Anda di halaman 1dari 60

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN

Tim Penulis:
Handayani, Afkar, Ulinniam, Sri Maya, Sumario, Dewi Asriani Ridzal,
Dharma Gyta Sari Harahap, Swastika Oktavia, Nastiti Intan Permata Sari,
Kasmawati & Muh. Rafi’y, Syamsul Bachry. H & Febri Ayu, Ria Ceriana.

Desain Cover:
Fawwaz Abyan

Tata Letak:
Handarini Rohana

Editor:
Handayani

ISBN:
978-623-459-359-4

Cetakan Pertama:
Februari, 2023

Hak Cipta 2023, Pada Penulis

Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang


Copyright © 2023
by Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung
All Right Reserved

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau


seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT:
WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG
(Grup CV. Widina Media Utama)
Komplek Puri Melia Asri Blok C3 No. 17 Desa Bojong Emas
Kec. Solokan Jeruk Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

Anggota IKAPI No. 360/JBA/2020


Website: www.penerbitwidina.com
Instagram: @penerbitwidina
Telepon (022) 87355370
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang teramat dalam dan tiada kata lain yang patut kami
ucapkan selain rasa syukur, karena berkat rahmat dan karunia-Nya buku
yang berjudul struktur dan perkembangan hewan ini telah dapat di
terbitkan untuk dapat dikonsumsi oleh khalayak banyak.
Semua makhluk hidup mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan pada hewan ditandai dari bertambahnya
ukuran, seperti tinggi, berat, panjang serta bentuk tubuh yang sifatnya
tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula). Secara umum,
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan tidak besa jauh dengan
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pertumbuhan dan
perkembangan pada hewan terjadi pada seluruh bagian tubuhnya, diawali
dari proses fertilisasi, yaitu proses terjadinya pembuahan sel telur dengan
sel sperma. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dibagi menjadi
dua fase utama, yaitu fase embrionik dan fase pasca-embrionik. SPH
(Struktur & Perkembangan Hewan) adalah ilmu yang berperan sebagai
dasar untuk ilmu-ilmu lain dalam bidang hewan antara lain: fisiologi
hewan, taksonomi hewan, biokimia hewan, genetika hewan, anatomi
hewan, mikroteknik hewan, dan lain-lain. Disini dipelajari struktur
makroanatomi dan mikroanatomi suatu organ, ontogeni organ dan
perkembangan mulai dari gametogenesis sampai dengan terbentuknya
embrio. Selain itu Struktur Hewan memberikan pengetahuan dan
penjelasan tentang ciri-ciri hewan vertebrata, pola perkembangan tubuh
vertebrata, struktur anatomi mikroskopis dari berbagai jaringan dasar
tubuh vertebrata serta struktur morfologi, makroanatomi dan fungsi dari
sistem integumen (kulit), sistem skelet (rangka), sistem muskulus (otot),
sistem sirkulasi (peredaran darah), sistem respirasi (pernafasan), sistem
digesti (pencernaan), sistem ekskresi, sistem genitalia (reproduksi), organ-
organ indera, sistem saraf dan sistem endokrin. Melalui buku SPH ini,
diharapkan pembaca mampu menjelaskan morfologi dan topografi sistem
organ pada tubuh hewan, baik secara makrokopis maupun mikrokopis,
serta dapat membandingkan berbagai sistem organ dari beberapa kelas.

iii
Oleh karena itu buku yang berjudul struktur dan perkembangan
hewan ini hadir sebagai bagian dari upaya untuk menambah khazanah,
diskusi sekaligus penguatan di bidang struktur dan perkembangan hewan.
Akan tetapi pada akhirnya kami mengakui bahwa tulisan ini terdapat
beberapa kekurangan dan jauh dari kata sempurna, karena sejatinya
kesempurnaan hanyalah milik tuhan semata. Maka dari itu, kami dengan
senang hati secara terbuka untuk menerima berbagai kritik dan saran dari
para pembaca sekalian, hal tersebut tentu sangat diperlukan sebagai
bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan dan
penyempurnaan karya selanjutnya di masa yang akan datang.
Terakhir, ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh pihak
yang telah mendukung dan turut andil dalam seluruh rangkaian proses
penyusunan dan penerbitan buku ini, sehingga buku ini bisa hadir di
hadapan sidang pembaca. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak
dan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ilmu pengetahuan
di Indonesia, khususnya terkait struktur dan perkembangan hewan.

Februari, 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ················································································· iii


DAFTAR ISI ····························································································· v
BAB 1 SISTEM INTEGUMEN PADA HEWAN VERTEBRATA ·························· 1
A. Pendahuluan ······················································································ 2
B. Susunan Lapisan Kulit Pada Vertebrata ············································ 4
C. Sistem Integumen Pada Ikan dan Derivatnya ··································· 6
D. Sistem Integumen Pada Amphibia dan Derivatnya ··························· 7
E. Sistem Integumen Pada Reptil dan Derivatnya ································· 8
F. Sistem Integumen Pada Aves dan Derivatnya ································· 10
G. Sistem Integumen Pada Mamalia dan Derivatnya ·························· 11
H. Rangkuman Materi ········································································· 14
BAB 2 SISTEM OTOT DAN RANGKA MENGENAI PEMBAGIAN OTOT,
FUNGSI SERTA PERKEMBANGAN PADA VERTEBRATA ··················· 17
A. Sistem Otot ······················································································ 18
B. Sistem Rangka·················································································· 28
C. Rangkuman Materi ·········································································· 37
BAB 3 SISTEM PENCERNAAN HEWAN VERTEBRATA ······························· 43
A. Pendahuluan ···················································································· 44
B. Sistem Pencernaan Pada Hewan ····················································· 44
C. Empat Tahap Utama Dalam Pengolahan Makanan ························· 45
D. Sistem Pencernaan Pada Vertebrata ··············································· 50
E. Adaptasi Evolusioner Pada Sistem Pencernaan Vertebrata ············ 61
F. Rangkuman Materi ·········································································· 62
BAB 4 SISTEM ORGAN RESPIRASI MENGENAI SUSUNAN
SISTEM ORGAN SISTEM PERNAFASAN DAN PERKEMBANGAN
PADA VERTEBRATA ····································································· 65
A. Pendahuluan ···················································································· 66
B. Hidung ····························································································· 67
C. Cavum Nasi ······················································································ 69
D. Faring / Nasofaring ·········································································· 69
E. Sinus Paranalis ················································································· 70
F. Laring ······························································································· 70

v
G. Trakhea ···························································································· 71
H. Paru-Paru ························································································· 73
I. Rangkuman Materi ·········································································· 80
BAB 5 SISTEM UROGENITAL MELIPUTI ORGAN DAN FUNGSI SYSTEM
UROGENITAL DAN ORGAN SEKS PADA VERTERBRATA ·················· 85
A. Dasar Pemikiran··············································································· 86
B. Perkembangan Sistem Urogenital ··················································· 87
C. Sistem Reproduksi Pada Vertebrata ················································ 89
D. Reproduksi Vegetatif ······································································ 90
E. Reproduksi Generatif ······································································ 91
F. Reproduksi Pada Vertebrata ··························································· 91
G. Perkembangbiakan Pada Mamalia ·················································· 97
H. Perkembangan Sistem Genital Pada Mamalia ································ 97
I. Rangkuman Materi ······································································· 100
BAB 6 SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA DAN PEMBULUH
DARAH SERTA PERKEMBANGAN VERTEBRATA ····························103
A. Pendahuluan ·················································································· 104
B. Komponen Sistem Peredaran Darah Pada Hewan Vertebrata ······ 105
C. Sistem Limfatik ·············································································· 110
D. Sistem Peredaran Darah Pada Hewan Vertebrata ························ 110
E. Rangkuman Materi ········································································ 120
BAB 7 JARINGAN DASAR PADA HEWAN VERTEBRATA ···························123
A. Pendahuluan ·················································································· 124
B. Struktur dan Jaringan Hewan Vertebrata ······································ 125
C. Rangkuman Materi ········································································ 137
BAB 8 HISTOLOGI DAN STRUKTUR TULANG SERTA FUNGSI TULANG ······139
A. Pendahuluan ·················································································· 140
B. Klasifikasi Tulang············································································ 140
C. Struktur Tulang ·············································································· 143
D. Histologi Tulang ············································································· 146
E. Fungsi Tulang ················································································· 149
F. Rangkuman Materi ········································································ 150
BAB 9 HISTOLOGI DAN STRUKTUR SISTEM OTOT, DAN FUNGSI
SERTA MACAM OTOT ·································································155
A. Pendahuluan ·················································································· 156

vi
B. Otot Rangka ··················································································· 156
C. Otot Polos ······················································································ 159
D. Otot Jantung ·················································································· 160
E. Rangkuman Materi ········································································ 161
BAB 10 HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN SALURAN
DAN KELENJAR PENCERNAAN ···················································163
A. Pendahuluan ·················································································· 164
B. Ruang Lingkup Ilmu Histologi ······················································· 164
C. Histologi Jaringan Tubuh Manusia ················································ 166
D. Rangkuman Materi ······································································· 186
BAB 11 HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN RESPIRASI ·························189
A. Pendahuluan ·················································································· 190
B. Sistem Respirasi Hewan Vertebrata ·············································· 190
C. Rangkuman Materi ········································································ 205
BAB 12 HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN PEREDARAN DARAH,
JANTUNG, PEREDARAN LIMPE DAN SEL DARAH
PADA VERTEBRATA ··································································209
A. Pendahuluan ·················································································· 210
B. Histologi Organ Jantung Vertebrata ·············································· 211
C. Histologi Sel Darah Vertebrata ······················································ 212
D. Organ Jantung ··············································································· 214
E. Pembuluh Limpe Atau Pembuluh Getah Bening ·························· 218
F. Rangkuman Materi ········································································ 220
BAB 13 HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN EKRESI DAN GENITAL
JANTAN ···················································································225
A. Pendahuluan ·················································································· 226
B. Sistem Reproduksi Jantan Internal ················································ 227
C. Sistem Reproduksi Jantan Eksternal ·············································· 244
D. Perkembangan Sistem Reproduksi Jantan ···································· 246
E. Rangkuman Materi ········································································ 252
GLOSARIUM ························································································255
PROFIL PENULIS ···················································································267

vii
STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 1: SISTEM INTEGUMEN PADA
HEWAN VERTEBRATA

