Anda di halaman 1dari 10

IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education

Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
E-ISSN: 2655-6278 P-ISSN: 2655-6588

Analisis Keterkaitan Motivasi Dan Apersepsi Terhadap Hasil Belajar IPS

IRWAN SATRIA1 & RADEN GAMAL TAMRIN KUSUMAH2


1,2
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
Jl. Raden Fatah kel. Pagar Dewa Kec. Selebar, Bengkulu, Indonesia
1
irwansatria@iainbengkulu.ac.id
2
raden@iainbengkulu.ac.id

Abstract: Social studies learning outcomes obtained by elementary school age students vary
from categories of low, medium and high. These variations come from various factors. The
factors studied were apperception and motivation variables. The research method used is a
quantitative approach. The instruments used were learning achievement tests, questionnaires,
and interviews to strengthen the analysis of the interrelationships. T test is used to determine
the relationship of these three variables. The results showed that there was a positive correlation
between apperception and social studies learning outcomes where Fcount < Ftable with α = 0.05
with (1.21 <1.86). Positive correlation was also found in motivation with social studies learning
outcomes where Fcount < Ftable with α = 0.05 with (1.03 <1.86).

Keywords. Social Studies Learning outcomes; Apperception; Motivation

Abstrak. Hasil belajar IPS yang didapatkan oleh siswa usia sekolah dasar bervariasi mulai dari
ketegori rendah, sedang dan tinggi. Nuansa tersebut berasal dari berbagai faktor. Faktor yang
diteliti adalah variabel apersepsi dan motivasi. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan
pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar, kuesioner, dan
wawancara untuk memperkuat analisis keterkaitannya. Uji t digunakan untuk mengetahui
hubungan dari tiga variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi
positif antara apersepsi terhadap hasil belajar IPS dimana Fhitung < Ftabel dengan α = 0,05 dengan
(1,21 < 1,86 ). Korelasi positif juga didapatkan motivasi dengan hasil belajar IPS dimana dimana
Fhitung < Ftabel dengan α = 0,05 dengan (1,03<1,86).

