Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus2

(SARS_CoV-2) yang merupakan jenis baru yang belum pernah diidentifikasi

sebelumnya pada manusia.

Ada setidaknya dua jenis Coronavirus yang diketahui menyebabkan

penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan

gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernafasan akut

seperti demam, batuk dan sesak nafas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan

masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan

pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian.

Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan

kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Propinsi

Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020 China mengidentifikasi kasus tersebut

sebagai jenis baru Coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan

kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan

Dunia (KKMMD) dan pada tanggal 11 Maret 2020 WHO sudah menetapkan

COVID-19 sebagai pandemi.

1
2

Berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular,

Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah

Penyakit Menular, Peraturan Pemerintah Nomer 40 Tahun 1991 tentang

Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, dan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang jenis penyakit menular

tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan. Untuk itu

dalam rangka penanggulangan dini wabah Covid-19, menteri Kesehatan telah

mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus

(Infeksi 2019-nCov) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan

upaya penanggulangannya.

Penetapan didasari oleh pertimbangan bahwa infeksi Novel Coronavirus

( Infeksi 2019-nCov) telah dinyatakan WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan

Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Selain itu meluasnya

penyebaran Covid-19 ke berbagai Negara dengan resiko penyebaran ke

Indonesia terkait dengan mobilitas penduduk, memerlukan upaya

penanggulangan terhadap penyakit tersebut.

Peningkatan jumlah kasuis berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke

berbagai Negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020,

WHO melaporkan 1.184.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian

diseluruh dunia (Case Fetality Rate/CFR 4,6%).


3

Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus

meningkat dan menyebar dengan cepat diseluruh wilayah Iindonesia. Sampai

dengan tanggal 9 Juli 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 70.736 kasus

konfirmasi Covid-19 dengan 3.417 kasus meninggal (CFR 4,8%).

Dilihat dari situasi penyebaran Covid-19 yang sudah hamper menjangkau

seluruh wilayah propinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan atau jumlah

kematian semakin meningkat dan berdampak pada aspek politik, ekonomi,

social, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di

Indonesia, pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor

11 tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Keputusan Presiden tersebut menetapkan Covid-19 sebagai jenis penyakit

yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) dan menetapkan

KKM Covid-19 di Indonesia wajib dilakukan upaya penanggulangan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, atas pertimbangan penyebaran Covid-19 berdampak pada

meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan

wilayah terdampak, serta menimbulkan implikasi pada aspek social ekonomi

yang luas di Indonesia, telah dikeluarkan juga Keputusan Presiden Nomor 12

Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus

Disease 2019 (C0vid-19) sebagai bencana nasional.


4

1.2. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

1.2.1. Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pembaca pada

umumnya dan meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang Novel

Coronavirus-19.

1.2.2. Manfaat Penulisan

Penulisan ini bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan bagi penulis,

dan diharapkan dapat menunjang dalam memberikan asuhan keperawatan

Coronavirus Disease di fasilitas kesehatan baik di Puskesmas maupun di

Rumah Sakit.

1.3. Perumusan Masalah

1.3.1. Surveylans Epidemiologi pada Novel Coronavirus

1.3.2. Pencegahan dan pengendalian Penularan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Surveylans Epidemiologi Corona Virus Disease

2.1.1 Tujuan Surveylans

Tujuan dari surveylans adalah memantau tren penularan, mendeteksi cepat

transmisi pada populasi rentan, memberikan informasi epidemiologi sebagai

acuan kesiapsiagaan tingkat resiko dan respon penanggulangan serta

evaluasi dampak pandemic pada pelayanan kesehatan dan social.

2.1.2 Definisi Operasional

Pada bagian ini dijelaskan definisi operasional kasus Covid-19 yaitu

kasus suspek, kasus probable, kaus konfirmasi, kontak erat, pelaku perjalanan,

discarded, selesai isolasi dan kematian.

1. Kasus suspek

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

1) Orang dengan infeksi saluran ernafasan akut, dan pada 14 hari terakhir

sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di

negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi local.

2) Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir

sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus

konfirmasi/probable Covid-19

5
6

3) Orang dengan ispa berat/pneumonia berat yang membutuhkan

perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan

gambaran klinis yang meyakinkan 2.1.2.2

2. Kasus Probable

Kasus suspek engan ispa berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis

yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan laboratorium

RT-PCR

3. Kasus Konfirmasi

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 yang

dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR

Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2 :

1) Kasus konfirmasi dengan gejala (Simptomatik)

2) Kasus konfirmasi tanpa gejala (Asimptomatik)

4. Kontak Erat

Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau

konfirmasi Covid-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain :

1) Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus

konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit

atau lebih

2) Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi

(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dll)

3) Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable

atau konfirmasi tanpa menggunakan apd yang sesuai standart


7

4) Situasi lainnya yang mengindikaskan adanya kontak berdasarkan

penilaian resiko local yang ditetapkan oleh tim penyelidikan

epidemiologi setempat.

Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk

menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus

timbul gejala dan 14 hari setelah kasus timbul gejala.

Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk

menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan

14 hari setelah tanggal pengambilan specimen kasus konfirmasi.

5. Pelaku perjalanan

Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestic)

maupun luar negeri pada 14 hari terakhir

6. Discarded

Discarded apabila memenuhi salah satu criteria berikut:

1) Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-

PCR 2 kali negative selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu

>24 jam

2) Seseorang dengan kasus kontak erat yang telah menyelesaikan masa

karantina selama 14 hari

7. Selesai isolasi

Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu criteria berikut:


8

1) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan

pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi

mandiri sejak pengambilan specimen diagnosis konfirmasi

2) Kaus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (Simptomatik) yang

tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak

tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi

menunjukkan gejala demam dan gangguan pernafasan

3) Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang

mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negative,

dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala

demam dan gangguan pernafasan

8. Kematian

Kematian covid-19 untuk kepentingan surveylans adalah kasus

konfirmasi/probable covid-19 yang meninggal.

2.1.3 Terapi dan penatalaksanaan klinis

Penatalaksanaan klinis dilakukan pada pasien Covid19 tanpa gejala, sakit

ringan, sakit sedang, sakit berat, kondisi kritis, dan pada kondisi tertentu.

Berikut tata laksana klinis pasien terkonfirmasi Covid19.

1. Pasien terkonfirmasi tanpa gejala

Pada prinsipnya pasien terkonfirmasi tanpa gejala tidak memerlukan

rawat inap di RS, tetapi pasien harus menjalani isolasi selama 10hari

sejak pengambilan specimen diagnosis konfirmasi, baik isolasi dirumah

maupun di fasilitas public.


9

2. Pasien terkonfirmasi sakit ringan

Pada prinsipnya tatalaksana pasien terkonfirmasi Covid19 yang

mengalami sakit ringan sama dengan pasien yang terkonfirmasi yang

tanpa gejala. Pasien harus isolasi minimal 10 hari sejak muncul gejala

ditambah 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernafasan.

3. Pasien terkonfirmasi sakit sedang dan sakit ringan dengan penyulit

Pasien terkonfirmasi Covid19 yang mengalami sakit sedang dan pasien

yang sakit ringan tetapi memiliki factor penyulit atau komorbid akan

menjalani perawatan di Rumah Sakit

4. Pasien terkonfirmasi dengan sakit berat

1) Terapi supportif dini dan pemantauan

2) Terapkan kewaspadaan kontak saat memegang alat-alat untuk

menghantarkan oksigen (nasal kanul/sungkup muka) yang

terkontaminasi Covid19.

