Anda di halaman 1dari 49
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan 12014 Kotak Pos 1403 Telepon: 7228901, 7383939 email: surat@atropn.go id Nomor /HK .02/1085.1/1V/2023 Jakarta, 28 April 2023 Lampiran : 1 (satu) Berkas Sifat Segera Hal Pengantar Petunjuk Teknis tentang Kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional; dan 2. Para Kepala Kantor Pertanahan di Seluruh Indonesia Bahwa untuk memberikan panduan dalam pelaksanaan kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah, perlu disusun petunjuk teknis yang ruang lingkupnya meliputi subjek dan objek Sertipikasi BMN berupa tanah, tahapan sertipikasi BMN berupa tanah, dan anggaran sertipikasi BMN berupa tanah. Sehubungan dengan hal tersebut disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Petunjuk Teknis Kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah disusun untuk mewujudkan tertib administrasi dan memberikan jaminan kepastian hukum hak atas tanah serta mendukung Program Percepatan Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah yang didasari Peraturan Bersama Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.06/2009 dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah; 2. Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman dalam kegiatan Pelaksanaan Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah baik di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional maupun Kantor Pertanahan dan sebagai pedoman bagi Kementerian/Lembaga yang menguasai dan/atau menggunakan Barang Milik Negara Berupa Tanah; 3. Bahwa ... Melayai, Profecvel, Terpercaya -2- 3. Bahwa dengan berlakunya Petunjuk Teknis Nomor 5/Juknis-HK.02/IV/2023 tentang Kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah tanggal 27 April 2023, Surat Edaran Nomor 6/SE-100.HK.02.01/IV/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Peta Bidang Tanah dan Sertipikat Hak Atas ‘Tanah Mandiri (Lintas Sektor) dan Peta Bidang Tanah dan Sertipikat Hak Atas Tanah Barang Milik Negara (BMN) Tahun 2021, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Demikian agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. a.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional ‘Tembusan: Para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta. KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL PETUNJUK TEKS TENTANG KEGIATAN SERTIPIKASI BARANG MILIK NEGARA BER U@Aai aimee TANGGAL : 27 APRIL 2023 NOMOR : 5/3UKNIS-HK.02/IV/2ga— Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional DAFTAR ISI KATA PENGANTAR nanessccsescnnsescssocesonees A. PENDAHULUAN. 1, Latar Belakang sm 3) 2. Dasar Hukum 5 3. Maksud dan Tujuan 8 4. Ruang Lingkup 9 5. Ketentuan Umum.. 9 B. SUBJEK DAN OBJEK SERTIPIKASI BMN BERUPA TANAH 1. Subjek Sertipikasi BMN.. 2. Objek Sertipikasi BMN. ©. TAHAPAN KEGIATAN SERTIPIKASI BMN BERUPA TANAH..... Perencanaan. Persiapan.. Pelaksanaan... Penyerahan Sertipikat. Pelaporan.... D. PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN SERTIPIKASI BMN BERUPA TANAH.. Yeone Le Anggaran.nnn oe . 2. Output Kegiatan Sertipikasi BMN Berupa Tanah.. 3. Standar Biaya..... E, PENUTUP...... LAMPIRAN-LAMPIRAN .. seseeeneees Lampiran I Format Daftar Inventarisasi dan Identifikasi Sertipikasi BMN. Lampiran II Format Daftar Target Indikatif Sertipikasi BMN.. Lampiran iii Format Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional tentang Penetapan Lokasi Sertipikasi BMN Berupa Tanah. Lampiran IV Format Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional tentang Penunjukan Petugas Pelaksana Kegiatan Seripkast Barang Milk ‘Negara Berupa Tanah.. acta Lampiran V Format Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah Lampiran VI Format Daftar Perolehan Tanah.. emer veces 1 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ ‘Badan Pertanahan Nasional KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan tertib administrasi dan memberikan jaminan kepastian hukum hak atas tanah serta mendukung Program Percepatan Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah yang didasari Peraturan Bersama Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.06/2009 dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah, dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah. Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman dalam kegiatan Pelaksanaan Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah baik di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional maupun Kantor Pertanahan dan sebagai pedoman bagi Instansi Pemerintah yang menguasai dan/atau menggunakan Barang Milik Negara Berupa Tanah. Kami berharap Petunjuk Teknis ini dapat dipahami dengan baik oleh seluruh pihak serta dapat dimanfaatkan sebagai pedoman kegiatan Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah. Jakarta, 27 April 2023 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional PETUNJUK TEKNIS NOMOR 5/JUKNIS-HK.02/IV/2023 TENTANG KEGIATAN SERTIPIKASI BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dinyatakan bahwa “bumi, dan air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Pasal tersebut mengamanatkan bahwa segala sesuatu mengenai bumi, air, sumber daya alam dan kekayaan alam lainnya yang berada dalam wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dikuasai dan dikelola oleh negara. Pengelolaan dan penguasaan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah untuk dipergunakan sebagai alat mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) yang menjadi dasar hukum dalam melaksanakan pengaturan dan pengelolaan pertanahan agar memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam Pasal 2, Pasal 12, dan Pasal 13 UUPA diatur segala usaha bersama dibidang agraria. Pasal-pasal tersebut menjelaskan bahwa pengelolaan pertanahan dilaksanakan untuk meningkatkan produktivitas yang didasarkan pada kepentingan bersama dan kepentingan nasional serta mencegah adanya usaha monopoli oleh organisasi, usaha-usaha perseorangan, swasta, maupun usaha-usaha pemerintah yang merugikan masyarakat. Berdasarkan Pasal 19 UUPA, Pemerintah wajib melaksanakan kegiatan pendaftaran tanah dengan tujuan untuk memberikan kepastian hukum. Tujuan lain pendaftaran tanah dimuat dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yaitu menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang oe PETUNJUKTEKMIS 3 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ ‘Badan Pertanahan Nasional berkepentingan untuk memperoleh data yang diperlukan serta terwujudnya tertib administrasi pertanahan. Oleh karena_ itu, pendaftaran tanah perlu dilaksanakan agar memberikan kepastian hukum, menyediakan informasi yang dibutuhkan dan tertib administrasi pertanahan. Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah tidak luput menjadi objek pendaftaran tanah. Tanah yang berada dan/atau dikuasai oleh Kementerian/Lembaga merupakan aset negara yang harus dirawat dan dijaga dengan baik. Pendaftaran tanah BMN dapat mewujudkan tujuan pendaftaran tanah yaitu tertib administrasi pertanahan. Dengan pelaksanaan Sertipikasi BMN, setiap tanah aset BMN akan memiliki alat bukti yang kuat dan mendapatkan kepastian hukum atas aset tersebut. Berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dinyatakan bahwa Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Pusat/Daerah harus disertipikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang tersebut, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah jo. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Untuk menindaklanjuti amanat Pasal 49 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, pada tahun 2009 Menteri Keuangan dan Kepala Badan Pertanahan Nasional menerbitkan Peraturan Bersama Nomor 186/PMK.06/2009 dan Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah (selanjutnya disebut Peraturan Bersama). Dalam Peraturan Bersama tersebut dinyatakan bahwa ruang lingkup Sertipikasi BMN berupa tanah yaitu tanah yang belum bersertipikat dan tanah yang sudah bersertipikat tetapi belum atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian /Lembaga. Berdasarkan data yang ada dalam Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), pendaftaran tanah aset BMN berupa tanah adalah sebagai berikut: reruxsuxtexns 3 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Tabel 1. Data Sertipikasi BMN berupa tanah diakses siman.go.id pada tanggal 24 Oktober 2022 No. Status Aset Jumiah Aset 1 | Sudah Sertipikat dan Sesuai Ketentuan 62.317 bidang (BSSK)_ 2 | Sudah Sertipikat dan Belum Sesuai 14.652 bidang Ketentuan (BBSK) 3 | Belum Sertipikat (BS) 53.293 bidang Jumlah 130.262 bidang Dari data diatas, masih banyak tanah BMN belum terdaftar atau belum bersertipikat serta masih terdapat aset tanah BMN yang sudah bersertipikat tetapi belum sesuai dengan ketentuan. Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Bersama, tujuan sertipikasi aset tanah BMN: a, _memberikan kepastian hukum atas BMN berupa tanah; b. memberikan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah; c. _melaksanakan tertib administrasi BMN berupa tanah; dan d. _mengamankan BMN berupa tanah. Kegiatan sertipikasi BMN Berupa Tanah, perlu koordinasi yang baik antara Kementerian Keuangan selaku pengelola_ barang, Kementerian/Lembaga selaku pengguna barang dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional selaku instansi yang melaksanakan pendaftaran tanah. Dengan adanya koordinasi yang baik antar stakeholders diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan mengenai sertipikasi BMN berupa tanah secara terpadu, menyeluruh, berdaya guna dan berhasil guna, termasuk penyediaan anggaran pembiayaannya. 2. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); omnes 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6757); Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6856); Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435); Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5804); vromuxraes 6 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ ‘Badan Pertanahan Nasional k. Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6631); m. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6633); n. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 208, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6721); o. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian ‘Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83); p. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84); q. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); vr Peraturan Bersama Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.06/2009 dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 445); veronsuxTexes 7 ( Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional s. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1817); t. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985); u. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986); v. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan -Menteri_ + Keuangan Nomor 182/PMK.06/2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1353); w. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.06/2020 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Hulu Minyak dan Gas Bumi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1111); x. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 330); y. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1202); z. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 2021 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 672); aa. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2023 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 494); Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional bb. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1077); 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud Petunjuk Teknis Kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah ini merupakan pedoman dan acuan di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam Pelaksanaan Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah Kementerian/Lembaga. b. Tujuan Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis ini agar terlaksananya program percepatan pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah dan terjaminnya kepastian hukum mengenai hak atas tanah Barang Milik Negara Berupa Tanah Kementerian/Lembaga. 4. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi: a. Subjek dan Objek Sertipikasi BMN Berupa Tanah; b. Tahapan Sertipikasi BMN Berupa Tanah; dan c. Anggaran Kegiatan Sertipikasi BMN Berupa Tanah. 5. Ketentuan Umum a. Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang Tanah, Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah Tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang Tanah, Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah yang sudah ada haknya dan hak milik atas Rumah Susun serta hak- hak tertentu yang membebaninya. en | Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional b. Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali adalah kegiatan Pendaftaran Tanah yang dilakukan terhadap objek tanah yang belum didaftar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah atau Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. c. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan Data Fisik dan Data Yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan sertipikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian. d. Hak Atas Tanah adalah hak yang diperoleh dari hubungan hukum antara pemegang hak dengan tanah, termasuk ruang di atas tanah, dan/atau ruang di bawah Tanah untuk menguasai, memiliki, menggunakan, dan memanfaatkan, serta memelihara ‘Tanah, ruang di atas Tanah, dan/atau ruang di bawah Tanah. e. Tanah Negara atau Tanah yang Dikuasai Langsung oleh Negara yang selanjutnya disebut Tanah Negara adalah tanah yang tidak dilekati dengan sesuatu Hak Atas Tanah, bukan tanah wakaf, bukan Tanah Ulayat dan/atau bukan merupakan aset barang milik negara/barang milik daerah. f. Data Fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya. g. Data Yuridis adalah keterangan mengenai status hukum atau status penguasaan bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang hak atau pihak yang menguasai, dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya. h. Pelepasan Hak adalah perbuatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang Hak Pengelolaan atau Hak Atas Tanah dengan tanah yang dikuasainya untuk menjadi Tanah Negara atau Tanah Ulayat. i, Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR adalah hasil perencanaan tata ruang. j. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat KKPR adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR. PETUNJUK TEKNIS 10 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional k. Barang Milik Negara yang selanjutnya disingkat BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 1. Barang Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BMD adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. m. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. n. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang Milik Negara/Daerah o. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. p. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah. q. Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah yang dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang, paling sedikit dengan nilai seimbang. r. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian. s. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham/ aset neto/kekayaan bersih milik negara atau daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara. t. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara/Daerah dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola | Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Barang, Pengguna Barang, dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. u. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan Barang Mili Negara/Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- undangan. v. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan Barang Milik Negara/Daerah. w. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang sclanjutnya disebut Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan _—pemerintahan di_bidang, agraria/pertanahan dan tata ruang. x. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disebut Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan _—pemerintahan di_—ibidang agraria/pertanahan dan tata ruang. y. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disebut Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Kementerian di provinsi. z. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian di kabupaten/kota. rermoc rece 12 (TS SUBJEK DAN OBJEK SERTIPIKASI BMN BERUPA TANAH Subjek Sertipikasi BMN Subjek Sertipikasi BMN berupa tanah yaitu Pemerintah Republik Indonesia c.g. Kementerian/Lembaga yang menguasai dan/atau menggunakan BMN. Objek Sertipikasi BMN Objek Sertipikasi BMN adalah aset BMN berupa tanah yang diperoleh, dikuasai dan/atau tercatat sebagai aset pada Pengelola Barang dan/atau Kementerian/Lembaga sebagai Pengguna Barang. Tanah Objek Sertipikasi BMN berasal dari: 1) Tanah hasil penetapan peraturan perundang-undangan: 1) Tanah Objek Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan milik Belanda; 2) Tanah yang berasal dari Penguasaan Tanah-Tanah Negara; 3) Tanah Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T); 4) Tanah eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI); 5) Tanah bekas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S); dan 6) Tanah bekas Perjanjian Karya Penguasaan Pertambangan Batubara (PKP2B); 2) Tanah Reklamasi; 3) Tanah Timbul; 4) Tanah yang berasal dari pelepasan atau penyerahan hak; 5) Tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan; 6) Tanah Telantar; 7) Tanah hak yang jangka waktunya berakhir serta tidak dimohon Perpanjangan dan/atau Pembaruan; 8) Tanah hak yang jangka waktunya berakhir dan karena kebijakan Pemerintah Pusat tidak dapat diperpanjang dan/atau diperbarui; 9) Tanah hasil kegiatan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum; dan 10) Tanah yang sejak semula berstatus Tanah Negara. | Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Cc 1, TAHAPAN KEGIATAN SERTIPIKASI BMN BERUPA TANAH = = Gambar 1. Tahapan Kegiatan Sertipikasi BMN Berupa Tanah Perencanaan a. Kegiatan Sertipikasi BMN Berupa Tanah dilakukan oleh Kementerian berdasarkan usulan dari Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga yang disampaikan melalui DJKN setelah tahapan perencanaan. Tahapan Perencanaan meliputi kegiatan: 1) _ Inventarisasi dan Identifikasi: a) Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga melakukan inventarisasi dan identifikasi BMN berupa tanah yang digunakan, meliputi: (1) tanah yang belum bersertipikat; (2) tanah bersertipikat yang telah tercatat sebagai aset Kementerian/Lembaga namun masih atas nama perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah lain yang bukan Pengguna Barang saat ini (bersertipikat lainnya); dan (3) tanah bersertipikat yang saat ini sudah atas nama Kementerian/Lembaga Pengguna Barang namun perlu disesuaikan nama pemegang haknya menjadi atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian/Lembaga sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Bersertipikat Belum Sesuai Ketentuan). b) Inventarisasi dan identifikasi BMN berupa tanah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Petunjuk Teknis ini, paling kurang memuat: reronvoe veces 1+ Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ ‘Badan Pertanahan Nasional 2) (1) Nama Satuan Kerja Pengguna BMN; (2) Kode Barang; (3) Nomor Urut Pendaftaran (NUP) Aset; (4) Nomor Urut Bidang (NUB); (5) Data lokasi atau letak tanah; (6) Data luas tanah dalam meter persegi (m?); (7) Data bukti penguasaan tanah; dan (8) Data penggunaan tanah dan pemanfaatan tanah. c) Tanah yang telah dilakukan inventarisasi dan identifikasi oleh Satuan Kerja Pengguna. «© BMN_— atau Kementerian/Lembaga wajib dipasang tanda_batas bidang tanah. @) Hasil inventarisasi dan identifikasi BMN berupa tanah yang telah dipasang tanda batas diserahkan oleh Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Verifikasi a) KPKNL bersama dengan Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga dan Kantor Pertanahan setempat melakukan verifikasi atas hasil inventarisasi dan identifikasi BMN berupa tanah. b) _Kegiatan verifikasi dilakukan untuk memperoleh jumlah bidang tanah yang akan menjadi target berupa tanah yang disesuaikan dengan proses pelaksanaan Sertipikasi BMN, sebagai berikut: (1) Sertipikasi melalui kegiatan Pendaftaran Tanah Pertama Kali, untuk: (a) tanah yang belum bersertipikat; (b) tanah bersertipikat yang telah tercatat sebagai aset Kementerian/Lembaga namun masih atas nama perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah lain yang bukan Pengguna Barang saat ini; Kegiatan ini menjadi Target Sertipikasi BMN tahun berjalan. (2) Sertipikasi melalui kegiatan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah (Perubahan Nama) untuk tanah yang bersertipikat, namun belum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan _(Bersertipikat Belum Sesuai Ketentuan), yaitu tanah bersertipikat rere Ss Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional yang saat ini sudah atas nama Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga namun perlu disesuaikan menjadi atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian/ Lembaga. Berdasarkan klasifikasi pelaksanaan Sertipikasi BMN berupa tanah, dibuat tipologi untuk memudahkan dalam menghitung jumlah bidang tanah yang akan dijadikan target Sertipikasi BMN berupa tanah, sebagai berikut: (1) Tipologi Tipologi disusun berdasarkan kelengkapan data dan informasi bidang tanah meliputi: 1) 2) 3) 4) 5) fisik dikuasai oleh Pengguna Barang dan dokumen persyaratan lengkap atau tidak lengkap namun berpotensi dapat dilengkapi (TP1); fisik