Kata kunci. Hasil Belajar IPS; Apersepsi; Motivasi

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 114


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

PENDAHULUAN sikap guru yang sangat antusias. Siswa


Guru sering mengeluh tentang yang telah termotivasi dan penuh
ketidaktahuan siswa untuk menerima perhatian akan melaksanakan tugas
pelajaran baru. Permasalahan ini yang penuh gairah, semangat yang
didapatkan pada saat pra penelitian di tinggi, cepat bereaksi terhadap
lapangan. Hal tersebut dapat diketahui pertanyaan-pertanyaan guru.
pada waktu guru memberikan apersepsi Memberikan Apersepsi pada setiap
yang berupa pertanyaan-pertanyaan awal pelajaran sangat mendorong untuk
yang berkenaan dengan materi yang memastikan kesiapan siswa dalam
akan disampaikan, karena guru kegiatan belajar (Puteri, 2018). Konsep
memerlukan berbagai upaya untuk ini mampu Untuk mendukung siswa agar
memotivasi siswa agar siap menerima mantap dalam menyerap pelajaran yang
pelajaran. Salah satunya adalah dengan telah ditransfer, prosedur persepsi
guru memberikan apersepsi pada siswa membutuhkan keterampilan khusus
sebelum proses belajar mengajar yang perlu di pelajari oleh guru karena
berlangsung. Pemberian apersepsi pada pendekatan ini merupakan momen yang
setiap memulai pelajaran sangat besar menentukan mulai dari guru masuk
artinya bagi kesiapan belajar siswa. kelas hingga pengajaran dan
Apersepsi dapat membantu siswa agar pembelajaran. Kegiatan selesai. Proses
menjadi mantap dalam menyerap apersepsi adalah kegiatan yang
pelajaran yang telah diberikan (Hanik, dilakukan oleh guru untuk menciptakan
Wulan, & Mutmainah, 2018; Ningsih, suasana keadaan “siap” bagi siswa
Mastuti, & Aminuyati, 2013). secara mental. Tujuannya agara
Memberikan apersepsi merupakan suatu merangsang perhatian siswa untuk
keterampilan yang perlu dipelajari oleh fokus pada materi yang akan dipelajari.
guru, karena saat guru masuk ke ruang Apersepsi tidak hanya berjalan pada
kelas untuk pertama kali merupakan awal pelajaran tetapi juga pada setiap
saat yang menentukan bagi langkah- materi baru dalam proses belajar untuk
langkah selanjutnya. Kegiatan menarik siswa Perhatian dan
memberikan apersepsi adalah kegiatan merangsang motivasi siswa untuk tetap
yang dilakukan oleh guru untuk melanjutkan fokus pada pelajaran.
menciptakan suasana siap mental dan Berdasarkan penelitian yang
menimbulkan perhatian siswa agar dilakukan oleh Hanik, Wulan, &
terpusat pada hal-hal yang akan Mutmainah (2018) yang membahas
dipelajari. Selain itu Apersepsi hubungan antara apersepsi dengan hasil
dilaksanakan untuk membangkitkan belajar siswa. Penelitian ini
motivasi dan perhatian siswa dalam membuktikan adanya pengaruh positif
mengikuti pembelajaran (Fauziyyah, apersepsi terhadap prestasi belajar.
2012). Apersepsi tidak hanya dilakukan Selanjutnya, penelitian yang
pada awal pelajaran melainkan juga dilakukan oleh Ningsih, Mastuti, &
pada awal setiap penggal kegiatan dari Aminuyati, (2013) dan Prasetyaningtyas
inti pelajaran yang diberikan selama jam (2019). Penelitian ini membuktikan
pelajaran itu berlangsung. Untuk adanya pengaruh yang signifikan
menimbulkan perhatian dan memotivasi pemberian Apersepsi terhadap Hasil
siswa terhadap hal-hal yang dipelajari belajar siswa.
guru dapat menimbulkan usaha-usaha Terakhir yaitu, penelitian yang
seperti menimbulkan rasa ingin tahu, dilakukan oleh Fauziyyah (2012) dengan

