Anda di halaman 1dari 23

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

BAB 2
INVESTASI SAHAM PADA
ENTITAS ASOSIASI
IIN INDRAWATI
PSAK 15 INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN
VENTURA BERSAMA
• Bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi investasi
pada entitas asosiasi dan mengatur persyaratan penerapan
metode ekuitas atas akuntansi investasi pada entitas asosiasi
dan ventura bersama
ENTITAS ASOSIASI
Entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana
investor mempunyai pengaruh yang signifkan dan bukan merupakan
entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura
bersama.(Paragraf 3 PSAK 15)
Pengaruh signifikan:
kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan
dan operasional suatu aktivitas ekonomi, tetapi tidak mengendalikan
atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut
• Indikasi kuantitatif • Indikasi kualitatif
• Hak suara ≥20% dianggap memiliki • Keterwakilan dalam dewan direksi
pengaruh signifikan, kecuali dapat dan komisaris atau organ setara
dibuktikan sebaliknya • Partisipasi proses pembuatan
• Hak suara <20% dianggap tidak kebijakan, termasuk dividen dan
memiliki pengaruh signifikan, distribusi lain
kecuali dapat dibuktikan • Transaksi material investor dengan
sebaliknya investee
• Pertukaran personel manajerial
• Penyediaan informasi teknis pokok
METODE EKUITAS
Metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya
perolehannya dan selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset
investee setelah pembelian saham. (PSAK 15 par 3)
• Ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian laba atau rugi
investee setelah tanggal perolehan.
• Pengakuan atas pendapatan komprehensif investee diakui sebagai
pendapatan komprehensif dan kenaikan investasi pada
pembukuan investor
• Distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi
1 Januari 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S
senilai $50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S
memperoleh net income 2016 $50,000 dan membagikan cash dividend
pada 1 Nopember 2016 $20,000.
Cost method/fair value method Equity method

1/1 Investment in S $100,000 1/1 Investment in S $100,000


Cash $100,000 Cash $100,000

1/11 Cash $ 4,000 1/11 Cash 4,000


Dividend Income $ 4,000 Investment 4,000
31/12 Investment in S $10,000
31/12 No entry (asumsi harga pasar = Income from S $ 10,000
harga perolehan)
Alokasi dan Amortisasi Selisih Biaya Perolehan
Investasi
• dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai
wajarnya berbeda
• bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke
goodwill/keuntungan (bargain purchase)
• Goodwill tidak diamortisasi, tetapi diimpair
• Keuntungan/bargain purchase diakui pada tahun berjalan
2 Januari 2015, PT Pakuan membeli 30% saham PT Sawojajar (diasumsikan
mempunyai pengaruh yang signifikan) dengan menyerahkan uang kas Rp2.000.000.000
dan saham sebanyak 200.000 lembar dengan nilai par Rp10.000/lembar dan nilai pasar
Rp15.000/lembar. PT Pakuan mengeluarkan biaya untuk pendaftaran saham
Rp50.000.000 dan biaya konsultasi Rp100.000.000. Pada saat pembelian saham tersebut
neraca PT Sawojajar menunjukkan data sbb:

Book value Fair value (nilai


(nilai tercatat) wajar)
Cash 1.500.000 1.500.000
Receivables – net 2.200.000 2.200.000
Inventories 3.000.000 4.000.000
Other current assets 3.300.000 3.100.000
Equipment – net 5.000.000 8.000.000
Total assets 15.000.000 18.800.000
Accounts Payable 1.000.000 1.000.000
Note payable, due in five years 2.000.000 1.800.000
Common stock 10.000.000
Retained earnings 2.000.000
Total liabilities and sockholders’ equity 15.000.000
Mencari selisih harga perolehan dan pengalokasiannya

Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp5.000.000.000,-


Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) Rp3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto Rp1.400.000.000
Kelebihan imbalan, dialokasikan kepada:
• Inventories (sold in 2015) 30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
• Other Current Assets (used in2015) 30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
• Equipment (masa manfaat 20 th) 30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
• Note payable (jatuh tempo 5 tahun) 30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
• Goodwill 200.000.000
Total excess 1.400.000.000
Tahun 2015 PT Sawojajar memperoleh net income sebesar Rp3.000.000.000,- dan membayar dividen
pada tanggal 1 Juli 2015 sebesar Rp1.000.000.000.

