Anda di halaman 1dari 13

KRITERIA ANEMIA

ANEMIA ● Kriteria WHO


27 APRIL 2019 ○ Laki-laki dewasa <13g/dL
○ Perempuan dewasa tidak hamil <12g/dL
○ Perempuan dewasa hamil <11g/dL
Dr. Suzanna Ndraha SpPD
● Kriteria klinik: <10g/dL

JENIS-JENIS ANEMIA JENIS-JENIS ANEMIA


Berdasarkan morfologi: lebih sistimatis
Berdasarkan etiologi
Morfologi : apus darah tepi, VER, HER dan
● Gangguan pembentukan eritrosit : KHER
○ sumsum tulang: A. Aplastik
○ defisiensi : Fe, B12, As Folat ● Mikrositik hipokrom
● Anemia karena perdarahan: trauma, ● Normositik normokrom [VER normal 82-92 fl,
penyakit HER 27-31 pg, MCHC 30-35 g/dl]
● Peningkatan destruksi eritrosit: anemia ● Makrositik
hemolitik
Darah tepi Normositik

Retikulosit meningkat menurun


Darah tepi Mikrositik Hipokrom

Cad besi perdarahan ada Tidak ada


↓ / tidak ada meningkat

Uji Coomb’s positif negatif negatif


elektroforesa normal normal abnormal

Sumsum tl hiperseluler hiperseluler hiposeluler Pendesakan


Sumsum tl

Diagnosis A. Def. besi A. Peny. Kronik Talasemia /


hemoglobinopati Diagnosis AHAI / An. Hemolitik An. Aplastik leukemia
Rx. transfusi lainnya Peny Ginjal

BMP [BONE MARROW PUNCTURE]


AND BIOPSY

• Bone marrow aspiration (aspirasi sumsum tulang)


A bone marrow aspiration is a procedure that
removes a sample of the liquid portion of bone
marrow eg Leukemia
• Bone marrow biopsy (biopsi sumsum tulang) A bone
marrow biopsy removes a small, solid piece of bone
marrow eg aplastic anaemia
Darah tepi Makrositik
Mikrositik
Sumsum tl megaloblastik Tidak megaloblastik

Retikulosit rendah tinggi rendah ● Cadangan besi (Serum Iron dan feritin) ↓
Respon thd
→ A. def besi
Respon Respon Mungkin anemia Mungkin peny.
terapi B12 As folat hemolitik hati
● Cadangan besi cukup/meninggi →
Diagnosis A.Def. A.Def.
Pemeriksaan lanjutan Uji faal hati
elektroforesis Hb → Hb F dan HbA2 ↑ →
B12 As.folat
talasemia atau hemoglobinopati

Normositik Makrositik:
● Retikulosit↓ → BMP →
○ A. Aplastik
○ Leukemia
● Retikulosit ↑ tanpa perdarahan ● Defisiensi B12
○ Uji Coombs Positif: Anemia Hemolitik Auto ● Defisiensi asam
Imun folat
○ Uji Coombs Negatif: anemia hemolitik lain
● Retikulosit ↑ ada perdarahan akut: anemia
perdarahan
Gejala klinik anemia:
● Ringan: asimtomatis → lekas lelah, tampak
pucat
● Berat : takikardi, sesak (dyspnoe d’effort, Penatalaksanaan: 

ortopnoe)
● GAGAL JANTUNG (Penyakit Jantung
sesuai etiologi
Anemik)
● Anemia simtomatik: Hb <7g/dL

KASUS 1
● Perdarahan disangkal, menstruasi biasa, OS
● Wanita 25 tahun, datang dengan keluhan menikah punya 3 anak. Pola makan sehari-hari
utama berdebar-debar sejak 1 minggu yl dalam batas normal
● Pemeriksaan fisik: sakit sedang, kompos mentis,
● Riwayat Penyakit Sekarang: Sejak 1 tahun TD 120/80 mmHg, FN 100x/menit, FP 24/menit,
yl OS merasa cepat cape. Kerja ringan bisa, Suhu 36°C. Konjungtiva pucat, jari-jari pucat. Tidak
tetapi kerja berat tidak sanggup karena rasa ikterik. Tidak ada organomegali. Tidak terlihat
lelah dan cepat cape. Sejak 1 minggu yl tanda-tanda perdarahan.
kerja ringan saja sudah membuat OS cape ● Pemeriksaan lab: Hb 6,2 g/dl, leukosit 5500/ mm3,
dan berdebar-debar. Bila beristirahat trombosit 250.000/mm3
keluhan hilang.
● Diagnosis: Anemia ec ?
○ Gangguan produksi
● A. Aplastik tersingkir
● Diagnosis: Anemia ec ?
● A. Defisiensi ○ Gangguan produksi
○ Gangguan distribusi ●A. Defisiensi
● A. ec Perdarahan tersingkir ○ Hemolitik
○ Hemolitik ●A. Hemolitik Autoimun
● A. Hemolitik Autoimun ●Thalasemia/hemoglobinopati
● Thalasemia/hemoglobinopati
●A. Hemolitik lainnya
● A. Hemolitik lainnya

● Diagnosis: Anemia ec ? Diagnosis: Anemia ec ?