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 115


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

judul penelitian Hubungan penerapan untuk memperoleh keberhasilan dalam


apersepsi terhadap motivasi belajar proses pembelajaran maka dapat
siswa mata pelajaran sosiologi di SMA 1 dibedakan siswa yang memiliki motivasi
Dukupuntang Kabupaten Cirebon, hasil belajar rendah dan motivasi belajar
penelitin menunjukkan bahwa penulis tinggi.
menyimpulkan bahwa respon siswa Siswa yang bermotivasi belajar
terhadap apersepsi guru diperoleh tinggi pasti terlihat berbeda jika
sebesar 40,29% menjawab kadang- dibandingkan dengan yang bermotivasi
kadang dalam kategori cukup baik, rendah. Demikian pula halnya dalam
motivasi belajar siswa pada mata mengikuti pembelajaran. Siswa memiliki
pelajaran sosiologi 42,28% dalam motivasi belajar yang berbeda-beda
kategori baik. Sedangkan pengaruh antara siswa yang satu akan berbeda
apersepsi guru terhadap motivasi belajar dengan siswa yang lain. Siswa yang
siswa pada mata pelajaran sosiologi memiliki motivasi belajar yang tinggi
didapat pengaruh 0,791 yang berada akan lebih termotivasi untuk belajar,
dalam kategori tinggi. mengolah informasi atau pengetahuan
Apersepsi yang memiliki baik akan dan mengemukakan ide dan pemikiran
meningkatkan kualitas motivasi anak yang ada dibenaknya bila dibandingkan
dalam belajar. Sehingga dengan dengan siswa yang memiliki motivasi
demikian dapat mempengaruhi hasil rendah (Husniah, 2018).
belajar pula. Motivasi belajar akan Dalam mengajar mata pelajaran IPS,
mendorong siswa untuk mencapai hasil guru dapat menghubungkan materi
belajarnya. Sesuai dengan pendapat pengetahuan yang baru dengan materi
motivation is an essential condition of yang lama. Hal ini dilakukan agar
learning. Hasil belajar akan menjadi pengetahuan sudah didapatkan pada
optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat pertemuan sebelumnya memiliki waktu
motivasi yang diberikan, akan makin retensi yang lama dalam ingatannya.
berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi Selain itu juga sekaligus menjadi dasar
akan senantiasa menentukan intensitas untuk memahami pengetahuan baru
usaha belajar bagi para siswa.Hal ini untuk siswa, termasuk siswa yang
sejalan dengan motivasi itu sangat sedang duduk di bangku sekolah dasar
penting dalam menentukan kegiatan (SD). Pembelajaran IPS memiliki
belajar mengajar. Bila remaja tidak karakteristik materi yang unik. Hal ini
punya motivasi, maka guru tidak berlaku karena materi yang begitu
menjamin penempatan siswa di kelas banyak, sehingga membutuhkan benang
tertentu, baik kegiatan belajarnya merah dalam memahami dan
maupun keberhasilannya (Indrianti, mengkomunikasikannya kembali baik
Djaja, & Suyadi, 2018; Ismiyati, 2015). dalam bahasa tulisan maupun bahasa
Keberhasilan suatu pembelajaran lisan. Dengan kata lain membutuhkan
ditentukan oleh berbagai faktor, kemampuan menghafal yang mumpuni.
diantaranya adalah faktor yang Sehingga sebaiknya dimatangkan pada
berhubungan dengan siswa dan dalam kemampuan bidang C1 nya.
hal ini adalah motivasi belajar siswa. METODE PENELITIAN
Motivasi belajar adalah salah satu faktor Penelitian ini dilaksanakan di SD
yang berperan dalam mendorong siswa Negeri 16 Kota Bengkulu Propinsi
melakukan aktivitas belajar. Sebagai Bengkulu. Penelitian dilaksanakan pada
daya penggerak dalam diri seseorang tanggal 15-26 Juli. Populasinya sejumlah

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 116


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

4 kelas yang terdiri dari kelas V A sehingga hasil belajar yang diperoleh
(sebanyak 20 siswa), Kelas V B optimal.
(sebanyak 20 siswa), Kelas V C Desain penelitian yang dilakukan
(sebanyak 30 siswa), dan Kelas V D ini menggunakan desain Non-Equivalent
(sebanyak 30 siswa). Sampel yang Kontrol Group Design. Hal ini dilakukan
digunakan lebih sedikit dari populasi. karena memiliki 1 kelas eksperimen dan
Sampel diambil berdasarkan 1 kelas kontrol. Kelas eksperimen
karakteristik siswa yang mirip dengan diberikan perlakuan berupa pemberian
keseluruhan populasi. Sehingga sampel motivasi dan pemberian apersepsi pada
penelitian yang diambil adalah kelas V C awal pembelajaran dilakukan.
dan V D. Rincian jender sampel bisa Skema Non-Equivalent Kontrol
dilihat pada tabel 1. Group Design dapat dilihat di tabel 2
Tabel 1. RIncian Gender Sampel Penelitian
Tabel 2. Skema Non-Equivalent Kontrol Group Design
No Kelas Kelas Gender Total
Pre-test Treatm Post-test
Laki- Peremp
ent
laki uan
1 Eksperi A 12 18 30 Kelas 01 X 02
Eksperimen
men Kelas 03 - 04
2 Kontrol B 14 16 30 Kontrol

Keterangan dari tabel 2:


Penelitian ini menggunakan
Kelas eksperimen:
metode penelitian kuantitatif. Kelas atau kelompok yang diberi perlakuan.
Menggunakan pendekatan kuantitatif,
dan mengambil data di lapangan Kelas control:
Kelas atau kelompok yan tidak diberi perlakuan.
langsung. Data sekunder hanya
didapatkan melalui referensi dari buku 0 1:
dan jurnal. Sedangkan data primer Hasil Pretest kelompok eksperimen sebelum diberi
perlakuan
didapatkan langsung dari data yang
diperoleh dari lapangan saat melakukan 0 2:
penelitian. Hasil posttest kelompok eksperimen setelah diberikan
perlakuan
Metode pengumpulan data yang
digunakan terdiri dari metode: angket, 0 3:
wawancara, observasi, dan dokumen. Hasil pretest kelompok kontrol sebelum diberikan
perlakuan
Uji instrumen data dalam penelitian ini
menggunakan uji validitas dan uji 0 4:
reliabilitas.Adapun hasil dari penelitian Hasil posttest kelompok control

tersebut adalah bahwa motivasi dan X:


disiplin belajar memberikan konstribusi Treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen
yang positif terhadap hasil belajar siswa.
− :
Oleh karena itu, motivasi belajar dan
disiplin belajar perlu ditingkatkan lagi Tidak ada perlakuan pada kelompok control
supaya hasil belajar siswa optimal.
Siswa harus mempunyai motivasi belajar Instrumen tes yang digunakan
yang tinggi agar mereka giat belajar adalah alat dokumentasi berupa kamera,
catatan diari, Instrumen observasi

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 117


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

berupa lembar observasi sebagai Tes hasil hasil belajar yang


pelengkap instrumen, Instrumen tes digunakan dalam penelitian ini untuk
hasil belajar IPS untuk mengukur hasil mengukur hasil belajar materi ekonomi.
belajar IPS, dan yang terakhir adalah Kisi-kisi instrumen pembelajaran dapat
angket untuk mengetahui dan mengukur dilihat pada tabel 3.
apersepsi dan motivasi siswa setelah
melakukan pembelajaran.

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes Hasil Belajar IPS ( Materi Ekonomi)

Indikator Indikator Butir Soal No. Soal Jumla


h
1.5.1Menyebutkan pengetian  Menyebutkan contoh 1, 2, 3, 4 4
ekonomi. jenis usaha ekonomi
dalam bidang jasa.

1.5.2Menyebutkan jenis-jenis  Memilih nama yang


usaha persekonomian merupakan jenis 5, 6, 8, 9, 14, 17, 7
masyarakat Indonesia 20
kelompok kegiatan
beserta contohnya.
ekonomi berupa
produksi -produksi.

1.5.3 Menyebutkan macam-  Menyebutkan pengertian 7 1


macam kegiatan ekonomi di distribusi
indonesia berupaproduksi,  Menyebutkan nama 10, 11, 12, 13, 8
distribusi dan konsumsi beserta usaha ekonomi yang 15, 16, 18, 19
contohnya. dikelola oleh kelompok
atau perorangan.

Instrumen tes hasil belajar IPS Tharihk, 2018; Furnham, 2009; Jalil,
pada materi ekonomi ini merupakan 2016; Minarti, Susilowati, & Indriyanti,
instrument yang sudah valid dan 2012; Supriyanto & Supriyanto, 2012)
reliable. Hal ini dikarenakan sudah Instrumen angket pembelajaran
melalui serangkaian tes validitas dan tes mutlak diperlukan untuk mengukur
reliabilitas. Jumlah butir soal tersebut motivasi dan pendapat siswa mengenai
berkurang karena ada butir soal yang sintaksis apersepsi yang telah dilakukan
tidak valid dan tidak reliabel. Sehingga oleh guru kepada siswa. Hal ini
tidak dipakai lagi dalam tes hasil belajar dilakukan agar penelitian ini bisa terukur
yang diberikan pada sampel penelitian (Dr. S. Chandrasekaran, 2014; Effendi,
(kelas V C dan kelas V D). Validitas dan Mursilah, & Mujiono, 2018; Kusumah &
reliabilitas instrumen tes mutlak Munandar, 2017; Prasetyaningtyas,
diperlukan agar hasil tes mendapatkan 2019; Puteri, 2018).
skor seobjektif mungkin ((Amri &

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 118


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan Apersepsi. Bila dilihat dari


