com
2 Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Colombo No 1, Karangmalang, Yogyakarta 55821,
Indonesia
Cara Mengutip:Arivina, AN, & Jailani, J. (2020).Pengembangan perangkat pembelajaran trigonometri dengan
pendekatan STEM untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan prestasi belajar. Jurnal Riset
Tersedia online dihttp://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm
Pendidikan Matematika, 7(2), 178–194.https://doi.org/10.21831/jrpm.v7i2.35063
PERKENALAN
Persaingan abad ke-21 menuntut Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidang sains,
teknologi, desain teknik, dan matematika (Milaturrahmah dkk., 2017).Trilling dan Fadel
(2009)menyatakan bahwa keterampilan abad 21 menuntut sumber daya manusia yang kompeten dalam
pembelajaran dan keterampilan berinovasi; keterampilan informasi, media, dan teknologi; dan
keterampilan hidup dan karir. Lulusan SMA harus mahir dalam dimensi ilmu pengetahuan dan
teknologi (Kemendikbud, 2016a, hal. 4). Oleh karena itu, setiap individu harus menguasai tidak hanya
satu disiplin ilmu. Pembelajaran menggunakan pendekatan STEM sejalan dengan harapan Kurikulum
2013 tentang standar kecakapan lulusan sekolah menengah dan persyaratan abad ke-21. STEM
menggabungkan beberapa atau semua dari empat disiplin ilmu dari sains, teknologi, teknik, dan
matematika dengan masalah dunia nyata (Dare et al., 2018, hlm. 1).Torlakson (2014,
hal.7)menyatakan bahwa implementasi tujuan STEM mencakup kebutuhan bangsa untuk
meningkatkan jumlah ahli STEM untuk mendorong inovasi dan menjaga daya saing suatu negara di
era global.
https://doi.org/10.21831/jrpm.v7i2.35063 jrpm.ppsuny@uny.ac.id
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 7(2), 2020 -
179
Tabel 1.Persentase siswa SMA yang menjawab ulangan matematika dengan benar di Kota
Semarang Tahun 2019
Program
TesTema Sains Sosial Bahasa
Aljabar 56.23 46.27 43.91
Kalkulus 44.43 32.07 -
Geometri dan Trigonometri 44.16 27.29 42.98
Statistik 45.44 46.94 44.07
ekonomi. Hasil penelitian olehSyukri dkk. (2013,P. 105),yang mengintegrasikan STEM dalam
pembelajaran IPA di sekolah dasar dan menengah, menunjukkan bahwa pembelajaran dapat
meningkatkan prestasi dan minat belajar. Tabel 1 menunjukkan bahwa materi uji geometri dan
trigonometri memperoleh persentase terendah dibandingkan materi uji lainnya (Pusat Penilaian
Pendidikan, nd). Banyaknya indikator aljabar, kalkulus, geometri, trigonometri, dan statistika berturut-
turut adalah 14, 9, 3, 4, dan 10. Tiga indikator pada materi tes trigonometri memiliki persentase siswa
yang menjawab benar kurang dari 55%. Indikator tersebut meliputi (1) penentuan nilai rasio
trigonometri pada berbagai kuadran,
(2) menentukan gambar grafik fungsi trigonometri, (3) memecahkan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan aturan sinus dan cosinus, dan (4) menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
aturan cosinus.Sterling (2014, hlm. 1) menyatakan bahwa trigonometri menjadi dasar bagi banyak
mata pelajaran matematika - mulai dari sekolah dasar dengan bentuk geometris seperti membaca peta
dan berlanjut ke kalkulus.
Salah satu indikator soal pada tes trigonometrimaterinya adalah menyelesaikan soal-soal
kontekstual yang berkaitan dengan aturan sinus dan/atau kosinus. Soal menentukan jarak antara
tonggak A dan C jika sebidang tanah berbentuk segitiga dengan masing-masing simpul diberi batas
tiang A, B, dan C, jarak antara tiang A dan B adalah 300 m, 𝑚∠𝐴𝐵𝐶 = 45° , dan 𝑚∠𝐵𝐶𝐴 = 60°.
Soal Ujian Nasional Berbasis Komputer pada materi tes trigonometri sudah menggunakan soal
kontekstual. Namun, persentase siswa yang menjawab soal matematika dengan benar pada Ujian
Nasional Berbasis Komputer tahun pelajaran 2018/2019 pada materi tes geometri dan trigonometri
masih rendah. Berdasarkan hasil analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan tes pemecahan
masalah materi trigonometri,Wahyuni & Widayanti, 2020, hlm. 85). Menggunakan aturan sinus dalam
konteks nyata, siswa sudah memahami arti dari gambar ini. Namun tidak dapat menuliskannya dalam
bentuk penyelesaian, sehingga siswa kesulitan untuk menentukan rumus trigonometri apa yang
digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut (Komala et al., 2020, hlm. 47).
Kompetensi siswa yang rendah dalam penguasaan materi menunjukkan prestasi belajar siswa
yang juga rendah (Hijrihani & Wutsqa, 2015, hlm. 2–3). Prestasi belajar berguna untuk mengukur
ketercapaian dan kualitas pembelajaran.Dahal (2019, hlm. 77)menyatakan bahwa pencapaian berarti
status pencapaian semua tugas atau tujuan. BerdasarkanSlameto (2010, hlm. 55),tingkat prestasi
belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisik,
faktor psikis, dan faktor kelelahan, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat. Faktor eksternal yang berasal dari sekolah dipengaruhi oleh keterampilan guru
dalam menyampaikan materi, tersedianya sarana dan prasarana pendukung, atau penggunaan
perangkat pembelajaran. Salah satu upaya yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa adalah melalui inovasi model pembelajaran yang selaras dengan tujuan pembelajaran dan
kurikulum.Sidabutar, 2016, hlm. 10). Penilaian prestasi belajar diperlukan untuk menentukan siswa
mana yang memiliki kemampuan atau keterampilan yang baik.Podomi & Jailani, 2015, hlm. 63).