Handayani, S.Si., M.Si

Prodi Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah


BAB 1
SISTEM INTEGUMEN PADA HEWAN VERTEBRATA

A. PENDAHULUAN
Hewan Vertebrata secara anatomi memiliki tulang penyokong tubuh
columna vertebralis. Pada kelompok hewan vertebrata bagian terluar dari
tubuh sudah terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem
integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali merupakan
bagian dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen
mampu memperbaiki dirinya sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak
terlalu parah (self-repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh). Lapisan
kulit dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis dan subkutis
(hipodermis) (Andriyani, Triana & Juliarti, 2015).
Integumen pada hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga
lalu lintas air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara bebas
memisahkan dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya. Salah satu sistem integumen adalah kulit. Kulit merupakan
jaringan yang menutupi permukaan luar tubuh, membentuk penghalang
terhadap lingkungan eksternal. Fungsi lain dari kulit sebagai organ
sensorik, tempat sekresi keringat dan pengaturan termoregulasi. Hal ini
dapat membantu tubuh dalam memonitor lingkungan eksternalnya
(Aspinall & Cappello, 2015).
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan yaitu stratum korneum,
lusidium, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum
germinativum. Dermis pada kulit terdiri atas stratum papilare dan stratum
reticular. Lapisan papilare merupakan bagian utama dari papila dermis
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada kulit terdapat kelenjar minyak,
kelenjar keringat. Kelenjar minyak merupakan kelenjar alveolar bercabang

2 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Abeng, KA, Kalangi SJR, Wangko S. 2016. Gambaran struktur kulit hewan
coba pada beberapa interval waktu postmoterm. J e-Biomedik
(eBm), 4 (1).
Andriyani, R., Triana, A. & Juliarti, W. 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi
dan Perkembangan. Edisi 1. Yogyakarta
de Iuliis and D. Pulera. 2007. The Dissection of Vertebrates, A Laboratory
Manual. San Diego, California: Academic Press, Elsevier Inc.
Gartner PL, Hiatt LJ. Atlas Berwarna Histologi (5th ed). Jakarta: Binarupa
Aksara, 2012; p. 274.
Martini, F. H. 2005. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 7th Edition.
Benjamin Cummings.
Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC, 1995; p. 86. [cited 20156 Jan
5]. Available from: https://books.google.co.id/books.
Standring, S. (2016). Gray's anatomy. 41st ed. Philadelphia: Elsevier
Limited.

Sistem Integumen Pada Hewan Vertebrata | 15


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 2: SISTEM OTOT DAN RANGKA MENGENAI
PEMBAGIAN OTOT, FUNGSI SERTA
PERKEMBANGAN PADA VERTEBRATA

Afkar, S.Pd., M.Pd

Universitas Al Muslim
BAB 2
SISTEM OTOT DAN RANGKA MENGENAI PEMBAGIAN
OTOT, FUNGSI SERTA PERKEMBANGAN
PADA VERTEBRATA

A. SISTEM OTOT
1. Pengertian Otot
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata otot (Muscle)
adalah jaringan kenyal dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi
menggerakkan organ tubuh. Arti lainnya dari otot adalah urat yang keras.
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah suatu
penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah
bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang
panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan rangsangan
maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel oto akan
memendekkan dirinya ke arah tertentu.
Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu
berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem
saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur
filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks,
yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat berkontraksi, filameb-filamen
tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondria di
sekitar miofibril (Manik. 2020. P. 162).
Terdapat pula macam – macam otot yang berbeda pada vertebrata.
Yang pertama ialah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding
jantung. Otot polos terdapat pada dinding semua organ tubuh yang
berlubang (kecuali jantung). Kontraksi otot polos yang umumnya tidak
terkendali, memperkecil ukuran struktur-struktur yang berlubang ini.
Pembuluh darah, usus, kandung kemih dan rahim merupakan beberapa
contoh dari struktur yang dindingnya sebagian besar terdiri atas otot polos.

18 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

ARDIYANTO, A. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST


OPERASI ORIF (OPEN REDUKSI INTERNAL FIKSASI) DENGAN NYERI
AKUT DI RUANG MELATI IV MEDIKAL BEDAH RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR SOEKARDJO TASIKMALAYA.
Asih, Y. (1999). Anatomi Fisiologi. EGC.
Cahyawati, T. D. (2018). Ameloblastoma. Jurnal Kedokteran, 7(1), 19-19.
Hendrawan, M. B., Sutajaya, I. M., & Citrawathi, D. M. (2019). Mekanisme
Kerja Borongan Yang Monoton Dan Repetitif Meningkatkan Keluhan
Muskuloskeletal Dan Kelelahan Penenun Di Desa Gelgel Klungkung.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha, 6(1), 44-51.
Indawati, T. I., & PI, M. H. SISTEM RANGKA MANUSIA.
Jemamun, A. E., Putri, S. S., & Thesia, A. (2020). Teknik Pemeriksaan
Parietoacanthial (Modified Waters Methode) Pada Kasus Fraktur
Orbita Lateral Dekstra Di Instalasi Radiologi Rsud Dr. Moewardi.
Proceeding of The URECOL, 95-97.
Manik, N., Raharjo, S., & Andiana, O. (2020). Latihan meremas bola tenis
spons untuk meningkatkan kemampuan otot tangan (studi kasus
anak tunadaksa cerebral palsy tipe spastic). Sport Science and
Health, 2(2), 162-167.
Musthofa, R. A., Utami, E., & Raharjo, S. (2019). Analisis Penerapan
Pemodelan Gerakan Karakter Manusia pada Animasi 3D dengan
Menggunakan Metode Forward Kinematics. Respati, 14(3).
Prasetya, W. R. Y. A., & Widhiada, I. W. (2018). Implementasi Sistem
Kontrol Fuzzy pada Robot Lengan Exoskeleton. Jurnal Mettek: Jurnal
Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin, 4(2), 54-61.
Putra, I. P. W. J., Sartika, N. A., Winaya, I. B. O., & Adi, A. A. A. M. (2019).
Perubahan Histopatologi Otot Jantung dan Aorta Mencit Jantan
Pascapaparan Asap Rokok Elektrik. Indonesia Medicus Veterinus,
8(4), 541-551.
Ratnawati, G., Damayanti, K., & Nugroho, A. E. (2022). Aktivitas Ramuan
Herbal sebagai Antagonis Reseptor H1, Relaksan Otot Polos dan

40 | Struktur dan Perkembangan Hewan


Penghambat Degranulasi Sel Mast sebagai Antiasmatik. Jurnal
Kefarmasian Indonesia, 1-10.
Ripai, N. I., & Graha, A. S. (2018). PENGARUH SPORTS MASSAGE PADA
EKSTREMITAS BAWAH TERHADAP FLEKSIBILITAS PEMAIN SEPAK
BOLA. MEDIKORA, 17(1).
Rust dkk. 1983. Zoologi Umum. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Sonic. K, Ikeda Y.,2018, Effect of Number of Hidden Neurons on Learning
in Large Scale Layere Neural Network, Proceeding of ICROS - SICE
International Joint Convference. Fukuoka International Congress
Center, Japan.
Susanto, G. N. (2019). STRUKTUR TULANG DAN OTOT SIRIP KAUDAL
KOMPLEKS Andamia heteroptera Bleeker (IKAN AMFIBI). BERITA
BIOLOGI, 18(1), 71-76.
Widianto, H., & Noerwidi, S. (2020). Diaspora Austronesia Di Indonesia
Berdasarkan Tinggalan Rangka Manusia. Prosiding Balai Arkeologi
Jawa Barat, 1-18.
Widiastuti, R. (2018). Hubungan Rasio Massa Otot Rangka Apendikular-
Massa Lemak Trunkal (Rasio ASM/TrF) Dengan Densitas Massa
Tulang Vertebra Pada Lansia (Doctoral dissertation).
Yohana, A., & Intarti, W. D. (2020, January). Efektifitas Statik Kontraksi
Otot Dasar Panggul, Transversus Abdominis, Dan Ekstremitas
Inferior Terhadap Pembukaan Serviks Kala 1 Persalinan. In
WIJAYAKUSUMA PROSIDING SEMINAR NASIONAL (Vol. 1, No. 1, pp.
60-66).

