimulai dari rongga mulut, faring, osefagus, lambung,
usus halus, usus kasar, dan usus buntu yang tumbuh rudimenter.
A. PENDAHULUAN
Organ respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat
berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi
pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru- paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku,
bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus
sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada
ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
Organ respiratorius merupakan organ yang menyediakan tempat
untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfir, dan dalam batas-batas
tertentu meningkatkan kualitas udara yang diinspirasi dan mengatur
pengalirannya. Sistem respirasi dimulai nari nostril (lubang hidung/nares
anterior), cavum nasi, faring, laring, trakea, dan paru-paru.
Pertukaran gas terjadi di dalam alveoli paru-paru dimana darah kapiler
alveoli berkontakan dengan udara melalui dinding alveoli yang sangat tipis.
Dalam pengaliran mulai dari nostril sampai alveoli, udara biasa dibersihkan,
dilembabkan, dihangatkan, dan volumenya diatur oleh nostril dan laring.
Diafragma dan otot-otot respirasi lain ikut mengatur volume respirasi
melalui pembesaran dan penurunan ukuran cavum thorakalis.
Mukosa saluran respirasi dilapisi oleh epitel pseudostartified bersilia
dan menghasilkan mucus karena banyak mengandung sel goblet. Pada
lokasi yang terpapar oleh keausan/kerusakan, seperti nostril dan laring,
mukosanya dilapisi oleh epitel pipih banyak lapis.
Robert Getty. 1975. Sisson and Grossman’s The Anatomy of the Domestic
Animals. Vol. I1. Ed. Ke 5. W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Peter Popesko. 1975. Atlas of Topographical Anatomy of The Domestic
Animals.
1975. Vol 1. Ed ke 2. W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Dyce K.M., Sack W.O., and Wensing C.J.G. (1996). Textbook of Veterinary
Anatomy. 2nd ed. W.B. Saunders Company. Phiadelphia.
Nichel R, Schummer A, Seiferle E. (1979). The Viscera of the Domestic
Mammals. Verlag Paul Parey. Berlin.
Sumario, S.Pd
SMA Pasundan 5 Kota Bandung dan SMPN 1 Cimenyan Kab. Bandung, Jawa barat
BAB 5
SISTEM UROGENITAL MELIPUTI ORGAN
DAN FUNGSI SYSTEM UROGENITAL DAN
ORGAN SEKS PADA VETERBRATA
A. DASAR PEMIKIRAN
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau melakukan
reproduksi. Sedangkan reproduksi itu sendiri adalah kemampuan
organisme untuk menghasilkan organisme baru yang sama dengan dirinya
yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan speciesnya.
Perkembangan makhluk hidup bermacam – macam secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua, yakni perkembangan tidak kawin atau
vegetative atau aseksual dan perkembangbiakan secara kawin atau
generaitive atau seksual. Reproduksi aseksual merupakan reproduksi yang
tidak melibatkan peleburan antara gamet jantan dan gamet betina.
Sebaliknya reproduksi seksual reproduksi yang melibatkan peleburan
gamet jantan dan betina. Pada bagian bab ini kita akan lebih membahas
pada organ reproduksi pada hewan (organisme).
Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria
(systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria
biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-bahan
yang tidak diperlukan atau membahayakan bagi kesehatan tubuh keluar
dari tubuh sebagai larutan dalam air dengan perantaraan ginjal dan
salurannya. Pengaturan terhadap tekanan osmotik cairan tubuh yang
relatif konstan adalah hal yang dibutuhkan ikan agar proses fisiologi di
dalam tubuhnya berjalan normal. Pengaturan tersebut disebut dengan
Osmoregulasi. (FPIK Universitas Bung Hatta)
Kata kunci: Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari
sistem urinaria dan sistem genital, yang mana sistem urinaria dibagi
menjadi traktus urinaria atas dan bawah. Sistem urogenital vertebrata
A. PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup termasuk hewan memerlukan zat-zat makanan
untuk dapat bertahan hidup dan menjalankan fungsinya dengan baik. Zat-
zat makanan tersebut diedarkan oleh sel-sel tubuh melalui sistem yang
dinamakan dengan sistem peredaran darah/sirkulasi. Sistem peredaran
darah merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan
lingkungan cairan internal tubuh. Sistem peredaran darah diartikan
sebagai suatu cara kerja organ yang berfungsi untuk memindahkan zat ke
sel dan dari sel. Sistem ini membawa nutrien dan gas ke semua sel,
jaringan, organ dan sistem organ serta membawa produk akhir metabolik
keluar darinya. Fungsi utama sistem peredaran darah adalah
mendistribusikan hasil metabolisme yaitu oksigen ke seluruh sel tubuh
organisme serta mengumpulkan sisa buangan metabolisme untuk
diekskresikan. Selain itu sistem peredaran darah berfungsi sebagai
termoregulasi, distribusi hormon ke tempat sasaran dan sebagai sistem
pertahanan tubuh. Sistem peredaran darah terbagi 3 yaitu 1) Sistem difusi;
2) Sistem peredaran darah terbuka yaitu cairan tubuh tidak selalu beredar
di dalam pembuluh darah, darah dan cairan tersebut akan keluar dari
pembuluh darah dan beredar di dalam rongga tubuh.; 3) Sistem peredaran
darah tertutup yaitu darah mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah.
Seluruh hewan vertebrata mulai dari ikan, katak, reptil, burung hingga
manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran
darah tertutup terdiri atas jantung, pembuluh darah, darah, limfa dan
pembuluh limfa. Sistem peredaran darah tertutup dapat memiliki pola
A. PENDAHULUAN
Banyak orang yang melupakan pentingnya struktur dan fungsi hewan,
ketika kita mempelajari struktur dan fungsi hewan, kita akan mempelajari
jaringan, organ dan sistem organ. Jaringan adalah kumpulan sel sejenis
yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk membentuk suatu
organ. Gabungan dari beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu di
dalam tubuh disebut sistem organ. Dalam makalah ini penulis akan
membahas lebih detail tentang macam-macam jaringan, fungsi dari organ
dan sistem organ.
Pembahasan pada bab ini penting sekali untuk di bahas karena dalam
kenyataannya kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan kurang bersyukur atas
segala nikmat yang telah Tuhan berikan pada kita. Contohnya saja ketika
kita belajar tentang organ kulit, organ kulit terdiri dari beberapa jaringan
yaitu jaringan epitel, jaringan saraf, jaringan ikat, jaringan otot dan
pembuluh darah. Bayangkan saja ketika dalam salah satu bagian tubuh
kita tidak terdapat salah satu jaringan di atas, itu akan sangat mengerikan
sekali. Harapan penulis kepada pembaca setelah membaca makalah ini,
pembaca akan lebih mengerti tentang pentingnya jaringan, organ dan
sistem organ khususnya pada manusia.
Hewan bertulang belakang (vertebrata) memiliki struktur yang sangat
kompleks. Aktivitas tertentu melibatkan berbagai tingkatan organisasi
tubuhnya, yaitu sel, jaringan, organ, dan system organ. Sebagai contoh
sederhana adalah jantung, Apa yang menyusun jantung? Bagaimana
jantung bekerja? Jantung terdiri atas berjuta-juta sel sejenis yang
membentuk jaringan. Jaringan tersebut berkumpul membentuk organ
jantung yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh untuk
membawa zat makanan, mineral, dan oksigen. Organ jantung
membutuhkan organ lainnya untuk bekerja sama sehingga membentuk
DAFTAR PUSTAKA
Alton, Biggs et.al. 2008. Glencoe Biology. Glencoe Science Biology. New
York: Mc. Graw
Campbell, Reece-Mitchell. 2002. Biologi. Terjemahan oleh Manalu,
Wasmen dkk. Edisi Kelima Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga
Cecie Starr, Cristine A. Evers, and Lisa Starr. 2011. Biology Concepst and
Aplications. New York: Cengage Learning.
Kimball, J.W. 1989. Biologi. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Sumardi, I dan Agus, P. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Yogyakarta: UGM
Tortora, J, Gerard dan Derrickson, Bryan. 2009. Principles Of Anatomy And
Physiology. United States of America. John Wiley & Sons, Inc.