Menurut Dewan Nasional Guru Matematika (NCTM, 2000, hal. 29), siswa harus memiliki
standar kemampuan matematika: pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi,
koneksi, dan representasi. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan
pemecahan masalah. Keterampilan pemecahan masalah adalah kecakapan atau potensi yang dimiliki
siswa untuk memecahkan masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Gunantara et al.,
2014, hlm. 5).Chabibah dkk. (2019, hlm. 208)menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah
siswa dapat dilatih dengan meningkatkan aktivitas pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika. Siswa dapat berlatih memecahkan masalah melalui penggunaan masalah sehari-hari
dalam kegiatan pembelajaran.Suryaningtyas, 2017, hlm. 207–208).Nitko dan Brokhart (2011, hlm.
186)menyatakan bahwa keterampilan pemecahan masalah tidak diperlukan jika prosedur untuk
Hak Cipta © 2020, Jurnal Riset Pendidikan
Matematika ISSN 2356-2684 (cetak), ISSN 2477-
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 7(2), 2020 -
189
mencapai suatu tujuan sudah diketahui dengan baik oleh siswa.
Strategi pemecahan masalah tidak rutin yang muncul selama proses pembelajaran mendorong
siswa berpikir secara mendalam tentang konsep matematika yang berkaitan dengan masalah yang
diberikan.Wisniarti & Sugiman, 2018,
P. 1). Kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia tergolong rendah, hal ini terlihat dari hasil
PISA 2012 (OECD, 2014, hal. 19), selisih skor per satuan indeks keterbukaan pemecahan masalah,
Indonesia mendapat skor 7, sedangkan rata-rata OECD negara lain adalah 31. Pemecahan masalah
matematis siswa dapat dilatih dan dikembangkan ketika guru dapat memilih pendekatan, model,
metode, atau strategi pembelajaran yang tepat dan mengikuti materi, situasi, dan kondisi peserta didik
dalam pembelajaran.Siregar et al., 2018, hlm. 464–465).
Learning kit merupakan salah satu bentuk persiapan yang dilakukanoleh guru sebelum
melaksanakan proses pembelajaran.Tamba et al., 2019, hlm. 2). Tugas-tugas kunci yang terlibat dalam
pengajaran di kelas dapat dikelompokkan dalam tiga judul utama: 'perencanaan', 'presentasi dan
pemantauan', dan 'refleksi dan evaluasi' (Kyriacou, 2009, hal. 86).Bulan dkk. (2002,
hal.54)menyatakan bahwa guru yang efektif sangat sistematis dalam mempersiapkan dan
melaksanakan setiap pelajaran. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini
berfokus pada RPP atau LKS atau LKPD. RPP adalah gambaran bagaimana guru mengarahkan
kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai kerangka untuk
membimbing siswa menuju tujuan tersebut.Vdovina & Gaibisso, 2013, hal. 58).Ormrod et al. (2017,
hlm. 442–443)menyatakan bahwa penyusunan RPP perlu mempertimbangkan beberapa hal dari
peserta didik yang akan belajar, yaitu tingkat perkembangan, pengetahuan sebelumnya, latar belakang
budaya, dan kebutuhan pendidikan khusus lainnya. Ada tujuh ranah perencanaan pembelajaran, yaitu:
keselarasan dengan standar, kesesuaian tujuan pembelajaran, pembukaan dan pemanasan, kegiatan
pembelajaran, penutup, metode pengukuran pemahaman siswa, dukungan instruksional untuk berbagai
siswa (Lim et al., 2018, hlm. 527). Selain RPP, mahasiswa juga membutuhkan LKPD dalam proses
pembelajaran. LKPD, menurutChoo dkk. (2011, hal.520),adalah perangkat pengajaran yang terdiri dari
seperangkat pertanyaan dan informasi untuk membimbing siswa memahami materi ketika mereka
bekerja secara sistematis. LKPD adalah bahan tertulis yang memuat penjelasan-penjelasan yang
memandu kegiatan yang akan ditempuh siswa dalam mengajarkan topik apapun (İnan & Erkuş, 2017,
hal. 1373). Lembar kerja dapat bermanfaat dalam banyak hal dalam hal prestasi akademik, sebagai
pelengkap buku teks, untuk menambah informasi (Lee, 2014, hal. 96).
Beberapa guru telah menggunakan pendekatan atau model pembelajaran yang disesuaikan
dengan materi yang dipelajari siswa. Namun RPP dan LKPD belum disiapkan untuk peningkatan
keterampilan tertentu dan belum menggunakan pendekatan STEM. STEM cocok untuk Indonesia
karena STEM sesuai dengan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang berlaku di Indonesia
(Arlinwibowo dkk., 2020, hlm. 608). Pendekatan STEM adalah pendekatan yang memadukan dua atau
lebih bidang ilmu yang terdapat dalam STEM, yaitu Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika
(Khoiriyah et al., 2018, hlm. 54). Pembelajaran yang mengintegrasikan pendekatan STEM
memungkinkan siswa untuk mengalami sendiri proses belajarnya. Pengetahuan yang mereka dapat
serap dan simpan ke dalam ingatan lebih lama, pengetahuan dan pemahaman siswa lebih berarti
karena hasilnya sendiri dan tidak hanya menerima informasi.Suherman et al., 2018, hlm. 2). Beberapa
studi STEM biasanya mengintegrasikan pendekatan STEM dengan pendekatan atau model
pembelajaran lain seperti STEM melalui Engineering Design Process (EDP) (Winarno dkk., 2020,
hlm. 1346). Proses desain teknik mengintegrasikan sains, matematika, dan teknologi (Jolly, 2017, hal.