Sistem Otot dan Rangka Mengenai Pembagian Otot | 41


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 3: SISTEM PENCERNAAN
HEWAN VERTEBRATA

Ulinniam, M.Pd

STKIP Pangeran Dharma Kusuma Segeran Juntinyuat Indramayu


BAB 3
SISTEM PENCERNAAN HEWAN VERTEBRATA

A. PENDAHULUAN
Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan
fungsi-fungsi kehidupan tetapi tidak mampu berfikir. Untuk melakukan
aktivitas, hewan juga butuh asupan makanan dan secara tidak langsung
hewan juga mengalami proses pencernaan makanan.
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, terjadi proses pemecahan
makanan berbeda-beda. Sedangkan pada makhluk hidup tingkat rendah,
proses pemecahan makanan terjadi di dalam sel sebaliknya pada makhluk
hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan terjadi di luar sel. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya system pencernaan yang tersusun oleh
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Fungsi utama system pencernaan makanan adalah untuk
menyederhanakan atau memproses suatu bahan-bahan makanan yang
berguna, sehingga dapat di manfaatkan bagi tubuh. Bila di tinjau dari
prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang berhubungan
dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat
makanan serta pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh
mahluk hidup.
System pencernaan makanan dibangun oleh saluran-saluran yang
sangat muskuler, dimulai dari rongga mulut, faring, osefagus, lambung,
usus halus, usus kasar, dan usus buntu yang tumbuh rudimenter.

B. SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN


Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan,
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut
serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan
makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan

44 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Agung, R. 2015. Reproduksi Perkembangan Hewan.


Campbell Biology. 9th ed. Pearson Education, Inc. Irawan, B. 2003.
Campbell, N. A., J. B. Reece, and L. G. Mitchell. 2000. Biology. 6 th Ed.
Addison Wesley Longman. Inc.
Soeminto, D (2014). Perkembangan Hewan dan Manusia (bagian 2).
Tahapan Embbriogenesis.
Tim Penulis. (2015). BUKU AJAR REPRODUKSI PERKEMBANGAN HEWAN.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Wahyu, A. dkk. 2017. Embriologi Hewan Pembelahan (Cleavage)
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embriologi.

64 | Struktur dan Perkembangan Hewan


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 4: SISTEM ORGAN RESPIRASI MENGENAI
SUSUNAN SISTEM ORGAN SISTEM PERNAFASAN
DAN PERKEMBANGAN PADA VERTEBRATA

Sri Maya, S.Pd., M.Pd

Universitas Muslim Maros


BAB 4
SISTEM ORGAN RESPIRASI MENGENAI SUSUNAN
SISTEM ORGAN SISTEM PERNAFASAN DAN
PERKEMBANGAN PADA VERTEBRATA

A. PENDAHULUAN
Organ respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat
berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi
pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru- paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku,
bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus
sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada
ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
Organ respiratorius merupakan organ yang menyediakan tempat
untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfir, dan dalam batas-batas
tertentu meningkatkan kualitas udara yang diinspirasi dan mengatur
pengalirannya. Sistem respirasi dimulai nari nostril (lubang hidung/nares
anterior), cavum nasi, faring, laring, trakea, dan paru-paru.
Pertukaran gas terjadi di dalam alveoli paru-paru dimana darah kapiler
alveoli berkontakan dengan udara melalui dinding alveoli yang sangat tipis.
Dalam pengaliran mulai dari nostril sampai alveoli, udara biasa dibersihkan,
dilembabkan, dihangatkan, dan volumenya diatur oleh nostril dan laring.
Diafragma dan otot-otot respirasi lain ikut mengatur volume respirasi
melalui pembesaran dan penurunan ukuran cavum thorakalis.
Mukosa saluran respirasi dilapisi oleh epitel pseudostartified bersilia
dan menghasilkan mucus karena banyak mengandung sel goblet. Pada
lokasi yang terpapar oleh keausan/kerusakan, seperti nostril dan laring,
mukosanya dilapisi oleh epitel pipih banyak lapis.

66 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Robert Getty. 1975. Sisson and Grossman’s The Anatomy of the Domestic
Animals. Vol. I1. Ed. Ke 5. W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Peter Popesko. 1975. Atlas of Topographical Anatomy of The Domestic
Animals.
1975. Vol 1. Ed ke 2. W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Dyce K.M., Sack W.O., and Wensing C.J.G. (1996). Textbook of Veterinary
Anatomy. 2nd ed. W.B. Saunders Company. Phiadelphia.
Nichel R, Schummer A, Seiferle E. (1979). The Viscera of the Domestic
Mammals. Verlag Paul Parey. Berlin.

84 | Struktur dan Perkembangan Hewan


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 5: SISTEM UROGENITAL MELIPUTI ORGAN
DAN FUNGSI SYSTEM UROGENITAL DAN ORGAN
SEKS PADA VERTEBRATA

Sumario, S.Pd

SMA Pasundan 5 Kota Bandung dan SMPN 1 Cimenyan Kab. Bandung, Jawa barat
BAB 5
SISTEM UROGENITAL MELIPUTI ORGAN
DAN FUNGSI SYSTEM UROGENITAL DAN
ORGAN SEKS PADA VETERBRATA

A. DASAR PEMIKIRAN
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau melakukan
reproduksi. Sedangkan reproduksi itu sendiri adalah kemampuan
organisme untuk menghasilkan organisme baru yang sama dengan dirinya
yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan speciesnya.
Perkembangan makhluk hidup bermacam – macam secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua, yakni perkembangan tidak kawin atau
vegetative atau aseksual dan perkembangbiakan secara kawin atau
generaitive atau seksual. Reproduksi aseksual merupakan reproduksi yang
tidak melibatkan peleburan antara gamet jantan dan gamet betina.
Sebaliknya reproduksi seksual reproduksi yang melibatkan peleburan
gamet jantan dan betina. Pada bagian bab ini kita akan lebih membahas
pada organ reproduksi pada hewan (organisme).
Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria
(systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria
biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-bahan
yang tidak diperlukan atau membahayakan bagi kesehatan tubuh keluar
dari tubuh sebagai larutan dalam air dengan perantaraan ginjal dan
salurannya. Pengaturan terhadap tekanan osmotik cairan tubuh yang
relatif konstan adalah hal yang dibutuhkan ikan agar proses fisiologi di
dalam tubuhnya berjalan normal. Pengaturan tersebut disebut dengan
Osmoregulasi. (FPIK Universitas Bung Hatta)
Kata kunci: Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari
sistem urinaria dan sistem genital, yang mana sistem urinaria dibagi
menjadi traktus urinaria atas dan bawah. Sistem urogenital vertebrata

86 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Armijn1, A. (2020). volume 01. Sistem Urogenital, hlm.1.


Cartono. (2010). Biologi umum. Bandung: Prisma Prees Prokdatama,
Bandung.
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS). (2020). Volume 1. Pembentukan sistem
Urogenital pada hewan, hlm.01.
FPIK Universitas Bung Hatta. (t.thn.). BAB 07 Sistem Urogenital.
www.fpik.bunghatta.ac.id, 01.
Issirep, S. (1990). Pengantar Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Bandung: Angkasa.
Lab Embriologi FKH IPB. (2011). Perkembangan sistem Urogenital. Bogor:
FKH IPB.
Modul Biologi. (2010). Sistem Urogenitas. Bogor: IPB Bogor.
Suhanda, T. (1981). Pengantar Anatomi Perbandingan Veterbrata.
Bandung: Armico.
Suryo. (1994). Genetika. Yogyakarta: Universitas gajah mada.
W, W. (2009). Struktur Makroanatomi Organ. Surabaya: Kuliah Pengantar
Blok 6.
Yatim, W. (1990). Biologi Modern, Histologi. Bandung: Tarsito.

102 | Struktur dan Perkembangan Hewan


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 6: SISTEM PEREDARAN DARAH
VERTEBRATA DAN PEMBULUH DARAH
SERTA PERKEMBANGAN VERTEBRATA

Dewi Asriani Ridzal, S.Pd., M.Pd

Universitas Muslim Buton


BAB 6
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
DAN PEMBULUH DARAH SERTA
PERKEMBANGAN VERTEBRATA

A. PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup termasuk hewan memerlukan zat-zat makanan
untuk dapat bertahan hidup dan menjalankan fungsinya dengan baik. Zat-
zat makanan tersebut diedarkan oleh sel-sel tubuh melalui sistem yang
dinamakan dengan sistem peredaran darah/sirkulasi. Sistem peredaran
darah merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan
lingkungan cairan internal tubuh. Sistem peredaran darah diartikan
sebagai suatu cara kerja organ yang berfungsi untuk memindahkan zat ke
sel dan dari sel. Sistem ini membawa nutrien dan gas ke semua sel,
jaringan, organ dan sistem organ serta membawa produk akhir metabolik
keluar darinya. Fungsi utama sistem peredaran darah adalah
mendistribusikan hasil metabolisme yaitu oksigen ke seluruh sel tubuh
organisme serta mengumpulkan sisa buangan metabolisme untuk
diekskresikan. Selain itu sistem peredaran darah berfungsi sebagai
termoregulasi, distribusi hormon ke tempat sasaran dan sebagai sistem
pertahanan tubuh. Sistem peredaran darah terbagi 3 yaitu 1) Sistem difusi;
2) Sistem peredaran darah terbuka yaitu cairan tubuh tidak selalu beredar
di dalam pembuluh darah, darah dan cairan tersebut akan keluar dari
pembuluh darah dan beredar di dalam rongga tubuh.; 3) Sistem peredaran
darah tertutup yaitu darah mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah.
Seluruh hewan vertebrata mulai dari ikan, katak, reptil, burung hingga
manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran
darah tertutup terdiri atas jantung, pembuluh darah, darah, limfa dan
pembuluh limfa. Sistem peredaran darah tertutup dapat memiliki pola

104 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Maya, S dan Nur, R. A. (2021). Zoologi Vertebrata. Bandung: Widina


Bhakti Persada.
Purnamasari, R dan Santi, D. R. (2017). Fisiologi Hewan. Surabaya: UIN
Sunan Ampel.
Safrida. (2018). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Sloane, E. (2003). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Salemba Empat.
Wahyuningsih, H. P dan Kusmiyanti, Y. (2017). Anatomi Fisiologi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.
Yustina dan Darmadi. (2017). Fisiologi Hewan. Riau: Universitas Riau.

122 | Struktur dan Perkembangan Hewan


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 7: JARINGAN DASAR PADA
HEWAN VERTEBRATA

Dharma Gyta Sari Harahap, M.Pd

Universitas Musamus Merauke


BAB 7
JARINGAN DASAR PADA HEWAN VERTEBRATA

A. PENDAHULUAN
Banyak orang yang melupakan pentingnya struktur dan fungsi hewan,
ketika kita mempelajari struktur dan fungsi hewan, kita akan mempelajari
jaringan, organ dan sistem organ. Jaringan adalah kumpulan sel sejenis
yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk membentuk suatu
organ. Gabungan dari beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu di
dalam tubuh disebut sistem organ. Dalam makalah ini penulis akan
membahas lebih detail tentang macam-macam jaringan, fungsi dari organ
dan sistem organ.
Pembahasan pada bab ini penting sekali untuk di bahas karena dalam
kenyataannya kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan kurang bersyukur atas
segala nikmat yang telah Tuhan berikan pada kita. Contohnya saja ketika
kita belajar tentang organ kulit, organ kulit terdiri dari beberapa jaringan
yaitu jaringan epitel, jaringan saraf, jaringan ikat, jaringan otot dan
pembuluh darah. Bayangkan saja ketika dalam salah satu bagian tubuh
kita tidak terdapat salah satu jaringan di atas, itu akan sangat mengerikan
sekali. Harapan penulis kepada pembaca setelah membaca makalah ini,
pembaca akan lebih mengerti tentang pentingnya jaringan, organ dan
sistem organ khususnya pada manusia.
Hewan bertulang belakang (vertebrata) memiliki struktur yang sangat
kompleks. Aktivitas tertentu melibatkan berbagai tingkatan organisasi
tubuhnya, yaitu sel, jaringan, organ, dan system organ. Sebagai contoh
sederhana adalah jantung, Apa yang menyusun jantung? Bagaimana
jantung bekerja? Jantung terdiri atas berjuta-juta sel sejenis yang
membentuk jaringan. Jaringan tersebut berkumpul membentuk organ
jantung yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh untuk
membawa zat makanan, mineral, dan oksigen. Organ jantung
membutuhkan organ lainnya untuk bekerja sama sehingga membentuk

124 | Struktur dan Perkembangan Hewan


3. Tuliskan fungsi Jaringan Tulang Rawan dan ciri-ciri dari jaringan
tersebut.
4. Jaringan darah terdiri dari eritrosit, leukosit, trombosit, dan plasma.
Jelaskan Fungsi dari masing-masing bagian Jaringan Darah tersebut.
5. Jelaskan Sistem Organ pada Hewan Vertebrata.

DAFTAR PUSTAKA

Alton, Biggs et.al. 2008. Glencoe Biology. Glencoe Science Biology. New
York: Mc. Graw
Campbell, Reece-Mitchell. 2002. Biologi. Terjemahan oleh Manalu,
Wasmen dkk. Edisi Kelima Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga
Cecie Starr, Cristine A. Evers, and Lisa Starr. 2011. Biology Concepst and
Aplications. New York: Cengage Learning.
Kimball, J.W. 1989. Biologi. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Sumardi, I dan Agus, P. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Yogyakarta: UGM
Tortora, J, Gerard dan Derrickson, Bryan. 2009. Principles Of Anatomy And
Physiology. United States of America. John Wiley & Sons, Inc.
Weis, P.B. 1989. Element of Biology. New York: Mc. Grown-Hill

138 | Struktur dan Perkembangan Hewan


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 8: HISTOLOGI DAN STRUKTUR
TULANG SERTA FUNGSI TULANG

Swastika Oktavia, S.Si., M.Sc


Program Studi Biologi, Universitas Mathla’ul Anwar Banten
BAB 8
HISTOLOGI DAN STRUKTUR TULANG
SERTA FUNGSI TULANG

A. PENDAHULUAN
Tulang merupakan biomaterial yang sangat adaptif, dinamis secara
struktural, dan aktif secara metabolik, serta lebih unggul dari semua
biomaterial lainnya dalam hal kekuatan dan ketangguhan. Secara khusus,
struktur, ukuran dan kekuatan tulang bergantung pada adanya rangsangan
secara fisiologis dan mekanis. Rangsangan mekanis tersebut dapat
memulai atau menghambat proses pemodelan dan remodeling tulang
sebagai respon terhadap variasi kekuatan internal atau eksternal (Hart et
al., 2020).
Tulang merupakan bagian dari sistem rangka yang memiliki fungsi
utama untuk memberikan dukungan struktural, dan mempertahankan
homeostasis kalsium pada tubuh. Fungsi-fungsi tersebut adalah dilakukan
oleh sel-sel pemecah tulang (osteoklas) dan sel pembentuk tulang
(osteoblas) yang dapat mengubah ukuran, bentuk, dan massa tulang
terutama selama masa pertumbuhan (Jerome et al., 2018). Tulang dapat
melindungi beberapa organ vital seperti pada tengkorak, tulang belakang
dan tulang rusuk serta memberikan dukungan struktural dan fungsional
untuk hematopoiesis atau proses pembentukan komponen sel darah (Baig
& Bacha, 2022). Tulang juga bersinergi dengan otot sehingga disebut
sebagai alat gerak pasif. Tulang juga memiliki peranan penting karena
gerak tidak akan terjadi tanpa tulang (Pramestiyani et al., 2022).

B. KLASIFIKASI TULANG
Jaringan tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat fisiknya
dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang sejati.
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri dari 3 macam yaitu:

140 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Baig, M. A., & Bacha, D. (2022). Histology, Bone. StatPearls Publishing.


Carballo, C. B., Nakagawa, Y., Sekiya, I., & Rodeo, S. A. (2017). Basic
Science of Articular Cartilage. In Clinics in Sports Medicine (Vol. 36,
Issue 3, pp. 413–425). https://doi.org/10.1016/j.csm.2017.02.001
Clarke, B. (2008). Normal bone anatomy and physiology. In Clinical journal
of the American Society of Nephrology : CJASN: Vol. 3 Suppl 3.
https://doi.org/10.2215/CJN.04151206
Guo, X. E., Hu, Y. J., & Dinescu, A. T. (2020). Bone Structure and Function.
In Encyclopedia of Bone Biology (pp. 233–246). Elsevier Inc.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-09138-1.00006-1
Hall, B. K. (2015a). Vertebrate Cartilages. In Bones and Cartilage (pp. 43–
59). https://doi.org/10.1016/b978-0-12-416678-3.00003-3
Hall, B. K. (2015b). Vertebrate Skeletal Tissues. Bones and Cartilage, 2012,
3–16. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-416678-3.00001-x
Hart, N. H., Newton, R. U., Tan, J., Rantalainen, T., Chivers, P., Siafarikas, A.,
& Nimphius, S. (2020). Biological basis of bone strength: Anatomy,
physiology and measurement. Journal of Musculoskeletal Neuronal
Interactions, 20(3), 347–371.
Jerome, C., Hoch, B., & Carlson, C. S. (2018). 5. Skeletal System. In
Comparative Anatomy and Histology (pp. 67–88). Elsevier Inc.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-802900-8.00005-1
Maynard, R. L., & Downes, N. (2019). Introduction to the Skeleton. In
Anatomy and Histology of the Laboratory Rat in Toxicology and
Biomedical Research (pp. 11–22). https://doi.org/10.1016/b978-0-
12-811837-5.00003-4
Pramestiyani, M., Wardhani, Y., Sulung, N., Adriani, A., Wahyuni, T. P.,
Oktavia, S., Safitri, W., Lestari, N. C., & Iriani, F. A. (2022). Anatomi
Fisiologi.

