Anda di halaman 1dari 3

PRINSIP ISLAM DALAM SAINS DAN TEKNOLOGI

- Penemuan&contoh keilmuan

Menurut Al-Ghazali interpretasi manusia terhadap ayat qauliyah ini dikumpulkan dan disusun
sehingga menghasilkan ilmu yang disebut `ulum naqliyah atau `ulum syar’iyah; seperti ‹ulu- mul-
Qur’an, ‘ulum al-Hadits usulfiqh, sirah al-Nabawiyah, dan sebagainya. Menurut Al Ghazali,
interpretasi manusia terhadap ayat kauniyah ini dikumpulkan dan disusun sehingga menghasilkan
ilmu yang disebut `ulutri `aqliyah, `ulum ghoiru syar’iyah. Ilmu ini dibedakan atas kelompok ilmu-
ilmu alam seperti: matemata, fisika, kimia, biologi, botani, zoologi, kedokteran, dan lain-lain. Dan
kelompok ilmu-ilmu sosial seperti; sejarah, komunikasi, antropologi, psikologi, dan lain-lain.

Hukum Allah (qauliyah dan kauniyah) harus diintegrasikan, dalam diri seorang muslim. Mereka yang
mengambil spesialisasi qauliyah harus menguasai dasar-dasar berfikir kauniyah, sebaliknya mereka
yang mengambil spesialisasi kauniyah arus menguasai dasar-dasar berfikir qauliyah. Dengan
demikian terdapat himpunan irisan yang merupakan wilayah komunikasi antar ulama (mereka yang
hanya menguasai qauliyah) dan ilmuwan (mereka yang hanya menguasai kauniyah). Semakin luas
irisan keduanya semakin baik dan luas wilayah komunikasinya

Bab REVOLUSI DAN SAINS

- Kelemahan Umat islam:

Secara eksternal, dua invasi yang berdampak permusuhan telah dilakukan terhadap dunia Muslim.
Kedua invasi ini adalah invasi bangsa Mongolia dan kaum Salib. Bangsa Mongolia dikenal sangat
biadab, penghasut perang yang primitif yang banyak menggarong kota dan menghancurkan berbagai
peradaban yang telah lama kokoh, mulai dari Cina sampai Eropa Timur. Kaum Salib juga menjarah
kota-kota Muslim, membunuh dan meneror penduduknya kemudian mengganggu ketenangan
tempat-tempat yang kondusif bagi perkembangan sains.

Sisi internal, yang paling rasional atas kemandegan sains di dunia Muslim adalah kegagalan
pemimpin memanfaatkan dan mengkoordinasikan disiplin ilmu sains. Jadi dalam konteks ini,
kegagalan revolusi sains dalam dunia Muslim secara internal lebih disebabkan oleh metode atau
organisasi daripada aspek teologi. Hal ini bukanlah tablat Islam yang menyebabkan kegagalan
Muslim dalam revolusi sains itu, tapi karena masalah organisasi yang bersamaan dengan faktor
eksternal yang sudah dibicarakan di atas.

Bab ALQUR’AN DAN SAINS MODERN

- Prinsip ataupun syarat sains dan teknologi (sains modern)

Dari prinsip-prinsip dasar Einstein membuat suatu perumusan matematis, namun Friedman
mengungkapkan bahwa model ini tidak melukiskan alam yang statis yang menjadi konsensus para
astronom-kosmolog pada waktu itu, melainkan jagad raya yang dinamis alam semesta yang
dilukiskannya bukan alam yang ada menurut ajaran Islam, yakni “yang diciptakan pada suatu waktu
dan akan ditiadakan pada saat yang lain” melainkan alam semesta yang tidak pernah diciptakan,
yang qadim dan kekal, sesuai dengan konsensus yang didasarkan pada kesimpulan yang rasional
sebagai hasil analisis yang kritis terhadap berbagai data yang diperoleh dari pengukuran dan
pengamatan. Pada tahap itu, fisika mempunyai konsepsi yang bertentangan dengan agama Islam.

Meskipun Al-qur’an diturunkan sekitar 14 abad yang lalu, yang mengandung uraian garis besar
tentang penciptaan alam semesta, namun umat yang awam tidak mengetahui maknanya secara
jelas, sebab rincian dari skenario kejadian itu terdapat dalam al-Kaun sebagai ayatullah yang harus
dibaca, dan umat Islam tidak mampu membacanya karena fisika dan sains pada umumnya telah
dilepaskannya enam abad yang lalu. Sehingga kita menjadi bodoh dalam membaca ayat-ayat
kauniyah.

Kedua (buat jaga’’):

ILMU DAN TEKNOLOGI BAHAN: BESI DAN TEMBAGA COR

Al kahfi ayat 96: Ayat ini mengindikasikan sains dan Teknologi Bahan yang meliputi pembagian
bahan di alam yang bisa diklasifikasikan sebagai unsur, senyawa, dan campuran.

OCEANOLOGI

Sains modern baru-baru ini menemukan bahwa salah satu sifat lautan yang baru-baru ini yang
berkaitan dengan ayat Al Qur’an (QS. 55:19-20): Keadaan dua lautan yang saling bertemu, akan
tetapi tidak bercampur satu sama lain ini diungkapkan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan gaya fisika yang dinamakan “tegangan permukaan”.