25). Menurut Jolly, langkah-langkah EDP terdiri dari mendefinisikan masalah, meneliti,
membayangkan, merencanakan, membuat, menguji dan mengevaluasi, mendesain ulang, dan
mengkomunikasikan.
Mengakses STEM menginspirasi siswa untuk berpikir tentang penerapannya di dunia nyata
(Roberts et al., 2018, hal. 8). Pendekatan STEM terintegrasi dapat memotivasi siswa untuk mengejar
karir di STEM dan meningkatkan minat dan kinerja mereka dalam matematika dan sains (Stohlmann
et al., 2012, hlm. 32). Penerapan model pembelajaran PBL berbasis STEM dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah IPA XI MA Nasruddin Dampit (Amelia et al., 2019, hal.15).
Penelitian yang dilakukan olehSuherman dkk. (2018, hal. 7)menunjukkan bahwa siswa yang
mendapatkan pendekatan STEM dipembelajaran memiliki pemahaman konsep trigonometri yang lebih
baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Hal tersebut menunjukkan bahwa
siswa yang mendapatkan pendekatan STEM lebih memahami konsep trigonometri daripada siswa
yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, pendekatan integrasi antar STEM
Hak Cipta © 2020, Jurnal Riset Pendidikan
Matematika ISSN 2356-2684 (cetak), ISSN 2477-
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 7(2), 2020 -
180
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa (Becker & Taman, 2011, hal. 25). Pendekatan
STEM selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan peningkatan N-gain
sebesar 0,67 pada kategori sedang (Lestari, 2019, hlm. 108).
Penelitian terkait penggunaan pendekatan STEM dalam pembelajaran banyak ditemukan pada
disiplin ilmu (Acar et al., 2018,Khoiriyah et al., 2018,Lestari, 2019,Lestari et al., 2018,Sarnita dkk.,
2019, Syukri et al., 2013,Yaki et al., 2019). Berikut ini adalah penelitian tentang STEM dalam
matematika. Penelitian sebelumnya menjelaskan tentang integrasi pendekatan STEM pada material
segi empat (Utami et al., 2018),
materi program linier (Amelia dkk., 2019), dan materi tiga dimensi (Bakhtiar dkk., 2020).
RisetSuherman dkk. (2018)menemukan peningkatan pemahaman konsep trigonometri antara siswa
yang menerima pembelajaran STEM, dan yang menerima pembelajaran konvensional. Penelitian
mereka tidak menunjukkan kualitas perangkat pembelajaran yang digunakan dan tidak berorientasi
pada keterampilan tertentu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pembelajaran dengan pendekatan STEM memiliki banyak
manfaat teoretis, terutama prestasi belajar dan keterampilan pemecahan masalah.Wang dkk. (2011,
hal.2)menyatakan bahwa salah satu tantangan pembelajaran dengan pendekatan STEM adalah
kurangnya petunjuk atau contoh umum bagi guru untuk mengajar menggunakan pendekatan STEM di
kelas. Oleh karena itu, pengembangan perangkat pembelajaran sangat diperlukan. Pengembangan
perangkat pembelajaran dengan pendekatan STEM merupakan bentuk dukungan terhadap tuntutan
abad 21 yang membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan sesuai dengan harapan
Kurikulum 2013 tentang standar kompetensi lulusan SMA. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran
trigonometri dengan pendekatan STEM diharapkan dapat menjadi alternatif perangkat pembelajaran
yang menarik dan dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan prestasi belajar. Karena
itu,
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D). Metode R&D adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu atau menguji keefektifannya
(Sugiyono, 2015, hlm. 407). Sementara itu,Gay et al. (2011, hlm.17–18)mendefinisikan penelitian dan
pengembangan sebagai proses meneliti dan mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan. Ada
banyak model pengembangan pembelajaran, namun perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dalam penelitian ini disebut dengan model ADDIE (Molenda & Boling, 2008, hlm. 110). Model ini
terdiri dari lima fase: Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Subyek penelitian
ini adalah 32 siswa kelas X SMA Negeri 5 Semarang, Indonesia. Mereka terdiri dari 13 laki-laki dan
19 perempuan dengan karakteristik heterogen. Penelitian ini dilakukan selama tujuh kali pertemuan
sejak April 2020 hingga Mei 2020. Pertemuan pertama dilakukan pretest, lima pertemuan berikutnya
dilakukan dengan pembelajaran, dan pertemuan terakhir dilakukan posttest. Sehubungan dengan
pelaksanaan penelitian di masa pandemi COVID-19, kegiatan penelitian dilakukan secara daring. Tes
diberikan menggunakan Google Form sedangkan pembelajaran menggunakan media WhatsApp dan
Google Meet.
Data dikumpulkan melaluikuesioner dan tes. Kuesioner adalah instrumen non tes yang berupa
sekumpulan pertanyaan, biasanya dalam bentuk tertulis dan kemudian diberikan kepada responden
(Retnawati, 2016,
P. 3). Angket I digunakan untuk menilai tingkat validitas perangkat pembelajaran dengan sumber data
dosen ahli. Kuesioner II digunakan untuk menilai kepraktisan perangkat pembelajaran dari guru dan
siswa. Tes digunakan untuk mengukur keefektifan perangkat pembelajaran. Kami mengubah data
kuantitatif menjadi data kualitatif berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3 (Retnawati et al., 2017, hlm. 127–
128).
Kualitas perangkat pembelajaran ditentukan berdasarkanvaliditas, kepraktisan, dan keefektifan
(Nieveen, 1999, hal. 127). BerdasarkanPlomp dan Nieveen (2010, hlm. 28),Kualitas produk dikatakan
valid jika memenuhi kebutuhan, komponen didasarkan pada pengetahuan terkini (validitas isi), dan
semua komponen konsisten satu sama lain (validitas konstruk). BerdasarkanPlomp dan Nieveen
(2010, hal.28),kualitas produk dikatakan praktis jika memudahkan guru dan siswa untuk menggunakan
produk dan mengikuti maksud pengembang. BerdasarkanPlomp dan Nieveen (2010, hlm. 28),Kualitas
produk dikatakan efektif jika hasil yang dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Gain yang
dinormalisasi (N-gain) sebagai ukuran keefektifan pelajaran (Hake, 1999) dan digunakan untuk
menilai kinerja siswa pada tes awal dan akhir (Bao, 2006, hal .917).
Validitas perangkat pembelajaran dinilai menggunakan angket dengan memilih skala penilaian
1 (tidak baik) sampai 5 (sangat baik). Penilaian validitas instrumen RPP terdiri dari 32 item, dan
penilaian validitas instrumen RPP terdiri dari 26 item. Aspek penilaian validitas RPP adalah identitas
RPP, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kesesuaian materi, kegiatan
pembelajaran, kesesuaian media atau sumber belajar, penilaian hasil belajar, dan penggunaan bahasa.
Aspek penilaian kevalidan LKPD adalah identitas dan pedoman, indikator dan tujuan pembelajaran,
kesesuaian dengan prestasi belajar, kesesuaian dengan keterampilan pemecahan masalah, kesesuaian
Hak Cipta © 2020, Jurnal Riset Pendidikan
Matematika ISSN 2356-2684 (cetak), ISSN 2477-
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 7(2), 2020 -
182
isi dan materi, tata letak, kesesuaian bahasa, kesesuaian materi. komponen presentasi,
Masalah: Terjemahan
:
Dalam mendesain mobil yang memiliki kecepatan
tinggi, diperlukan bentuk depan yang dapat
mengurangi gesekan dengan udara dan menghemat
bahan bakar. Besarnya gesekan udara dipengaruhi
oleh koefisien gesekan, massa jenis udara, kecepatan
relatif benda terhadap udara, dan luas proyeksi
benda terhadap aliran udara. Panjang kaca depan
mobil A dan B adalah 60 cm, dan panjang kap mobil
A dan B adalah 70 cm. Sedangkan sudut antara kap
mesin dan kaca depan mobil A adalah 135° dan
sudut antara kap mesin dan kaca depan mobil B
adalah 150°. Semakin kecil luas penampang,
semakin rendah gesekan udara. Mobil mana yang
memiliki gesekan udara lebih rendah?
Rencana:
20. Tanyakan kepada siswa cara Tentukan tegangan tali menggunakan teorema
menentukannyaketegangan tali dan panjang Lamy.
minimum tali yang dibutuhkan.
𝐴𝐵𝐶
==
dosa𝛼dosa 𝛽 dosa 𝛾𝛾
Tentukan panjang tali yang dibutuhkan dengan
menggunakan aturan sinus, kemudian hasilnya
dikalikan 2. (Menjelajahi kemungkinan
strategi)
𝑎𝑏𝑐
==
dosa𝐴dosa 𝐵sin 𝐶
Membuat
21. Mintalah siswa untuk menentukan tegangan Menentukan tegangan tali (Menggunakan
tali. Strategi)
22. Mintalah siswa untuk menghitung panjang Tentukan panjang minimum tali yang
minimum dibutuhkan
tali yang dibutuhkan merah (Menggunakan Strategi)
23. Ajaklah siswa untuk membandingkan kondisi Menjawab itu, yang terjadi adalah tali tidak
tali saat sudut tegangan tali θ sebesar 30° putus karena tegangan tali pada sudut θ 30°
dengan tegangan tali maksimum. kurang dari sepuluh maksimum
sion dari tali.
Selanjutnya lihat Tabel 5.
Gambar 1. Seorang arkeolog sedang menyilangkan tali di antara dua tebing Sumber: Buku Fisika Universitas ()
𝜽𝜽𝟑𝟑𝐶
𝑇𝟏𝟏
𝜽𝜽𝟑𝟑′
𝜽𝜽𝟑𝟑 𝜽𝜽𝟐𝟐
𝜽𝜽𝟏𝟏 W 𝐴
𝜽𝜽𝟏𝟏 Keterangan:
′
𝜽𝜽𝟏𝟏 𝑇 : tegangan tali
𝑇𝟐𝟐 𝜽𝜽𝟐𝟐′ 𝜽𝜽𝟐
𝟐
W : berat
𝐵
Angka2Gambar 3
Ketiga vektor 𝑇1, 𝑇2, 𝑑𝑎𝑛 W diGambar 2 dan Gambar 3 sejajar, sehingga kita dapat menggambar
segitiga dengan menggunakan ketiga vektor tersebut.
Perhatikan ∆ABC
Tulis aturan sinus yang berlaku untuk ∆ABC
… … … …. (1)
……= =
…
Gunakan sudut yang diluruskan dan hubungan sudut
dosa 𝜃𝜃′= sin(180° − ⋯ ) = sin …
1
dosa 𝜃𝜃′= sin(180° − ⋯ ) = sin …
2
3
(2)dosa 𝜃𝜃′= sin(180° − ⋯ ) = sin …
Substitusi (2) ke persamaan (1)
… … … …. (3)
……= =
…
Persamaan (3) dapat digunakan untuk menghitung tegangan tali.
c. Tuliskan rumus yang akan digunakan untuk menentukan tegangan tali dan panjang minimum
tali yang diperlukan :
Menggunakan Strategi
d. Berapa tegangan dan panjang tali minimum?
