Anda di halaman 1dari 27

KARYA ILMIAH

“ PROPELLER SAFT”

NAMA : ARTHUR HADJO

NIM : 222306556

KELAS / JUR : 1 D / Teknik Mesin Produksi ( TMPP )

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang “Propeller Shaft“

Makalah ini saya susun dengan maksud untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu
Dessy M. Para, S.Pd., M.Hum. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan
makalah ini.

Manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, Saya meminta maaf apabila
terdapat kesalahan selama proses pembuatan karya tulis ini. Dan tentunya Saya mengharapkan
masukkan dari Ibu, teman-teman sekalian baik berupa saran yang bersifat membangun untuk
dijadikan bahan pemikiran untuk karya tulis berikutnya.

Akhirnya dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, saya menyampaikan karya tulis
ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan. Saya
mengucapakan banyak terimakasih.

Kupang, 10 Januari 2023

Penulis
Daftar Isi

Kata pengantar ..................................................................................... i

Daftra isi .............................................................................................. ii

Bab I : Pendahuluan

Latar belakang .......................................................................... 1.1

Rumusan masalah ..................................................................... 1.2

Tujuan .......................................................................................1. 3

Bab II : Pembahasan

Gambar Letak Propeller shaft


Bagian Utama Dan Fungsi Utama Rangkaian Propeller Shaft
Gambar Bagian Propeller Shaft
Tipe 3 Joint
Gambar 4WD Front Propeller Shaft
Gambar konstruksi hook joint
Gambar konstruksi flexible joint
Gambar konstruksi uniform velocity joint
Bagan alur diagnosis
Bagan alir diagnosis
Pengukuran clearance spider bearing
Pemasangan U-joint tipe 2 joint
Pemasangan U-joint tipe 3 joint
Melepas spider bearing
Melepas spider bearing
Memasang spider bearing
Menepatkan snap ring
Bab III : Penutup

Kesimpulan ............................................................................ 3.1

Saran ...................................................................................... 3.2


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Propeller shaft dan universal joint adalah komponen dari sistem pemindah tenaga yang
fungsi utamanya adalah untuk meneruskan putaran mesin. Propeller shaft digunakan digunakan
pada kendaraan yang menggunakan penggerak roda belakang (FR ataupun 4WD). Ketika mesin
dan transmisi dipisahkan dengan poros roda belakang maka tidak ada penerus putaran dari
transmisi menuju differensial, untuk itulah propeller shaft digunakan untuk mentransmisikan
daya dan juga putaran. Propeller shaft harus memenuhi syarat-syarat tertentu karena daya dan
juga putaran yang dihasilkan oleh mesin sangat besar dan juga tinggi.
Propeller Shaft digunakan disemua mobil bahkan kereta api pun menggunakan alat ini
sebagai penerus daya yang mengalami beban puntir murni. Banyak faktor yang harus
diperhatikan dalam pembuatan Poros Propeller ini, diantaranya adalah penentuan bahan, dimensi
yang sesusai, kegunaanya dan lain-lain.
Beban yang bekerja pada poros umumnya adalah beban berulang, jika poros tersebut
mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya maka akan terjadi kejutan pada saat mulai atau
sedang berputar. Beban tersebut dapat dianalisa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan fungsi dari propeller shaft dan universal joint?
2. Apa saja jenis propeller shaft dan universal joint?
3. Bagaimana cara kerja propeller shaft dan universal joint?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengerian dan fungsi dari propeller shaft dan universal joint.
2. Mengetahui jenis propeller dan universal joint.
3. Mengetahui cara kerja propeller shaft dan universal joint.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROPELLER
Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) berfungsi
untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential. Transmisi umumnya
terpasang pada chassis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang atau rear axle disangga
oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi diferential terhadap transmisi
selalu berubah ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran
beban. Propeller shaft sering juga disebut sebagai drive shaft. Panjang pendeknya propeller shaft
tergantung dari panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeller dibagi menjadi
beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.

Gambar Letak Propeller shaft

Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:


1. Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan roda
belakang.
2. Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak naik dan
turun.
3. Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karenaperubahan panjang poros
penggerak.

