Anda di halaman 1dari 65

MODIFIKASI JEMBATAN MONTASIK BENTANG 132 METER DARI

SISTEM I GIRDER MENJADI JEMBATAN BUSUR RANGKA BAJA

Disusun Oleh :
Fredi Putra Suwangto
NPM : 16 02 16413
Dosen Pembimbing :
Johan Ardianto, S.T., M.Eng.

1
LATAR BELAKANG

Indonesia Negara Jembatan Busur


Maritim Rangka Baja
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merencanakan Jembatan Montasik


dengan menggunakan busur rangka baja agar
dapat menahan beban – beban yang
diterimannya baik beban mati maupun beban
hidup?

Bagaimana menggambarkan hasil dari desain


struktur jembatan?

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 3


BATASAN MASALAH
1 Perencanaan struktur bangunan atas jembatan.

2 Perencanaan struktur bangunan pelengkap jembatan.

3 Tidak membahas RAB pada tugas akhir ini.

Peraturan yang digunakan mengacu pada SNI 1725-2016, RSNI T-02-2005,


4
RSNI T-03-2005, SNI 2833-2016, LRFD
BATASAN MASALAH

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 5


TUJUAN TUGAS AKHIR :
○ Untuk mendapatkan perhitungan perencanaan
jembatan dengan menggunakan baja.
○ Untuk mendapatkan desain dan dimensi profil struktur
rangka pada bangunan atas.
○ Untuk mendapatkan desain dan penulangan struktur
pada bangunan pelengkap.
○ Untuk mendapatkan hasil gambar dari struktur yang
direncanakan.

6
TINJAUAN PUSTAKA

• Struyk dan Veen (1984) mendefinisakan jembatan sebagai suatu struktur yang digunakan untuk
melewati halangan yang lebih rendah. Halangan / rintangan yang dimaksud dapat berupa sungai,
lembah, jurang, jalan, dll. Tujuan dari pembuatan jembatan adalah mempermudah akses dari dua
daerah yang dibatasi oleh rintangan tersebut.
• Dalam merencanakan sebuah jembatan sebaiknya memperhatikan berbagai aspek meliputi
kebutuhan transportasi, syarat-syarat teknis dan mempertimbangkan estetika arsitektural. Jembatan
difungsikan melalui rintangan yang menghalangi. Rintangan yang dilalui tersebutdapat berupa irigasi,
sungai, teluk, laut, dan lain lain (Supriyadi dan Muntohar, 2007).

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 7


LANDASAN TEORI

Jembatan Busur Rangka Baja


LANDASAN TEORI
PEMBEBANAN JEMBATAN

SNI 1725:2016

A. Beban Tetap
B. Beban Lalu Lintas
C. Beban Lingkungan
LANDASAN TEORI

BEBAN SENDIRI
Beban Tetap Berat elemen struktural dan non-struktural
jembatan dan dianggap tetap

BEBAN MATI TAMBAHAN


Berat elemen non struktural yang besarnya
dapat berubah-ubah
LANDASAN TEORI

Beban
Lalu Lintas
Beban Lajur “D”
B E B A N T E R B A G I R A T A (q kPa)
Jika L ≤ 30 m : q = 9,0 kPa
15
Jika L > 30 m : q = 0,5 kPa
L
q = Intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang
L = Panjang total jembatan yang dibebani (meter)
B E B A N G A R I S T E R P U S A T (p)
p = 49,0 kN/m
LANDASAN TEORI

Beban
Lalu Lintas
Beban Truck “T”

▪ Untuk perhitungan struktur lantai


▪ Satu lajur hanya ditempatkan satu beban struk
▪ Besarnya adalah berat masing-masing as terbagi rata untuk kedua
roda
LANDASAN TEORI

TEKTONIK

Beban Gempa VULKANIK

LANDSIDE

ROCK BURSTS
LANDASAN TEORI

Perencanaan Struktur Tahan Gempa

Pembagian
Wilayah Gempa
di Indonesia
untuk SS
LANDASAN TEORI

Perencanaan Struktur Tahan Gempa

Pembagian
Wilayah Gempa
di Indonesia
untuk S1
LANDASAN TEORI

Koefisien situs, Fa
Kelas Parameter respons spektral percepatan gempa (MCER) terpetakan
SNI 2833:2016 Situs pada periode pendek, T = 0,2 detik, SS

SS ≤ 0,25 SS = 0,5 SS = 0,75 SS = 1,0 SS ≥ 1,25


SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9

SF SSb
LANDASAN TEORI

Koefisien situs, Fv
Kelas Parameter respons spektral percepatan gempa (MCER) terpetakan
SNI 2833:2016 Situs pada periode pendek, T = 1 detik, S1

S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 0,5

SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0

SC 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3

SD 2,4 2,0 1,8 1,6 1,5

SE 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4

SF SSb
LANDASAN TEORI

Periode
SMS = Fa.SS
Parameter pendek

spektrum
respon Periode
SM1 = Fv.S1
1 detik
percepatan
Fa = Faktor amplifikasi getaran pada periode 0,2 detik
Fv = Faktor amplifikasi getaran pada periode 1 detik
SS = Parameter nilai respon spektra percepatan gempa MCER
terpetakan periode 0,2 detik,
S1 = Parameter nilai respon spektra percepatan gempa MCER
terpetakan periode 1 detik.
LANDASAN TEORI
Parameter Percepatan Spektral
Desain
Parameter percepatan spektral desain untuk periode 0,2 detik (SDS) dan periode 1
detik (SD1)
2
SDS = SMS
3
2
SD1 = SM1
3

Keterangan:
SMS = parameter respon spektra percepatan pada periode 0,2 detik
SM1 = parameter respon spektra percepatan pada periode 1,0 detik
LANDASAN TEORI
Desain
❑ Saat periode < T0, Respon Spektra
T
Sa = SDS (0,4 + 0,6 )
𝑇0
❑ Saat periode ≥ T0 dan ≤ TS,
Sa = SDS
❑ Saat periode lebih besar dari TS,
𝑆
Sa = 𝐷1
𝑇

Keterangan:
SDS = parameter percepatan spektra desain periode 0,2 detik
SD1 = parameter percepatan spektra desain periode 1 detik
T = periode fundamental struktur
METODOLOGI

1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh

2. Lokasi Proyek : Montasik, Aceh Besar

3. Bangunan Atas : Busur Box Rangka Baja

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 21


METODOLOGI

EKSISTING
MODIFIKASI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 22


METODOLOGI

Data Bahan :
❑Mutu Beton
▪ Pelat lantai Kendaraan (fc’) = 30 Mpa
▪ Parapet (fc’) = 30 Mpa
❑Mutu Tulangan Lentur (JIS G3112)
▪ Tulangan Ulir (fy) = 390 Mpa
❑Profil Box (BJ 55)
▪ Tegangan Leleh (fy) = 410 Mpa
▪ Tegangan Putus (fy) = 550 Mpa

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 23


FLOW CHART
MULAI
A B

Studi Literatur :
Analisa Pembebanan pada MIDAS
1. Buku-buku yang berkaitan
2. Peraturan-peraturan yang berkaitan
C D
Perencanaan Struktur Bangunan Atas
Pengumpulan Data :

1. Data Umum Jembatan 1. Parapet


2. Pelat Lantai Kendaraan Kontrol terhadap
3. Balok Memanjang kekuatan dan
Mendesain lay out awal jembatan 4. Balok Melintang kestabilan struktur
4. Batang Lengkung bangunan atas
5. Batang Penggantung
Bangunan Atas : 6. Ikatan Angin

1. Parapet OK
2. Pelat lantai kendaraan
3. Balok memanjang
Kontrol terhadap Hasil Penggambaran :
4. Belok melintang
5. Batang lengkung kekuatan dan Gambar layout jembatan
6. Betang penggantung kestabilan struktur Gambar tampak jembatan
7. Ikatan angin bangunan atas Gambar potongan
Gambar detail

Menentukan jenis pembebanan jembatan :


OK
1. Beban Mati NOT OK
2. Beban Hidup C SELESAI
3. Beban Angin D
4. Beban gempa

B
A
Estimasi Dimensi:
PARAPET
Volume Beban Mati
No. Dimensi
bxhx1 Volume x BJ x KuMS
V1 h= 1.2 m
0.3000 m3 9.75 kN/m
b= 0.25 m
V2 h= 0.25 m
0.0313 m3 1.015625 kN/m
b= 0.25 m
V3 h= 0.25 m
0.0625 m3 2.03125 kN/m
b= 0.25 m
Total 0.3938 m3 12.7969 kN/m

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 25


Estimasi Dimensi:
PARAPET
MA = 15 x H

= 15 kN x 1,2 m

= 18 kNm 1,20 m

MU= MA x KuTP

= 18 kN x 1,8

= 32,4 kN.m

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 26


Estimasi Dimensi:
PARAPET
Mutu beton, fc’ = 30 Mpa

Mutu baja tulangan, fy = 400 Mpa

Decking, d’ = 30 mm

Tebal efektif, d = 470 mm

Lebar yang ditinjau, b = 1000 mm

Faktor reduksi lentur, 𝞍 = 0,8

Diameter tulangan lentur, D = 16 mm

Diameter tulangan bagi Ø = 13 mm

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 27


Estimasi Dimensi:
PARAPET

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 28


Estimasi Dimensi:
PARAPET

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 29


Estimasi Dimensi:
PELAT
Menurut SNI T-12-2004, tebal minimum
pelat lantai kendaraan :

Dimensi pelat = ts ≥ 100 + 40 b1 mm

= ts ≥ 100 + 40 ( 1,25 m) mm

= ts ≥ 150 mm

Direncanakan tebal pelat lantai = 150 mm

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 30


Estimasi Dimensi:
PELAT

Tipe Beban Beban Total


Beban mati (MS) 3,75 kN/m
Beban mati tambahan (MA)
Aspal + Overlay 1,54 kN/m
Air hujan 0,49 kN/m
Beban Hidup
Beban truck 146,3 kN
Beban angin 0,741 kN
Selisih temperatur 25 °C

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 31


Estimasi Dimensi:
PELAT
ly 4000
= = 3,2 > 2 (pelat satu arah)
lx 1250

1. Akibat Beban Mati (QMS) 2. Akibat Beban Mati Tambahan(QMA) 3. Akibat Beban Hidup

- Momen tumpuan - Momen tumpuan - Akibat Beban Truk (PTT)

= 1/12 x QMS x S² = 5/48 x QMA x S² Momen tumpuan

= 0,488 kNm’ = 0,33 kNm’ = 5/32 x PTT x S

- Momen lapangan - Momen lapangan = 28,56 kN

= 1/24 x QMS x S² = 5/96 x QMA x S² Momen lapangan

= 0,244 kNm’ = 0,17 kNm’ = 9/64 x PTT x S


= 25,71 kN

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 32


Estimasi Dimensi:
PELAT
Momen lapangan (Layan) Rekap hasil perhitungan tulangan:
- Akibat Beban Angin (PEW)
= 9/64 x PEW x S Tebal Tulangan
Momen tumpuan (Ultimit)
(mm) Tumpuan Lapangan Susut
= 5/32 x PEW x S = 0,09 kN 150 D19-140 D19-140 D13-130

= 0,14 kN - Akibat Pengaruh Temperatur (ET)

Momen lapangan (Ultimit) Momen Tumpuan

= 9/64 x PEW x S = 1/4 x ΔT x α x EI/h

= 0,13 kN = 3,6 kNm

Momen tumpuan (Layan) Momen Lapangan


= 5/32 x PEW x S = 7/8 x ΔT x α x EI/h
= 0,10 kN = 12,67 kNm

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 33


Kontrol Pelat Lantai
Terhadap Geser:

Data:
Faktor reduksi, Ø = 0,7
Faktor beban, KuTT = 1,8
Tebal aspal, ta = 70 mm
Tebal pelat, ts = 150 mm
Lebar roda, a = 200 mm
Panjang roda, b = 500 mm
Mutu beton, fc’ = 30 MPa
Beban truk, PTT = 146,3 kN

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 34


Kontrol Pelat Lantai
Terhadap Geser:

