Anda di halaman 1dari 5

RESUME MODUL 2 PKN

MODUL 2

MATERI DAN PEMBELAJARAN INDIVIDU SEBAGAI INSAN TUHAN YANG MAHA ESA,
MAHKLUK SOSIAL DAN WARGA INDONESIA.
KB 1. INDIVIDU SEBAGAI INSAN TUHAN YANG MAHA ESA.
Manusia terdiri dari dua bagian yaitu satu bagian belahan fisik ( konkret ) atau disebut
juga raga atau jasmani. Dan satu bagian lagi belahan nonfisik (abstrak ) atau yang disebut jiwa
atau rohani. Jasmani membutuhkan sandang, pangan, dan papan, sedangkan rohani
membutuhkan keamanan dari rasa takut, perlindungan dari rasa keadilan, dan kepercayaan
atau keyakinan terhadap sang pencipta.
Pada sila pertama Pancasila yang tercantum pada Alinea ke empat UUD 1945 Adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang mengakui sebagai insan Tuhan dan menjamin kebebasan warga negara untuk
melaksanakan kewajiban sesuai agama daan kepercayaannya karena masyarakat bangs akita
terdiri dari unsur – unsur masyarakat yang memeluk agama. Peraturan kehidupan beragama
di Indonesia secara hukum diperkuat oleh kitab Undang – undang Hukum Pidana (KUHP )
Sebagaimana tercantum pada pasal 156a.
Agama Islam mengajarkan bahwa belum sempurna iman seseorang, kalua kasih sayang
kepada orang lain belum sama dengan kasih sayang kepada dirinya, bahkan islam
mengajarkan salah satu ciriorang yang beriman adalah orang itu mencintai negaranya.
Agama Kristen Katolik mengajarkan bahwa tujuan Tuhan menciptakan manusia untuk
kebahagian manusia, dosa menghancurkan kebahagian manusia, dan Yesus Kritus pembebas
manusia dari dosa.
Agama Hindu dikenal dengan ajaran yang tersirat dalam sloka moksartham jagat
hitaca iti dharma artinya tujuan agama ialah tercapainya kesejahteraan dunia dari
kebahagiann spiritual.
Dalam agama budha dikenal dengan ajaran catur paramita yaitu empat sifat luhur
didalam hati Nurani manusia.
Karena dalam setiap agama mengajarkan bahwa setiap perbuatan manusia di barengi
dengan pahala dan siksa, jika umat beragama mengutamakan melaksanakan ajaran agamanya
sesuai dengan kewajibannya serta menyadari bahwa perbedaan agama bukan menjadi masalah
untuk hidup berdampingan, dapat dipastikan kehidupan beragama di negara kita akan terjalin
secara harmonis dan rukun satu sama lain.
Bahasan individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa, implikasinya adalah menganut
agama sesuai keyakinannya. Setiap agama menuntut umatnya untuk melaksanakan ibadah
ritual dan berbuat kebajikan antar sesame manusia dengan bingkai melaksanakan perintah
dan menghindari larangan agamanya dalam kehidupan di bumi ini.
Dalam konteks Indonesia sebagai bangsa yang terdiri dari penganut agama yang
beragam, maka individu yang mengakui sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa sebagai umat
beragama dan warga negara perlu memiliki esensi nilai dan moral yang terkandung dalam
kehidupan antar umat beragama yaitu taqwa, toleran, rukun, kerja sama dan saling
menghormati.
Kegiatan Belajar 2
Individu sebagai makhluk sosial

Manusia tak mungkin hidup tanpa bantuan orang lain dan selanjutnya dengan menggunakan daya
pikirnya manusia berupaya bagaimana agar dapat memenuhi kebutuhan pokok,tentu memerlukan
bantuan orang lain. Untuk menjalin hubungan satu sama lain memerlukan aktivitas komunikasi.
Karena kecenderungan manusia berkeinginan untuk hidup serasi sebagai timbal balik satu sama lain
karena manusia mempunyai dua hasrat yaitu berkeinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain
di sekelilingnya, dan berkeinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya, (Soerjono
Soekanto,1990).

Menurut Soerjono Soekanto untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan Kedua
lingkungan tersebut maka manusia mempergunakan pikiran perasaan dan kehendaknya. Dalam
menghadapi alam sekelilingnya seperti udara yang dingin, alam yang kejam, Maka manusia membuat
rumah dan pakaian. Manusia harus makan agar badannya tetap sehat, mereka mengambil makanan
sebagai hasil alam sekitarnya dengan menggunakan akalnya. Dan dampak kondisi serta situasi
lingkungan alam, merupakan faktor motivasi untuk bekerja sama dengan orang lain. Secara modern
dorongan tersebut menimbulkan kelompok sosial dalam kehidupan manusia ini, Karena manusia tak
mungkin hidup sendiri. Kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang
hidup bersama.