1/1 2015 Investment in Sawojajar Rp 5.000.000.000


Cash Rp 2.000.000.000
Capital Stock Rp 2.000.000.000
Additional paid-in capital Rp 1.000.000.000

1/1 2015 Expenses Rp100.000.000


Additional paid-in capital Rp 50.000.000
Cash Rp150.000.000

1/7 2015 Cash Rp 300.000.000


Investment in Sawojajar Rp300.000.000

31/12 2015 Investment in Sawojajar Rp900.000.000


Income from Sawojajar Rp900.000.000
Income from Sawojajar Rp 300.000.000
Investment in Sawojajar Rp300.000.000

(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - inventory)

Investment in Sawojajar Rp60.000.000


Income from Sawojajar Rp60.000.000

(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current aset)

Income from Sawojajar Rp45.000.000


Investment in Sawojajar Rp45.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment Rp900.000.000 : 20 th)

Income from Sawojajar Rp12.000.000


Investment in Sawojajar Rp12.000.000

(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost - notes payable Rp60.000.000 : 5)
PT Pakuan membeli 30% saham PT Sawojajar (diasumsikan mempunyai
pengaruh yang signifikan) dengan menyerahkan uang kas Rp. 1.500.000.000
ditambah saham sebanyak 200,000 lembar dengan nilai par Rp10.000/lembar
dan nilai pasar Rp15.000/lembar.

Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp4.500.000.000,-


Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) Rp3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto Rp 900.000.000
Kelebihan imbalan dialokasikan ke:
• Inventories (terjual di 2015) 30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
• OCA (terpakai di 2015) 30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
• Equipment (masa manfaat 20 th) 30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
• Note payable (jatuh tempo 5 tahun) 30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
Gain on bargain purchase (300.000.000)
Total excess 900.000.000
TRANSAKSI ANTARA INVESTOR-INVESTEE
Keuntungan/kerugian atas transaksi hulu dan hilir harus dieliminasi. Hulu
dieliminasi penuh, hilir dieliminasi sebesar bagiannya.

PT Alamanda memiliki 20% saham PT Burberry. Sepanjang 2015 PT Alamanda


menjual barang dagangan senilai Rp200.000.000 kepada PT Burberry. Harga
perolehan barang dagangan tersebut adalah Rp140.000.000. Sampai dengan tanggal
31 Desember 2015, sepertiga dari barang dagangan tersebut belum terjual dan masih
ada di gudang PT Burberry. Pada tahun 2015, PT Burberry memperoleh net income
sebesar Rp1.000.000.000.
Jurnal yang dibuat PT Alamanda adalah:
Investment in Burberry Rp200.000.000
Income from Burberry Rp200.000.000

(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x Rp1.000.000.000)


Income from Burberry Rp20.000.000
Investment in Burberry Rp20.000.000

(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory PT Burberry 1/3 x


Rp60.000.000)
Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak luar, maka PT Alamanda
membuat jurnal sbb:

Investment in Burberry Rp20.000.000


Income from Burberry Rp20.000.000
Jika PT Burberry yang menjual barang dagangan kepada PT Alamanda, jurnal untuk
unrealized profit adalah:
Income from Burberry Rp4.000.000
Investment in Burberry Rp4.000.000
(20% x 1/3 x Rp60.000.000)
Interim Acquisition
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka
penghitungan profit dari investee dan amortisasi selisih harga
perolehan atas nilai tercatat/nilai wajar dimulai dari tanggal pembelian.

1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar sebesar


Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Net
aset PT Sinar pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000. Untuk tahun
2016, PT Sinar melaporkan net income Rp250.000.000 dan mengumumkan
dividen 1 September 2016 Rp150.000.000. Nilai buku aset dan liabilitas PT
Sinar pada 1 Oktober 2016 sama dengan nilai wajarnya kecuali
Bangunan yang nilai bukunya Rp400.000.000 mempunyai nilai wajar
Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan sejak 1 Oktober 2016 20 tahun.
Mencari selisih cost atas net asset yang diperoleh dan mengalokasikannya:

Harga perolehan (Cost of investment) Rp 800.000.000


Dikurangi:
Ekuitas awal 1 Januari 2016 1.500.000.000
Income 1 Jan s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000) 187.500.000
Less dividend 1 Sept (150.000.000)
Net asset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000
Kepemilikan 40 % x 1.537.500.000 615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S 185.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S dialokasikan ke:
Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40% 80.000.000
Goodwill 105.000.000
185.000.000
1 0kt 2016
Investment in PT Sinar Rp800.000.000
Cash Rp800.000.000

