Anda di halaman 1dari 14

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ISPA DALAM


PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Jessica Novia Dwi Putri1, Endang Zulaicha Susilaningsih2

Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga


Universitas Kusuma Husada Surakarta

*Email Penulis: jessicanvia505@gmail.com

ABSTRAK

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut termasuk dalam penyakit


peradangan paru biasanya mengenai saluran pernafasan atas maupun bawah akut.
Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur. Gejala pasien yang terjangkit ISPA yaitu
batuk, sesak nafas, suara nafas abnormal (ronkhi), penggunaan otot bantu nafas.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien ISPA adalah pemberian teknik
non-farmakologis yaitu fisioterapi dada untuk mengeluarkan sputum yang
menghambat saluran pernafasan. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui
gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak ISPA dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode
pendekatan studi kasus, menggunakan lembar observasi, wawancara, dan studi
dokumentas. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien anak ISPA usia
4 tahun dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang Merpati RSUD Simo.
Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien ISPA dengan intervensi fisioterapi
dada ini dilakukan selama 3 hari, dilakukan pada pagi hari sekali selama 10-15
menit dengan mengobservasi sebelum dan sesudah dilakukan fisioterpi dada
didapatkan hasil terjadi penurunan nilai frekuensi pernafasan menuju normal, yaitu
sebelum dilakukan tindakan frekuensi nafas 39x/ menit, setelah dilakukan
fisioterapi dada selama 3 hari frekuensi nafas menjadi 24x/ menit, dan dari hasil
observasi adanya penumpukan sputum di bagian lobus dextra posterior (bagian
punggung kanan atas) sebelum tindakan fisioterapi dada sputum belum dapat keluar
dan setelah dilakukan tindakan fisioteapi dada selama 3 hari adanya pengeluaran
sputum ±2 ml berwana kuning, Tindakan teknik Fisioterapi dada direkomendasikan
untuk dilakukan pada pasien anak ISPA untuk mengatasi masalah oksigenasi.

Kata Kunci: Fisioterapi dada, ISPA, Pengeluaran Sputum, Frekuensi Pernafasan


Associate’s Degree in Nursing Study Program
Faculty of Health Sciences
Kusuma Husada University of Surakarta
2022

NURSING CARE ON CHILDREN WITH ARI IN FULFILLMENT OF


OXYGENATION NEEDS

Jessica Novia Dwi Putri1, Endang Zulaicha Susilaningsih2

Student of Associate’s Degree in Nursing Study Program


Kusuma Husada University of Surakarta

*Author’s email: jessicanvia505@gmail.com

ABSTRACT

ARI is an acute respiratory illness that commonly affects the upper and
lower respiratory tracts, which is also included as a pulmonary inflammatory
disease. The cause is bacteria, viruses, and fungi. Symptoms of ARI infection in
patients include coughing, shortness of breath, unusual breath noises (rhonchi), and
the usage of accessory muscles to breathe. Patients with ARI are given non-
pharmacological nursing interventions, such as chest physiotherapy to clear sputum
from the respiratory tract. The objective of this case study was to describe the
nursing care provided to children with ARI in order to meet their oxygenation
needs.
This type of research is descriptive with a case study approach and the usage
of observation sheets, interviews, and document studies. The subject of this case
study was a 4-year old ARI paediatric patient who received oxygenation at the
Merpati room of Simo General Hospital. For three days, the management of nursing
care for the ARI patient undergoing chest physiotherapy was done by observing
before and after the procedure once in the morning for 10-15 minutes. According
to the results, the respiratory frequency decreased to a normal level. Before chest
physiotherapy action, the respiratory frequency was 39x/minute; after chest
physiotherapy for three days, the respiratory rate became 24x/minutes.
Additionally, from observation, there was a build-up of sputum in the right lobe
posterior (upper right back) before chest physiotherapy action, which sputum was
unable to be expelled. After the action of chest physiotherapy for three days, a
production of ±2 ml yellow sputum was observed. In order to address oxygenation
issues in paediatric patients with ARI, chest physiotherapy techniques are
recommended.