Bab ALQUR’AN DAN SAINS MODERN

- Sikap kita terhadap ayat-ayat Allah:

ayat-ayat qauliyah adalah tadabbur (QS’ Muhammad ayat 24) membaca, memahami serta
merenungi makna dan kandungan di dalamnya, ayat-ayat kauniyah adalah tafakkur (QS Ali `Imran
ayat 190 - 191) memperhatikan, berfikir, merenungi dan mempelajarinya dengan seksama .
Perpaduan antara taddabur ayat qouliyah dan tafakkur ayat kauniyah semakin menguatkan bukti
bahwa Al Qur’an sebagai mukjizat terbesar yang diturunkan oleh Allah kepada manusia. Tadabbur
dan tafakkur ayat-ayat qouliyah yang termaktub di dalam alqur’an yang mengindikasikan ilmu
pengetahuan/sains menunjukkan adanya kesesuaian dengan bukti-bukti ilmiah empiris yang dicapai
oleh IPTEK modern.

Bab BIOGRAFI ILMUWAN MUSLIM DAN PENEMUAN-PENEMUAN PENTING BIDANG SAINS DAN
TEKNOLOGI

- Peran serta ulama-ulama terdahulu dalam pengembangan sains dan teknologi: al batani, al
biruni, al ghozali.
Peran:
a. Mengungkapkan informasi dan fakta sejarah peradaban islam yang pernah mencapai
masa keemasannya kepada generasi islam masa kini
b. Mengajarkan hal-hal strategis berharga yang bisa dilakukan generasi muslim sekarang
untuk merintis kejayaan peradaban islam di masa mendatang.
c. Melakukan telaah yang mendalam serta evaluasi yang menyeluruh sehingga rahasia
kesuksesan ilmuwan muslim masa lalu bisa diteruskan oleh generasi muslim masa kini.

Konstribusi:

Al-Battani: Al-Battani telah memberikan kontribusi yang sangat penting pada


pengembangan sains, salah satu yang utama adalah pengaruh besar hasil karyanya terhadap
para ilmuwan barat, contoh: Tycho Brahe, Kepler, Galileo, dan Copernicus. Hasil karya Al-
Battani dalam pengukuran tentang pergerakan matahari ternyata lebih akurat dibanding apa
yang telah dilakukan oleh Copernicus.
Al Biruni

Al-Biruni adalah seorang ilmuwan multitalenta dalam bidang fisika, metafisika, matematika,
geografi dan sejarah yang semasa dengan Ibnu Sina. Selama perjalanan keliling India, dia
belajar filsafat Hindu, matematika, geografi dan agama dari beberapa orang dengan
ketentuan ia mengajar sains Yunani dan Arab serta filsafat pada orang-orang tersebut. Al-
Biruni wafat pada 1048 Masehi pada usia 75, setelah 40 tahun mengumpulkan ilmu
pengetahuan sains dan telah memberikan kontribusi yang sangat besar di dunia sains.

Al-Ghazali

Al-Ghazali, untuk pertama kalinya, menghancurkan otoritas Aristoteles dan pada saat yang
sama menabur bibit-bibit filsafat mekanika, fondasi metafisika untuk sains modern. Maka
kontribusinya itu tidak hanya destruktif, tetapi juga konstruktif.

Bab UMAT ISLAM DAN PENGEMBANGAN IPTEK

- Langkah-langkah strategis , yg perlu diupayakan umat islam supaya menguasai kembali umat
islam sains dan teknologi dg langkah-langkah dekonstruktif dan rekonstruktif:
Dekonstruktif:
1. Mengubah tradisi berfikir normatif menjadi berpikir teoritisaplikatif
2. Mengubah tradisi berpikir ideologis fanatis menjadi berpikir rasional ilmiah yang berpihak
pada kebenaran dengan berdasar Alqur’an dan sunnah
3. Mengubah tradisi penyakralan pemikiran islam menjadi kritik konstruktif ilmiah
4. Mengubah kecenderungan berpikir aksiologis menjadi berpikir epistemologis
5. Mengubah tradisi berpikir yang menekankan penguasaan materi menjadi penekanan
metodologis
6. Mengubah perasaan inferior (rendah diri) menjadi percaya diri menyumbangkan
pemikiran-pemikiran strategis
7. Mengubah tradisi mengekspresikan pikiran secara lisan menjadi tulisan
8. Mengubah tradisi hanya menyampaikan pemikiran orang lain, menjadi tradisi
menyampaikan hasil temuan pemikiran sendiri
9. Mengembangkan disseminasi dan sosialisasi pemikiran dari lokal-nasioanl menjadi skala
internasional.
Rekonstruktif:
1. Reaktualisasi Islam dengan menerapkan konsep integrasi dan kesinambungan antara teori
dan praktek.
2. Menggerakkan pemikiran islam metodologis yang “wasathan” dan memiliki sifat: inisiatif,
kreatif, produktif, sistematis, sinergis, strategis, pencarian alternatif solusi dan jelasnya
target yang dituju.
3. Memantabkan pilar-pilar kemajuan peradaban, yakni:
- Pendidikan yang modern dan berkualitas, yang mampu memajukan bangsa dan negara
- Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang mampu berkontribusi penguatan peradaban
- Ekonomi yang maju seiring dengan peningkatan pendidikan dan IPTEK
- Politik yang stabil yang mampu mendukung pengembangan pendidikan, IPTEK, dan
ekonomi
- Militer yang menjaga pertahanan dan keamanan negara
4. Membangun budaya dialogis untuk mengurangi konflik internal dan meningkatkan
ukhuwah islamiyyah.

Anda mungkin juga menyukai