dikuasai oleh Pengguna Barang namun dokumen persyaratan tidak dapat dilengkapi (TP2); fisik dikuasai oleh Pengguna Barang dan telah bersertipikat namun belum sesuai dengan ketentuan (TP3), dengan kriteria: () Data Fisik dan Data Yuridis telah tervalidasi (TP3.1); (i) Data Fisik atau Data Yuridis belum tervalidasi (TP3.2). fisik tidak dikuasai oleh Pengguna Barang dan dokumen persyaratan lengkap (TP4); fisik tidak dikuasai oleh Pengguna Barang dan dokumen tidak lengkap atau tidak ada sama sekali (TPS); Berdasarkan penentuan tipologi, maka: (a) (b) TP1 dengan produk akhir berupa Sertipikat Hak Atas Tanah (SHAT) dan TP2 dengan produk akhir berupa Peta Bidang Tanah (PBT), ditindaklanjuti dengan diusulkan menjadi Target Sertipikasi BMN Berupa Tanah; TP3 — ditindaklanjuti_ © dengan —_ proses Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah, dengan ketentuan: PETUNJUK TEKNIS 16 () TP3.1 dapat langsung ditindaklanjuti dengan proses Perubahan Nama; (i) TP3.2 sebelum dilakukan _proses Perubahan Nama, didahului dengan validasi Data Fisik dan Data Yuridis. () TP4 dan TPS ditindaklanjuti Inventarisasi Tanah = Instansi_ = Pemerintah ~—yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan Petunjuk © Teknis mengenai __‘Kegiatan Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah (INTIP). Tabel 2. Penentuan Tipologi Se Kelengkapan Data | Tipologi| Produk Akhir | Keterangan Dikuasai Fisik | Dokumen TPL ‘SHAT Target Sertipikasi Lengkap/Dapat BMN Dilengkapi Dikuasai Fisk [Tidak ada sama | TP2 PBT Target Sertipikast sekali/Tidak dapat | BMN dilengkapi Dikuasai Fisik | - Sertipikat belum | TP3.1__| SHAT Pemeliharaan | sesuai dengan Data Pendaftaran ketentuan; ‘Tanah - Data fisik dan data yuridis telah tervalidasi Dikuasai Fisik | - Sertipikat _ belum | TP3.2 | SHAT Pemeliharaan sesuai dengan Data Pendaftaran ketentuan; ‘Tanah = Data fisik dan data yuridis belum tervalidasi. Tidak dikuasai | Dokumen TPa peta tematik | INTIP Lengkap/Dapat Dilengkapi Tidak dikuasai | Tidak ada sama | TPS peta tematik | INTIP sekali/Tidak dapat dilengkapi (2) Penentuan jumlah bidang yang akan menjadi target Sertipikasi BMN: ee 3) (a) penentuan jumlah bidang dilakukan dengan memverifikasi Data Fisik calon _ target Sertipikasi BMN; (b) jumlah bidang tanah yang dihitung sebagai calon target Sertipikasi BMN disesuaikan dengan kaidah pengukuran dan pemetaan kadastral; (c) jumlah bidang tanah dapat berasal dari NUP atau penggabungan maupun pemisahan jumlah NUP yang ada; dan (4) penggabungan atau pemisahan bidang tanah dapat diperoleh dari verifikasi NUP. d) Hasil verifikasi dituangkan dalam Daftar Target Indikatif Sertipikasi BMN yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Petunjuk Teknis ini. e) Hasil verifikasi disampaikan oleh KPKNL setempat secara berjenjang kepada Kantor Wilayah DJKN dan DJKN untuk diusulkan sebagai target indikatif sertipikasi BMN guna mendapatkan persetujuan. Penyusunan Usulan Target Indikatif dan Penetapan Target Sertipikasi BMN berupa Tanah a) DJKN menyampaikan usulan target indikatif sertipikasi BMN kepada Sekretaris Jenderal Kementerian dengan tembusan Direktorat Jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang survei dan pemetaan dan Direktorat Jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang penetapan hak dan pendaftaran tanah. b) Penyampaian usulan target indikatif sertipikasi BMN dilakukan paling lambat bulan Februari sebelum tahun pelaksanaan (T-1). ) Berdasarkan usulan target indikatif sertipikasi BMN dari DJKN: (1) Direktorat Jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang survei dan pemetaan, menyusun target PBT; dan (2) Direktorat Jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang penetapan hak dan pendaftaran tanah, menyusun target SHAT. ee Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional d) Usulan target PBT dan target SHAT berasal dari tanah yang belum bersertipikat dan tanah yang bersertipikat namun masih atas nama pihak lain. e) Usulan target PBT dan target SHAT dikoordinasikan dengan Biro Perencanaan dan Kerja Sama untuk dilakukan perencanaan anggaran Kegiatan sertipikasi BMN berupa Tanah guna diajukan persetujuan anggaran ke Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan paling lambat sebelum tahun pelaksanaan. f) Daftar target PBT dan target SHAT serta anggarannya yang telah ditetapkan, disampaikan oleh Direktorat Jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang penetapan hak dan pendaftaran tanah kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan DJKN. 2. Persiapan Tahap persiapan dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah yang meliputi: a. Penetapan lokasi Sertipikasi BMN berupa Tanah 1) Kepala Kantor Wilayah menetapkan lokasi Sertipikasi BMN berupa Tanah. 2) Penetapan lokasi dilakukan berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh Kementerian. 3) Terhadap Tanah Negara yang berasal dari Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan Penetapan Lokasi maka sertipikasinya dilakukan melalui Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah, antara lain yang berasal dari: a) Tanah Objek Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan milik Belanda; b) Tanah yang berasal dari Penguasaan Tanah-Tanah Negara; ©) Tanah Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T); d) Tanah eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLB)); e) Tanah bekas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S); dan f) Tanah bekas Perjanjian Karya Penguasaan Pertambangan Batubara (PKP2B). 4) Terhadap objek Sertipikasi BMN berupa Tanah yang masuk dalam Penetapan Lokasi Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL): a) _Pensertipikatan tanah diproses melalui mekanisme PTSL. ome Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional b) Kepala Kantor Wilayah memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan untuk berkoordinasi dengan KPKNL setempat untuk mencari bidang tanah lainnya untuk mengisi kekurangan target. ©) Apabila tidak ada bidang baru, maka anggaran dapat dilakukan optimalisasi sesuai kebijakan teknis. 5) Keputusan Penetapan lokasi Sertipikasi BMN berupa Tanah yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Petunjuk Teknis ini. b. Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah 1) Kepala Kantor Wilayah membentuk Tim Pelaksana Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah untuk masing-masing Kantor Pertanahan. 2) Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Sertipikasi_ BMN berupa Tanah disesuaikan dengan kebutuhan dan target yang telah ditetapkan. 