Dalam kehidupan berkelompok dan dalam hubungannya dengan manusia yang lain, pada dasarnya
setiap manusia menginginkan beberapa nilai yang terdapat dalam masyarakat yaitu:

1. Kekuasaan
2. Pendidikan/penerangan (enlightenement)
3. Kekayaan (wealth)
4. Kesehatan (well-being)
5. Keterampilan (skill)
6. Kasih sayang ( affection)
7. Kejujuran (rectitude) dan keadilan (rechtschaprnheid)
8. Keseganan, respek (respect)

Dengan adanya nilai-nilai tersebut manusia menginginkan untuk terpenuhinya kebutuhan Maka
manusia atau individu menjadi anggota dalam beberapa kelompok. Sehingga masyarakatlah yang
mencakup semua hubungan dan dalam kelompok di dalam suatu wilayah. Menurut Robert Mac iver
adalah Society means a systemof ordered relations, maksudnya adalah suatu sistem hubungan-
hubungan yang ditertibkan. Sedangkan menurut Harold J.Laski ,A society is a group of human beings
living together anf working together for the satisfaction of their mutual wants. Maksudnya
masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerja sama untuk mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Juga bisa dikatakan bahwa jika manusia dibiarkan
mengejar kepentingan masing-masing dan bersaing tanpa batas, maka akan timbul keadaan yang
penuh pertentangan yang dapat merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam kehidupan bermasyarakat ada beberapa norma yang perlu ditaati yaitu norma agama,
kesusilaan kesopanan dan hukum. Dalam kondisi seperti ini diperlukan nation character building agar
perbedaan itu bukan merupakan faktor pemisah, akan tetapi merupakan kekayaan bangsa serta di
pupuk rasa kebersamaan dan persatuan yang semakin kokoh.

KB 3. INDIVIDU SEBAGAI WARGA NEGARA INDONESIA.


Negara adalah suatu organisasi yang memiliki wewenang yang bersifat memaksa,
monopoli, dan mencangkup semua untuk mengendalikan persoalan Bersama atas nama
rakyatnya atau warga negaranya, sedangkan warga negara adalah penduduk yang
berstatus warga negara. Menurut cogan ( 1998 ), mengemplokkan warga negara ke
dalam 5 kategori yaitu :
a. a sense of identify
b. the enjoyment of certain rights
c. the fulfilment of correwponding obligations
d. a degree of interest and involvement in public affairs.
e. An acceptance of basic societal values.

Dalam menghadapi kehidupan abad 21, warga negara perlu memiliki karakteristik,
ketrampilan dan kompetensi tertentu agar dapat menghadapi dan mengatasi kecenderungan
yang tidak diinginkan serta dapat menumbuh kembangkan kecenderungan – kecendrungan
yang diinginkan.
Dalam konteks pembahasan individu sebagai warga negara Indonesia, maka warga negara
perlu memiliki pengaturan kewarganegaraan , kecakapan kewarganegaraan dan watak
kewarganegaraan.
Karakter warga negara yang konduktif untuk berfungsinya demokrasi konstitusional secara
sehat yaitu keadaan, tanggung jawab, disiplin diri, rasa kewarganegaraan, kemauan kompromi,
toleran terhadap keragaman, kesabaran, kasih sayang, solidaritas dan loyalitas.

KB 4. PEMBELAJARAN INDIVIDU SEBAGAI INSAN TUHAN, MAKHLUK SOSIAL, DAN


WARGA NEGARA INDONESIA
Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, makhluk sosial dan warga negara,
tentunya tidak bisa lepas dari strategi, metode, media, dan evaluasi. Salah satu pembaharuan dalam
pkn 1999/pkn baru ialah strategi pembelajaran siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran, tetapi
mempelajari materi dan sekaligus praktek, berlatih dan mampu membakukan diri bersikap dan
berprilaku sebagai materi yang dipelajari.
Dalam proses pembelajaran memerlukan media fungsinya adalah untuk memberi kemudahan
kepada siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Yang dimaksud dengan media koasasih Djahri
mengatakan adalah sesuatu yang bersifat materil – materil ataupun behavioral atau personal yang
dijadikan wahana kemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses hasil belajar.
Dalam proses pembelajaran biasanya akan diakhiri dengan evaluasi. Evaluasi merupakan bagian dari
proses belajar, maka evaluasi tidak hanya dilakukan dua kali saja tetapi semestinya dilakukan pra dan
sepanjang proses KBM melalui berbagai model alat serta kegiatan terarah – terkendali. Melalui
evaluasi inilah perolehan gambaran keberhasilan atau kekurangan proses maupun hasil belajar siswa
lebih fair dan objektif. Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, makhluk sosial dan
warga negara dapat menerapkan Langkah – Langkah yang telah dikemukakan diatas yaitu :

1. Strategi
2. Metode
3. Media
4. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai