LAPORAN

PRAKTIKUM MANAJEMEN AKUAKULTUR AIR TAWAR

OLEH
RENALDUS ARMAN (2013010016)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
KUPANG
2023
 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuakutur adalah kegiatan untuk memperoduksi biota (organsme)
akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangkah mendapatkan keuntungan
(profit). Oleh karena itu, akuakultur dapat didefinisikan menjadi campur
tangan ( upaya – upaya ) manusia untuk meningkatkan produktifitas perairan
melalui kegiatan budidaya. kegiatan budidaya yang di maksut adalah kegiatan
pemeliharaan untuk memperbanyak ( reproduksi), menumbukan (growt) serta
meningkatkan mutu biota akuatik sehingga diproleh keuntungan ( Effendi,
2004).
Budidaya ikan di perairan tawar adalah sala satu upaya untuk
meningkatkan produksi perikanan melalui perluasan tanah dan memanfaatkan
sumber daya alam yang melimpah. Perairan tawar di indonesia yang Sangat
luas dan pontensial tentunya menambah kelimpahan serta pengembangan
budidaya perikanan.
Menurut Crespi dan Coche (2008) pengertian akuakultur air tawar
adalah budidaya organisme akuatik dimana produk akir di hasilkan
lingkungan air tawar, tahap awal siklus hidup spesies yang dibudidayakan bisa
saja di perairan payau atau laut. Akuakultur memebrikan gambaran tentang
pengelolaan ikan dalam budidaya yang baik mencakup bagaimana kita
mengenal jenis pakan dan intesitas pakan bagi organisme air, hama penyakit
yang menyerang bagi ikan, tingka laku dan sebagainya.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui manajemen dari pengelolaan kualitas air, kesehatan
ikan, manajemen pemberian pakan serta cara membudidaya ikan air tawar
dngan baik dan benar.
1.3 Waktu Dan Tempat
Waktu pelaksanaan kegiatan wawancara pada pukul 10.00 – selesai,
tempatnya Lahan Kering Universitas Nusa Cendana.
 Nama narasumber : Eligius kono
 Usia 31 tahun
 Pekerjaan teknisi lahan kering Undana
 BAB II

PEMBAHASAN

A . Manajemen kualitas Air

Sumber air yang digunakan adalah air Pam, jadi air sebelum digunakan di
treatment selama 1 minggu, setelah air di treatment baru bisa di gunakan
budidaya. Dalam waktu kegiatan budidaya belum ada masalah, kecuali sebelum
ditreatmen langsung air dialirkan baru ada masalah akan mengakibatkan ikan
mengambang karena penagruh kaporit penggunaan air pam. Treatment yang
digunakan dengan cara air tampung ke wada penampung selama 1 minggu dengan
endapkan air tersebut dalam bak selamah 1 minggu.
Air mengalir tiga kali dalam satu minggu, mengalirnya setiap hari selasa,
kamis, dan sabtu. Pergantian air satu minggu sekali itu tergantung dari nafsu
makan ikan. Misalnya ikan atau biota akan berkurang nafsu terhadap makan baru
proses pergantian air dengan cepat. Akibat kelamaan pergantian air,perut ikan
akan kembung bahkan ada yang sampai mati. Penanganan yang di gunakan yang
terserang penyakit karena ait tidak terkontrol dalah dengan menggunakan obat
dropsi.

B. Manajemen Pemberian Pakan

Pakan yang digunakan adalah pakan buatan sari beni F99, sedangkan
pakan untuk pembesaran adalah pakan H-1 sampai H-3. Waktu pemberian pakan
pada pagi hari dan sore hari, dan dosis pemberian pakan ikan itu dilihat dari
tingka laku ikan dan kapan ikan tersebut kenyang. Masalah pengadaan pakan yang
banyak akan ada pakan yang kedaluwarsa, sehingga pakan yang disiapkan saat ini
untuk kebutuhan 2 minggu itu dengan satu karung pakan di duga efektif dan di
lakukan sortir iakn yang ukuran 3 – 5 cm, setelah dua minggu di sortir lagi ukuran
5 – 7 cm. kanibalisme itu biasa terjadi karena terlambat sortir dan akan terjadi
perbedaan ukuran saat masa panen.
C . Masalah Penyakit
Masalah penyakit yang sering menyerang ikan adalag aeromonas.
Aeromonas adalah sala satu jenis bakteri yang menyerang ikan air tawar, ikan
yang terserang biasanya mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama pada
bagian dada, perut dan pangkal sirip.
Penyebab penyait ini adalah karena kondisi stres akibat kepadatan ikan
yang tinngi, pakan yang buruk, kualitas iar buruk. Jadi penanganan yang biasa
digunakan adalah menggunakan obat dropsi dengan cara pada saat pemberian
pakan obat trsebut dicampurkan ke dalam pakan dengan merata dengan ukuran
satu sendok teh, dan larutkan kedalam air selama 5 – 10 menit baru bisa di
gunakan.

D . Manajemen Benih
Benih didatang dari luar NTT (JAWA TIMUR). Perlakuan untuk
penanganan benih yang dilakukan adalah dengan cara Aklimatisasi dengan lama
waktu 5 – 10 menit. Setelah itu baru di tebar kedalam bak penampung, dua
minggu kemudian baru disortir dan dipindakan dan di bagi setiap bak
pemeliharaan. Ukuran benih 3 – 5 cm, 4 – 5 cm, dan juga 5 – 7 cm. dengan padat
tebar 350 ekor/bak dengan ukuran bak 2 x 1,50 m. Beni yang dikirim dalam satu
boks isinya 5.000 ekor/ boks ukuran beni 3 – 5 cm, 3.000 ekor beni yang ukuran 5
– 7 cm, 4.000 ekor benih ukuran 4 – 6 cm. dengan jumlah harga per boks
1.950.000.

E . Pemanenan
Pada pasca panen beni yang siap di panen tergantung dari permintaan
konsumen. Masa ikan atau umur ikan yang siap di panen adalah dengn umur 3 – 4
bulan dan harga ikan jual untuk ikan konsumsi adalah 40.000 1 kg. Masalah
panen tidak mencapai target kerana pergantian air yang kurag optimal sehingga
ikan menyebabkan ikan mati dan predator utama adalah kucing.
 BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Usaha budidaya ikan air tawar seharus kegiatan budidaya yang di
maksut adalah kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak
(reproduksi), menumbukan (growt) serta meningkatkan mutu biota
akuatik sehingga diproleh keuntungan.
2. Pakan yang digunakan ikan perairan tawar adalah pakan buatan
sari beni F99, sedangkan pakan untuk pembesaran adalah pakan H-
1 sampai H-3. Waktu pemberian pakan pada pagi hari dan sore
hari, dan dosis pemberian pakan ikan itu dilihat dari tingka laku
ikan dan kapan ikan tersebut kenyang
 Saran
Saran yang saya ambil dalam praktikum manajemen akuakultur air
tawar adalah harus bisa terkontrol baik dari penanganan benih,
kualitas air, dan juga manajemen pakan yang baik. oleh karena itu,
untuk meningktkan produksivitas biota budidaya harus terjaga
biota dari proses kematian sehingga proses budidaya akan berjalan
dengan lancar.