Keywords: Chest Physiotherapy, ARI, Sputum Expulsion , Breathing Frequency


LATAR BELAKANG ISPA di Indonesia berdasarkan
diagnosis petugas kesehatan sebesar
Infeksi Saluran Pernafasan
4,4% dan gejala sebesar 9,3%
Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi
berdasarkan diagnosis petugas
akut yang menyerang satu atau lebih
kesehatan (Burhan, 2020). Prevalensi
dari saluran pernafasan, mulai dari
di Jawa Tengah ISPA secara umum
saluran pernafasan atas (hidung)
mencapai 26,6%, sedangkan
sampai saluran pernafasan bawah
prevalensiISPA pada anak di bawah
(alveoli) beserta jaringan adneksa
usia 5 tahun di Jawa Tengah adalah
lainnya seperti sinus-sinus, rongga
31,5% (Sunaryanti dkk., 2019).
telinga tengah dan pleura (Chania,
Berdasarkan profil kesehatan
2020). Anak-anak dengan masalah
Kabupaten Boyolali, morbiditas/
pernapasan sering menghasilkan
morbiditas infeksi: Infeksi Saluran
lendir berlebih di paru-paru mereka.
Pernapasan Akut (ISPA) sebanyak
Sputum, biasanya menumpuk dan
9.597 balita (Sunaryanti dkk., 2019).
mengental, sehingga sulit untuk
Bersihan jalan nafas tidak efektif
dikeluarkan. Penyakit saluran
adalah suatu keadaan dimana sekret
pernapasan atas dan bawah ini yang
tidak dapat dikeluarkan dari saluran
paling sering menyerang balita dan
nafas untuk menjamin kebersihannya.
anak umur dibawah 5 tahun antara
Gejala dari ketidak efektifan jalan
lain ISPA (Hanafi & Arniyanti,
nafas adalah batuk, sesak nafas, suara
2020).
nafas abnormal (ronchi), penggunaan
Menurut World Health
otot bantu nafas, pernafasan cuping
Organization (WHO) 2018, angka
hidung (Chania, 2020). Sekresi yang
kematian bayi (AKB) global pada
tidak efektif dari saluran udara yang
tahun 2017 sekitar 6,3 juta di bawah
tidak efektif dapat menyebabkan
usia 15 tahun. Salah satu penyebab
sianosis, yang menyebabkan sesak
kematian bayi adalah ISPA ada 86%
napas pada pasien dan gangguan
di antaranya berusia di bawah 5 tahun
pertukaran gas di paru-paru,
(balita) (Prabaningrum dkk., 2020).
kelelahan, apatis serta merasa lemah.
Berdasarkan data Riset Kesehatan
Pasien stadium lanjut mengalami
Dasar (Riskesdas, 2018), prevalensi
penyempitan jalan napas, sehingga anak dengan gangguan ISPA dapat
terjadi kongesti jalan napas. mengeluarkan sputum, ekspirasi dan
Membersihkan saluran udara secara inspirasi pernafasan membaik,
efektif, Anda memerlukan bantuan berkurangnya suara nafas tambahan
untuk mengeluarkan lender (Chania, seperti ronkhi.
2020).
Fisioterapi dada adalah METODOLOGI STUDI KASUS
penerapan terapi non medis yang
Metode penelitian ini adalah
paling sering untuk sebagian besar
deskriptif dengan pendekatan studi
gangguan pernapasan pada anak
kasus pada satu anak usia prasekolah
dengan penyakit ISPA. Manfaat
yaitu usia 4 tahun yang mengalami
utama dari fisioterapi dada pada anak
ispa dan merasakan gangguan
adalah untuk mengeluarkan sekret
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
trakeobronkial, dan untuk
Instrumen studi kasus ini adalah
meningkatkan pertukaran gas
melakukan observasi pemeriksaan rr
mengurangi resistensi jalan napas,
dan pengeluaran sputum pada anak
dan memfasilitasi pernapasan. Teknik
sebelum dan sesudah dilakukan
fisioterapi dada yang digunakan
tindakan teknik fisioterapi dada.
untuk anak-anak sama dengan yang
digunakan oleh orang dewasa. Teknik
fisioterapi dada terdiri dari drainase HASIL DAN PEMBAHASAN
postural, tepuk tangan, getaran,
Pengkajian awal pada hari
perkusi, pernapasan dalam, dan batuk
Senin, 24 Januari 2022 didapatkan
efektif untuk meningkatkan
keluhan yaitu ibu pasien mengatakan
pembersihan fimbria mukosa
An. C usia 4 tahun mengalami batuk
(Purnamiasih, 2020).
berdahak sudah 1 minggu, pilek
Efektifitas fisioterapi dada
sudah 1 minggu dan demam ± 2 hari.
adalah dimana tingkat keberhasilan
Didapatkan hasil pengkajian yaitu
setelah melakukan tindakan
RR: 44 x/ menit (normal RR: 22-34 x/
penanganan penyakit ISPA, seperti
menit untuk usia 3-6 tahun), N: 124 x/
setelah dilakukan fisioterapi dada
o
menit, Suhu: 38 C, BB: 17 kg, sputum berlebih, suara nafas
terdapat bunyi suara napas tambahan tambahan ronkhi. Hal ini sesuai
ronkhi di lobus dextra posterior dengan batasan karakteristik diagnose
(punggung kanan atas). Sedangkan bersihan jalan nafas tidak efektif
data pengkajian fisik paru didapatkan berhubungan dengan sekresi tertahan
hasil inspeksi: bentuk simetris, tidak dibuktikan dengan batuk tidak efektif,
ada jejas, tidak ada benjolan, ada sputum berlebih, suara nafas
tarikan dinding dada ke dalam, tambahan ronkhi (PPNI, 2016).
palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri Intervensi keperawatan adalah
sama, tidak ada nyeri tekan, perkusi: segala treatment yang dikerjakan oleh
sonor seluruh lapang paru, auskultasi: perawat yang didasarkan pada
terdapat bunyi napas tambahan ronkhi pengetahuan dan penilaian klinis
di lobus dextra posterior (punggung untuk mencapai luaran yang
kanan atas). Di IGD mendapatkan diharapkan. Berdasarkan diagnosa
infus D5 1⁄4 NS 10 tpm dan keperawatan bersihan jalan nafas

mendapatkan paracetamol supp 125 tidak efektif dengan sekresi tertahan

mg. Pasien kemudian dibawa ke terdapat pengukur keberhasilan

ruang Merpati pukul 14.00 WIB. asuhan keperawatan yaitu setelah

Sesuai dengan anatomi saluran dilakukan tindakan keperawatan

pernafasan atas maupun bawah, ISPA selama 3 x 24 jam diharapkan

memiliki gejala batuk, pilek, sakit masalah bersihan jalan nafas dapat

kepala, sesak nafas, suara nafas meningkat dengan kriteria hasil

tambahan ronkhi, penggunaan otot (L.01001) batuk efektif meningkat,

bantu nafas, pernafasan cuping produksi sputum menurun, suara

hidung (Pareza, 2020). tambahan ronkhi menurun, frekuensi

Berdasarkan data hasil nafas membaik, pola nafas membaik

pengkajian yang muncul, penulisan (PPNI, 2018).

menegakkan diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan disusun

bersihan jalan nafas tidak efektif berdasarkan Standar Intervensi

berhubungan dengan sekresi tertahan Keperawatan (SIKI) Fisioterapi dada

dibuktikan dengan batuk tidak efektif, (I.01004) Observasi: monitor status


pernafasan, periksa segmen paru yang tepukan dengan ringan pada bagian
mengandung sekresi berlebih, yang terdapat penumpukan sputum
monitor jumlah dan karakter sputum, (Ramadhanti, 2021).
monitor toleransi selama dan setelah
Implementasi yang dilakukan
prosedur. Teraupetik: lakukan perkusi
penulis yaitu melakukan fisioterapi
dengan posisi telapak ditangkupkan
selama 10-15 menit perkusi dengan
selama 3-5menit, lakukan vibrasi
telapak tanggan di tangkupkan
dengan posisi telapak tangan rata
dilakukan pada hari pertama penulis
bersamaan ekspirasi melalui mulut.
melakukan perkusi dari atas kebawah
Edukasi: anjurkan batuk segera
dan hari 2-3 melakukan fisioterapi
setelah prosedur selesai (PPNI, 2018).
dada dari bawah ke atas dan setelah
Fisioterapi dada merupakan
melakukan perkusi melakukan vibrasi
salah satu terapi penting dalam
yaitu menggunakan telapak tangan
pengobatan pada penyakit pernapasan
yang digetarkan saat ekspirasi,
untuk anak-anak yang menderita
sehingga didapatkan hasil yang tidak
penyakit pernapasan. Fisioterapi dada
terlalu sinifikan dengan hari pertama
merupakan kelompok terapi non
setelah dilakukan fisioterapi dada
farmakologis yang digunakan dengan
sputum belum dapat keluar, untuk
kombinasi untuk mobilisasi sekresi
dihari ke 2 dan 3 adanya pengeluaran
pulmonal (Hanafi & Arniyanti, 2020).
sputum ± 2 ml dan nafas pasien
Vibrasi merupakan getaran dari
menjadi teratur. Prosedur fisioterapi
kedua telapak tangan yang diletakkan
dada memperkenalkan diri,
mendatar diatas dinding dada pasien
menanyakan identitas pasien,
bertujuan untuk menggerakan sputum
menyampaikan tujuan diberikan
agar mudah keluar (Purnamiasih,
fisioterapi dada, menanyakan
2020).
kesediaan keluarga pasien untuk
Perkusi bertujuan untuk
menerima tindakan diberikan
melepaskan sekret yang tertahan.
fisioterapi dada.
Perkusi dalam fisioterapi dada ini
Implementasi keperawatan pada
menggunakan dua telapak tangan
hari pertama dan kedua yaitu
yang membentuk mangkuk dan
melakukan pengkajian, melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital, dengan berkesinambungan dengan
memonitor status nafas, menjelaskan melibatkan klien dan tenaga
maksud dan tujuan prosedur kesehatan lainnya. Evaluasi
pemberian fisioterapi dada, digunakan untuk menilai efek dari
memberikan posisi nyaman tindakan keperawatan kepada klien
(Ningrum, 2019). dan dilakukan sesuai dengan tindakan
Perkusi bertujuan untuk keperawatan yang telah dilaksanakan.
melepaskan sekret yang tertahan. Evaluasi dibagi menjadi dua yaitu
Perkusi dalam fisioterapi dada ini evaluasi proses dan dan evaluasi
menggunakan dua telapak tangan formatif, dilakukan setiap selesai
yang membentuk mangkuk dan melaksanakan tindakan evaluasi hasil
tepukan dengan ringan pada bagian atau sumatif dilakukan dengan
yang terdapat penumpukan sputum membandingkan respon klien pada
dari bawah menuju ke atas yang tujuan yang telah ditentukan
bertujuan untuk menggerakkan (Mulyanti, dkk. 2017).
sputum ke arah atas untuk keluar dari Hasil evaluasi sebelum
mulut (Ramadhanti, 2021). dilakukan tindakan fisioterapi dada
Vibrasi merupakan getaran dari pasien memiliki RR: 44x/menit dan
kedua telapak tangan yang diletakkan belum dapat mengeluarkan sputum,
mendatar diatas dinding dada saat setelah dilakukan tidakan fisioterapi
ekpirasi, aliran udara keluar sehingga dada selama 3 hari 3 kali ( 1 hari 1 kali
sputum ikut keluar bersama aliran pemberian terapi) didapatkan hasil
udara dari jalan nafas yang kecil RR: 24x/menit dan dapat
menuju jalan nafas yang lebih besar, mengeluarkan sputum berwarna
keluar melalui mulut (Purnamiasih, kuning ± 2 ml. Hal ini menunjukan
2020). ada pengaruh dalam pengeluaran
Evaluasi adalah membandingkan sputum dan frekuensi pernafasan
secara sistemik dan terencana tentang menuju normal. Perubahan frekuensi
kesehatan klien dengan tujuan yang pernafasan dan pengeluaran sputum
telah ditetapkan dengan kenyataan sebelum dan sesudah tindakan
yang ada pada klien, dilakukan
fisioterapi dada digambarkan engan Gambar 1.2 Diagram pengeluaran
diagram batang sebagai berikut: sputum sebelum dan sesudah
dilakukan fisioterapi dada
Frekuensi Nafas

50 44 39 40 39
26 24 Berdasarkan gambar 1.2
diketahui bahwa telah dilakukan
0
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3
implementasi keperawatan selama 3