Apakah Anda yakin semua jawaban benar? Apakah ada cara lain untuk memecahkan
masalah ini? Jika ada, tuliskan caranya di sini:
KESIMPULAN
a. Jika sudut θ adalah 30°, tegangan tali adalah … N dan panjang minimum tali yang
diperlukan adalah ….
Hak Cipta © 2020, Jurnal Riset Pendidikan
Matematika ISSN 2356-2684 (cetak), ISSN 2477-
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 7(2), 2020 -
190
b. Sudut minimum θ agar tali tidak putus …°.
perhitungan pada hasil tes keterampilan pemecahan masalah menunjukkan bahwa peningkatan
keterampilan pemecahan masalah siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
STEM berada pada kategori tinggi. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran yang dikembangkan
memenuhi kriteria keefektifan berdasarkan kemampuan pemecahan masalah dan prestasi belajar
siswa.
Diskusi
Kit pembelajaran trigonometri dengan pendekatan STEM ini sangat valid, praktis, dan efektif.
Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran trigonometri yang dikembangkan layak untuk
meningkatkan pemecahan masalah dan prestasi belajar. LKPD yang digunakan berisi motivasi yang
menggugah semangat belajar siswa dan memberikan gambaran tentang manfaat materi, dan masalah
yang digunakan adalah masalah sehari-hari (berkaitan dengan sains, teknologi, dan
keteknikan).Ahmad (2016, hlm. 271)menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul dari
dalam diri siswa untuk memperoleh prestasi yang tinggi, mempertahankan prestasinya, dan
mengarahkan tindakan untuk mencapai prestasinya. Pemanfaatan masalah sehari-hari dalam kegiatan
pembelajaran memungkinkan siswa untuk terus berlatih memecahkan masalah.Suryaningtyas, 2017).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam pemecahan masalah adalah kurangnya
ketelitian dalam mengerjakan soal.Novferma, 2016;Tias & Wustsqa, 2015). Sebelum siswa
menyimpulkan jawaban yang diperoleh dari proses pemecahan masalah, pada LKPD yang
dikembangkan beberapa soal meminta siswa untuk memeriksa kembali jawabannya. Hal ini bertujuan
untuk melatih ketelitian siswa.
Dengan STEM, siswa dapat memahami konsep trigonometri karena proses pembelajaran
memberikan kesempatan untuk membangun konsep matematika dan menghubungkannya dengan
masalah dunia nyata (Suher- man et al., 2018, hlm. 7). Salah satu faktor yang mempengaruhi
pencapaian tersebut adalah penggunaan pendekatan STEM. Perangkat pembelajaran yang disusun
dengan pendekatan STEM ini mengajak siswa untuk belajar dari berbagai disiplin ilmu. Soal-soal
dalam LKPD merupakan soal-soal kontekstual yang berkaitan dengan Sains, Teknologi, Teknik, dan
Matematika. Beberapa kriteria pembelajaran STEM adalah berbasis standar konten sains dan
matematika, sesuai kelas, dan diterapkan; siswa fokus pada pemecahan masalah dunia nyata, dan
siswa diperkenalkan ke karir STEM dan/atau aplikasi kehidupan (Jolly, 2017, hal.25). Dalam
pengalaman guru, pembelajaran STEM membuat siswa lebih eksploratif terhadap suatu kasus
sehingga materi pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.Arlinwibowo dkk., 2020, hlm. 608).
Soal-soal yang terdapat dalam LKPD dapat memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah dan
prestasi belajar siswa.Shernoff et al. (2017, hal.4)menunjukkan bahwa manfaat penerapan STEM
adalah memberikan kesempatan belajar yang berpusat pada peserta didik, bermakna, menarik, dan
memfasilitasi keterampilan pemecahan masalah. BerdasarkanMoomaw (2013, hlm. 8),dalam kegiatan
STEM, guru mendorong siswa untuk memecahkan masalah mereka daripada memberikan jawaban
langsung untuk membangun pengetahuan yang telah mereka miliki dan memperdalam pemahaman
konseptual mereka.Shernoff et al. (2017,
P. 4) mengatakan bahwa mengintegrasikan disiplin STEM secara positif mempengaruhi respon
sekolah dan prestasi belajar.
RPP awal dilaksanakan secara tatap muka namun harus dilaksanakan secara daring karena
adanya pandemi Covid-19. Tentunya hal ini berdampak pada beberapa kegiatan yang tidak dapat
terlaksana sesuai rencana, kegiatan diskusi yang tidak efektif, dan alokasi waktu yang kurang. Salah
satu dampaknya adalah kegiatan pertemuan kedua yang mengharuskan siswa mengukur tinggi papan
tulis ketika diukur oleh dua siswa dengan sudut elevasi yang berbeda. Solusi yang diambil adalah
dengan memberikan informasi tentang tinggi dua siswa dan dua sudut elevasi agar masih dapat
dilakukan kegiatan selanjutnya. Pengembangan RPP dalam penelitian ini telah menerapkan beberapa
hal tersebut. Misalnya memulai pembelajaran dengan mengingat kembali materi sebelumnya dan
mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari (prasyarat), pembelajaran telah dirancang untuk
berpusat pada siswa (guru menjadi fasilitator), memahami miskonsepsi siswa dengan mengajukan
pertanyaan untuk memeriksa dan mengevaluasi solusi yang diperoleh. Guru melatih siswa
mengerjakan soal dengan memperhatikan langkah-langkah pemecahan masalah mulai dari
mengidentifikasi dan memahami masalah, mengecek dan mengevaluasi solusi yang diperoleh, dan
mempresentasikan masalah yang disajikan dalam lembar kerja siswa yang berkaitan dengan masalah
dunia nyata, khususnya yang berkaitan dengan dunia nyata. TANGKAI. Untuk mendukung kegiatan
Hak Cipta © 2020, Jurnal Riset Pendidikan
Matematika ISSN 2356-2684 (cetak), ISSN 2477-
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 7(2), 2020 -
196
tersebut, guru dapat menerapkan beberapa teknologi (menggunakan kalkulator, menggunakan internet
untuk mengecek penyelesaiannya). Guru melatih siswa mengerjakan soal dengan memperhatikan
langkah-langkah pemecahan masalah mulai dari mengidentifikasi dan memahami masalah, mengecek
dan mengevaluasi solusi yang diperoleh, dan mempresentasikan masalah yang disajikan dalam lembar
kerja siswa yang berkaitan dengan masalah dunia nyata, khususnya yang berkaitan dengan dunia
nyata. TANGKAI. Untuk mendukung kegiatan tersebut, guru dapat menerapkan beberapa teknologi
(menggunakan kalkulator, menggunakan internet untuk mengecek penyelesaiannya). Guru melatih
siswa mengerjakan soal dengan memperhatikan langkah-langkah pemecahan masalah mulai dari
mengidentifikasi dan memahami masalah, mengecek dan mengevaluasi solusi yang diperoleh, dan
mempresentasikan masalah yang disajikan dalam lembar kerja siswa yang berkaitan dengan masalah
dunia nyata, khususnya yang berkaitan dengan dunia nyata. TANGKAI. Untuk mendukung kegiatan
tersebut, guru dapat menerapkan beberapa teknologi (menggunakan kalkulator, menggunakan internet
untuk mengecek penyelesaiannya).