Apersepsi berarti penghayatan rata-rata pretest kedua kelas tidak
tentang segala sesuatu yang menjadi terdapat perbedaan signifikan (sama).
dasar untuk menerima ide-ide baru. Untuk membuktikan apakah prestasi
Secara umum fungsi apersepsi dalam kedua kelompok bersifat homogen atau
kegiatan pembelajaran adalah untuk tidak, maka dilakukan uji varians
membawa dunia mereka ke dunia kita. (homogenitas). Dari uji homogenitas (uji
Artinya, guru dapat mengaitkan apa “F”) diperoleh hasil Fhitung < F tabel (1,21
yang telah diketahui atau di alami < 1,86) maka varians data pretest
dengan apa yang akan dipelajari dengan homogen (sama), sehingga dapat
begitu anak bisa berpikir secara dikatakan kemampuan kedua kelas
kontekstual atau lebih nyata. sama dan dapat dijadikan sampel
Dari hasil belajar jika diamati minat penelitian berdasarkan uji normalitas.
belajar IPS yang menggunakan Selanjutnya adalah melakukan
Apersepsi ini siswa terlihat lebih antusias pembelajaran dengan Apersepsi di kelas
untuk belajar, serta lebih mudah V D. Sehingga diperoleh kemampuan
memahami materi jenis usaha dan postest pada kelas V D yang
kegiatan ekonomi. Kelas yang diajar menggunakan Apersepsi sebesar 78.
menggunakan Apersepsi menunjukkan Bila dilihat dari frekuensi hasilnya
perasaan senang terhadap pelajaran terdapat 8 siswa dikelompok atas/tinggi
IPS. (26,67%), 17 siswa dikelompok
Berdasarkan data penelitian yang tengah/sedang (56,66%) dan 5 siswa
telah dianalisis, maka dapat diketahui dikelompok bawah/rendah (16,7%).
bahwa peneliti berperan langsung Sedangkan pada kelas V C rata-
menjadi guru ips dikelas V pada materi rata hasil belajar siswa yaitu 70,63 jika
jenis usaha dan kegiatan ekonomi di dilihat dari frekuensi hasil belajar siswa
indonesia. Siswa kelas V D sebagai terdapat 9 siswa dikelompok atas/tinggi
objek yang berjumlah 30 siswa yang (30%), 14 siswa dikelompok
diberikan perlakuan berupa pemberian tengah/sedang (46,66%) dan 7 siswa
Apersepsi dan kelas V C sebagai objek dikelompok bawah/rendah (23,34%).
berjumlah 30 orang siswa yang diberi Untuk membuktikan perbandingan
perlakuan tanpa Apersepsi. tersebut dilakukan uji “t” berdasarkan
Sebelum dilakukan perlakuan dari hasil penguji uji “t” yang telah
diadakan pretest untuk mengetahui dilkukan, diperoleh thitung = 4,674
kemampuan awal siswa akan materI sedangkan t tabel dengan df 40 pada
yang diujikan. Dalam mengerjakan taraf signifikan 5% yaitu 2,021 dengan
pretest ini siswa pada umumnya hanya demikian thitung > ttabel (3,288 > 2,001)
mengerjakan soal sesuai dengan yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam
kemampuan seadanya. Hal ini penelitian ini diterima, yaitu terdapat
dikarenakan materi yang diujikan perbedaan antara penggunaan
(pretest) belum diajarkan. Adapun Apersepsi dengan tanpa Apersepsi
prestasi yang diperoleh siswa berupa terhadap hasil belajar siswa kelas V SD
rata-rata nilai pretest kelas V D adalah Negeri 16 Kota bengkulu.
50,4 dan V C adalah 40,96 lalu Selanjutnya yaitu, pemberian
ditentukan kategori atas, tengah dan angket dikelas kontrol dan dikelas
bawah untuk menentukan kondisi kelas eksperimen dengan jumlah masing-
Apersepsi dengan yang dilakukan masing objek yaitu V D (Kelas