○ Gangguan produksi
● A. Defisiensi: Periksa SI dan Ferritin
● A. Defisiensi: Periksa SI
○ Hemolitik ● SI = rendah
dan Ferritin
Bukti hemolitik: bilirubin indirek ↑, retikulosit ↑
● A. Hemolitik Autoimun: ● Ferritin rendah
● A. Hemolitik Autoimun: Periksa Coomb’s
Test Periksa Coomb’s Test
● Thalasemia/hemoglobinopati: Periksa ● Thalasemia/hemoglobino- ● Coomb’s test
Elektroforesa Hb pati: Px Elektroforesa Hb negatif
● A. Hemolitik lainnya ● A. Hemolitik lainnya ● Elektroforesa Hb
normal
Diagnosis: Anemia ec defisiensi besi ec? Hasil

● Cacing? Periksa Feses lengkap (cacing) ● Periksa Feses lengkap : ditemukan cacing Necator
● Perdarahan pervaginam: myoma uteri? Ca Cervix? americanus
Pemeriksaan ginekologik, USG ● Pemeriksaan ginekologik: normal
● Perdarahan kronik (tersamar) saluran cerna: ● Perdarahan kronik (tersamar) saluran cerna:
○ Ulkus peptik? Gastroskopi (+FOBT) ○ Gastroskopi : normal
○ Polip di colon? Kolonoskopi (+FOBT) ○ Kolonoskopi : normal
○ Divertikel di colon? Kolonoskopi (+FOBT) ○ Darah samar feses (FOBT) : negatif
○ Ca colon ? Kolonoskopi (+FOBT)
○ Hemoroid? Anuskopi

DARAH SAMAR SALURAN CERNA

FOBT [FECAL OCCULT BLOOD TEST] Diagnosis ?


Persiapan pasien : perlu dihindari zat- zat yang
mengandung besi, vitamin c, bromide, iodide, makanan
yang mengandung mioglobin (daging), klorofil dan
peroksidase tumbuhan selama 2-3 hari. bila ditakutkan
adanya perdarahan gusi yang mungkin tertelan,
penderita sebaiiknya tidak gosok gigi. perlu
diperhatikan juga agar tinja tidak tercampur dengan
urin. Beberapa obat- obat dapat memberikan hasil
positif palsu, misalnya aspirin, salisilat, steroid,
indometasid, NSAIDS, antikoagulan, preparat besi, Anemia ec defisiensi besi ec
iodium. cacing (Necator americanus)
Diagnosis:
Anemia ec defisiensi besi ec cacing (Necator
americanus)
Anemia Defisiensi Besi
Terapi:
Besi sulfat 3x1 tablet selama 6 bulan Dr. Suzanna Ndraha SpPD
Pantau: retikulosit, SI dan ferritin
Obat cacing :
pyrantel pamoate single dose 10 mg/kgBB

Penyebab Defisiensi Besi


● Kekurangan besi → pengosongan cadangan
● Kebutuhan besi meningkat besi → penurunan kadar besi serum →
○ Bayi, masa pertumbuhan, kehamilan penurunan produksi hemoglobin → anemia
○ Pengobatan eritropoetin ● Gambaran darah tepi: awal → normositik
● Pengeluaran besi meningkat normokrom; lanjut → mikrositik hipokrom,
○ Chronic blood loss: cacing, tukak lambung, polip, dll sangat lanjut → aniso-poikilositosis
○ Menstruasi, blood donation, phlebotomy ● Retikulosit berkurang, hemoglobin dan
● Asupan besi berkurang, malabsorbsi (peny. Crohn, hematokrit berkurang, besi serum (SI menurun,
post gastrektomi, penyakit inflamasi kronik) kapasitas ikat besi total (TIBC) meningkat.
Kadar feritin menurun
Gejala dan Diagnosis DEFISIENSI BESI

Gejala khas meliputi : koilonikia (kuku sendok), atropi papil lidah,


stomatitis angularis, disfagia maupun pica.
● Gejala anemia sama: pucat, lelah Stomatitis angularis adalah adanya lesi makulopapular dan vesikuler
● Penyebab: selalu dianggap gastrointestinal pada kulit sudut bibir dan perbatasan mukokutaneus.

blood loss sebelum terbukti penyebab Atropi papil lidah adalah terdapat penumpukan atau hilangnya papila
filiformis pada lidah.
lainnya
Koilonikia adalah hilangnya konveksi tas longitudinal dan lateral pada
● Diagnosis anemia: gambaran darah tepi, kuku dengan penebalan pada bagian distal dan berbentuk
SI ↓, TIBC ↑, Ferritin serum ↓ , menyerupai sendok.