Sebelum Sesudah hari dengan tindakan teknik


fisioterapi dada pada hari pertama,
Gambar 1.1 Diagram frekuensi
kedua dan ketiga pengeluaran sputum
pernapasan sebelum dan sesudah
sebelum dan sesudah dilakukan
dilakukan fisioterapi dada
teknik fisioterapi dada adanya
perubahan namun tidak terlalu
Berdasarkan gambar 1.1 diketahui
banyak, pada hari pertama setelah
bahwa frekuensi pernapasan pada
fisioterapi dada tidak ada pengeluaran
subjek mengalami penurunan menuju
sputum, untuk dihari ke 2 dan 3
normal, pada hari pertama frekuensi
adanya pengeluaran sputum ± 2 ml.
pernapasan mengalami penurunan
sebesar 5x/menit, pada hari kedua
mengalami penurunan sebesar KESIMPULAN
1x/menit dan pada hari ketiga
Asuhan keperawatan pada anak ISPA
mengalami penurunan sebesar
dalam pemenuhan kebutuhan
2x/menit. Pada hari pertama sampai
oksigenasi, dengan masalah
hari ketiga frekuensi pernapasan anak
keperawatan jalan nafas tidak efektif
mencapai normal yaitu 24 x/ menit.
berhubungan dengan sekresi tertahan
Pengeluran Sputum
dibuktikan dengan batuk tidak efektif,
2 ml 2 ml sputum berlebih, suara nafas tambhan
ronkhi dengan pemberian tindakan
fisioterapi dada dilakukan selama 3
0 0 0 0
hari 3 kali (1 hari 1 kali pemberian
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 terapi) dengan waktu 10-15 menit,
sebelum Sesudah
sebelum makan pada pagi hari, efektif fisiologis keseimbangan suhu
menurunkan frekuensi pernafasan dan tubuh.
pengeluaran sputum pada anak ISPA. 4. Bagi Klien dan Keluarga Klien
Pasien dan keluarga pasien
mendapatkan informasi dan
SARAN pengetahuan tentang penanganan

