Anda di halaman 1dari 18

Curah Hujan

Wilayah
T04
Table of contents

01 02
Curah Hujan Metode
Wilayah Perhitungan
01
Curah Hujan Wilayah
Pengertian dan Template Curah Hujan
Curah Hujan
Wilayah
→ Menurut Sosrodarsono (2003)
Tujuan: curah hujan yang diperlukan
untuk penyusunan suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan
pengendalian banjir

Curah hujan wilayah: curah hujan


rata-rata di seluruh daerah yang
bersangkutan, bukan curah hujan
pada suatu titik tertentu. Curah hujan
ini disebut curah hujan wilayah yang
dinyatakan dalam satuan millimeter.
02. Metode
Perhitungan
Metode aritmatik, isohyet,
dan polygon thiessen
Metode Perhitungan
1 2 3

Aritmatik Polygon Thiessen Isohyet


● Daerah tinjauan
● Penentuan untuk sebuah dengan luas 120.000 - Penentuan untuk sebuah
daerah tinjauan dengan luas 500.000 ha daerah tinjauan dengan luas
250-50.000 ha yang memiliki ● Curah hujan yang tidak lebih dari 500.000 ha.
2-3 titik pengamatan. terlalu dipengaruhi
● Luas 120.000-500.000 ha kondisi topografi, jika
dengan curah hujan yang tidak pos hujan tidak
terlalu dipengaruhi kondisi tersebar merata.
topografi, jika pos hujan
tersebar merata.

INFO: Daerah tinjauan dengan luas kurang dari 250 ha dengan variasi
topografi kecil, dapat diwakili oleh sebuah alat ukur curah hujan
Metode
Aritmatik
Metode Perhitungan Aritmatik
Langkah Perhitungan
Pengertian
Menurut Soemarto (1999): metode ini akan 1. Plot semua lokasi stasiun pengukuran dan
memberikan hasil yang dapat dipercaya jika pos-pos tinggi hujan yang ada di sekitar DAS yang akan
hujan ditempatkan secara merata di daerah tersebut, ditentukan curah hujan wilayahnya
dan hasil pengukuran masing- masing pos tidak 2. Tentukan berapa banyak stasiun pengukuran
menyimpang jauh dari nilai rata-rata seluruh pos di hujan yang terletak di dalam batas daerah
seluruh area. aliran sungai tersebut
3. Jumlahkan tinggi hujan dari sejumlah stasiun
Rumus
pengukuran hujan yang telah ditentukan
4. Curah hujan wilayah didapat dengan membagi
jumlah tinggi hujan dengan banyaknya stasiun
Metode
Poligon
Thiessen
Metode Poligon Thiessen
Metode ini digunakan jika titik-titik pengamatan di dalam daerah tersebut tidak tersebar merata,
sehingga digunakan pendekatan weighted average.

Menggunakan
software ArcGIS Masing-masing stasiun mempunyai daerah
Poligon pengaruh yang dibentuk dengan
Thiessen menggambarkan garis-garis sumbu tegak
Manual lurus terhadap garis penghubung di antara
menggunakan dua stasiun
kertas mm Block
Langkah Perhitungan Poligon Thiessen (1)
Sambungkan setiap stasiun pengukuran hujan dengan stasiun terdekatnya. Garis sambungan
antarstasiun ini akan membentuk deretan segitiga yang tidak boleh memotong satu sama lain.
Langkah Perhitungan Poligon Thiessen (2)
Tentukan titik tengah dari setiap sisi segitiga, kemudian buat sebuah garis tegak lurus terhadap
masing-masing sisi segitiga tersebut pada titik tengahnya.
Langkah Perhitungan Poligon Thiessen (3)
Tandai pertemuan atau perpotongan dari 3 garis tegak lurus tersebut pada setiap segitiga. Titik
tersebut merupakan titik berat segitiga.
Langkah Perhitungan Poligon Thiessen (4)
Hubungkan garis-garis tegak lurus tersebut satu sama lain sehingga membentuk polygon. Setiap
polygon hanya boleh terdapat satu stasiun hujan.
Langkah Perhitungan Poligon Thiessen (4)
Tentukan luas daerah masing-masing polygon dengan
menggunakan kertas milimeter blok. Jumlah dari luas daerah
masing-masing polygon akan sama dengan total luas daerah aliran
sungai.

Tentukan persentase luas dari setiap polygon terhadap luas total


daerah aliran sungai

Kalikan persentase luas setiap polygon dengan curah hujan pada


stasiun hujan dalam polygon tersebut

Curah hujan wilayah diperoleh dengan menjumlahkan hasil


perkalian diatas
Metode
Isohyet
Metode Isohyet

Pengertian Rumus:
● Isohyet: garis yang menghubungkan
titik-titik dengan kedalaman hujan yang
sama.
● Pada metode Isohyet, dianggap bahwa
hujan pada suatu daerah di antara dua
garis Isohyet adalah merata dan sama
dengan nilai rerata dari kedua garis
isohyet tersebut (Triatmodjo, 2013).
Terima
kasih!

Anda mungkin juga menyukai