3) Pasien dengan komorbid untuk menyelesaikan pengobatan dan

penilaian prognosisnya

4) Melakukan manajemen cairan secara konservatif pada pasien dengan

ispa berat

5. Tatalaksana pasien yang terkonfirmasi Covid19 pada kondisi tertentu

1) Pemberian antibiotika empiric berdasarkan kemungkinan etiologi pada

kasus yang dicurigai mengalami sepsis

2) Tatalaksana pada pasien hamil, dilakukan terapi suportif dan sesuai

dengan kondisi kehamilannya


10

3) Jangan memberikan kortikosteroid sistemik secara rutin untuk

pengobatan pneumonia

4) Perwatan pada pasien terkonfirmasi Covid19 berusia lanjut

memerlukan pendekatan multidisiplin antara dokter, perawat, petugas

farmasi dan tenaga kesehatan yang lain

5) Terapi definitif pada pasien anak belum diketahui, tidak ada obat yang

efikasi dan keamanannya terbukti.

6. Tatalaksana pasien yang terkonfirmasi Covid19 yang sakit kritis

1) Manajemen gagal nafas hipoksemia dan ARDS

2) Manajemen syok septik

2.2. Pencegahan dan Pengendalian Penularan

2.2.1 Pencegahan dan Pengendalian di Masyarakat

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai

penularan agar tidak menimbulkan sumber penularan baru.

Mengingat cara penularannya berdasarkan droplet infection, dari individu

ke individu, maka penularan dapat terjadi baik dirumah, perjalanan, tem[pat

kerja, tempat ibadah, tempat wisata, maupun tempat lain dimana ada orang

berinteraksi social. Prinsipnya, pencegahan dan pengendalian covid-19

dimasyarakat dilakukan dengan :

1. Pencegahan penularan pada individu

Individu dapat melakukan tindakan pencegahan dengan berbagai cara,

seperti :
11

1) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun

dan air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan

antiseptic berbasisi alcohol minimal 20-30 detik. Hindari menyentuh

mata, hidung, mulut dengan tangan yang tidak bersih.

2) Memakai masker yang menutupi hidung dan mulut jika harus keluar

rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status

kesehatannya.

3) Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari

droplet dari orang yang batuk atau bersin.

4) Saat dirumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian

sebelum kontak dengan anggota keluarga dirumah

5) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih

dan sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktifitas fisik

minimal 30 menit tiap hari dan istirahat yang cukup.

6) Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin

2. Perlindungan kesehatan pada masyarakat

Perlindungan kesehatan masyarakat bertujuan mencegah terjadinya

penularan dalam skala luas yang dapat menimbulkan beban besar

terhadap fasyankes. Adapun perlindungan kesehatan masyarakat

dilakukan melalui:
12

1) Upaya pencegahan (prevent)

a. Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui

sosialisasi, edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi

untuk memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua orang.

b. Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui

penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang bisa diakses dan

memenuhi standart atau penyediaan hand sanitizer, serta

pengaturan jaga jarak.

2) Upaya penemuan kasus (detect)

Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk,

pilek, nyeri tenggorokan, dan atau sesak nafas)

3) Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)

a. Pembatasan fisik dan pembatasan social

b. Penerapan etika batuk dan bersin

c. Isolasi mandiri atau perawatan dirumah

4) Pelaksanaan tindakan karantina terhadap populasi beresiko

2.2.2 Pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes

1. Prinsip pencegahan dan pengendalian faktor resiko Covid-19 di fasyankes

Prinsipnya bertujuan untuk meminimalkan resiko terjadinya pajanan virus

SARS-CoV-2 kepada petugas kesehatan dan non kesehatan, pasien dan

pengunjung di fasilitas pelayanan kesehatan perlu diperhatikan prinsip

pencegahan dan pengendalian resiko penularan sebagai berikut:


13

1) Menerapkan kewaspadaan isolasi untuk semua pasien

Kewaspadaan isolasi terdiri dari kewaspadaan standart dan kewaspadaan

transmisi

a. Kewaspadaan Standart mwliputi kebersihan tangan, pemakaian APD,

Kebersihan pernafasan, kebersihan lingkungan

b. Kewaspadaan transmisi dapat dibagi 3 yaitu droplet, kontak dan

airborn

2) Menerapkan pengendalian administrasi

a. Memastikan jaga jarak minimal 1 meter pada fasyankes

b. Melakukan pelarangan pengunjung dan penunggu pada pasien

Covid19

c. Mengorganisir logistik APD

d. Membuat kebijakan tentang kesehatan dan perlindungan petugas

kesehatan

3) Melakukan pendidikan dan pelatihan

a. Memberikan pendidikan pelatihan kepada seluruh staf fasyankes

tentang Covid19

b. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang Covid19

4) Strategi pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA COVID-19

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

1. Biodata

Nama : Ny. S

Umur : 65 Tahun

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Pekerjaan : Mengatur Rumah Tangga

Alamat : Jl. X No.XX

Tanggal pengkajian : 22 September 2020 jam 18.20

Diagnosa medis : Susp Covid-19

2. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan masa lalu

Klien tidak mempunyai riwayat sakit

2) Riwayat kesehatan sekarang

Hasil anamnesa kepada keluarga, kesadaran klien menurun sejak tadi

siang. Badannya dan sesak.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Dua minggu yang lalu, putri klien meninggal dunia karna Covid-19.

Namun tidak tinggal serumah dengan klien. Karena putri klien yang

14
15

tinggal serumah kontak erat dengan putrinya yang meninggal, maka

putrinya yang tinggal serumah tersebut di lakukan pemeriksaan Swab PCR

dan hasil keluar seminggu yang lalu dengan status Positif SARS CoV-2.

3. Data Biologis

1) Pola makan dan minum

Kebutuhan makan dan minum klien disuapi oleh keluarga

2) Pola eliminasi

Sebelum sakit kebiasaan BAB 1x perhari, BAK 4-6x perhari. Sejak sakit

BAK/BAB dibantu di tempat tidur

3) Aktifitas motorik

Klien tampak terlentang di tempat tidur. Kebutuhannya dibantu oleh

keluarga

4) Pola istirahat tidur

Klien tidak sadarkan diri sejak tadi siang

5) Kebersihan diri

Klien mandi dengan diseka oleh keluarga

4. Pemeriksaan fisik

1) Kondisi Umum : Lemah

2) Kesadaran : Respon Nyeri

3) Vital sign : Tensi 90/Palpasi

Suhu 39,5°C

RR 24x permenit

Saturasi oksigen 70%


16

5. Data Psikologis

Tidak ada respon saat klien diajak komunikasi. Kesadaran klien turun.

6. Data sosial

Klien terbaring tidak sadarkan diri didalam kamar ditemani oleh 2 (dua)

anaknya dan dijenguk oleh tetangganya.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Suplai oksigen tidak terpenuhi

2. Gangguan keseimbangan suhu tubuh

3. Intoleran aktifitas

III. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Implementasi Paraf


Keperawa Kriteria
tan

1 Suplai Suplai 1. Bina 1. Berkomunikasi


oksigen oksigen hubungan dengan keluarga
tidak terpenuhi : saling dengan santun
terpenuhi percaya dan sikap empati
1. Saturasi 2. Jelaskan 2. Memberi
oksigen tentang penjelasan
meningkat/ penyakitny kepada keluarga
≥ 95 a tentang
2. RR 12- 3. Beri penyakitnya
20x/menit oksigen 3. Memberi
4. Observasi Oksigen masker
vital sign sebanyak 6-8 lpm
5. Kolaborasi 4. Memantau
dengan tim saturasi oksigen
medis dan pernafasan
17

setiap 15 menit
1x
5. Berkolaborasi
dengan tim medis
6. Rujuk RS

2 Gangguan Suhu tubuh 1. Bina 1. Berkomunikasi


keseimba normal hubungan dengan keluarga
ngan suhu saling dengan santun
tubuh 1. Suhu percaya dan sikap
tubuh 36- 2. Jelaskan empati
37,5°C tentang 2. Memberi
2. Akral penyakitny penjelasan
hangat a kepada keluarga
3. Beri tentang
Kompres penyakitnya
4. Observasi 3. Memberi
vital sign kompres klien
5. Kolaboras pada daerah
i dengan ubun-ubun dan
tim medis lipatan
4. Memantau suhu
tubuh secara
berkala
5. Berkolaborasi
dengan tim
medis:
1) Pasang infus
RL
2) Rujuk RS
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus2 (SARS_CoV-2) yang merupakan jenis baru yang belum

pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.