152 | Struktur dan Perkembangan Hewan


Rawlings, W. (2007). The skeleton. In Massachusetts Review (Vol. 48, Issue
4, pp. 547–557). https://doi.org/10.5005/jp/books/11285_16
Salmah, S. (2016). Bahan Ajar Histologi Tulang dan Tulang Rawan. In
Departemen Histologi Fakultas Kedokteran UNHAS.

Histologi dan Struktur Tulang Serta Fungsi Tulang | 153


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 9: HISTOLOGI DAN
STRUKTUR SISTEM OTOT, DAN
FUNGSI SERTA MACAM OTOT

Dr. Nastiti Intan Permata Sari, S.Si., M.Ked.Trop

Universitas Pertahanan Republik Indonesia


BAB 9
HISTOLOGI DAN STRUKTUR SISTEM OTOT,
DAN FUNGSI SERTA MACAM OTOT

A. PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan tentang histologi dan struktur sistem otot,
dan fungsi serta macam otot. Otot merupakan salah satu jaringan dasar
dari keempat jaringan dasar pada hewan. Tiga jaringan dasar lainnya
adalah jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Jaringan otot
sendiri terdiri dari macam-macam otot yaitu otot rangka, otot polos, dan
otot jantung. Ketiga macam otot tersebut juga memiliki beberapa sifat
yang sama.
Otot rangka dapat menunjukkan rangsangan yang disebabkan oleh
membran plasma mengubah keadaan depolarisasi dan mengirimkan sinyal
listrik dalam pola seperti gelombang yang disebut potensial aksi di
sepanjang membran sel otot rangka. Otot rangka berkordinasi dengan
sistem saraf untuk bekerja dengan baik. Sebaliknya, sistem saraf kurang
mempengaruhi aktivitas otot jantung dan otot polos. Di sisi lain, baik otot
jantung maupun otot polos dapat merespons rangsangan yang lain,
seperti katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) dari darah, hormon, dan
rangsangan lokal.

B. OTOT RANGKA
Setiap otot rangka adalah organ yang terdiri dari berbagai jaringan
terintegrasi. Jaringan ini termasuk serat otot rangka, pembuluh darah,
serat saraf, dan jaringan ikat. Setiap otot rangka memiliki tiga tingkat
jaringan ikat yang membungkusnya. Tingkat jaringan ikat ini memberikan
struktur pada otot secara keseluruhan, dan juga mengelompokkan serat
otot di dalam otot menjadi beberapa kelompok. Setiap otot besar
terbungkus dalam selubung jaringan ikat padat dan tidak teratur yang
disebut epimisium. Peran dari epimisium adalah menahan fasikula otot

156 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Eurell, JA and Frappier, BL. 2006. Textbook of Veterinary Histology.


Blackwell Publishing Professional. USA.
Jennings, R and Premanandan, C. Veterinary Histology. The Ohio State
University. USA.

162 | Struktur dan Perkembangan Hewan


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 10: HISTOLOGI DAN STRUKTUR
ORGAN SALURAN DAN KELENJAR
PENCERNAAN

Sumario, S.Pd

SMA Pasundan 5 Kota Bandung dan SMPN 1 Cimenyan Kab. Bandung, Jawa barat
BAB 10
HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN SALURAN
DAN KELENJAR PENCERNAAN

A. PENDAHULUAN
Apakah anda semua tau tentang histologi, anatomi dan fisiologi tubuh
manusia? histologi adalah ilmu yang mempelajari struktur jaringan secara
detail menggunakan mikroskop pada persendian jaringan yang dipotong
tipis, salah satu dari salah satu cabang – cabang ilmu biologi. Histologi
disebut juga sebagai cabang ilmu biologi. Histologi dapat juga disebut
sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna amat berguna
dalam mempelajari fungsi fisiologi sel – sel dalam tubuh, baik manusia,
hewan serta tumbuhan, dan dalam bentuk histologi ia berguna dalam
penegakan diagnosis penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi
dan deformasi organ.
Anatomi manusia atau antropotomi adalah sebuah bidang khusus
dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia.
Fisiologi manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi
manusia yang sehat organ – organ mereka, dan sel – sel termasuk dalam
tubuh manusia. (Dwiastuti, 2017)

B. RUANG LINGKUP ILMU HISTOLOGI


Histologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang
struktur dan sifat jaringan dan organ tubuh untuk menjelaskan fungsinya
dalam keadaan normal, termasuk perubahan sepanjang usia dan dalam
keadaan sakit. Salah satu metode dalam membuat sajian histologi yaitu
metode histotenik teknik ini merupakan salah satu teknik laboratorium
yang dipergunakan dalam kegiatan eksperimental. Hasil pemeriksaan dari
teknik ini adalah berupa specimen mikroskopik setelah dilakukan
pewarnaan sesuai dengan yang dibutuhkan, salah satunya adalah dengan
pewarnaan Hematoxylin – Eosin (HE).

164 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U. F. (1989). Buletin Penelitian Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.


Badan Litbangkes.
Amin, S. d. (1995). Bilogi 3 Untuk SMU kelas 3. Jakarta: Departement
Pendidikan dan Kebudayaan.
Cartono. (2001). Pratikum Biologi umum . Bandung: Prisma Pres.
Dharma, A. (1994). Anatomi Manusia. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
DKK, L. (1995). Diagnostik Fisik. EGC Buku Kedokteran .
Dwiastuti, H. A. (2017). Histologi dan Anatomi Fisiologi Manusia . Pusat
Pendidikan Sumber daya Kesehatan .
Issirep, S. (1990). Pengantar Struktur dan Perkembangan Tumbuhan .
Yogyakarta : Fakultas Biologi,Universitas Gajah Mada .
kus, I. (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis .
Bandung : Rama Widya .
lee, S. l. (2011). Anatomi Tubuh manusia . Oxford University .
lestari, E. S. (2009). Biologi ''Makhluk Hidup dan Lingkungan nya ''SMA
kelas IX. Bandung: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Nahdiah, C. a. (2010). Biologi Umum. Bandung : Prisma Prees Prodaktama .
Prawirohartono. (2003). Sains Biologi SMU 1B . Bandung : Graffindo Media
Pratama .
Purwanti, S. (2021). Sains Dasar . Yogyakarta : Modul UAD .
Salman, A. (2003). Biologi SMU Kelas III Semester II. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
Yatim, W. (1990). Biologi Modern,Histologi. . Bandung: Tarsito.

Histologi & Struktur Organ Saluran & Kelenjar Pencernaan | 187


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 11: HISTOLOGI DAN
STRUKTUR ORGAN RESPIRASI

Dra. Kasmawati, M.Si & Muh. Rafi’y, S.Pd., M.Pd

Universitas Graha Nusantara & Universitas Musamus Merauke


BAB 11
HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN RESPIRASI

A. PENDAHULUAN
Setiap hewan vertebrata di dunia ini membutuhkan udara di dalam
proses respirasinya. Udara yang dibutuhkan adalah oksigen (O2) yang
berperan dalam pembentukan energi. Untuk mendapatkan oksigen dari
lingkungan maka hewan dibekali dengan sistem respirasi (sistem
pernapasan). Sistem respirasi tersusun oleh organ-organ respirasi yang
memiliki fungsi dan kinerja yang sama.
Organ respirasi antara hewan satu dengan yang lainnya memiliki
perbedaan yang mendasar. Beberapa hewan bernapas dengan
menggunakan kulit, trakea, paru-paru, paru-paru buku dan juga insang.
Organ respirasi memungkinkan terjadinya proses pertukaran O2 dan juga
CO2.
Pertukaran gas O2 dan CO2 umumnya terjadi di dalam alveoli paru-
paru. Struktur paru-paru berisi kantung-kantung udara yang memiliki
dinding tipis untuk memungkinkan terjadinya proses difusi. Saat udara
masuk kedalam tubuh hewan maka terjadi beberapa proses seperti udara
akan disaring, dihangatkan hingga dilembabkan. Kadar udara juga akan
diatur melalui mekanisme kontraksi otot-otot respirasi.
Pengaliran udara akan melalui saluran khusus dan dibawa oleh darah
menuju ke sel-sel tubuh untuk mendukung proses penghasilan energi yang
diperoleh dari mengonsumsi makanan.