Bidang geser pons Luas bidang geser pons (A pons) Vu = Ø Vc


u = a + 2 ta + ts A pons = b’ x d = 0,7 x 350,54 kN
= 200 + 140 + 150 = 2560 mm x 150 mm = 245,38 kN
= 490 mm = 384000 mm2
v = b + 2 ta + ts Kontrol :
= 500 + 140 + 150 Kekuatan nominal lantai terhadap Vu > PTT
= 790 mm geser tanpa tulangan geser, 245,38 kN > 146,3 kN (OK)
b' = (2 x u ) + ( 2 x v ) Vc = 1/6 x fc′ x b’ x d
= (2 x 490 ) + ( 2 x 790 ) Karena Vu> PTT maka tidak
= 1/6 x 30 x 2760 x 150
perlu direncanakan Tulangan Geser
= 2560 mm = 350,54 kN

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 35


Perhitungan Balok
Memanjang:

Tipe Profil WF 400 x 200 x 8 x 13


Mutu Baja BJ 55 (fy = 410 Mpa, fu = 550 Mpa)
E 200000 MPa
Jarak Antar Balok 1,25 meter

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 36


Perhitungan Balok
Memanjang:
Pembebanan Balok Memanjang:

Jenis Beban Nilai LF Total


Beban Mati (DL)
Beban pelat beton 4.6875 1.3 6.09375 kN/m
Beban aspal 1.925 1.3 2.5025 kN/m
Beban sendiri profil 0.66 1.1 0.726 kN/m
Beban Hidup (LL)
Beban BTR 6.903409 1.8 12.42614 kN/m
Beban BGT 79.625 1.8 143.325 kN/m
Beban "T" 146.25 1.8 263.25 kN/m

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 37


Perhitungan Balok
Memanjang:

Profil memenuhi syarat, Setelah


dilakukan beberapa Kontrol,Antara lain :
• Kontrol Penampang
• Kontrol Tekuk
• Kontrol Lendutan
• Kontrol Geser

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 38


Perhitungan Balok
Memanjang:
Kontrol Penampang:

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 39


Perhitungan Balok Kontrol Lendutan:
Memanjang:
Kontrol Tekuk:

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 40


Perhitungan Balok
Memanjang:
Kontrol Geser:

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 41


Perhitungan Balok
Melintang:

Tipe Profil Box 600 x 600 x 20 x 20


Mutu Baja BJ 55 (fy = 410 Mpa, fu = 550 Mpa)
E 200000 MPa
Jarak Antar Balok 4 meter

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 42


Perhitungan Balok
Melintang:

Profil memenuhi syarat, Setelah


dilakukan beberapa Kontrol,Antara lain :
• Kontrol Penampang
• Kontrol Tekuk
• Kontrol Lendutan
• Kontrol Geser

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 43


Perhitungan Balok
Melintang:
Kontrol Penampang:

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 44


Perhitungan Balok Kontrol Lendutan:
Melintang:
Kontrol Tekuk:

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 45


Perhitungan Balok
Melintang:
Kontrol Geser:

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 46


Perhitungan Balok
Melintang:
Kontrol Geser:

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 47


Pembebanan
Jembatan:
1. Beban Mati
Berat profil-profil sendiri (dimodelkan dalam MIDAS)
- Pelat Lantai = Bjbeton x b1 x tpelat
= 2500 kg/m3 x 1,25 m x 0,15 m
= 468,75 kg/m
- Aspal = Bjaspal x b1 x taspal

= 2200 kg/m3 x 1,25 m x 0,07 m

= 192,5 kg/m

- Parapet = Bjbeton x hparapet x bparapet


= 2500 kg/m3 x 1,2 m x 0,5 m
= 1500 kg/m

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 48


Pembebanan
Jembatan:
2. Beban Hidup
- Beban Truk
Menurut SNI 1725-2016 ps. 8.4.1 tentang besarnya beban
truk “T”, beban T ditentukan sebesar 112,5 kN. Untuk roda
tengah dan belakang 112,5 kN = 11250 kg, Untuk roda
depan 25 kN= 2500 kg
- Beban Lajur “D”
BTR = Untuk L > 30 m BGT = 49 kN/m x (1+DLA)
Q = 9.0 (0.5 + 15/L) kPa = 49 kN/m x (1+0,3)
Q = 9.0 (0.5 + 15/108) kPa = 63,7 kN/m
Q = 5,75 kPa
Q = 5,75 kN/m2

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 49


Pembebanan
Jembatan:
- Beban Rem
Truk = 11250 Kg
P Rem = 25% x Truk
P Rem = 25% x 11250 Kg
P Rem = 2812,5 Kg
- Beban Angin
Menurut SNI T 02-2005 Pasal 7.6 gaya nominal ultimate
pada bangunan atas:
TEW = 0,0006 x Cw x (Vw)2 x Ab
Dimana:
Cw = Koefisien seret (SNI T 02-2005 tabel 27)
= 1,2 (bangunan atas rangka)
Vw = Kecepatan angin rencana = 35 m/s.
Ab =Luas ekivalen bagian samping jembatan (m2)

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 50


• Beban angin pada konstruksi busur (TEW1)
Pembebanan TEW1 = 0,0006 x CW x VW2 x Ab busur
Jembatan: = 0,0006 x 1,2 x 302 x (ΔSn x tinggi busur)
= 0,0006 x 1,2 x 900 x (ΔSn x 0,9 m)
= 0,58.ΔSn kN
• Beban angin pada penggantung (TEW2)
TEW2 = 0,0006 x CW x VW2 x Ab penggantung
= 0,0006 x 1,2 x 302 x (Yn x D penggantung)
= 0,0006 x 1,2 x 900 x (Yn x 0,0635 m)
= 0,041.Yn kN
Titik Yn ΔSn Tew 1 (kN) Tew 2 (kN) P (kg)
1 0.00 2.53 1.48 0.00 147.6
2 3.10 5.00 2.92 0.13 298.2
3 6.01 4.89 2.85 0.25 297.6
4 8.73 4.78 2.79 0.36 296.8
5 11.25 4.68 2.73 0.46 296.0
6 13.58 4.58 2.67 0.56 295.1
7 15.71 4.49 2.62 0.65 294.1
8 17.65 4.40 2.57 0.73 293.2
9 19.39 4.33 2.52 0.80 292.3
10 20.95 4.26 2.48 0.86 291.4
11 22.30 4.19 2.45 0.92 290.5
12 23.47 4.14 2.41 0.97 289.8
13 24.44 4.10 2.39 1.01 289.1
14 25.21 4.06 2.37 1.04 288.6
15 25.79 4.03 2.35 1.06 288.1
16 26.18 4.01 2.34 1.08 287.8
17 26.38 4.00 2.33 1.09 287.7

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 51


T (detik) SA (g)

Pembebanan 0
0.243
0.324
0.811

Gempa: 1.213
1.31
0.811
0.697
1.41 0.65
1.51 0.61
SS = 1,352 g PGA (g) 0.592 1.61 0.575

S1 = 0,615 g SS (g) 1.352 1.71 0.543


1.81 0.515
S1 (g) 0.615
SMS = Fa . Ss 1.91 0.489
C RS 0.97
= 0,9 . 1,352 2.01 0.466
C R1 0.947 2.11 0.445
= 1,217 FPGA 0.9 2.21 0.426
0.408
SM1 = Fv . S1 FA 0.9
2.31
2.41 0.392
= 2,4 . 0,615 FV 2.4 2.51 0.377
2.61 0.363
= 1,476 PSA (g) 0.533
2.71 0.35
SMS (g) 1.217
SDS = 2/3 . SMS 2.81 0.338
SM1 (g) 1.477 2.91 0.327
= 2/3 . 1,217 SDS (g) 0.811 3.01 0.316

= 0,811 SD1 (g) 0.985


3.11 0.306
3.21 0.297
SD1 = 2/3 . SM1 T0 (detik) 0.243 3.31 0.288

= 2/3 . 1,476 TS (detik) 1.213 3.41 0.28


0.272
3.51
= 0,984 3.61 0.265
0.258
T0 = 0,243 detik 3.71
3.81 0.252
TS = 1,213 detik 4 0.246

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 52


Pembebanan
Jembatan:
Menurut SNI 1725:2016, beban terfaktor harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 53


Perhitungan
Strand:
Profil kabel yang dipakai Bridon ASTM A-586
Dari hasil output MIDAS didapatkan gaya maksimum yang
terjadi pada kabel sebesar 2276.9 kN
Profil Kabel :
D = 120,7 mm
A = 83,37 cm2
Teg. Ijin = 8220 kN
E = 168000 Mpa
Hanging Cable Strees = 65%

Kontrol Tegangan
σ = P/A ≤ Teg. Ijin/A
2276,9 kN 8220 kN x 65%
= ≤
83,37 cm2 83,37cm2
= 27,31 kN/cm2 ≤ 64,09 kN/cm2 → OK

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 54


Kontrol σ (kN/cm2)
As Frame P (kN) Yn (m) Kontrol Δ
Perhitungan 1 Strand 1 645.3 3.1
σ terjadi
7.74
σ ijin
64.09 OK

Strand: 2
3
Strand 2
Strand 3
1438.5
1765.2
6.0
8.7
17.25
21.17
64.09
64.09
OK
OK
4 Strand 4 1923.3 11.2 23.07 64.09 OK
5 Strand 5 2022.5 13.6 24.26 64.09 OK
Profil kabel yang dipakai Bridon ASTM A-586 6 Strand 6 2092.7 15.7 25.10 64.09 OK
7 Strand 7 2146 17.6 25.74 64.09 OK
Dari hasil output MIDAS didapatkan gaya maksimum yang 8 Strand 8 2183.6 19.4 26.19 64.09 OK
terjadi pada kabel sebesar 2276.9 kN 9 Strand 9 2210.3 20.9 26.51 64.09 OK
10 Strand 10 2223.6 22.3 26.67 64.09 OK
Profil Kabel : 11 Strand 11 2230 23.5 26.75 64.09 OK
D = 120,7 mm 12 Strand 12 2231.7 24.4 26.77 64.09 OK
13 Strand 13 2232.2 25.2 26.77 64.09 OK
A = 83,37 cm2 14 Strand 14 2241 25.8 26.88 64.09 OK
Teg. Ijin = 8220 kN 15 Strand 15 2258.2 26.2 27.09 64.09 OK
16 Strand 16 2276.9 26.4 27.31 64.09 OK
E = 168000 Mpa 17 Strand 17 2276.9 26.4 27.31 64.09 OK
Hanging Cable Strees = 65% 18 Strand 18 2257.7 26.2 27.08 64.09 OK
19 Strand 19 2240.5 25.8 26.87 64.09 OK
20 Strand 20 2232.6 25.2 26.78 64.09 OK
Kontrol Tegangan 21 Strand 21 2231 24.4 26.76 64.09 OK
22 Strand 22 2229 23.5 26.74 64.09 OK
σ = P/A ≤ Teg. Ijin/A 23 Strand 23 2222.2 22.3 26.65 64.09 OK
2276,9 kN 8220 kN x 65% 24 Strand 24 2208.3 20.9 26.49 64.09 OK
= ≤ 25 Strand 25 2180.9 19.4 26.16 64.09 OK
83,37 cm2 83,37cm2
26 Strand 26 2142.5 17.6 25.70 64.09 OK
= 27,31 kN/cm2 ≤ 64,09 kN/cm2 → OK 27 Strand 27 2088.1 15.7 25.05 64.09 OK
28 Strand 28 2016.7 13.6 24.19 64.09 OK
29 Strand 29 1915.7 11.2 22.98 64.09 OK
30 Strand 30 1755.2 8.7 21.05 64.09 OK
31 Strand 31 1425 6.0 17.09 64.09 OK
32 Strand 32 629.8 3.1 7.55 64.09 OK

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 55


Perhitungan Kontrol
Batang Tekan (LFRD) :

Rangka Busur Batang Lengkung Kontrol Kelangsingan Penampang :