Weis, P.B. 1989. Element of Biology. New York: Mc. Grown-Hill
A. PENDAHULUAN
Tulang merupakan biomaterial yang sangat adaptif, dinamis secara
struktural, dan aktif secara metabolik, serta lebih unggul dari semua
biomaterial lainnya dalam hal kekuatan dan ketangguhan. Secara khusus,
struktur, ukuran dan kekuatan tulang bergantung pada adanya rangsangan
secara fisiologis dan mekanis. Rangsangan mekanis tersebut dapat
memulai atau menghambat proses pemodelan dan remodeling tulang
sebagai respon terhadap variasi kekuatan internal atau eksternal (Hart et
al., 2020).
Tulang merupakan bagian dari sistem rangka yang memiliki fungsi
utama untuk memberikan dukungan struktural, dan mempertahankan
homeostasis kalsium pada tubuh. Fungsi-fungsi tersebut adalah dilakukan
oleh sel-sel pemecah tulang (osteoklas) dan sel pembentuk tulang
(osteoblas) yang dapat mengubah ukuran, bentuk, dan massa tulang
terutama selama masa pertumbuhan (Jerome et al., 2018). Tulang dapat
melindungi beberapa organ vital seperti pada tengkorak, tulang belakang
dan tulang rusuk serta memberikan dukungan struktural dan fungsional
untuk hematopoiesis atau proses pembentukan komponen sel darah (Baig
& Bacha, 2022). Tulang juga bersinergi dengan otot sehingga disebut
sebagai alat gerak pasif. Tulang juga memiliki peranan penting karena
gerak tidak akan terjadi tanpa tulang (Pramestiyani et al., 2022).
B. KLASIFIKASI TULANG
Jaringan tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat fisiknya
dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang sejati.
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri dari 3 macam yaitu:
A. PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan tentang histologi dan struktur sistem otot,
dan fungsi serta macam otot. Otot merupakan salah satu jaringan dasar
dari keempat jaringan dasar pada hewan. Tiga jaringan dasar lainnya
adalah jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Jaringan otot
sendiri terdiri dari macam-macam otot yaitu otot rangka, otot polos, dan
otot jantung. Ketiga macam otot tersebut juga memiliki beberapa sifat
yang sama.
Otot rangka dapat menunjukkan rangsangan yang disebabkan oleh
membran plasma mengubah keadaan depolarisasi dan mengirimkan sinyal
listrik dalam pola seperti gelombang yang disebut potensial aksi di
sepanjang membran sel otot rangka. Otot rangka berkordinasi dengan
sistem saraf untuk bekerja dengan baik. Sebaliknya, sistem saraf kurang
mempengaruhi aktivitas otot jantung dan otot polos. Di sisi lain, baik otot
jantung maupun otot polos dapat merespons rangsangan yang lain,
seperti katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) dari darah, hormon, dan
rangsangan lokal.
B. OTOT RANGKA
Setiap otot rangka adalah organ yang terdiri dari berbagai jaringan
terintegrasi. Jaringan ini termasuk serat otot rangka, pembuluh darah,
serat saraf, dan jaringan ikat. Setiap otot rangka memiliki tiga tingkat
jaringan ikat yang membungkusnya. Tingkat jaringan ikat ini memberikan
struktur pada otot secara keseluruhan, dan juga mengelompokkan serat
otot di dalam otot menjadi beberapa kelompok. Setiap otot besar
terbungkus dalam selubung jaringan ikat padat dan tidak teratur yang
disebut epimisium. Peran dari epimisium adalah menahan fasikula otot
Sumario, S.Pd
SMA Pasundan 5 Kota Bandung dan SMPN 1 Cimenyan Kab. Bandung, Jawa barat
BAB 10
HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN SALURAN
DAN KELENJAR PENCERNAAN
A. PENDAHULUAN
Apakah anda semua tau tentang histologi, anatomi dan fisiologi tubuh
manusia? histologi adalah ilmu yang mempelajari struktur jaringan secara
detail menggunakan mikroskop pada persendian jaringan yang dipotong
tipis, salah satu dari salah satu cabang – cabang ilmu biologi. Histologi
disebut juga sebagai cabang ilmu biologi. Histologi dapat juga disebut
sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna amat berguna
dalam mempelajari fungsi fisiologi sel – sel dalam tubuh, baik manusia,
hewan serta tumbuhan, dan dalam bentuk histologi ia berguna dalam
penegakan diagnosis penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi
dan deformasi organ.