1. Bagi Perawat masalah ISPA pada anak selama


perawatan di rumah sakit.
Mampu memberikan Asuhan
5. Bagi Penulis
Keperawatan secara maksimal
Penulis dapat meningkatkan
dan baik kepada klien anak yang
kualitas pemberian asuhan
mengalami ISPA selama
keperawatan khususnya pada
perawatan di Rumah Sakit.
pasien dengan bersihan jalan
2. Bagi Rumah Sakit
nafas tidak efektif dengan
Diharapkan rumah sakit dapat
memberikan tindakan non
memberikan pelayanan
farmakologis berupa fisioterapi
kesehatan dan mempertahankan
dada.
kinerja, baik dengan tim
kesehatan maupun dengan lainya
sehingga dapat meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
kesembuhan pasien terutama Amelia. (2016). "Keperawatan
pada pasien anak yang Anak". e- book
mengalami ISPA. https://www.mendeley.com/cata
3. Bagi Institisi Pendidikan logue/6f405085-6ad9-366e-
Diharapkan dapat menjadi bahan 8dc2-]]
kepustakaan dan sebagai 66a172b2a7bc/?utm_source=de
informasi dalam penelitian sktop&utm_medium=1.19.8&ut
selanjutnya pada pemberian m_campaign=open_catalog&us
asuhan keperawatan anak pra erDocumentId=%7B78e8cdc4-
sekolah dengan demam tifoid 631b-4d72-b6bc-
dalam pemenuhan kebutuhan 12e167b86c14%7D , diakses
pada tanggal 2 Januari 2022 %2F%2Fbppsdmk.kemkes.go.id
%2Fpusdiksdmk%2Fwp-
Arafah, Fadli, & Muhammad, M.
content%2Fuploads%2F2017%
(2021). "Pengetahuan Perawat
2F08%2FAnatomi-dan-
Dalam Melakukan Pemeriksaan
Fisiologi-Manusia-
Fisik Pada Kasus
Komprehensif.pdf&usg=AOvV
Kardiovaskuler". Jurnal
aw3A5z9rGTLjZsUvCkDNpee
Pendidikan Keperawatan dan
0, diakses pada tanggal 3 Januari
Kebidanan, 01(1), 1–6.
2022
Bariyatun, S. (2018). "Penerapan
Chania, H. (2020). "Pengaruh Teknik
Pemberian Oksigen Pada Pasien
Perkusi Dan Vibrasi Terhadap
Congestive Heart Failure (Chf)
Pengeluaransputum Pada Balita
Dengan Gangguan Kebutuhan
Dengan Ispa Di Puskesmas
Oksigenasi Di Rsud Wates
Indralaya. 4–9". Jurnal.
Kulon Progo". Karya Ilmiah
Akhir Ners, 1–123. Ester. (2020). "Rpl angkatan iii
jurusan keperawaatan poltekes
Burhan, H. (2020). "Menginisiasi
kemenkes kendari
Perilaku Positif Masyarakat
2020".https://www.google.com/
Tentang Penyakit ISPA di Desa
url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&so
Muntoi Timur Kabupaten
urce=web&cd=&cad=rja&uact=
Bolaang Mongondow". Jurnal
8&ved=2ahUKEwjc6eqF9I34A
Pengabdian Masyarakat Al-
hXrTGwGHZDwCv8QFnoECA
Irsyad (JPMA), 2(1), 33–42.
gQAQ&url=http%3A%2F%2Fr
Chalik, R. (2016). "Anatomi Fisiologi epository.poltekkeskdi.ac.id%2
Manusia". e-book F2154%2F1%2FKTI%2520Ibu
https://www.google.com/url?sa %2520ESTER%25202020.pdf
=t&rct=j&q=&esrc=s&source= &usg=AOvVaw3pHVTsJlSusJj
web&cd=&ved=2ahUKEwjPrs6 UjdqMVOvB, diakses pada
q8434AhXa6nMBHSYWBu8Q tanggal 2 Januari 2022
FnoECA0QAQ&url=http%3A