3) Susunan keanggotaan Tim Pelaksana Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah sebagai berikut: a) Kepala Kantor Pertanahan, selaku penanggung jawab kegiatan; b) _pejabat struktural atau pejabat fungsional setara eselon IV di bidang penetapan hak dan pendaftaran tanah di lingkungan Kantor Pertanahan, selaku ketua tim pelaksana; c) pejabat struktural atau pejabat fungsional yang mempunyai tugas di subbagian tata usaha, selaku penanggung jawab administrasi; d) pejabat struktural atau pejabat fungsional yang mempunyai tugas di seksi survei dan pemetaan, selaku penanggung jawab bidang fisik; ¢) pejabat fungsional yang mempunyai tugas di seksi penetapan hak dan pendaftaran, selaku penanggung jawab bidang yuridis; dan f) staf pelaksana pada seksi survei dan pemetaan dan penetapan hak dan pendaftaran selaku anggota 4) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam angka 1) mempunyai tugas: a) mengoordinasikan kegiatan pengumpulan Data Fisik dan pengumpulan Data Yuridis, pemeriksaan tanah, remove roene 20 EGG Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional pembukuan dan penerbitan Sertipikat, dan penyerahan Sertipikat; b) _melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan; c) membantu menyelesaikan hambatan, kendala, dan permasalahan; d) menyusun laporan yang memuat pelaksanaan kegiatan, hambatan, kendala, dan permasalahan serta upaya penyelesaian; dan e) melaksanakan tugas lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan (disesuaikan dengan kondisi di masing-masing Kantor Pertanahan). 5) Tim Pelaksana Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah dibantu oleh tim fisik dari unsur survei dan pemetaan, tim yuridis dari unsur penetapan hak dan pendaftaran tanah, Panitia Pemeriksa Tanah dan petugas administrasi. 6) Keputusan Penunjukan Tim Pelaksana Kegiatan Sertipikasi BMN Berupa Tanah dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Petunjuk Teknis ini. 3. Pelaksanaan i Sertipikasi BMN berupa Tanah melalui kegiatan Pendaftaran Tanah Pertama Kali. Sebelum kegiatan sertipikasi Pendaftaran Tanah Pertama Kali dilakukan, terhadap tanah bersertipikat yang masih atas nama pihak lain (Bersertipikat Lainnya), terlebih dahulu dilakukan Pelepasan Hak oleh pemegang hak dalam bentuk akta Pelepasan Hak atau Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah, dengan ketentuan: a. apabila pemegang hak sebelumnya merupakan Instansi Pemerintah, Pelepasan Hak dibuat oleh pejabat yang berwenang pada Kementerian/Lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi mengelola BMN berupa tanah atau Kepala Satuan Kerja di daerah yang bertindak untuk dan atas nama Kementerian/Lembaga dengan Surat Kuasa atau ketentuan pada Kementerian/Lembaga = mengenai __pelimpahan kewenangan kepada Kepala Satuan Kerja untuk mengurus pensertipikatan tanah termasuk di dalamnya Pelepasan Hak; b. dalam hal pemegang hak atau ahli waris tidak diketemukan atau tidak diketahui keberadaannya, Pelepasan Hak dapat dilakukan oleh Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga dengan ketentuan: reruxvuxTexus 21 SG Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional 1) telah dilaksanakan pengalihan kewenangan pengelolaan tanahnya yang disebutkan di dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) dan/atau Surat Kuasa dan dokumen lain yang memuat hal dimaksud; 2) diumumkan dalam surat kabar selama 30 (tiga puluh) hari untuk memberikan kesempatan kepada pihak lain yang merasa memiliki tanah yang akan dimohon oleh Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga; dan 3) diajukan gugatan penguasaan/pemilikan tanah ke Pengadilan Negeri oleh Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga terhadap — pemegang hak sebelumnya yang dalam petitum penggugat antara lain mohon: 1) untuk ditetapkan sebagai pihak yang berhak atas tanah; dan 2) putusan pengadilan dapat menjadi dasar untuk melakukan Pelepasan Hak Atas Tanah. Biaya yang timbul dalam Pelepasan Hak sebagaimana dimaksud pada angka 2) dan 3) dibebankan kepada anggaran Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga. c. Terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V dan dilakukan di hadapan pejabat yang berwenang, antara lain: 1) Kepala Kantor Pertanahan; 2) Camat; atau 3) Notaris. d. Pelepasan Hak Atas Tanah atau Hak Pengelolaan yang merupakan aset instansi Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah atau BUMN/BUMD maka pelepasan atau penghapusan aset dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kegiatan sertipikasi Pendaftaran Tanah Pertama Kali, dilakukan sebagai berikut: a. Pengumpulan Data Fisik 1) Pengumpulan dan penyajian Data Fisik dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan pemetaan bidang tanah commen recs 22 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional sebagaimana diatur dalam ketentuan _peraturan perundang-undangan. 2) Pengukuran dan pemetaan dilaksanakan oleh tim fisik yang berasal dari Kantor Wilayah dan/atau Kantor Pertanahan. 3) Dalam melaksanakan pengukuran tim fisik didampingi oleh petugas dari Kementerian/Lembaga selaku pemohon guna menunjukkan batas-batas bidang tanahnya. b. Pengumpulan Data Yuridis Pengumpulan dan pemeriksaan kelengkapan data persyaratan permohonan pendaftaran Hak Pakai Selama Dipergunakan yang disampaikan oleh Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga kepada Kementerian dilaksanakan oleh Tim Yuridis. Permohonan Hak Pakai Selama Dipergunakan diajukan secara tertulis, yang memuat: 1) 2) a) b) Keterangan mengenai pemohon: Nama, alamat, jabatan, dalam hal ini yaitu pejabat yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum serta bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga. Keterangan mengenai tanahnya yang meliputi Data Yuridis dan Data Fisik: (1) Dasar penguasaan atau alas hak berupa sertipikat, girik, surat kaveling, surat-surat bukti Pelepasan Hak dan pelunasan tanah dan rumah dan/atau tanah yang telah dibeli dari pemerintah, putusan pengadilan, akta PPAT, akta Pelepasan Hak dan surat-surat bukti pelepasan lainnya; (2) Letak, batas-batas dan luasnya (jika ada Surat Ukur, Peta Bidang Tanah atau Gambar Situasi sebutkan tanggal dan nomornya); (3) Jenis tanah (pertanian/non pertanian); (4) Rencana penggunaan tanah; (5) Status tanahnya (tanah bekas hak atau Tanah Negara); (6) Khusus di DKI Jakarta untuk tanah-tanah instansi Pemerintah dapat diproses tanpa PETUNJUK TEKNIS 23 3) 4) 5) 6) harus menunggu penyelesaian Surat Izin Penunjukan dan Penggunaan Tanah (SIPPT); (7) Lain-lain: (a) Rekomendasi/keterangan kesesuaian dengan RTRW; (b) Rekomendasi/keterangan berada di luar kawasan hutan; dan/atau (9. Rekomendasi/keterangan lainnya yang terkait dengan tanah tersebut. Data Yuridis yang dikumpulkan antara lain dokumen yang menjadi dasar penguasaan atau alas hak, meliputi: a) bukti tertulis; b) _ keterangan saksi; ©) pernyataan yang bersangkutan dari setiap bidang tanah; dan/atau d) dokumen persyaratan lainnya. Dalam hal dokumen dasar penguasaan atau alas hak tidak ada maka dibuat surat pernyataan penguasaan fisik dan/atau surat pernyataan penguasaan aset. Dalam hal dokumen dasar penguasaan atau dokumen lainnya hilang, surat pernyataan penguasaan fisik dan/atau surat pernyataan penguasaan aset dilampiri dengan surat keterangan kehilangan dari kepolisian. Apabila bidang tanah diperoleh berdasarkan Pelepasan Hak maka permohonan dilengkapi dengan: a) Akta Pelepasan Hak atau Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah; b) Daftar perolehan tanah yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI Petunjuk Teknis ini. c. Pemeriksaan Tanah q) 2) Pemeriksaan Tanah dilakukan oleh Panitia Pemeriksa Tanah A yang dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah. Panitia Pemeriksaan Tanah A melakukan kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan pengkajian untuk PETUNJUK TEKNIS 24 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional I. memperoleh kebenaran formal atas Data Fisik dan Data Yuridis dalam rangka penyelesaian _permohonan penetapan Hak Pakai selama dipergunakan. 