Anatomi manusia atau antropotomi adalah sebuah bidang khusus
dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia.
Fisiologi manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi
manusia yang sehat organ – organ mereka, dan sel – sel termasuk dalam
tubuh manusia. (Dwiastuti, 2017)
A. PENDAHULUAN
Setiap hewan vertebrata di dunia ini membutuhkan udara di dalam
proses respirasinya. Udara yang dibutuhkan adalah oksigen (O2) yang
berperan dalam pembentukan energi. Untuk mendapatkan oksigen dari
lingkungan maka hewan dibekali dengan sistem respirasi (sistem
pernapasan). Sistem respirasi tersusun oleh organ-organ respirasi yang
memiliki fungsi dan kinerja yang sama.
Organ respirasi antara hewan satu dengan yang lainnya memiliki
perbedaan yang mendasar. Beberapa hewan bernapas dengan
menggunakan kulit, trakea, paru-paru, paru-paru buku dan juga insang.
Organ respirasi memungkinkan terjadinya proses pertukaran O2 dan juga
CO2.
Pertukaran gas O2 dan CO2 umumnya terjadi di dalam alveoli paru-
paru. Struktur paru-paru berisi kantung-kantung udara yang memiliki
dinding tipis untuk memungkinkan terjadinya proses difusi. Saat udara
masuk kedalam tubuh hewan maka terjadi beberapa proses seperti udara
akan disaring, dihangatkan hingga dilembabkan. Kadar udara juga akan
diatur melalui mekanisme kontraksi otot-otot respirasi.
Pengaliran udara akan melalui saluran khusus dan dibawa oleh darah
menuju ke sel-sel tubuh untuk mendukung proses penghasilan energi yang
diperoleh dari mengonsumsi makanan.
Dr. Syamsul Bachry. H, S.Si., M.Si & Febri Ayu, S.Si., M.Si
A. PENDAHULUAN
Histologi adalah cabang Ilmu biologi yang mempelajari struktur organ,
jaringan, sel dan sistem organ tubuh secara mikroanatomi dan
mikroskopis. Pada dasarnya organ saling bekerja sama untuk membentuk
sistem untuk kelangsungan hidup dari suatu organisme seperti vertebrata.
Sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah dari vertebrata
merupakan sistem yang kompleks, hal ini karena adanya komponen-
komponen organ yang berfungsi dalam menjalankannya sistem sirkulasi
tersebut. Organ seperti jantung, peredaran limpe dan sel darah adalah
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem sirkulasi pada suatu
organisme seperti vertebrata.
Dalam sistem sirkulasi, peran darah sangat penting sebagai media
transportasi. Diketahui bahwa darah sebagai media transportasi dari
berbagai zat-zat yang diperlukan oleh seluruh tubuh seperti oksigen,
karbondioksida, zat-zat sisa, elektrolit, nutrisi dan hormon. Bahan-bahan
tersebut akan di salurkan, diendapkan atau dilarutkan di dalam darah yang
kemudian di distribusikan ke seluruh tubuh melalui organ jantung dan
pembuluh darah seperti arteri, vena, dan kapiler. Jantung adalah organ
utama dalam sistem peredaran darah yang memiliki fungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh yaitu jantung. Sedangkan pembuluh
darah seperti arteri dan vena memiliki fungsi yang berbeda. Arteri akan
membawa darah keluar dari jantung ke seluruh tubuh, lalu vena
membawa darah kembali ke jantung. Sedangkan jaringan kapiler
menghubungkan arteri dan vena, mengirim nutrisi dan oksigen ke sel
tubuh, serta mengeluarkan zat sisa metabolisme, seperti karbon dioksida.