Pemeriksaan sumsum tulang : marrow iron Pica adalah perilaku makan bahan-bahan non nutrisi seperti batu,
kerikil, tanah, kapur dan lainnya. Pica dapat terjadi karena hilangnya
stores 0 – 1+ sensasi pengecapan rasa pada lidah akibat gangguan neurologis.

Stadium Defisiensi Besi

Stadium defisiensi besi terdiri dari 3 tahap, yaitu:


1. Deplesi besi
Cadangan besi tubuh menurun yang ditandai oleh ferritin yang rendah,
tetapi kadar besi serum masih normal.
2. Eritropoiesis defisiensi besi
Stadium ini ditandai oleh kadar besi serum yang menurun, tetapi kadar
Hb masih normal. Kapasitas pengikatan besi meningkat (TIBC) tetapi
besi serum rendah, sehingga saturasi transferin (SI/TIBC x 100%)
menurun. Kadar besi untuk sintesis Hb dalam retikulosit (hemoglobin
content of reticulocyte / CHr atau Ret He) menurun, tetapi kadar Hb
belum sampai anemia. MCV dan MCH masih dalam batas rujukan.
3. Anemia defisiensi besi
Kadar Hb menurun di bawah nilai rujukan. Pada anemia ringan
eritrosit masih normositik normokrom, pada anemia yang lebih berat
eritrosit menjadi mikrositik hipokrom.
Perubahan morfologi eritrosit pada anemia defisiensi besi

KRITERIA DIAGNOSIS
Anemia hipokrom mikrositik dengan salah satu dari :
●Dua dari 3 parameter dibawah ini
○ SI < 50 mg/dL
○ TIBC > 350 mg/dL
○ Saturasi transferin < 15%
●Feritin serum <20 mg/L
●BMP: hemodiserin [-]
●Terapi sulfas-ferosus 3x200mg [4 minggu]
menghasilkan kenaikan Hb >2g/dL

TATA LAKSANA
● Tatalaksana kausatif (cacing, hemoroid, divertikel dll) Evaluasi
● Preparat besi oral: sulfas-ferosus 3x200mg , 3-6
bulan
● Retikulosit (naik, dan puncak hr-10)
● Preparat besi IM atau IV bila ada efek samping ● Hb: normal (biasanya dalam 4 minggu)
gangguan saluran cerna yang berat: nyeri perut, ● Cadangan besi (feritin): normal
mual, muntah; atau menyertai eritropoetin pada PGK
● Transfusi darah tidak indikasi, kecuali disertai
perdarahan akut, preoperatif atau gagal jantung
akibat anemia
Kasus 2
● OS tidak sekolah lagi, sehari-hari hanya
membantu jaga toko, kemamuan fisik terbatas.
● Laki-laki, 24 tahun, datang dengan keluhan utama
lemas sejak 1 minggu yl ● Pola makan sehari-hari dalam batas normal
● Riwayat Penyakit Sekarang: Sejak 1 tahun yl OS ● Pemeriksaan fisik: sakit sedang, kompos mentis,
merasa cepat cape. Kerja ringan bisa, tetapi kerja TD 120/80 mmHg, FN 100x/menit, FP 24/menit,
berat tidak sanggup karena rasa lelah dan cepat Suhu 37,5°C. Konjungtiva pucat, sklera tidak
cape. Demam hilang timbul, kadang-kadang ada ikterik. Tidak terlihat tanda-tanda perdarahan.
perdarahan gusi dan mimisan Hepar-limpa tidak teraba
● Sejak 1 minggu yl kerja ringan saja sudah ● Pemeriksaan lab: Hb 6,2 g/dl, leukosit 2500/
membuat OS cape dan berdebar-debar. Bila mm3, trombosit 70.000/mm3
beristirahat keluhan hilang.

● Diagnosis: Anemia ec ? ● Diagnosis: Anemia ec ?