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 119


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

eksperimen) sebanyak 30 orang siswa melibatkan siswa aktif dalam belajar,


dan kelas V C (Kelas kontrol) sebanyak membangkitkan motivasi anak pada
30 orang siswa. Adapun hasil rata-rata pembelajaran, dan memudahkan guru
yang di dapat adalah pada kelas dalam melakukan interaksi dengan anak
eksperimen sebesar 50,54. Bila dilihat pada proses pembelajaran. Interaksi
dari frekuensi hasilnya terdapat 7 siswa yang sesuai dan memiliki intensitas yang
dikelompok atas/tinggi (23,34%), 18 baik akan memiliki gain yang baik juga
siswa dikelompok tengah/sedang (60%) bagi motivasi siswa (Hanum, 2013;
dan 5 siswa dikelompok bawah/rendah Novena & Kriswandani, 2018; Rizkiana,
(16,66%). Dasna, & Marfu’ah, 2016; Strayhorn,
Sedangkan pada kelas V C rata- 2008; Timmons, 2018).
rata hasil angket siswa yaitu 46,26 jika KESIMPULAN DAN SARAN
dilihat dari frekuensi hasil belajar siswa Kesimpulan
terdapat 8 siswa dikelompok atas/tinggi Dari hasil penelitian yang telah
(26,66%), 15 siswa dikelompok dilakukan maka dapat disimpulkan
tengah/sedang (50%) dan 7 siswa bahwa dengan menggunakan Apersepsi
dikelompok bawah/rendah (23,34%). dapat meningkatan hasil belajar siswa.
Untuk membuktikan apakah hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian
prestasi kedua kelompok bersifat hasil dari F hitung < F tabel dengan α =
homogen atau tidak, maka dilakukan uji 0.05. Dengan demikian diketahui bahwa
varians (homogenitas). Dari uji taraf signifikan 5% terhitung lebih besar
homogenitas (uji “F”) diperoleh hasil dari pada 0,05 (1,21 < 1,86 )dengan
Fhitung < F tabel (1,03 < 1,86) maka demikian H0 di tolak dan Ha diterima.
varians data angket homogen (sama), Artinya terdapat pengaruh yang
sehingga dapat dikatakan kemampuan signifikan antara pengaruh Apersepsi
kedua kelas sama dan dapat dijadikan terhadap hasil belajar IPS Kelas V SD
sampel penelitian berdasarkan uji Negeri 16 kota Bengkulu. Adapun hasil
normalitas. kesimpulan variabel berikutnya yaitu,
Untuk membuktikan perbandingan bahwa motivasi memiliki pengaruh
tersebut dilakukan uji “t” berdasarkan terhadap peningkatan hasil belajar
dari hasil penguji uji “t” yang telah siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil
dilkukan, diperoleh thitung = 3,528 penelitian hasil dari F hitung<F tabel
sedangkan t tabel dengan df 58 pada dengan α = 0.05. dengan demikian
taraf signifikan 5% yaitu 2,001 dengan diketahui bahwa taraf signifikan 5%
demikian thitung > ttabel (3,528 > 2,001) terhitung lebih besar dari pada 0,05
yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam (1,03<1,86) dengan demikian H0 di tolak
penelitian ini diterima, yaitu terdapat dan Ha diterima. Artinya terdapat
perbedaan antara hasil angket dikelas pengaruh yang signifikan antara
kontrol dan di kelas eksperimen. Dengan pengaruh Motivasi terhadap hasil belajar
begitu artinya terdapat pengaruh IPS Kelas V SD Negeri 16 kota Bengkulu.
motivasi siswa terhadap hasil belajar IPS Sehingga dengan demikian
Siswa kelas V SD Negeri 16 Kota apersepsi dan motivasi memiliki korelasi
Bengkulu. yang positif dengan hasil belajar siswa
Setelah adanya penelitian tersebut sekolah dasar pada materi IPS
membuktikan bahwa apersepsi memiliki khususnya materi yang berkaitan
kelebihan-kelebihan yaitu dapat menarik dengan pokok bahasan ekonomi.
minat ataupun motivasi belajar siswa, Korelasi yang positif ini bisa menjadi