Bagian Utama Dan Fungsi Utama Rangkaian Propeller Shaft


 Sleeve Yoke
Bentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur-alurdan dapat bergeser sepanjang alur
tersebut menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan universal (universal joint)
depan.
 Front Universal Joint
Mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive shaft).
 Drive shaft
Bentuk pipa dengan maksud mengurangi berat tetapitidak mengurangi kekuatannya,
berfungsi memindahkan gaya putar dari sambungan universal depan ke sambungn universal
belakang (rear Universal joint).
 Rear Universal Joint
Melenturkan sambungan yang menghubungkan sumbu penggerak dengan yoke deferensial.
 Yoke Rear
Bentuk garpu dan berlubang sebagai memegang sambungan universal belakang dan
memindahkan gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang.
 Balance Weight
Bentuk plat yang dilas titik terhadap poros propeller untuk menghindari gaya sentrifugal
Gambar Bagian Propeller Shaft

Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke
difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban
kendaraan. Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya
untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap
perubahan anatara transmisi dan diferential.

Biasanya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap
gaya puntiran atau bengkok. Bandul pengimbang atau balance weight dipasang pada bagian luar
pipa dengan tujuan untuk keseimbangan pada waktu berputar. Dengan keseimbangan ini
diharapkan poros propeller dapat berputar tanpa menghasilkan getaran yang besar atau dengan
kata lain dengan lembut. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai
dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.Untuk propeller
shaft yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya vibrasi yang besar, propeller shaft mudah melentur dan jalannya kenaraan tidak
nyaman. Sehingga pada umumnya, apabila propeller shaft terlampau panjang, dibagi menjadi 2
atau 3 bagian dengan 3 atau 4 joint
B. JENIS JENIS PROPELLER
Tipe 2 Joint

Tipe 3 Joint

Kedua tipe ini memiliki komponen dan cara kerja yang hampir sama, hanya saja terdapat
komponen tambahan pada tipe 3 joint. Pada tipe 3 join terdapat 3 universal joint sedangkan pada
tipe 2 joint hanya terdapat 2 universal joint. Dan pada tipe 3 joint terdapat center bearing yang
berfungsi untuk lebih meredam getaran.

C. CARA KERJA PROPELLER


 Cara Kerja Propeller Shaft pada Kendaraan FR (Front Engine Rear Drive)
Gaya putar atau gerakan dari batang output transmisi kesumbu belakang diteruskan
olehpropeller shaft.
Sumbu propeller shaft bergerak naik atau turun, relatif terhadap transmisi dan propeller
shaft harus memindahkan gaya putar dengan baiktanpa terpengaruh perubahan sudut dan
panjang. Universal joint dan sleeve yoke dapat melakukan penyesuaian yang dibututhkan sebagai
akibat perubahan tempat yang dilalui kendaran selama berjalan. Ini mungkin dilakukan karena
sambungan universal memungkinkan 2 (dua) batang bergerak dalam sudut yang berbeda satu
dengan yang lain.
Sebagai contoh, bila kendaraan melewati gundukan dijalan, sudut belakang (diferensial)
tertekan keatas dan relatif sejajar terhadap bodi mobil. Universal joint memungkinkan jalur
penggerak tetap pada posisi melentur tanpa menyebabkan kerusakan pada batang penggerak.
Dalam keadaan yang sama, sleeve yoke yang terpasang pada batang output transmisi
memungkinkan adanya perubahan kecil pada panjang penggerak dengan meluncur kedalam atau
keluar dari trasnmisi.

Gambar Bentuk rangkaian batang propeller

 Cara Kerja Propeller Shaft pada Kendaraan Penggerak Empat Roda (4WD)
Kendaraan-kendaraan yang lebih kecil dengan penggerak empat roda menggunakan
pengaturan jalur penggerak yang mirip dengan kendaraan dengan mesin dibelakang, Kendaraan
dengan penggerak roda depan telah dijelaskan diatas, tetapi dengan tambahan pada batang output
yang diperpanjang hingga sumbu depan.
Kendaraan dengan penggerak empat roda memiliki jalur penggerak pada kedua sumbu
kendaraan depan dan belakang. Serupa dengan rangkaian sumbu belakang kendaraan yang
konvensional. Pada sumbu belakang dan sedikit berbeda unit sumbu pada bagian depan. Sumbu
penggerak depan harus meemiliki fasilitas untuk mengemudikan kendaraan. Dua sumbu
pemindahan gaya putar dari transmisi dilewatkan unit deferensial dan batang sumbu untuk
menggerakkan empat roda kendaraan.
Gambar 4WD Front Propeller Shaft

D. UNIVERSAL JOINT
Universal Joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk
memungkinkan poros berputar denganlancar walaupun terjadi perubahan sudut
E. JENIS JENIS UNIVERSAL JOINT
 Hook Joint