○ Gangguan produksi
●A. Aplastik DD?
●A. Defisiensi tersingkir ○ Gangguan produksi
○ Gangguan distribusi A. Aplastik
●A. ec Perdarahan tersingkir
○ Hemolitik tersingkir
○ DD:
● A. Hemolitik Autoimun a.Lekemia (aleukemik)
● Thalasemia/hemoglobinopati b.Sindrome Dismielopoetik
● A. Hemolitik lainnya c.Sirosis hati dengan hipersplenisme
d.HIV AIDS
Pemeriksaan anjuran
● Diagnosis: Anemia ec ? ● Pansitopenia, retikulosit
rendah, BMP: hipoplasia
● Retikulosit ● Rendah
○ Gangguan produksi ● Hipoplasia sumsum
● BMP
A. Aplastik ● Biasanya leukositosis tulang
○ DD: (bisitopenia), ada blast, BMP:
sesuai leukemia ● Uji faal hati normal
a.Lekemia (aleukemik) ● Uji faal hati, USG hati
b.Sindrome ● BMP: displasia sistem ● USG hati dan limpa
Dismielopoetik
dan limpa
hemopoesis normal
c.Sirosis hati dengan ● Pansitopenia, retikulosit tinggi,
hipersplenisme BMP: hiperplasia ● Anti HIV
d.HIV AIDS ● Negatif
● Ada faktor risiko, ada infeksi
oportunistik

Diagnosis:
Anemia Aplastik

● Pansitopenia dengan sumsum tulang hiposeluler


● Penyebab:
○ Radiasi (nuklir)
○ Zat kimia (benzene)
○ Obat: kemoterapi, antibiotik (kloramfenikol)
○ Infeksi (hepatitis seronegative)
○ Penyakit autoimun: SLE
Anemia Aplastik
❑Gambaran Klinis: ❑ Pemeriksaan
✹Akut atau insidious Fisik ❑ Diagnosis: mudah
✹Perdarahan ✹Petekie, ekimosis ❑ Prognosis: buruk bila tergolong anemia
(trombositopenia) aplastik berat:
✹Cepat lelah (anemia) ✹Pucat, takikardi šSelularitas sumsum tulang < 25%
✹Demam (leukopenia) ✹Febris, tanda- šSitopenia sedikitnya dua dari 3 seri sel
tanda infeksi darah
− Netrofil absolut < 500/µL
− Trombosit <20.000/µL
− Retikulosit <60.000/µL
Laboratorium: pansitopenia, morfologi eritrosit
normositik normokrom, retikulosit rendah, BMP
hipoplasia

Terapi:
❑Kausatif: Terapi:
○ Transplantasi sumsum tulang ❑Suportif:
○ Imunosupresif: antithymocyte globulin (ATG) ○ Infeksi: antibiotik parenteral, spektrum luas,
dan cyclosporine (salah satu atau kombinasi) contoh: meropenem 3x1 gram
− ATG: 40mg/kgBB/hari 4 hari ○ Transfusi PRC untuk mempertahankan kadar
Efek samping: anafilaksis, serum Hb ≥ 10g/dl (≥ 7g/dl bila jantung/paru baik,
sickness (flu like illness) aktivitas minimal)
− Cyclosporine: 12 mg/kgBB/hari ○ Transfusi TC untuk mempertahankan kadar
Efek samping: nefrotoksis trombosit ≥ 10.000/µL (≥ 40.000/µL bila ada
perdarahan spontan)
Anemia Penyakit Kronis Anemia Hemolitik Autoimun
● Anemia yang ditemukan pada penyakit kronis seperti ● Anemia dimana umur eritrosit memendek akibat adanya
kanker, HIV AIDS, artritis rheumatoid, dll antibodi terhadap eritrosit
● Terjadi pemendekan masa hidup eritrosit, gangguan ● Pengrusakan eritrosit oleh antibodi terjadi melalui
metabolisme besi, gangguan produksi eritrosit aktifasi sistem komplemen dan aktifasi mekanisma
● Kadar Hb 7-11 g/dL, besi serum ↓, TIBC ↓, feritin ↑ seluler
● Tatalaksana: ● Diagnosis: Coomb’s test [+]
○ Transfusi : target Hb 10-11 g/dL ● Tatalaksana:
○ Preparat besi: tidak direkomendasikan ○ Prednison 1-1,5 mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu
○ Eritropoetin: pada kanker, gagal ginjal, myeloma (sampai ada respons) à diturunkan bertahap
multipel, artritis reumatoid, HIV ○ Transfusi : bila Hb ≤ 3 g/dL

Anemia Sideroblastik
Adalah anaemia dimana dalam sumsum tulang menghasilkan
eritrosit dengan cincin sideroblasts
TERIMAKASIH
Anemia sideroblastik dapat merupakan bagian dari
myelodisplasia sindrom [pre lekemia]
Gambaran Darah tepi: dimorphic, unequal cell size
and abnormal cell shape. Basophilic stippling is marked
and target cells are common. Pappenheimer bodies are
present in the red blood cells. The MCV is commonly
decreased (i.e., a microcytic anemia), The RDW is increased
with the red blood cell histogram shifted to the left.
Serum iron, percentage saturation and ferritin are increased.
The total iron-binding capacity of the cells is normal to
decreased. Stainable marrow hemosiderin is increased

Anda mungkin juga menyukai