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 120


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

pemicu siswa agar menjadi lebih baik dengan Prestasi Belajar Siswa.
lagi dalam pembelajaran. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi
Saran Sciences, 10(1), 17–23.
Hasil yang diperoleh dalam https://doi.org/10.30599/jti.v10i1.1
penelitian ini diharapkan dapat 31
memberikan konstribusi bagi berbagai Fauziyyah, F. (2012). Hubungan
pihak sebagai sebuah masukan yang Penerapan Apersepsi Oleh Guru
bermanfaat demi kemajuan dimasa Terhadap Motivasi Belajar Siswa
mendatang. Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di
Bagi peneliti yang akan datang SMAN 1 Dukupuntang Kabupaten
diharapkan menggunakan periode Cirebon. IAIN Syekh Nurjati
pengamatan yang lebih panjang dengan Cirebon.
tujuan untuk memperoleh hasil yang Furnham, A. (2009). The validity of a
lebih baik. Selain itu diharapkan new, self-report measure of
memasukkan variabel lain yang belum multiple intelligence. Current
dimasukkan dalam model penelitian ini. Psychology, 28(4), 225–239.
Bagi guru yang menggunakan https://doi.org/10.1007/s12144-
Apersepsi diharapkan dalam 009-9064-z
menyampaikan Apersepsi ini hendaknya Hanik, U., Wulan, N., & Mutmainah, M.
lebih efektif dan betul-betul professional (2018). APERSEPSI DALAM
dalam menyampaikan apersepsi. PEMBELAJARAN KAITANNYA
Bagi siswa yang ingin DENGAN KESIAPAN DAN HASIL
mendapatkan hasil yang maksimal, BELAJAR. Edu Math Journal Prodi
maka perhatikanlah apa yang Pendidikan Matematika, 6(2), 53–
disampaikan oleh guru, berdiskusi 59.
dengan baik dengan para guru serta Hanum, N. S. (2013). Keefektifan E-
meningkatkan kinerja belajarnya. learning Sebagai Media
Pembelajaran (Studi Evaluasi Model
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran E-learning SMK
Amri, A., & Tharihk, A. J. (2018). Telkom Sandhy Putra Purwokerto).
PENGEMBANGAN PERANGKAT Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1), 90–
ASESMEN PEMBELAJARAN PROYEK 102.
PADA MATERI PENCEMARAN DAN https://doi.org/10.21831/jpv.v3i1.1
KERUSAKAN LINGKUNGAN. 584
DIDAKTIKA BIOLOGI: Jurnal Husniah, H. (2018). Pengaruh Strategi
Penelitian Pendidikan Biologi, 2(2), Pembelajaran dan Motivasi Belajar
103–112. terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Dr. S. Chandrasekaran. (2014). Agama Islam Siswa Sekolah Dasar
Effectiveness of Synectics Negeri 1 Birem Kabupaten Aceh
Techniques in Teaching of Zoology Timur. ANSIRU PAI: Pengembangan
at Higher Secondary Level. Profesi Guru Pendidikan Agama
International Journal of Humanities Islam, 2(2), 74–84.
and Social Science Invention, 3(8), Indrianti, R., Djaja, S., & Suyadi, B.
37–40. (2018). PENGARUH MOTIVASI DAN
Effendi, E., Mursilah, M., & Mujiono, M. DISIPLIN BELAJAR TERHADAP
(2018). Korelasi Tingkat Perhatian HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
Orang Tua dan Kemandirian Belajar PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN.

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 121


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Novena, V. V., & Kriswandani, K. (2018).


Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Pengaruh Model Pembelajaran
Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 11(2), Probing Prompting Terhadap Hasil
69–75. Belajar Ditinjau Dari Self-Efficacy.
Ismiyati, I. (2015). PENINGKATAN Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR Kebudayaan, 8(2), 189–196.
PPKn SISWA KELAS VIII A SMP https://doi.org/10.24246/j.js.2018.v
NEGERI 2 GEDANGSARI - 8.i2.p189-196
GUNUNGKIDUL MELALUI Prasetyaningtyas, F. D. (2019). Inovasi
PEMBELAJARAN GROUP Model Quantum Learning
INVESTIGATION. Scholaria : Jurnal Menggunakan Teori Apersepsi
Pendidikan Dan Kebudayaan, 5(1), Berbasis Karakter untuk
39. Meningkatkan Kualitas
https://doi.org/10.24246/j.scholaria Pembelajaran Matakuliah
.2015.v5.i1.p39-56 Pendidikan IPS SD. ELSE
Jalil, M. (2016). PENGEMBANGAN (Elementary School Education
PEMBELAJARAN MODEL Journal) : Jurnal Pendidikan Dan
DISCOVERY LEARNING Pembelajaran Sekolah Dasar, 3(2).
BERBANTUAN TIPS POWERPOINT https://doi.org/10.30651/else.v3i2.2
INTERAKTIF PADA MATERI 682
INTERAKSI MAKHLUK HIDUP Puteri, L. H. (2018). The Apperception
DENGAN LINGKUNGAN. REFLEKSI Approach for Stimulating Student
EDUKATIKA, 6(2). Learning Motivation. International
https://doi.org/10.24176/re.v6i2.60 Journal of Education, Training and
4 Learning, 2(1), 7–12.
Kusumah, R. G. T., & Munandar, A. Rizkiana, F., Dasna, I. W., & Marfu’ah,
(2017). Analysis Of The S. (2016). PENGARUH PRAKTIKUM
Relationship Between Self Efficacy DAN DEMONSTRASI DALAM
And Healthy Living Conciousness PEMBELAJARAN INKUIRI
Toward Science Learning Outcome. TERBIMBING TERHADAP MOTIVASI
EDUSAINS, 9(2), 132–138. BELAJAR SISWA PADA MATERI
https://doi.org/10.15408/ES.V9I2.2 ASAM BASA DITINJAU DARI
183 KEMAMPUAN AWAL. Jurnal
Minarti, I. B., Susilowati, S. M. E., & Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Indriyanti, D. R. (2012). Perangkat Pengembangan, 1(3), 354–362.
Pembelajaran Ipa Terpadu Bervisi https://doi.org/10.17977/JP.V1I3.61
Sets Berbasis Edutainment Pada 61
Tema Pencernaan. Journal of Strayhorn, T. L. (2008). How College
Innovative Science Education, 1(2), Students’ Engagement Affects
7. Personal and Social Learning
Ningsih, N., Mastuti, S. E., & Aminuyati, Outcomes. Journal of College and
A. (2013). Perbedaan Pengaruh Character, 10(2).
Pemberian Apersepsi Terhadap https://doi.org/10.2202/1940-
Kesiapan Belajar Siswa Mata 1639.1071
Pelajaran IPS Kelas VII A. Jurnal Supriyanto, -, & Supriyanto, -. (2012).
Pendidikan Dan Pembelajaran PENGEMBANGAN EVALUASI PETA
Khatulistiwa, 2(6). KONSEP UNTUK MENGUKUR

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 122


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

STRUKTUR KOGNITIF PADA POKOK Factors That Contribute to the


BAHASAN PEMBIASAN. Jurnal Formation of Early Childhood
Pendidikan Fisika Indonesia, 7(1). Educator and Teacher Expectations.
https://doi.org/10.15294/jpfi.v7i1.1 Early Childhood Education Journal,
071 46(6), 613–628.
Timmons, K. (2018). Educator https://doi.org/10.1007/s10643-
Expectations in Full-Day 018-0891-0
Kindergarten: Comparing the .

Cara mengutip artikel jurnal ini :

Satria, I., & Kusumah, R. (2019). Analisis Keterkaitan Motivasi Dan Apersepsi
Terhadap Hasil Belajar IPS. Indonesian Journal of Social Science Education
(IJSSE), 1(1), 114-123. doi:http://dx.doi.org/10.29300/ijsse.v1i1.2587

SATRIA, I & KUSUMAH, R.G.T. : Analisis Keterkaitan … 123


http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse

Anda mungkin juga menyukai