fernandes. (2018). "Sistem Novikasari. (2021). "Pengabdian
Pernafasan". Terhadap Masyarakat Pada
https://www.google.com/url?sa Balita Menderita Ispa
=t&rct=j&q=&esrc=s&source= Menggunakan Terapi
web&cd=&ved=2ahUKEwjv_e Komplementer Fisiotrapi
DcJP4AhUcIbcAHeSaBw0QFn Dada". Jurnal.
oECCwQAw&url=http%3A%2 https://www.google.com/url?sa
F%2Ferepo.unud.ac.id%2Fid% =t&rct=j&q=&esrc=s&source=
2Feprint%2F20418%2F1%2F12 web&cd=&cad=rja&uact=8&ve
67ef1a6941f10cd436af892efd71 d=2ahUKEwjWw_3bmJD4AhU
b1.pdf&usg=AOvVaw0ggIeCg IUGwGHcmkDuAQFnoECAo
xNwhToNtRCLqoHf, diakses QAQ&url=http%3A%2F%2Fej
pada tanggal 4 Juni 2022 urnalmalahayati.ac.id%2Findex.
php%2Fkreativitas%2Farticle%
Hanafi, P. C. M. M., & Arniyanti, A.
2Fview%2F2833&usg=AOvVa
(2020). "Penerapan Fisioterapi
w1aoSFO8f7Qvw60uECmqdB,
Dada Untuk Mengeluarkan
diakses pada tanggal 21 Mei
SputumPada Anak Yang
2022
Mengalami Jalan Napas Tidak
Efektif". Jurnal Keperawatan Paramitha, I. W. (2020). "Asuhan
Profesional, 1(1), 44–50. Keperawatan Pada Klien Anak
https://doi.org/10.36590/Kepo. Dengan Bronkopneumonia Yang
V1i1.84 diakses pada tanggal 5 Dirawat Di Rumah Sakit Oleh".
Januari 2022
Pareza, M. (2020). "Prodi diii
Ningrum, Hidayah. (2019). keperawatan fakultas
"Penerapan Fisioterapi Dada keperawatan universitas bhakti
Terhadap Ketidak Efektifan kencana bandung 2020".
Bersihan Jalan Nafas Pada https://www.google.com/url?sa
Pasien Bronkitis Usia Pra =t&rct=j&q=&esrc=s&source=
Sekolah". Jurnal web&cd=&cad=rja&uact=8&ve
d=2ahUKEwirgdPT9Y34AhUe
8XMBHUKaBoEQFnoECAcQ Riwayat BBLR dan Non BBLR
AQ&url=http%3A%2F%2Frep Di Wilayah Kerja Puskesmas
ository.bku.ac.id%2Fxmlui%2F Cadasari , Kabupaten
bitstream%2Fhandle%2F12345 Pandeglang Tahun 2019".
6789%2F639%2FMirda%2520 Seminar Nasional Riset
Pareza-1- Kedokteran (SENSORIK) 2020
59.pdf%3Fsequence%3D1%26i Salah, 1, 331–341.
sAllowed%3Dy&usg=AOvVaw
Purnamiasih, D. P. K. (2020).
3eycvbIh0bv2YtXVan0uXA,
"Pengaruh Fisioterapi Dada
diakses pada tanggal 15 Febuari
Terhadap Perbaikan Klinis
2022
Pada Anak Dengan Pneumonia
PPNI (2016). standar diagnosis Desak. Sustainability
keperawatan indonesia: definisi (Switzerland)". 4(1), 1–9.
dan indikator diagnostik, edisi 1. https://pesquisa.bvsalud.org/port
jakarta DPP PPNI al/resource/en/mdl-
20203177951%0Ahttp://dx.doi.
PPNI (2018). standar intrvensi
org/10.1038/s41562-020-0887-
keperawatan indonesia: definisi
9%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/
dan indikator diagnostik, edisi 1.
s41562-020-0884
jakarta DPP PPNI
z%0Ahttps://doi.org/10.1080/13
PPNI (2018). standar luaran 669877.2020.1758193%0Ahttp:
keperawatan indonesia: definisi //sersc.org/journals/index.php/IJ
dan indikator diagnostik, edisi 1. AST/article, diakses tanggal 2
jakarta DPP PPNI Januari 2022