B. SISTEM RESPIRASI HEWAN VERTEBRATA


1. Sistem respirasi pisces
Dalam klasifikasi hewan chordata (bertulang belakang) kelas pisces
(ikan) berada pada urutan terbawah dari keseluruhan kelas yang ada.
Habitat kelas ini berada di air sehingga ikan memiliki sistem-sistem unik
yang telah teradaptasi sesuai lingkungannya. Salah satu sistem yang

190 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, W. (2019). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: PT Kanisius


Maya, S. & Amalia, R. (2021). Zoologi Vertebrata. Bandung: Widina Bhakti
Persada Bandung
Nisa’, G. (2021). Struktur Hewan Vertebrata. Semarang: CV. Alinea Media
Dipantara
Sari, D. & Anitasari S. (2018). Struktur Hewan (Anatomi Makroskopik dan
Mikroskopik). Yogyakarta: Nusamedia

Histologi dan Struktur Organ Respirasi | 207


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 12: HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN
PEREDARAN DARAH, JANTUNG, PEREDARAN
LIMPE DAN SEL DARAH PADA VERTEBRATA

Dr. Syamsul Bachry. H, S.Si., M.Si & Febri Ayu, S.Si., M.Si

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai


BAB 12
HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN PEREDARAN
DARAH, JANTUNG, PEREDARAN LIMPE DAN
SEL DARAH PADA VERTEBRATA

A. PENDAHULUAN
Histologi adalah cabang Ilmu biologi yang mempelajari struktur organ,
jaringan, sel dan sistem organ tubuh secara mikroanatomi dan
mikroskopis. Pada dasarnya organ saling bekerja sama untuk membentuk
sistem untuk kelangsungan hidup dari suatu organisme seperti vertebrata.
Sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah dari vertebrata
merupakan sistem yang kompleks, hal ini karena adanya komponen-
komponen organ yang berfungsi dalam menjalankannya sistem sirkulasi
tersebut. Organ seperti jantung, peredaran limpe dan sel darah adalah
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem sirkulasi pada suatu
organisme seperti vertebrata.
Dalam sistem sirkulasi, peran darah sangat penting sebagai media
transportasi. Diketahui bahwa darah sebagai media transportasi dari
berbagai zat-zat yang diperlukan oleh seluruh tubuh seperti oksigen,
karbondioksida, zat-zat sisa, elektrolit, nutrisi dan hormon. Bahan-bahan
tersebut akan di salurkan, diendapkan atau dilarutkan di dalam darah yang
kemudian di distribusikan ke seluruh tubuh melalui organ jantung dan
pembuluh darah seperti arteri, vena, dan kapiler. Jantung adalah organ
utama dalam sistem peredaran darah yang memiliki fungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh yaitu jantung. Sedangkan pembuluh
darah seperti arteri dan vena memiliki fungsi yang berbeda. Arteri akan
membawa darah keluar dari jantung ke seluruh tubuh, lalu vena
membawa darah kembali ke jantung. Sedangkan jaringan kapiler
menghubungkan arteri dan vena, mengirim nutrisi dan oksigen ke sel
tubuh, serta mengeluarkan zat sisa metabolisme, seperti karbon dioksida.

210 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Arikan, H. & Cicek, K. (2014). Haematology of Amphibians and Reptiles: a


review. North-Western Journal of Zoology, 10 (1), 190-209.
Brelje, T. C. & Sorenson, R. L. (2021). Histology Guide. Diakses pada 5 juni
2022 dari https://histologyguide.com/slideview/MH-070-heart/09-
slide-2.html
Brelje, T. C. & Sorenson, R. L. (2021). Histology Guide. Diakses pada 6 juni
2022 dari https://histologyguide.com/slideview/MH-070-heart/09-
slide-2.html
Brelje, T. C. & Sorenson, R. L. (2021). Histology Guide. Diakses pada 6 juni
2022 dari https://histologyguide.com/slideview/MH-070-heart/09-
slide 2.html?x=15239&y=32251&z=50.0
Brelje, T. C. & Sorenson, R. L. (2021). Histology Guide. Diakses pada 7 juni
2022 dari https://histologyguide.com/slideview/MH-070-heart/09-
slide-2.html?x=44864&y=14007&z=100.0
Brelje, T. C. & Sorenson, R. L. (2021). Histology Guide. Diakses pada 7 juni
2022 dari https://histologyguide.com/slideview/MH-070-heart/09-
slide-2.html?x=78586&y=8278&z=100.0)
Campbell, T.W. 2004. Hematology of Lower Vertebrates. American College
of Veterinary Pathologists & American Society for Veterinary Clinical
Pathology, Middleton WI, USA. Hal 1214.
Clark, P., Boardmann, W., & Raidal, S. (2009). Atlas of Clinical Avian
Hematology. USA: Willey-Blackwel.
Laily, H., Farikhah, F., & Firmani, U. (2018). Analisis Histologis Ginjal, Hati
Dan Jantung Ikan Lele Afrika Clarias gariepinus Yang Mengalami
Anomali Pada Sirip Pektoral. Jurnal Perikanan Pantura (JPP), 1 (2),
30-38.
Preanger, C., Utama I. H., Kardena, I. M. (2016). Gambaran Ulas Darah Ikan
Lele Di Denpasar Bali. Indonesia Medicus Veterinus. 5 (2), 96-103
Robert, R. J. (2012). Fish Pathology, Wiley-Blackwell: Lowa
Rousdy, D. W. & Linda, R. (2018). Hematologi Perbandingan Hewan
Vertebrata: Lele (Clarias batracus), Katak (Rana sp.), Kadal (Eutropis

222 | Struktur dan Perkembangan Hewan


multifasciata), Merpati (Columba livia) dan Mencit (Mus musculus).
Bioma: Jurnal Ilmiah Biologi (1), 2-13.
Saladin, K. (2009). Anatomy and Physiology: The Unity of Form, and
Function 5th Edition. New York: McGraw Hill Company
Seeley, R. R., Stephent, T. D., Tate, P. (2007). Anatomy and Physiology.
Eight Edition. Boston: McGraw Hill Company.
Sheppaard, G. & Curran, T. (2011). Module 1: Anatomy and Physiology of
the Heart. Canterbury.
Smith, C. & Jarecki, A. (2011). Atlas of Comparative Diagnostic and
Experimental Hematology. United Kingdom: Willey-Blackwell.
Stacy, N. I., Alleman, A. R., & Sayler, K. A. (2011). Diagnostic hematology of
reptiles. Journal Clin. Lab. Med. 31, 87-108.
Vranova, Martina & Cornelia. (2014). “Lymphatic vessel in inflamation”.
Journal of Clinical and Celullar Immunology.
Zapata, A. G., Varas, A. & Torroba, M. (1992). “Seasonal Variation in
Immune System of Lower Vertebrate”. Immunol Today, 13:142-147.
Zgraggen, S., Ochsenbein, A. M., & Detmar, M. (2013). An important role
of blood and lymphatic vessels in inflammation and allergy. Journal
of allergy.

Histologi dan Struktur Organ Peredaran Darah | 223


STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN
BAB 13: HISTOLOGI DAN STRUKTUR
ORGAN EKRESI DAN GENITAL JANTAN

Ria Ceriana, S.Pd.I., S.Si., M.Si

Akademi Farmasi YPPM Mandiri


BAB 13
HISTOLOGI DAN STRUKTUR ORGAN
EKRESI DAN GENITAL JANTAN

A. PENDAHULUAN
Sistem reproduksi pada jantan terdiri dari dua bagian yaitu bagian
eksternal dan internal. Bagian eksternal terdiri dari penis dan skrotum
sedangkan bagian internal terdiri dari gonad atau testis, saluran
ekskretoris, kelenjar aksesori. Testis melakukan organel yang penting
dalam fungsi reproduksi yaitu untuk menghasilkan spermatozoa dan
hormon jantan, testosteron (Young et al., 2014).
Sperma diproduksi di dalam testis yang berjalan dari sistem saluran
yang terdiri dari duktus efferen, epididimis, duktus (vas) deferen dan
saluran ejakulasi mengumpulkan, menyimpan dan membawa
spermatozoa dari masing-masing testis. Saluran ejakulasi berkumpul di
uretra, dimana spermatozoa dikeluarkan ke dalam saluran reproduksi
wanita selama kopulasi. Fungsi dua kelenjar eksokrin yaitu pasangan
vesikula seminalis dan kelenjar prostat tunggal untuk mengeluarkan nutrisi
dan pelumas berupa cairan sebagai media yang disebut cairan mani
(semen) di mana spermatozoa disalurkan ke saluran reproduksi wanita. Air
mani atau semen adalah cairan yang dikeluarkan saat ejakulasi, terdiri dari
mani cairan dan spermatozoa, ditambah beberapa sel lapisan saluran yang
terkelupas. Penis adalah organ kopulasi. Sepasang kecil kelenjar aksesori
yaitu kelenjar bulbourethral dari Cowper berfungsi mengeluarkan cairan
yang melumasi uretra sebelum keluarnya air mani saat ejakulasi (Young et
al., 2014). Gambar 1 memperlihatkan letak bagian eksternal dan internal
pada sistem reproduksi jantan yang diambil contoh pada manusia.