Gambar konstruksi hook joint


Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain
konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan. Konstruksi hook
joint adalah seperti gambar di atas. Ada dua tipe hook joint yaitu shell bearing cup type dan solid
bearing cuptype. Pada tipe shell bearing cup universal joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada
tipe solid bearing cup bisa dibongkar. Ilustrasi konstruksi kedua tipe universal joint tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar konstruksi hook joint tipe shell bearing cup

Gambar konstruksi hook joint tipe solid bearing cup

 Flexible Joint

Gambar konstruksi flexible joint


Konstruksi dari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada gambar diatas.
Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik dan tidak memerlukan minyak/
grease.
 Turnion Joint
Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint danslip joint, namun hasilnya masih
dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

Gambar konstruksi trunion joint

 Uniform Velocity Joint


Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebihbaik, sehingga dapat mengurangi
getaran dan suarabising. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar konstruksi uniform velocity joint


 Slip Joint
Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi terdapat alur-
alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai
dengan jarak output transmisi dengan differential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar konstruksi slip joint

F. PEMERIKSAAN, SERVICE DAN PERBAIKAN PROPELLER SHAFT


DAN UNIVERSAL JOINT

Perawatan yang dilakukan pada propeller shaft adalah memberikan pelumasan dengan
grease pada universal joint. Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah suatu kerusakan atau untuk
memastikan penyebab suatu keusakan. Pemeriksaan pencegahan atau perawatan dilaksanakan
secara berkala dan rutin untuk memeriksa/ menjaga kondisi komponen dan kerjanya. Sedang
pemeriksaan guna memastikan penyebab kerusakan harus dilakukan dengan betul-betul cermat
dan perlu analisa kasus dan perlupemeriksaan komponen dengan urutan yang cepat, tepat dan
benar. Berikut dicontohkan, diagram analisa dan urutan pemeriksaan:
 Bunyi pada propeller shaft
Bagan alur diagnosis
Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukanpen dengaran yang baik, ketelitian dan
kecermatan yang tinggi, karena pada kendaraan akan terdapat sumber bunyi yang komplek
sehingga kalau tidak cermat sering terkecoh pada bunyi-bunyi yang lain.
 Getaran dari propeller shaft

Bagan alir diagnosis


Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada propeller shaft harus dilaksanakan secara
teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak, dan menghidupkan mesin pada posisi gigi
transmisi masuk. Naikkan putaran mesin secara bertahap dan amati getaran dan bunyi dari
propeller shaft. Jika ditemukan adanya getaran atau bunyi dari propeller shaft maka lakukan
pemeriksaan baut-baut pengikat dan atau lepaskan unit propeller dan lakukan pemeriksaan
komponen.
Pemeriksaan komponen dilakukan dengan melepas unit propeller, yakni dengan melepas
baut pengikat flange yoke ke differential dan melepaskan center bearing (pada propeller 3 joint).
Setelah propeller terlepas lakukan pemeriksaan :
1. Kebengkokan poros propeller depan dan belakang. Dengan menggunakan V-blok
dan dial tester indicator ukurlah run-out poros (kebengkokan). Run-out max. = 0.8 mm

Pemeriksaan runout poros propeller


2. Keausan dan kekocakan bantalan spider. Putar spider dan pastikan bahwa tidak
ada hambatan saat berputar. Periksa juga kebebasan aksial spider bearing oleh putaran yoke
ketika tertahan poros dengan kuat. Kebebasan axial max. 0.05 mm.

Pemeriksaan kekocakan dan keausan bantalan spider


3. Periksa clearance antara universal joint spider dan needle roller bearing
Pengukuran clearance spider bearing
4. Keausan dan kerusakan center support bearing Periksalah bahwa bearing dapat
berputar dengan bebas tanpa hambatan namun tidak longgar/ goyang/ kocak.

Pemeriksaan keausan center support bearing


5. Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke. Lakukan pengamatan secara visual
terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian dengan memasangkan sleeve yoke ke poros lalu
putar bolak-balik sleeve yoke dan gerakkan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi
kekocakan yang berlebihan tetapi bias bergerak maju mundur denganlancar.