3) Kebenaran materiil dari warkah/berkas yang diajukan dalam rangka pemberian hak sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemohon. 4) Bentuk dan isi Berita Acara Pemeriksaan Lapang dan Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah A berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah untuk pemberian hak di atas Tanah Negara. d. Penerbitan Keputusan Pemberian Hak 1) Permohonan Sertipikasi BMN berupa Tanah diproses melalui pemberian hak di atas Tanah Negara. 2) Keputusan pemberian hak ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan. , Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat Setelah diterbitkan Surat Keputusan pemberian hak, selanjutnya bidang tanah yang telah ditetapkan haknya dibukukan dalam buku tanah dan untuk kepentingan pemegang hak diterbitkan sertipikat dengan jangka waktu “selama dipergunakan’. Kegiatan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah (Perubahan Nama) Pelaksanaan Sertipikasi melalui Kegiatan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah melalui proses Perubahan Nama dilakukan untuk menyesuaikan nama Satuan Kerja Pengguna BMN atau Kementerian/Lembaga yang tertera dalam Sertipikat agar disesuaikan menjadi atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian/Lembaga. a, Validasi Data Fisik dan Data Yuridis 1) Kegiatan Validasi Data Fisik dan Data Yuridis merupakan kegiatan yang dilakukan _secara berkelanjutan oleh Kantor Pertanahan untuk memperbaiki data schingga diperoleh data pertanahan yang valid. PETUNJUK TEKNIS 25 2) Dalam rangka pelaksaaan Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah, validasi dilakukan terhadap bidang tanah yang termasuk dalam tipologi TP3 apabila Data Fisik atau Data Yuridis belum tervalidasi sebelum diproses Perubahan Nama. b. Perubahan Nama 1) 2) 3) 4) Permohonan perubahan nama tersebut diajukan oleh pejabat yang berwenang pada Kementerian/Lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi mengelola BMN berupa tanah atau Kepala Satuan Kerja di daerah yang bertindak untuk dan atas nama Kementerian/Lembaga dengan ‘Surat Kuasa atau ketentuan Kementerian/Lembaga yang mengatur —_ mengenai pelimpahan kewenangan kepada Kepala Satuan Kerja untuk mengurus pensertipikatan tanah termasuk di dalamnya perubahan nama. Apabila bidang tanah yang diajukan perubahan nama belum tervalidasi, maka dilakukan validasi terlebih dahulu. Permohonan perubahan nama yang diajukan ke Kantor Pertanahan dengan dilampiri: a) Asli Sertipikat Hak Pakai atas nama Kementerian/ Lembaga; b) Peraturan perundang-undangan terkait pembentukan dan/atau perubahan nomenklatur Kementerian/Lembaga selaku pengguna BMN berupa tanah; dan ©) Persyaratan lain sesuai dengan _peraturan perundang-undangan mengenai standar pelayanan pertanahan. Terhadap layanan perubahan nama pemegang Hak Instansi Pemerintah dikenakan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp0,- (Nol Rupiah) sebagaimana Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Sebagai contoh: a) Sertipikat Hak Pakai atas nama Departemen Perdagangan. Dalam perkembangannya Departemen ‘Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Perdagangan mengalami_—perubahan _struktur kelembagaan dan digabung dengan Departemen Perindustrian menjadi atas nama Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Selanjutnya terjadi perubahan struktur kelembagaan menjadi atas nama Kementerian —Perindustrian dan _—Kementerian Perdagangan. Saat ini tanah dengan sertipikat Hak Pakai atas nama Departemen Perdagangan tersebut dikuasai oleh Kementerian Perindustrian dan diajukan perubahan nama di Kantor Pertanahan menjadi atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.g. _Kementerian Perindustrian. Dalam hal ini Kementerian Perindustrian diwajibkan melengkapi berkas permohonan perubahan nama dimaksud dengan peraturan_ perubahan kelembagaan BMN berupa tanah dimaksud menjadi Kementerian Perindustrian selaku Pengguna Barang. 2) Sertipikat yang masih tercatat atas nama Satuan Kerja KPKNL, akan diganti nama atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian Keuangan 3) Sertipikat yang masih tercatat atas nama Perorangan bertindak untuk dan atas nama dengan Hak Pakai Selama dipergunakan akan diganti nama menjadi Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian/Lembaga. Penyerahan Sertipikat Sertipikat hasil Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah yang telah terbit selanjutnya diserahkan kepada para pemegang Hak Atas Tanah yang pelaksanaan penyerahannya dapat dikoordinasikan dengan KPKNL dan/atau Satuan Kerja Pengguna += BMN atau Kementerian /Lembaga. Pelaporan a. Pelaporan pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah melalui Pendaftaran Tanah Pertama kali, dilakukan secara bulanan yang berisi perkembangan kemajuan dan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan; b. Pelaporan dilakukan oleh Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah kepada Kepala Kantor Pertanahan untuk selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah dan PETUNJUK TEKMIS 27 ditembuskan kepada Kepala KPKNL setempat dan Satuan Kerja Kementerian/Lembaga untuk selanjutnya Kepala Kantor Wilayah melaporkan kepada Kementerian dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah DJKN yang pada intinya memuat: 1) Kemajuan pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah, disampaikan Kepala Kantor melalui: a) Aplikasi Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) yang terintegrasi dengan dashboard PTSL dan BMN; b) Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan (SKMPP) Kementerian; ©) Laporan tertulis secara berkala kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah dan Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang; 2) Pelaporan akhir pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah: a) dari Kepala Kantor Pertanahan kepada Kepala Kantor Wilayah; dan b) dari Kepala Kantor Wilayah kepada Menteri. rene rexns 28 (UT 1 PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN SERTIPIKASI BMN BERUPA TANAH Anggaran a. Sumber anggaran Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah terdiri atas anggaran: 1) Peta Bidang Tanah (PBT); dan 2) Sertipikasi Hak Atas Tanah (SHAT), yang berasal dari APBN dalam Kiasifikasi Rincian Output (KRO) Pelayanan Publik kepada Lembaga (QAB) dengan Rincian Output (RO) PBT BMN dan SHAT BMN. b. Komponen pada Rincian Output (RO) tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1) PBT BMN dengan komponen Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah (052); 2) SHAT BMN dengan komponen: a) Koordinasi (051); b) Pengumpulan Data (alas bukti hak/alas hak) (052); ©) Pemeriksaan Tanah (053); 4) Penerbitan SK Hak/Pengesahan Data Fisik dan Yuridis (054); ¢) Penerbitan Sertipikat (055); dan f) Supervisi dan Pelaporan (056). c. Anggaran untuk Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah sesuai dengan DIPA masing-masing Kantor Wilayah, dan apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan Sertipikasi BMN tidak terpenuhi maka dapat dilakukan optimalisasi anggaran untuk kegiatan Prioritas Nasional lainnya dengan persetujuan Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah. d. Pada tahap perencanaan, Kegiatan Inventarisasi dan Verifikasi pra Sertipikasi BMN tidak dibiayai oleh DIPA Kementerian. e. Kegiatan Pelaporan Sertipikasi BMN berupa Tanah dapat dibiayai dari kegiatan Layanan Pemantauan dan Evaluasi (6416.EBD.953) yang terdapat di bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah. f, Pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan Kegiatan Sertipikasi BMN berupa Tanah dilaksanakan sesuai ketentuan pencairan anggaran yang berlaku. PETUNJUK TEKNIS 29 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional 2. Output Kegiatan Sertipikasi BMN Berupa Tanah Output/Keluaran 1) Daftar Inventarisasi dan identifikasi BMN Berupa Tanah Daftar target indikatif sertipikasi BMN Berupa Tanah 2) b. | Persiapan 1) Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah tentang Penetapan Lokasi Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah tentang Tim Pelaksana Sertipikasi BMN Berupa Tanah 2) c. | Pelaksanaan 1) Pengumpulan Data Yuridis Daftar Kelengkapan Dokumen disertai berkas permohonan dan nomor berkas pendaftaran. 