KESIMPULAN
Produk penelitian ini berupa perangkat pembelajaran trigonometri dengan pendekatan STEM
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan prestasi belajar siswa. Perangkat
pembelajaran memiliki ciri-ciri memuat kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi keterampilan
pemecahan masalah dan prestasi belajar, dan
masalah yang ditemukan di LKPD menggunakan masalah dunia nyata untuk memperkenalkan karir
STEM dan aplikasi kehidupan. Menurut hasil penilaian ahli validitas perangkat pembelajaran
trigonometri dengan pendekatan STEM adalah valid. Penilaian kepraktisan oleh guru berada pada
kategori sangat baik. Penilaian kepraktisan oleh siswa berada pada kategori baik. Persentase
keterlaksanaan pembelajaran diatas 80%. Oleh karena itu, perangkat pembelajarannya adalah praktik.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan prestasi belajar siswa setelah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan STEM berturut-turut berada pada kategori tinggi dan sedang. Dapat
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran ini efektif. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu (1)
perlu adanya tindak lanjut dari peneliti lain untuk menguji perangkat pembelajaran pada mata
pelajaran yang lebih besar,
PENGAKUAN
Penulis berterima kasih kepada semua peserta dalam penelitian ini dan sangat berterima kasih
atas pendanaan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Deputi Bidang Penguatan Riset dan
Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik
Indonesia (Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Deputi Bidang Penguatan Riset dan
Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia).
REFERENSI
Acar, D., Tertemiz, N., & Tasdemir, A. (2018). Efek pelatihan STEM pada prestasi akademik siswa
kelas 4 dalam sains dan matematika dan pandangan mereka tentang guru pelatihan STEM.
Jurnal Elektronik Internasional Pendidikan Dasar, 10(4), 505–
513.https://www.iejee.com/index.php/IEJEE/article/view/465
Ahmad, S. (2016). Pengaruh fobia matematika, efikasi diri, kecerdasan adversitas dan motivasi berprestasi
terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP [Pengaruh fobia matematika, efikasi diri,
kecerdasan adversitas dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar matematikasiswa SMP].
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3(2), 259–272.http://doi.org/10.21831/jrpm.v3i2.6138
Amelia, A., Abidin, Z., & Faradiba, SS (2019).Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
berbasis STEM (Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika) untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah materi matematika program linear siswa kelas XI IPA MA Nasruddin
Dampit tahun akademik 2018/2019 [Penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbasis
STEM ( Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika) untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa kelas XI IPA MA Nasruddin Dampit tahun pelajaran
2018/2019]. Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran, 14(2), 10–
16.http://riset.unisma.ac.id/index.php/jp3/article/view/2497
Arlinwibowo, J., Retnawati, H., & Kartowagiran, B. (2020). Jenis implementasi pendidikan STEM di
Indonesia. Jurnal Universitas Arsitektur & Teknologi Xi'an, 12(8), 606–
613.https://doi.org/10.37896/JXAT12.08/2664
Bakhtiar, I., Kurniati, L., & Nayazik, A. (2020). Efektifitas pendekatan STEM (Science, Technology,
Engineering, Mathematics) terhadap prestasi belajar matematika pada materi titik, garis, dan bidang
tiga dimensi. Jurnal Hipotenusa, 2(1), 1–5.https://doi.org/10.18326/hipotenusa.v2i1.1-5
Bao, L. (2006). Perbandingan teoretis dari perhitungan gain normalisasi rata-rata. Jurnal Fisika
Amerika, 74(10), 917–922.https://doi.org/10.1119/1.2213632
Becker, KH, & Park, K. (2011). Pengaruh pendekatan integratif antara mata pelajaran Sains, Teknologi,
Teknik, dan Matematika (STEM) terhadap pembelajaran siswa: analisis meta awal. Jurnal Pendidikan
STEM, 12(5), 23–37.https://www.jstem.org/jstem/index.php/JSTEM/article/view/1509
Pusat Penilaian Pendidikan. (td). Laporan hasil ujian nasional [Laporan hasil ujian nasional]
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/
Chabibah, LN, Siswanah, E., & Tsani, DF (2019). Analisis kemampuan pemecahan masalah siswa dalam
menyelesaikan soal cerita barisanditinjau dari adversity quotient [Analisis masalah siswa-
keterampilan memecahkan soal-soal cerita berurut ditinjau dari adversity quotient]. Pythagoras:
Jurnal Pendidikan Matematika, 14(2), 199–210.https://doi.org/10.21831/pg.v14i2.29024
Choo, SSY, Rotgans, JI, Yew, EHJ, & Schmidt, HG (2011). Pengaruh scaffold lembar kerja terhadap
pembelajaran siswa dalam pembelajaran berbasis masalah. Kemajuan dalam Pendidikan Ilmu
Kesehatan, 16(4), 517–528.https://doi.org/10.1007/s10459-011-9288-1
Dahal, B. (2019). Penilaian formatif dan prestasi siswa matematika di sekolah masyarakat Nepal.