𝑏 1200
Digunakan profil box 1200x1200x65x65 = = 18,46
𝑡 65
h = 1200 mm Ix = 4629413 cm4
b = 1200 mm Iy = 4629413 cm4
625 625
W = 2520,64 kg/m ix = 47,19 cm = = 30,87
𝑓𝑦 410
tb = 65 mm iy = 47,19 cm
tf = 65 mm fu = 550 MPa 𝑏 625
A = 321100 mm2 Fy = 410 MPa <
𝑡 𝑓𝑦
Zx = 90092,25 cm3 E = 200000 MPa
Zy = 90092,25 cm3 18,46 < 30,87 OK

Gaya aksial batang : -59666,3 kN (Tekan)


1888,4 kN (Tarik)

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 56


Perhitungan Kontrol
Batang Tekan (LFRD) :

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 57


Perhitungan Kontrol
Batang Tekan (LFRD) :
L Ø.Pn
Profil λx λy λc 𝜔 Pu (kN) Rasio
(mm) (kN)
Box 800x600x65x65 4000 13.83 17.52 0.2525 0.9994 57537.35 22007.67 0.38

Box 1200x1200x65x65 5061 10.72 10.72 0.155 1 111903.4 59666.3 0.53

Box 1400x1400x70x70 2500 4.6 4.6 0.07 1 129781.4 41561.5 0.32

Box 600x600x20x20 8128 34.31 34.31 0.4945 1.1272 16170.4 5314.7 0.33

Box 400x400x16x16 6250 40.32 40.32 0.5811 1.1811 8182.78 3993.42 0.49

Box 600x600x20x20 2500 10.553 10.553 0.15 1 16170.4 3694.59 0.23

WF 300x300x10x15 2795 0.013 0.041 0.001 1 4175.03 1547.4 0.37

2L 250x250x35 7422 98.96 67.47 1.4262 1.783 11333.22 5706.54 0.50

Box 600x600x16x16 12500 52.411 52.411 0.7554 1.31 9943.157 527.04 0.05

Diperoleh ratio < 1, maka batang aman terhadap tekan

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 58


Perhitungan Kontrol
Batang Tarik (LFRD) :

Rangka Busur Batang Lengkung


Digunakan profil box 1200x1200x65x65
h = 1200 mm Ix = 4629413 cm4
b = 1200 mm Iy = 4629413 cm4
W = 2520,64 kg/m ix = 47,19 cm
tb = 65 mm iy = 47,19 cm
tf = 65 mm fu = 550 MPa
A = 321100 mm2 Fy = 410 MPa
Zx = 90092,25 cm3 E = 200000 MPa
Zy = 90092,25 cm3

Gaya aksial batang : -59666,3 kN (Tekan)


1888,4 kN (Tarik)

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 59


Perhitungan Kontrol
Batang Tarik (LFRD) :

L Ag Ae Leleh
Profil λx λy Tu (kN) Fraktur (kN) Rasio
(mm) (mm2) (mm2) (kN)
Box 800x600x65x65 4000 13.83 17.52 165100 140335 27430.6 60921.9 57888.2 Aman

Box 600x600x50x50 2500 11.09 11.09 110000 93500 1623.85 40590 38568.8 Aman

Box 1200x1200x65x65 4669 9.89 9.89 321100 272935 1888.4 118485.9 112585.7 Aman

Box 1400x1400x70x70 11000 20.231 20.231 372400 316540 1604.7 137415.6 130572.8 Aman

Box 600x600x18x18 6489 27.3 27.3 41904 35618.4 4245.58 15462.576 14692.6 Aman

Box 400x400x16x16 6250 40.32 40.32 234800 199580 499.653 86641.2 82326.8 Aman

Box 600x600x20x20 2500 10.553 10.553 46400 39440 3694.59 17121.6 16269.0 Aman

WF 300x300x10x15 2795 0.013 0.041 11980 10183 1547.4 4420.62 4200.5 Aman

2L 250x250x35 7422 90.17 51.61 32520 27642 1192.92 11999.88 11402.3 Aman

Diperoleh cek = ok , maka batang aman terhadap tarik

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 60


Perhitungan
Sambungan Baut:
• Data Perencanaan:
1. Profil Gelagar atas box 800 x 600 x 65 x 65
2. Profil Gelagar bawah box 800 x 600 x 65 x 65
3. Profil box 600 x 600 x 50 x 50
4. Pelat penyambung t = 20 mm ; BJ 50 ; µ = 0,35
5. D baut A325 = 3cm ; Tb = 335 kN
6. D lubang = 3 cm + 0,2 = 3,2 cm