226 | Struktur dan Perkembangan Hewan


DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, VP. (1996). Di Fiore’s Atlas of Histology with Functional


Correlations. Eighth Edition. USA: Williams and Wilkins.
Mescher, A. L. (2013). Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 13th
Edition. USA: McGraw-Hill Education.
Ovalle, W. K.; Nahirney, P. C. (2013). Netter’s Histology Flash Cards. China:
Elsevier.
Rehfeld, A; Nylander M; Karnov K. (2017). Conpendium of Histology; A
Theoretical and Practical Guide. Switzerland: Springer.
Ross, MH and Pawlina W. (2011). Histology A Text and Atlas with
Correlated Cell and Molecular Biology. Sixth Edition. Philadelphia:
Walters Kluwer Lippincott Williams and Wilkins.
Sadler, TW. (2014). Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 12. Jakarta: EGC.
Singh, I. (2011). Textbook of Human Histology (with Colour Atlas and
Practical Guide). Sixth Edition. New Delhi: JayPee Brothers Medical
Publisher.
Young, B.; Woodford, P.; O’Dowd, G. (2014). Wheater’s Functional
Histology: A Text and Colour. USA: Elsevier.

254 | Struktur dan Perkembangan Hewan


PROFIL PENULIS
Handayani, S.Si., M.Si
Penulis lahir di Jakarta pada tahun 1981 menyelesaikan
S1 di Prodi Biologi Universitas Islam As-Syafiiyah (UIA)
Jakarta tahun 2005 dengan beasiswa NAGAO-Japan
selama 4 tahun. Tahun 2008 menyelesaikan S2 dengan
Konsentrasi Konservasi Genetika di Prodi Biologi FMIPA
Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis sedang S3 di
Prodi Biologi FMIPA di Institut Pertanian Bogor (IPB)
Konsentrasi Konservasi Genetika dengan beasiswa BUDI-LPDP. Pada tahun
2008-2012 pernah bekerja di WWF Indonesia dalam project analisa DNA
Badak Jawa. Dan sejak tahun 2012 Penulis adalah Dosen Program Studi
Biologi di Universitas Islam As-Syafiiyah Jakarta. Pada tahun 2015-2019
Penulis pernah menjadi Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam As-Syafi’iyah. Penulis pernah menjadi ketua
dalam penyusunan Renstra Keanekaragaman Hayati DKI Jakarta dengan
KLH pada tahun 2019. Selain itu juga penulis aktif dalam berbagai kegiatan
konservasi dan penelitian bidang konservasi. Penulis aktif sebagai
pengurus Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) cabang Jakarta, serta aktif
sebagai Reviewer jurnal Bioeduscience Universitas Muhammadiyah Prof.
Hamkah Jakarta tahun 2019-2021, dan Reviewer jurnal Mangifera
pendidikan Biologi STKIP Pangeran Dharma Kusuma Segeran Juntinyuat
Indramayu serta editor pada jurnal Biosains Prodi Biologi Universitas Islam
As-Syafi’iyah.

Afkar, S.Pd., M.Pd


Penulis dilahirkan pada tanggal 01 Juni 1988 di Desa
Matangglumpang Dua Kecamatan Peusangan,
Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara, Ayahanda Razali A.Gani
dan Ibunda Kasummi T.H M. Ali, S.Pd. Pendidikan
formal yang ditempuh dimulai di SD T. Chik Peusangan
dan selesai tahun 2000. Melanjutkan studi ke SMPN 1
Peusangan dan selesai tahun 2003. Pendidikan (SMA) ditempuh pada
SMAN 2 Peusangan selesai tahun 2006, Kemudian melanjutkan
pendidikannya di Universitas Syiah Kuala (S1) Prodi Pendidikan Biologi dan

268 | Struktur dan Perkembangan Hewan


lulus pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan (S2) Magister Pendidikan
Biologi di Universitas Syiah Kuala dan lulus pada tahun 2015. Saat ini
Penulis melanjutkan (S3) Doktor Ilmu Biologi, F-MIPA, Universitas
Sumatera Utara. Penulis aktif di beberapa organisasi yaitu pengurus di (PBI)
Perhimpunan biologi Indonesia (2021-sekarang). Himpunan Pendidik dan
Penelitian Biologi Indonesia (HPPBI) (2018-sekarang), pengurus di DPC FDI
(Forum Dosen Indonesia) Aceh (2017-sekarang), pengurus Ikatan Dosen
Republik Indonesia Aceh (IDRI) (2018-sekarang). Penulis pernah sebagai
Dosen Tetap di Universitas Gunung Leuser Aceh (2015-2021), pernah
menjabat sebagai Ketua Prodi Pendidikan Biologi, Ketua Lembaga
Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM), Verifikator Sinta (Science and
Technology Index) dari Kemenristekdikti dan SENAT Universitas Gunung
Leuser Aceh. Pada tahun 2021 saat ini penulis bekerja sebagai Dosen
Tetap di Universitas Al Muslim Kabupaten Bireuen-Aceh. Aktif juga sebagai
Editor Jurnal Lingkungan Al muslim dan Editor Jurnal Pendidikan IPS Pasca
Sarjana Al muslim. Penulis juga aktif menulis buku dan Jurnal Nasional
maupun Internasional. ID SINTA: 6033990, ID SCOPUS: 57222492681.
Email: afkar.peusangan@gmail.com.

Ulinniam, M.Pd
Penulis dilahirkan di Indramayu pada tanggal 26 Januari
1989. Masa kecil dihabiskan di kampung halamannya
yaitu di Desa Kedokanbunder Wetan Blok Truwali
Kecamatan Kedokanbunder Kabupaten Indramayu.
Pendidikan dasar di SDN Kedokanbunder Wetan II,
Kemudian Melanjutkan ke SMP NU Kaplongan dan
dilanjutkan ke SMAN 1 Krangkeng. Pendidikan tinggi
ditempuh pada Tadris Pendidikan Biologi di IAIN Syekh Nurjati Cirebon
lulus tahun 2011. Pendidikan S2 dilanjutkan di Pascasarjana Universitas
Kuningan pada Program Studi Pendidikan Biologi lulus tahun 2016.
Sekarang, penulis mengabdikan diri sebagai dosen tetap di STKIP Pangeran
Dharma Kusuma Segeran Juntinyuat Indramayu pada program studi
pendidikan Biologi.

Profil Penulis | 269


Sri Maya, S.Pd., M.Pd
Penulis lahir di Pangkajene pada tanggal 20 Maret
1986. Riwayat Pendidikan: SDN 45 Paccellang, SMPN 2
Pangkajene, MAN 2 Pangkep Ma’rang, S1/Sarjana
Pendidikan di Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin
Makassar pada tahun 2008 dan S2/Magister
Pendidikan di Jurusan Pendidikan Biologi Program
Pascasarjana UNM pada tahun 2012. Riwayat
Pekerjaan Guru SMAN 1 Pangkajene (2009-2019), Guru Mts DDI Baru-baru
Tanga (2009-2019), Dosen Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
(UIN) (2013-2014), Dosen Universitas Vetran Republik Indonesia (UVRI)
Makassar (2013-2014). Profesi saat ini adalah Kepala Prodi Pendidikan
Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FIKIP UMMA)
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan dan Dosen Tetap Yayasan di
Universitas Muslim Maros sejak tahun 2015 sampai sekarang.

Sumario, S.Pd
Penulis lahir di bandung 02 maret 1991 dan sekarang
menetap di kota bandung. Menyelesaikan pendidikan
dasar di SDN Griba 23 kota bandung pada tahun
2003.dan melanjutkan pendidikan di SMP Pasundan 2
Kota Bandung lulus pada tahun 2006 dan SMA
Pasundan 8 Kota Bandung sampai pada tahun 2009.
Setelah itu ia tempuh selanjut nya pendidikan strata 1
prodi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di kampus STKIP
BANTEN. Hingga lulus pada tahun 2015 lalu di tahun 2015 sampai tahun
2017 ia kembali melanjutkan study strata 1 nya kembali di prodi
manajemen sumber daya manusia di kampus STIE BINA BANGSA.
Terpanggil dari rasa ingin tahu nya. pria yang sering disapa Mario ini
selain aktif sebagai tenaga pengajar di berbagai institusi pendidikan
khusus nya di kota bandung. Mario pun sangat memiliki hobi menulis. Dari
hobi nya tersebut di beberapa termin waktu yang lalu ia pernah menjadi
juara 1 lomba essay kepramukaan yang dilaksanakan di Unila lampung
selain itu banyak juga beberapa journal yang telah ia publish. Selain hobi
sebagai penulis pria yang biasa dipanggil dengan sebutan Sumario ini dia

270 | Struktur dan Perkembangan Hewan


pun berprofesi pula di bidang pendidikan, aktivitas mengajar nya dia mulai
dari tahun 2013 berawal dari kiprah nya di kota serang, dan pada tahun
2017 ia memulai karier nya kembali di dunia pendidikan dengan mengajar
di SMA PASUNDAN 5,dan SMPIT AL-GHOFAR sebagai guru mata pelajaran
pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, tak hanya itu beliau pun
sangat aktif di berbagai bidang traning dari mulai, public speaking,
motivator, dan author. Sampai dengan saat ini. Motto yang selalu beliau
hadirkan dalam perjuangan nya itu adalah……’’ jadikanlah hambatan itu
sebagai vitamin di dalam diri kita’’

Dewi Asriani Ridzal, S.Pd., M.Pd


Penulis merupakan dosen tetap pada program studi
Pendidikan Biologi Universitas Muslim Buton. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 15 Raha
kemudian melanjutkan pendidikan pada jenjang
sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Raha.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah
atas di SMA Negeri 1 Raha dan lulus pada tahun 2004.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana pada program studi
pendidikan Biologi Universitas Halu Oleo dan lulus tahun 2009. Penulis
kemudian melanjutkan studi magister pada program studi Pendidikan IPA
konsentrasi Pendidikan Biologi di Universitas Halu Oleo dan lulus pada
tahun 2019.