Penyelidikan Sosial: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial, 1(1), 75–
93.https://doi.org/10.3126/sijssr.v1i1.26918
Berani, EA, Ellis, JA, & Roehrig, GH (2018). Memahami implementasi guru sains tentang unit
kurikulum STEM terintegrasi melalui studi kasus berganda fenomenologis. Jurnal Internasional
Pendidikan STEM, 5(1), 1–19.https://doi.org/10.1186/s40594-018-0101-z
Gay, IR, Geoffrey, EM, & Airasian, PW (2011). Penelitian pendidikan: Kompetensi untuk analisis dan
aplikasi. Pearson.
Gunantara, G., Suarjana, M., & Riastini, PN (2014). Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa matematika kelas V [Penerapan
model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas V]. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1), 1–
10.http://doi.org/10.23887/jjpgsd.v2i1.2058
Hake, RR (1999). Menganalisis skor
perubahan/perolehan.https://www1.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange- Dapatkan.pdf
Hijrihani, C., & Wutsqa, D. (2015). Keefektifan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan STAD
ditinjau dari prestasi belajar dan kepercayaan diri siswa [Keefektifan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan STAD ditinjau dari prestasi belajar dan kepercayaan diri siswa]. Pythagoras:
Jurnal Pendidikan Matematika, 10(1), 1–14.https://doi.org/10.21831/pg.v10i1.9091
İnan, C., & Erkuş, S. (2017). Pengaruh Lembar Kerja Matematika Berbasis Teori Multiple
Intelligences Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Universal
Penelitian Pendidikan, 5(8), 1372–1377.https://doi.org/10.13189/ujer.2017.050810
Jolly, A. (2017). STEM by design: Strategi dan kegiatan untuk kelas 4–8. Routledge.
Khoiriyah, N., Abdurrahman, A., & Wahyudi, I. (2018). Implementasi pendekatan pembelajaran
STEM untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada materi gelombang
bunyi [Implementasi pendekatan pembelajaran STEM untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa SMA pada materi gelombang bunyi]. Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika,
5(2), 53–62.https://doi.org/10.12928/jrkpf.v5i2.9977
Komala, E., Suryadi, D., & Dasari, D. (2020). Hambatan belajar terkait kemampuan representasi
siswa SMA terhadap konsep trigonometri. Proceeding books: The 2nd international
conference and innovation exhibition global education (ICEGE), hlm. 43–
49.https://doi.org/10.22236/ie.v1i1.107
Kyriacou, C. (2009). Pengajaran yang efektif di sekolah: Teori dan praktik. Stanley Thorne.
Lee, C. (2014). Penggunaan lembar kerja, prestasi membaca, kurangnya kesiapan kelas, dan prestasi
sains: Perbandingan lintas negara. Jurnal Pendidikan Internasional dalam Matematika, Sains dan
Teknologi, 2(2), 96–106.https://doi.org/10.18404/ijemst.38331
Lestari, DAB, Astuti, B., & Darsono, T. (2018). Implementasi LKS dengan pendekatan STEM (Sains,
Teknologi, Teknik, dan Matematika) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
[Implementasi lembar kerja dengan pendekatan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan
Matematika) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa]. Jurnal Pendidikan Fisika
dan Teknologi, 4(2), 202–207.http://doi.org/10.29303/jpft.v4i2.809
Lestari, IF (2019). Pendekatan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada konsep tekanan hidrostatis
Retnawati, H., Hadi, S., Nugraha, AC, Ramadhan, MT, Apino, E., Djidu, H., Wulandari, NF, &
Sulistyaningsih, E. (2017). Menyusun laporan hasil asesmen pendidikan di sekolah
[Mempersiapkan laporan hasil penilaian pendidikan di sekolah]. Pers UNY.
Roberts,T., Jackson, C., Mohr-Schroeder, MJ, Bush, SB, Maiorca, C., Cavalcanti, M., D. Schroeder,
C., Delaney, A., Putnam, L., & Cremeans, C. (2018). Persepsi siswa tentang pembelajaran
STEM setelah berpartisipasi dalam pengalaman belajar informal musim panas. Jurnal
Internasional Pendidikan STEM, 5(1), 1–14.https://doi.org/10.1186/s40594-018-0133-4
Sarnita, F., Fitriani, A., & Widia, W. (2019). Pengembangan perangkat pembelajaran model PBL
berbasis STEM untuk melatih keterampilan berpikir kreatif siswa tunanetra [Pengembangan
perangkat pembelajaran PBL berbasis STEM untuk melatih keterampilan berpikir kreatif siswa
tunanetra]. Jurnal Pendidikan MIPA, 9(1), 38–44.https://doi.org/10.37630/jpm.v9i1.180
Shernoff, DJ, Sinha, S., Bressler, DM, & Ginsburg, L. (2017). Menilai kebutuhan pendidikan guru dan
pengembangan profesional untuk implementasi pendekatan terpadu untuk pendidikan STEM.