• Kekuatan geser baut


Vd = Ø x 1,13 x µ x m x Tb
= 1 x 1,13 x 0,35 x 2 x 335
= 265 kN

• Desain sambungan berdasarkan gaya max yang


diterima penampang busur dari out put MIDAS.
Vu = 21799,3 kN (Pada Box 800 x 600 x 65 x 65)
Vu = -16682,2 kN (Pada Box 800 x 600 x 65 x 65)
Vu = 1302,3 kN (Pada Box 600 x 600 x 50 x 50)

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 61


Perhitungan
Sambungan Baut:
• Jumlah baut
n= Vu/Vd
= 21799,3 / 265
= 82,26 → 88 buah (Pada Box 800 x 600 x 65 x 65)
n= Vu/Vd
= 16682,2 / 265
= 62,95 → 64 buah (Pada Box 800 x 600 x 65 x 65)
n= Vu/Vd
= 1302,3 / 265
= 4,91 → 6 buah (Pada Box 600 x 600 x 50 x 50)
• Syarat jarak baut (RSNI T-03-2005)
Jarak ke tepi(S1) = 1,5db s/d (4tp+100) atau 200mm
1,5 db = 1,5 . 30 mm = 45 mm
4tp+100 = (4 . 20 mm +100) = 180 mm
S1 digunakan = 5 cm
Jarak antar baut(S) = 2,5 db s/d 15tp atau 200mm
2,5 db = 2,5 . 30 mm = 75 mm
15tp = 15 . 20 mm = 300 mm
S digunakan = 10 cm
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 62
Hasil dan Pembahasan :
Dari hasil perencanaan yang diperoleh dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dimensi melintang lantai kendaraan lengkap adalah 25 m
untuk jalan 4 lajur 2 arah. Tinggi fokus busur (f) adalah 26 m,
tinggi rangka busur (h) adalah 4 m
2. Tebal aspal = 7 cm
Tebal pelat = 15 cm ; Mutu beton fc’= 30 MPa
Tulangan lapangan: - Tul. lentur D19-140 mm
- Tul. geser D13-130 mm
Tulangan tumpuan: - Tul. lentur D19-140 mm
- Tul. geser D13-130 mm
3. Parapet →b = 500 mm
h =1200 mm
Tul. utama D16-100 mm
Tul. susut D13-120 mm

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 63


Hasil dan Pembahasan :

4. Gelagar memanjang bentang 4m →WF 400x200x8x13 (BJ 55)


5. Gelagar melintang → Box 600x600x20x20 (BJ 55)
6. Batang penggantung
Profil yang dipakai Galvanized Structural Strand (BRIDON)
ASTM A-586 dengan D= 120,7 mm
7. Struktur utama
Mutu: Box = EN10025
WF = BJ 55
Pada jembatan busur bentang 132 m
- Rangka batang lengkung, Box 1200x1200x65x65
- Rangka batang pengaku tegak, Box 600x600x18
- Rangka batang pengaku miring, Box 600x600x20x20
- Batang memanjang atas, Box 800x600x65x65
- Batang memanjang bawah, Box 800x600x65x65
- Batang pengaku memanjang, Box 600x600x50x50
- Batang pengaku melintang, Box 600x600x16x16

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 64


Hasil dan Pembahasan :

- Pengaku rangka atas,Box 400x400x16x16


- Batang tegak portal akhir, Box 1400x1400x70x70
- Batang pengaku melintang, Box 1200x900x80x80
- Gelagar melintang tepi, Box 1200x900x80x80
8. Ikatan angin atas
Mutu: 2L = BJ 55
WF = BJ 55
Pada jembatan busur bentang 132 m
- Ikatan angin atas, 2L 250x250x35
- Ikatan angin bawah, 2L 250x250x35
- Ikatan angin bawah gelagar, 2L 400x400x40
- Pengaku ikatan angin, WF 300x300x10x15

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 65

Anda mungkin juga menyukai