Dharma Gyta Sari Harahap, M.Pd


Penulis lahir di Padangsidimpuan pada tanggal 19
Agustus 1988. Menyelesaikan Program Sarjana (S1) dan
Magister (S2) di Universitas Negeri Medan pada
Program Studi Pendidikan Biologi. Penulis pernah
menjadi Dosen tetap di Universitas Graha Nusantara
Padangsidimpuan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan sejak tahun 2013 sampai 2022. Sekarang
penulis merupakan salah satu Dosen di Universitas Musamus Merauke
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Profil Penulis | 271


Swastika Oktavia, S.Si., M.Sc
Penulis lahir di Purbalingga pada tanggal 28 Oktober
1989. Penulis adalah dosen tetap pada Program Studi
Biologi, Fakultas Sains, Farmasi dan Kesehatan,
Universitas Mathla’ul Anwar Banten sejak tahun 2015.
Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Biologi
Universitas Jenderal Soedirman dan melanjutkan
pendidikan pada Program Studi Magister Biologi di
Universitas Gadjah Mada. Penulis menekuni bidang zoologi khususnya
struktur dan perkembangan serta fisiologi. Penulis aktif dalam kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi terutama di bidang penelitian dengan sering
mendapatkan hibah penelitian dan luarannya banyak dituangkan pada
berbagai tulisan di jurnal ilmiah baik skala nasional maupun internasional.
Penulis juga telah berpartisipasi dalam penulisan buku kolaborasi berjudul
Anatomi Fisiologi yang terbit pada tahun 2022.

Dr. Nastiti Intan Permata Sari, S.Si, M.Ked.Trop


Penulis adalah dosen tetap prodi Biologi Fakultas MIPA
Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia sejak
tahun 2020 hingga saat ini. Alumni Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Airlangga angkatan
2011. Tahun 2015 setelah lulus S1, penulis mengambil
magister Ilmu kedokteran Tropis di Universitas
Airlangga kemudian melanjutkan jenjang doktor Ilmu
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada tahun 2017
dan lulus tahun 2019. Lulus Doktor pada usia 26 tahun, meraih predikat
lulusan terbaik dan termuda Universitas Airlangga. Alumni penerima
beasiswa Program Pendidikan Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul
(PMDSU) dari Kemenristek DIKTI tahun 2015 untuk sekolah S2 S3 selama 4
tahun. Tahun 2017 menjadi Research Student di Fakultas Kedokteran
Kyoto University, Japan dan menjadi Visiting Researcher di Nara Institute
of Science and Technology, Japan tahun 2018-2019. Memiliki minat studi
di bidang biologi medik, penyakit tropis, dan epidemiologi molekuler
bakteri. Memiliki hobi membaca, kuliner, dan traveling.

272 | Struktur dan Perkembangan Hewan


Dra. Kasmawati, M.Si
Penulis lahir di Padang tanggal 07 Juli 1961. Penulis
sudah menjadi dosen terhitung dari tanggal 01
Desember 1994. Pendidikan penulis S1 di Universitas
Andalas dengan bidang studi Biologi (dan Bioteknologi
Umum) dan menemepu pendidikan S2 di Padang
dengan bidang studi Biologi (dan Bioteknologi Umum).
Saat ini mengajar di Universitas Graha Nusantara
Program Studi Pendidikan Fisika. Penulis dalam pengajaran aktif dalam
bidang pendidikan Biologi.

Muh. Rafi’y, S.Pd., M.Pd


Penulis bernama Muh. Rafi’y lahir di Salumakarra, Kota
Luwu Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 29
September 1992. Sekarang menjadi seorang dosen
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Musamus Merauke. Penulis adalah seorang anak
tunggal dan telah menyelesaikan studi hingga jenjang
S2 di Universitas Negeri Makassar pada tahun 2018
dengan jurusan Pendidikan Biologi. Penulis pernah aktif menjadi pengurus
organisasi saat masih menjadi mahasiswa S1 di UIN Alauddin Makassar di
Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi hingga selesai di tahun
2014. Pada tahun 2016 penulis aktif menjadi seorang tutor di sebuah
bimbingan belajar di Makassar dan di tahun 2021 akhirnya lolos menjadi
seorang dosen PNS di Universitas Musamus Merauke.

Dr. Syamsul Bachry. H, S.Si., M.Si


Penulis lahir di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara
pada tanggal 31 Oktober 1988 dari pasangan Hamsir
S.Pd., M.Pd dan ST. Nasri (alm). Penulis menyelesaikan
Sekolah Dasar di SD Negeri 6 Kolaka pada tahun 2000,
kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kolaka dan selesai tahun 2003.
Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMAN 2 Kolaka,
dan lulus pada tahun 2006. Melalui Beasiswa Pendidikan Profesi Guru

Profil Penulis | 273


(PPG Basic Science) penulis melanjutkan pendidikan sarjana di jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam
Ratulangi Manado dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2011, penulis
melanjutkan pendidikan program Magister di program studi Biologi
Universitas Negeri Manado dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2013,
melalui Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) penulis
melanjutkan pendidikan program Doktor di Program studi Biosains Hewan,
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Selama studi program
Doktor, penulis mendapatkan bantuan hibah penelitian dan penulisan
disertasi dari lembaga SEAMEO BIOTROP, COREMAP-CTI, LPDP dan
Yayasan Toyota. Selama menepuh program Doktor penulis mempublikasi
hasil penelitian dalam jurnal nasional dan internasional, serta
mempresentasikan secara oral dalam seminar nasional. Aktivitas Penulis
adalah Dosen di Program studi Biologi Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai Kab. Kampar, Riau. Selain itu, penulis juga adalah sekretaris
pada Perkumpulan Biodiversiti Forum Indonesia (BIOINFO) yang terletak di
Bogor.

Febri Ayu, S.Si., M.Si


Penulis dilahirkan di Sei Pakning, Riau pada tanggal 5
Februari 1991, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Baharuddin dan Ibu Sudarmiati.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 004
Panipahan, Kec. Pasir Limau Kapas, Kab. Rokan Hilir
pada tahun 2002, pendidikan menengah pertama di
SMP Negeri 1 Kampar tahun 2005 dan pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 2 Kampar Airtiris tahun 2008. Penulis
melanjutkan studi S1 di di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Riau, Pekanbaru dari tahun 2008-2013.
Pada tahun 2013, penulis diterima di Program Studi Biosains Hewan (BSH)
Program Pascasarjana Departemen Biologi di Institut Pertanian Bogor,
Bogor dengan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN)
2013 dari Direktorat Pendidikan Tinggi Indonesia (DIKTI). Selama kuliah
penulis aktif mengikuti seminar nasional dan internasisonal yang di adakan
di IPB. Penulis pernah mengikuti pelatihan penulisan artikel ilmiah oleh Dr

274 | Struktur dan Perkembangan Hewan


Margaret Cargill dan Dr Patrick O’Connor dari Adelaide University di IPB,
Bogor. Penulis juga pernah menjadi pemakalah pada ‘Kongres IX dan
seminar nasional 2015 Perhimpunan Entomologi Indonesia’ di Universitas
Brawijaya di Malang dengan judul ‘Variasi Dekomposisi dari Beberapa
Jenis Kayu oleh Rayap’.

Ria Ceriana, S.Pd.I., S.Si., M.Si


Penulis di Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat
Daya pada tanggal 22 Mei 1986. Dosen tetap DIII
Farmasi pada Akademi Farmasi YPPM Mandiri ini
menyelesaikan pendidikan Sarjana Bahasa Inggris di
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-
Raniry pada tahun 2010, kemudian menyelesaikan
Sarjana Sains Biologinya di Fakultas MIPA Jurusan
Biologi pada Tahun 2011. Beliau mendapatkan gelar magisternya di FKH
Departemen anatomi, Fisiologi dan Farmakologi dengan bidang penelitian
etnofarmakologi penyakit degeneratif pada tahun 2014 di Institut
Pertanian Bogor (IPB) Bogor. Penulis pernah menjadi koordinator asisten
di Lab histologi dan perkembangan Jurusan Biologi FMIPA USK, Laboran di
Lab Riset Biologi FMIPA USK. Beliau juga pernah menjadi tenaga pengajar
di Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Tarbiyah Biologi
Fakultas Tarbiyah di UIN Ar-Raniry. Pada Tahun 2015, ia menjadi dosen
tetap di Jurusan S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ubudiyah
Indonesia. Pada tahun 2020 dan sampai saat ini menjadi dosen tetap di
Prodi DIII Farmasi Akademi Farmasi YPPM Mandiri. Tahun 2022, penulis
mendapatkan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program Doktoral di
Peminatan Ilmu Fisiologi dan Khasiat Obat pada Prodi Ilmu Biomedis
Hewan, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, Institut Pertanian
Bogor (IPB).

Profil Penulis | 275

Anda mungkin juga menyukai