Jurnal Internasional Pendidikan STEM, 4(13), 1–16.https://doi.org/10.1186/s40594-017-0068-1
Sidabutar, R. (2016). Upaya peningkatan hasil belajar matematika siswa SMA sesuai dengan kebutuhan
kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum berbasis jenjang pelajaran. Jurnal Pendidikan dan
Praktek, 7(15), 10–15.https://www.iiste.org/Journals/index.php/JEP/article/view/30805
Siregar, N., Asmin, D., & Fauzi, KMA (2018). Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa. Prosiding Seminar Internasional Tahunan ke-3
tentangPendidikan Transformatif dan Kepemimpinan Pendidikan (AISTEEL
2018).https://doi.org/10.2991/aisteel-18.2018.100
Slameto, S. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya [Pembelajaran dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya]. Rineka Cipta
Sterling, MJ (2014). Trigonometri untuk boneka. John Wiley & Sons.
Stohlmann, M., Moore, T., & Roehrig, G. (2012). Pertimbangan untuk mengajarkan pendidikan
STEM terintegrasi. Jurnal Penelitian Pendidikan Teknik Pra-Perguruan Tinggi, 2(1), 28–
34.https://doi.org/10.5703/1288284314653
Sugiyono, S. (2015). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D
[Metode penelitian pendidikan: pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D]. Alfabet.
Suherman, S., Komarudin, K., Rosyid, A., Aryanita, S., Asriyanto, D., Putra, TA, & Anggoro, T.
(2018). Meningkatkan konsep trigonometri melalui pembelajaran STEM (Science, Technology,
Engineering, and Mathematics). Konferensi Internasional tentang Akademik Multidisiplin
(ICMA) 2018.https://doi.org/10.2139/ssrn.3248139
Suryaningtyas, CP (2017). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan PMRI untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematika [Development
ofperangkat pembelajaran matematika dengan PMRI untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan komunikasi matematika]. Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika,
12(2), 200–209.https://doi.org/10.21831/pg.v12i2.14876
Syukri, M., Halim, L., & Meerah, TSM (2013). Pendidikan STEM dalam pemikiran ilmu
kewirausahaan “ESciT”, satu perkongsian pengalam dari UKM untuk Aceh [pendidikan STEM
dalam pemikiran ilmu kewirausahaan “ESciT”, berbagi pengalaman UKM untuk Aceh].
Konferensi Internasional Pembangunan Aceh 2013.
Tamba, EF, Syafari, S., Siagian, P.,& Sihotang, ML (2019). Pengembangan perangkat pembelajaran
berbasis pendidikan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa SMP Negeri 1 Medan. Jurnal Penelitian Pendidikan Amerika, 7(1), 1–
5.https://doi.org/10.12691/education-7-1-1
Tias, AAW, & Wustsqa, DU (2015). Analisis kesulitan siswa SMA dalam pemecahan masalah
matematika kelas XII IPA di Kota Yogyakarta [Analisis kesulitan siswa SMA dalam pemecahan
masalah matematika kelas XII IPA di Yogyakarta]. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2(1),
Torlakson, T. (2014). Berinovasi: Cetak biru untuk sains, teknologi, teknik, dan matematika dalam
pendidikan publik California. Pengawas Penerangan Umum Negara.
Trilling, B., & Fadel, C. (2009). Keterampilan abad ke-21: Belajar untuk kehidupan di zaman kita. John
Wiley & Sons.
Utami, TN, Jatmiko, A., & Suherman, S. (2018). Pengembangan modul matematika dengan
pendekatan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada materi
segiempat [Pengembangan modul matematika dengan pendekatan Science, Technology,
Engineering, and Mathematics (STEM) pada materi segi empat]. Desimal: Jurnal Matematika,
1(2), 165–172.https://doi.org/10.24042/djm.v1i2.2388
Vdovina, E., & Gaibisso, LC (2013). Mengembangkan pemikiran kritis di kelas bahasa Inggris:
Sebuah rencana pelajaran. Jurnal ELTA, 1(1), 54–68.https://eltajournal.org.rs/elta-journal-
volume-1-no-1- des-2013-2/
Wahyuni, NS, & Widayanti, E. (2020). Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan tes pemecahan
masalah berdasarkan prosedur newman pada materi trigonometri. IndoMath: Pendidikan
Matematika Indonesia, 3(2), 78–86.https://doi.org/10.30738/indomath.v3i2.7213
Wang, H., Moore, TJ, Roehrig, GH, & Park, MS (2011). Integrasi STEM: Persepsi dan praktik guru.
Jurnal Penelitian Pendidikan Teknik Pra-Perguruan Tinggi, 1(2), 1–
13.https://doi.org/10.5703/1288284314636
Winarno, N., Rusdiana, D., Samsudin, A., Susilowati, E., Ahmad, NJ, & Afifah, RMA (2020).
Langkah-langkah proses desain teknik (EDP) dalam pendidikan sains: Tinjauan literatur yang
sistematis. Jurnal Pendidikan Ilmuwan Muda Berbakat, 8(4), 1345–
1360.http://doi.org/10.17478/jegys.766201
Wisniarti, W., & Sugiman, S. (2018). Disonansi kognitif seorang siswa dalam menyelesaikan soal-soal
keliling tidak rutin. Jurnal Fisika: Seri Konferensi, 1097, 012099.https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1097/1/012099
Yaki, AA, Saat, RM, Sathasivam, RV, & Zulnaidi, H. (2019). Meningkatkan pencapaian sains dengan
menggunakan pendekatan STEM terintegrasi. Jurnal Pembelajaran dan Instruksi Malaysia,
16(1), 181–205.https://doi.org/10.32890/mjli2019.16.1.6
Muda, HD, Freedman, RA, Sandin, TR & Ford, AL (2002). Fisika universitas edisi 10
[Fisika Universitas Edisi Kesepuluh] (E. Juliastuti, Trans.). Erlangga. Karya asli diterbitkan tahun
2000.