31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp25.000.000
Income from PT Sinar Rp25.000.000
(Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12)

Income from PT Sinar Rp1.000.000


Investment in PT Sinar Rp1.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Bangunan 80.000.000 : 20 th x 3/12)
Investasi melalui kepemilikan bertahap
Saat perusahaan sudah mempunyai pengaruh yang signifikan (sebelumnya
tidak punya) perusahaan harus menggunakan metode ekuitas sehingga akun
investasi dan retained earning yang sebelumnya menggunakan metode
cost/fair value harus disesuaikan.
Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp70.000.000
dan mengelompokkannya sebagai fair value through profit or loss (trading
securities). Aset neto PT Siwi saat itu Rp600.000.000. Selisih dialokasikan ke
Bangunan yang masa manfaatnya 20 tahun lagi. Untuk tahun 2016 PT Siwi
melaporkan Net Income Rp100.000.000 dan membayar dividen
Rp50.000.000. Nilai wajar saham pada akhir tahun sama dengan nilai
tercatatnya.
Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai
Rp100.000.000, sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan
diasumsikan PT Pandu mempunyai pengaruh yang signifikan
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
Investment in Trading Securities Rp70.000.000
Cash Rp70.000.000
(Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi)

Cash Rp5.000.000
Dividend Income Rp5.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000)
Untuk penambahan kepemilikan saham, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
Investment in S Rp170.000.000
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp100.000.000
(Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari Trading securities
menjadi Investment in S, metode ekuitas)

Investment in PT Siwi Rp9.500.000


Retained Earnings Rp9.500.000
(Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10% x Rp100.000.000
dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh Rp10.000.000 : 20 th)

Retained Earnings Rp5.000.000


Investment in PT Siwi Rp5.000.000
(Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x Rp50.000.000 yang sudah
dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income)
Penjualan kepemilikan saham pada entitas
asosiasi
• Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal
investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi
dan kemudian mencatat sisa investasinya berdasarkan PSAK 55.
• Investor mengukur investasi yang tersisa pada nilai wajarnya.
• Investor mengakui dalam laporan laba rugi setiap selisih antara nilai
wajar yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian kepemilikan pada
entitas asosiasi dengan jumlah tercatat invetasi pada tanggal
hilangnya pengaruh sigifikan.
1 January 2013 PT Pandhawa membeli 320,000 lembar saham PT Sakti (40% kepemilikan) senilai
Rp580.000.000. Ekuitas PT Sakti saat itu Rp1.200.000.000. Nilai tercatat aset dan liabilitas sama dengan nilai
wajarnya. Dari transaksi ini, terdapat goodwill Rp. 100.000.000. Pada 31 Desember 2015, akun investasi
tersebut menunjukkan saldo Rp700.000.000. Tanggal 1 Januari 2016, PT Pandhawa menjual 200.000 lembar
saham tersebut senilai Rp460.000.000. Sisa 120,000 lembar saham, nilai wajarnya Rp270.000.000 dan PT
Pandhawa akan mengelompokkannya sebagai Trading securities.
Jurnal PT Pandhawa:
Cash Rp460.000.000
Investment in PT Sakti Rp437.500.000*
Gain on sale of securities Rp 22.500.000

*200.000/320.000 x Rp.700.000.000
Investment in trading securities Rp270.000.000
Investment in PT Sakti Rp262.500.000
Gain on transfer of categories 7.500.000
Pembelian saham langsung dari perusahaan, bukan dari pemegang
saham (Stock purchases directly from the investee)

Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan dari bursa atau
pemegang saham, maka hal itu akan menambah jumlah saham yang beredar dan
mempengaruhi % perolehan saham

Contoh:
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20,000 saham yang belum diterbitkan
sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai Rp450.000.000. Pada saat itu
stockholders’ equity PT Sanjaya terdiri dari Rp200.000.000 Capital stock-ordinary
par Rp10.000 dan Rp150.000.000 Retained Earnings. Setelah pembelian saham
oleh PT Prima, jumlah saham PT Sanjaya yang beredar menjadi 20,000 +
(Rp200.000.000:10.000) = 40,000. Dengan demikian kepemilikan saham P atas S
adalah 50% (20,000 : 40,000)

Anda mungkin juga menyukai