Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 3

Dhea Risma Pramestasari / 200612635213


Rangganu Suradi Prayana / 200612635214
Shafa Novianuramadhani Putri Wikan Utama / 200612635320

TUGAS PEMASARAN JASA DAN LOGISTIK KESEHATAN

Menurut UU No 36 tahun 2009


Berdasarkan Undang-Undang No 36 tahum 2009 tentang kesehatan yang kmana salah
satu upaya pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan kuratif. Pelayanan kesehatan
preventif sesuai Pasal 1 angka 13 ialah “suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit. ”Pelayanan kesehatan kuratif dalam Pasal 1 angka 14 yakni “suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. Pelayanan kesehatan secara kuratif
biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat dengan metode pengobatan
yang mengikuti perkembangan zaman. Upaya kuratif biasanya dilakukan pada fasilitas kesehatan
tingkat pertama dan tingkat lanjut yakni klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit. Beragam fasilitas
kesehatan terutama dalam pelayanan kuratif menjadi tantangan bagi negara yang mana harus
memberikan layanan terbaik kepada masyarakat yang sedang mengalami kondisi sakit. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan kuratif yang menyeuaikan dengan perkembangan zaman yakni
dengan tele medicine dan juga telehealth. Dengan adanya layanan kesehatan tersebut pemerintah
dapat mengelola UKP di suatu wilayah. Dalam melakukan upaya tersebut yang mengikuti
perkembangan digital maka salah satu upaya yang kini dikenal yakni telemedicine pada upaya
kesehatan kuratif.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia HK.01.07/MENKES/4829/2021
tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Melalui telemedicine dalam rangka pencegahan
penyebaran Corona Virus Disease 2019, namun realisasinya norma hukum tidak dilakukan
terkait biaya bagi peserta BPJS apabila melakukan telekonsultasi klinis. Di Indonesia, Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019 telah mengatur bagaimana telekonsultasi klinis yang
diberikan oleh dokter melalui telemedicine harus diterapkan. Oleh karena itu, keberadaan
kepastian hukum perlu menjadi pendorong lebih lanjut bagi BPJS biayai telekonsultasi klinis. Di
masa pandemi Covid-19, BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program JKN-KIS memiliki
peran strategis dalam upaya pengendalian Covid-19. Berbagai inovasi berbasis digital juga terus
dikembangkan untuk memberi kemudahan kepada peserta JKN-KIS dalam mengakses
pelayanan, sekaligus dalam upaya mencegah penularan Covid-19 (BPJS Kesehatan, 2020). Total
ada 11 platform telemedicine di Indonesia yang bekerjasama dengan Kemenkes diantaranya
Halodoc, YesDok, Alodokter, Klik Dokter, SehatQ, Good Doctor, Klinikgo, Link Sehat, Milvik,
Prosehat dan Getwell. Agar pelaksanaanya lebih efektif dan efisien, kini alur layanan
telemedicine COVID-19 dibuat lebih ringkas.
Secara umum telehealth memiliki dua teknologi yang ada dalam pelayanan yaitu : store
forward dan real time teknologi.
1. Teknologi store and forward misalnya seperti gambar yang didapatkan dari elektonik seperi
teknologi x-ray, dapat dikirimkan pada spesialis untuk diinterpretasi. Radiologi, dermatologi,
patologi adalah contoh spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan tekhnologi ini.
2. Teknologi realtime adalah tekhnologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi dalam
waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi dua arah
menggunakan tekhnologi realtime dalam telehealth. Misalnya kamera untuk mengobservasi
keadaan klien. Tekhnologi realtime memfasilitasi komunikasi dua arah baik audio maupun
video, yang bisa digunakan dalam telehealth Sebagai kombinasi realtime dan robotik,
seorang dokter bedah dapat melakukan operasi dengan alat operasi khusus dari jarak tertentu.
Prosedur ini disebut dengan telepresence. Telepresence menjadi salah satu sub bagian dari
telehealth.
Pelayanan kesehatan semakin bergeser dari Rumah sakit menuju Rumah dan komunitas.
Banyak rentang petugas kesehatan (ahli gizi, pekerja sosial, perawat) sebagai bagian dalam
pelayanan kesehatan yang menggunakan pelayanan terapeutik dengan telehealth. Salah satu
contoh program tlehealth adalah deafcare dan homecare. Deafcare adalah Aplikasi yang
ditujukan untuk penyandang disabilitas tunarungu sebagai media yang memudahkan akses
pelayanan kesehatan, dengan mengintegrasikan seluruh kebutuhan pendamping dalam memenuhi
kebutuhan penyandang disabilitas tunarungu. Penyandang disabilitas tunarungu kesulitan dalam
memahami segala informasi yang berbentuk suara dan beberapa penyandang tunarungu juga
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lawan bicara. Oleh karena itu peran
pelayanan kesehatan berbasis internet dengan dukungan teknologi canggih masa kini sangat
diperlukan untuk membantu pihak-pihak yang berkaitan dengan penyandang disabilitas
tunarungu dalam memenuhi kebutuhan para penyandang disabilitas tunarungu. Sedangkan
homecare yang dimana sistemnya menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan
antara lanjut usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data data pasien secara
elektronik dan menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan
melakukan kunjungan ke pasien.
Adapun bagian dari telehealth yang di sebut dengan Telenursing yang menawarkan program
kolaboratif dan mengurangi biaya pasien. Misalnya konsultasi dengan perawat akan mengurangi
angka kejadian masuknya pasien dengan keadaan emergency ke Rumah Sakit. Dalam telenursing
ada beberapa keuntungan yang dimiliki yaitu :
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing
home).
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis.
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan tehnologi.
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning)
dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat
pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online
dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan
dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.

Daftar Rujukan
Agustina, B. (2016). Kewenangan Pemerintah Dalam Perlindungan Hukum Pelayanan Kesehatan
Tradisional Ditinjau Dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan. Jurnal Wawasan Yuridika, 32(1), 82-98.
Al-Khairi, P. A. (2022). Perancangan Desain Telehealth Pada Sistem Konsultasi Aplikasi
Deafcare Dengan Metode User Centered Design.
Indonesia, R. (2009). Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta Republik Indonesia.
Septian, E. D. (2022). Kewajiban BPJS Kesehatan dalam Pemberian Pelayanan Telekonsultasi
Klinis yang Dilakukan Antara Dokter dan Pasien BPJS. Verdict: Journal of Law Science,
1(1), 37-49.
Sudaryanto, A., & Purwanti, O. S. (2015, June). Telehealth dalam pelayanan keperawatan. In
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 5).

Anda mungkin juga menyukai