A. PENDAHULUAN
Sistem reproduksi pada jantan terdiri dari dua bagian yaitu bagian
eksternal dan internal. Bagian eksternal terdiri dari penis dan skrotum
sedangkan bagian internal terdiri dari gonad atau testis, saluran
ekskretoris, kelenjar aksesori. Testis melakukan organel yang penting
dalam fungsi reproduksi yaitu untuk menghasilkan spermatozoa dan
hormon jantan, testosteron (Young et al., 2014).
Sperma diproduksi di dalam testis yang berjalan dari sistem saluran
yang terdiri dari duktus efferen, epididimis, duktus (vas) deferen dan
saluran ejakulasi mengumpulkan, menyimpan dan membawa
spermatozoa dari masing-masing testis. Saluran ejakulasi berkumpul di
uretra, dimana spermatozoa dikeluarkan ke dalam saluran reproduksi
wanita selama kopulasi. Fungsi dua kelenjar eksokrin yaitu pasangan
vesikula seminalis dan kelenjar prostat tunggal untuk mengeluarkan nutrisi
dan pelumas berupa cairan sebagai media yang disebut cairan mani
(semen) di mana spermatozoa disalurkan ke saluran reproduksi wanita. Air
mani atau semen adalah cairan yang dikeluarkan saat ejakulasi, terdiri dari
mani cairan dan spermatozoa, ditambah beberapa sel lapisan saluran yang
terkelupas. Penis adalah organ kopulasi. Sepasang kecil kelenjar aksesori
yaitu kelenjar bulbourethral dari Cowper berfungsi mengeluarkan cairan
yang melumasi uretra sebelum keluarnya air mani saat ejakulasi (Young et
al., 2014). Gambar 1 memperlihatkan letak bagian eksternal dan internal
pada sistem reproduksi jantan yang diambil contoh pada manusia.
Ulinniam, M.Pd
Penulis dilahirkan di Indramayu pada tanggal 26 Januari
1989. Masa kecil dihabiskan di kampung halamannya
yaitu di Desa Kedokanbunder Wetan Blok Truwali
Kecamatan Kedokanbunder Kabupaten Indramayu.
Pendidikan dasar di SDN Kedokanbunder Wetan II,
Kemudian Melanjutkan ke SMP NU Kaplongan dan
dilanjutkan ke SMAN 1 Krangkeng. Pendidikan tinggi
ditempuh pada Tadris Pendidikan Biologi di IAIN Syekh Nurjati Cirebon
lulus tahun 2011. Pendidikan S2 dilanjutkan di Pascasarjana Universitas
Kuningan pada Program Studi Pendidikan Biologi lulus tahun 2016.
Sekarang, penulis mengabdikan diri sebagai dosen tetap di STKIP Pangeran
Dharma Kusuma Segeran Juntinyuat Indramayu pada program studi
pendidikan Biologi.
Sumario, S.Pd
Penulis lahir di bandung 02 maret 1991 dan sekarang
menetap di kota bandung. Menyelesaikan pendidikan
dasar di SDN Griba 23 kota bandung pada tahun
2003.dan melanjutkan pendidikan di SMP Pasundan 2
Kota Bandung lulus pada tahun 2006 dan SMA
Pasundan 8 Kota Bandung sampai pada tahun 2009.
Setelah itu ia tempuh selanjut nya pendidikan strata 1
prodi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di kampus STKIP
BANTEN. Hingga lulus pada tahun 2015 lalu di tahun 2015 sampai tahun
2017 ia kembali melanjutkan study strata 1 nya kembali di prodi
manajemen sumber daya manusia di kampus STIE BINA BANGSA.
Terpanggil dari rasa ingin tahu nya. pria yang sering disapa Mario ini
selain aktif sebagai tenaga pengajar di berbagai institusi pendidikan
khusus nya di kota bandung. Mario pun sangat memiliki hobi menulis. Dari
hobi nya tersebut di beberapa termin waktu yang lalu ia pernah menjadi
juara 1 lomba essay kepramukaan yang dilaksanakan di Unila lampung
selain itu banyak juga beberapa journal yang telah ia publish. Selain hobi
sebagai penulis pria yang biasa dipanggil dengan sebutan Sumario ini dia