Pemeriksaan keausan alur alur sleeve yoke


6. Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun
yoke propeller belakang. Menggunakan metode yang sama dengan di atas lakukan pengecekan
alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang.
7. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing. Lakukan
pengamatan terhadap kondisi karet bushing maupun karet penutup debu pada center bearing.
8. Pemeriksaan keseimbangan/balance poros propeller. Menggunakan alatk husus
(roller instrument) lakukan pengecekan ketidakseimbangan poros propeller. Bila ditemukan tidak
seimbang (un-balance) maka lakukan balancing dengan memasang bobot pemberat tertentu.

Setelah pemeriksaan dan penyebab kesalahan atau kerusakan ditemukan maka segera
dilakukan perbaikan atau penggantian dengan pembongkaran. Pada saat sebelum melakukan
pembongkaran poros propeller sebaiknya diberikatan pada bagian-bagian yang berpasangan.
Pemasangan poros propeller setelah dilakukan pembongkaran harus memperhatikan tanda-tanda
yang telah dibuat atau dengan memperhatikan pola pemasangan poros propeller yang terdapat
pada buku manual dari kendaraan tersebut.

Pemasangan U-joint tipe 2 joint


Pemasangan U-joint tipe 3 joint

Tanda pemasangan yang harus diperhatikan

 Penggantian spider bearing


Setelah dilakukan pemberian tanda pada beberapa tempat, maka langkah-langkah
pembongkaran dimulai dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pukul perlahan-lahan bearing outer race dan keluarkan keempat snap ring dari
tempatnya. Pada beberapa tipe yang menggunakan lock plate, lepaskan lock plate.

Melepas snap ring dan atau lock plate


2. Tekan keluar bearing dari tempatnya dengan menggunakan SST, atau dengan alat
penekan (mesin/ alat press).

Melepas spider bearing


3. Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul propeller shaft. Lepaskan
bearing pada sisilainnya dengan prosedur yang sama.

Melepas spider bearing


4. Pasangkan dua outer race bearing yang telah dilepas ke spider sebagai tumpuan
penekanan dan dengan menggunakan SST tekan keluar bearing dari yoke.
Melepas spider bearing
5. Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul propeller shaft. Lepaskan
bearing pada sisi lainnya dengan prosedur yang sama.

Melepas spider bearing


Setelah pembongkaran, maka pasangkan kembali dengan spider bearing yang baru
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Berilah pelumas secukupnya saja dengan pelumas khusus pada spider dan
bearing-nya.

Melumasi spider bearing


2. Tepatkan tanda pada yoke (u-joint)
Menepatkan tanda pada yoke
3. Pasangkan spider bearing yang baru ke dalam yoke dengan menggunakan SST

Memasang spider bearing

4. Setel masing-masing bearing sehingga celah snap ring pada maksimum dan
lebarnya sama.

Penyetelancelah snap ring


5. Pasangkan snap ring dengan ketebalan yang sama dengan kebebasan axial max.
0.05 mm. Jangan menggunakan snap ring bekas.

Memasang snap ring


6. Pukul yoke hingga tidak terdapat celah antara bearing bagian luar dengan snap
ring.

Menepatkan snap ring

7. Periksa dan pastikan spider bearing dapat bergerak dengan lembut. Kebebasan
axial maksimal 0.05 mm.

Memeriksa kebebasan spider bearing


8. Pasangkan spider bearing padasisi yang lain dengan prosedur yang sama
sebagaimana digambarkan di atas dengan memperhatikan tanda yang telah dibuat.
Pemasangan spider bearing
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Propellershaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) berfungsi
untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke diferential. Transmisi umumnya
terpasang pada chassis frame.

Fungsi Poros Propeller


Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:
 Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan
roda belakang.
 Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak
naik dan turun.
 Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karenaperubahan
panjang poros penggerak.

Universal Joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk
memungkinkan poros berputar dengan lancar walaupun terjadi perubahan sudut.
Jenis Universal Joint
Tipe 2 Joint

Tipe 3 Joint
B. DAFTAR PUSTAKA
1. Mandala, 2014. Pengertian dan Fungsi PropellerShaft dan Universal Joint.
(Online),(http://danialmandala.blogspot.com/2014/01/pengertian-dan-fungsi-propeller-shaft.html
diakses 19 Februari 2016)
2. Subandiyono, 2012. PropellerShaft. (Online),
(http://subandiyo513.blogspot.co.id/2012/01/propeller-shaft.html diakses 19 Februari 2016)
3. Anonym, 2011. PropellerShaft. (Online),
(http://daysco.blogspot.co.id/2011/03/propeller-shaft.html diakses 19 Februari 2016)

Anda mungkin juga menyukai