Prabaningrum, Y. S., Safira, L., & Ramadhanti, R. A. (2021). "Asuhan


Setyaningsih, Y. (2020). Keperawatan An.D Dengan
"Hubungan Antara Frekuensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Angka Kejadian Infeksi Saluran (ISPA) Di RSUD Panembahan
Pernapasan Akut ( ISPA ) pada Senopati Bantul".
Anak Usia 0-24 Bulan dengan https://www.google.com/url?sa
=t&rct=j&q=&esrc=s&source= Saluran Pernapasan Akut ( ISPA
web&cd=&cad=rja&uact=8&ve ) dengan menerapkan Metode
d=2ahUKEwiIm4jL9I34AhUW Fuzzy K-Nearest Neighbor" .
IbcAHdiBCMYQFnoECA4QA 5(11), 5023–5029.
Q&url=http%3A%2F%2Feprint
Sunaryanti, S. S. H., Iswahyuni, S., &
s.poltekkesjogja.ac.id%2F6365
Herbasuki. (2019). "Hubungan
%2F&usg=AOvVaw2VTvPWR
Antara Ventilasi Dan Kepadatan
ZDlpTsVHyQDdWIZ, diakses
Hunian Dengan Kejadian
pada tanggal 6 Febuari 2022
Penyakit ISPA Pada Balita".
Sari, W. (2020). "Analisis praktek Avicenna Journal of Health
klinik keperawatan pemberian Research, 2(2), 54–62.
fisioterapi dada terhadap
efektifitas bersihan jalan nafas
pada An.P di wilayah kerja
puskesmas rasimah ahmad
bukittinggi tahun 2020". In
Jurnal Ilmu Kesehatan
Universitas Perintis Indonesia.
http://repo.stikesperintis.ac.id/id
/eprint/1199, diakses pada
tanggal 8 Febuari 2022

Sibarani, P. J. D. (2020). "Penerapan


Teknik Batuk Efektif Pada
Asuhan Keperawatan Anak
Dengan Ispa Di Ruang Anak".
Jurnal

Simanjuntak, J., Santoso, E., Studi,


P., Informatika, T., Komputer, F.
I., & Brawijaya, U. (2021).
"Klasifikasi Penyakit Infeksi
JASA PENERJEMAH NUSA
Jl. Srigading No. 42 Kepanjenkidul Kota Blitar 66111 Jawa Timur
Whatsapp: +62 85259434128
E-mail: nusa.order@gmail.com www.jasapenerjemahnusa.com

SURAT KETERANGAN PENERJEMAHAN


CERTIFICATE OF DOCUMENT TRANSLATION

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : M. Afif Amirul M., S.S.
Jabatan : Pemilik Jasa Penerjemah Nusa
menyatakan bahwa Tim Jasa Penerjemah Nusa telah benar-benar menerjemahkan
Abstrak yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ISPA DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris untuk:

Nama : Jessica Novia Dwi Putri


Prodi : Diploma Tiga Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Nama PT : Universitas Kusuma Husada Surakarta
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Blitar, 28 Juni 2022

Pemilik Jasa Penerjemah Nusa

M. Afif Amirul M., S.S.

Anda mungkin juga menyukai