Kota Kupang, kota eksotis dengan berbagai macam hasil laut dan pertanian yang beraneka
ragam. Layaknya kebanyakan kota di Indonesia, Kupang mengalami masalah dalam
pengendalian harga pangan yang stabil dan terjangkau untuk masyarakat. Kenaikan harga pangan dapat menjadi masalah yang serius bagi masyarakat kota Kupang, terutama bagi kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan finansial. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga pangan di Kupang meliputi keterbatasan infrastruktur transportasi, rendahnya produktivitas pertanian, fluktuasi permintaan dan pasokan, dan maraknya spekulasi dan monopoli pasar. Dalam mengatasi masalah harga pangan yang tidak stabil, koordinasi multisektor menjadi sangat penting di kota Kupang. Koordinasi multisektor di sini mencakup koordinasi antara pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pelaku bisnis dan petani dalam rangka pengendalian harga pangan. Pemerintah kota Kupang memiliki peran penting dalam koordinasi ini dengan mengeluarkan kebijakan dan regulasi yang mendukung upaya pengendalian harga pangan yang efektif. LSM juga dapat berperan dalam memberikan informasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang teknik pertanian yang lebih efektif dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk pertanian. Di sisi lain, pelaku bisnis dapat membantu mengendalikan harga pangan dengan menawarkan produk dengan harga yang wajar dan memberikan informasi yang tepat tentang harga pasar. Sementara itu, petani dapat berkontribusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan mengurangi fluktuasi harga. Dengan koordinasi multisektor yang efektif, diharapkan harga pangan di kota Kupang dapat dikendalikan sehingga masyarakat dapat memperoleh akses terhadap pangan yang terjangkau dan berkualitas. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kota Kupang secara keseluruhan.