Ada setidaknya dua jenis Coronavirus yang diketahui menyebabkan

penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan

pernafasan akut seperti demam, batuk dan sesak nafas. Masa inkubasi rata-rata 5-6

hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus yang berat dapat

menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal dan bahkan

kematian.

Sampai saat ini, situasi Covid-19 ditingkat global maupun nasional masih

dalam resiko sangat tinggi. Selama pengembangan vaksin masih dalam proses,

dunia dihadapkan pada kenyataan untuk mempersiapkan diri hidup berdampingan

dengan Covid-19.

18
19

4.2. Saran

Untuk mencegah peningkatan kasus yang tinggi hendaknya masyarakat

melaksanaan protokol kesehatan yang adekuat seperti memakai masker, menjaga

jarak, mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir harus benar dan betul-

betul dilaksanakan, serta berprilaku hidup bersih dan sehat.


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian

Coronavirus Disease (Covid-19) revisi ke5

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No 17 Tahun

2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA

CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)

Makalah Ini Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Akreditasi

Untuk Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

dari Golongan III/b Ke Golongan III/c

Oleh :

Sri Wahyuni, Amd.Kep

NIP. 19820116 200801 2 005

DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA

PUSKESMAS LONTAR

TAHUN 2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah disahkan pada tanggal ………………………………..

Mengesahkan

Atasan Langsung Penulis

Drg. Umi Fauzia Sri wahyuni, Amd.Kep


Pembina Tk. I Penata Muda Tk. I
NIP. 19620314 199101 2 001 NIP. 19820116 200801 2 005

Surabaya, Maret 2021

Tim Akreditasi Tanda Tangan

1. Drg. Migit Supriati 1. …………………

2. Siti Fatimah. S.kep. Ners. 2. …………………

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan

Keperawatan pada klien dengan Covid 19. Makalah ini diajukan guna memenuhi

persyaratan kenaikan pangkat jenjang kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dari

golongan III/b ke golongan III/c.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada :

1. Yth. drg. Febria Rachmanita selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya

2. Yth. Drg. Migit Supriati selaku Tim Registrasi dan Akreditasi Dinas

Kesehatan Kota Surabaya

3. Yth. Siti Fatimah, S. Kep. Ners selaku tim penilai akreditasi perawat.

4. Yth. Staf Bagian Akreditasi Dinas Kesehatan Kota Suarabaya

5. Yth. Staf Bagian Perpustakaan Dinas Kesehatan Kota Surabaya

6. Serta rekan – rekan yang telah memberi dorongan, masukan maupun

bantuan atas terselesainya makalah ini.

Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga

makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pembangunan ilmu kita semua.

PENULIS

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii

KATA PENGANTAR............................................................................... iii

DAFTAR ISI.............................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................. 1

1.2. Tujuan Dan Manfaat Penulisan......................................... 4

1.3. Perumusan Masalah.......................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Surveilans Epidemiologi Corona Virus Disease

2.1.1 Tujuan Surveilans..................................................... 5

2.1.2 Definisi Operasional................................................ 5

2.1.3 Terapi dan penatalaksanaan klinis........................... 8

2.2. Pencegahan dan Pengendalian Corona virus Disease

2.2.1 Pencegahan dan Pengendalian di Masyarakat......... 10

2.2.2 Pencegahan dan Pengendalian di Fasyankes .......... 12

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN

Tinjauan kasus........................................................................... 14

BAB IV PENUTUP

3.1. Kesimpulan........................................................................ 18

3.2. Saran.................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

iv

Anda mungkin juga menyukai