2) Pengumpulan Data 1) Gambar Ukur; Fisik 2) Peta Bidang Tanah. 3) Pemeriksaan Tanah | 1) Surat Tugas; 2) Surat Undangan Panitia Pemeriksaan Tanah A; 3) Berita Acara Penelitian Lapang; 4) Risalah Panitia Pemeriksaan ‘Tanah A. 4) Penerbitan Keputusan | Keputusan Pemberian Hak Hak 3) Pembukuan dan 1) Buku Tanah; Penerbitan Sertipikat_ | 2) Surat Ukur; dan 3)_Sertipikat. ._| Penyerahan Sertipikat Daftar Isian 301A . | Penyusunan Laporan Laporan 3. Standar Biaya Standar Biaya Keluaran (SBK) pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi yang digunakan sebagai dasar BMN berupa Tanah berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2023. PETUNJUK TEKMIS 30 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional E. PENUTUP 1) Demikian Petunjuk Teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi BMN Berupa Tanah. 2) Petunjuk Teknis Kegiatan Sertipikasi BMN Berupa Tanah mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. 3) Dengan ditetapkannya Petunjuk Teknis ini, maka Surat Edaran Nomor — 6/SE-100.HK.02.01/IV/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Peta Bidang Tanah dan Sertipikat Hak Atas Tanah Mandiri (Lintas Sektor) dan Peta Bidang Tanah dan Sertipikat Hak Atas Tanah Barang Milik Negara (BMN) Tahun 2021, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 April 2023 a.n. MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAJ_PERTANAHAN NASIONAL remo recns 31 LAMPIRAN-LAMPIRAN | weBueso13y we youn, uereeyuomiag wuOUDy Le uy ees quae, uNwUnUo we upp peuld /etpuas reseroqp uweserLY ‘esuURe YwUY, UeY>IOAOY WHS] JPY NMA Ser YuB UB's] Z] WoJoy wrEBaN YoUB] WeYD[OIIg LETS] tex!dnsag sowo0N wex!s|, youn, suey MEMS] 6 WoION vws0q ‘ueywurDoay ‘uorednqey “ISUIOLY) HELE, HHO] UENLS] gL ‘9 “S WOION ON WERT» WOIO (asp ‘qerunomag sowuey uoundueg your /sHi oul /Suredey YouRy) BuvsHE Bpox UOT € WOIOH, Wve euniiuag whioy UENIES BUEN HONE Z WOIOH, ‘uv ues9193, et | awe | eae | ones | areca ee eee von | ree | vets Ltn | seus |“ oO vaivanavs we | omvaa | rerus | oy steno | nnn ‘vv ond SVAN SP mn ve van “~ NING ISVHIdLIAAS ISVNIALINGCI NVC ISVSRIVINAANI AVLAVE. NING tsexrdrueg Isexynuep] wep Isestreyuaauy Feyeq yeurtoy | uendurey euojsey uoyeURag WEEE Buoy ere wep ues UeLIOIURUIEY ea Yeu we Led 198, eS] VHS 128301, wey] ‘yoUBy, seo PSIG UH youn sexo] uneUrNDAy TOTS young, 1seq0T Moy /uorednquy WHY} youny sexO] UTAOLE Wor} ‘woloy ON UIST p WOIOY (asp ‘yeupowog souey ueunduNg YouRL/suit] YeURL/FuEde] YouR]) BuBIE apoy MEAS] € WOIO, NWN@ eunsuag efiay uemeg wurEN UOMIST Z WOIOS, Suwpia Insp JoWON WEIS] | WoIOy, "ebuMs319, | t or m7 a 1 st m7 6 2 4 o [os + £ z L pe | ooose vox toa | wea 7 — 908 ee ety eee | aaa eee ooose | 2%, | vesa | suvmwony | atvanava | OH! | | onvave | aznve | yy etn | aotan =r cox | ven Za ea HVNVAL WLS ened a “vine NVNLLWS NWN@ ISVMIALANGS JLLVHIGNI LIOYVL AVLAVA NW 'sexidnieg jnexIpuy yoBrey, reyeq yeunog |] endure] ouotsoyy ueyoumog wepE (Buen ey, wep wey UE IUEN Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Lampiran Ill Format Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional tentang Penetapan Lokasi Sertipikasi BMN Berupa Tanah KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PROVINS! . NOMOR. TENTANG. PENETAPAN LOKASI SERTIPIKASI BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI Menimbang :a. bahwa untuk memenuhi ketentuan . Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi menetapkan lokasi Kegiatan Sertipikasi Barang Tanah; b, _bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf ‘a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi tentang Penetapan Lokasi Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5038); 4, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 238); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5804); 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83); 7. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84); 8 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2019-202 9. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 953); 10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2021 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2022 tentang Surveyor Berlisensi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 396); 11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2021 Nomor 1202); MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI .. . TENTANG PENETAPAN LOKASI SERTIPIKAS] BARANG MiLIK NEGARA BERUPA TANAH Di PROVINSI snes TAHUN ANGGARAN 20XX. Menunjuk Kabupaten/Kota Sebagai lokasi dan jumlah bidang Kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah di Provinsi , sebagaimana lampiran Surat Keputusan ini, Apabila dalam pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah di Provinst .... ‘Tahun Anggaran 20XX terdapat kendala teknis sehingga Kabupaten/Kota yang telah ditetapkam sebagai lokasi kegiatan tidak dapat dilaksanakan maka dapat ditinjau Kembali dan dialihkan ke Kabupaten /Kota lain, Pengalihan lokasi dimaksud pada Diktum Kedua harus berdasarkan usulan dari Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang : dengan menyampakaikan alasannya. Keputusan ini berlaicu sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan fapabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki/ disempurnakan sebagaimana mestinya. KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT Ditetapkan di Pada Tanggal KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PROVINSI .. NIP. Tembusan! 1, Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di Jakarta; Gubernur mn Bupati/Walikota Kepala KPKNL ..... Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota; Dst eee ees eMNOME ‘VNOISVN NVHVNVIASd NVAVE, HVAVTIM YOINVY VIVdax. “wale “w]e won| | a = oon ore | pm OaBOT [ar ooo's> | econ ore | wR GOTT a ooost> < ee ON Se, ‘wioy/uayednqey | oN (au) (tan) yerune z Borodu, TBojodus uedejousg Buequ9y ~~ reasuy unyeL “ IsulAolg Yeu edniog ereBoN AINA Suereg Iseytdniog UezerBoy 18640] supsosg [euoIseN UeYeUELod Uepeg YeAeIM JOEY eredoy UesMaNdoy yeIng WENT] Teuorsey uoyouELad wepe [Buon my, wep BURY weUS USE Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Lampiran IV Format Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional tentang Penunjukan Petugas Pelaksana Kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI NoMOR, TENTANG PENUNJUKAN PETUGAS PELAKSANA KEGIATAN SERTIPIKASI BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI Menimbang ra. bahwa untuk melaksanakan kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah Tahun Anggaran 20XX, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ; perlu membentuk Petugas Pelaksana; b. bahwa berdasarican pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi .. tentang Penunjukan Petugas Pelaksana Kegiatan Sertipikasi Barang Milik Negara Berupa Tanah di Provinsi a ‘Tahun Anggaran 20XX; Mengingat 1, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2009 Nomor 5038); Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 ‘Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 238); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5804); 6, Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83); 7. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2020 Nomor 84); 8, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode ‘Tahun 2019-2024; 9, Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomer 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional tentang Pendaftaran Tanah sebagaimana telah diubah 10, dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun, 2021 Nomor 953}; Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2021 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2022 tentang Surveyor Berlisensi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 396); Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penctapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1202); ML. MEMUTUSKAN: Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH _ BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ‘TENTANG PENUNJUKAN PETUGAS _PELAKSANA KEGIATAN SERTIPIKASI BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH DI PROVINSI ‘TAHUN ANGGARAN 20XX. Menunjuk Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah KESATU : Non Pegawai Negeri (PPNPN) dan Asisten Surveyor Kadaster (ASK) yang Namanya tercantum dalam Lampiran Surat Keputusan ini. Petugas scbagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, KEDUA bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provin: Sumber pendanaan untuk pelaksanaan Keputusan ini KETIGA 2 berasal dari Daftar Isian Pelakasanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ‘Tahun Anggaran 20XX Nomor tanggal Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan KEEMPAT akan diperbaiki/ disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Pada Tanggal KEPALA KANTOR WILAYAH 'BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVING! .. NP. ‘Tembusan: 1. Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di Jakarta; Gubernur ... Bupati/Walilcota Kepala KPKNL Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kota; Dst.... aaron Lampiran 1 Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nomor ‘Tanggal PENGUKURAN KEGIATAN SERTIPIKASI BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH. TAHUN ANGGARAN 20XX 1, Kabupaten /Kota ... NO NAMA NIP JABATAN KEDUDUKAN/TUGAS | 7 2 = 4 5 T 2 Dat 2. Kabupaten/Kota . NO NAMA NP JABATAN ‘KEDUDUKAN/TUGAS T 2 a 4 5 T 2 Dat 3. Dst. KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI NIP. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Lampiran 2 Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nomor Tanggal PENGUMPULAN DATA YURIDIS KEGIATAN SERTIPIKASI BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH TAHUN ANGGARAN 20XX 1. _Kabupaten/Kota .... NO NAMA NIP JABATAN KEDUDUKAN/TUGAS 7 2 3 7 5 T 2 Dst 2. _Kabupaten/Kota NO ‘NAMA NIP JABATAN KEDUDUKAN/TUGAS T 2 3 4 s 2 Det 3. Det... KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ' NIP. Lampiran 3 Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nomor Tanggal PANITIA PEMERIKSAAN TANAH A KEGIATAN SERTIPIKAS! BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH ‘TAHUN ANGGARAN 20XX 1, _Kabupaten/Kota NO NAMA NP JABATAN KEDUDUKAN/TUGAS 7 2 3 4 S af a] 4] Turah/Kepala Desa NP ‘JABATAN KEDUDUKAN/TUGAS 7 2. 3 a $s 3 | larah/Kepala Desa KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ........0000 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Lampiran 4 Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nomor ‘Tanggal PENGUMPULAN PENGOLAH DATA KEGIATAN SERTIPIKASI BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH ‘TAHUN ANGGARAN 20XX 1. _Kabupaten/Kota sis NO NAMA NP JABATAN KEDUDUKAN/TUGAS T z 3 4 = 2. Kabupaten /Kota ... ‘NO ‘NAMA’ NP JABATAN: KEDUDUKAN/TUGAS | 7 2 a 7 5 z Det KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Lampiran V Format Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah SURAT PERNYATAAN PELEPASAN HAK ATAS TANAH Yang bertanda tangan di bawah ini ... bertempat tinggal ... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ..., dengan ini menyatakan melepaskan Hak Milik/Hak Guna Usaha/Hak Guna Bangunan/Hak Pakai *) kepada Negara dengan keterangan sebagai berikut: A. URAIAN MENGENAI PEMOHON *) 1. Perseorangan a. Nama dan Umur b. Kewarganegaraan cc. NIK atau nomor visa/ paspor/izin tinggal d. Pekerjaan e. Tempat Tinggal 2. Badan Hukum a. Nama Pemohon Domisili/Tempat Kedudukan Akta Pendirian/Perubahan Peraturan Pendirian Perusahaan Pengesahan/Persetujuan e, Nomor Induk Berusaha/ Tanda Daftar Perusahaan f. Bidang usaha B, MENGENAI TANAH YANG DIMOHON *) 1, Nomor Hak Atas Tanah 2. Letak a, Kelurahan/Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Luas Peta Bidang Tanah so & pPepeog (tuliskan nomor NIB secara lengkap) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional 3. Status Tanah 4. Penggunaan Sekarang 5. Rencana Penggunaan C. ALASAN PEMOHON MELEPASKAN HAK Jelaskan alasan pemohon melepaskan haknya 4. Dst D. TANAH LAIN YANG DIPUNYAI PEMOHON (Sebutkan status tanah, luas dan letaknya dengan menunjuk Kabupaten/Kota dan Provinsi saja) 4. Dst E, SURAT-SURAT YANG DILAMPIRKAN **) 1. Identitas Pemohon (KTP pemohon atau KTP pemohon dan kuasanya serta surat kuasa apabila dikuasakan) 2. 3. 4. Dst Demikian untuk surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui, Pemohon, (Kepala Kantor Pertanahan /Camat/Notaris*) Keterangan : +) Pilih sesuai dengan permohonan yang diajukan, coret yang tidak perlu *+) Kelengkapan persyaratan permohonan yang berupa fotokopi dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang. yoy Sere rueSueepuRUoU BULA yeqefed was sey uwsedoyod /ijeue) ueyojorad owou wep jeHBUE LEAS] = 11 WO}, woyounp Buv4 yours eo wioy/usrednqey WOM : 9 WOIOS, Tensypey uosnanBuad rIsey SER] MEDUS] : OF WOIOS uoyourp Sued yeu yeraq uEreUINDI UES] = § WOIOY ‘uvysedayp Hues your Sen UEMS] + 6 WOIOY ‘uoyounp Buek your) era UEBINION}/ Sap WEIS] + f WoL, ‘esuUte] sdumeyioy ey sere sen] HS] WOION qeuey /roH YOUR, /voPY STN Seog WeUBL/esEBON YOU, LAS]. ¢ WOON oy Supe UaUINy}Op urETeP w1dTIN Bues WeBUEP rensas uvysedsjou Sues neye/uep yey sued dexsus] wureu ues]: z wOIOY, uoyounp Sues youn sero] suNAOsd UES]: 2 wOTeY, ‘Fuvplg min 1OWoN | 1 Wor :uvuesa19y 38P z T Tt oF é z z 3 z e é @ T cv (eu/gea) su sa) sunnoi ONT ueeure9. WETRINN, ‘Buk veqVod eat eae | eee “tT uarednqey | pesaa | cong Se aes won aout sory L VE NVSvaaTaN ae ONVA/aITINGd =— | “ON WH NVEVaFTaA YAWN, Jayna, HYNVL-SVO NOHOWIG ONVA HYNVLL IVNONAW nvHaTONaa avsva HYNVL NVH@10uad YVLAVG yeur, ueysjorod se ye yeuLloy JA uesdurey euotsey weyeumaY UepeR (Buea ere wep wires Ue USO

Anda mungkin juga menyukai